Anda di halaman 1dari 3

1

MENILAI HEMODINAMIKA.
Secara sederhana komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Nadi
Merupakan hasil dari cardiac out put, cardiak out put merupakan hasil dari mekanikal
jantung, mekanikal jantung ditentukan oleh volume dan otot jantung. Sehingga kalau
nadi tidak normal berarti akar permasalahannya ada volume atau pompanya. Cek dan
koreksi cairannya serta perbaiki pompanya.
Pada management pre-hospital nilai tekanan darah dapat diprediksi hanya dengan
nadi tanpa harus menggunakan tensi meter. Apakah mungkin mengecek tensi tanpa tensi
meter? Absolutely, we can. Ketika anda dapat meraba nadi radialis pasien berarti tekanan
sistolik berkisar diatas 90 mmHg, jika yang teraba hanya nadi karotisnya berarti tekanan
sistoliknya hanya berkisar 80 mmHg. Lalu apa yang dinilai pada nadi? cek nadi, ada atau
tidak?. Reguler atau tidak? Kuat atau lemah, tekanan nadi berkisari 30-40 mmHg atau
tidak?
Tekanan darah.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, TD merupakan hasil dari CO. Yang perlu
diingat dan diperhatikan disini selain apakah TD masih dalam rentang normal atau tidak
adalah berapa nilai tekanan nadinya, semakin menyempit atau melebar merupakan tanda
awal dari kondisi pasien yang akan masuk pada kondisi syok. Satu lagi pada pengkajian
TD ini adalah MAP.
Hal ini juga sangat penting, penurunan atau peingkatan nilai MAP dari normal
merupakan indikasi prognosis pasien yang kurang baik. MAP yang rendah dari 60
mmHg menandakan perfusi organ/ jaringan yang menurun yang berdampak pada kondisi
iskemik sedangkan yang lebih dari 100 mmHg mengarahkan pada tingginya tekanan
pada jaringan atau organ, ini tentunya akan membawa dampak yang besar pula pada
jaringan.
Heart Rate atau denyut jantung.
Heart rate merupakan hasil dari aktivitas listrik jantung yang dipengaruhi oleh sistem
konduksi dan elektrolit. Normalnya adalah antara 60-100 x/ menit pada dewasa. Rate
dibawah 60 atau diatas 100 merupakan indicator penting adanya tanda dari gangguan
hemodinamik.
Pada gangguan hemodinamik awal umumnya dapat di deteksi dengan menilai heart
rate, misalkan adanya kondisi kekurangan cairan / hipovolum maka mekanisme
kompensasi tubuh dengan cra manikkan heart rate yang juga berdampak pada
meningkatnya denyut nadi. Selanjutnya nadi akan berkontriksi dengan harapan darah
dimaksimalkan ke jantung, otak dan paru. Mekanisme ini dijelaskan pada Renin,
Angiotension, Aldosterol System (RAA System) semoga pada topik diskusi selanjutnya
topik ini bisa kita bahas bersama.
2

Perfusi perifer; warna kulit, CRT, kelembaban dan suhu badan. Sebagaimana kita ketahui
bahwa hemodinamik sangat berkaitan erat dengan komponen Sirkulasi, pada pendekatan
trauma Circullation berada pada urutan ketiga setelah airway dan Breathing sedangkan
pada management henti jantung tersaksikan Circullation berada pada komponen
pertama.
Pada trauma misalnya, penilaian komponen C ini tdak hanya mengecek nadi dan
perdarahan tapi juga masuk di dalamnya adalah mengecek CRT, warna kulit dan suhu
tubuh. Mengapa demikian? Karena jika hemodinamik baik maka perfusi jaringan di
perifer / kapiler juga baik dan demikian sebaliknya. Jika ditemukan CRT lebih dari 2
detik, warna kulit pucat serta suhu tubuh yang teraba pucat dan dingin menandakan
adanya gangguan perfusi yang biasa disebut syok. Tanda ini biasanya mengarahkan pada
kecurigaan adanya gangguan volume.
Pernapasan.
Walaupun hemodinamik identik dengan jantung, cairan dan pembuluh darah bukan
berarti kita melupakan organ vital lainnya seperti paru dan pasti juga otak tentunya. Hal
ini bisa dijelaskan secara sederhana bahwa; darah yang dialirkan melaui sistem sirkulasi
kejaringan berisi oksigen sebagai kebutuhan vital sel,
Gangguan pada distribusi cairan memberikan dampak pula pada jumlah oksigen yang
disuplai ke sel dan jaringan akibatnya dapat terjadi penimbunan CO2, sebagaimana kita
ketahui bahwa salah satu yang merangsang sehingga kita dapat bernapas adalah
tingginya kadar CO2 didalam darah. Sehingga pada pasien yang mengalami gangguan
hemodinamik akan terlihat takipnoe / pernapasan diatas 20x permenit pada dewasa, akan
tetapi pada kondisi yang lanjut dimana tubuh tidak mampu lagi berkompensasi
pernapasan lambat laun akan menurun hingga apnoe.
Produksi urine.
Sama halnya dengan paru dan organ lain, ginjal dapat mengekspresikan gangguan
hemodinamik yang sedang terjadi. Produksi urine normal pada dewasa berkisar antara
0,5 1 cc /kgBB/jam, angka inilah merupakan salah satu rujukan yang sangat penting
saat menilai hemodinamik pasien. Pasien yang mengalami hipovolume akan cenderung
terjadinya penurunan produksi urine hingga anuria. Mekanisme ini merupakan respon
fisiologis tubuh pada RAAS, dimana terjadi peningkatan reabsorbsi Natrium dan juga
H20 diginjal disisi lain juga adalah karena terjadinya vasokontrik pembuluh darah
dginjal sehingga aliran darah menuju ginjal berkurang.
SPO2.
merupakan indikator lain yang dinilai ketika memonitor hemodinamik. Pulse oximeter
merupakan alat pendeteksi jumlah oksigen yang tersaturasi dengan hemoglobin.
Normalnya berkisar antara 95%-100%. Nilai dibawah 95% memberikan indikasi dimana
terjadi hipoksia atau kekurangan pasokan oksigen, akan tetapi indikator nilai SP02 ini
jangan sampai dijadikan sebagai sandaran utama, sebab terkadang nilai saturasi dibawah
90 akan tetapi kondisi pasien masih stabil. Mengapa demikian, terkadang cara
pemasangan probe kurang tepat atau tempat dimana probe saturasi dipasang berada
dilengan yang mana terpasang juga tensimeter.
3

GCS.
Glasgow Coma Scale adalah indikator penting berikutnya. Walaupun pada gangguan
hemodinamik awal, perubahan GCS biasanya tidak ditemukan. Adanya penurunan nilai
GCS mengindikasi bahwa kondisi gangguan hemodinamik sudah berlangsung lama atau
bisa juga belum lama akan tetapi berlangsung secara drastis. Penurunan GCS yang
drastis membutuhkan tindakan penanganan yang segera, terpadu dan terintegrasi.
Pada bagian ahir tulisan ringkas ini saya ingin menyertakan indikator perubahan
hemodinamik yang perlu segera ditangani yang disebut sebagai hemodinamik unstable, yaitu:
- Hipotensi
- penurunan kesadaran
- chest pain
- sesak napas
- adanya Congestive heart failure

Anda mungkin juga menyukai