...........................(2.6) (2.6)
Dimana :
k = angka keluar (outage rate) komponen
Mk = jumlah pelanggan pada load point k
M = total pelanggan pada sistem distribusi
2.10. Indeks Lama Pemadaman Rata-
Rata (SAI DI )
Indeks ini didefinisikan sebagai nilai
rata-rata dari lamanya kegagalan untuk
setiap konsumen selama satu tahun. Indeks
ini ditentukan dengan pembagian jumlah
dari lamanya kegagalan secara terus
menerus untuk semua pelanggan selama
periode waktu yang telah ditentukan dengan
jumlah pelangganyang dilayani selama tahun
itu. Persamaan untuk SAIDI (rata-rata
jangka waktu gangguan setiap pelanggan)
ini dapat dilihat pada persamaan 2.7 di
bawah ini.Seperti rumus dibawah ini.
(Billinton, R., Allan, Ronald N.1996. 213).
SAIDI =
UKMK
M
...........................(2.7)
Dimana :
Uk = waktu perbaikan (refair duration)
komponen
Mk = jumlah pelanggan (custemer) pada
load point k
M = total pelanggan (custemer) pada sistem
distribusi
2.11. Lama Kegagalan Untuk Pelanggan
Untuk Satu Tahun (CAIDI)
Indek ini didefinisikan sebagai
lamanya kegagalan untuk pelanggan yang
mengalami gangguan selama satu tahun,
(Bilinton, R, Allan, Ronald N, 1996. 214)
CAIDI =
UKMK
MK K
...........................(2.8) (2.8)
2.13. Perbandingan Jumlah Total Waktu
Pelanggan Yang Dilayani Selama
Satu Tahun (ASAI)
Indeks ini didefinisikan sebagai
perbandingan dari jumlah total waktu
pelanggan yang dapat dilayani selama satu
tahun terhadap total permintaan waktu
pelanggan. Permintaan waktu pelanggan
adalah ditentukan sebagai 12 bulansehingga
rata-rata waktu permintaan adalah 8760 jam.
(Billinton, R., Allan, Ronald N.1996.214)
ASAI =
*8760
*8760
M MKUK
MK
....(2.9) (2.9)
Dimana :
Mk = banyaknya pelanggan di titik
beban k.
2.14.1. Averge Service Unavailability
Indexs (ASUI)
ASUI=1ASAI=
.........(2.10)
Indeks ini didefinisikan sebagai
nilai pelengkap dari ASAI yang mungkin
kadang kadang diperlukan. . (Billinton, R,
Allan, Ronald N.1996.,215)
Dimana :
i = Laju kegagaln komponen ke i
Ni = Jumlah komponen pada load point i
Ui = Ketidaktersediaan tahunan konsumen
ke i
L
a
( i ) = Rata rata beban yang terhubung
ke load point i
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 7
2.15. Standar Keandalan Jaringan
Sistem Distribusi 20 kV PT.PLN
(Persero)
Berdasarkan Standar Saifi dan Saidi
yang ditetapkan oleh PT.PLN APJ
Rangkasbitung banten selatan mengenai
standar indeks frekuensi pemadaman rata-
rata pertahun (saifi) dan indeks lama
pemadaman rata-rata pertahun (Saidi) yang
digunakan adalah untuk (saifi) sebesar 1,8
kali/tahun, sedangkan untuk (saidi) sebesar
16 menit/tahun. Dari standar keandalan
tersebut akan digunakan sebagai tolak ukur
dalam menentukan batas standar keandalan
saifi dan saidi di lingkungan sekitar APJ
Rangkasbitung Banten Selatan.
Dari standar keandalan yang
diperoleh dari APJ Rangkasbitung Banten
Selatan akan digunakan sebagai acuan dalam
menentukan batas standar saidi dan saifi
pada penyulang tajur baru 20 kV.
3. SISTEM JARINGAN YANG DI
PERGUNAKAN UNTUK
PENDISTRIBUSIAN PADA
PENYULANG TAJUR BARU
3.1. Sistem Jaringan Pada G.I
Rangkasbitung
Pada sistem jaringan pada GI
Rangkasbitung untuk menyuplai kota
Rangkasbitung dan sekitarnya disuplai oleh
jaringan interkoneksi antara Gardu Induk
Ona, Gardu induk Kopo, Gardu Induk
Saketi, Gardu Induk Bunar yang disuplai
daya pada Gardu Induk Rangkasbitung yang
menpunyai 2 unit transformator yang masing
masing berkapasitas 10 MVA dan trafo 2
yang berkapasitas 30 MVA.
3.2. Sistem Distribusi Daya Listrik
Sistem distribusi daya listrik Kota
Rangkasbitung di suplai dari Gardu Induk
(G.I) Ona yang kapasitas sebesar 60 MVA
dengan tegangan 150 kV, setelah di Gardu
Induk Ona didistribusikan lagi melalui
saluran kabel tegangan menengah (SKTM)
20 kV yang mensuplai daya ke alun-alun
Rangkasbitung (ALR) yang berkapasitas
630 kVA dengan jarak 2 Km. Kemudian
dari alun-alun Rangkasbitung ke Multatuli
(MT) diturunkan kembali dengan tegangan
20 kV melalui saluran kabel tegangan
menengah (SKTM) yang berkapasitas
sebesar 630 kVA dengan jarak 2 Km,
kemudian dari multatuli (MT) ke Mall
Rabinza Rangkasbitung tegangan di
salurkan kembali melalui saluran udara
tegangan menengah (SUTM) dengan
tegangan 20 kV, dengan kapasitas sebesar
555 kVA dengan jarak 1 Km. Dari Gardu
Induk Ona sampai ke Multatuli (MT)
menggunakan penyulang tajur baru dengan
menggunakan jenis kabel NA2XSEBY 3 x
150 mm
2
, penyulang ini mempunyai
kemampuan kabel penghantar 150 mm
2
dengan kapasitas arus nominalnya 140
Ampere. Sedangkan dari trafo distribusi
multatuli ke Mall Rabinza Rangkasbitung
menggunakan saluran udara tegangan
menengah (SUTM) dengan menggunakan
jenis kabel AAAC3 x 240 mm. Penyulang
ini mempunyai kabel penghantar 240 mm
dengan kapasitas arus nominalnya 230
Ampere.
3.3. Konfigurasi Jaringan Distribusi
SKTM
Jaringan yang digunakan pada
penyulang tajur baru untuk menyalurkan
daya dari Gardu Induk ke Mall Rabinza
Rangkasbitung adalah dengan memakai
jaringan lingkar (Loop).
1. Tipe jenis ini merupakan penyulang
yang secara khusus dibangun untuk
men-suplay listrik langsung untuk
menuju beban yang diinginkan. Hal
ini diperlukan bila mana terdapat
suatu wilayah beban yang
membutuhkan distribusi listrik
dengan keandalan dan kontinuitas
yang lebih baik sehingga dapat
diberikan alternatif yang lebih
dekat dengan Gardu Induk (GI).
Bila salah satu seksi dari SKTM
mengalami gangguan, maka saklar
beban di kedua ujung seksi
terganggu dibuka. Kemudian seksi-
seksi sisi gardu induk (G.I)
mendapat suplai dari G.I, dan seksi-
seksi gardu hubung mendapat
suplai dari gardu hubung melalui
saluran ekpress. Jadi, Standar
keandalan penyulang tajur baru
yang di jadikan andal dan tidak
handal adalah 80% jaringan tajur
baru menggunakan jaringan SKTM,
sedangkan yang tidak handal 20%
yaitu menggunakan SUTM.
2. Kabel Tanah
Untuk saluran kabel tegangan
menengah (SKTM) Pada penyulang
tajur baru digunakan jenis kabel
bawah tanah (underground cable).
Kabel tanah yang digunakan pada
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 8
penyulang tajur baru adalah jenis
NA2XSEBY dengan luas
penampang 3 x 150
2
mm
, secara
luas kabel tanah digunakan pada
daerah tingkat populasi yang padat,
padat lalu lintas, bandara dan
kawasan yang berpotensi tinggi
eksplosif (misal daerah
pertambangan minyak daerah
industri kimia).
3.3. Jaringan Distribusi
Gardu trafo, terdiri dari :
transformator, tiang, pondasi tiang, rangka
tempat trafo, LV panel, pipa-pipa pelindung,
arrester, kabel-kabel, transformator band,
peralatan grounding dan lain-lain.
3.4. Penyulang Tajur Baru
Penyulang tajur baru merupakan salah
satu penyulang yang berada dalam wilayah
pelayanan (UPJ) Rangkasbitung pengawasan
PT.PLN (Persero) Ditribusi Jawa Barat dan
Banten Selatan Area Pelayanan (APJ)
Rangkasbitung. Penyulang tajur baru ini
menyuplai tenaga listrik untuk kebutuhan
alun-alun (ALR), Multatuli (MT), Tjiojoeng
(TO), Pasar baru (PSBR) dan Mall Rabinza
Rangkasbitung yang berasal dari gardu
induk Ona yang berkapasitas 60 MVA
dengan tegangan 150 kV. penyulang ini
mempunyai kabel penghantar 150 mm
dengan kapasitas arus nominalnya 140
ampere. PLN senantiasa berupaya menekan
angka gangguan/ pemadaman. Untuk itu
keandalan dan sistem proteksi jaringan yang
dapat bekerja dengan baik menjadi kunci
utama dalam melokalisasi dan mengurangi
gangguan serta mencegah kerusakan
peralatan akibat gangguan. Dengan demikan
diharapkan angka gangguan dapat ditekan
sehingga PLN tenang, pelanggan pun
senang. Dimana antar penyulang untuk
wilayah Rangkasbitung dapat ditunjukan
seperti pada gambar 3dibawah ini :
LBS
RUMBUT
LBS
KOLELET
LBS
PDAM
LBS
CURUG
WAR
TRAFO.II
10 MVA
TRAFO.II
30 MVA
GI.RANGKASBITUNG
GI.ONA
GH.
MANDALA
KLW
LB
S
LM
B
R
.SA
W
A
H
C
O
.
C
IM
A
N
G
G
U
CO
CIKASANTREN
CO
PSR. JATI
TBS
CO
PSR.KEONG
LBS
BJG.LELES
CO.
CIGOONG LBS
SELAPAJANG
CO.
CEMPA
CO.
CIBEUREUM
LBS
CIRENDE
PMR
CIRENDE
CO.
CILAKI
CO.GONDO
P. JATIMULYA
P. CIMARGA
P. PEMDA
P. BJG LELES
P. TJR BARU
P. JATIMULYA
P. CIPANAS
P. MANDALA
P. CIUYAH
P. SABAGI
KOL
KOSA
KDG
PDP
PKM
PMP
TKOA
TKO
PAM
SLX
PK
KPP KPPA PMN
LBH
NSR
DSR
KSJ IDN
NDK
NMG
AFD ASP
NMX
SHN
NMXA
CTN
CIY
CTS PCT
MKX
DCL
PDJ
DCU
MKS
LIP
SLH
SMN
CJP PS SKGA SKG TOS
TO
PJT
TLB
CBK
GCR
BRD
PBE
BJC
BJCA
CDN
CSKA
BNM
NRB
KLW
JTA
GPC
APC
SBRG
BAR
CPD
STO
APC
PSO
KBZ PTZ PTR CPZ
KCR RBB
PN
RGX BCM
PSX
CDN
PAN
PSB
RIZ MT
MO
PSBR
RG
RGA
BAS
LPMP
ABD
PRK
PKD PKS
PKT
SCD
CRD
BST
CMGA
STD
STC STG STP
ABX
AW
RSU
RSU
KPR
ALR
MGA MDM NDM
KGM
CMG
CMS
MJC MJX KYJ
GOR
PIJ
CYP
PEG
LPG
PAU
EKD
TJR PDT PSM SKA
KA
BID
BIA
SIK
GPW
BLSA BLS CLX CLK
SUR
CBA TBA PPL
KCE
JJW
BKM
CLM
BIN
HBR
CAY
NAG
SCG
KGA CCP LBX KKX KKZ
PDO
KOJ
PUU DCA
KML
KDR
DAL SBU
MBN TKU
MPW PSK
MDL
BAGAN TUNGGAL 20 KV
WIL. RANGKASBITUNG
Gambar 3. Single line Diagram Interkoneksi
Antar Penyulang
Sumber : PT. (Persero) APJ Rangkasbitung
3.5. Data Gangguan Penyulang Selama
Periode Tahun 2011
Dari hasil pengamatan dilapangan
data gangguan yang terjadi pada penyulang
Tajur Baru selama tahun 2011 yaitu
sebanyak 11 kali, di tunjukan pada table 1.
Tabel 1.Data gangguan pada penyulang
Tajur Baru selama periode tahun 2011
Sumber : PT. (Persero) APJ Rangkasbitung
4. ANALISA JARINGAN DISTRIBUSI
PADA PENYULANG TAJUR BARU
4.1 Analisa Studi
Seperti telah dijelaskan sebelumnya
bahwa dalam penelitian ini dibahas analisa
jaringan distribusi pada penyulang tajur
baru. Untuk menganalisis jaringan distribusi
diperoleh data-data dari PT.PLN (persero)
UPJ Rangkasbitung. Pada GI Ona
Rangkasbitung yang berkapasitas 60 MW,
menyuplai daya ke Alun-alun (ALR) yang
berkapasitas 630 kVA dengan tegangan
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 9
400 Volt, setelah dari Alun-alun mensuplai
daya ke Multatuli (MT) yang berkapasitas
630 kVA dengan tegangan 400 Volt, dari
Multatuli disuplai kembali ke Mall Rabinza
(Rangkasbitung) dengan kapasitas 555 kVA
yang bertegangan 380/220 Volt, dan
Tjieojoeng yang berkapasitas 400 kVA
dengan tegangan 400 Volt, dari tjieojoeng
mensuplai daya ke pasar baru (PSBR) yang
berkapasitas 345 kVA yang bertegangan
380/220 Volt, menggunakan jaringan
distribusi penyulang tajur baru dengan
saluran kabel tanah tegangan menengah
(SKTM) dan saluran udara tegangan
menengah (SUTM).
4.2. Kontinuitas Dan mutu Listrik
Pada dasarnya kualitas sistem
distribusi mencangkup tiga bagian yaitu
tegangan, frekuensi dan pemadaman. Maka
untuk mengetahui kontinuitas dan kualitas
tenaga listrik dilakukan perhitungan yang
meliputi pemadaman dimana terdapat dua
indeks pemadaman yaitu indeks frekuensi
pemadaman rata-rata pertahun (saifi) dan
lama indeks pemadaman rata-rata pertahun
(saidi).
4.3. Perhitungan Saifi dan Saidi Pada
Penyulang Tajur Baru
Untuk mengetahui banyak dan lamanya
suatu gangguan pada suatu daerah dapat
digunakan persamaan saifi (system average
Interruption Frekuency Index) berapa kali
padam rata- rata pertahun. Dan saidi (sistem
average interruption duration) lama
pemadaman rata rata pertahun. Saifi
digunakan untuk mengetahui banyaknya
(frekuncy) gangguan yang terjadi sedangkan
saidi digunakan untuk menghitung lamanya
(Duration) gangguan yang terjadi.
4.3.1. Perhitungan Saifi Penyulang
Tajur Baru Tahun 2011
Dengan berdasarkan data persamaan
rumus maka nilai indeks frekuensi
pemadaman rata rata pertahun (saifi) dapat
dihitung berikut ini :
Jumlah pelanggan padampenyulang
tajur baru = 5
Gangguan penyulang tajur baru =
11 kali
Total jumlah penyulang tajur baru
= 5
SAIFI =
kMk
M
( ) ( ) jumlahkalipemadaman pelangganyangpadam
SAIFI
totaljumlahpelanggan
E -
=
=
5
11
= 2,2 kali/tahun
Berdasarkan perhitungan diatas
bahwa nilai saifi (indeks frekuensi
pemadaman rata-rata pertahun) pada
penyulang tajur baru adalah sebanyak 2,2
kali pemadaman/tahun.
4.3.2. Perhitungan Saidi Penyulang
Tajur Baru Tahun 2011
Dengan berdasarkan data pada
persamaan rumus (2.9) maka saidi (nilai
indeks lama/durasi pemadaman rata-rata
pertahun) dapat dihitung sebagai berikut,
maka :
Jumlah pelanggan padam
penyulang tajur baru = 5
Lama gangguan penyulang tajur
baru = 2,53 jam
Total jumlah pelanggan penyulang
tajur baru = 5
SAIDI =
UKMK
M
( ) lamapadam pelangganyangpadam
SAIDI
totaljumlahpelanggan
E -
=
=
5
53 , 2
= 34,6 menit/tahun
Berdasarkan perhitunga diatas bahwa
nilai saidi (indeks lama pemadaman rata-
rata pertahun) pada Mall Rabinza
(Rangkasbitung) adalah sebesar 34,6
menit/tahun.
4.3. Perhitungan Angka/Laju
Kegagalan (Failure Rate)
Laju kegagalan adalah nilai rata-rata
dari jumlah kesalahan persatuan waktu
periode pengamatan tertentu (T), dan
dinyatakan dalam satuan kegagalan
pertahun. Pada suatu pengamatan, nilai laju
kegagalan dinyatakan :
=
d
T
=
11
8760
= 0,00125570
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 10
Maka berdasarkan perhitungan
diatas maka laju kegagalan pada penyulang
tajur baru pada tahun 2011 adalah sebesar
0,00125570 /tahun.
5. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan dan perhitungan pada
bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa :
1. Hasil dari perhitungan nilai indeks
frekuensi pemadaman rata rata
pertahun (saifi) yaitu 2,2 kali/tahun,
jadi melebihi batas standar yang
ditetapkan oleh PT. PLN APJ
Banten Selatan UPJ Rangkasbitung
yaitu sebesar 1,8 kali/tahun.
2. Hasil dari perhitungan nilai indeks
lama/durasi pemadaman rata-rata
pertahun (saidi) yaitu 34,6
menit/tahun. Jadi, melebihi batas
standar yang ditetapkan oleh PT.
PLN APJ Banten Selatan UPJ
Rangkasbitung yaitu 16
menit/tahun.
3. Dari perhitungan angka/laju
kegagalan (failure rate) atau nilai
rata rata dari jumlah kesalahan
persatuan pada periode pengamatan
adalah 0,00125570/tahun.
5.2. Saran
Salah satu dari penyulang untuk
mensuplai dayaKota Rangkasbitung
menggunakan penyulang tajur baru masih
diatas standar PT.PLN.UPJ Banten Selatan.
Untuk mengatasi gangguan pada jaringan
distribusi 20 kV pada penyulang tajur baru
dilakukan dengan cara menggrounding atau
pentanahan dan perawatan pada alat
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. PT. PLN (persero). 1985., SPLN 59:
keandalan pada sistem distribusi 20 kV
dan 6 kV Departemen pertambangan
dan Energi Perusahaan Umum Listrik
Negara.Jakarta
2. Hasan Basri, 1997., Sistem Distribusi
Daya Listrik.,ISTN, Jakarta Selatan
3. AS. Pabla, SISTEM DISTRIBUSI
DAYA LISTRIK, Penerbit
ERLANGGA, Jakarat, 1994.
3 AS pabla, Abdul Kadir,Ir 1986, sistem
Distribusi Daya Listrik,.Jakarta
4 Jiteng Marsudi, Pembangkit Energi
listrik, penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.
5 (http://dunia-listrik.blogspot.com)
6 (http://electricdot.wordpress.com)
7 (http//id.wikipedia.org/wiki/kabel_listri
k)
8 Stevenson,Jr dan Wiliam, D, 1990.,
Analisis Sistem Tenaga
Listrik,Erlangga Bandung.
9 Sumber : Standar Konstruksi Jaringan
Distribusi , Jawa Barat 1985