c. menara ujung.
d. menara percabangan.
e. menara transposisi.
Pembahasan mengenai menara atau tower transmisi dapat dibaca di sini
2. ISOLATOR.
jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin atau gelas.
menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator diklasifikasikan menjadi:
a. isolator jenis pasak.
b. isolator jenis pos-saluran.
c. isolator gantung.
isolator jenis pasak dan isolator jenis pos-saluran digunakan pada saluran transmisi dengan
tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-33 kV), sedangkan isolator gantung dapat
digandeng menjadi rentengan/rangkaian isolator yang jumlahnya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
TEORI KEGAGALAN ISOLASI
Kegagalan pada Isolasi gas
Proses dasar ionisasi
Ion merupakan atom atau gabungan atom yangmemiliki muatan listrik, ion terbentuk
apabila pada peristiwa kimia suatu atom unsur menangkap atau melepaskan elektron. Proses
terbentuknya ion dinamai dengan ionisasi[5].
Jika diantara dua elektroda yang dimasukkandalam media gas diterapkan tegangan V maka
akan timbul suatu medan listrik E yang mempunyai besar dan arah tertentu yang akan
mengakibatkan electron bebas mendapatkan energi yang cukup kuat menuju
kearah anoda sehingga dapat merangsang timbulnya proses ionisasi [3].
Ionisasi karena Benturan Elektron
Jika gradien tegangan yang ada cukup tinggi maka jumlah elektron yang diionisasikan akan
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah ion yang ditangkap molekul oksigen. Tiap-tiap
elektron ini kemudian akan berjalan menuju anoda secara kontinu sambil membuat
benturan-benturan yang akan membebaskan electron lebih banyak lagi. Ionisasi karena
benturan ini merupakan proses dasar yang penting dalam kegagalan udara atau gaz
Mekanisme Kegagalan Gas
Proses kegagalan dalam gas ditandai dengan adanya percikan secara tiba-tiba, percikan ini
dapat terjadi karena adanya pelepasan yang terjadi pada gas tersebut. Mekanisme kegagalan
gas yang disebut percikan adalah peralihan dari pelepasan tak bertahan sendiri ke berbagai
pelepasan yang bertahan sendiri[3]. Proses dasar yang paling penting dalam kegagalan gas
adalah proses ionisasi karena benturan, tetapi proses ini tidak cukup untuk menghasilkan
kegagalan. Proses lain yang terjadi dalam kegagalan gas adalah proses atau mekanisme
primer dan proses atau mekanisme sekunder.
Proses yang terpenting dalam mekanisme primer adalah proses katoda, pada proses ini
diawali dengan pelepasan elektron oleh suatu elektroda yang diuji,peristiwa ini akan
mengawali terjadinya kegagalan percikan (spark breakdown). Elektroda yang memiliki
potensial rendah (katoda) akan menjadi elektroda yang melepaskan elektron. Elektron awal
yang dibebaskan (dilepaskan) oleh katoda akan memulai terjadinya banjiran elektron dari
permukaan katoda. Jika jumlah elektron yang dibebaskan makin lama makin banyak atau
terjadinya peningkatan banjiran maka arus akan bertambah dengan cepat sampai terjadi
perubahan pelepasan dan peralihan pelepasan ini akan menimbulkan percikan (kegagalan)
dalam gas[5].
Kegagalan Pada Isolasi Cair (Minyak)
Karakteristik pada isolasi minyak trafo akan berubah jika terjadi ketidakmurnian di
dalamnya. Hal ini akan mempercepat terjadinya proses kegagalan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kegagalan isolasi antara lain adanya partikel padat, uap air dan gelembung
gas.
Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair
Teori mengenai kegagalan dalam zat cair kurang banyak diketahui dibandingkan dengan
teori kegagalan gas atau zat padat. Hal tersebut disebabkan karena sampai saat ini belum
didapatkan teori yang dapat menjelaskan proses kegagalan dalam zat cair yang benar-benar
sesuai antara keadaan secara teoritis dengan keadaan sebenarnya. Teori kegagalan zat isolasi
cair dapat dibagi menjadi empat jenis sebagai berikut[3]:
a. Teori Kegagalan Elektronik
Teori ini merupakan perluasan teori kegagalan dalam gas[3], artinya proses kegagalan yang
terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan yang terjadi dalam gas. Oleh karena itu
supaya terjadi kegagalan diperlukan elektron awal yang dimasukkan kedalam zat cair.
Elektron awal inilah yang akan memulai proses kegagalan.
b. Teori Kegagalan Gelembung
Kegagalan gelembung atau kavitasi[3] merupakan bentuk kegagalan zat cair yang
disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung gas di dalamnya.
Analisa Hasil Pengujian Perbandingan Tegangan Tembus Media Isolasi Minyak Baru dan
Minyak Bekas
Gambar 4.4 memperlihatkan besarnya tegangan tembus sebagai fungsi sela hasil pengujian
pada temperatur 30 oC pada media isolasi minyak baru dan
minyak bekas.
Berdasarkan gambar 4.4 dapat diketahui bahwa tegangan tembus pada isolasi minyak baru
lebih besar dibandingkan dengan isolasi minyak bekas. Hal ini disebabkan karena pada
minyak bekas terdapat kandungan partikel-partikel dan uap air yang menyebabkan
ketidakmurnian pada minyak. Apabila jumlah partikel yang melayang pada minyak sangat
banyak, partikel-partikel tersebut akan membentuk semacam jembatan yang
menghubungkan kedua elektroda sehingga mengakibatkan terjadinya peristiwa kegagalan.
Namun bila hanya terdapat sebuah partikel, partikel tersebut akan membuat
perluasan area medan (local field enhancement) yang luasnya ditentukan oleh bentuk
partikel itu sendiri. Jika perluasan area medan ini melebihi ketahanan
benda cair, maka terjadilah peristiwa kegagalan setempat (local breakdown) yaitu terjadi di
dekat partikel-partikel asing tersebut. Hal ini akan membuatmemisah dari minyak dan
terpolarisasi membentuk suatu dipol. Jika jumlah molekul-molekul uap air
benyak, maka akan terbentuk kanal peluahan. Kanal ini akan merambat dan memanjang
sampai menghasilkan tembus listrik. Ketidakmurnian ini sangat berpengaruh dalam
kegagalan isolasi sehingga pada minyak bekas akan lebih mudah terjadi discharge
dibandingkan dengan minyak baru karena kekuatan isolasi minyak bekas
sudah tidak sebagus minyak baru.
Perbandingan Tegangan Tembus Udara
dengan Minyak Trafo
Gambar 4.5 memperlihatkan grafik karakteristik tegangan tembus isolasi udara dan minyak
sebagai fungsi jarak sela, hasil pengujian pada kondisi ruang
(30 oC). terbentuknya gelembung-gelembung gas yang pada akhirnya juga menyebabkan
peristiwa kegagalan pada minyak tersebut. Pada minyak bekas cenderung memiliki kadar
uap air yang lebih besar daripada minyak baru. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa
pada saat medan listrik yang tinggi, molekul uap air yang terlarut
Berdasarkan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa tegangan tembus pada minyak lebih besar
dibandingkan dengan udara. Hal ini disebabkan karena kekuatan dielektrik minyak lebih
besar daripada udara, kar ena permitivitas relatif minyak lebih tinggi daripada permitivitas
relaitif udara (r minyak = 2.3 sedangkan r udara = 1). Hal ini berarti bahwa media isolasi
minyak lebih baik daripada media isolasi udara jika digunakan dalam peralatan tegangan
tinggi.
Menurut bentuk konstruksinya, jenis-jenis menara / tower listrik dibagi atas 4macam,yaitu:
1.Latticetower
2.Tubularsteelpole
3.Concretepole
4.Woodenpole
Gambar1.Latticetower
Gambar2.Tubularsteelpole
5.
Menurut fungsinya, menara / tower listrik dibagi atas 7 macam yaitu:
1. Dead end tower, yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat Gardu induk, tower inihamper
sepenuhnya menanggunggaya tarik.
2. Section tower, yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga dengan sejumlah
tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat pembangunan (penarikan kawat),
umumnya mempunyai sudut belokan yang kecil.
3. Suspension tower, yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya
berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan.
4. Tension tower, yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik yang lebih besar
daripada gaya berat, umumnya mempunyai sudut belokan.
5. Transposision tower, yaitu tower tension yang digunakan sebagai tempat melakukan
perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki impendansi transmisi.
6. Gantry tower, yaitu tower berbentuk portal digunakan pada persilangan antara dua
Saluran transmisi. Tiang ini dibangun di bawah Saluran transmisi existing.
7. Combined tower, yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran transmisi yang
berbeda tegangan operasinya.
Dilihat dari tipe tower, dibagi atas beberapa tipe seperti ditunjukkan pada tabel 1 dan tabel
2.
Tabel 1. Tipe tower 150 kV
super structure dan arm kawat petir. Berfungsi untuk pijakan petugas sewaktu naik maupun
turun dari tower.
Halaman tower, daerah tapak tower yang luasnya diukur dari proyeksi keatas tanah galian
pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter di luar stub tergantung pada jenis tower
FACTS, Teknologi Transmisi Listrik Masa Depan
Pengoperasian sistim jaringan transmisi daya listrik kini telah memasuki era baru. Dalam
tahapan baru ini, transmisi daya listrik tidak hanya akan menjadi lebih terjamin dan lebih
terkendali dalam pengaturannya, tetapi juga akan menjadi jauh lebih efisien dalam
pemanfaatannya. Peningkatan pesat ke arah pemanfaatan sistim jaringan transmisi listrik
secara optimal ini dimungkinkan dengan keberadaan dan semakin dewasanya
aplikasi teknologi dibidang elektronika daya pada khususnya dan teknologi semikonduktor
pada umumnya. Teknologi kendali terbaru untuk transmisi daya listrik ini populer dengan
sebutan FACTS singkatan dari Flexible AC Transmission System dan pertama kali
dikembangkan oleh Electric Power Research Institute (EPRI) di Palo Alto negara bagian
California di Amerika Serikat. Pada awal pengembangannya, teknologi FACTS ditujukan
untuk menjawab permasalahan dalam peningkatan kapasitas pengaliran daya listrik pada
sistim jaringan transmisi dan juga untuk menyediakan peralatan kendali daya listrik yang
terpercaya pada jalur transmisi yang diinginkan.
Pengendalian sistim daya listrik bolak balik (AC) telah dikenal sebagai hal yang kompleks.
Ini disebabkan oleh perubahan secara terus menerus antara medan magnit dan medan
listrik. Bergeraknya arus listrik pada satu transmisi tidak hanya dipengaruhi oleh
keberadaan tahanan tetapi juga dari induktansi dan kapasitansi di sepanjang transmisi
tersebut.
Kombinasi dari ketiga hal inilah yang dikenal dengan istilah impedansi. Selain daripada itu,
pada jaringan transmisi listrik AC, daya listrik mengalir dari ujung transmisi dengan voltase
fasa leading ke ujung yang lain yang bervoltase fasa tertinggal (lagging). Besarnya daya listrik
yang mengalir pada suatu transmisi akan bertambah dengan semakin besarnya perbedaan
sudut fasa antara kedua voltase tersebut. Konsekuensinya, penambahan aliran daya listrik
suatu transmisi dengan demikian dapat dilakukan dengan tiga cara: menaikan voltase,
menambah selisih sudut antara dua ujung transmisi atau dengan pengurangan impedansi
dari transmisi.
Teknologi FACTS inilah yang kemudian dikembangkan dengan salah satu tujuan untuk
menyediakan peralatan yang fleksible dalam pengaturan atau pengendalian ketiga parameter
aliran daya listrik tersebut. Dengan pengaturan dan pengendalian yang fleksibel ini maka
harapan untuk memaksimalkan kapasitas transmisi pada tingkat batas panas (thermal
rating) akan terwujud. Untuk menyadari pentingnya batas panas ini, sebagai contoh di
Amerika Serikat, untuk transmisi daya listrik pada jaringan transmisi 500kV biasanya diberi
batas beban (loading limit) sekitar 1000-2000MW untuk pengoperasian yang aman,
walaupun batas panas (thermal rating) dari jaringan transmisi itu sendiri bisa mencapai
3000MW.
Selain daripada itu, ada dua hal lain yang juga merupakan permasalahan pada sistim
jaringan transmisi listrik bolak balik (AC). Yang pertama adalah keberadaan daya reaktif
(reactive power) yang membawa dampak negatif terhadap sistim jaringan transmisi daya
listrik. Sebagai contoh, daya reaktif ini dapat mengakibatkan kelebihan beban dan voltage
sags pada sistim transmisi. Dengan latar belakang ini pula, maka beberapa alat FACTS
dirancang untuk menjawab persoalan daya reaktif ini.
Permasalahan transmisi listrik AC berikutnya adalah berhubungan dengan keberadaan
sistim listrik AC yang sensitif terhadap hal hal yang dapat mengganggu kestabilan sistim.
Sebagai contoh adalah dengan terjadinya subsynchronous resonance (SSR). Pada SSR arus
listrik AC yang mengalir pada transmisi mengandung komponen frekuensi rendah yang telah
terbukti dapat mengakibatkan kerusakan pada generator misalnya. Ini juga yang menjadi
satu alasan dikembangkannya beberapa peralatan FACTS yang dapat difungsikan sebagai
pereda (damper) dari komponen frekuensi rendah ini.
FACTS sebagai istilah baru
Pada dasarnya, FACTS adalah kumpulan peralatan yang dibuat dari komponen elektronik
solid state untuk pengaturan atau pengendalian transmisi daya listrik secara fleksible.
Sampai saat ini telah terdapat sekitar dua belas macam peralatan FACTS yang memiliki
fungsi masing masing. Dari jumlah ini, beberapa masih dalam tahap pengembangkan
sedangkan beberapa lagi telah dipasang diberbagai lokasi jaringan transimisi di Amerika
Serikat dengan hasil yang memuaskan.
Pada akhirnya nanti, peralatan FACTS ini diharapkan untuk dapat menggantikan peralatan
kendali daya listrik mekanik yang saat ini umum dipasang pada jaringan transmisi listrik
seperti misalnya pemutus rangkaian (circuit breakers), perubah tegangan variabel
(transformer tap changers), kapasitor muka (shunt capacitor switches) dan lainnya. FACTS
dalam pengembangannya sangat erat sekali hubungannya dengan pengkajian aplikasi
Thyristor untuk elektronika daya. Dengan pemanfaatan peralatan kendali elektronika daya
tersebut, maka FACTS akan sangat diminati karena menyediakan banyak kelebihan
dibandingkan dengan peralatan kendali mekanik.
Keuntungan alat kendali elektronik seperti misalnya waktu reaksi yang berkecepatan tinggi
dibandingkan dengan waktu reaksi dari peralatan kendali mekanik. Sebagai gambaran,
FACTS dapat mengubah arah atau jalur daya listrik dalam waktu kurang dari satu cycle.
Dengan kecepatan reaksi yang tinggi ini berarti FACTS dapat juga menyediakan fungsi
lainnya yang tidak mungkin didapatkan pada alat kendali mekanik, seperti misalnya fungsi
untuk mengatasi gangguan peralihan (transient disturbance) pada jaringan transmisi.
.