Anda di halaman 1dari 14

TUGAS BIOLOGI

Makalah peranan manusia dalam pengolahan


lingkungan



Anggota: 1. Syinta nur fitriah
2. kenrah dita
3. muslichatur risky s
4. faizatul mursidah
5. akmaul imanah
6. pegi dian puji w
Guru pembibing : Wiwik maulidyah


TAPEL 2013-2014 MTS AL
-IBROHIMI MANYAR REJO MANYAR GRESIK
PEMBAHASAN

A.PENGARUH PENEBANGAN HUTAN TERHADAP KERUSAKAN
Kerusakan hutan (deforestasi) masih tetap menjadi ancaman di Indonesia. Menurut data
laju deforestasi (kerusakan hutan) periode 2003-2006 yang dikeluarkan oleh Departemen
Kehutanan, laju deforestasi di Indonesia mencapai 1,17 juta hektar pertahun.
Bahkan kalau menilik data yang dikeluarkan oleh State of the Worlds Forests 2007 yang
dikeluarkan The UN Food & Agriculture Organization (FAO), angka deforestasi Indonesia
pada periode 2000-2005 1,8 juta hektar/tahun. Laju deforestasi hutan di Indonesia ini
membuat Guiness Book of The Record memberikan gelar kehormatan bagi Indonesia
sebagai negara dengan daya rusak hutan tercepat di dunia.

Dari total luas hutan di Indonesia yang mencapai 180 juta hektar, menurut Menteri
Kehutanan Zulkifli Hasan (Menteri Kehutanan sebelumnya menyebutkan angka 135 juta
hektar) sebanyak 21 persen atau setara dengan 26 juta hektar telah dijarah total sehingga tidak
memiliki tegakan pohon lagi. Artinya, 26 juta hektar hutan di Indonesia telah musnah.
Selain itu, 25 persen lainnya atau setara dengan 48 juta hektar juga mengalami deforestasi
dan dalam kondisi rusak akibat bekas area HPH (hak penguasaan hutan). Dari total luas htan
di Indonesia hanya sekitar 23 persen atau setara dengan 43 juta hektar saja yang masih
terbebas dari deforestasi (kerusakan hutan) sehingga masih terjaga dan berupa hutan primer.
Penyebab Deforestasi. Laju deforestasi hutan di Indonesia paling besar disumbang oleh
kegiatan industri, terutama industri kayu, yang telah menyalahgunakan HPH yang diberikan
sehingga mengarah pada pembalakan liar. Penebangan hutan di Indonesia mencapai 40 juta
meter kubik setahun, sedangkan laju penebangan yang sustainable (lestari berkelanjutan)
sebagaimana direkomendasikan oleh Departemen Kehutanan menurut World Bank adalah 22
juta kubik meter setahun.
Penyebab deforestasi terbesar kedua di Indonesia, disumbang oleh pengalihan fungsi hutan
(konversi hutan) menjadi perkebunan. Konversi hutan menjadi area perkebunan (seperti
kelapa sawit), telah merusak lebih dari 7 juta hutan sampai akhir 1997.
Dampak Deforestasi. Deforestasi (kerusakan hutan) memberikan dampak yang signifikan
bagi masyarakat dan lingkungan alam di Indonesia. Kegiatan penebangan yang
mengesampingkan konversi hutan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan yang pada
akhirnya meningkatkan peristiwa bencana alam, seperti tanah longsor dan banjir.
Dampak buruk lain akibat kerusakan hutan adalah terancamnya kelestarian satwa dan flora di
Indonesia utamanya flora dan fauna endemik. Satwa-satwa endemik yang semakin terancam
kepunahan akibat deforestasi hutan misalnya lutung jawa (Trachypithecus auratus), dan
merak (Pavo muticus), owa jawa (Hylobates moloch), macan tutul (Panthera pardus), elang
jawa (Spizaetus bartelsi), merpati hutan perak (Columba argentina), dan gajah sumatera
(Elephant maximus sumatranus).
Siapakah yang bertanggung jawab atas deforestasi hutan di Indonesia yang semakin menggila
ini?. Siapa pula yang wajib mencegah kerusakan hutan di Indonesia?. Jawabnya singkat, kita
semua!
B. pengaruh pencemaran lingkungan dan upaya mengatasi

Polusi adalah terjadinya pencemaran lingkungan yang mengakibatkan menurunya kualitas
lingkungan dan terganggunnya kesehatan serta ketenangan hidup makhluk hiup termasuk
manusia.
Terjadinya polusi atau pencemaran lingkungan ini umumnya terjadi akibat kemajuan
teknologi dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidup. Misalnya pencemaran air, udara,
dan tanah akan menyebabkan merosotnya kualitas air, udara dan tanah. Sebagai akibat akan
terjadi banyak hal-hal yang merugikan dan mengancam kelestarian lingkungan .
Polutan atau unsur penyebab polusi digolongkan menjadi 2, yaitu;
1. Bersifat Kualitatif
Polutan yang bersifat kualitatif ini memiliki unsur yang secara alamiah telah terdapat di
dalam alam tetapi jumlahnya bertambah sedemikian banyaknya sehingga menggandakan
pecemaran lingkungan. Hal ini bisa terjadi akiat bencana alam, perbuatan manusia dan lain-
lain. Contoh polutan misalnya unsur akarbon, nitrogen, fosfor dan lain-lain.
2. Bersifat Kuantitaitf
Polutan yang bersifat kuantitatif memiliki unsur-unsur yang terjadi akibat berlangsungnya
persenyawaan yang dibuat secara sintetis seperti, pestisida, detergen dan lain-lain.
Umumnya polusi lingkungan ditunjukkan kepada faktor faktor fisik seperti polusi suara,
adiasi, suhu, penerangan, dan fator-faktor kimia melalui debu, uap, gas, larutan, aan, kabut,
sosioekonomi dan lutural seperti kemiskinan, kurangnya kesempatan kerja, gangguan
keamanan, ketidak stabilan politik, aliran-aliran yang bersifat ekstrem, mental psikologis
seperti hubungan yang tidak baik antara sesama makhluk sosial dan biologis melalui berbagai
penyakit menular oleh jasad renik seperti kolera, tifus, demam berdarah dan lain-lain yang
derajatnya sedemikian besar sehingga merupakan gangguan bagi lingkungan.
osted on .

Taukah Anda apau itu Polusi dan Limbah?
Jika kita mendengarnya maka pasti yang ada di ingatan kita adalah perusakan lingkungan.
Polusi adalah pencemaran yang diakibatkan oleh limbah atau sampah yang dibuang tidak
pada tempatnya. Biasanya kita mengasosiasikan polusi ini dengan polusi udara, padahal yang
namanya polusi itu segala sesuatu pencemaran mulai dari air, udara, sampai polusi tanah.
Semuanya tentunya sangat berbahaya bagi lingkungan dan merugikan kehidupan manusia.
Sementara limbah adalah sampah-sampah yang dihasilkan dari aktifias produksi.
Contohnya seperti pabrik adalah salah satu penyebab polusi udara.
Polusi udara rata-rata dihasilkan dari gas buang kendaraan bermotor atau asap-asap pabrik.
Dengan adanya asap-asap itu, udara menjadi kotor dan kita yang menghirupnya juga akan
merasa sesak. Bahkan jika kita mencemarkan udara dengan za-zat tertentu, udara bisa
menjadi beracun lho. Kita lihat pada saat bom Hiroshima dan Nagasaki. Bebarapa saat
setelah bom atom tersebut meledak, pasti kita tahu kan ada awan jamur besar yang
membumbung tinggi ke angkasa. Nah awan jamur tersebut membawa partikel-partikel debu
radioaktif yang sangat berbahaya. Beberapa hari kemudian setelah awan jamur itu hilang,
turun hujan yang berwarna hitam dan airnya kental. Air itu sangat beracun lho. Tetapi warga
Hiroshima dan Nagasaki terpaksa meminumnya dan dapat ditebak mereka mengalami
keracunan.
Itulah bahaya dari polusi yang tidak kita sadari. Sementara itu, kita tetap saja mengeluarkan
limbah-limbah yang dapat menyebabkan polusi. Jadi dapat dikatakan jika kita terus
mengeluarkan limbah, maka polusi tidak akan terhindarkan. Untuk itu kita harus pintar-pintar
mengolah limbah yang ada dan berusaha sekuat tenaga untuk memulihkan SDA yang telah
terkena polusi. Sebenarnya banyak cara untuk membersihkan SDA yang terkena polusi.
Untuk memulihkan tanah yang sudah tercemar, kita dapat melakukan konservasi tanah
dengan melakukan penghijauan atau juga disebut reboisasi. Tumbuhan dapat membantu
menyuburkan tanah dan dapat menyerap beberapa zat-zat kimia dari dalam tanah. Untuk air,
kita dapat melakukan penyaringan air dengan teknologi canggih atau teknologi sederhana.
Untuk teknologi canggih, sepertinya bagi kita masyarakat biasa sulit melakukannya karena
mahal. Jadi sebaiknya kita melakukan penyaringan air dengan teknologi sederhana. Caranya
adalah dengan menumpuk lapisan-lapisan pasir, batu kerikil, dan tanah di sebuah drum. Lalu
air yang kotor dimasukkan dan jika air telah mengalir dibagian bawah drum, air akan menjadi
bersih. Lapisan-lapisan tadi telah menyaring kotoran-kotoran pada air sehingga air bisa bersih
kembali.
Untuk itu kita semua harus ikut serta dalam perjuangan melawan limbah dan polusi untuk
kehidupan yang lebih baik. Kita harus menemukan teknologi-teknologi lain yang dapat
digunakan untuk mengurangi polusi di lingkungan kita.
C.pegawetan tanah
PENGAWETAN TANAH

Definisi dan Pengertian Pengawetan tanah pada dasarnya meliputi beberapa cara yaitu :
pencegahan erosi (pengikisan oleh air)
mengendalikan aliran/arus air
pencegahan kemunduran kesuburan tanah, yakni mencegah hilangnya zat-zat mineral
yang mudah diserap tanaman.
Dari beberapa cara di atas menunjukan bahwa pengawetan tanah sangat erat hubungannya
dengan :
usaha peningkatan hasil produksi pangan
peningkatan laba para petani
peningkatan taraf hidup petani
Selanjutnya pengawetan tanah berarti mengamankan "Daerah Aliran Sungai" (DAS) yang
sangat erat hubungannya dengan pengamanan kelangsungan debit aliran sungai atau
bendungan (dam) tertentu. Dam-dam tersebut dimanfaatkan untuk keperluan irigrasi atau
PLTA sekaligus.
Pengawetan tanah dilaksanakan tidak hanya di dataran tinggi saja, namun juga di dataran
rendah dimana terdapat kemiringan. Setiap derajat kemiringan tanah mengakibatkan air
mengalir ke bawah. Aliran air yang ada dapat mengakibatkan pengikisan tanah (top-soil).
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa pengikisan tanah
tergantung pada :
kemiringan tanah
jenis tanah
jenis tumbuh-tumbuhan
intensitas curah hujan per tahun
pemeliharaan tanaman
pemupukan
Definisi dan Pengertian Tanah

Definisi dan pengertian dari Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian
besar daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk
hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang mudah
dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka
waktu tertentu.

Istilah tubuh alam bebas adalah hasil pelapukan batuan yang menduduki sebagian besar
daratan permukaan bumi, dan memiliki kemampuan untuk menumbuhkan tanaman, serta
menjadi tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya.
Menurut pandangan dan pengertian yang diberikan oleh para ahli tanah adalah sebagai
berikut :
1. Tanah adalah bentukan alam, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, yang
mempunyai sifat tersendiri dan mencerminkan hasil pengaruh berbagai faktor yang
membentuknya di alam.
2. Tanah adalah sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman.
Seorang Pedolog, melihat tanah sebagai lapisan kulit bumi yang lunak dan gembur yang
berasal dari batuan induk. Tanah mempunyai lapisan-lapisan yang berbeda warna sampai ke
dalam terdapat bagian keras yang sulit ditembus disebut batuan induk.
Tanah mempunyai beberapa sifat yang menentukan kualitas tanah seperti sifat biologi, sifat
fisik dan sifat kimia. Tanah bagian paling atas sering disebut top soil, selanjutnya ada lapisan-
lapisan dibawahnya sehingga terbentuk profil tanah.

D. PENGAWETAN HUTAN
pengetian hutan Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat
yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain sebagainya serta
menempati daerah yang cukup luas. Hutan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida
(carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, dan pelestari tanah serta
merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting. Hutan adalah bentuk
kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis
maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil
maupun di benua besar. Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
pengertian hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu
dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Definisi hutan yang disebutkan di atas, terdapat
unsur-unsur yang meliputi: a. Suatu kesatuan ekosistem b. Berupa hamparan lahan c. Berisi
sumberdaya alam hayati beserta alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya. d. Mampu memberi manfaat secara lestari Keempat ciri pokok dimiliki
suatu wilayah yang dinamakan hutan, merupakan rangkaian kesatuan komponen yang utuh
dan saling ketergantungan terhadap fungsi ekosistem di bumi. Eksistensi hutan sebagai
subekosistem global menenpatikan posisi penting sebagai paru-paru dunia (Zain 1996). Di
permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomassa yang terdapat di dalam hutan
berbentuk kayu, dahan, daun, akar, dan sampah hutan (serasah), hewan, dan jasad renik.
Biomassa ini merupakan hasil fotosintesis berupa selullosa, lignin, gula bersama dengan
lemak, pati, protein, damar, fenol, dan berbagai unsur lain yg dibutuhkan tumbuhan melalui
perakaran. Biomassa inilah yang merupakan kebutuhan makhluk di atas bumi melalui mata
rantai antara binatang dan manusia dalam proses kebutuhan CO2 yang diikat dan O2 yang
dilepas. Secara sederhana, hutan ahli kehutanan mengartikan hutan sebagai suatu komunitas
biologi yang didominasi oleh pohon-pohonan tanaman keras. Sedangkan menurut UU No. 5
tahun1967, hutan diartikan sebagai lapangan pertumbuhan pohon-pohon yang secara
menyeluruh merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya. Hutan
diartikan sebagai suatu asosiasi sehingga antara jenis pohon yang satu dan jenis pohon lain
yang terdapat di dalamnya akan saling tergantung. Jenis-jenis tanaman yang tidak menyukai
sinar matahari penuh tentu memerlukan perlindungan dari tanaman yang lebih tinggi dan
suka akan sinar matahari penuh. Tanaman yang suka sinar matahari penuh akan memperoleh
keuntungan dari tanaman yang hidup di bawahnya karena mampu menjaga kelembaban dan
suhu yang diperlukan oleh tanaman tinggi tersebut. Cahaya matahari yang sampai di lantai
hutan tropika secara menyeluruh adalah sebesar 1,0%-1,7% yang dihitung berdasarkan waktu
(jam). Pada pukul 12.00 (siang), saat matahari datang tegak lurus sebesar 100%, maka sinar
akan sampai di lantai hutan sebesar 0%-1%. Pada pukul 15.00 saat sinar matahari condong
450, maka sebesar 67% sinar akan sampai di lantai hutan adalah 0%-0,5 %. Pada pukul 16.00
sinar matahari condong 300, kekuatan sebesar 44% sinar matahari yang akan sampai di lantai
hutan adalah sebesar 0%-0,2% Selain terjadi ketergantungan, di dalam hutan akan terjadi pula
persaingan antar anggota-anggota yang hidup saling berdekatan, misalnya persaingan di
dalam penyerapan unsur hara, air, sinar matahari ataupun tempat tumbuh. Persaingan ini
tidak hanya terjadi pada tumbuhan saja, tetapi juga pada binatang. Hutan merupakan suatu
ekosistem natural yang telah mencapai keseimbangan klimaks dan merupakan komunitas
tumbuhan yang paling besar yang mampu pulih kembali dari perubahan-perubahan yang
dideritanya sejauh tidak melampaui batas-batas yang dapat ditoleransi.


Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan
yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Untuk mengetahui fakta mengenai sumber daya hutan,
maka perlu dilakukan inventarisasi hutan. para pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu dalam Hutan Alam (IUPHHK-HA) dan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu dalam Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) wajib melakukan inventarisasi hutan.
Inventarisasi Hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai
sumber daya hutan untuk perencanan pengelolaan sumber daya tersebut. Ruang lingkup
Inventarisasi Hutan meliputi : survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora dan
fauna, sumber daya manusia, serta kondisi sosial masyarakat di dalam dan disekitar hutan.
Inventarisasi hutan wajib dilaksanakan karena hasilnya digunakan sebagai bahan perencanan
pengelolaan hutan agar diperoleh kelestarian hasil. Hirarki inventarisasi hutan adalah
Inventarisasi hutan tingkat Nasional, Inventarisasi hutan tingkat Wilayah, Inventarisasi hutan
tingkat Daerah Aliran Sungai, Inventarisasi hutan tingkat Unit Pengelolaan Tujuan
inventarisasi hutan adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang
dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategis jangka
panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan
kedalaman inventarisasi yang dilaksanakan. Metode yang digunakan dalam inventarisasi
hutan adalah : 1. Inventarisasi Hutan Nasional dengan systematic sampling 20 km x 20 km,
dan bisa dirapatkan menjadi 10 km x 10 km dan 5 km x 5 km. 2. Inventarisasi Hutan
menggunakan metode Systematic Strip Sampling with Random Start, dengan intensitas
sampling : Inventarisasi dalam rangka pencadangan IUPHHK menggunakan metode
intensitas sampling 0,3% (apabila belum tersedia hasil penafsiran citra landsat) dan 0,1%
(apabila telah tersedia hasil penafsiran citra landsat) Inventarisasi dengan stratifikasi
berdasarkan foto udara yang berkualitas baik : 0,05 % Inventarisasi dengan stratifikasi
berdasarkan citra satelit TM/SPOT berkualitas baik (penutupan awan < 10 %) : 0,1 %.
Inventarisasi dengan stratifikasi citra satelit kualitas kurang baik (penutupan awan > 10 %) :
0,3 % Inventarisasi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) terdiri dari : a)
RKUPHH sampling dengan intensitas 1 % b) RKLUPHH sampling dengan intensitas 5 % c)
RKTUPHH sensus 100 % 3. Inventarisasi hutan tanaman : Kelas Umur I II : 0,5 % Kelas
Umur III IV : 1 % Kelas Umur V : 2,5 % Masak tebang miskin riap : 2,5 % 4. Inventarisasi
Rotan menggunakan metode Systematic Strip Sampling dengan intensitas sampling 0,5 1,0
%, 5. Inventarisasi bambu menggunakan metode Systematic Strip Sampling dengan intensitas
sampling 0,05 % (apabila telah tersedia peta hasil penafsiran potret udara) dan 0,1 % (apabila
telah tersedia peta hasil penafsiran citra landsat TM/Spot). 6. Inventarisasi Sagu
menggunakan metode Systematic Strip Sampling dengan intensitas sampling minimal 2 %. 7.
Inventarisasi Nipah menggunakan metode Systimatic Sampling dengan intensitas sampling
0,05 % (apabila telah tersedia peta hasil penafsiran potret udara ) dan 0,1 % (apabila telah
tersedia peta hasil penafsiran citra landsat TM/Spot). 8. Inventarisasi fauna menggunakan
metoda transek jalur. Tahapan Pelaksanaan Inventarisasi Hutan : Tahap persiapan meliputi :
penyiapan peta-peta dasar, rescoring dan evaluasi areal, penyiapan bahan, alat dan
tenaga/organisasi, penstratifikasian dan penarikan contoh serta penyiapan rencana kerja
disertai peta kerja. Pelaksanaan Lapangan meliputi : pencarian titik awal, diikuti pembuatan
unit contoh/jalur serta pengumpulan data pohon /tumbuhan/fauna maupun data penunjang
Pengolahan data Analisis data Pelaporan

E. PENANGULAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENGERTIAN LINGKUNGAN DAN JENIS-JENISNYA
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau
komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan
(komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/
udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk
mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan
aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan
menetapkan baku mutu lingkungan.
Pencemaran lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban
pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk
logam berat. Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:
A.Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan
Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran
lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara.
a. Pencemaran Air
Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk
minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk
mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.
Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah
menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangan
detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di perairan.
Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke
perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut
eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok
akan tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak
menembus sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak
dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.
Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) yang
sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman juga dapat berakibat buruk
terhadap tanaman dan organisme lainnya. Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi
pencemaran DDT atau pestisida, akan terjadi aliran DDT

b. Pencemaran Tanah
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya
termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air yang mengalir
sehinggakesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya kualitas tanah juaga dapat
disebabkan limbah padat yang mencemari tanah.
Menurut sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga (domestik),
industri dan alam (tumbuhan). Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan menjadi
sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari sisa-sisa makhluk
hidup, seperti dedaunan, bangkai binatang, dan kertas. Adapun sampah anorganik biasanya
berasal dari limbah industri, seperti plastik, logam dan kaleng.
Sampah organik pada umumnya mudah dihancurkan dan dibusukkan oleh mikroorganisme di
dalam tanah. Adapun sampah anorganik tidak mudah hancur sehingga dapat menurunkan
kualitas tanah.
c. Pencemaran Udara
Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori
udara. Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang
berbentuk partikel cair atau padat.
1) Pencemar Udara Berbentuk Gas
Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke lingkungan
udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang berbentuk gas
adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen (NO2), dan
chloroflourocarbon (CFC).
Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara di permukaan
bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm
di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan
H2S dapat bergabung dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2
dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu,
CFC dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.
2) Pencemar Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat
Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam bentuk
cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhiap ke
dalam paru-paru.
Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga
berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau serangga-
serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat
mengganggu kesehatan manusia.
Partikel yangmencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin. Bensin yang digunakan
dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan senyawa timbal agar pembakarannya
cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal akan bereaki dengan klor dan brom membentuk
partikel PbClBr. Partikel tersebut akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara
sehingga akan mencemari udara.



FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN LINGKUNGAN
Proses-proses alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi,
terbakarnya semak-semak, dan halilintar.
Pembuatan/aktivitas manusia, seperti:
Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industri dan kendaraan bermotor.
Pengolahan dan penyulingan bijih tambang mineral dan batubara.
Proses-proses dalam pabrik.
Sisa-sisa buangan dari aktivitas-aktivitas tersebut di atas.
Pencemaran lingkungan ini sudah terjadi sejak jaman dahulu kala, sejak adanya
manusia, tetapi baru abad 20 pencemaran yang diakibatkan karena manusia ini menjadi
pokok bahasan pada semua kalangan masyarakat dan perlu mendapat penanganan dan
pengawasan secara serius.
Faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagai hasil sampingan
perbuatan manusia meliputi;
Faktor Industrialisasi
Faktor Urbanisasi
Faktor Kepadatan Penduduk
Faktor Cara Hidup
Faktor Perkembangan Ekonomi
Faktor-faktor di atas saling mempengaruhi secara kompleks. Apabila salah satu faktor
terjadi, maka faktor lainnya dapat terjadi, dengan demikian terjadinya pencemaran
lingkungan tidak dapat dihindari.
Contoh-contoh faktor-faktor yang sangat mengganggu lingkungan hidup antara lain:
A. Faktor Industrialisasi
a. Pertambangan, transportasi, penyulingan dan pengolahan bahan hingga menghasilkan barang
yang dapat digunakan.
b. Pertambangan, transportasi, penyulingan dan penggunaan bahan bakar untuk menghasilkan
energi.
c. Sisa-sisa buangan yang dihasilkan sebagai hasil sampingan selama proses-proses di atas.
d. Faktor Urbanisasi
e. Pembukaan hutan untuk perkampungan, industri dan sistem
f. transportasi.
g. Penimbunan atau menumpuknya sisa-sisa buangan/sampah dan hasil?samping selama
proses-proses di atas.


B. Faktor Kepadatan Penduduk
a. Meningkatnya kebutuhan tempat tinggal/perumahan.
b. Meningkatnya kebutuhan pangan dan kebutuhan energi.
c. Meningkatnya kebutuhan barang-barang konsumsi dan bahan-bahan untuk hidup.
d. Faktor Cara Hidup
e. Penggunaan barang kebutuhan secara berlebihan sehingga terbuang percuma.
f. Tuntutan akan kemewahan.
g. Pemborosan energi.
h. Faktor Perkembangan Ekonomi
i. Meningkatnya penggunaan bahan sumber, misal BBM, hasil hutan.
j. Meningkatnya sisa-sisa buangan sebagai hasil sampingan produksi barang-barang
kepentingan dalam pabrik dan meningkatnya bahan pencemaran
Tabel 1 AKTIVITAS MANUSIA DAN HASIL SAMPING YANG DITIMBULKAN

Jenis Aktivitas Hasil Samping yang ditimbulkan
1 Rumah Tangga
Pembuangan kotoran, air kotoran Sampah Pencemaran udara
Kebutuhan tempat tinggal, dan lain-lain
2 Transportasi
Pencemaran Udara Pencemaran Air Pencemaran Suara Kecelakaan
Kebutuhan tanah untuk jalan, dan lain-lain
3
Industri dan
Pabrik
Pencemaran Udara Pencemaran Air Pencemaran tanah Sampah/sisa-
sisa sebagai buangan Pencemaran panas Suara/kebisingan Kebutuhan
tanah, dan lain-lain.
4 Pertambangan
Pencemaran udara karena demu Pencemaran air Sampah/sisa-sisa
sebagai buangan Kebutuhan tanah, dan lain-lain.
5 Pertanian
Pencemaran Air Pencemaran tanah Buagan kotoran Kebutuhan tanah,
dan lain-lain.
Tabel 2 SUMBER ENERGI DAN PENGARUHNYA
No Sumber Energi Pengaruh pada lingkungan
1 Energi Matahari Pertambangan bahan-bahan galian Pemanfaatan tempat tinggal
2 Batubara
Pertambangan Pencemaran udara karena pembakaran Pencemaran
panas
3 Minyak Bumi Pencemaran udara karena pembakaran Pencemaran air
4 Gas Alam Pencemaran udara karena pembakaran
5 Nuklir
Pencemaran udara karena radiasi Pemcemaran panas Penumpukan
sisa buangan
6 Biomass Penggunaan tanah Pencemaran udara




AKIBAT YANG DI TIMBULKAN OLEH PENCEMARAN
1. Punahnya Spesies
Bahan pencemar lazimnya berbahaya bagi kehidupan biota air dan darat. Berbagai jenis
hewan mengelami keracunan, kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan
yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan
yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal
terhadap bahan pencemar., adpula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui
bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampui, hewan tersebut
akan mati.
2. Peledakan Hama
Penggunaan pestisida dan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah,
maka serangga hama akan berkembang tanpa kendali.
3. Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya spasies tertentu dapat mengibah pola interaksi biologis dalam suatu ekosistem.
Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan lairan energi menjadiberubah. Akibatnya,
keseimbangan lingkngan terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia menjadi terganggu.
4. Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan pestisida dan insektisida dapat berdampak kematian fauna tanah. Hal ini dapat
menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah
menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Demikian juga dengan
terjadinya hujan asam.
5. Keracunan dan Penyakit
Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami
keracunan. ada yang meninggal dunia, ada yang mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita
kanker, kerusakan susunan saraf, dan bahkan ada yang menyebabkan cacat pada
keturunanketurunannya.
6. Pemekatan Hayati
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makluk dikenal sebagai
pemekatan hayati (dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai biomagnificition.
7. Terbentuknya Lubang Ozon dan Efek Rumah Kaca
Terbentuknya Lubang ozon dan terjadinya efek rumah kaca merupakan permasalahan global
yang dirasakan oleh semua umat manusia. Hal ini disebabkan karena bahan pencemar dapat
tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain.



CARA MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN
Peranan Manusia Mengatasi Pencemaran Lingkungan
1. Manusia memiliki peranan yang sangat penting untuk mengatasi pencemaran lingkungan
yang terjadi akibat ulah manusia sendiri. Beberapa hal yang dapat dilakukan manusia untuk
mengatasi pencemaran lingkungan akan diuraikan berikut ini:
2. Melakukan Penghijauan Salah satu cara mengatasi pencemaran tanah adalah penghijauan
kembali dengan cara memberi humus tanah, sehingga tanaman kembali subur.
3. Rotasi Tanaman Rotasi tanaman adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk
mempertahankan kesuburan tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menanam jenis
tanaman yang berbeda pada tempat yang sama secara bergantian.
4. Penggunaan Pupuk Seperlunya
5. Penggunaan pu puk buatan seperti urea, ZA, dan NSP yang berlebihan sangat merusak
lingkungan karena dapat menyebabkan eutrofikasi dan dapat meningkatkan keasaman
tanah.Sebaiknya, petani menggunakan pupuk alami, seperti pupuk kompos dan pupuk
kandang untuk mengurangi pencemaran tanah.
6. Pembuatan Sengkedan
7. Salah satu upaya untuk mengatasi kerusakan tanah karena erosi adalah dengan pembuatan
sengkedan di tanah berbidang miring, seperti lereng bukit dan pegunungan. Mengapa
sengkedan ini dapat mengurangi erosi? Diskusikan dengan teman sekelompokmu.
8. Reboisasi adalah penanaman kembali lahan-lahan yang gundul. Hal ini dilakukan untuk
mengatasi erosi karena akar-akar pohon dapat menyerap air dan menahan tanah agar tidak
terbawa air hujan.
9. Daur Ulang Saat ini banyak sekali produk daur ulang yang bisa dipakai kembali.Pendaur-
ulangan sampah-sampah rumah tangga dan sampah dari pasar menjadi pupuk yang dapat
dimanfaatkan petani. Biasanya sampah pasar berupa sayur-sayuran yang telah membusuk.
Jika diolah kembali dan ditambah kotoran hewan akan menjadi pupuk alami yang sangat baik
untuk tanaman.










PENUTUP
Kesimpulan.
Dari beberapa urain di ataas dapat di simpulkan bahwa pencemaran lingkungan,merupakan
pencemaran yang bisa mengakibatkan kerusakan di bumi ini, bila lingkungan ini rusak maka
kehidupan ini akan musnah.
Saran
Dalam mengatasi berbagai masalah yang telah terpapar diatas, saran kami adalah menjadi
sebagai orang yang selalu bisa memanfaatkan lingkungan sekitar dan menjaga kelestariannya.
Oleh karena itu, peran individu dan masyarakat dalam pencegahan pencemaran lingkungan
merupakan hal penting yang harus diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai