102011135 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta Alamat Korespondensi: Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta !arat ""#"$ %ndonesia &elephone: '$(") #6*+,($6" 'huntin-) Fa.: '$(") #6/,"0/" 1mail: niputu23p43ahoo.com Pendahuluan Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dibawa ke puskesmas karena batuk sejak 2 minggu yang lalu. Saat batuk, pasien menjadi kesulitan bernafas akibat batuk terusmenerus sehingga wajah menjadi memerah kebiruan. !i antara episode batuk, pasien tampak baik baik saja. "eluhan demam #$% tapi tidak terlalu tinggi dan naik turun. &iwayat imunisasi dasar pasien tidak lengkap. 'emeriksaan fisik dalam batas normal. (erdasarkan kasus, anak perempuan tersebut diduga menderita pertusis. 'ertusis atau batuk rejan telah diketahui sejak abad ke1). *rganisme penyebab, (ordetella pertussis, telah diisolasi pada tahun 1+0) oleh (ordet dan ,engou. 1 'ertusis merupakan penyakit akut yang sangat menular dan ditandai oleh seranganserangan batuk yang hebat diikuti oleh whoop inspiratorik yang keras. 'rogram imunisasi yang luas selama lebih dari 50 tahun se-ara dramatis menurunkan jumlah infeksi pertusis dan kematian di banyak negara. .amun, pertusis masih merupakan penyakit yang mematikan. /0* memperkirakan terdapat )00.000 kematian per tahun di seluruh dunia akibat pertusis, kebanyakan pada anak yang tidak di 1aksinasi. 2
Landasan Teori Anatomi 2 Hidung 0idung terdiri atas e2ternus nasus dan #hidung luar% dan -a1um nasi. 3ubang luar hidung adalah adalah kedua nares atau lubang hidung. Setiap nares dibatasi oleh ala nasi di lateral dan septum nasi di medial. 4a1um nasi terletak dari nares di depan sampai -hoanae di belakang. 3 Septum nasi membagi rongga ini menjadi belahan kiri dan belahan kanan. Setiap belahan mempunyai dasar, atap, dinding lateral dan dinding medial. !asar dibentuk oleh pro-essus palatinus ma2illae dan hori5ontalis ossis palatini yang merupakan permukaan atas palatum durum. Pharynx 'haryn2 terletak di belakang -a1um nasi, mulut, dan laryn2. (erbentuk seperti -orong dengan bagian atas yang lebar terletak di bawah -ranium dan bagian bawah yang sempit dilanjutkan sebagai oesophagus setinggi 1ertebra -er1i-ales enam. 3,4 'haryn2 mempunyai dinding mus-ulomembranosa yang tidak sempurna di bagian depan. 'ada bagian depan, jaringan mus-ulomembranosa digantikan oleh apertura nasalis posterior, isthmus fau-ium, dan aditus larynges. *tototot pharyn2 terdiri atas m. -on-tri-tor pharyngis superior, medius, dan inferior, yang serabutserabutnya berjalan hampir melingkar, dan m. stylopharyngeus serta m. salphingopharyngeus yang serabutnya berjalan hampir longitudinal. 3 Larynx (agian atas laryn2 terbuka ke dalam laryngopharyn2, sedangkan bagian bawahnya berlanjut sebagai tra-hea. "erangka laryng dibentuk oleh beberapa -artilago yang dihubungkan oleh membrana dan ligamentum serta digerakkan oleh otot. 3aryn2 di lapisi oleh membrana mu-osa. 4artilago thyroidea terdiri atas dua lamina -artilago hialin yang bertemu di garis tengah pada tonjolan, yaitu jakun #Adam5s apple%. 3 'ada permukaan luar setiap lamina terdapat linea obli6ua sebagai tempat melekat m. sternothyroideus, m. thyrohyoideus dan m. -onstri-tor pharyngis inferior. 4artilago -ir-oidea berbentuk -in-in -artilago yang utuh. (entuknya mirip -in-in -ap dan terletak di bawah -artilago thyroidea. 7piglotis adalah sebuah -artilago elastis berbentuk daun yang terletak di belakang radi2 linguae. 35 (agian depannya berhubungan dengan -orpus ossis hyoidei dan bagian belakang berhubungan dengan -artilago thyroidea melalui tangkainya. Sisi epiglotis berhubungan dengan -artilago arytenoidea melalui pli-a aryepiglotti-a. 'inggir atas epiglotis 3 bebas, dan membrana mu-osa yang melapisinya melipat ke depan melanjutkan diri meliputi permukaan posterior lidah. !i sini terdapat pli-a glossoepigloti-a mediana dan pli-a glossoepigloti-a lateralis. 3 'ada membrana mu-osa di kanan kiri pli-a glossoepiglotti-a terdapat -ekungan yang disebut 1alle-ulae. Trakea 8rakea memiliki rangka -in-in tulang rawan hialin yang tidak sempurna, dipersatukan oleh jaringan fibrosa dan otot polos. 4in-in trakea berjumlah 1520, masing masing sebagai -in-in yang membentuk gambaran huruf 9. 35 4in-in ini membatasi dinding 2:3 bagian anterior. !i sebelah dorsal tabung trakea berbentuk datar karena dinding dorsal -in-in tulang rawan trakea tersebut disempurnakan oleh jaringan fibroelastik dan otot polos. 4in-in pertama tulang rawan tra-hea dihubungkan dengan tepi bawah -artilago -ri-oidea oleh lig. 4ri-otra-heale. 3 4in-in terakhir tulang rawan tra-hea menebal di tengah dan tepi bawah, yakni -in-in -arina yang merupakan taju berbentuk kuku segitiga yang melengkung ke bawah dan belakang di antara bron-hi. 3,4 Bronchus Principalis 8ulang rawan bron-hus prin-ipalis yang terletak ekstrapulmonal lebih pendek, lebih sempit, dan kurang beraturan, tetapi umumnya serupa bentuk dan susunannya. "e arah distal ketidakaturan lempenglempeng tulang rawan pada bron-hi pulmonal meningkat. 3empeng tulang rawan menghilang di pangkal bron-hiolus. (ron-hus prin-ipalis de2tra lebih lebar, lebih pendek, dan lebih 1ertikal dibandingkan bron-hus prin-ipalis sinister. 3,4 Sebelum masuk ke dalam hilum pulmonis de2tra, bron-hus prin-ipalis de2ter memper-abangkan bron-hus lobaris superior de2ter. Saat masuk ke hilum, bron-hus prin-ipalis de2ter membelah menjadi bron-hus lobaris medius dan bron-hus lobaris inferior de2tra. 5 Struktur Pleura 'leura terletak di sisi mediastinum di dalam -a1itas thora-is, masingmasing pleura mempunyai dua bagian yaitu lapisan parietalis dan lapisan 1is-eralis. 35 3apisan parietalis membatasi dinding thora2, meliputi permukaan thora-al diaphragma dan permukaan lateral mediastinum, serta meluas ke leher untuk membatasi permukaan bawah membrana suprapleura pada apertura thora-is. 3apisan 1is-eralis meliputi seluruh permukaan luar paru 4 dan meluas ke dalam fissura interlobaris. "edua lapisan ini saling berhubungan satu sama lain pada lipatan pleura yang mengelilingi alatalat yang masuk dan keluar dari hilus pulmonis pada setiap paru. .ormalnya, -a1itas pleuralis mengandung sedikit -airan jaringan yang meliputi permukaan pleura sebagai lapisan tipis dan memungkinkan kedua lapisan pleura bergerak dengan sedikit pergesekan.
Pulmo Gambar 1. Pulmo Sinister dan Dexter 4 Selama hidup pulmo kiri dan kanan lunak, berbentuk seperti spons dan sangat elastis. ;ika rongga thora2 dibuka 1olume pulmo segera menge-il sampai sepertiga atau kurang. 'ada anakanak, paru berwarna merah muda, tetapi dengan bertambahnya usia pulmo menjadi gelap dan berbintikbintik akibat inhalasi partikelpartikel debu yang terperangkap dalam fagosit pulmo. 'ulmo terletak sedemikian rupa sehingga masingmasing paru terletak di samping kanan dan kiri mediastinum. <asingmasing paru berbentuk keru-ut dan diliputi oleh pleura 1is-eralis, dan terdapat bebas di dalam -a1itas pleuralis masingmasing, hanya dilekatkan pada mediastinum oleh radi2 pulmonis. 3,5 <asingmasing paru mempunyai ape2 pulmonis yang tumpul, yang menonjol ke atas ke dalam leher sekitar 1 in-i di atas -la1i-ula. 4 'ada basis pulmonis yang konkaf terdapat diafragma. =a-ies -ostalis yang kon1eks disebabkan oleh dinding thora2 yang konkaf dan fa-ies mediastinalis yang konkaf merupakan -etakan peri-ardium. 5 isiolo!i Mekanisme Pernapasan %nspirasi dan 1kspirasi 'aru dan dinding dada adalah struktur elastik. 'ada keadaan normal, hanya ditemukan selapis tipis -airan di antara paru dan dinding dada. 'aru dengan mudah dapat bergeser sepanjang dinding dada, tetapi sukar untuk dipisahkan dari dinding dada seperti dua lempeng ka-a yang direkatkan dengan air. 8ekanan di di dalam ruang antara paru dan dinding dada #tekanan intrapleura% bersifat subatmosferik. ),> 'ada saat kelahiran, jaringan paru dikembangkan sehingga teregang, dan pada akhir respirasi tenang, ke-enderungan daya rekoil jaringan paru untuk menjauhi dinding dada diimbangi oleh daya rekoil dinding dada ke arah yang berlawanan. ?pabila dinding dada dibuka, paru akan kolaps@ dan apabila paru kehilangan elastisitasnya, dada akan mengembang menyerupai bentuk gentong #6arrel shaped%. ),> Anspirasi merupakan proses aktif, kontraksi otototot inspirasi akan meningkatkan 1olume intratorakal. 8ekanan intrapleura di bagian basis paru akan turun dari nilai normal sekitar 2,4 mm0g #relatif terhadap tekanan atmosfer% pada awal inspirasi, menjadi 5 mm0g. ) ;aringan paru semakin teregang, tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih negatif, dan udara mengalir ke dalam paru. 'ada akhir inspirasi daya rekoil paru mulai menarik dinding dada kembali ke kedudukan ekspirasi, sampai ter-apai keseimbangan kembali antara daya rekoil jaringan paru dan dinding dada. 8ekanan didalam saluran udara menjadi sedikit lebih positif, dan udara mengalir meninggalkan paru. Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi otot untuk menurunkan 1olume intra torakal. )B .amun, pada awal ekspirasi, masih terdapat kontraksi ringan otot inspirasi. "ontraksi ini berfungsi sebagai peredam daya rekoil paru dan memperlambat ekspirasi. 'ada inspirasi kuat tekanan intrapleura turun men-apai 30 mm0g, menimbulkan pengembangan jaringan paru yang lebih besar. > ?pabila 1entilasi meningkat, derajat pengempisan jaringan paru juga ditingkatkan melalui kontraksi aktif otototot ekspirasi yang menurunkan 1olume intratorakal. 7eranan 8tot 9espirasi ) "arena udara mengalir mengikuti penurunan gradien tekanan, maka tekanan intra al1eolus harus lebih ke-il dari tekanan atmosfer agar udara mengalir masuk ke dalam paru. !emikian juga, tekanan intra al1eolus harus lebih besar daripada tekanan atmosfer agar udara mengalir keluar paru sewaktu ekspirasi. 0ukum boyle menyatakan bahwa pada suhu konstan, tekanan yang ditimbulkan oleh suatu gas berbanding terbalik dengan 1olume gas@ yaitu, sewaktu 1olume gas meningkat, tekanan yang ditimbulkan oleh gas berkurang se-ara proporsional. ),> Sebaliknya, tekanan meningkat se-ara proporsional sewaktu 1olume berkurang. 'erubahan 1olume paru, dan karenanya tekanan intraal1eolus, ditimbulkan se-ara tak langsung oleh akti1itas otot pernapasan. *tototot pernapasan yang melakukan gerakan bernapas tidak bekerja langsung pada paru untuk mengubah 1olumenya. *tototot ini mengubah 1olume rongga thoraks, menyebabkan perubahan serupa pada 1olume paru karena dinding thoraks dan dinding paru berhubungan melalui daya rekat -airan intrapleura dan gradien tekanan transmural. 5,),B Sebelum inspirasi, otototot pernapasan berada dalam keadaan lemas, tidak ada udara yang mengalir, dan tekanan intraal1eolus setara dengan tekanan atmosfer. *tot inspirasi utama yang berkontraksi untuk melakukan inspirasi sewaktu bernapas tenang adalah diafragma dan otot interkostal eksternal. 5> 'ada awitan inspirasi, otototot ini dirangsang untuk berkontraksi sehingga rongga thoraks membesar. *tot inspirasi utama adalah diafragma, satu lembaran otot rangka yang membentuk rantai rongga thoraks dan dipersarafi oleh n. 'hreni-us dan m. inter-ostalis eksternus. 5,),B !iafragma dalam keadaan melemas berbentuk kubah yang menonjol ke atas ke dalam rongga thoraks. "etika berkontraksi, diafragma turun dan memperbesar 1olume rongga thoraks dengan meningkatkan ukuran 1ertikal. !inding abdomen, jika melemas, menonjol keluar sewaktu inspirasi karena diafragma yang turun menekan isi abdomen ke bawah dan ke depan. Sekitar >4C pembesaran rongga thoraks sewaktu bernapas tenang dilakukan oleh kontraksi diafragma. ) 'ada inspirasi kuat, prosesnya dibantu oleh otototot inspirasi tambahan. *tototot tersebut antara lain m. sterno-leidomatoideus yang berfungsi mengangkat sternum, m. serratus anterior yang mengangkat sebagian besar iga, dan m. s-alenus yang mengangkat dua iga pertama. > !ua set otot interkostal terletak antara igaiga, otot interkostal eksternal terletak di atas otot interkostal internal. "ontraksi otot interkostal eksternal, yang seratseratnya berjalan ke bawah dan depan antara dua iga yang berdekatan, memperbesar rongga thoraks dalam dimensi lateral dan anteroposterior. 5> "etika berkontraksi, otot interkostal eksternal mengangkat iga dan selanjutnya sternum ke atas dan ke depan. Saraf interkostal mengaktifkan > otototot interkostal ini. 'ada akhir ekspirasi, otot inspirasi melemas. !iafragma mengambil posisi aslinya yang seperti kubah ketika melemas. "etika otot interkostal eksternal melemas, sangkar iga yang sebelumnya terangkat tururn karena gra1itasi. ),> 8anpa gayagaya yang menyebabkan ekspansi dinding dada maka dinding dada dan paru yang semula teregang mengalami rekoil ke ukuran semula. Sewaktu paru kembali menge-il, tekanan intraal1eolus meningkat, karena jumlah udara termampatkan ke 1olume yang lebih ke-il. 'ada ekspirasi kuat terjadi kontraksi otototot ekspirasi. *tototot ekspirasi tersebut antara lain, m. re-tus abdominis yang menarik iga ke arah bawah dan m. inter-ostalis interna. Volume Paru 'ada orang dewasa sehat, udara maksimal yang dapat ditampung paru adalah sekitar 4,> liter pada pria dan 3,2 liter pada wanita. ) 9kuran anatomik, usia, daya regang paru, dan ada tidaknya penyakit pernapasan mempengaruhi kapasitas paru total. !alam keadaan normal, 1olume paru mengalami pengembangan moderat sepanjang siklus pernapasan. 'ada akhir ekspirasi tenang normal, paru mengandung sekitar 2200 ml udara. ) Selama bernapas biasa saat istirahat, sekitar 400 ml udara masuk dan keluar paru sehingga selama bernapas tenang 1olume paru ber1ariasi antara 2200 ml pada akhir ekspirasi sampai 2>00 ml pada akhir inspirasi. 1,2 Selama ekspirasi maksimal, 1olume paru dapat turun menjadi 1200 ml pada pria dan 1000 ml pada wanita, tetapi paru tidak pernah dapat dikosongkan se-ara total karena saluransaluran napas ke-il kolaps ketika ekspirasi paksa pada 1olume paru yang rendah sehingga menghambat pengeluaran udara lebih lanjut. )B B Gambar ". Dia!ram Pernapasan # ;umlah udara yang masuk ke dalam paru setiap inspirasi #atau jumlah udara yang keluar dari paru setiap ekspirasi% dinamakan 1olume alun napas #tidal volume : &;%, nilainya pada kondisi istirahat 400 ml. ),B ;umlah udara yang masih dapat masuk ke dalam paru pada inspirasi maksimal, setelah inspirasi biasa disebut 1olume -adangan inspirasi #inspiratory reserve volume : %9;%. A&D di-apai oleh kontraksi maksimal diafragma, otot interkostal eksternal, dan otot inspirasi tambahan dengan nilai rerata 3000 ml. ),> ;umlah udara yang dapat dikeluarkan se-ara aktif dari dalam paru melalui kontraksi otot ekspirasi, setelah ekspirasi biasa disebut 1olume -adangan ekspirasi #e.pirator3 reserve volume : 19;%, nilai reratanya 1000 ml. 9dara yang masih tertinggal di dalam paru setelah ekspirasi maksimal disebut 1olume residu #residual volume%, nilai reratannya 1200 ml. )B Dolume residual tidak dapat diukur se-ara langsung dengan spirometer, karena 1olume udara ini tidak keluar dan masuk paru. .amun, 1olume ini dapat ditentukan se-ara tak langsung melalui teknik pengen-eran gas yang melibatkan inspirasi sejumlah tertentu gas penjejak tak berbahaya seperti helium. "apasitas inspirasi #inspirator3 capacit3 : %<% merupakan 1olume udara maksimal yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi tenang normal #A4 E A&D $ 8!%, nilai reratanya 3400 ml. ),> "apasitas residual fungsional #=unctional residual capacit3 : F9<% merupakan 1olume udara paru pada akhir ekspirasi pasif normal #=&4 E 7&D $ &D%, nilai reratanya 2200 ml. ),B "apasitas 1ital #vital capacit3 : ;<% merupakan 1olume udara maksimal yang dapat dikeluarkan dalam satu kali bernapas setelah inspirasi maksimal #D4 E A&D $ 8D $ 7&D%. D4 men-erminkan 1olume maksimal yang dapat terjadi pada paru. ),> 0al ini jarang digunakan karena kontraksi otot maksimal yang terlibat melelahkan, tetapi berguna untuk memastikan kapasitas fungsional paru, nilai reratanya 3400 ml. ) "apasitas paru total #total lun- capacit3 : &><% merupakan 1olume udara maksimal yang dapat ditampung oleh paru #834 E D4 $ &D%, nilai reratanya 4>00 ml. ),B,+ Anamnesis ?namnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan -ara melakukan serangkaian wawan-ara dengan pasien atau keluarga pasien atau dalam keadaan tertentu dengan penolong pasien. 10 (erbeda dengan wawan-ara biasa, anamnesis dilakukan dengan -ara yang khas, berdasarkan pengetahuan tentang penyakit dan dasardasar + pengetahuan yang ada di balik terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari masalah yang dikeluhkan oleh pasien. 10
?namnesis dilakukan se-ara alloanamnesis, dari keluhankeluhan tersebut dan dasar teori dari anamnesis, maka dapat kita ketahui datadata sebagai berikutF 10,11 1. $dentitas Pasien (erupa nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal pemeriksaan. 11 ". %eluhan &tama ?nak batuk sejak 2 minggu yang lalu. '. (i)ayat Penyakit Sekaran! Saat batuk, pasien menjadi kesulitan bernafas akibat batuk terusmenerus sehingga wajah menjadi memerah kebiruan. !i antara episode batuk, pasien tampak baikbaik saja. "eluhan demam #$% tapi tidak terlalu tinggi dan naik turun. 4. %eluhan Penyerta 0alhal yang perlu ditanyakan antara lainF ?danya nyeri dada, sputum, hemoptysis, mengi, dan suara serak. *. (i)ayat penyakit Dahulu 0alhal yang perlu ditanyakan antara lainF ?pakah anak pernah menderita batuk sebelumnya, -ampak #morbili%, rubella, 1arisela, polio. 10,11 +. (i)ayat Penyakit %eluar!a 0alhal yang perlu ditanyakan antara lainF ?pakah ada keluarga anda yang mengalami masalah yang samaG ?pakah terdapat kelainan familial yang diwariskanG 10,11 #. (i)ayat Aler!i ?pakah pasien menderita alergi terhadap obatobatan tertentu, makanan tertentu, atau faktor lain. 10,11 ,. (i)ayat $munisasi 10 &iwayat imunisasi dasar pasien tidak lengkap. -. (i)ayat Sosial./konomi 0alhal yang perlu ditanyakan antara lainF ?pakah pekerjaan orang tua pasienG (agaimana kebiasaan pasien seharihariG (agaimanakah lingkungan tempat tinggal pasienG 10,11 10. (i)ayat pen!obatan 0alhal yang perlu ditanyakan antara lainF ?pakah pasien sedang menjalani pengobatanG *bat apa yang dipakaiG (agaimana perkembangannyaG 10,11 Pemeriksaan Pemeriksaan Fisik !alam pemeriksaan fisik, dilihat keadaan umum pasien, status kesadaran dan tandatanda 1ital #tekanan darah, frekuensi nadi, suhu, dsb% yang dapat memberikan petunjuk tentang berat ringannya penyakit pasien. "elainan H kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat berguna dalam menentukan penyebab keluhan. "eempat komponen pemeriksaan paru lengkap meliputiF inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. 'emeriksaan tingkat pernapasan, kedalaman, kemudahan, simetri, dan irama pernapasan sangat penting untuk mendeteksi penyakit paru. 'ada anakanak, tingkat pernapasan meningkat dapat menjadi indikator awal pneumonia atau hipoksemia. !alam sebuah penelitian terhadap anak anak dengan penyakit pernapasan, upaya pernafasan, warna, dan gerakan memiliki akurasi diagnostik yang baik dalam mendeteksi hipoksemia. 'alpasi posisi trakea, simetri gerakan dinding dada, dan getaran dengan 1okalisasi dapat membantu dalam mengidentifikasi kelainan intratoraks. 'ergeseran posisi trakea dapat menyarankan pneumothora2 atau atelektasis signifikan. =remitus taktil dapat berubah dengan adanya konsolidasi atau udara di dalam rongga pleura. <embantu tes transmisi kebisingan lainnya termasuk 6ronchophon3 dan e-ophon3. 1,10 ?uskultasi harus menilai kualitas suara nafas dan mendeteksi keberadaan suara abnormal seperti halus atau kasar, mengi, atau ronki. 0al ini penting untuk mengetahui anatomi paruparu untuk mengidentifikasi lokasi temuan abnormal. 'ada pasien yang lebih 11 tua, unilateral -ra-kles adalah pemeriksaan yang paling berharga dalam menemukan pneumonia. 'erkusi dapat mengidentifikasi suara timpani atau membosankan yang dapat membantu menentukan proses intratoraks. <anifestasi ekstrapulmonar penyakit paru termasuk kegagalan pertumbuhan, perubahan status mental #dari hipoksemia atau hiperkapnia%, sianosis, clu66in-, dan osteoarthropath3. (ukti cor pulmonale #bunyi keras pulmonal dari suara jantung kedua, hepatomegali, peningkatan tekanan 1ena leher, dan edema perifer% menandakan penyakit paruparu lanjut. ,angguan pernafasan bisa bersifat sekunder penyakit pada sistem lain. *leh karena itu penting untuk men-ari kondisi lain seperti penyakit jantung bawaan #murmur atau gallop%, penyakit neuromuskuler #penge-ilan otot atau s-oliosis%, immunodefisiensi #ruam atau diare%, dan penyakit autoimun atau keganasan tersembunyi #arthritis atau hepatosplenomegali%. 1,10 Pemeriksaan penunjang 0itung leukosit pada darah perifer anak yang menderita pertusis sering meningkat dan ditandai dengan menonjolnya limfosit. "adangkadang ditemukan hitung leukosit total lebih dari 100.000. 3imfositosis maksimal sesuai saat batuk yang paling berat. 3imfositosis tidak terlalu nyata terlihat pada anak atau orang dewasa yang telah mendapat 1aksinasi pertusis sebelumnya. Anfeksi bakteri sekunder sering menyebabkan hitung jenis leukosit bergeser dengan menonjolnya neutrofil. 'emeriksaan &ontgen pada pertusis sering normal. "ekasaran sepanjang perbatasan jantung atau konsolidasi sekitar bronkus juga bisa terlihat. ?telektasis dan limfadenopati trakeobronkial kadangkadang terjadi. Anfiltrat paru yang jelas dapat menunjukkan pneumonia bakteri sekunder. 1,2,12 (iakan positif !ordetella pertussis merupakan standar paling baik untuk mendiagnosis pertusis. *leh karena !ordetella pertussis merupakan organisme yang sukar tubuh, biakan negatif tidak menyingkirkan diagnosis pertusis. 'ada epidemi, sampai B0C infeksi yang di-urigai dipastikan melalui biakan. 'ada keadaan klinis biasa, angka bakteri yang diisolasi dari pasien yang diduga pertusis jauh lebih rendah. 'emberian antibiotik sebelumnya akan sangat mengurangi angka isolasi. "arier !ordetella pertussis yang asimtomatis sangat jarang. ?ngka isolasi paling tinggi selama 34 minggu awal penyakit. 8es antibodi fluoresen langsung #?FA@ direct =luorescent anti6od3 % pada apusan sekret nasofaring bermanfaat untuk diagnosis -epat bila dilakukan dengan reagen yang baik dan personil yang berpengalaman. .amun dapat terjadi hasil yang negatif maupun positif palsu. 12 12 Dia!nosis Work iagnosis 7ertusis <asa inkubasi pertusis adalah >14 hari. ?da tiga stadium yang diketahuiF periode kataralis, paroksismal, dan penyembuhan. 'eriode kataralis berlangsung beberapa hari sampai seminggu. 'eriode ini tidak dapat dibedakan dengan salesma, yang disertai dengan rinore, bersin, batuk ringan, dan kadangkadang infeksi konjungti1a ringan. (atuk berangsurangsur menjadi nyata dan bera. 'eriode kataralis adalah fase yang paling menular. 'eriode paroksimal ditandai batuk yang berangsurangsur semakin keras karena anak men-oba mengeluarkan se-ret kental, banyak, dan lengket dari saluran napas. 'eriode ini umumnya berlangsung 14 minggu. 'ada periode paroksimal batuk terjadi -epat dan berturutturut sehingga anak tidak sempat mengambil napas antara batuk. ?khirnya saluran napas bebas dan anak kemudian bisabernapas. "arakteristik rejan disebabkan oleh aliran masuk udara lewat laring yangtertutup sebagian. (ayi mungkin tidak mengalami rejan ini di akhir serangan batuk. Selain itu, bayi sangat muda dapat menderita apnea tanpa riwayat batuk.risiko hipoksemia berat dapat terjadi dalam periode paroksismal berat. 1,2,12 i!!erential iagnosis !ronkitis (ronkitis merupakan proses peradangan pada bronkus dengan manifestasi utama berupa batuk yang produktif. 'roses ini dapat disebabkan karena perluasan dari proses penyakit yang terjadi dari saluran napas atas maupun bawah. !efinisi klinis dari bron-hitis pada anak sampai saat ini masih belum jelas, tetapi banyak para klinisi membuat diagnosis bron-hitis untuk anak dengan gejala batuk, dengan atau tanpa demam serta adanya produksi dahak:sputum. <eskipun etiologi dari bron-hitis masih sukar dijelaskan se-ara spesifik, dan beberapa studi menunjukkan bahwa bron-hitis merupakan penyakit yang selfresol1ing, tetapi bronkitis ini pada umumnya disebabkan oleh patogen 1irus. Se-ara praktis, diagnosa bronkitis sering ter-ermin dari hasil pemberian resep berupa antibiotika tertentu yang diyakini membasmi jenis bakteri penyebab penyakit ini. ;aringan teriritasi dan memproduksi 13 banyak lendir. 0al ini banyak terjadi pada anakanak yang menjadi perokok baik perokok primer maupun sekunder dan tinggal di lingkungan yang banyak terpolusi. 1,2,+ "elainan klinis yang lama pada bronkitis kronis menimbulkan dugaan adanya reaksi inflamasi yang berlebihan pada saluran napas atau paparan bahan berbahaya yang terus menerus dari lingkungan, hal ini menimbulkan kerusakan pada saluran napas sehingga terjadiF ganguan pembersihan lender, produksi lendir meningkat, batuk basah, penyempitan saluran napas sehingga timbul suara mengi dan turunya daya tahan saluran napas terhadap 1irus. ,ejala utamanya adalah batuk produktif yang sudah berlangsung lama, anak biasanya mengeluh nyeri dada, gejalagejala ini menjelek pada malam hari, reakti1itas otot bronkus kurang, produksi lendirnya banyak, inflamasi saluran napas #pada asma yang menonjol adalah reakti1itas otot bronkus%. 2,+ /pidemiolo!i 'ertusis adalah satu dari penyakitpenyakit yang paling menular, dapat menimbulkan Iattack rateJ B0100C pada penduduk yang rentan. !i seluruh dunia ada )0 juta kasus pertusis setahun dengan lebih dari 500.000 meninggal. Selama masa pra1aksin, pertusis adalah penyebab utama kematian dari penyakit menular pada anak di bawah usia 14 tahun di ?merika Serikat. !ilaporkan juga bahwa 50 C adalah bayi kurang dari setahun, >5 C adalah anak kurang dari 5 tahun. 'ertusis terutama mewabah di negaranegara berkembang dan maju, seperti Atalia, daerahdaerah tertentu di ;erman dimana -akupan 1aksin rendah atau .o1a S-atia dimana digunakan 1aksin yang kurang poten, dengan angka insidensi ratarata men-apai 200500:100.000 populasi dengan angka kematian 350.000 pada anak dibawah 5 tahun.2 !i ?merika Serikat sendiri dilaporkan insidensi tertinggi 4500 kasus sejak tahun 1+)>. namun setelah hal tersebut, pertusis jarang sekali kasusnya karena sudah lebih di galakkan 1aksinasi . 1,12 /tiolo!i !ordetella pertussis merupakan penyebab satusatunya pada epidemi pertusis dan penyebab tersering pada pertusis sporadis. !ordetella parapertussis merupakan penyebab pertussis sporadis yang ditemukan di eropa barat dan timur. !ordetella pertussis merupakan 14 bakteri batang gram negati1e yang sukar tumbuh dan memerlukan media khusus untuk isolasinya. !. pertussis menempel ke epitel bersilia pada bronkus, sehingga menimbulkan siliostasis. 2 Pato1isiolo!i 0anya !. pertussis yang mengeluarkan toksin pertusis #8'%, protein 1irulen utama. !.pertussis juga menghasilkan beberapa bahan aktif, yang banyak darinya dimaksudkan untuk memainkan peran dalam penyakit dan imunitas. ?erosol, hemaglutinin filamentosa #0?=%, beberapa aglutinogen #=A<2=A<3%, dan protein permukaan nonfimbria )+k! yang disebut pertaktin #'&.% penting untuk perlekatan terhadap sel epitel bersilia saluran pernapasan. Sitotoksin trakea, adenilat siklase, dan 8' menghambat pembersihan organisme. Sitotoksin trakea, faktor dermonekrotik dan adenilat siklase diterima se-ara dominan menyebabkan -idera epitel lokal yang menghasilkan gejalagejala pernapasan dan mempermudah penyerapan 8'. 2,13 8' mempunyai 2 sub unit, yaitu ? dan (. 8' #(% akan berikatan dengan reseptor pada sel taret dan mengakti1asi 8'#?% pada membran sel yang merangsang pengeluaran en5im. 8' akan merangsang pengeluaran Adenosin ?iphosphate #?!'% sehingga akan mempengaruhi fungsi dari leukosit, limfosit, myo-ardial sehingga bermanifestasi pada peradangan saluran napas dengan hyperplasia kelenjar limfe peribronkial dan meningkatkan produksi mukus yang akan menutupi permukaan silia, yang pada akhirnya bias mengarah ke komplikasi bronkopneumonia, infeksi sekunder bakteri lain '7neumococcus, Aaemophilus in=luenBae C.aureus C.p3o-enes%, sianosis karena apnea dan ventilation per=usion mismatch. 2,13 aktor (isiko *rangorang yang berada pada risiko tertular pertusis meliputiF 1. ?nakanak dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi terbaru. 14 2. *rang yang hidup dalam kondisi tempat tingal penuh sesak atau tidak sehat. 14 3. *rang yang memiliki gangguan sistem kekebalan. 14 15 4. Siapapun yang bepergian ke tempat atau daerah endemik pertusis. 14 Penatalaksanaan "on medika mentosa 'erawatan di rumah sakit diindikasikan untuk setiap anak dengan serangan paroksismal berat yang disertai sianosis dan apnea. *leh karena penyakit berat dan komplikasi terjadi terutama pada anak yang sangat muda, bayi muda yang mendapat pertusis harus dirawat di rumah sakit sampai pasti bahwa serangan apnea, sianosis, dan masalah makan dapat diatasi di rumah. !iperlukan penghisapan sering sekret yang banyak dari nasofaring terutama pada bayi yang lemah, ke-il, dan lelah. 'emantauan ketat dan respon perawatan yang -epat untuk serangan batuk diperlukan untuk men-egah hipoksemia. 8ergantung berat dan gejala anak, merawat anak di unit perawatan intensif diindikasikan bila bangsal pediatrik tidak lengkap. 'erawatan di unit intensif ini berguna agar dapat berespon -epat untuk serangan tersebut. *ksigen 6low 63 harus tersedia untuk digunakan selama serangan batuk. Antubasi mungkin diperlukan untuk apnea, serangan batuk yang sangat hebat atau pneumonia sekunder. 4airan parenteral dan dukungan nutrisi sering diperlukan pada penyakit berat dan lama. 1,2,14 Medika mentosa *bat penekan batuk, ekspektoran, obat mukolitik, dan sedatif belum terbukti bermanfaat untuk mengobati pertusis. 8erapi antibiotik diindikasikan pada semua penderita pertusis. *bat terpilih adalah eritromisin dengan dosis 4050 mg:kgbb:hari terbagi dalam 4 dosis selama 14 hari #maks. 250 mg 4 kali sehari%. *rang yang terpajan paling dekat dengan penderita pertusis yang infeksius harus diberi profilaksis antibiotik selama 14 hari setelah kontak terakhirnya. !osis sama dengan dosis terapi. 'rofilaksis harus diberikan meskipun kontak baru saja menerima 1aksinasi pertusis. 8erapi eritromisin dini pada stadium prodromal dapat memperpendek penyakit dan kadangkadang men-egah pemburukan menjadi stadium paroksismal. (ila sudah terjadi stadium paroksismal, terapi berguna untuk membatasi penyebaran organisme. 1,2,14 1) %omplikasi . (ayi berusia K) bulan memiliki mortalitas dan morbiditas yang lebih tinggi, dengan usia K 2 bulan sebagai usia dengan angka tertinggi pertussis,associated hospitaliBation #B2C%. Sekitar +0C bayi berusia K4 bulan diasosiasikan dengan pertusis fatal. "omplikasi utama pertusis antara lain apnea, infeksi sekunder #seperti otitis media dan pneumonia%, dan sekuele fisik berupa batuk yang keras. "omplikasi neurologik antara lain kejang, hemiplegia, paraplegia, ataksia, afaksia, buta, tuli, dan kerusakan otak permanen. <asalah pada paru antara lain ateletaksis, emfisema, dan pneumotoraks. "omplikasi lain yang berkaitan dengan tekanan adalah epistaksis, melena, petekie, hernia, prolaps rektum, perdarahan epidural spinal, dan erdarahan subdural. !i ?merika, bila anak di bawah usia ) bulan mendapat infeksi pertusis, terdapat kemungkinan 0,4C meninggal. 2,14 Pen2e!ahan Sebagai akibat dari imunitas terbatas pada dewasa dan tidak adanya imunitas transplasenta, bayi sangat rentan terhadap infeksi. Amunisasi aktif dapat dirangsang dengan 1aksin pertussis aselular #!8a'%. Daksin pertusis mempunyai kemanjuran >0+0C@ kemanjuran menurun dengan lebih sedikit 1aksinasi. !i ?merika Serikat 1aksin pertusis aselular yang dikombinasikan dengan difteri dan tetanus toksoid, yang dikombinasikan dengan Aaemophilus in=luenBa tipe b, diberikan pada semua bayi. Daksin aselular mengandung satu antigen atau lebih dari !. pertussis yang diisolasi, seperti toksin pertusis, pertaktin, atau hemaglutinin filament, dan setiap preparat yang sekarang dilisensi tampaknya memberikan proteksi yang setara. Daksin aselular ini juga memiliki efek samping yang jauh lebih rendah #misalnya mengantuk, iritabilitas, atau anoreksia%, juga tingkat reaksi lokal yang lebih rendah. 2,15,1) Pro!nosis !ubia ad bonam, prognosis untuk pemulihan penuh dari pertusis sangat baik, komplikasi pertusis biasanya minimal, dan kebanyakan pasien mengalami pemulihan penuh se-ara bertahap dengan perawatan suportif dan antibiotik. "omplikasi ke-il selama sakit termasuk epistaksis, mual dan muntah, perdarahan sub-onjungti1a, dan ulkus frenulum. 'asien dengan kondisi komorbiditas tertentu, bagaimanapun, memiliki risiko morbiditas dan mortalitas tinggi dan harus die1aluasi se-ara indi1idual. Selain itu, dibandingkan dengan 1> anak yang lebih tua dan orang dewasa, bayi kurang dari ) bulan dengan pertusis lebih mungkin memiliki penyakit yang parah, komplikasi, dan memerlukan rawat inap. !ari 2001 2003, )+C dari bayi kurang dari ) bulan dengan pertusis harus dirawat inap. 2,15,1)
%esimpulan 'ertusis merupakan salah satu penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, disebabkan terutama oleh !ordetella pertussis. 'ertusis ditandai dengan batuk lama dan kadangkadang terdengar seperti menggonggong #whoopin- cou-h% dan episode diakhir dengan ekspulsi dari sekret trakea,silia lepas dan epitel nekrotik.'ertusis sering menyerang bayi dan anakanak kurang dari 5 tahun, terutama yang belum diimunisasi lebih rentan, demikian juga dengan anak lebih dari 12 tahun dan orang dewasa. Stadium penyakit pertusis meliputi 3 stadium yaitu kataralis, paroksismal, dan penyembuhan. <asingmasing berlangsung selama 2 minggu. 'ada bayi, gejala menjadi lebih jelas justru pada stadium kon1alesen. Sedangkan pada orang dewasa men-apai pun-aknya pada stadium paro2sismal. !iagnosa pertusis dengan gejala klinis memun-ak pada stadium paroksismal, riwayat kontak dengan penderita pertusis, kultur apus nasofaring, !=?, foto thora2. 8erapi yang dapat diberikan antibioti- eritromisin 50mg:kg(:hari dibagi 4 dosis selama 14 hari, dan suportif. 'rognosis baik dengan penatalaksanaan yang tepat dan -epat. "ematian biasanya terjadi karena ensefalopati dan pneumonia atau komplikasi penyakit paru yang lainnya. Da1tar Pustaka 1. &udolph ?<, 0offman ;A7, &udolph 4!. (uku ajar pediatri &udolph. 7d20. ;akartaF 'enerbit (uku "edokteran 7,4@ 200).h.)5)B, 1>)B+. 2. "liegman &<, (ehram &7, ;enson 0(, Stanton (=. .elsonLs te2tbook of pediatri-s. 1B th ed. 'hiladelphiaF Saunders 7lse1iers@ 200>.p.11>BB2. 3. Snell &S. ?natomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. 7d). ;akartaF 'enerbit (uku "edokteran 7,4@ 200).hal B4+0, >+5B0+. 4. Sloane 7. ?natomi dan =osiologi untuk pemula. ;akartaF 'enerbit (uku "edokteran 7,4@ 2004.hal.2))>>. 1B 5. Shier !, (utler ;, 3ewis &. 0oleLs essentials of 0uman anatomy M physiology. 10th ed. .ew NorkF <- ,raw0ill@ 200).p.452)1. ). Sherwood 3. =isiologi manusia dari sel ke ke sistem. 7d). ;akartaF 'enerbit (uku "edokteran 7,4@ 2011.hal.4+>544. >. ,uyton ?4, 0all ;7. 8e2tbook of medi-al 'hysiology. 11th ed. 'ennsyl1aniaF 7lse1iers Saunders@ 200).p.>)3>. B. Sil1erthorn !9. 0uman 'hysiology an integrated approa-h. 5th ed. San =ransis-oF 'earson (enjamin 4ummings@ 2010.p.5>0B+. +. Supriyatno (. (atuk kronik pada anak. <aj "edokt Andon. 2010@)0#)%F2B5B. 10. ;onathan ,. ?t a glan-e anamnesis dan pemeriksaan fisik. ;akartaF 'enerbit 7rlangga <edi-al Series@200B. h.1>)>. 11. ?kunjee ., ?kunjee <. 'anduan menghadapi *S47 bagi mahasiswa tingkat akhir. ;akartaF 'enerbit (uku "edokteran 7,4@ 2011. h.1B20. 12. 8an 8, 8rindade 7, Skowronski !. 7pidemiology of pertussis. 8he 'ediatri- Anfe-tious !isease ;ournal. 2005@24#5%F10>. 13. "umar D, ?bbas ?", =austo .. &obbins M 4otran dasar patologi penyakit. 7d>. ;akartaF 'enerbit (uku "edokteran 7,4@ 2010.h.3B++0, >412. 14. 0ay //, 3e1in <;, Sondheimer ;<, !eterding &&. 4urrent pediatri- diagnosis M treatment. 1B th ed. San =ransis-oF <- ,raw 0ill 4ompanies@ 200>.p.20BB+. 15. (rown 8. 'ertussis 1a--inesF whole-ell more durable than a-ellular. Medscape Medical News Oserial onlineP. <ay 22, 2013@?--essed <ay 2>, 2013. ?1ailable at httpF::www.meds-ape.-om:1iewarti-le:B04)44. 1). <andal S, 8atti "<, /oodsStout !, et al. 'ertussis pseudooutbreak linked to spe-imens -ontaminated by (ordetella pertussis !.? from -lini- surfa-es. 'ediatri-s. 2012@12+#2%Fe424He430. 1+ BB33 -klt