Anda di halaman 1dari 25

i

Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah













Disusun oleh :
NAMA : SAMPURNO
NIM : 111110116

FAKULTAS TEHNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
TAHUN 2014

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu yang telah di tentukan.
Salawat dan salam kepada rasulullah SAW yang telah menyelamatkan umat
manusia dari alam kegelapan kealam yang diridohi oleh allah SWT dan berilmu
pendidikan seperti yang kita rasakan saat ini.
Penulis mengucapakan terimakasih kepada teman-teman saya yang telah
membantu saya dalam penulisan tugas ini. Semoga tugas ini dapat membantu
pembaca dalam menambah referensi bacaan ataupun pengetahuan dalam ilmu dasar
tentang ijtihad dan hukum taklifi. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan tulisan makalah ini.


Lamongan, Januari 2014
Penyusun

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan yang Dicapai ............................................................................... 1
D. Sistematika .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2
A. Pengertian ................................................................................................ 2
B. Wujud dari Hubungan International ........................................................ 3
C. Dampak Suatu Negara yang Mengucilkan Diri dari Pergaulan Antar
Bangsa ..................................................................................................... 4
D. Penting Hubungan International Bagi Suatu Negara .............................. 5
E. Pola Hubungan Antar Bangsa ................................................................. 10
F. Perwakilan Negara di Luar Negeri .......................................................... 12
G. Organisasi International .......................................................................... 13
H. Manfaat Kerjasama dan Perjanjian Internasional Bagi Bangsa
Indonesia ................................................................................................. 18
I. Manfaat Perjanjian International ............................................................. 19

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hubungan internasional diidentifikasikan sebagai studi tentang interaksi
antara beberapa faktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi
negara-negara, organisasi internasional, organisasi nonpemerintah, kesatuan
substansional (kelompok-kelompok atau badan-badan dalam suatu negara), seperti
birokrasi dan pemerintah domestik, serta individu-individu. Dalam hubunngan
internasional terdapat berbagai pola hubungan antar bangsa seperti : pola penjajahan,
pola hubungan ketergantungan, pola hubungan sama derajat antarbangsa. Memiliki
arti penting serta sarana hubungan internasional. Oleh karena itu penulis akan
menjelaskan poin-poin penting tersebut yang bersumber dari buku dan artikel artikel
yang telah dibaca dan ditambah dengan referensi-referensi lainnya

B. Rumusan Masalah
Untuk mengkaji makalah ini, penyusun merumuskan masalah sebagai berikut:
Mendeskripsikan tentang hubungan internasional
Dampak suatu negara yang mengucilkan diri dari bangsa
Pentingnya Hubungan Internasional

C. Tujuan Yang Dicapai
Menambah wawasan
Mengetahui arti dari Hubungan Internasional dan Organisasi International

D. Sistematika
BAB I : PENDAHULUAN
Pada pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
yang akan dicapai, dan metode yang dipergunakan serta sistematika.
BAB II : ISI
Dalam bab ini,membahas tentang bahan yang di angkat sebagai rujukan dalam
pembuatan makalah ini.
BAB III : PENUTUP
Penutup berisi kesimpulan dan saran tentang masalah-masalah yang diuraikan
dalam makalah ini.

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hubungan International
Hubungan internasional atau hubungan antarbangsa merupakan interaksi
manusia antarbangsa baik secara individu maupun kelompok, dilakukan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung dan dapat berupa persahabatan,
persengketaan, permusuhan ataupun peperangan.
Beberapa pendapat mengenai pengertian Hubungan Internasional, diantaranya:
1. J.C. Johari
Hubungan internasional merupakan sebuah studi tentang interaksi yang
berlansung diantara negara-negara berdaulat disamping itu juga studi tentang pelaku-
pelaku non negara (non states actors) yang prilakunya memiliki dampak terhadap
tugas-tugas.Negara

2. Couloumbis dan Wolfe
Hubungan internasional adalah studi yang sistematis mengenai fenomena-
fenomena yang bisa diamati dan mencoba menemukan variabel-variabel dasar untuk
menjelaskan prilaku serta mengungkapkan karakteristik-Karakteristik atau tipe-tipe
hubungan antar unit-unit social

3. Mochtar Masoed
Hubungan internasional merupakan hubungan yang sangat kompleksitas
karena didalamnya terdapat atau terlibat bangsa-bangsa yang masing-masing
berdaulat sehingga memerlukan mekanisme yang lebih rumit dari pada hubungan
antar kelompok.

4. Tulus Warsito
Hubungan internasional adalah studi tentang interaksi dari politik luar negeri
dari beberapa negara.

5. Drs. R. Soeprapto
Hubungan internasional adalah sebagai spesialisasi yang mengintegritaskan
cabang-cabang pengetahuan lain yang mempelajari segi-segi internasional kehidupan
sosial umat manusia.

3

6. Anonymous
Hubungan internasional adalah studi hubungan tentang unit-unit sebagai
bentuk inter-relasi bagian-bagian biasanya mengacu pada sistem intern negara-
negara. Dalam hal ini diakui adanya adanya peranan-peranan aktor-aktor non states
seperti PBB, MNC, kelompok teroris namun tidaklah sepenting state atau negara.

7. Para Tradisionalis
Hubungan internasional serupa dengan diplomasi dan strategi serta kerjasama
dan konflik atau secara lebih sederhana hubungan internasional merupakan studi
tentang perang dan damai.

8. Drs.R Soeprapto
Hubungan internasional studi yang orientasinya bersifat efektif (orientasi
pasca perilaku ) yang sering mengkombinasikan unsur-unsur pendekatan ilmiah
dengan tujuan yang jelasnilainya seperti mensubtitusikan perang dengan metode-
metode perdamaian untuk menyelesaikan pertikaian, pengendalian penduduk,
perlindungan terhadap lingkungan, pemberantasan penyakit, kemelaratan manusia.

9. Trygive Mathisen
Hubungan internasional merupakan semua aspek internasional dari kehidupan
sosial umat manusia, dalam arti semua tingkah laku manusia yang terjadi atau berasal
dari suatu negara dapat mempengaruhi tingkah laku manusia di negara lain.

10. Kenneth W.Thompson
Hubungan internasional adalah studi tentang rivalitas amtar bangsa beserta
kondisi-kondisi dan institusi-institusi yang memperbaiki atau memperburuk rivalitas
tersebut.

B. Wujud dari Hubungan Internasional :
a. Individual (turis mahasiswa pedagang yang mengadakan kontak-kontak pribadi
sehingga timbul kepentingan timbal balik di antara mereka).
b. Antar kelompok (Lembaga social dan keagamaan dan perdagangan yang
melakukan kontak secara insidental, periodik atau permanen)
c. Hubungan antar Negara (negara yang satu dengan negara lainmengadakan
kerjasama dalam bidang ekonomi, kebudayaan, tekhnologi, dll).

4

Sifat Hubungan Internasional :
a. Persahabatan
b. Persengketaan
c. Permusuhan
d. Peperangan

C. Dampak suatu negara yang mengucilkan diri dari pergaulan antar bangsa
Suatu negara pada dasarnya sama dengan manusia yang tidak dapat hidup
sendiri dan selalu memerlukan manusia lain. Suatu negara tidak mungkin memenuhi
semua kebutuhan sendiri akan tetapi selalu memerlukan kerjasama dengan negara
lain di dunia ini.
Sumber kekuatan yang dimiliki oleh suatu Negara akan berbeda-beda,ada
yang kaya akan sumber daya alam, memiliki jumlah penduduk yang banyak,dan ada
pula yang mengandalkan jumlah ilmuwan. Kelebihan semacam ini akan berpengaruh
pada posisi suatu Negara dalam hubungan internasional.
Faktor yang menentukan dalam proses hubungan internasional baik Bilateral
maupun Multilateral, antara lain adalah :
Kekuatan nasional
Jumlah penduduk
Sumber daya alam
Letak geografis
Jika suatu Negara memiliki ke empat factor ini maka Negara tersebut tidak
akan banyak terpengaruh pada hubungan internasional, Akan tetapi jika keempat
faktor ini lemah maka suatu Negara akan sangat membutuhkan hubungan
internasional.

Beberapa dampak suatu Negara yang tidak mau bergaul dengan Negara lain :
Jauh dari pergaulan antarbangsa.
Menghambat pencapaian tujuan nasionalnya.
Tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi di berbagai bidang
kehidupan.
Ketinggalan zaman atau sulit menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman yang
sudah memasuki era globalisasi.
Masyarakatnya statis dan sulit berkembang.
Timbulnya segala macam ancaman (tidak aman).
5

Organisasi internasional tidak akan peduli terhadap masalah yang timbul dalam
negara tersebut.
Diberhentikannya bantuan dari negara-negara atau bangsa-bangsa terhadap negara
tersebut.
Negara akan terkebelakang dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi
Rakyatnya cendrung miskin
Tanpa investasi asing pertumbuhan ekonomi berjalan lambat
Bila menghadapi bencana besar, sulit mengatasi tanpa bantuan dan kerjasama
dengan Negara lain.
Dengan demikian sangatlah rugi jika suatu negara tidak ikut bergabung
dengan organisasi internasional. Jika negara itu masih kecil, kalau ikut menjalin HI,
maka tidak menutup kemungkinan bagi negara itu untuk lebih berkembang dan maju.
Begitu pula dengan masalah keamanan di negara tersebut dengan adanya HI maka
setiap permasalahan yang dihadapi dapat diselesikan dengan bantuan dari negara-
negara lain. Maka hubungan internasional itu sangat penting dan sangat diperlukan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik oleh negara yang masih kecil
maupun negara yang sudah berkembang dan maju.

D. Penting hubungan internasional bagi suatu negara
Tidak satupun bangsa di dunia ini dapat membebaskan diri ketergantungan
dengan bangsa dan negara lain. Menurut Mochtar Kusumaatmaja hubungan dan
kerjasama antar bangsa itu timbul karena adanya kebutuhan yang disebabkan oleh
pembagian kekayaan alam dan perkembangan industri yang tidak merata di dunia.
Arti penting hubungan internasional bagi suatu negara antara lain karena
faktor-faktor sebagai berikut :
Faktor internal :
Yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik
melalui kudeta maupun intervensi dari negara lain.
Faktor eksternal :
1. Yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara
tidak dapat berdiri sendiri, tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain.
Ketergantungan tersebut, terutama dalam upaya memecahkan masalah-
masalah ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.
2. Untuk membangun komunikasi lintas bangsa dan negara guna mewujudkan
kerja sama yang produktif dalam memenuhi berbagai kebutuhan yang
menyangkut kepentingan nasional negara masing-masing.
6

3. Mewujudkan tatanan dunia baru yang dapat memberikan manfaat bagi
kesejahteraan dan perdamaian yang abadi bagi warga masyarakat dunia.
Hubungan kerjasama antar negara (internasional) di dunia diperlukan guna
memenuhi kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata
pergaulan internasional, di samping demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan
hidup yang merupakan dambaan setiap manusia dan negara di dunia. Setiap negara
sudah barang tentu memiliki kelebihan, kekurangan dan kepentingan yang berbeda.
Hal-hal inilah yang mendorong dilakukannya hubungan dan kerjasama
internasional.
Kerjasama antar bangsa di dunia didasari atas sikap saling menghormati dan
saling menguntungkan. Kerjasama internasional antara lain bertujuan untuk :
Memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara.
Menciptakan saling pengertian antar bangsa dalam membina dan menegakkan
perdamaian dunia.
Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya.

4. Sarana Hubungan I nternasional
Suatu hubungan antarbangsa dan negara akan dapat berlangsung dengan baik
apabila terdapat pedoman-pedoman yang menjadi landasan berpijak. Pedoman-
pedoman internasional, harus dipatuhi pihak-pihak yang mengadakan hubungan baik
tertulis maupun tidak tertulis. Beberapa sarana penting dalam membangun hubungan
internasional adalah sebagai berikut :
1) Asas-Asas dalam Hubungan Internasional
Menurut hugo de groot, bahwa dalam hubungan internasional asas persamaan
derajat merupakan dasar yang menjadi kemauan bebas dan persetujuan dari beberapa
atau semua negara. Tujuannya adalah untuk kepentingan bersama dari mereka yang
menyatukan diri di dalamnya. Dalam hubungan internasional, dikenal beberapa asas
yang didasarkan pada daerah dan ruang lingkup berlakunya ketentuan hukum bagi
daerah dan warga negara masing-masing.
Ada 3 (tiga) asas dalam hubungan internasional yang antara satu dengan
lainnyan saling mempengaruhi :
Asas teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini, negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya.
Jadi, terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut, berlaku
hukum asing (internasional) sepenuhnya.
7

Asas kebangsaan
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini,
setiap warga negara di manapun ia berada, tetap menapat perlakuan hukum dari
negaranya. Asas ini mempunyai kekuatan exteritorial. Artinya hukum dari negara
tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun berada di negara asing.
Asas kepentingan umum
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur
kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini, negara dapat
menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan
kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.
Apabila ketiga asas ini tidak diperhatikan, akan timbul kekacauan hukum
dalam hubungan antar bangsa (internasional). Oleh sebab itu, antara satu negara
dengan negara lain perlua ada hubungan yang teratur dan tertib dalam bentuk hukum
internasional. Walaupun demikian, kerapkali masih terdapat masalah dan pertikaian-
pertikaian yang perlu dipecahkan. Misalnya persoalan dwi-kewarganegaraan, batas-
batas negara, wajib militer dan wajib pajak.
Disebut demikian karena dimiliki setiap negara dan terikat pada aturan dan
prosedur yang baku, baik secara nasional, maupun internasional. Sarana hubungan
internasional yang formal itu meliputi :
a. Depatemen luar negeri
b. Perwakilan diplomatic
c. Perwakilan konsuler

2) Faktor-Faktor Penentu dalam Hubungan Internasional
a. Kekuatan nasional (national power)
b. Jumlah penduduk
c. Sumber daya
d. Letak geografis
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dapat dipahami bagaimana suatu negara
mengadakan hubungan internasional.
Pertama : Jika suatu negara telah memiliki 4 faktor kekuatan tersebut dengan baik,
mereka relatif longgar untuk tidak mengadakan hubungan internasional.
Kedua : Namun bila suatu negara yang memiliki 4 faktor kekutan tersebut
lemah, mereka harus mengadakan hubungan internasional.

8

3) Sarana Formal
Disebut demikian karena dimiliki setiap negara dan terikat pada aturan dan
prosedur yang baku, baik secara nasional, maupun internasional. Sarana hubungan
internasional yang formal itu meliputi :
a. Depatemen luar negeri
b. Perwakilan diplomatik
c. Perwakilan konsuler

4) Sarana Informal
Disebut demikian karena penggunaannya tidak dimonopoli negara, ruang
geraknya bebas bagi semua pelaku, memiliki aturan dan prosedur yang sangat luwes,
baik nasional maupun internasional. Sarana hubungan internasional yang informal itu
meliputi :
a. Alat komunikasi canggih
Bila memilki sarana, kita dapat melakukan hubungan internasional. Sarana
yang harus kita miliki adalah alat komunikasi canggi, bisa berupa telepon kabel,
ponsel, internet, dan sebagainya. Dengan sarana-sarana tersebut kita dapat
berkomunikasi dengan orang tua, saudara, sahabat, kenalan dan lain-lainnya.
b. Pertandingan olahraga internasional
Saat ini penyelenggaraan pertandingan olahraga internasional semakin
sering. Penyebabnya adalah perkembangan olahraga itu sendiri. Hampir setiap
cabang olahraga memiliki perserta dari berbagai negara di dunia. Berbagai bangsa
bertemu dan terjadilah hubungan internasional melalui olahraga yang
bersangkutan.
c. Sarana informal lainnya
Setiap tahunnya banyak orang Indonesia pergi ke Mekkah di Arab Saudi
untuk melakukan umrah maupun haji. Ketika orang Indonesia menunaikan ibadah
umrah dan haji di Mekkah, mereka juga melakukan hubungan dengan orang-orang
dari berbagai negara di dunia. Bisa disebut mereka melakukan hubungan
internasional. Ada juga orang Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk bekerja,
menempuh pendidikan, dan berwisata. Dalam hal ini, pekerjaan, pendidikan, dan
pariwisata menjadi sarana informal hubungan internasional.
Menurut J. Frankel (1980) :
ada berbagai sarana yang dapat dipergunakan oleh negara-negara dalam melakukan
hubungan internasional, yaitu: diplomasi, ekonomi ,propaganda dan militer.

9

Diplomasi
Diplomasi merupakan seluruh kegiatan untuk melaksanakan politik luar negeri suatu
negara dalam hubungannya dengan bangsa dan negara lain. Diplomasi dapat bersifat
bilateral (melibatkan dua negara) atau multilateral (melibatkan lebih dari dua negara).
Instrumen diplomasi ada dua yaitu deplu yang berkedudukan di ibukota negara,
merupakan otaknya dan perwakilan diplomatik yang berkedudukan di ibukota
negara penerima yang merupakan panca indera dan penyambung lidahnya.
Dalam mewakili negara dan bangsanya, seorang diplomat memiliki tiga fungsi dasar
yaitu sebagai lambang, sebagai wakil yuridis yang sah sesuai hukum internasional
dan sebagai perwakilan politik.
Sedangkan tugas seorang diplomat dapat dibagi menjadi empat fase pokok diplomasi,
yaitu: perwakilan (representation), perundingan (negotiation), tugas (reporting) dan
perlindungan kepentingan bangsa, negara, dan warga negaranya di luar negeri.
Diplomat mempunyai tiga fungsi dasar dalam mewakili Negara dan bangsa
1. Sebagai lambang
2. Sebagai wakil yuridis yang sah menurut hukum dan hubungan internasional
3. Sebagai perwakilan diplomatic
Tugas diplomat dibagi menjadi 4 fase, yaitu :
1. Perwakilan (representation)
2. Perundingan (negotiation)
3. Tugas (reporting)
4. Perlindungan kepentingan bangsa, Negara, dan warga negaranya di luar negeri
Ekonomi
Hubungan internasional melalui sarana ekonomi tidak mutlak dilakukan oleh
pemerintah, swasta pun dapat berperanan besar, baik selama masa damai maupun
dalam situasi perang. Semua negara terlibat dalam hubungan ekonomi untuk
mendapatkan barang yang tidak dapat diproduksinya sendiri. Keuntungan lainnya
dari perdagangan internasional adalah diperolehnya suatu barang melalui sistem
produksi yang paling efisien dan murah.
Propaganda
Propaganda adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi pikiran, emosi dan
tindakan suatu kelompok demi kepentingan masyarakat umum. Ada dua hal yang
membedakan diplomasi dan propaganda:
1. Propaganda ditujukan kepada rakyat negara tersebut, bukan pemerintahnya.
2. Propaganda dilakukan hanya demi kepentingan negara pembuat propaganda.

10

Kekuatan Militer dan Perang
Berlawanan dengan ekonomi, bidang militer benar-benar dikuasai oleh
pemerintah. Bidang militer sangat mempengaruhi diplomasi karena memiliki
kekuatan militer yang tangguh akan menambah rasa percaya diri, sehingga bisa
mengabaikan ancaman-ancaman dan tekanan lawan yang dapat mengganggu
kepentingan nasionalnya. Kekuatan militer diperlihatkan dalam parade militer di hari-
hari nasional untuk menggertak dan memperingatkan negara-negara lawan sehingga
perang dapat dihindarkan. Perang adalah pilihan terakhir.

E. Pola Hubungan Antar Bangsa
Ada tiga macam pola hubungan antar bangsa, yaitu:
Penjajahan suatu bangsa atas bangsa lain, ketergantungan suatu bangsa atas
bangsa lain dan hubungan sama derajat.
Pola Penjajahan:
Penjajahan pada hakekatnya adalah penghisapan oleh suatu bangsa atas bangsa
lain yang ditimbulkan oleh perkembangan paham kapitalis, di mana negara penjajah
membutuhkan bahan mentah bagi industrinya dan juga pasar bagi hasil industrinya.
Inti dari penjajahan ini adalah penguasaan wilayah bangsa lain.
Pola Ketergantungan:
Umumnya terjadi pada negara-negara berkembang yang karena kekurangan
modal dan tekhnologi untuk membangun negaranya, terpaksa mengandalkan bantuan
negara-negara maju yang akhirnya mengakibatkan ketergantungan pada negara-
negara maju tersebut. Pola hubungan ini dikenal sebagai neo-kolonialisme
(penjajahan dalam bentuk baru).
Pola Hubungan Sama Derajat:
Pola hubungan ini sangat sulit diwujudkan, namun merupakan pola hubungan
yang paling ideal karena berusaha mewujudkan kesejahteraan bersama, sesuai dengan
jiwa sila kedua Pancasila, yang menuntut penghormatan atas kodrat manusia sebagai
makhluk yang sederajat tanpa memandang ideologi, bentuk negara ataupun sistem
pemerintahannya. Politik luar negeri bebas aktif yang kita pilih menghindarkan
bangsa kita jatuh ke paham kebangsaan yang sempit atau Chauvinisme yang
mengagung-agungkan bangsa sendiri namun memandang rendah bangsa lain. Juga
menghindarkan pahamKosmopolitisme yang memandang seluruh dunia sebagai
negeri yang satu dan sama sehingga mengabaikan negeri sendiri.
Dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif ini bangsa Indonesia
menjalin pergaulan dan kerjasama antar bangsa, dipimpin oleh presiden sebagai
11

kepala negara.Dalam melakukan kerjasama dan hubungan internasional ini presiden
dibantu oleh departemen luar negeri yang dipimpin seorang menteri luar negeri, para
duta dan konsul yang diangkat presiden untuk negara-negara lain serta duta-duta dan
konsul-konsul negara lain yang diterima oleh presiden. Hak mengangkat duta dan
konsul ini sesuai dengan Pasal 13 Undang-Undang Dasar 1945 dipegang oleh
presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPR. Dalam menerima duta dan
konsul negara lain, presiden juga harus meminta persetujuan dari kepala negara asal
duta dan konsul tersebut dalam bentuk Surat Kepercayaan (lettre de credance).
Oleh karena itu nasionalisme bangsa indonesia tidak jatuh kepaham Chauvinisme
dan kosmopolitisme. Chauvinisme adalah paham yang mengagung-agungkan bangsa
sendiri dengan memandang renfah bangsa lain. Kosmopolitisme adalah pandangan
yang melihat kosmos (seluruh Dunia ) sebagai polis (negeri sendiri ) sehingga
cenderung melupakan nasionalisme yang sehat dan mengabaikan tugas terhadap
bangsanya sendiri.
Itulah sebabnya bangsa indonesia memilih politik luar negeri Bebas Aktif. Bebas
berarti :
1. Banga Indonesia bebas bergaul dengan bangsa manapun.
2. Dalam pergaulan itu bangsa indonesia tidak Intervensi atau tidak mencampuri
urusan dalam negeri negara lain.
3. Dalam pergaulan itu terjadi saling memberi dan menerima bantuan dan
pertolongan yang tidak mengikat.
Landasan dan Pengertian Politik Luar Negeri Indonesia
a. Landasan Politik Luar Negeri Indonesia
Landasan ideal Pancasila, landasan kostitusional/struktural UUD 1945, dan
landasan operasional Tap MPR tentang GBHN, UU No. 37 Tahun 1999 tentang
Hubungan Luar Negeri , Keppres, Peraturan Menteri.
a. Pengertian Politik Luar Negeri
Menurut Sumpena Prawirasaputra, politik luar negeri adalah sekumpulan
kebijakan suatu negara untuk mengatur hubungan-hubungan luar negerinya,
yang merupakan bagian dari kebijakan nasional dan semata-mata untuk
mengabdi kepada kepentingan nasional.
Menurut UU No. 37 Tahun 1999, politik luar negeri adalah kebijakan, sikap
dan langkah pemerintah RI yang diambil dalam melakukan hubungan dengan
negara lain, organisasi internasional, serta subyek hukum internasional lainnya
dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan
nasional.
12

Prinsip-prinsip politik luar negeri Bebas-Aktif :
Bebas, bebas menentukan sikap dan pandangan terhadap masalah-masalah
internasionalnya. Aktif, aktif memperjuangkan terbinanya perdamaian dunia,
ketertiban dunia, serta menciptakan keadilan sosial.

F. Perwakilan Negara di Luar Negeri :
A. Perwakilan Diplomatik :
Adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina
hubungan politik dengan negara lain. Tugas ini dilakukan oleh perangkat diplomatik
yang meliputi duta besar, duta, kuasa usaha dan atase-atase.
Dalam praktik internasional ada dua jenis perwakilan diplomatik :
1. Kedutaan Besar, yang ditugaskan tetap pada suatu negara tertentu untuk saling
memberikan hubungan rutin antar negara tersebut.
2. Perutusan Tetap, yang ditempatkan pada suatu organisasi internasional (PBB)
B. Tingkatan dan Kepangkatan Perwakilan Diplomatik :
Tingkatan dan kepangkatan perwakilan diplomatik menurut menurut Kongres di
Aachen tahun 1918 sbb :
1. Duta Besar ( Ambassador) adalah tingkatan tertinggi dalam perwakilan
diplomatik. Duta Besar memiliki kekuasaan penuh dan luar biasa dan
ditempatkan pada negara yang punya hubungan erat dan banyak hubungan timbal
balik. Dalam beberapa hal seorang duta besar dapat memutuskan sesuatu yang
menyangkut negaranya tanpa berkonsultasi dengan kepala negaranya terlebih
dahulu.
2. Duta (Gerzant) adalah setingkat lebih rendah dari duta besar, biasanya
ditempatkan pada negara yang tidak banyak hubungan timbal balik dan derajat
kereratan hubungan lebih rendah dari pada negara yang mengirim duta besar.
Segala persoalan. Segala persoalan yang menyangkut ke dua negara, seorang
duta harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pemerintah negaranya.
3. Menteri Presiden (Minister President) adalah mereka yang tidak dianggab
sebagai wakil kepala negara, tetapi hanya ditempatkan untuk mengurus urusan-
urusan negaranya.
4. Kuasa Usaha (Charge Daffair), kuasa usaha tidak diperbantukan kepada kepala
negara, tetapi kepada menteri luar negeri negara penerima. Berhubungan dengan
kepala negara negara penerima melalui menteri luar negeri negara penerima.
5. Atase-atase, adalah tenaga ahli kedutaan, ada atase militer. atase perekonomian,
atase pendidikan dan kebudayaan, dll.
13

G. Organisasi Internasional
Ada berbagai cara untuk melakukan hubungan dan kerjasama internasional.
Salah satunya adalah melalui pertukaran korps diplomatik ataupun dengan membuat
perjanjian internasional. Selain itu kerjasama internasional juga dapat dilakukan
melalui organisasi-organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
atau melalui organisasi-organisasi kewilayahan, misalnya di Asia Tenggara ada
ASEAN (Association of South East Asian Nations), di Afrika ada OAU
(Organisation of African Unity), di Amerika ada OAS (Organization of American
States), sementara di Jazirah Arab ada Liga Arab (Arab League), atau organisasi
kepentingan tertentu, misalnya di bidang perminyakan ada OPEC (Organization of
Petroleum Exporting Countries), sedangkan di bidang pertahanan ada NATO (North
Atlantic Treaty Organization).
Di antara badan-badan dunia yang ada, dua di antara yang paling bagi negara
kita adalah PBB dan ASEAN.
a) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
PBB lahir secara resmi pada tanggal 24 Oktober 1945, yaitu hari pada saat
Piagam PBB sudah diratifikasi oleh 51 negara anggota pertamanya. Upaya
mendirikan PBB sudah dilakukan pada saat perang dunia kedua masih
berlangsung yaitu melalui Atlantic Charter (Piagam Atlantik) oleh negara-negara
sekutu, disusul oleh Charter of Peace (Piagam Perdamaian) di San Fransisco pada
tanggal 26 Juni 1945. Pada saat ini 185 negara sudah menjadi anggota PBB
sehingga meliputi seluruh dunia, kecuali beberapa negara kecil dan Swiss,
Taiwan, dan Korea Utara.
Markas besar PBB ada di New York, Amerika Serikat, namun tanah dan
bangunannya adalah wilayah internasional. PBB memiliki bendera, kantor pos
dan perangko sendiri. Enam bahasa resmi yaitu: Arab, Cina, Inggris, Perancis,
Rusia dan Spanyol digunakan dalam persidangan-persidangan PBB.
Tujuan PBB
PBB didirikan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:
- Menjaga perdamaian di seluruh dunia.
- Membangun hubungan persahabatan di antara bangsa-bangsa.
- Bekerjasama untuk membangun dunia yang lebih baik, memerangi kemiskinan
dan kebodohan, menghentikan kerusakan lingkungan dan mendorong
penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia.
- Sebagai pusat untuk membantu bangsa-bangsa mencapai tujuan tersebut.

14

Prinsip-Prinsip PBB:
Prinsip-prinsip yang melandasi kinerja PBB dan para anggotanya dalam
mewujudkan tujuan-tujuan tersebut antara lain:
- Semua anggota memiliki kedudukan yang sama dan sederajat.
- Semua anggota harus mematuhi Piagam PBB.
- Negara-negara harus menyelesaikan perselisihan mereka dengan jalan damai.
- Penggunaan kekerasan atau ancaman penggunaan kekerasan harus dihindari.
- PBB tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri negara manapun.
- Negara-negara anggota harus membantu PBB.
Badan-Badan atau Alat Perlengkapan PBB:
Badan-badan utama PBB meliputi:
Majelis Umum (MU) PBB
Merupakan satu-satunya badan PBB yang anggotanya meliputi semua
anggota PBB. Setiap negara boleh mengirim sampai 5 orang utusan, namun hanya
punya satu suara. Sidang-sidang MU umumnya dilaksanakan setahun sekali dari
bulan September hingga pertengahan Desember. Resolusi yang dihasilkan MU
PBB tidak mengikat karena berupa rekomendasi yang mencerminkan pandangan
mayoritas negara di dunia.
Dewan Keamanan (DK) PBB
DK PBB adalah badan PBB yang fungsi pokoknya memelihara dan
mempertahankan perdamaian dan keamanan dunia sesuai dengan asas-asas dan
tujuan PBB. Anggota-anggota DK PBB adalah lima anggota tetap (Amerika
Serikat, Rusia, RRC, Perancis dan Inggris) dan sepuluh anggota tidak tetap
(dipilih MU PBB berdasarkan pembagian geografis untuk masa jabatan selama 2
tahun). Anggota-anggota tetap DK PBB memiliki hak veto atau hak menolak
walaupun 14 anggota lainnya menyetujuinya.
Dewan Ekonomi dan Sosial
Badan PBB ini terdiri dari 54 negara anggota, di mana setiap tahunnya
dipilih 18 anggota baru oleh MU PBB untuk masa jabatan selama 3 tahun. Badan
ini bertanggungjawab atas kegiatan ekonomi dan sosial PBB, menyusun
rekomendasi yang berkaitan dengan masalah-masalah pembangunan ekonomi,
lingkungan, hak-hak asasi manusia, dan lain-lain. Dewan ini juga mengkoordinir
kegiatan-kegiatan bdan-badan khusus PBB seperti WHO (World Health
Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia), ILO (International Labour
Organization atau Organisasi Perburuhan Dunia), FAO (Food and Agriculture
Organization atau Organisasi Pertanian dan Makanan Dunia) dan UNESCO
15

(United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization atau Organisasi
Budaya, Keilmuan dan Pendidikan PBB), juga Dana Kanak-Kanak PBB atau
UNICEF (United Nations Childrens Fund).
Dewan Perwalian
Dewan Perwalian adalah badan PBB yang bertugas menyelenggarakan
pemerintahan dan menuntun wilayah-wilayah perwalian sehingga mampu mandiri
dan mendapatkan kemerdekaan. Negara-negara yang menyelenggarakan
perwalian biasanya merupakan negara-negara bekas penjajah wilayah perwalian
tersebut. Wilayah-wilayah perwalian umumnya adalah daerah-daerah yang tidak
berpemerintahan sendiri, misalnya wilayah-wilayah mandat, yaitu jajahan-jajahan
milik Jerman dan Turki setelah perang dunia (PD) I yang seusai perang
ditempatkan di bawah pengawasan negara-negara pemenang. Misalnya Togo dan
Kamerun (Afrika) dan Kepulauan Salomon (bekas jajahan Jerman), Jordania dan
Palestina (bekas jajahan Turki). Juga daerah-daerah lain yang secara sukarela
menempatkan diri sebagai wilayah perwalian. Palau adalah wilayah perwalian
terakhir yang mencapai kemerdekaannya pada Nopember 1994 sehingga Dewan
Perwalian PBB secara resmi mengakhiri kegiatannya pada bulan Desember 1994.
Mahkamah Internasional
Mahkamah Internasional adalah badan PBB yang bertugas sebagai badan
pengadilan internasional resmi dalam memeriksa dan memutus perkara-perkara
yang diajukan kepadanya. Badan ini berkedudukan di Den Haag, Belanda, terdiri
dari 15 hakim yang dipilih oleh MU PBB berdasarkan atas kemampuan mereka,
bukan atas kewarganegaraan mereka.
Sekretariat
Pasal 97 Piagam PBB mengatur bahwa Sekretariat PBB harus terdiri dari
seorang Sekretaris Jenderal (Sekjen) dan pegawai-pegawai staf yang
dibutuhkannya. Sekjen PBB diangkat oleh MU PBB atas usul dari DK PBB.
Sekjen PBB saat ini adalah Ban Ki-Moon dari Korea Selatan.
Badan-Badan Khusus PBB (Specialized Agencies).
Badan-badan khusus PBB yang paling penting antara lain:
1. Organisasi Buruh Internasional (ILO atau International Labour
Organization)
Didirikan pada tanggal 11 April 1919, markas besarnya di Jenewa, Swiss.
Tujuannya: memperbaiki tingkat hidup dan syarat-syarat perburuhan, stabilitas
ekonomi dan keadilan sosial.
16

2. Organisasi Bahan Makanan dan Pertanian PBB (Food and Agriculture
Organization of UN) atau FAO.
Didirikan pada tanggal 16 Oktober 1945, dengan markas besar di Viale delle
Terme, Caracalla, Roma.
Dengan tujuan memperbaiki efisiensi produksi, distribusi segala hasil pertanian
dan makanan, serta memperbaiki kehidupan masyarakat desa.
3. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau
UNESCO)
Markas besarnya di Paris, Perancis, didirikan tanggal 4 Nopember 1946.
Tujuannya untuk memajukan kerjasama antar bangsa melalui peningkatan
pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta hak-hak asasi manusia.
4. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO atau World Health Organization).
WHO didirikan pada tanggal 7 April 1948 dengan markas besar di Le Palais des
Nations di Jenewa, Swiss. Bertujuan untuk mencapai tingkat kesehatan yang
tertinggi bagi semua rakyat.
5. Bank Pembangunan dan Perkembangan Internasional atau IBRD
(International Bank of Reconstruction and Development)
Didirikan pada tanggal 27 Desember 1945 dengan tujuan untuk membantu
pembangunan dan perkembangan daerah-daerah milik anggota PBB dengan
mempermudah penanaman modal untuk tujuan produktif.
6. Dana Moneter International (IMF atau International Monetery Fund)
IMF didirikan pada tanggal 27 Desember 1945 dengan markas besar di 1818 H
Street, Washington DC. Tujuannya adalah untuk memajukan kerjasama moneter
internasional dan memperluas perdagangan internasional serta membantu
stabilitas nilai pertukaran uang.

b) Association of South East Asian Nations (ASEAN)
ASEAN dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus
1967 oleh lima tokoh pendiri yaitu Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak
(Malaysia), Thanat Khoman (Muangthai), Rajaratnam (Singapura) dan Narsisco
Ramos (Filipina).
Kini anggota ASEAN berjumlah 10 negara dengan masuknya Brunei
Darussalam (7 Januari 1984), Vietnam (1995), Laos dan Myanmar (1997) dan
Kamboja (sejak 30 April 1999).
17

Sejak 1994 ASEAN dan para mitra dialognya membentuk ARF (ASEAN
Regional Forum) atau Forum Regional ASEAN dengan para mitra dialognya antara
lain Australia, Kanada, India, Jepang, Selandia Baru, Korea Utara, Korea Selatan,
Federasi Rusia, RRC, Amerika Serikat, Mongolia dan Uni Eropa, serta Papua Nugini
sebagai peninjau.
Tujuan ASEAN
Sebagaimana yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok, tujuan pembentukan
ASEAN adalah untuk:
Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan
kebudayaan di kawasan ini melalui usaha bersama dalam semangat kebersamaan
dan persahabatan untuk memperkokoh landasan masyarakat bangsa-bangsa Asia
Tenggara yang sejahtera dan damai.
Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati
keadilan dan tertib hukum di dalam hubungan antara negara-negara di kawasan
ini serta mematuhi prinsip-prinsip Piagam PBB.
Meningkatkan kerjasama yang aktif serta saling membantu dalam masalah-
masalah kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan,
tekhnik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian
dalam bidang pendidikan, profesional, tekhnik, dan administrasi.
Memelihara kerjasama yang erat dan berguna dengan organisasi-organisasi
internasional dan regional yang ada, dan menjajaki segala kemungkinan untuk
saling bekerjasama secara lebih erat di antara anggota-anggota ASEAN sendiri.
Struktur Organisasi ASEAN
Struktur ASEAN sudah banyak berubah. Setelah KTT ASEAN di Bali pada tahun
1976, susunan organisasi ASEAN diubah sebagai berikut:
a. ASEAN Summit
Yaitu pertemuan kepala-kepala negara dan kepala-kepala pemerintahan se-
ASEAN. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ini adalah lembaga pembuat
keputusan tertinggi di dalam ASEAN.
b. ASEAN Ministerial Meeting (AMM) yaitu Sidang Para Menteri Luar
Negeri ASEAN.
Sidang ini berperan sebagai forum perumusan garis kebijakan dan koordinasi
kegiatan-kegiatan ASEAN.

18

c. ASEAN Economic Ministers (AEM)
Yaitu sidang para menteri ekonomi. Sidang dilaksanakan 2 kali setahun untuk
merumuskan kebijakan-kebijakan ekonomi dan koordinasi kegiatan-kegiatan
ekonomi serta untuk menilai hasil-hasil yang diperoleh komisi di bawahnya.
d. ASEAN Finance Ministers Meeting (AFMM)
Yaitu sidang menteri-menteri keuangan ASEAN, sebagai forum untuk
merumuskan kebijakan-kebijakan dan koordinasi kegiatan-kegiatan ASEAN
dalam bidang keuangan serta untuk menilai hasil-hasil yang diperoleh komisi di
bawahnya.
e. ASEAN Standing Committee (ASC)
Yaitu Komisi Tetap ASEAN, dipimpin oleh menteri luar negeri dari negara yang
mendapat giliran sebagai Ketua, yaitu tuan rumah sidang tahunan para menlu
ASEAN.
Tugasnya adalah untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan ASEAN selama
masa antara Sidang Tahunan Para Menlu ASEAN.
f. ASEAN Secretariat (Sekretariat ASEAN)
Sekretariat ASEAN berperan untuk memprakarsai, memberi pertimbangan,
mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan ASEAN.

H. Manfaat Kerjasama dan Perjanjian Internasional Bagi Bangsa Indonesia
Dewan Keamanan PBB berperanan sangat penting selama masa perang
mempertahankan kemerdekaan Indonesia (1945-1949) dan juga pada masa perang
serta diplomasi pembebasan Irian Barat (Papua Barat) sekitar tahun 1960-1962 dari
tangan Belanda.
Pada tanggal 21 Juli 1947 terjadi agresi militer Belanda I terhadap wilayah
Jawa dan Sumatra, atas usul India dan Australia, DK PBB memerintahkan
penghentian tembak menembak pada tanggal 4 Agustus 1947. DK PBB membentuk
Komisi Tiga Negara (KTN) yang terdiri dari Australia, Belgia dan Amerika Serikat,
yang kemudian memfasilitasi Perjanjian Renville dan Konferensi Meja Bundar antara
RI dan Belanda setelah terjadinya Agresi Militer kedua oleh Belanda pada tanggal 19
Desember 1948.
Berbagai produk yang dihasilkan PBB juga sangat bermanfaat bagi negara
kita, misalnya Universal Declaration of Human Rights, 10 Desember 1948, Kovenan
Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik 1966 dan Kovenan Internasional
tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya 1966.

19

I. Manfaat Perjanjian Internasional
Manfaat paling besar yang didapat Indonesia melalui Perjanjian Internasional
adalah diakuinya konsep negara kepulauan (archipelagic state concept) oleh bangsa-
bangsa lain di dunia.
Konsep ini mula-mula diajukan dalam Sidang Hukum Laut di Jenewa, Swiss,
1958, namun karena pendukung konsepsi ini sangat sedikit, Indonesia menarik
kembali usulan Konsepsi Negara Kepulauan ini untuk diajukan pada sidang
berikutnya.
Dalam Konvensi Hukum Laut 1982 di Montego Bay, Jamaika, perjuangan
Indonesia dengan dukungan Filipina, Fiji dan Mauritius berhasil membuat Konsepsi
tersebut diterima dan diakui oleh bangsa-bangsa lain di dunia.
Ketentuan-ketentuan Konvensi Hukum Laut 1982 yang sangat penting bagi
Indonesia di antaranya:
Pengakuan atas batas 12 mil laut sebagai batas laut territorial negara pantai
dan negara kepulauan.
Pengakuan batas 200 mil laut sebagai zone ekonomi eksklusif (ZEE).
Pengakuan hak negara tak berpantai untuk ikut memanfaatkan sumber daya
alam dan kekayaan lautan.
Walaupun prinsip negara kepulauan ini baru diakui dunia di dalam Konvensi
Hukum Laut 1982, sebenarnya konsepsi ini sudah diakui negara-negara tetangga
Indonesia dengan ditandatanganinya perjanjian-perjanjian bilateral antara
Indonesia dengan:
Malaysia mengenai landas kontinen Selat Malaka dan Laut Natuna di Kuala
Lumpur 27 Oktober 1969 dan mulai berlaku 7 Nopember 1969.
Thailand mengenai landas kontinen Selat Malaka bagian Utara dan Laut
Andaman di Bangkok 17 Desember 1971 dan mulai berlaku 7 April 1972
Malaysia dan Thailand mengenai landas kontinen Selat Malaka bagian Utara
di Kuala Lumpur 2i Desember 1971 dan mulai berlaku 16 Juli 1973.
Australia mengenai penetapan garis dasar laut tertentu (Laut Arafuru dan
daerah utara Irian Jaya-Papua Nugini) di Canberra 18 Mei 1971 dan mulai
berlaku 18 Nopember 1973.
Singapura mengenai penetapan garis batas laut teritorial, di Jakarta, 25 mei
1973 dan mulai berlaku 30 Agustus 1974.
India, mengenai penetapan garis batas dan landas kontinen Laut Andaman di
Jakarta 8 Agustus 1974.
20

Berdasarkan pengakuan prinsip Negara Kepulauan ini dan perjanjian bilateral dan
multilateral dengan negara-negara tetangga, luas negara kita bertambah dari
2.000.000 km2 menjadi 8.000.000 km2, yang terdiri dari:
Daratan / Kepulauan: 2.027.087 km2.
Laut teritorial: 3.166.163 km2.
Landas Kontinen: 800.000 km2.
ZEE : 2.500.000 km2.
Keseluruhan wilayah tersebut kita pandang sebagai satu kesatuan politik,
ekonomi, sosial dan budaya, serta pertahanan keamanan yang satu dan utuh, yang
dikenal sebagai Konsep Wawasan Nusantara yang lahir pada tahun 1957 oleh
Deklarasi Juanda.

21

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan :
Hubungan dan kerjasama antar bangsa muncul karena tidak meratanya
pembagian kekayaan alam dan perkembangan industri di seluruh dunia sehingga
terjadi saling ketergantungan antara bangsa dan negara yang berbeda.Karena
hubungan dan kerjasama ini terjadi terus menerus, sangatlah penting untuk
memelihara dan mengaturnya sehingga bermanfaat dalam pengaturan khusus
sehingga tumbuh rasa persahabatan dan saling pengertian antar bangsa di dunia.

B. Saran
Menyongsong tibanya era mondialisasi perniagaan dimana batas-batas
teritorial suatu negara semakin imajiner, setiap negara tidak terkecuali Indonesia
harus menyiapkan berbagai instrumen guna mendukung lancarnya interaksi antar
masyarakat dari berbagai kawasan. Sudah barang tentu perangkat norma sebagai
salah satu instrumen untuk bidang hukum juga sangat mendesak untuk dipersiapkan
secara baik. Hal itu demikian penting, oleh karena dalam aktivitas perniagaan barang
dan jasa yang menjadi ciri utama masyarakat global, jika muncul kasus-kasus
sengketa komersial, maka para pelaku niaga menuntut penyelesaian yang serba cepat,
tepat, dan sekaligus akurat.


22

DAFTAR PUSTAKA

http://adlisyahyusri.blogspot.com/
Amos, Abraham. 2005. Hubungan International. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Azhary, Muhammad Tahir. 2004. Perjanjian International. Prenada Media: Jakarat.

Anda mungkin juga menyukai