Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KESEHATAN MASYARAKAT
DONOR DARAH BERJALAN












KELOMPOK 2
1. Ade Alfionita
2. Ervin Siska
3. Lailatul Khoiriyah
4. Mei Rulitasari
5. Novika Duri
6. Rini Anggraini

STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG
TAHUN AJARAN 2012/201
DONOR DARAH BERJALAN

A. Pengertian Donor Darah
Donor darah berjalan adalah donor yang dilakukan tiap hari.
Donor darah berjalan ini adalah program PMI untuk memenuhi
pasokan darah di PMI karena PMI sering mengalami kekurangan
pasokan darah sedangkan yang membutuhkan donor darah sangat
banyak.
Donor darah berjalan merupakan salah satu strategi yang
dilakukan Departemen Kesehatan dalam hal ini direktorat Bina
Kesehatan Ibu. Melalui program pemberdayaan perempuan,
keluarga dan masyarakat, dalam upaya mempercepat penurunan
AKl.
Donor darah berjalan adalah para donor aktif yang kapan
saja bisa dipanggil. Termasuk kerja mobil ambulance dilapangan
yang mendatangi instansi pemerintahan dan swasta terkait sediaan
darah lewat program yang mereka buat.
Untuk menguatkan program tersebut Menteri kesehatan Dr.
Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) mencanangkan dimulainya
penempelan stiker Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) secara nasional. Dengan pencanangan ini,
semua rumah yang di dalamnya terdapat ibu hamil akan ditempeli
stiker berisi nama, tanggal taksiran persalinan, penolong
persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan transportasi
dan calon pendonor darah.dengan demikian, setiap kehamilan
sampai dengan persalinan dan nifas dapat dipantau oleh
masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan sehingga persalinan
tersebut berjalan dengan aman dan selamat.
Kebutuhan akan darah dari tahun ke tahun semakin
meningkat yaitu mencapai 3 juta kantong per tahun. Sementara
PMI setiap tahunnya hanya dapat mengumpulkan sekitar 1.2 juta
kantong. Masih kurangnya jumlah kantong darah yang harus
dikumpulkan disebabkan masih minimnya geliat masyarakat untuk
mendonorkan darah mereka. Oleh karena itu perlu dilakukan
penggalangan Donor Darah Sukarela (DDS).

B. Syarat- Syarat Donor Darah
Syarat Donor Darah (yang tertera di vitamin penambah darah) :
1. Berbadan sehat
2. Berusia 17-65 tahun
3. Berat badan > 45 kg
4. Tidak sedang menderita penyakit
5. Wanita : tidak edang hamil dan menyusui
6. Jarak waktu donor darah min 3 bulan

Ada syarat tambahan yang tidak tertulis dan kita harus tahu
1. Kandungan hemoglobin dalam darah > 12,5 (CMIIW)
2. Spesial buat wanita, tidak sedang haid dan jarak setelah haid
dengan waktu donor darah sebaiknya 1 minggu.

C. Tahapan Donor Darah Berjalan
Adapun donor darah dapat dilakukan melalui beberapa tahapan,
yaitu :
1. Fasilitasi warga untuk menyepakati pentingnya mengetahui
golongan darah.
2. Jika warga belum mengetahui golongan darahnya, maka perlu
dilakukan pemeriksaan golongan darah bagi seluruh warga yang
memenuhi syarat untuk menjadi donor darah.
3. Hubungi pihak Puskesmas untuk menyelenggarakan pemeriksaan
darah. Jika Puskesmas tidak mempunyai layanan pemeriksaan
darah, maka mintalah Puskesmas melakukan rujukan. Jika
diperlukan hubungi unit tranfusi darah PMI terdekat.
4. Buatlah daftar golongan darah ibu hamil dan perkiraan waktu lahir,
kumpulkan nama warga yang mempunyai golongan darah yang
sama dengan ibu hamil. Catat nama dan alamat mereka ataupun
cara menghubungi yang tercepat dari semua warga yang
bergolongan darah sama dengan ibu hamil.
5. Usahakan semua ibu hamil memiliki daftar calon donor darah yang
sesuai dengan golongan darahnya.
6. Buatlah kesepakatan dengan para calon donor darah untuk selalu
siap 24 jam, sewaktu-waktu ibu hamil memerlukan tranfusi.
7. Buat kesepakatan dengan Unit Tranfusi darah, agar para warga
yang telah bersedia menjadi pendonor darah diprioritaskan untuk
diambil darahnya, terutama tranfusi bagi ibu bersalin yang
membutuhkannya.
8. Kader berperan memotivasi serta mencari sukarelawan apabila
ada salah seorang warganya yang membutuhkan darah.

D. Manfaat Donor Darah Berjalan
Selain segi sosial dan derma yang dapat dijadikan dorongan
mengapa kita perlu mendonorkan darah secara rutin, terdapat
beberapa manfaat medis dari donor darah secara teratur. Donor
darah terutama baik bagi mereka yang memiliki kandungan besi
dalam darah berlebihan karena besi yang berlebih cenderung akan
menumpuk pada berbagai organ vital seperti jantung, liver, ginjal
dan mengganggu fungsinya (hemokromatosis). Selain itu, beberapa
penelitian medis, walaupun belum sempurna dijelaskan secara
medis, mengemukakan bahwa donor darah rutin akan membantu
kelancaran aliran darah (sistem kardiovaskular). Pengurangan
kekentalan darah sehingga menjamin kelancaran suplai darah bagi
tubuh tersebut ditengarai menyebabkan efek positif bagi jantung,
sehingga pernah ada penelitian yang menyatakan bahwa donor
darah rutin mampu membantu mengurangi angka kejadian
serangan jantung pada pria.
Mungkin kekhawatiran efek samping dari donor darah seperti
yang dijadikan alasan bagi kebanyakan dari kita adalah benar,
namun angka kejadiannya jarang. Dengan berbagai tahapan
persiapan dan skrining sebelum mendonor maka semua efek
samping tersebut nyaris tidak akan terjadi. Kekhawatiran akan
terjadinya kekurangan darah (anemia) misalnya. Dengan
pemeriksaan kadar Hb sebelumnya maka hal tersebut dapat
dicegah. Selama Hb orang dewasa diatas 12, donor darah relatif
aman untuk dilakukan, malah dianjurkan. Memar dapat terjadi pada
bekas tusukan jarum, namun jarang luas dan hilang sempurna tidak
lebih dari setengah minggu. Salah satu yang lumayan sering
dijumpai adalah terjadinya reaksi hipovolemia yang berupa tekanan
darah turun mendadak pasca donor sehingga membuat si
pendonor merasa pusing, lemas dan mual.
Hal ini dapat dicegah misalnya dengan menanyakan
sebelumnya adakah riwayat kejadian tersebut pada donor
sebelumnya, atau apakah ada riwayat penyakit tertentu, memeriksa
tekanan darah sebelumnya, sesudah donor maka berbaring sekitar
10 menit lebih dulu sebelum berdiri dan berjalan, serta dengan
diberikannya makanan dan minuman manis segera setelah donor.
Kehawatiran untuk terinfeksi penyakit serius seperti HIV misalnya,
adalah berlebihan. Selama peralatan seperti jarum yang dipakai
adalah steril dan masih baru, hal tersebut pastinya dapat dicegah.
Justru resiko terinfeksi lebih besar terjadi pada mereka yang
menerima transfusi darah ketimbang si pendonor karena beberapa
ketidaksempurnaan dalam skrining darah.
Dari sudut medis tindakan menyumbang darah merupakan
kebiasaan baik bagi kesehatan pendonor. Salah satunya, dengan
berdonor darah secara teratur secara tidak langsung pendonor
telah melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur pula.
Karena sebelum mendonorkan darah terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan kesehatan secara lengkap.
Darah yang disumbangkan dapat expired (kedaluwarsa) bila
tidak terpakai. Sel-sel darah merah harus digunakan dalam 42 hari.
Platelet harus digunakan dalam 5 hari, dan plasma dapat
dibekukan dan digunakan dalam jangka waktu 1 tahun. Selain itu,
donor darah akan membantu menurunkan risiko terkena serangan
jantung dan masalah jantung lainnya. Penelitian menunjukkan,
mendonorkan darah akan mengurangi kelebihan zat besi dalam
tubuh. Walau masih perlu penelitian lagi untuk memastikannya,
kelebihan zat besi diduga berperan menimbulkan kelainan pada
jantung. Kelebihan itu akan membuat kolesterol jahat (LDL)
membentuk ateros/derosis (plak lemak yang akan menyumbat
pembuluh darah).
Jika donor darah dilakukan 2-3 kali setahun, atau setiap 4
bulan sekali, diharapkan kekentalan darah berkurang sehingga
mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan pembuluh
darah. Sistem produksi sel - sel darah juga akan terus terpicu untuk
memproduksi sel-sel darah baru yang akan membawa oksigen
keseluruh jaringan tubuh. Sirkulasi darah yang baik akan
meningkatkan metabolisme dan merevitalisasi tubuh.

Siklus pembentukan sel-sel darah baru yang lancar dan
metabolisme tubuh yang berjalan baik, membuat berbagai penyakit
dapat dihindarkan. Selama 24 jam setelah berdonor maka volume
darah akan kembali normal. Sel-sel darah akan dibentuk kembali
dalam waktu 4-8 minggu.
Secara umum proses pembentukan donor darah berjalan
hampir sama dengan pembentukan dana sehat hanya saja pada
tahap sosialisasi memerlukan bantuan dari palang merah indonesia
( PMI ) untuk menjelaskan masalah donor darah agar masyarakat
bertambah pengetahuannya. Dengan demikian diharapkan dapat
terjadi peningkatan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
donor darah.
Pelaksanaan kegiatan donor darah berjalan melibakan
seluruh anggota masyarakat termasuk ibu hamil. Pada tahap awal,
setiap ibu hamil diharapkan memiliki lima orang dewasa dalam
keluarganya untuk diikutsertakan dalam proses
pemeriksaan kehamilan dan pemberian konseling mengenai segala
persiapan kehamilan dan dalam menghadapi persalinan. Kelima
orang tersebut diperiksa golongan darahnya untuk persiapan
sebagai pendonor apabila terjadi perdarahan apabila sewaktu-
waktu, seorang ibu hamil atau ibu bersalain memerlukan donor
darah, bidan dapat segera menghubungi anggota keluarganya yang
memiliki golongan darah yang sama. Sistem sederhanai ini
diharapkan dapat memberikan dampak besar terhadap
keberhasilan program Desa Siaga terutama untuk menurunkan
angka kematian ibu hamil, bersaln, nifas , serta bayi.

E. Manfaat Donor Darah Bagi Kesehatan
1. Menjaga Kesehatan Jantung
Tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat
seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit jantung.
Zat besi yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan
oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk
pada dinding arteri, dan ini sama dengan memperbesar
peluang terkena serangan jantung dan stroke. Saat kita rutin
mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa
lebih stabil. Ini artinya menurunkan risiko penyakit jantung.

2. Meningkatkan produksi sel darah merah
Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi
jumlah sel darah merah dalam darah. Tak perlu panik dengan
berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang
belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang
telah hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan
mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan
darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik
untuk menstimulasi pembuatan darah baru.

3. Membantu penurunan berat tubuh
Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan
pembakaran kalori yang ampuh. Sebab dengan memberikan
sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran
kalori kira-kira 650. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk
membuat pinggang kita ramping. Meskipun jarum suntik
tampak mengerikan, namun jika melakukan donor darah secara
rutin, bisa membuat Anda tetap segar dan tampil lebih awet
muda.

4. Mendapatkan kesehatan psikologis
Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya
kepada yang membutuhkan, akan membuat kita merasakan
kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan, orang
usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan
tetap berenergi dan bugar.

5. Mendeteksi penyakit serius
Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur
standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai
macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan
malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi
penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui
transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah rambu
peringatan yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi
kesehatan kita sendiri.



F. Siapa Yang Boleh Mendonorkan Darah
Prinsipnya semua manusia sehat (terutama dewasa) boleh
dsan baik untuk mendonorkan darahnya. Tentunya sebelum
mendonor beberapa pemeriksaan kondisi fisik diperlukan untuk
memastikan pendonor tidak memiliki penyakit serius yang
mendasari maupun tidak sedang menderita sakit tertentu.
Apakah orang lanjut usia masih boleh mendonorkan
darahnya ? Tentu saja boleh, dengan catatan mereka tidak memiliki
penyakit serius (penyakit jantung, ginjal, dehidrasi-anemia). Usia
tua bukan merupakan halangan untuk mendonorkan darah.
Pendonor lansia pasca donor sebaiknya berbaring sekurang-
kurangnya 15 menit terlebih dahulu jangan langsung berdiri dan
berjalan. Hal ini dikarenakan respon sistem otonom dalam kontrol
tekanan darah seringkali terganggu pada usia lanjut sehingga
mudah terjadi hipotensi orthostatic (tekanan darah anjlok tiba-tiba
karena perubahan postur tubuh dari berbaring ke tegak/semi
tegak).
Apakah ibu hamil boleh ? Belum ada penelitian khusus
tentang hal ini dan memang minim laporan penelitian tentang hal ini
yang dipublikasikan. Ibu hamil masih boleh mendonorkan darahnya
dengan beberapa perhatian misalnya:
a. relatif lebih aman jika sedang hamil ti tengah-tengah bulan
(bukan hamil muda maupun tua.
b. kondisi fisik ibu maupun janin harus sehat, tidak ada
permasalahan dengan kehamilannya
c. mengingat anemia umum sering dijumpai pada ibu hamil,
maka pemeriksaan kadar Hb dan Hematokrit perlu dilakukan
sebelumnya pada ibu yang hamil tua, posisi selama
berbaring mendonorkan darahnya sebaiknya diatur
sedemikian rupa yaitu dalam posisi setengah duduk atau
berbaring miring kiri. Posisi terlentang dapat mengurangi
aliran darah ke janin karena pembuluh darah dalam perut
tertekan oleh rahim yang besar dan jatuh ke belakang.

G. Siapa Yang Tidak Boleh Mendonorkan Darahnya
Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:
Pernah menderita hepatitis B
Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi
Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil
Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar
Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio,
influenza, cholera, tetanus dipteria atau profilaksis
Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup
parotitis epidemica, measles, tetanus toxin.
Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir
imunisasi rabies therapeutic
Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi
menghilang.
Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.
Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah
persalinan.
Sedang menyusui
Ketergantungan obat.
Alkoholisme akut dan kronik.
Sifilis
Menderita tuberkulosa secara klinis.
Menderita epilepsi dan sering kejang.
Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik)
yang akan ditusuk.
Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang
mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS
(homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai
jarum suntik tidak steril
Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat
donor darah.

PENUTUPAN
1. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan Donor Darah Sukarela di atas dapat
disimpulkan bahwa kegiatan donor darah sangatlah penting dan
merupakan sesuatu yang berdampak positif bagi setiap orang. Persediaan
donor darah dapat dipenuhi apabila penduduk di suatu negara sadar akan
pentingnya setetes darah bagi seseorang diluar sana yang membutuhkan.
Selain Itu PMR sebagai salah satu relawan PMI juga berperan
dalam menyebarkan betapa pentingnya Donor Darah. Baik untuk
pendonor maupun penerima donor.

2. SARAN
Mengingat pentingnya donor darah bagi orang-orang yang
membutuhkan, promosi dari PMI sendiri mengenai donor darah sangat
penting. Sosialisasi mengenai donor darah sejak dini, PMR Mula, Madya,
Wira, sangat penting untuk menunjang keberlangsungan donor darah itu
sendiri.







DAFTAR PUSTAKA
Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.Depkes. (2007).
Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan
Desa Siaga. Depkes. Jakarta.
Kaadan AN, Angrini M. Blood transfusion history. Allepo University, Syiria.
2009.
PMI.2008.Donor Darah Sukarela.PMI Pusat:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai