Anda di halaman 1dari 31

BATUK BERDAHAK

Arimbi, Sp.P
Bag. Ilmu Penyakit Dalam
FKU UWK Surabaya
PENDAHULUAN

o Fungsi utama sistem respirasi, adalah membersihkan darah
dari CO2 dan memperkaya darah dengan O2, Sistem respirasi
hampir 80% terdiri dari alveoli, yakni kantung udara yang
merupakan akhir dari saluran napas.
o Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap berbagai
rangsangan dan merupakan reaksi fisiologis tubuh untuk
membersihkan saluran napas
o Batuk berdahak terjadi akibat paparan partikel berlebihan,
sehingga mukus yang di produksi oleh sel goblet dihasilkan
berlebihan .

ANATOMI SALURAN NAPAS
ANATOMI SALURAN NAPAS

REFLEKS BATUK

Refleks batuk terdiri dari 5 komponen
utama:
1. Reseptor batuk
2. Serabut saraf aferen
3. Pusat batuk
4. Susunan saraf eferen
5. Efektor


Reseptor batuk

Batuk bermula dari suatu rangsang pada reseptor batuk. Reseptor ini
berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam
maupun di luar rongga toraks.
Reseptor yg terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapat di
, laring, trakea, bronkus dan di pleura. Jumlah reseptor akan
semakin berkurang pada percabangan bronkus yang kecil, dan
sejumlah
besar reseptor terdapat dil aring, trakea, karina dan daerah
percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga ditemui di saluran
telinga,l ambung, sinus paranasalis, perikardial dan diafragma


Serabut saraf aferen

Serabut aferen terpenting ada pada cabang Nervus Vagus, yang
mengalirkan rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung
dan Juga rangsang dari telinga melalui cabang Arnold dari n. Vagus.
Nervus trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis.
Nervus glosofaringeus menyalurkan rangsang dari faring.
Nervus frenikus menyalurkan rangsang dari perikardium dan
diafragma.
N. Vagus, n. Frenikus, n. Interkostal ,n. Trigeminus, n. Fasialis, n.
hipoglosus
dan lain-lain menuju ke efektor.




Pusat batuk

Oleh serabut aferen rangsang ini dibawa ke pusat
batuk yang terletak
di medula, di dekat pusat pemapasan dan pusat
muntah.
Kemudian dari sini oleh serabut-serabut eferen
meneruskan
rangsangan yang berupa impuls saraf ke Efektor
.

Efektor
Efektor ini terdiri dari otot-otot laring, trakea,
bronkhus, diafragma,
otot- otot interkostal dan lain-lain.
Di daerah efektor inilah akan terjadi mekanisme
batuk.


Fase Inspirasi/Inpulsi
Inspirasi dalam
Vol.Paru meningkat

Fase
Kompresi
Penutupan
glotis
Udara dalam
paru
tertekan
Fase Ekspirasi/ Ekspulsi
Glotis terbuka mendadak
Pengeluaran udara cepat,
diikuti sekret / bahan lain

Mekanisme batuk
Fase Inspirasi /Inpulsi
Fase inspirasi dimulai dengan inspirasi singkat dan Cepat dari
sejumlah besar udara, pada saat ini glotis secara refleks sudah
terbuka, oesofagus dan pita suara menutup.
Volume udara yang diinspirasi sangat bervariasi jumlahnya, berkisar
antara 200 sampai 3500 ml di atas kapasitas residu fungsional
( berkisar antara 50% dari tidal Volume )
Dengan dihisap sejumlah besar volume, maka akan bermanfaat pada:
1. Volume yang besar akan memperkuat fase ekspirasi nantinya dan
dapat menghasilkan ekspirasi yang lebih cepat dan lebih kuat.
2. Volume yang besar akan memperkecil rongga udara / alveoli
yang tertutup ,sehingga pengeluaran sekret akan lebih mudah



Fase Kompresi
Pada fase kompresi, glotis akan tertutup selama
0,2 detik.
otot perut berkontraksi, shg diafragma naik dan
menekan paru - paru,
diikuti pula dengan kontraksi intercosta internus.
yang pada akhirnya
menyebabkan tekanan pada paru - paru
meningkat hingga 100 mmHg

Fase Ekspirasi/ Ekspulsi
Pada Fase Ekspulsi , secara aktif glotis akan terbuka lagi dan
berlangsung
fase ekspirasi. Udara akan keluar akan menggetarkan pita suara
,sehingga menimbulkan suara batuk yang kita kenal.
Arus udara ekspirasi yang maksimal akan tercapai dalam waktu 30-
50
detik setelah glotis terbuka, yang kemudian diikuti dengan arus
yang
menetap' Kecepatan udara yang dihasilkan dapat mencapai 16.000
sampai 24.000 cm per menit, dan pada fase ini dapat dijumpai
pengu
rangan diameter trakea sampai 80%.

Proses Pembentukan Mukus
Mukus yang di produksi oleh sel goblet menjaga
agar jaringan tetap
lembab, sehingga partikel yang masuk dalam saluran
napas akan
tertangkap / menempel, hal ini adanlah mekanisme
pertahanan normal.
Namun bila terjadi paparan oleh partikel ( benda /
bakteri dll ), maka
duktus kelenjar goblet mengalami dilatasi,
sedangkan sel goblet
mengalami hipertrofi dan Hiperplasi kelenjar , yang
berakibat terjadi
produksi mukus yang berlebihan.
Saluran napas memproduksi mukus kurang lebih
2 lt sehari, yang
tersusun atas: air, KH, Protein dan lemak. Kadar air
yang tinggi membantu
melembabkan udara yang lewat saluran napas.

Proses Pengeluaran Mukus
Cilia dala rongga hidung membuang mukus lewat
tenggorokan dengan
Cara ditelan masuk ke pencernakan. Pada musim
dingin proses ini
menjadi lambat , sehingga mukus mengumpul di
hidung serta di keluar
kan lewat hidung. Partikel diameter > 4 mm
terperangkap di mukosa
hidung dan jarang turun ke dalam saluran napas
yang lebih bawah.


Proses Pengeluaran Mukus.
Mukosa hidung punya banyak receptor dan partikel
besar akan
mengiritasi receptor tsb, merangsang bersin yang
bertujuan
mengeluarkan partikel dari hidung. Pada saluran
napas yang lebih
bawah, cilia pada trachea dan Bronkhus ,
menghalau mukus masuk dalam
pharing untuk di telan. Gerakan ini melawan grafitasi
( di sebut sebagai
Eskalator Mukus).

Proses Pengeluaran
Mukus
o Bagaimanapun , bila banyak mukus yang
terkumpul , receptor batuk akan
terangsang , sehingga udara beserta
mukus akan terlempar keluar dari saluran
napas / trakhea.

o Makin ke bawah epitel dan cillia makin
tipis, sehingga bila ada partikel yang
masuk s/d bronkhioli maka partikel akan di
tangkap oleh makrofag alveolar atau di
batukkan keluar .

Penyebab Batuk
1. Infeksi oleh: bakteri, virus,jamur
2. Faktor Eksternal oleh:
Debu, asap, serbuk, atau zai iritan lain.
Akibat efek samping obat, mis:obat hipertensi ( ACE
inhibitors, beta blockers).
Adanya benda asing yang masuk ke dalam: pharing,
hidung, laring, trachea,
bronchus dan oesophagus
3. Faktor Internal oleh:
Sinusitis dengan Postnasal drip
Heart- Congestive heart failure ( Decomp cordis ), Asma
bronchiale.
Bronkhitis kronis, Kanker paru, Emphisema paru,
Bronchiectasis, TB paru
Otitis media, Cerumen dan adanya benda asing ( telinga )
Gastro oesophageal reflux ( lambung )
Psychogenic factors ( habit of clearing mucous, for
drawing attention, etc )

Penyakit dengan Batuk berdahak
Asma Bronkhiale ( Akut )
Akibat terpapar oleh alergen / bakteri / virus,
maka terjadi
Infiltrasi sel radang ( eosinophil, netrophil
),yang menyebabkan
kerusakan epitel saluran napas, sehingga
dikeluarkannya
mediator Inflamasi yang berakibat terjadinya
edema mukosa
& submukosa, hiperplasi kelenjar sel goblet ,
sehingga
terkumpulnya mucous plug di saluran napas (
disamping
produksi dahak meningkat disertai pula
dengan penyempitan
Saluran napas, yang berakibat sesak napas )

Penyakit dengan Batuk berdahak
PPOK / COPD ( Kronis )
Akibat paparan yang terus menerus,
dalam waktu yang lama, maka akan terjadi
keradangan kronis pd sal. napas, parenkim
paru dan sistem vaskuler paru, sehingga
terjadi peningkatan makrofag, limfosit T
(CD8+), netrofil yang akan mengeluarkan
mediator inflamasi LB4, IL8, TNF , di tambah
pula oleh keadaan Imbalance proteinase
anti proteinase dan Stres oksidatif.
Ketiga faktor diatas akan mengakibatkan
kerusakan struktur paru ( sal, kecil, sal,
napas besar, parenkhim paru dan vascular
paru ), berupa pelebaran alveoli, sekresi
mukus meningkat, serta terjadinya
obstruksi sal. napas permanen.
Komplikasi Batuk
-Anus ( tekanan anus meningkat ) fisura
anus,
haemorhoid membesar
-Abdomen ( tekanan abdomen meningkat )
Hernia
-Dada ( tekanan dada meningkat )
Pneumothoraks,
Emphisema paru
-Otak ( Syncope ) pingsan akibat batuk
keras
Penatalaksanaan Batuk
Berdahak
Terapi penyakit dasar ( Antibiotika )
Pemberian Mukolitik / pengencer dahak
Pemberian Anti alergi / anti Inflamasi.
Nebulizer / inhalasi saluran napas, untuk
mengencerkan dahak
Chest Fisioterapi ( bila dahak sulit keluar )
Hubungan sakit menelan, batuk
berdahak dan perubahan suara
Invasi virus atau bakteri yang masuk melalui
hidung akan menyebabkan terjadinya reaksi
inflamasi serta peningkatan sekresi mukus oleh
sel goblet. Hal ini menyebabnkan
menumpuknya mukus sehingga udara yang
masuk akan terjadi turbulensi pada saat
melewati mukus sehingga terjadi perubahan
suara (disfoni)
Pilek yang lama
Pilek yang sembunhnya lama disebabkan oleh ukuran
tonsilnye yang membesar sehingga sekresi mukus yang
berlebihan tidak dapat dikeluarkan sehingga virus dan
bakteri juga akan semakin berkembang biak.

Biasanya dipicu oleh perokok berat.
Rokok mempunyai banyak bahan yang berbahaya. Salah
satunya yaitu nikotin. Nikotin ini menghambat aktivitas
silia. Silia berfungsi untuk membantu mengeluarkan
benda asing yang masuk ke dalam tubuh untuk di buang
melalui saluran penceerna.

Anda mungkin juga menyukai