Anda di halaman 1dari 36

Rischan's Blog

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain


Menu
Skip to content
Home
Jalan HidupKu
Link Sahabat
Profil
Aturan Pergaulan Pria dan Wanita Menurut Islam
Posted on April 24, 2012 by rischan

Fenomena Mencengangkan!
Pada tahun 2006 Synovate melakukan penelitian tentang fenomena seks bebas di kalangan
remaja. Penelitian dilakukan kepada 450 responden putra-putri usia 15-24 tahun di empat
kota besar; Jakarta, Bandung, Medan dan Surabaya. Hasilnya cukup mencengangkan! Robby
SusatyoManager Director Synovatemengemukakan data berikut ini:Sekitar 16 % remaja
di empat kota itu mengaku sudah berhubungan intim saat berusia antara 13-15 tahun.
44 % responden lainnya mengaku mulai mencicipi seks sejak usia 16-18 tahun. Sampai
disini kita dapat menghitung bahwa 50 % responden mengaku telah berhubungan seks saat
mereka belum lagi lepas akil baligh.
Sekitar 35 % responden mengaku mengenal seks pertama kali dari film porno. Sisanya
mengaku mengetahui seks dari pengalaman sesama teman.
40 % responden mengaku pertama kali melakukan hubungan seks di rumah mereka; 26 %
mengaku senang melakukannya di tempat kos; 26 % lainnya senang melakukannya di kamar
hotel.
Sangat memprihatinkan. Inilah yang terjadi pada sebagian remaja di negeri ini. Kita tidak
tahu persis fakta sesungguhnya; namun tentu saja kita berharap mudah-mudahan
kenyataan yang sebenarnya tidak separah yang dikemukakan hasil penelitian.Guna
menekan dan mempersempit ruang gerak budaya permisifisme, menurut saya tidak ada
pilihan lain, kecuali berusaha menegakkan dan menjungjung tinggi akhlak Islam. Untuk itu
setiap kita hendaknya merasa bertanggung jawab untuk mewujudkannya.Rambu-rambu
Islam tentang pergaulan Islam adalah agama yang syamil (menyeluruh) dan mutakamil
(sempurna). Agama mulia ini diturunkan dari Allah Sang Maha Pencipta, Yang Maha
Mengetahui tentang seluk beluk ciptaan-Nya. Dia turunkan ketetapan syariat agar manusia
hidup tenteram dan teratur.Diantara aturan yang ditetapkan Allah SWT bagi manusia adalah
aturan mengenai tata cara pergaulan antara pria dan wanita. Berikut rambu-rambu yang
harus diperhatikan oleh setiap muslim agar mereka terhindar dari perbuatan zina yang
tercela:Pertama, hendaknya setiap muslim menjaga pandangan matanya dari melihat lawan
jenis secara berlebihan. Dengan kata lain hendaknya dihindarkan berpandangan mata
secara bebas. Perhatikanlah firman Allah berikut ini,Katakanlah kepada laki-laki yang
beriman; hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih baik bagi merekakatakanlah kepada wanita-wanita yang
beriman; hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya (QS. 24:
30-31).Awal dorongan syahwat adalah dengan melihat. Karena itu jagalah mata agar
terhindar dari tipu daya syaithan. Tentang hal ini Rasulullah bersabda,Wahai Ali, janganlah
engkau iringkan satu pandangan (kepada wanita yang bukan mahram) dengan pandangan
lain, karena pandangan yang pertama itu (halal) bagimu, tetapi tidak yang kedua! (HR. Abu
Daud).Kedua, hendaknya setiap muslim menjaga auratnya masing-masing dengan cara
berbusana islami. Secara khusus bagi wanita Allah SWT berfirman,dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah
mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya (QS. 24: 31).Dalam ayat lain Allah SWT
berfirman, Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan juga
kepada istri-istri orang mumin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka ke seluruh
tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga tidak
diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS. 33: 59)Dalam hal
menjaga aurat, Nabi menegaskan sebuah tata krama yang harus diperhatikan, beliau
bersabda:Tidak dibolehkan laki-laki melihat aurat (kemaluan) laki-laki lain, begitu juga
perempuan tidak boleh melihat kemaluan perempuan lain. Dan tidak boleh laki-laki
berkumul dengan laki-laki lain dalam satu kain, begitu juga seorang perempuan tidak boleh
berkemul dengan sesama perempuan dalam satu kain. (HR. Muslim)Ketiga, tidak berbuat
sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan zina (QS. 17: 32) misalnya berkhalwat
(berdua-duaan) dengan lawan jenis yang bukan mahram.Nabi bersabda, Barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah berkhalwat dengan seorang wanita
(tanpa disertai mahramnya) karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaithan (HR.
Ahmad).Keempat, menjauhi pembicaraan atau cara berbicara yang bisa membangkitkan
selera. Arahan mengenai hal ini kita temukan dalam firman Allah,Hai para istri Nabi, kamu
sekalian tidaklah seperti perempuan lain jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk
dalam berbicara hingga berkeinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya. Dan
ucapkanlah perkataan yang maruf. (QS. 33: 31)Berkaitan dengan suara perempuan Ibnu
Katsir menyatakan, Perempuan dilarang berbicara dengan laki-laki asing (non mahram)
dengan ucapan lunak sebagaimana dia berbicara dengan suaminya. (Tafsir Ibnu Katsir, jilid
3)Kelima, hindarilah bersentuhan kulit dengan lawan jenis, termasuk berjabatan tangan
sebagaimana dicontohkan Nabi saw,Sesungguhnya aku tidak berjabatan tangan dengan
wanita. (HR. Malik, Tirmizi dan Nasai).Dalam keterangan lain disebutkan, Tak pernah
tangan Rasulullah menyentuh wanita yang tidak halal baginya. (HR. Bukhari dan
Muslim).Hal ini dilakukan Nabi tentu saja untuk memberikan teladan kepada umatnya agar
melakukan tindakan preventif sebagai upaya penjagaan hati dari bisikan syaithan. Wallahu
alam.Selain dua hadits di atas ada pernyataan Nabi yang demikian tegas dalam hal ini,
beliau bersabda: Seseorang dari kamu lebih baik ditikam kepalanya dengan jarum dari besi
daripada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya. (HR. Thabrani).Keenam,
hendaknya tidak melakukan ikhtilat, yakni berbaur antara pria dengan wanita dalam satu
tempat. Hal ini diungkapkan Abu Asied, Rasulullah saw pernah keluar dari masjid dan pada
saat itu bercampur baur laki-laki dan wanita di jalan, maka beliau berkata: Mundurlah
kalian (kaum wanita), bukan untuk kalian bagian tengah jalan; bagian kalian adalah pinggir
jalan (HR. Abu Dawud).Selain itu Ibnu Umar berkata, Rasulullah melarang laki-laki berjalan
diantara dua wanita. (HR. Abu Daud).Dari uraian di atas jelaslah bagi kita bahwa pria dan
wanita memang harus menjaga batasan dalam pergaulan. Dengan begitu akan terhindarlah
hal-hal yang tidak diharapkan. Tapi nampaknya rambu-rambu pergaulan ini belum
sepenuhnya difahami oleh sebagian orang. Karena itu menjadi tanggung jawab kita
menasehati mereka dengan baik. Tentu saja ini harus kita awali dari diri kita masing-
masing.Semoga Allah senantiasa membimbing kita dan menjauhkannya dari perbuatan
tercela dan perbuatan yang tidak terpuji. Amin.
sumber:Maraji:Modul Paket Studi Islam Khairu Ummah, Drs. Ahmad Yani, LPPD Khairu
Ummah: Jakarta Pusat Etika Islam, Miftah Faridl, Pustaka: BandungTarbiyatun Nisa, Ishlah
No. 2/Th. I/Syawal 1413 H

Etika Pergaulan Remaja dalam Pandangan Islam
22 November 2010 | komentar (31)
Berbicara tentang remaja selalu mendapat tanggapan yang beraneka ragam. Sayangnya,
sekarang ini kesan yang ada dalam benak masyarakat justru cenderung kebanyakan negatif.
Dimulai dari perkelahian antar pelajar, pornografi, kebut-kebutan, tindakan kriminal seperti
pencurian dan perampasan barang orang lain, pengedaran dan pesta obat-obat terlarang,
bahkan yang sekarang lagi heboh adalah dampak pergaulan bebas yang semakin
mengkhawatirkan. Apalagi sekarang terpaan media informasi di abad millennium ini
semakin merambah dengan cepat. Di daerah yang tidak diduga sekalipun bahkan terpencil
ada saja tempat untuk pemutaran film-film porno. Rental VCD bertebaran di setiap tempat,
belum lagi media cetak yang demikian bebas mengumbar informasi sensual dan
kemesuman Satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius adalah bebasnya
hubungan antar jenis diantara pemuda yang nantinya menjadi tonggak pembaharuan. Islam
sangat memperhatikan masalah ini dan banyak memberikan rambu-rambu untuk bisa
berhati-hati dalam melewati masa muda. Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat
diantara empat masa kehidupan di dunia ini. Islam telah mengatur etika pergaulan remaja.
Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena
itu perilaku tersebut harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para remaja.
Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah :
1. Menutup Aurat
Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurot demi menjaga
kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurot merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi
dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya terutama kepada lawan
jenis agar tidak boleh kepada jenis agar tidak membangkitkan nafsu birahi serta
menimbulkan fitnah. Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan
aurat bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.Di
samping aurat, Pakaian yang di kenakan tidak boleh ketat sehingga memperhatikan lekuk
anggota tubuh, dan juga tidak boleh transparan atau tipis sehingga tembus pandang.
2. Menjauhi perbuatan zina
Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak
membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga kesucian,
pergaulan di dalam islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam
pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak sehingga tidak ada kesempatan terjadinya
kejahatan seksual yang pada gilirannya akan merusak bagi pelaku maupun bagi masyarakat
umum. Dalam Al-Quran Allah berfirman dalam Surat Al-Isra ayat 32: Dan janganlah kamu
mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan
yang buruk Dalam rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agar terhindar dari
perbuatan zina, islam telah membuat batasan-batasan sebagai berikut : Laki-laki tidak boleh
berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Jika laki-laki dan perempuan di
tempat sepi maka yang ketiga adalah syetan, mula-mula saling berpandangan, lalu
berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua adalah bujuk rayu
syetan.Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik.
Saling bersentuhan yang dilarang dalam islam adalah sentuhan yang disengaja dan disertai
nafsu birahi. Tetapi bersentuhan yang tidak disengaja tanpa disertai nafsu birahi tidaklah
dilarang.Tata Cara Pergaulan Remaja Semua agama dan tradisi telah mengatur tata cara
pergaulan remaja. Ajaran islam sebagai pedoman hidup umatnya, juga telah mengatur tata
cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi :
a. Mengucapkan Salam
Ucapan salam ketika bertemu dengan teman atau orang lain sesama muslim, ucapan salam
adalah doa. Berarti dengan ucapan salam kita telah mendoakan teman tersebut.
b. Meminta Izin
Meminta izin di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman
apabila kita hendak menggunakan barang milik teman maka kita harus meminta izin terlebih
dahulu
c. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
Remaja sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih tua dan
mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu, remaja juga harus menyayangi kepada
adik yang lebih muda darinya, dan yang paling penting adalah memberikan tuntunan dan
bimbingan kepada mereka ke jalan yang benar dan penuh kasih sayang.
d. Bersikap santun dan tidak sombong
Dalam bergaul, penekanan perilaku yang baik sangat ditekankan agar teman bisa merasa
nyaman berteman dengan kita. Kemudian sikap dasar remaja yang biasanya ingin terlihat
lebih dari temannya sungguh tidak diterapkan dalam islam bahkan sombong merupakan
sifat tercela yang dibenci Allah.
e. Berbicara dengan perkataan yang sopan
Islam mengajarkan bahwa bila kita berkata, utamakanlah perkataan yang bermanfaat,
dengan suara yang lembut, dengan gaya yang wajar .
f. Tidak boleh saling menghina
Menghina / mengumpat hukumnya dilarang dalam islam sehingga dalam pergaulan
sebaiknya hindari saling menghina di antara teman.
g. Tak boleh saling membenci dan iri hati
Rasa iri akan berdampak dapat berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya
mengakibatkan putusnya hubungan baik di antara teman. Iri hati merupakan penyakit hati
yang membuat hati kita dapat merasakan ketenangan serta merupakan sifat tercela baik di
hadapan Allah dan manusia.
h. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat
Masa remaja sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat
remaja harus membagi waktunya efisien mungkin, dengan cara membagi waktu menjadi 3
bagian yaitu : sepertiga untuk beribadah kepada Allah, sepertiga untuk dirinya dan sepertiga
lagi untuk orang lain.
i. Mengajak untuk berbuat kebaikan
Orang yang memberi petunjuk kepada teman ke jalan yang benar akan mendapatkan
pahala seperti teman yang melakukan kebaikan itu, dan ajakan untuk berbuat kebajikan
merupakan suatu bentuk kasih sayang terhadap teman.
Demikian beberapa tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai moral dan ajaran
islam. Tata cara tersebut hendaknya dijadikan pedoman bagi remaja dalam bergaul dengan
teman-temannya.Mudah-mudahan ini bisa kita jadikan renungan atau muhasabah
Riyanto Blog
blog.re.or.id > General > KRISIS AKHLAK UMMAT ISLAM
KRISIS AKHLAK UMMAT ISLAM
General category

Sesungguhnya engkau berada pada akhlaq yg agung

Muqoddimah Melihat perkembangan terakhir ummat Islam di Indonesia tergambar dgn
jelas betapa merosotnya akhlaknya sebagian ummat Islam. Dekadensi moral terjadi
terutama dikalangan remaja. Sementara pembendungannya masih berlarut-larut dan dgn
konsep yg tidak jelas.

Rusaknya moral ummat tidak terlepas dari upaya jahat dari pihak luar ummat yg dgn sengaja
menebarkan berbagai penyakit moral dan konsepsi agar ummat loyo dan berikutnya
tumbang. Sehingga yg tadinya mayoritas menjadi minoritas dalam kualitas. Keadaan
semakin buruk ketika pihak aparat terlibat dan melemahnya peran ulama` dan tokoh
masyarakat.

Padahal nilai suatu bangsa sangat tergantung dari kualitas akhlak-nya seperti dikemukakan
penyair Mesir Syauki Bik Suatu bangsa sangat ditentukan kualita akhlak-nya jika akhlak
sudah rusak hancurlah bangsa tersebut.

Hampir semua sektor kehidupan ummat mengalami krisis akhlak. Para mengalami pertikaian
internal dan merebutkan vested interest dan jarang terkooptasi oleh kekuasaan yg dzalim.
Para ulama`nya mengalami kemerosotan moral sehingga tidak lagi berjuang utk
kepentingan ummat tetapi hanya kepentingan sesaat; mendukung status quo. Para
pengusahanya melarikan diri dari tanggung jawab zakat infaq dan sedekah sehingga
kedermawanan menjadi macet dan tidak jarang berinteraksi dgn sistem ribawi serta tidak
mempedulikan lagi cara kerja yg haram atau halal. Para siswa dan mahasiswa terlibat
banyak kasus pertikaian narkoba dan kenakalan remaja lainnya.

Kaum wanita muslimah terseret jauh kepada peradaban Barat dgn slogan kebebasan dan
emansipasi yg berakibat kepada rusaknya moral mereka maka tak jarang mereka menjadi
sasaran manusia berhidung belang dan tak jarang dijadikan komoditi murahan . Dan
berbagai macam lapisan masyarakat muslim termasuk persoalan kaum miskin yg kurang
sabar sehingga menjadi obyek garapan pihak lain termasuk seperti bentuk nyatanya
pemurtadan semisal kristenisasi.

Pengertian akhlak Secara etimotogi bahasa akhlak dari akar bahasa Arab khuluk yg berarti
tabiat muruah kebiasaan fithrah naluri dll . Secara epistemologi Syari berarti seperti
dikatakan Al Ghozali akhlak adl sesuatu yg menggambarkan tentang perilaku seseorang yg
terdapat dalam jiwa yg baik yg darinya keluar perbuatan secara mudah dan otomatis tanpa
terpikir sebelumnya. Dan jika sumber perilaku itu didasari oleh perbuatan yg baik dan
muliayang dapat dibenarkan oleh akal dan syariat maka ia dinamakan akhlak yg mulia
nammun jika sebaliknya maka ia dinamakan akhlak yg tercela

Memang perlu dibedakan antara akhlak dan moral. Karena akhlak lbh didasari oleh faktor yg
melibatkan kehendak sang pencipta sementara moral lbh penekanannya pada unsur
manusiawinya. Sebagai contoh mengucapkan selamat natal kepada non muslim secara
akhlak tidak dibenarkan tetapi secara moral itu biasa-biasa saja.

Sentral Akhlak Akhlak secara teoritis memang indah tapi secara praktek memerlukan kerja
keras. Oleh krn itu Allah SWT mengutus Nabi SAW-Nya utk memberi contoh akhlak mulia
kepada manusia.Pekerjaan itu dilakukan oleh Nabi SAW sebaik mungkin sehingga mendapat
pujian dari Allah SWT Sesungguhnya engkau berada pada akhlak yg agung . Bahkan
Rasulullah SAW sendiri bersabda Aku diutus utk menyempurnakan Akhlak. Lebih dari itu
beliau menempatkan muslim yg paling tinggi derajatnya adl yg paling baik akhlaknya.
Sesempurna-sempurna iman seseorang mukmin adl mereka yg paling bagus akhlaknya

Maka tak heran Aisyah mendiskripsikan Rasulullah SAW sebagai Al Qur`an berjalan ; Akhlak
Rasulullah SAW adl Al Qur`an.

Cakupan Akhlak Mulia Dimensi akhlak dalam Islam mencakup beberapa hal yaitu ;
Akhlak kepada Allah SWT dgn cara mencintai-Nya mensyukuri nimat-Nya malu kepada-Nya
utk berbuat maksiat selalu bertaubat bertawakkal takut akan adzab-Nya dan senantiasa
berharap akan rahmat-Nya.
Akhlak kepada Rasulullah SAW dgn cara beradab dan menghormatinya mentaati dan
mencintai beliau menjadi kaumnya sebagai perantara dalam segala aspek kehidupan banyak
menyebut nama beliau menerima seluruh ajaran beliau menghidupkan sunnah-sunnah
beliau dan lbh mencintai beliau daripada diri kita sendiri anak kita bapak kita dll.
Akhlak terhadap Al Qur`an dgn cara membacanya dgn khusyuk tartil dan sesempurna
mungkin sambil memahaminya menghapalnya dan mengamalkannya dalam kehidupan riil.
Akhlak kepada makhluk Allah SWT mulai diri sendiri orangtua kerabat handaitaulan tetangga
dan sesama mukmin sesuai dgn tuntunan Islam.
Akhlak kepada orang non muslim dgn cara membenci kekafiran mereka tetapi tetap berbuat
adil kepada mereka berupa membalas kekejaman mereka atau memaafkannya dan berbuat
baik kepada mereka secara manusiawi selama hal itu tidak bertentangan dgn syariat Islam
dan mengajak mereka kepada Islam.
Akhlak terhadap makhluk lain termasuk kepada menyayangi binatang yg tidak mengganggu
menjga tanaman dan tumbuh-tumbuhan dan melestarikannya dll.

Krisis Akhlak Apabila norma-norma akhlak mulia tidak dijalankan dgn baik bahkan
cenderung dilanggar maka akan terjadi apa yg dinamakan krisis akhlak. Sebagai contoh kami
kemukakan data-data terjadinya perusakan akhlak terutama kepada para remaja berupa
narkoba shabu-shabu putow heroin ganja ecstasi morphin dll. Sasarannya mulai dari anak-
anak sekolah dasar sampai perguruan tinggi dari pengangguran sampai artis. Pengaruh
buruk yg diperoleh adl dapat merusak hati dan otak meskipun pada tahap awal sipecandu
merasa segar gembira fly tidak tidur dan merasa berani. Police watch Indonesia suatu LSM
yg memantau keterlibatan polisi dalam jaringan penyimpangan menyebutkan bahwa 42%
kasus narkoba terjadi dijakarta 58% terjadi diJawa Barat Bali Jawa Tengah Yogyakarta Jawa
Timur dan Sumatra Barat.
Jakarta Barat kawasan terbesar kasus narkoba krn dikawasan itu banyak terdapat tempat
maksiat sisanya di Jakarta Pusat Jakarta Utara dan Jakarta Timur . Bahkan telah merambat
kekota-kota kecil dan kampung-kampung.
Pembentengan dari krisis Akhlak Tentunya ummat Islam tidak berjaya kalau melepaskan
ajaran Islam dalam kehidupan mereka. Makanya mereka harus kembali menghidupkan Islam
sebagaimana yg telah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya Imam Malik
pernah meriwayatkan Artinya Tidaklah berjaya akhir dari ummat ini melainkan berpegang
dgn apa yg dipegang generasi pertama.
Kita harus kembali menghidupkan masjid sebagai pusat kegiatan ummat Islam. Memperkuat
daya tahan rumah tangga dari ancaman dekadensi moral termasuk film-film ysng bobrok
menjaga disiplin dan keamanan sekolah serta memberikan lingkungan materi agama yg
cukup serta menjaga daya tahan lingkungan masyarakat dari berbagai arus perusakan dan
penyesatan sekaligus mengaktifkan pemerintah utk membentengi masyarakat dari berbagai
bentuk kemaksiatan. Wallahu A`lam.
Oleh Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia ( ) (sumber file al_islam.chm
Kamis, 21 Januari 2010
tugas UAS Urgensi Pendidikan akhlak bagi remaja
URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK BAGI REMAJA

MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu tugas
Mata kuliah Tekhnik Penulisan Karya Ilmiah

Dosen Pembimbing : Mulyawan S. Nugraha, , M.Ag, M.Pd








Disusun Oleh :
Irda Winiar
NIM.0891.01.1048

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI (STAIS)
Jl. Veteran I No. 36 Telp. (0266) 225 464
SUKABUMI
2009

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATARBELAKANG MASALAH
Remaja adalah asset berharga untuk menggapai sebuah Negara yang kuat. Ada peribahasa
arab yang mengatakan Remaja adalah pemimpin di masa depan. Dengan itu kita ketahui
bahwa kunci masa depan terletak di tangan remaja.Sebagai calon pemimpin, remaja
dituntut memiliki pemikiran yang cerdas serta sikap atau akhlak yang baik.
Dewasa ini, bukan rahasia umum lagi bahwa remaja kita banyak dipengaruhi oleh
globalisasi. Globalisasi menurut mereka adalah dimana mereka dengan bebas melakukan
apapun yang mereka ingin lakukan. Pada masa remaja inilah manusia selalu ingin mencoba
hal-hal baru, tidak penting itu baik atau buruk bagi mereka; cukup dengan penilaian bahwa
mereka tidak ketinggalan zaman. Sehingga banyak dikalangan remaja terjerumus pergaulan
bebas,diantaranya pemakaian obat-obatan terlarang hingga melakukan seks bebas.
Ironis memang, tetapi inilah kenyataan objektif dalam kehidupan dikalangan remaja. Tentu
saja masalah ini tidak berdiri sendiri, tetapi banyak faktor yang menjadi penyebabnya, yang
antara lain karena keluarga yang broken home, kurangnya pendidikan agama, miskinnya
pendidikan akhlak, atau karena kesalahan memilih teman.
Pembentukan budi pekerti yang baik adalah tujuan utama dalam pendidikan Islam. Karena
dengan budi pekerti itulah tercermin pribadi yang mulia, sedangkan pribadi yang mulia itu
adalah pribadi yang utama yang ingin dicapai dalam mendidik anak dalam keluarga. Namun
sayangnya, tidak semua orang tua mampu melakukannya.

Oleh karena itu, pendidikan akhlak bagi remaja harus diberikan kepada para remaja agar
mereka tidak salah melangkah dan mempunyai fondasi yang kuat dalam pemahaman
mereka untuk meraih masa depan mereka dan bisa memberikan yang terbaik bagi agama
dan Negara.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa konsep dari pendidikan Akhlak ?
2. Apa konsep dari remaja itu ?
3. Bagaimana bentuk karakteristik remaja ?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi akhlak remaja?
5. Apa urgensi pendidikan akhlak bagi remaja ?

3. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui konsep mengenai pendidikan Akhlak.
2. Untuk mengetahui konsep mengenai remaja.
3. Untuk menganalisa bentuk karakteristik remaja.
4. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak remaja.
5. Untuk menjelaskan urgensi pendidikan akhlak bagi remaja.

4. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah-masalah yang sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai. Adapun sistematika penulisan makalh ini meliputi tiga bab, yaitu :
BAB I : Pendahuluan , akan membahas tentang latarbelakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, sistematika penulisan.
BAB II : Urgensi Pendidikan Akhlak bagi Remaja, akan membahas tentang konsep pendidikan
akhlak, konsep remaja, karakteristik masa remaja, factor yang mempengaruhi akhlak
remaja, pengaruh pendidikan agama terhadap akhlak remaja, serta urgensi pendidikan
akhlak bagi remaja.
BAB III: Penutup, akan membahas mengenai simpulan dan saran.

BAB II
URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK BAGI REMAJA
1. Konsep Pendidikan Akhlak
Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam,yaitu
berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari
pendidikan ini dapat memahami, menghayati,mengamalkan ajaran agama Islam sebagai
suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di
akherat (Zakiyah Darajat, dkk, 1992: 86).
Crow (dalam Supriyatno, 2001) mengatakan bahwa pendidikan diinterpretasikan dengan
makna untuk mempertahankan individu dengan kebutuhan-kebutuhan yang senantiasa
bertambah dan merupakan suatu harapan untuk dapat mengembangkan diri agar berhasil
serta untuk memperluas, mengintensifkan ilmu pengetahuan dan memahami elemen-
elemen yang ada disekitarnya. Pendidikan juga mencakup segala perubahan yang terjadi
sebagai akibat dari partisipasi individu dalam pengalaman-pengalaman dan belajar.
Pendidikan merupakan pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan
perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sikapnya
(Thompson, 1993). Sedangkan Darnelawati (1994) berpendapat bahwa pendidikan formal
adalah pendidikan di sekolah yang berlangsung secara teratur dan bertingkat mengikuti
syarat-syarat yang jelas dan ketat. Tujuan pendidik adalah untuk memperkaya budi pekerti,
pengetahuan dan untuk menyiapkan seseorang agar mampu dan trampil dalam suatu
bidang pekerjaan tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), pendidikan diartikan sebagai proses
pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi
mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal
yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang
telah diperolehnya.
Akhlak dapat ditafsirkan sebagai budi pekerti dan sifat-sifat mulia. Setiap orang seharusnya
mempunyai akhlak atau sifat-sifat yang baik dan mulia karena dengan berbudi pekerti
manusia akan dapat hidup dengan aman dan bahagia dan sudah semestinya kebahagiaan
perlu dimiliki oleh semua orang kerana keadaan itu adalah fitrah manusia itu sendiri.
Rangkaian di antara iman, ilmu, akhlak dan amal mestilah ada pada semua manusia karena
keempat perkara tersebutsaling berkaitan di antara satu sama lain. Akhlak amat penting
kerana Rasulullah s.a.w. sendiri telah diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Hal ini telah dinyatakan dalam sabda Rasulullah s.a.w. yang artinya: "Sesungguhnya aku
diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (Riwayat Bukhari).
Berdasarkan hal ini, jelaslah bahwa ketinggian ilmu tidak memadai kerana terdapat ramai
orang yang berilmu tetapi akhlaknya rendah. Begitu juga dengan iman dan amal. Keempat-
empat perkara ini mesti digabungkan dan hendaklah mempunyai nilai kualiti yang tinggi.
Akhlak merupakan salah satu ajaran asas agama Islam sehingga Rasulullah s.a.w. pernah
mendefinisikan agama itu dengan akhlak yang baik.
Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan hasil daripada ibadah kepada Allah
S.W.T. seperti solat, puasa, zakat dan haji. Hal ini dijelaskan dalam al-Quran seperti berikut:
Firman Allah S.W.T.:



Artinya : Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya
dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Surat Al-
Ankabut :45)
Peranan akhlak dalam menentukan pribadi seseorang tidak boleh diragukan lagi. Proses
pembentukannya adalah selaras dengan perkembangan jiwa seseorang itu. Untuk
membentuk akhlak yang baik memang sulit tetapi setiap Muslim itu seharusnya berusaha ke
arah membentuk kesempurnaan akhlak seperti yang dituntut oleh agama Islam.
Sedangkan Akhlak menurut Muhammad bin Ilaan Ash-Shadieqy (1971: 76) adalah suatu
sifat yang tertanam dalam jiwa. Dari jiwa itu timbul perbuatan-perbuatan dengan
mudah(tanpa ada dorongan dari orang lain). Al-Qurthuby (1913) berpendapat bahwa akhlak
adalah Suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab kesopanannya disebut akhlak,
karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya.
Dari konsep kedua kata di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah proses
pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman lebih tinggi
mengenai adab kesopanan dalam perbuatan yang dilakukan.

2. Konsep Remaja
Sebenarnya masa remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-
kanak menuju dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan
masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa. Anak-anak jelas kedudukannya, yaitu
yang belum dapat hidup sendiri, belum matang dari segala segi, tubuh masih kecil, organ-
organ belum dapat menjalankan fungsinya secara sempurna, kecerdassan, emosi dan
hubungan sosial belum selesai pertumbuhannya. Hidupnya masih bergantung pada orang
dewasa, belum dapat diberi tanggng jawab atas segala hal. Dan mereka menerima
kedudukan seperti itu.
Karena itulah maka ahli-ahli jiwa tidak mempunyai kata sepakat tentang betapa panjangnya
masa remaja tersebut, maka mereka hanya sepakat dalam penentuan permulaan masa
remaja, yaitu dengan dimulainya kegoncangan, yang ditandai dengan datangnya Haid
(menstruasi) pertama bagi wanita, dan Mimpi pada pria.kejadian yang menentukan ini tidak
sama antara satu anak dengan anak yang lainnya, ada yang dimulai pada umur 12 Tahun,
tapi ada pula yang baru berumur 11 Tahun. Tapi secara rata-rata terjadi pada umur 13
Tahun sebagai permulaan masa remaja (Adolesen) sedangkan akhir masa remaja itu,
bermacam-macam seperti yang kita terangkan diatas , ahli-ahli tidak sepakat dalam hal ini.
Ada yang mengatakan berumur 15 tahun, ada pula yang mengatakan berumur 18 tahun,
bahkan dalam bidang kemantapan beragama umur itu oleh ahli jiwa di perpanjang lagi
sampai 24 atau 25 tahun. Batas-batas umur yang bermacam-macam itu baik yang berumur
15, 18, 21, maupun 25 tahun adalah wajar dan cocok bagi masing-masing masyarakat,sesuai
dengan nilai dan ukurannya sendiri.
Kendatipun bermacam-macam umur yang di tentukan sebagai batas yang menentukan
masa remaja, namun pada umumnya para ahli mengambil patokan antara 13-21 tahun
adalah umur remaja.
Sedang yang khususnya mengenai perkembangan jiwa agama dapat diperpanjang menjadi
13-24 tahun.
Masa remaja adalah masa penuh masa kegoncangan jiwa, berada dalam masa peralihan
diatas jembatan goyang, yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh
keberuntungan, dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri.
Kendatipun masa remaja itu tidak ada batas umur yang tegas, yang apat ditujukan, namun
dapat kita kira-kirakan dan perhitungkan sesuai dengan masyarakat lingkugan remaja itu
sendiri. Kendtipun besar ataupun kecil kegoncangan yang dialami oleh remaja-remaja dari
berbagai tingkat masyarakat, namun dapat dipastikan bahwa kegoncangan remaja itu ada
terjadi. Dalam kondisi jiwa yang demikian, agama mempunyai peranan penting dalam
kehidupan remaja. Memang, kadang-kadang kita melihat keyakinan remaja terombang
ambing, tidak tetap, bahkan kadang-kadang berubah, sesuai dengan perubahan perasaan
yang dilaluinya. Suatu hal yang tidak bisa disangkal, adalah bahwa remaja-remaja itu secara
potensial telah beragama.
Masa remaja sebagai periode perkembangan yang paling penting bagi individu pada
kenyataannya merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan rentan
munculnya masalah. Meskipun demikian adanya pemahaman yang baik serta penanganan
yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di
kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan.
Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak
lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan terutama pendidikan
akhlak dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.

3. Karakteristik Masa Remaja
Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika
dibanding dengan periode-periode perkembangan lainnya. Adapun rinciannya adalah
sebagai berikut:
a. Masa remaja adalah periode yang penting
Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak
jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki
dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi
perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut
individu untuk bisa meynesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan
suatu sikap, nilai-nilai dan minat yang baru.

b. Masa remaja adalah masa peralihan
Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanakkanakannya dan
harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan
meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali
seseorang merasa bingung dan tidak jelas menangani peran yang dituntut oleh lingkungan.
Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta
untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba
untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu
dewasa untuk usianya.



c. Masa remaja adalah periode perubahan
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, perubahan fisik yang
cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat.
Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu, (1) peningkatan
emosionalitas, (2) perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual, (3) perubahan
tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru, (4)
karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan (5)
kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.
d. Masa remaja adalah usia bermasalah
Pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik bagi anak laki-laki
maupun perempuan. Hal ini disebabkan oleh dua lasan yaitu : pertama,pada saat anak-anak
paling tidak sebagian masalah diselesaikan oleh orang tua atau guru, sedangkan sekarang
individu dituntut untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua, karena mereka
dituntut untuk mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru,
sehingga menimbulkan kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
e. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi
remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan
berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk
meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status,seperti mobil, pakaian dan
benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.
f. Masa remaja adalah usia yang ditakutkan
Masa remaja ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan.Gambaran-
gambaran negatif yang ada dibenak masyarakat mengenai perilaku remaja mempengaruhi
cara mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat para remaja itu sendiri merasa
takut untuk menjalankan perannya dan enggan meminta bantuan orang tua atau pun guru
untuk memecahkan masalahnya.

g. Masa remaja adalah masa yang tidak realistis
Remaja memiliki kecenderungan untuk melihat hidup secara kurang realistis,mereka
memandang dirinya dan orang lain sebagaimana mereka inginkan dan bukannya sebagiai
dia sendiri. Hal ini terutama terlihat pada aspirasinya, aspiriasi yang tidak realitis ini tidak
sekedar untuk dirinya sendiri namun bagi keluarga,teman. Semakin tidak realistis aspirasi
mereka maka akan semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka
capai.
h. Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa
Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara hukum,mereka
merasa cemas dengan stereotype remaja dan menciptakan impresi bahwa mereka
mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti orang
dewasa sringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau
simbol yang berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum,
menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual.

4. Faktor yang mempengaruhi Akhlak Remaja
1. Faktor Keluarga
Keluarga merupakan kunci utama dari pembentukan akhlak remaja. Menurut Zuhairini dkk
(1995: 182) bahwa pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama, tempat
anak didik pertama-tama menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tua atau anggota
keluarga lainnya. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak
didik pada usia yang masih muda, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh
dari pendidikan (orang tua dan anggota lain).
2. Kurangnya pendidikan dan pemahaman terhadap ajaran agama.
Sebagai model seharusnya orang tua memberikan contoh yang terbaik bagi anak dalam
keluarga. Sikap dan perilaku orang tua harus mencerminkan akhlak yang mulia. Oleh karena
itu Islam mengajarkan kepada orang tua agar selalu mengajarkan sesuatu yang baik-baik
saja kepada anak mereka.
Salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Abdur Razzaq Said bin Mansur yang terdapat
dalam buku Abdullah Nasikh Ulwani (1999: 186)
Pembentukan budi pekerti yang baik adalah tujuan utama dalam pendidikan Islam. Karena
dengan budi pekerti itulah tercermin pribadi yang mulia, sedangkan pribadi yang mulia itu
adalah pribadi yang utama yang ingin dicapai dalam mendidik anak dalam keluarga. Namun
sayangnya, tidak semua orang tua mampu melakukannya. Buktinya dalam kehidupan di
masyarakat sering ditemukan anak-anak nakal dengan sikap dan perilaku yang tidak hanya
terlibat dalam perkelahian, tetapi juga terlibat dalam pergaulan bebas,perjudian, pencurian,
narkoba, dan sebagainya.
3. Faktor Lingkungan Sekitar
Lingkungan sekitar tempat remaja tumbuh dan menyerap segala bentuk aktifitas yang
dilakukan. Apabila lingkungan tempat tumbuh itu sudah tercemar oleh hal-hal negatif yang
bisa merusak akhlak remaja, maka tentu akhlak remaja tersebut tidak akan menjadibaik
karena pengaruh dari lingkungan sekitarnya.
4. Faktor Teman Sebaya.
Manusia dikenal dengan siapa dia bergaul atau berteman.Maka teman sebaya adalah
cermin dari diri kita sendiri.Remaja akan mudah dipengaruhi oleh teman sebaya, karena
yang sering mereka temui dalam kegiatan sehari-hari adalah teman sebaya. Selain itu,
teman sebaya merupakan tempat para remaja berkeluh kesah (curhat), saling berbagi
pengalaman
5. Faktor Media Massa atau tekhnologi.
Dewasa ini tekhnologi menjadi tren atau sebuah mode,orang yang tidak mengenal
tekhnologi dianggap gaptek. Dan tekhnologi ini juga sangatberpengaruh terhadap akhlak
remaja.
5. Pengaruh Pendidikan Agama Terhadap Akhlak
Dalam Pendidikan Agama Islam, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk
mengembangkan intelektualitas dalam arti bukan hanya meningkatkan kecerdasan saja,
melainkan juga mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia, yang mencakup aspek
keimanan, moral atau mental, prilaku dan sebagainya.
Pembinaan kepribadian atau jiwa utuh hanya mungkin dibentuk melalui pengaruh
lingkungan khususnya pendidikan. Sasaran yang ditempuh atau dituju dalam pembentukan
kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak yang mulia dan tingkat kemulian
akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan.
Dalam pembentukan akhlak siswa, hendaknya setiap guru menyadari bahwa dalam
pembentukan akhlak sangat diperlukan pembinaan dan latihan-latihan akhlak pada siswa
bukan hanya diajarkan secara teoritis, tetapi harus diajarkan ke arah kehidupan praktis.
Agama sebagai unsur esensi dalam kepribadian manusia dapat member peranan positif
dalam perjalanan kehidupan manusia, selain kebenarannya masih dapat diyakini secara
mutlak.
Dalam hal pembentukan akhlak remaja, pendidikan agama mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupannya. Pendidikan agama berperan sebagai pengendali tingkah laku
atau perbuatan yang terlahir dari sebuah keinginan yang berdaran emosi. Jika ajaran agama
sudah terbiasa dijadikannya sebagai pedoman dalam kehidupannya sehari-hari dan sudah
ditanamkannya sejak kecil, maka tingkah lakunya akan lebih terkendali dalam menghadapi
segala keinginankeinginannya yang timbul.
6. Urgensi Pendidikan Akhlak Bagi Remaja
Urgensi dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk manusia yang
bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah
laku perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci.
Dengan kata lain pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki
keutamaan (al-fadhilah). Berdasarkan tujuan ini, maka setiap saat, keadaan, pelajaran,
aktifitas, merupakan sarana pendidikan akhlak. Dan setiap pendidik harus memelihara
akhlak dan memperhatikan akhlak di atas segala-galanya.
Barmawie Umary dalam bukunya materi akhlak menyebutkan bahwa tujuan berakhlak
adalah hubungan umat Islam dengan Allah SWT dan sesama makhluk selalu terpelihara
dengan baik dan harmonis.
Sedangkan Omar M. M.Al-Toumy Al-syaibany, tujuan akhlak adalah menciptakan
kebahagian dunia dan akhirat, kesempurnaan bagi individu dan menciptakan kebahagian,
kemajuan, kekuataan dan keteguhan bagi masyarakat.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan akhlak pada prisnsipnya adalah
untuk mencapai kebahagian dan keharmonisan dalam berhubungan dengan Allah SWT, di
samping berhubungan dengan sesama makhluk dan juga alam sekitar, hendak menciptakan
manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna serta lebih dari makhluk lainnya.
Pendidikan agama berkaitan erat dengan pendidikan akhlak, tidak berlebihan apabila
dikatakan bahwa pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari pendidikan agama. Sebab yang baik adalah yang dianggap baik oleh agama
dan yang buruk adalah apa yang dianggap buruk oleh agama. Sehingga nilai-nilai akhlak,
keutamaan akhlak dalam masyarakat Islam adalah akhlak dan keutamaan yang diajarkan
oleh agama.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Konsep Pendidikan Akhlak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), pendidikan diartikan sebagai proses
pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi
mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal
yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang
telah diperolehnya.
Akhlak dapat ditafsirkan sebagai budi pekerti dan sifat-sifat mulia. Setiap orang seharusnya
mempunyai akhlak atau sifat-sifat yang baik dan mulia karena dengan berbudi pekerti
manusia akan dapat hidup dengan aman dan bahagia dan sudah semestinya kebahagiaan
perlu dimiliki oleh semua orang kerana keadaan itu adalah fitrah manusia itu sendiri.
Rangkaian di antara iman, ilmu, akhlak dan amal mestilah ada pada semua manusia karena
keempat-empat perkara tersebut saling berkaitan di antara satu sama lain.
Dari konsep kedua kata di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah proses
pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman lebih tinggi
mengenai adab kesopanan dalam perbuatan yang dilakukan.
2. Konsep Remaja
Masa remaja sebagai periode perkembangan yang paling penting bagi individu pada
kenyataannya merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan rentan
munculnya masalah. Meskipun demikian adanya pemahaman yang baik serta penanganan
yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di
kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan.
Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak
lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan terutama pendidikan
akhlak dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
3. Karakteristik Masa Remaja
a. Masa remaja adalah periode yang penting
b. Masa remaja adalah masa peralihan
c. Masa remaja adalah periode perubahan
d. Masa remaja adalah usia bermasalah
e. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri
f. Masa remaja adalah usia yang ditakutkan
g. Masa remaja adalah masa yang tidak realistis
h. Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa
4. Faktor yang mempengaruhi akhlak remaja
1. Faktor Keluarga
2. Kurangnya pendidikan dan pemahaman terhadap ajaran agama
3. Faktor Lingkungan Sekitar
4. Faktor Teman Sebaya
5. Faktor Media Massa atau tekhnologi
5. Pengaruh Pendidikan Agama terhadap Akhlak Remaja
Dalam hal pembentukan akhlak remaja, pendidikan agama mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupannya. Pendidikan agama berperan sebagai pengendali tingkah laku
atau perbuatan yang terlahir dari sebuah keinginan yang berdaran emosi. Jika ajaran agama
sudah terbiasa dijadikannya sebagai pedoman dalam kehidupannya sehari-hari dan sudah
ditanamkannya sejak kecil, maka tingkah lakunya akan lebih terkendali dalam menghadapi
segala keinginankeinginannya yang timbul.
6. Urgensi Pendidikan Akhlak bagi Remaja
Urgensi dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk manusia yang
bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah
laku perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci.
Dengan kata lain pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki
keutamaan (al-fadhilah). Berdasarkan tujuan ini, maka setiap saat, keadaan, pelajaran,
aktifitas, merupakan sarana pendidikan akhlak. Dan setiap pendidik harus memelihara
akhlak dan memperhatikan akhlak di atas segala-galanya.
B. SARAN
Pembahasan pendidikan akhlak remaja dalam makalah yang kami susun memang terbatas.
Oleh karena itu, pembaca hendaknya mecari referensi yang lain untuk melengkapi informasi
tentang urgensi pendidikan akhlak bagi remaja. Dan kami pun senantiasa menunggu saran
dari para pembaca, khususnya dosen mata kuliah TPKI yang tujuannya tiada lain untuk
perbaikan penyusunan makalah selanjutnya yang lebih baik.
Jumat, 08 Januari 2010
KENAKALAN REMAJA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kenakalah remaja adalah salah satu problem yang senantiasa selalu muncul di tengah-
tengah masyarakat. Masalah tersebut hidup, berkembang dan membawa akibat tersendiri
sepanjang masa. Keadaan masyarakat Indonesia terutama di kota-kota besar sekarang ini
sudah sangat mengkhawatirkan. Kejujuran atau kebenaran, keadilan dan keberanian untuk
mengakui suatu kebenaran telah banyak dikalahkan oleh penyelewengan-penyelewengan
baik yang terlihat ringan maupun berat.
Belakang ini banyak didengar keluhan-keluhan orang tua pendidik dan orang-orang yang
berkecimpung di bidang agama, sosial, bahwa anak-anak remaja terutama yang sedang
berumur belasan tahun dan mulai menginjak usia remaja banyak yang sukar dikendalikan,
nakal, keras kepala, senang berbuat keonaran (tawuran), maksiat dan hal-hal yang
mengganggu ketertiban umum.
Kenakalan-kenakalan atau kerusakan-kerusakan moril atau akhlak-akhlak tersebut tidak
hanya menggelisahkan dirinya sendiri. Salah satu factor penyebab terjadinya kemerosotan
moral atau akhlak masyarakat, khususnya di kalangan remaja adalah tidak tertanamnya
nilai-nilai ajaran agama dalam segala perilaku kehidupannya.
Internalisasi nilai-nilai anak pada kahikatnya tidak dapat berlangsung dengan sendirinya.
Proses internailsasi tersebut memiliki media baku yang tidak dapat dikesampingkan. Oleh
keberadaan makalah ini mudah-mudahan dapat menjadi sumbangsih dalam memperkaya
pengetahuan kita.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, untuk memudahkan dalam penyusunan
makalah ini, penulis menyusun beberapa pertanyaan yang menjadi rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi penganggulangan kenakalan remaja ?
2. Sejauh mana pengaruh lingkungan terhadap remaja ?
3. Bagaimana upaya penanggulangan kenakalan remaja dalam persfektif Islam ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penyusunan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui strategi penanggulangan kenakalan remaja
2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap remaja
3. Untuk mengetahui upaya penanggulangan kenakalan remaja dalam perspektif Islam.

D. Manfaat Penelitian
Karya ilmiah ini bermanfaat sebagai :
1. Langkah nyata sebagai masyarakat berbudaya dan beragama Islam dalam mencegah
kenakalan remaja dengan menggunakan perspektif Islam.
2. Bahan kajian untuk semua orang, agar kita selalu mengontrol terhadap semua tingkah
laku yang dilakukan oleh para remaja di lingkungan.
3. Sumber pendidikan bahwa para remaja masih rentan dalam pergaulannya dan
memerlukan perhatian, terutama dari keluargannya.



















BAB II
KAJIAN TEORI

Pada Bab II akan dijelaskan mengenai, Eksistensi Remaja menurut Islam, Islam dan
Kehidupan Sosial, dan Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Kenakalan Remaja.

A. Eksistensi Remaja Menurut Islam
Manusia adalah makhluk hidup yang tumbuh dan berkembang. Manusia mengalami
perumbuhan dari mulai dikandung, dilahirkan kemudian tumbuh dan terus tumbuh sampai
akhirnya menjadi lemah dan meninggal. Tahapan-tahapan perumbuhan tersebut itu
dikelompokkan kepada pase-pase tertentu yaitu : masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa
dan tua.
Masa remaja adalah masa yang penuh kontradiksi. Sebagian orang mengatakan masa
remaja adalah masa energik, heroic, dinamis, kritis dan masa yang paling indah, tetapi ada
pula yang menyebutkan bahwa masa remaja sebagai masa badai dan topan, masa rawan
dan masa nyentrik.
Pengertian remaja menurut Zakiyah Daradjat (1975:35), remaja adalah suatu remaja dari
umur manusia yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya pindah
dari masa anak-anak menuju kepada dewasa. Biasanya terjadi pada umur 13-14 tahun.
Demikian pula menurut Yodho Purwoko, bahwa : remaja merupakan salah satu tahap
dalam kehidupan manusia. Tahapan ini merupakan tahap yang kritis, karena merupakan
tahap transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini gejolak darah
mudanya sedang bangkit, keinginan untuk mencari jati diri dan mendapatkan pengakuan
dari keluarganya serta lingkungan sedang tinggi-tingginya (Yudho Purwoko, 2001:7).
Dari pengertian di atas maka dapat dianalisa bahwa remaja adalah masa peralihan dari usia
anak menuju usia dewasa atau sering dikatakan masa puberitas. Masa remaja menurut
kesepakatan para ahli berlangsung antara 13-21 tahun.
Remaja merupakan generasi penerus, remaja yang akan melanjutkan dan akan
menggantikan generasi tua dalam kehidupan ini. Mereka dituntut untuk memiliki
pengetahuan, baik pengetahuan umum maupun pengetahuan agama. Dalam kehidupan
masyarakat, remaja merupakan cikal bakal penerus bangsa ini, karena itu remaja dituntut
berpendidikan dan mempunyai wawasan yang luas dalam berbagai bidang.
Sejarah membuktikan bahwa berdirinya republik ini adalah hasil jerih payah perjuangan,
dirintis dan dipelopori oleh sebagian besar pemuda pada waktu itu. Salah satunya dalah
upaya para pemuda Indonesia untuk bersatu tanpa membedakan agama, ras dan suku
bangsa untuk memerdekakan negeri ini yaitu dengan adanya Sumpah Pemuda pada tanggal
28 Oktober 1928.
Remaja hendaknya menjadi seorang yang beriman, kuat, yang dapat memecahkan berbagai
problem yang dihadapinya. Remaja yang kuat jasmani dan rohaninya dalam menghadapi
berbagai macam persoalan hidup, akan menjadi orang yang selalu berguna bagi agama,
nusa dan bangsanya.
Remaja yang hanya membangga-banggakan atau menonjol-nonjolkan orang tuanya.
Apalagi dirinya sendiri penuh dengan problem yang tidak bisa diatasinya, bahkan menjadi
remaja yang nakal, maka remaja yang seperti inilah yang dikhawatirkan mereka itu tidak
bisa melanjutkan perjuangan dan pembangunan masyarakat dan bangsanya. Dan
dikhawatirkan pula mereka itu menjadi pengacau dan perusak bagi masyarakat nusa dan
bangsanya. Inilah yang menjadi kekhawatiran para pemimpin, para tokoh masyarakat,
ulama kyai, ustadz dan kalangan lainnya.

B. Islam dan Kehidupan Sosial
Menurut sistem sosial dalam Islam terdapat beberapa prinsif yang harus disadari agar
setiap orang dapat menyelenggarakan hubungan kemanusiaan dalam masyarakat. Salah
satu prinsif yang harus disadari tersebut adalah kehormatan manusia.
Menurut H. Ahmad Basyir (1991:105), mengatakan bahwa pergaulan antar manusia harus
selalu memperhatikan nilai kehormatan manusia, manusia berkehormatan berarti manusia
berharga diri. Manusia akan merasa tersinggung harga dirinya jika menghadapi perlakuan
yang tidak sesuai dengan kehormatannya.
Dari hal di atas diperoleh satu pedoman bahwa dalam pelaksanaan hidup bermasyarakat,
masing-masing orang harus mampu menjaga kehormatan orang lain. Setiap orang tertentu
menginginkan agar dirinya diperlakukan secara manusiawi dan hal ini juga bisa terwujud jika
dia bersifat manusiawi terhadap orang lain.
Tujuan ajaran Islam cara berkelompok kemasyarakatan adalah dapat terwujudnya ukhuwah
islamiyah yang erat dan kehidupan sosial yang kokoh. Sedangkan secara perorangan,
manusia ialah makhluk yang memiliki kecenderungan hawa nafsu dalam hal ini manusia
mempunyai keinginan terhadap lawan jenis, kekayaan, jabatan, sebagai perhiasan dunia.
Kecenderungan-kecenderungan tersebut pada akhirnya akan menimbulkan berbagai
problem sosial, antara lain perkosaan dan perjinahan, pencurian dan penipuan, serta
pembunuhan.
Kecenderungan-kecenderungan hawa nafsu yang menimbulkan problem sosial tidak hanya
dilakukan oleh kelompok-kelompok dzolim tertentu, akan tetapi terjadi di seluruh lapisan
masyarakat baik dalam hal tingkatan sosial, ekonomi, pangkat, derajat keturunan dan
batasan usia. Dalam menuruti kecenderungan hawa nafsu, kelompok remaja ikut berperan.
Dewasa ini kenakalan remaja bukan hanya menjadi problem remaja semata, akan tetapi
telah mengancam prinsif-prinsif Syariat Islamiyah ; yang berarti pula memutus hubungan
Ukhuwah- Islamiyah dan melemahkan ikatan jamaah Islam yang kokoh.

C. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Kenakalan Remaja
Usia remaja adalah usia yang penuh keriangan, tawa dan canda menjadi miliknya. Dunia
bersemi dan gumpalan psikologis pancaroba, menjadi ciri khasnya. Pemaksaan terhadap
remaja berarti petaka bagi kehidupan, penyair Khalil Gibran, menasehati Jangan kau
bentuk pikirannya, secara maknawi dunia remaja berdahapan langsung dengan sebuah
kemapanan yang angkuh.
Memang mereka diharapkan menjadi pewaris masa depan. Cuma dalam sambung rasa,
nyaris tidak pernah menyentuh asporasi kaum remaja. Lantas, mereka mencari seluruhnya
sendiri. Celakanya dunia yang semakin global ini, menjanjikan sebuah fenomena cultural
yang konon hasil rekayasa moderenisasi yang merangsang sahwat serta menjadikan hidup
konsumtif dan hiburan yang menggairahkan. Lalu remaja yang tak mendapat suasana
Home Sweet Home atau Broken Home , berkiprah dalam duniannya sendiri, terlepas
dari kontektual nilai-nilai yang berlaku umum kita menyebutnya dengan Kenakalan
remaja.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kenakalan remaja adalah :
1. Keadaan keluarga
Sebagian besar remaja dibesarkan oleh keluarga, disampig kenyataan menunjukkan bahwa
di dalam keluarga remaja mendapat kasih sayang. Pendidikan dan perbuatan yang pertama
kali merupakan lingkungan. Terdekat di dalam mendidik anak dengan demikian berarti seluk
beluk kehidupan keluarga memiliki pengaruh yang paling mendasar dalam perkembangan
anak.
Pihak orang tua dan lingkungan keluarga sebagai faktor utama dan pertama adalah unit
sosial terkecil harus mampu memberikan pondasi primer bagi perkembangan anak remaja
sedang lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa terhadap perkembangan
anak. Karena itu baik buruknya struktur keluarga dan masyarakat cukup memberikan
pengaruh terhadap baik dan buruknya perkembangan kepribadian si anak.
Begitu juga mereka juga melihat tetangga, saudara-saudaranya hidup dalam pengangguran
dan ketidakpastian setelah selesai belajar. Hal ini juga menghantui jiwa dan pikiran mereka.
Sementara itu tempat-tempat hiburan yang menggiurkan serta film video import maupun
lokal yang merangsang yang menjurus kekerasan, juga tempat-tempat keramaian
(pertokoan, swalayan) yang mereangsang untuk hidup konsumtif (terutama kota
metropolitan) membuat remaja menjadi consumer tingkat dunia, tetapi lumpuh dalam segi
kreatifitas dan produktifitas. Padahal ekonomi minim, kontrol iman yang lemah, rasa gengsi
yang tinggi. Akibatnya mereka berbuat jalan apa saja atau menghalalkan berbagai cara
yang penting kebutuhan semua itu tercapai.
2. Keadaan sekolah
Proses interaksi di sekolah dalam kenyataan bukan hanya memiliki aspek sosiologis yang
positif akan tetapi juga membawa akibat lain yang menjadikan anak bersikap negative selain
itu sering terjadi perlakuan kurang yang mencerminkan ketidak adilan seperti sanksi-sanksi
yang sama sekali tidak menunjang tercapainya pendidikan atau tidak langsung terdapa anak,
sehingga dapat menimbulkan kenakalan temaja.
3. Keadaan Masyarakat
Perubahan-perubahan masyarakat yang berlangsung secara cepat dan ditandai dengan
peristiwa-peristiwa yang menegangkan seperti persaingan di bidang perekonomian, pasilitas
rekreasi yang berpariasi. Pada garis besarnya memiliki korelasi relefan dengan adanya
kejahatan pada umumnya, termasuk di dalamnya kenakalan remaja, lingkungan yang sehat,
tentram dan damai akan membawa pada dampak positif bagi anggota masyarakat.
Semakin banyak pengalaman remaja dalam hidup ini, semakin bertambah kesadarannya
terhadap problema sosial ekonomi dan politik. Pandangannya terhadap masalah-masalah
masyarakat berubah dari pandangan subjektif menjadi objektif dan kemanusiaan. Mula-
mula ia merasakan tanggung jawab terhadap kelompoknya, kemudia meluas kepada
masyarakat yang lebih luas lagi. Kadang-kadang remaja merasa bahwa problema orang lain,
seolah-olah problemanya sendiri sehingga ia berusaha untuk memberikan pertolongan.
Kadang-kadang ia membantu orang lain secara aktif, lebih-lebih lagi apabila ia merasa,
bahwa penderitaan yang dialami oleh masyarakat itu, adalah atas tanggung jawab peraturan
yang berlaku dalam Negara.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode studi pustaka. Yang pelaksanaan
penyusunannya melalui pengkajian buku-buku pustaka yang mempunyai keterkaitan
dengan masalah yang dibahas, sehingga diharapkan data atau keterangan yang terkumpul
akurat dan menyakinkan sebagai bahan penulisan.
Penulis juga menjadikan Desa Kadipaten tempat tinggal penulis sebagai tempat
diadakannya penelitian dengan alasan supaya lebih mudah.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada Bab IV akan dijelaskan mengenai, Strategi Penanggulangan Kenakalan Remaja,
Pengaruh Lingkungan Terhadap Kenakalan Remaja, dan Upaya Penanggulangan Kenakalan
Remaja dalam Persfektif Islam di Desa Kadiapten Kecamatan Kadipaten.

A. Srtategi Penanggulangan Kenakalan Remaja
Masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Remaja mempunyai keinginan yang
besar untuk mencoba sesuatu yang baru. Keinginan tersebut kurang diperhitungkan untung
ruginya atau dampak positif dan negatifnya. Dengan demikian kehidupan remaja sangat
penting dan strategis karena dapat menentukan kemajuan bangsa dan Negara. Hal ini
terjadi seiring dengan angan-angannya yang tinggi. Sementara emosinya belum stabil,
mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sepele atau yang menarik bagi dirinya. Remaja
merupakan harapan bangsa dan Negara, cerah mendungnya suatu bangsa dan Negara
tergantung kepada remaja saat ini.
Kehidupan remaja merupakan masa yang paling indah, pada masa remaja ini dapat
merasakan manisnya kehidupan kebenaran menjalani kehidupan dimulai pada masa
remaja mereka bebas memilih teman yang disenangni, menentukan hoby atau remaja
bebas menentukan gaya hidupnya sendiri.
Perilaku menyimpang sebagian remaja dan pemuda kita dewasa ini sering semata
dipikulkan pada lembaga pendidikan formal. Dalam keluarga menunjukkan hasil yang baik,
maka diprediksikan mereka akan membawa warna baik pada pranata barunya. Karenanya,
ketika kita menghadapi masalah kenakalan remaja, maka kita selayaknya mengadakan
Retrospeksi terhadap peran keluarga dalam Mencetak watak anak yang berbudi mulia.
Untuk selanjutnya mencarikan solusi yang tepat guna mencegah munculnya wabah
penyimpangan remaja yang kian hebat.
Dalam menyampaikan ajaran dan nilai-nilai kepada remaja perlu keterlibatan semua pihak.
Baik itu guru, orang uta, pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Hal ini penting
dilakukan karena remaja hidup dan berkembang dalam lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat sekitarnya. Dalam prakteknya, remaja membutuhkan idola panutan, teladan
atau contoh konkrit dalam berperilaku. Ini penting mengingat remaja belum mempunyai
kriteria dan indicator yang jelas. Bagaimana seharusnya berbuat, sehingga yang dilakukan
relative lebih banyak bersifat coba-coba.
Selain dalam pendidikan formal dan pendidikan agama lebih leluasa diberikan dalam
pondok pesantren. Dalam pondok pesantren tumbuh suasana dan lingkungan hidup yang
religius. Dengan lingkungan yang religius diharapkan dapat mempertebal keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT. Setelah keluar dari pondok pesantren, remaja berkembang
sebagai tokoh agama yang handal di masa depannya.

B. Pengaruh Lingkungan Terhadap Kenakalan Remaja.
Para remaja tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang berhubungan dengan
pribadi mereka saja, akan tetapi juga yang menyangkut
dengan keadaan lingkungan mereka. Mereka merasa tidak senang melihat tata tertib yang
ada di lingkungan kurang baik, mereka pasti gelisah melihat kotor dan rusaknya jalan-jalan
di tempat mereka tinggal tersebut. Hal ini adalah akibat bertumbuhnya perhatian dan sikap
sosial pada mereka sendiri.
Kepribadian seseorang dapat terbentuk dalam kelompok. Mereka adalah orang tua dan
anggota keluarga lainnya. Semakin besar si anak, semakin bertambah kebutuhannya untuk
menggabung kepada kelompok yang berada di luar keluarganya. Yaitu kelompok anak-anak
lain, supaya dia dapat memenuhi keinginannya untuk bermain. Bermain dengan orang
dewasa dalam keluarga, lingkungan, orang-orang itu akan bertambah luasnya pergaulan itu,
mulailah muncul persoalan-persoalan akibat perbedaan pembinaan kepribadian kelompok
itu dan berlainannya tingkat budaya ekonomi dan sosial masing-masingnya. Maka problema
ini, mungkin menggelisahkan remaja, karena ia menghambat keinginan remaja. Untuk
memperkuat hubungan dengan anggota kelompok itu, terutama dalam periode umur ini,
remaja cenderung untuk menjauh dari rumah dan ingin terlepas dari campur tangan orang
tua dan orang dewasa lainnya dalam lingkungan keluarga.
Pengaruh lingkungan terhadap seorang remaja bisa saja bersifat khusus yang merupaka
sebuah faktor extern akibat dari lingkungan orang tua atau keluarga seorang remaja mudah
dipengaruhi oleh hal-hal yang negatif kemudian kurang dapat menyesuaikan diri dalam
lingkungan, pemenuhan kebutuhan pokok yang tak seimbang dengan keinginan anak, rasa
cinta kasih sayang yang tidak merata terhadap anak. Kesibukan orang tua sehingga anaknya
tak terbina, kehendaknya tidak dipenuhi dan kurang disalurkan secara wajar, kurang
diberikan rasa bertanggung jawab.
Disamping pembinaan orang tua di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat pun memegang peranan penting dalam pelaksanaan
pembinaan memiliki konstribusi yang sangat besar berada di lingkungan masyarakat.

C. Upaya Penanggulangan Kenakalan Remaja dalam Perspektif Islam
Ditinjau dari nilai-nilai luhur di dalam Islam yang menyolok antara berabgai aliran filsafat
terdapat dalam pembentukan konsep nilai yang paling pundamental, yakni : kebaikan yang
paling utama dalam kewajiban seseorang ialah mencari kesenangan sebagai tujuan
hidupnya.
Menurut Hedoniusme yang dipandang sebagai perbuatan baik adalah perbuatan-perbuatan
yang mendatangkan kelejatan atau rasa nikmat. Aliran Hedonisme terbagi menjadi dua
cabang : Hedonisme Egoistik dan Hedonisme Universalistik. Hedonisme Egoistik menilai
sesuatu yang baik adalah perbuatan yang bertujuan untuk mendatangkan kelejatan atau
kesenangan terbesar terhadap diri sendiri secara individual. Sedangkan yang dimaksud
Hedonisme Universalistik menilai sesuatu yang baik adalah hal-hal yang bertujuan untuk
mewujudkan kelejatan atau kesenangan umum terbesar.
Banyak hal yang dapat dilakukan dalam rangka usaha penanggulangan kenakalan remaja
baik oleh orang tua, masyarakat, guru dan pemerintah. Tindakan penanggulangan kenakalan
remaja itu antara lain sebagai berikut :
1. Tindakan preventif (pencegahan) yang dilakukan, antara lain :
a. Peningkatan kesejahteraan keluarga
b. Perbaikan dalam lingkungan.
c. Mendirikan klinik bimbingan psikologis dan edukatif untuk memperbaiki tingkah laku
para remaja.
d. Menyediakan tempat rekreasi yang sehat bagi remaja.
e. Membentuk badan kesehatan pada anak remaja.
f. Mendirikan sekolah bagi anak gembel (miskin).
g. Mengadakan pengadilan anak remaja.
h. Menyusun undang-undang khusus untuk pelanggaran yang dilakukan para remaja.
2. Tindakan hukuman bagi anak remaja, Delinkuen (jahat)
Menghukum mereka sesuai dengan perbuatannya, sehingga dianggap adil dan bisa
menggugah berfungsinya hati nuraninya sendiri untuk hidup susila dan mandiri.
3. Tindakan Kuratif (penyembuhan) bagi usaha penyembuhan anak delinekuen diantaranya
:
a. Menghilangkan sebab musabab timbulnya kejahatan remaja, baik yang bersifat pribadi,
famili, sosial ekonomis dan cultural.
b. Melakukan perubahan lingkungan dan memberikan fasilitas yang diperlukan bagi
perkembangan jasmani dan rohani yang sehat bagi para remaja.
c. Memindahkan anak-anak nakal ke sekolah atau ke tengah lingkungan yang baik.
d. Memberikan latihan bagi remaja untuk hidup teratur, tertib dan disiplin.
e. Mengingatkan program-program keorganisasian remaja.
f. Memperbanyak lembaga pelatihan kerja, dengan program kegiatan pembangunan.
g. Mendirikan klinik psikologis untuk meringankan dan memecahkan konplik emosional dan
gangguan kejiwaan lainnya.
BAB V
PENUTUP

Pada bab V akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa strategi
penanggulangan remaja merupakan sebagian dari harapan bangsa dan Negara. Tetapi
disamping itu remaja dihadapkan kepada berbagai rintangan, hambatan dan gangguan.
Suasana dan lingkungan hidup yang religius diharapkan dapat mempertebal keimanan dan
ketakwaan pada Allah SWT.
Perhatian remaja terhadap masalah lingkungan disebabkan oleh perumbuhan, perhatian
mereka terhadap masalah-masalah sosial disamping keadaan lingkungannya hendak
diperbaiki dan perkembangan pendidikan anak remaja sebagian besar berada di lingkungan
masyarakat. Sebab lingkungan juga bisa mempengaruhi terhadap kenakalan remaja.
Upaya penanggulangan kenakalan remaja dilakukan dengan cara preventif, tindakan
hukuman dan tindakan kuratif dimana faktor yang paling penting mempengaruhi manusia
ialah kemauan yang melahirkan tindakan yang konkrit dan para remaja harus mempunyai
akhlak yang mulia dan berbudi pekerti yang luhur. Dengan agama, hidup menjadi terarah.

B. Saran
Sebagai wujud perhatian dan kepeduliaan hendaklah kita semua berperan aktif dalam
upaya mengkikis habis yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat, dan semua itu adalah
tanggung jawab kita bersama. Anak adalah tulang punggung bangsa yang akan meneruskan
perjuangan ini, maka harus diisi, dididik dan dibina dengan ilmu, iman dan taqwa, sehingga
menghasilkan benih generasi yang baik dan subur dan terciptalah masyarakat yang aman
dan damai dan terteram. Mungkin hanya ini yang dapat penulis sarankan kepada adik-adik
dan rekan-rekan pembaca. Semoga saja di dalam msyarakat dan di dalam diri kita, apa yang
sudah disirat oleh penulis akan banyak manfaatnya untuk bekal di dalam meniti masa depan
kita dan khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi ktia semua.

Diposkan oleh abuzakky.blogspot.com di 02.42


















DAFTAR PUSTAKA
Atkinson & Atkinson. 1998. Pengantar Psikologi, edisi kesebelas. Batam : Interaksara.
Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, cetakan ke-4. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.Daradjat, Zakiah, dkk. 1992. Ilmu Pendidikan Islam, cetakan ke-2.Jakarta:Bumi
Aksara.
AR, Zahruddin. 2004. Pengantar Ilmu Akhlak, cetakan ke-1. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Ardani, Moh. 2005. Akhlak Tasawuf cetakan ke-2. PT. Mitra Cahaya Utama.
Uhbiyati, Nur. 2008. Ilmu Pendidikan Islam cetakan ke-2 .Bandung: CV. Pustaka Setia
pendidikan.infogue.com/
www.muslimdelft.nl/.../pendidikan-akhlak-antara-islam-dan-globalisasi
risalahnur.com/
www.mail-archive.com/milis...com/msg00576.html
Diposkan oleh irda winiar
di 03.55
Hancurnya Moral-Akhlak Remaja Indonesia

a



Laporan Komisi Nasional Perlindungan Anak alias Komnas Anak dari survei yang
dilakukannya tahun 2007 di 12 kota besar di Indonesia tentang perilaku seksual remaja
sungguh sangat mengerikan. Hasilnya seperti yang diberitakan SCTV adalah, dari lebih 4.500
remaja yang disurvei, 97 persen di antaranya mengaku pernah menonton film porno.
Sebanyak 93,7 persen remaja sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas
mengaku pernah berciuman serta happy petting alias bercumbu berat dan oral seks. Yang
lebih menyeramkan lagi, 62,7 persen remaja SMP mengaku sudah tidak perawan lagi.
Bahkan, 21,2 persen remaja SMA mengaku pernah melakukan aborsi. Ini data tahun 2007,
apalagi tahun 2008, pasti sudah bertambah lebih banyak lagi.

Tidakkah kita gelisah dan ngeri melihat data-data ini? Bukankah ini bukti nyata kehancuran
bangsa? Jangan-jangan, anak-anak perempuan kita (SMP/SMA/Mahasiswa) yang tampak
baik-baik di rumah, sudah tidak perawan. Itu kan bukan tidak mungkin. Apalagi kita tidak
merasa menanamkan pendidikan akhlak agama pada mereka dan membebaskan
pergaulannya, membebaskan mereka berpacaran dengan pacarnya. Tidak kah kita takut?
Mau kemana bangsa ini? Mau kemana para remaja kita? Bukankah ini sebuah proses
menuju kehancuran??? Sejarah umat manusia membuktikan, hancurnya sebuah bangsa dan
peradaban bermula dari rusaknya moral di kalangan pemudanya, kemudian masyarakatnya,
kemudian para pemimpinnya.

Lalu, buat para pembela pornografi atau penolak UU Pornografi, apa sih yang ada di
fikirannya? Tidakkah mereka memiliki hati nurani? Benar-benar tidak bisa dimengerti.
Apakah soal tektek bengek seperti definisi pornografi, soal kebebasan seni, soal adat yang
tetap harus bugil, soal fantasi yang harus bebas hukum, soal hak otonomi tubuh yang nanti
busuk dimakan cacing, lebih penting daripada kehancuran moral anak-anak kita, lebih
penting dari hancurnya masa depan anak-anak kita? Lieurr!!

Rupanya terlalu banyak manusia hidupnya sudah tidak waras, kehilangan akal sehatnya,
sudah tidak bisa berfikir logis dan sehat. Kebebasan liar memang merusak banyak hal!!
Sangat berbahaya. Dan agama diturunkan Tuhan, UU dibuat oleh pemerintah, tak lain
adalah untuk mengontrol dan mengendalikan kebebasan liar itu. Tapi anehnya, banyak
manusia menolaknya. Mereka ingin tetap memilih, mengikuti dan menganut kebebasan
itu!! Mereka ingin hancur dan membinasakan dirinya sendiri.[]
Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Menyimpang Pada Remaja
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya prilaku menyimpang dikalangan para remaja.
Di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, longgarnya pegangan terhadap agama .
Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan
ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan
tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi. Dengan
longgarnya pegangan seseorang peda ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol
yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral
yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturanya. Namun biasanya
pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari dalam diri sendiri. Karen
pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika orang luar tidak tahu, atau tidak ada orang
yang disangka akan mengetahuinya, maka dengan senang hati orang itu akan berani
melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu. Dan apabila dalam
masyarakat itu banyak ornag yang melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang
yangkurang iman tadi tidak akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran
yang sama.
Tetapi jika setiap orang teguh keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan agama
dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya pengaewasan yang ketat, karena setiap
orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar hukum-hukum dan
ketentuan-ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya masyarakat dari agama,
semakin sudah memelihara moral orang dalam masyarakat itu, dan semakin kacaulah
suasana, karena semakin banyak pelanggaran-pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral.
Kedua, kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumahtangga, sekolah
maupun masyarakat.
Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan menurut semsetinya
atau yang sebiasanya. Pembinaan moral dirumah tangga misalnya harus dilakukan dari sejak
anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak lahir, belum
mengertyi man auang benar dan mana yang salah, dan belum tahu batas-batas dan
ketentuan moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya. Tanpa dibiasakan menanamkan
sikap yang dianggap baik untuk manumbuhkan moral, anak-anak akan dibesarkan tanpa
mengenal moral itu. Pembinaan moral pada anak dirumah tangga bukan dengan cara
menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk, melainkan harus
dibiasakan. Zakiah Darajat mangatakan, moral bukanlah suatu pelajaran yang dapat dicapai
dengan mempelajari saja, tanpa membiasakan hidup bermoral dari sejak keci. Moral itu
tumbuh dari tindakan kepada pengertian dan tidak sebaliknya.
Seperti halnya rumah tangga, sekolahpun dapat mengambil peranan yang penting dalam
pembinaan moral anak didik. Hendaknya dapat diusahakan agar sekolah menjadi lapangan
baik bagi pertumuhan dan perkembangan mental dan moral anak didik. Di samping tempat
pemberian pengetahuan, pengembangan bakat dan kecerdasan. Dengan kata lain, supaya
sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mantal, moral
dan sosial serta segala aspek kepribadian berjalan dengan baik. Untuk menumbuhkan sikap
moral yang demikian itu, pendidikan agama diabaikan di sekolah, maka didikan agama yang
diterima dirumah tidak akan berkembang, bahkan mungkin terhalang.
Selanjutnya masyarakat juga harus mengambil peranan dalam pembinaan moral.
Masyarakat yanglebih rusak moralnya perelu segera diperbaiki dan dimulai dari diri sendiri,
keluarga dan orang-orang terdekat dengan kita. Karena kerusakan masyarakat itu sangat
besar pengaruhnya dalam pembinaan moral anak-anak. Terjadinya kerusakan moral
dikalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutakan diatas, karena tidak
efektifnnya keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga
lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak
kondusif bagi pembinaan moral.
Ketiga, dasarnya harus budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis.
Sekarang ini sering kita dengar dari radio atau bacaan dari surat kabar tentang anak-anak
sekolah menengah yang ditemukan oleh gurunya atau polisi mengantongi obat-obat,
gambar-gambar cabul, alat-alat kotrasepsi seperti kondom dan benda-banda tajam. Semua
alat-alat tersebut biasanya digunakan untuk hal-hal yang dapat merusak moral. Namun
gajala penyimpangan tersebut terjadi karena pola hidup yang semata-mata mengejar
kepuasan materi, kesenangan hawa nafsu dan tidak mengindahkan nilai-nilai agama.
Timbulnya sikap tersebut tidak bisa dilepaskan dari derasnya arus budaya matrealistis,
hedonistis dan sekularistis yang disalurkan melalui tulisan-tulisan,bacaan-bacaan, lukisan-
lukisan, siaran-siaran, pertunjukan-pertunjukan dan sebagainya. Penyaluran arus budaya
yang demikian itu didukung oleh para penyandang modal yang semata-mata mengeruk
keuntungan material dan memanfaatkan kecenderungan para remaja, tanpa
memperhatikan dampaknya bagi kerusakan moral. Derasnya arus budaya yang demikian
diduga termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam menghancurkan moral para
remaja dan generasi muda umumnya.
Keempat, belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah.
Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan (power), uang, teknologi, sumber daya
manusia dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguh-sunguh
untuk melakuka pembinaan moral bangsa. Hal yang demikian semaikin diperparah lagi oleh
adanya ulah sebagian elit penguasa yang semata-mata mengejar kedudukan, peluang,
kekayaan dan sebagainya dengan cara-cara tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan
nepotisme yang hingga kini belum adanya tanda-tanda untuk hilang. Mereka asik
memperebutkan kekuasaan, mareri dan sebagainya dengan cara-cara tidak terpuji itu,
dengan tidak memperhitungkan dampaknya bagi kerusakan moral bangsa. Bangsa jadi ikut-
ikutan, tidak mau mendengarkan lagi apa yang disarankan dan dianjurkan pemerintah,
karena secara moral mereka sudah kehiangan daya efektifitasnya.
Sikap sebagian elit penguasa yang demikian itu semakin memperparah moral bangsa, dan
sudah waktunya dihentikan. Kekuasaan, uang, teknologi dan sumber daya yang dimiliki
pemerintah seharusnya digunakan untuk merumuskan konsep pembinaan moral bangsa
dan aplikasinya secara bersungguh-sungguh dan berkesinambungan.
Itulah diantara faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kemerosotan moral bangsa. Dan
bagaimanakah stertegi pendidikan agama dan moral yang efektif untuk mengatasi
permasalahan tersebut diatas, tampak harus segera dirumuskan.
Posted 20 Sep 2011 06:08 AM by admin in Perkembangan Peserta Didik
Artikel ini disalin dari : http://blog.tp.ac.id/faktor-faktor-penyebab-timbulnya-perilaku-
menyimpang-pada-remaja#ixzz2ZNzKHGrn

Anda mungkin juga menyukai