Anda di halaman 1dari 95

PROG

AN
(Kasus di
GRAM SAR
IN
NALISIS
PRODUK
Giant Hype
RIKA A
A
RJANA EKS
FAKULT
NSTITUT P
EKUITAS
K SUSU C
ermarket Bo








Oleh :
ARIANIKA
A14105596




























STENSI MA
TAS PERTA
PERTANIA
2008
S MEREK
IMORY
otani Squar
DEWI
ANAJEMEN
ANIAN
AN BOGOR
K
re Bogor)
N AGRIBIS
R
SNIS
RINGKASAN


RIKA ARIANIKA DEWI. Analisis Ekuitas Merek Produk Susu Cimory (kasus
Giant Hypermarket, Botani Square, Bogor). (Dibawah bimbingan EKA INTAN
KUMALA PUTRI).

Dilihat dari banyaknya perusahaan besar yang ada di pasar pada saat ini,
maka Cimory memasuki persaingan yang sangat ketat. Sebagai salah satu industri
susu pasteurisasi yang baru di pasar, maka dapat dilihat ekuitas mereknya.
Sebagai pembanding, dipilih Indomilk dengan pertimbangan merek tersebut
adalah salah satu pemain lama yang memproduksi susu pasteurisasi di pasar dan
merupakan pesaing Cimory. Adanya persaingan di pasar susu pasteurisasi maka
Cimory perlu mengetahui ekuitas mereknya di mata konsumen, khususnya yang
membeli produk susu cair Cimory pada pusat perbelanjaan yang ada di Bogor.
Pusat perbelanjaan tersebut antara lain Giant hypermarket Botani Square. .
Penjualan susu Cimory pada setiap rasanya mencapai 10 sampai 12
karton/minggu, sekitar 120 sampai 144 botol/minggu. Untuk susu pasteurisasi
merek Indomilk penjualannya rata-rata mencapai 14 karton/minggu atau 168
kotak/minggu. Oleh karena itulah penelitian mengenai ekuitas merek Cimory
perlu dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sejauh mana konsumen
menyadari keberadaan susu Cimory, menganalisis asosiasi merek susu Cimory
pada benak konsumen, mengkaji bagaimana persepsi dan loyalitas konsumen
mengenai susu Cimory. Penelitian ini terbatas pada keempat elemen ekuitas
merek utama yaitu kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas dan kesetiaan
merek. Aset lainnya tidak diteliti karena bukan merupakan komponen utama,
tidak berhubungan langsung dengan konsumen dan memiliki pengaruh yang tidak
terlalu signifikan.
Penelitian ini dilakukan di Giant hypermarket Botani Square, pemilihan
lokasi dilakukan secara sengaja yaitu di pusat perbelanjaan yang ada di Bogor.
Selain itu, pemilihan lokasi ini dikarenakan produk Cimory dijual di pusat
perbelanjaan tersebut. Waktu pnelitian dilaksanakan pada bulan September
sampai dengan bulan Oktober 2007. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data demografi
responden dan pertanyaan-pertanyaan mengenai elemen-elemen ekuitas merek.
Pengisian kuesioner dilakukan dengan mewawancarai langsung responden.
Responden yang dilibatkan berjumlah 100 orang, dengan menggunakan metode
convenient sampling.
Responden yang diambil yaitu pengunjung pusat perbelanjaan Giant
hypermarket yang ada di Kota Bogor. Dengan ketentuan diatas diasumsikan
dapat mewakili penilaian secara objekif terhadap suatu produk. Responden susu
Cimory sebagian besar merupakan wanita yaitu sebesar 62 persen, sedangkan
untuk pria yaitu sebesar 38 persen. Kategori konsumen yaitu berusia 20 tahun
sampai dengan lebih dari 50 tahun, usia kurang dari 20 tahun sebesar 10 persen,
usia 21 sampai 30 tahun sebesar 31 persen dan usia antara 31 sampai 40 tahun
sebesar 11 persen. Sedangkan konsumen usia 41 sampai 50 tahun sebesar 25
persen dan usia lebih dari 51 tahun sebesar 23 persen. Pendidikan yang dimiliki
konsumen adalah Sarjana yaitu sebesar 62 persen, 14 persen untuk Diploma dan
24 persen adalah SMU. Pekerjaan yang dimiliki konsumen, lebih banyak bekerja
sebagai pegawai swasta yaitu, sebanyak 56 persen. Bekerja menjadi wiraswasta
sebanyak 13 persen dan jumlah paling kecil yaitu bekerja sebagai pegawai negeri
yaitu sebanyak lima persen. Sedangkan lainnya yaitu sebagai ibu rumah tangga
dan mahasiswa sebanyak 26 persen.
Konsumen Cimory ini lebih banyak yang berpendapatan antara satu juta sampai
dua juta, yaitu sebanyak 37 persen. Sedangkan yang memiliki pendapatan di
bawah satu juta sebanyak 14 persen dan yang memiliki pendapatan di atas dua
juta sebanyak 33 persen. Untuk lainnya yaitu yang tidak memiliki pendapatan
seperti ibu rumah tangga dan mahasiswa sebanyak 26 persen
Pada kesadaran merek, merek yang pertama kali disebutkan adalah merek
Indomilk yaitu sebanyak 40 responden, kemudian Cimory sebanyak 16
responden. Merek yang lainnya adalah merek yang tidak termasuk dalam
penelitian ini, seperti Diamond dan Ultramilk. Untuk pengingatan kembali
dihasilkan Indomilk disebutkan oleh 47 responden dan Cimory yaitu sebanyak 24
responden. Pengingatan kembali didapat 30 responden yang harus diingatkan
terhadap susu Cimory dan merek Indomilk hanya 13 responden. Pada tingkat
tidak menyadari untuk Cimory sebanyak 12 responden, sedangkan Indomilk tidak
ada.
Pada analisis Asosiasi dihasilkan Cimory memiliki brand image yang
didalamnya terkandung asosiasi-asosiasi rasanya enak, kandungan gizi lengkap,
kualitas produk baik, keawetan, dan variasi rasa banyak. Sedangkan Indomilk
memiliki asosiasi-asosiasi rasanya enak, kandungan gizi lengkap, kualitas produk
baik, dan variasi rasa banyak. Analisis mengenai persepsi kualitas merek Cimory
adalah kandungan gizi lengkap dan kualitas baik. Sedangkan persepsi kualitas
merek Indomilk hanya ada dua yaitu kualitas baik, kandungan gizi lengkap, ragam
rasa banyak, keawetan, volume pas, kemasan menarik dan rasanya enak.
Dari 100 responden, untuk merek Cimory 24 orang akan tetap
mengkonsumsi Cimory, lima orang akan pindah ke Indomilk. Pada merek
Indomilk 27 orang akan tetap mengkonsumsi Indomilk, lima orang berpindah ke
merek Cimory . Pada tingkat kemungkinan perpindahan pada merek Indomilk
lebih kecil daripada merek Cimory. Presentase untuk Cimory sebesar 94.1 persen
dan untuk Indomilk 81.6 persen. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tingkat
loyalitas merek Indomilk lebih tinggi daripada merek Cimory. Berdasarkan
parameter-parameter di atas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan merek
Indomilk lebih unggul daripada Cimory. Hal tersebut dikarenakan merek Cimory
termasuk produk baru di pasar dengan jangkauan pemasaran yang masih terbatas
dan belum melakukan promosi dengan iklan-iklan.










Sebagai
PROG
AN
(Kasus di
i salah satu
Fakult
GRAM SAR
IN
NALISIS
PRODUK
Giant Hype
RIKA A
A
syarat untu
tas Pertania
RJANA EKS
FAKULT
NSTITUT P
EKUITAS
K SUSU C
ermarket Bo








Oleh :
ARIANIKA
A14105596




Skripsi
uk mempero
Pada
an, Institut P

















STENSI MA
TAS PERTA
PERTANIA
2008
S MEREK
IMORY
otani Squar
DEWI
oleh gelar S
Pertanian B
ANAJEMEN
ANIAN
AN BOGOR
K
re Bogor)
Sarjana Pert
Bogor
N AGRIBIS
R
tanian
SNIS
Judul : Analisis Ekuitas Merek Produk Susu Cimory (Kasus di
Giant Hypermarket Botani Square Bogor)

Nama : Rika Arianika Dewi

NRP : A14105596






Menyetujui,
Dosen Pembimbing



Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS
NIP. 131 918 659



Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian



Prof. Dr. Ir. Didy Sopiandie, M. Agr
NIP. 131 124 019





Tanggal Lulus :


PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI BERJUDUL
ANALISIS EKUITAS MEREK PRODUK SUSU CIMORY (KASUS DI
GIANT HYPERMARKET BOTANI SQUARE BOGOR) BELUM
PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN
MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA
MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA
SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG
PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN
KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM
NASKAH.



Bogor, Januari 2008


Rika Arianika Dewi
A14105596












RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Majalengka pada tanggal empat Desember 1983,
sebagai anak dari pasangan Bapak Sutendi dan Ibu Teti Kartini. Penulis
merupakan anak ke tiga dari tiga saudara.
Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SDN Talaga II Majalengka
dan lulus pada tahun 1996. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan
penulis pada tahun 1999 pada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) I
Talaga. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan penulis pada tahun 2002 pada
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I Talaga. Pada tahun 2002, penulis
diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) Pada Program Studi Diploma
Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan lulus
pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan perkuliahan pada
Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.









KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmatNYA sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi yang
berjudul Analisis Ekuitas Merek Produk Susu Cimory (Kasus di Giant
Hypermarket Botani Square Bogor). Skripsi ini disusun sebagai syarat
memperoleh gelar sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekuitas merek pada benak
konsumen, khususnya ekuitas merek susu cair Cimory, selain itu dapat diketahui
pula bagaimana posisi susu cair Cimory di benak konsumen.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.


Bogor, Januari 2008

Penulis









UCAPAN TERIMAKASIH


Alhamdulillah atas rahmat, berkah dan izin Allah SWT, sehingga
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Penyelesaikan penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Eka Kumala Putri, MS. Sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama ini.
2. Keluarga : Ibu, Bapak, Kakak-kakakku yang telah memberikan dorongan
dan perhatian, kasih sayang, dan dukungan moril maupun materiil.
3. Ir. Asi Napitupulu, MSc, selaku dosen evaluator yang telah memberikan
masukan-masukan kepada penulis selama ini.
4. Kepada dosen penguji, Dr.Ir.Suharno,MAdev. Sebagai penguji utama,
yang telah memberikan masukan kepada penulis dan Ir.Murdianto,MS.
selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberikan masukan-
masukan kepada penulis.
5. Olla Mut sebagai pembahas seminar penelitian penulis ( thanx gal, my
sleepmate)
6. Balqis, Mimank, Abenk, Elsa, Ewa, Topan, Restu, teh Yanti dan
Ahmadnya yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
7. Arfan, Awit, Betet, Melly, Budi, Niken, Mey, Rima, Sari dan Uul yang
sudah memberikan dorongan dan menjadi teman yang baik, love you all.
8. Buat Indra yang telah memberikan semangat dan dorongan, hingga
selesainya skripsi ini.
9. Semua pihak yang juga telah turut membantu tetapi tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Akhir kata semoga Allah SWT membalas amal baik bapak, ibu, dan rekan-
rekan serta semua pihak yang telah membantu.







































I. PENDAHULUAN

Latar belakang
Salah satu makanan yang memiliki kandungan nilai gizi yaitu susu. Susu
merupakan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia karena memiliki
kandungan gizi, khususnya ditinjau dari segi kandungan kalsium ( 358 mg/gelas ).
Kandungan gizi lainnya adalah protein delapan gram, lemak sembilan gram dan
energi 153 kalori per gelas
1
. Apabila dilihat dari produksi susu setiap tahun
meningkat, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Konsumsi dan Produksi Susu Nasional pada Tahun 2001 sampai 2005
Tahun
Konsumsi
(Kg)
Peningkatan
(%)
Produksi
(Kg)
Peningkatan
(%)
2001 1.330.000 - 479.900 -
2002 1.352.432 1,69 493.400 2,81
2003 1.381.210 2,13 553.400 12,16
2004 1.398.320 1,24 549.945 -0,62
2005 1.402.425 0,29 552.320 0,43
Pertumbuhan
Rata-rata
1,34 2,32
Sumber: BPS (data diolah), 2006
Produksi susu Nasional (dalam negeri) meningkat dari tahun ke tahun,
mulai dari tahun 2001 sampai 2005. Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2006,
peningkatan tersebut ditunjang oleh peningkatan konsumsi susu per tahun, dapat
dilihat pada Tabel 1. Konsumen mengkonsumsi susu dalam berbagai bentuk
olahan.
Produk susu yang dikonsumsi oleh masyarakat saat ini tidak hanya
terbatas pada susu bubuk dan susu kental manis saja, tetapi juga terdapat susu cair
yang siap minum dengan berbagai macam rasa dan bentuk kemasan yang praktis.
1
www.google.com/susu perbaiki fisik bangsa/Artikel/17 Juli 2007
15
Keragaman susu dapat dilihat dari merek, rasa, harga, volume, kemasan, aroma,
serta kemudahan mendapatkannya.
Setiap konsumen memiliki kebiasaan pembelian berbeda satu sama lain.
Oleh karena itu, perlu untuk mengkontraskan kebiasaan pembelian yang
berdasarkan pada loyalitas merek (brand loyalty) dan kebiasaan yang didasarkan
pada inersia (Engel, 1994). Hal tersebut dapat membentuk perbedaan sikap
konsumen kepada produk susu yang dapat menyebabkan perbedaan dalam
pengambilan keputusan pembelian dan pemilihan merek.
Pengamat pemasaran (Onggo, 2005) menyebutkan bahwa pola pemilihan
produk susu oleh masyarakat lebih banyak dipengaruhi oleh equity branding
daripada kemasan produknya. Ini sangat terkait dengan kepercayaan masyarakat
selaku konsumen terhadap produk susu
2
. Dapat dilihat dalam kehidupan sehari-
hari, seringkali ditemukan jenis konsumen yang keputusan membelinya lebih
didorong oleh merek apa yang dibelinya. Semakin kuat ekuitas suatu produk,
maka semakin kuat pula daya tariknya dalam menarik minat konsumen agar
mengkonsumsi produk atau komoditas tersebut. Oleh karena itu, pemahaman
mengenai ekuitas merek dan pengukurannya sangat diperlukan untuk menyusun
langkah-langkah strategis dalam meningkatkan eksistensi merek dan kemudian
memimpin pasar.
Aaker (1991) mengemukakan bahwa ekuitas merek dapat menciptakan
nilai bagi konsumen dan perusahaan. Ekuitas merek dapat mempengaruhi proses
informasi konsumen, meningkatkan rasa percaya diri konsumen dalam keputusan
pembelian dan pencapaian kepuasan konsumen. Selain itu, ekuitas merek juga
dapat meningkatkan peluang pemilihan merek, keinginan untuk membayar harga
2
Onggo, Bob Julius. www.republika.co.id/berebut manisnya pasar susu cair/03 mei 2005
16
premium, keefektifan komunikasi pemasaran, kesempatan lisensi merek dan
menurunkan kerapuhan terhadap tindakan-tindakan pemasaran pesaing. Dari
sudut pandang manejerial, ekuitas merek memberikan keunggulan bersaing bagi
perusahaan.
Di pasaran terdapat berbagai produk susu cair dengan berbagai merek.
Merek-merek yang telah dikenal masyarakat dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perusahaan dengan Produk Susu Cair yang Dimilikinya
No Perusahaan Produk
1
2
3
4
5
6
7
8
PT Japra Comfeed
PT Monysaga Prima (MP)
PT Ajinomoto Calpis
PT Ultra Jaya
PT Frische Vlag Indonesia
PT Australia-Indonesia Milk Industries
Nestle Indonesia
PT Diamond Cold Storage
Yahuii,greenfields
Mony
Calpico
Ultra (UHT)
Yes!
Indomilk
Milo
Diamond
Sumber: www.republika.co.id
3

Dari Tabel 2 dapat diketahui berbagai perusahaan terkenal yang bergerak
dalam bidang susu cair, dengan merek produk yang dimilikinya. Selain
perusahaan-perusahaan tersebut, kini terdapat perusahaan baru yang bergerak
dalam susu cair yaitu susu cair Cimory. Produk susu cair pun bermacam-macam,
seperti susu UHT dan susu pasteurisasi. Cimory termasuk perusahaan baru yang
memproduksi susu pasteurisasi. Cimory berdiri pada bulan Maret 2006, tetapi
mampu menembus pusat perbelanjaan besar seperti Giant hypermarket (Botani
Square) yang berada di Bogor.
Dilihat dari banyaknya perusahaan besar yang ada di pasar pada saat ini,
maka Cimory memasuki persaingan yang sangat ketat. Sebagai pembanding,
dipilih Indomilk dengan pertimbangan merek tersebut adalah salah satu pemain
lama yang memproduksi susu pasteurisasi di pasar dan merupakan pesaing
3
www.republika.co.id/berebut manisnya pasar susu cair/03 mei 2005
17
Cimory. Adanya persaingan di pasar susu pasteurisasi maka Cimory perlu
mengetahui ekuitas mereknya di mata konsumen, khususnya yang membeli
produk susu cair Cimory pada pusat perbelanjaan yang ada di Bogor. Pusat
perbelanjaan tersebut diantaranya Giant hypermarket Botani Square. Pada pusat
perbelanjaan tersebut produk Cimory memiliki banyak peminat yang dapat dilihat
pada penjualannya. Penjualan susu Cimory pada Giant Hypermarket Botani
Square Bogor tahun 2007, setiap rasanya mencapai 10 sampai 12 karton/minggu,
sekitar 120 sampai 144 botol/minggu. Untuk susu pasteurisasi merek Indomilk
penjualannya rata-rata mencapai 14 karton/minggu atau 168 kotak/minggu. Oleh
karena itulah penelitian mengenai ekuitas merek Cimory dilakukan.
1.2 Perumusan Masalah
Banyaknya produk susu cair di pasar merupakan tantangan bagi produk
susu cair Cimory. Cimory sebagai salah satu merek dagang terbaru di pasar yang
bergerak dalam produksi susu pasteurisasi, dapat dilihat perbandingannya dengan
susu pasteurisasi merek Indomilk. Perbandingan ini dilakukan dalam hal ekuitas
mereknya. Alasan diambilnya merek Indomilk, karena Indomilk merupakan
pemain lama pada produk susu pasteurisasi.
Terbatasnya pemasaran susu cair Cimory, maka Cimory belum mampu
menjadi salah satu produk susu cair yang banyak dikonsumsi oleh konsumen di
berbagai tempat. Untuk saat ini, pemasaran susu cair Cimory hanya terbatas pada
daerah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Cianjur. Pemasaran ini hanya pada
toko-toko besar yang berada pada kota-kota tersebut. Pemasaran juga dilakukan
dengan menggunakan agen keliling di beberapa perumahan yang berada di
Jakarta.
18
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan-
permasalahan penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana kesadaran konsumen terhadap merek susu cair Cimory?
2. Bagaimana asosiasi merek Cimory di benak konsumen?
3. Bagaimana persepsi dan loyalitas konsumen Cimory secara keseluruhan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis sejauh mana konsumen menyadari keberadaan susu Cimory.
2. Menganalisis asosiasi merek susu Cimory pada benak konsumen.
3. Mengkaji bagaimana persepsi dan loyalitas konsumen mengenai susu
Cimory.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Perusahaan, sebagai bahan masukan dalam pengelolaan ekuitas merek
susu Cimory, pada kasus Giant Hypermarket Botani Square Bogor.
2. Penulis, sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan
pengalaman praktis dalam bidang ilmu manajemen pemasaran.
3. Penelitian selanjutnya, sebagai masukkan dan perbandingan bagi
penelitian selanjutnya.



19
1.5 Cakupan Penelitian
Penelitian ini mencakup keempat elemen ekuitas merek utama yaitu :
kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas dan kesetiaan merek. Aset
lainnya tidak diteliti karena bukan merupakan komponen utama, tidak
berhubungan langsung dengan konsumen dan memiliki pengaruh yang tidak
terlalu signifikan.



































20
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Susu
Menurut SNI, susu segar itu merupakan cairan yang berasal dari ambing
sapi sehat dan bersih yang diperoleh dari cara pemerahan yang benar serta
kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah suatu apapun dan belum dapat
perlakuan apapun. Selain itu, susu segar merupakan susu dari sapi, kerbau, kuda,
kambing atau domba yang sehat dan tidak tercampur kolostrum. Susu segar juga
tidak mengandung tambahan air, bahan tambahan pangan dan antibiotik serta
belum mengalami perubahan warna, bau dan kekentalan
4
.
Susu pasteurisasi adalah susu segar yang dipanaskan dengan metode high
temperature short time atau dengan metode holding dan segera dikemas dalam
kemasan steril. Cita rasanya masih baik karena tidak melalui proses pemanasan
yang tinggi. Masa simpan susu pasteurisasi selama 10 sampai 15 hari pada suhu
empat derajat celcius, atau pada lemari es
5
.
2.2 Definisi Merek dan Ekuitas Merek
Kotler (1997) mendefinisikan merek adalah nama, istilah, tanda, simbol,
atau rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang atau jasa seorang atau sekelompok penjual dan untuk
membedakannya dari produk pesaing. Menurut UU Merek No.15 tahun 2001
dalam Tjiptono (2005), merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata,
huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur


4
www.google.com/upaya penyelamatan gizi pada susu/02 mei 2005
5
Loc.cit
21
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa.
Aaker (1991), menyatakan bahwa ekuitas merek adalah serangkaian aset
dan kewajiban merek yang terkait dengan sebuah merek nama dan simbolnya,
yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa
kepada perusahaan dan atau pelanggan perusahaan tersebut.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian Irrawati (2007) menganalisa ekuitas merek susu high calcium
Anlene (kasus di Kota Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan dan kontribusi ekuitas merek dan usaha-usaha pemasaran terhadap
pembentukan susu high calcium Anlene. Tujuan lainnya yaitu melihat ekuitas
merek secara keseluruhan dan merumuskan implikasi manajerial bagi perusahaan.
Pada penelitian yang dilakukan Irrawati (2007) dihasilkan bahwa dengan
analisis Structural Equation Modelling (SEM) menunjukkan bahwa dimensi kesan
kualitas mempunyai kontribusi terendah terhadap pembentukan ekuitas merek
high calcium Anlene. Rendahnya konrtibusi kesan kualitas terhadap ekuitas merek
disebabkan oleh persepsi responden terhadap iklan.
Berdasarkan model pengukuran dibentuk oleh indikator yang diteliti
dengan nilai indikator muatan lambda () sebesar 0,706. Hal ini menunjukan
bahwa secara umum responden mempersepsikan bahwa walaupun ada merek lain
yang memberikan harga yang lebih murah, namun konsumen tetap tidak akan
berpindah ke merek tersebut. Alasannya karena konsumen menganggap bahwa
harga yang murah belum tentu akan memberikan kualitas yang baik, sehingga
konsumen takut untuk mencoba merek lain dengan harga murah namun kualitas
22
diragukan. Hal ini memberikan implikasi kepada perusahaan untuk senantiasa
menjaga kualitas produk sesuai dengan harga yang telah ditetapkan perusahaan
untuk konsumen susu high calcium Anlene.
Apriyadi (2007) menganalisis ekuitas merek produk beras pandan wangi
(kasus di Kota Cianjur). Tujuan dari penelitiannya adalah menganalisis ekuitas
merek yang meliputi brand awareness, brand association, brand perceived dan
brand loyalty. Penelitian ini dilakukan di Cianjur karena beras pandan wangi
merupakan khas dari Cianjur dan hanya dapat diproduksi di Cianjur. Analisis
yang dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diolah
dengan menggunakan uji reliabilitas (Hoyt), analisis cocharn Test, Chi Square
Table, Importance Performance Analysis serta Brand Switching Pattern Matrix.
Hasil yang diperoleh pada penelitian Apriyadi (2007) adalah beras pandan
wangi menempati posisi pertama brand recall, beras pandan wangi memiliki
brand image yang di dalamnya terkandung berbagai asosiasi. Beras pandan
wangi juga memperlihatkan persepsi kualitas yang cukup bagus dan memiliki
pelanggan yang lebih loyal apabila dibandingkan dengan beras Setra Ramos tetapi
lebih rendah dari beras IR.
Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2006) yaitu mengenai analisis
ekuitas merek mie instan di Kecamatan Bogor Barat. Tujuan penelitian tersebut
adalah menganalisis brand awareness, brand association, preceived quality,
brand loyalty dan mengetahui merek mie instan yang memiliki ekuitas terkuat.
Untuk menganalisis penelitian tersebut, digunakan empat analisis yaitu uji
reliabilitas, uji Cochran, diagram Performance-Importance, dan Brand Switching
Pattern Matrix. Data yang tidak diolah dengan alat analisis tersebut diolah dengan
23
analisis deskriptif. Penelitian tersebut melihat ekuitas merek pada produk
Indomie, Mie Sedap, Sarimi, dan Supermie. Responden yang diambil sebanyak
100 orang didapat dengan menggunakan rumus slovin. Hasil yang didapat yaitu
74 orang menyebutkan Indomie sebagai merek yang pertama kali diingat, 16
orang paling mengingat merek Mie Sedap, enam orang paling mengingat Sarimi,
sedangkan untuk merek Supermie hanya tiga orang yang menyebutkan merek ini
ketika pertama kali ditanya. Sisanya satu orang menyebutkan merek lain diluar
merek-merek yang diteliti. Secara keseluruhan, Indomie memiliki keunggulan
pada elemen kesadaran merek dan persepsi kualitas. Sementara Mie Sedap
memiliki keunggulan pada elemen loyalitas merek, Sarimi memiliki keunggulan
pada elemen asosiasi merek, dan Supermie memiliki keungulan pada elemen
asosiasi merek dan persepsi kualitas. Informasi ini menunjukan bahwa Indomie
dan Supermie adalah merek mie instan dengan ekuitas terkuat dibanding merek
Mie Sedap dan Sarimi.
Eravany (2005) melakukan penelitian mengenai analisis ekuitas merek
kecap manis di wilayah Jakarta Pusat. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis posisi suatu merek produk kecap, mengetahui kesan seseorang yang
terkait dengan produk kecap, menganalisis kesan kualitas produk kecap dan
menganalisis tingkat kesetiaan merek serta mengetahui ekuitas merek secara
keseluruhan. Pengambilan sampel dilakukan terhadap ibu rumah tangga atau
wanita yang sudah berkeluarga yang berada di delapan kecamatan di wilayah
Jakarta Pusat.
Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif
dengan menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan antara lain
24
metode spearman-brown, cocharn test, brand switching pattern matrix dan
mengukur pembeli yang bersifat kebiasaan. Dari metode tersebut diperoleh 100
orang responden dengan menggunakan rumus slovin. Hasil yang diperoleh dari
rumus tersebut yaitu 69 responden menyebutkan merek Bango sebagai merek
yang pertama kali diingat, 24 responden mengingat merek ABC dan tiga
responden mengingat merek Indofood. Sedangkan untuk merek Maya hanya satu
responden yang menyebutkan merek ini pada waktu pertama kali ditanya dan dua
orang sisanya menyebutkan merek lain diluar yang diteliti.
Susanto (2003) menganalisis perbandingan elemen-elemen ekuitas merek
pada produk jamu kemasan di kota Semarang. Penelitian dilakukan pada tiga
merek jamu kemasan yang paling banyak dikonsumsi oleh responden, yaitu
Nyonya Meneer, Sido Muncul dan Jamu Jago. Responden berjumlah 100 orang
dengan teknik pemilihan sampel judgement sampling yang pemilihan sampel
dengan karakteristik konsumen berusia 20-25 tahun, berdomisili di Semarang, dan
pernah menggunakan jamu kemasan bermerek serta mempunyai pengalaman
menggunakannya. Alat analisis yang digunakan adalah skala likert, median dan
kuartil, analisis deskriptif, diagram Performance-Importance, dan analisis
proporsi.
Hasil yang diperoleh adalah merek Nyonya Meneer yang bersaing kuat
dengan Sido Muncul. Nyonya Meneer lebih baik dalam elemen kesadaran merek,
persepsi kualitas dan jumlah pengguna yang lebih banyak. Sido Muncul lebih baik
dalam elemen asosiasi dan loyalitas. Jamu Jago belum mempunyai kekuatan yang
baik dibandingkan Nyonya Meneer dan Sido Muncul.
25
Perbedaan secara keseluruhan mengenai penelitian terdahulu dengan
penelitian yang dilakukan terletak pada komoditas yang diambil, yaitu penelitian
pada susu cair Cimory, beberapa alat analisis, serta lokasi penelitian. Perbedaan
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.




















26
Tabel 3 Penelitian Terdahulu Mengenai Ekuitas Merek









Nama Judul Alat analisis Hasil
Irrawati(2007) Analisis Ekuitas
Merek susu High
Calcium Anlene
(kasus di Kota Bogor)
SEM (Structural
Equation Modelling)
Anlene memiliki
ekuitas merek dibenak
konsumen dari pada
merek lain
Apriyadi(2007) Analisis Ekuitas
Merek Produk Beras
Pandan Wangi (kasus
di Kota Cianjur)
Analisis deskriptif,
Uji Reliabilitas,
Analisis Cochran,
Chi Square,
Importance
Performance
Analysis, Brand
Switching
Beras Pandan Wangi
menempati posisi
pertama dan memiliki
Brand Image yang baik,
memiliki persepsi
kualitas dan loyalitas
yang baik.
Susanti (2006) Analisis Ekuitas
Merek Mie Instan Di
Kecamatan Bogor
Barat
Uji Reliabilitas,
Analisis Cochran,
Importance
Performance
Analysis, Brand
Switching
Indomie unggul pada
elemen kesadaran
merek dan persepsi
kualitas. Mie Sedap
unggul pada elemen
loyalitas merek,
Sarimi unggul pada
elemen asosiasi
merek, dan Supermie
unggul pada elemen
asosiasi merek.
Eravany (2005) Analisis Ekuitas
Merek Kecap Manis
Di Wilayah Jakrta
Pusat
Metode spearman-
browen, Cocharn
Test, Brand Switching
Pattern Matrix
Merek Bango sebagai
merek yang pertama
kali di ingat, yang
kedua ABC dan yang
ketiga Indofood
Susanto (2003) Analisis
Perbandingan
Elemen-Elemen
Ekuitas Merek pada
Produk Jamu
Kemasan di Kota
Semarang
Skala Likert,
Median dan kuartil,
Analisis Deskriptif,
diagram
Performance-
Importance, dan
analisis proporsi.

Nyonya Meneer lebih
baik dalam elemen
kesadaran merek,
persepsi kualitas dan
jumlah pengguna yang
lebih banyak. elemen
asosiasi dan loyalitas
dimiliki Sido Muncul.
Jago belum memiliki
kekuatan.
27
III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Durianto et al (2001) menyebutkan bahwa ekuitas merek adalah
seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama,
simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah
produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pelanggan. Aset dan liabilitas
adalah suatu nilai atau bobot yang sangat berarti bagi perusahaan baik yang
terlihat maupun yang tidak, salah satunya dari merek. Agar aset dan liabilitas
mendasari ekuitas merek maka aset dan liabilitas merek harus berhubungan
dengan nama atau sebuah simbol. Oleh karena itu, jika dilakukan perubahan
terhadap nama dan simbol merek terhadap aset dan liabilitas yang menjadi dasar
ekuitas merek akan berubah pula.
Ekuitas merek yang merupakan seperangkat aset dan liabilitas merek
dikembangkan oleh Aaker (1991)menjadi lima elemen yaitu :
1. Kesadaran merek (brand awareness),
2. Asosiasi merek (brand association),
3. Persepsi kualitas (perceived quality),
4. Loyalitas merek (brand loyalty) dan
5. Aset-aset lainnya.
Elemen-elemen tersebut akan membentuk ekuitas merek suatu produk yang
selanjutnya dapat dijadikan salah satu modal untuk menentukan keunggulan

28
kompetitif dan komparatif perusahaan. Selanjutnya penjelasan dari masing-
masing elemen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
3.1.1 Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat bahwa sebuah
merek merupakan anggota dari kategori produk tertentu.
Piramida kesadaran merek dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi
adalah sebagai berikut :






Gambar 1. Piramida Kesadaran Merek
Sumber: Durianto et al 2004

a) Unaware of Brand (tidak menyadari merek)
Adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana
konsumen tidak menyadari adanya suatu merek
b) Brand Recognition ( pengenalan merek)
Adalah tingkat minimal kesadaran merek, dimana pengenalan suatu merek
muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan.
c) Brand Recall ( Pengingatan kembali terhadap merek)
Adalah pengingatan kembali terhadap merek tanpa bantuan

Top of Mind
Brand Recall
Brand Recognition
Unaware of Brand
29
d) Top of Mind (puncak pikiran)
Adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama
kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain merek tersebut
merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak
konsumen.
3.1.2 Asosiasi Merek (Brand Association)
Segala sesuatu yang terkait dengan memori terhadap sebuah merek.
Asosiasi merek berkaitan erat dengan pencitraan merek, yang didefinisikan
sebagai serangkaian asosiasi merek dengan makna tertentu. Asosiasi merek
memiliki tingkatan kekuatan tertentu dan akan semakin kuat seiring dengan
bertambahnya pengalaman konsumsi atau eksposur dengan merek spesifik.
3.1.3 Persepsi Kualitas (Perceived Quality)
Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau
keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang
diharapkan. Menurut Aaker (1991), persepsi kualitas merupakan persepsi
konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa
layanan yang sama dengan maksud yang diharapkan.
Persepsi kualitas mempunyai peranan yang penting dalam membangun
suatu merek. Dalam banyak konteks persepsi kualitas sebuah merek dapat
menjadi alasan yang penting dalam pembelian, serta merek yang mana yang akan
dipertimbangkan pelanggan yang pada gilirannya akan mempengaruhi pelanggan
dalam memutuskan merek yang akan dibeli.
30
Terdapat lima nilai-nilai persepsi kualitas yang digambarkan oleh Durianto
et al, yaitu :
a. Alasan untuk membeli
Konsumen seringkali tidak termotivasi untuk mendapatkan dan menyaring
informasi yang mungkin mengarah pada kulitas suatu produk. Karena terkait
dengan keputusan-keputusan pembelian, persepsi kualitas mampu mengefektifkan
semua elemen program pemasaran. Apabila kesan kualitas atau persepsi kualitas
tinggi, kemungkinan besar periklanan dan promosi yang dilancarkan akan efektif.
b. Diferensiasi/ posisi
Suatu karakteristik penting dari merek adalah posisinya dalam dimensi
persepsi kualitas, yaitu apakah merek tersebut super optimum, bernilai atau
ekonomis. Berkenaan dengan persepsi kualitas, apakah merek tersebut terbaik
atau sekedar kompetitif terhadap merek lain.
c. Harga Optimum
Harga optimum bisa meningkatkan laba dan atau memberikan sumber
daya untuk reinvestasi pada merek tersebut. Harga optimum juga dapat
menguatkan persepsi kualitas yaitu anda mendapatkan yang anda bayar .
d. Minat saluran distribusi
Persepsi kualitas juga mempunyai arti penting bagi para pengecer,
distributor dan berbagai pos saluran lainnya. Pos saluran distribusi di motivasi
untuk menyalurkan merek-merek yang diminati oleh konsumen.



31
e. Perluasan merek
Sebuah merek yang kuat dalam hal persepsi kualitas dapat dieksploitasi
untuk meluaskan diri lebih jauh, dan akan mempunyai peluang sukses yang lebih
besar dibandingkan merek dengan persepsi kualitas yang lemah.





.

Gambar 2. Nilai-nilai Persepsi Kualitas
Sumber : Durianto et al (2004)

3.1.4 Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Kepuasan adalah pengukuran secara langsung bagaimana konsumen tetap
loyal kepada suatu merek. Terdapat tingkat loyalitas merek dari yang terendah
sampai tingkat tertinggi sebagai berikut :
a. Switcher/Price Buyer (pembeli yang berpindah-pindah)
Switcher/price buyer adalah tingkat loyalitas yang paling dasar. Semakin
sering membeli konsumen berpindah dari satu merek ke merek yang lain
mengindikasikan bahwa mereka tidak loyal, semua merek dianggap memadai.
b. Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)
Habitual buyer adalah pembeli yang tidak mengalami ketidakpuasan dalam
mengkonsumsi suatu merek produk, tidak ada alasan yang kuat baginya untuk
Persepsi Kualitas
Alasan untuk membeli
Perluasan merek
Minat saluran distribusi
Harga Optimum
Diferensiasi/ posisi
32
membeli merek produk lain atau berpindah merek, terutama jika peralihan itu
membutuhkan usaha, biaya, pengorbanan lain. Jadi, ia membeli suatu merek
karena alasan kebiasaan.
c. Satisfied Buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Satisfied buyer adalah kategori pembeli yang puas dengan merek yang mereka
konsumsi. Namun mereka dapat saja berpindah merek dengan menanggung biaya
peralihan seperti waktu, biaya atau resiko yang timbul akibat tindakan peralihan
merek tersebut.
d. Liking the Brand (menyukai merek)
Liking the brand adalah kategori pembeli yang bersungguh-sungguh menyukai
merek tersebut. Rasa suka didasari oleh asosiasi yang berkaitan dengan simbol,
rangkaian pengalaman menggunakan merek itu sebelumnya atau persepsi kualitas
yang tinggi.
e. Committed Buyer (pembeli yang berkomitmen)
Committed buyer adalah kategori yang setia. Mereka memiliki kebanggaan
dalam menggunakan suatu merek. Merek tersebut bahkan menjadi sangat penting
baik dari segi fungsi maupun sebagai ekspresi siapa sebenarnya penggunanya.








33









Gambar 3. Tingkat Loyalitas Merek
Sumber:Durianto et al (2004)

3.1.5 Aset-Aset Merek Lainnya
Aset-aset brand equity lainnya seperti hak paten, merek dagang dan hubungan
saluran distribusi. Apabila brand awarness, perceived quality, brand association dan
brand loyalty sudah kuat, maka secara otomatis aset-aset merek lainnya juga akan
kuat. Hal tersebut ditegaskan oleh Durianto et al (2001) bahwa penekanan riset
brand equity diberikan pada keempat elemen utama dari brand equity, sedangkan
aset brand equity yang kelima yaitu aset-aset merek lainnya secara otomatis
terimbas oleh kekuatan atau kualitas dari keempat elemen utama tersebut.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasianal
Banyaknya merek susu cair pasteurisasi dalam kemasan yang beredar
dipasaran saat ini mengakibatkan persaingan industri susu pasteurisasi semakin
ketat. Produk dengan ekuitas merek yang tinggi akan menjadi pilihan pertama
konsumen dalam membeli susu cair kemasan. Kondisi ini mengharuskan para
pemasar di industri susu cair,khususnya susu pasteurisasi untuk menerapkan
strategi pemasaran yang dapat membangun ekuitas merek produknya.
Commited
Buyer
Liking the Brand
Satisfied Buyer
Habitual Buyer
Swithcer
/Price Buyer
34
Cimory merupakan salah satu perusahaan baru dalam industri susu cair
pasteurisasi. Keberadaan susu cair kemasan produk Cimory tidak terlepas dari
persaingan produk susu cair kemasan lainnya dalam industri, oleh karena itu
pembentukan ekuitas merek yang baik sangat penting guna memenangkan
persaingan di industri susu kemasan. Sebagai produk baru yang ikut bersaing
dalam industri susu kemasan, menjadi hal yang menarik untuk dilakukan
pengujian terhadap ekuitas merek susu Cimory dari sudut pandang konsumen saat
ini. Sebagai pembanding dalam menganalisis merek Cimory ini, diambil merek
Indomilk. Hal tersebut disebabkan, karena Indomilk merupakan pemain lama di
pasar produk susu khususnya susu pasteurisasi.
Pengukuran ekuitas merek susu Cimory menggunakan pendekatan empat
elemen penunjang. Elemen-elemen yang dianalisis adalah kesadaran merek
(brand awarness), asosiasi merek (brand association), persepsi kualitas
(perceived quality), dan loyalitas merek (brand loyalty).
Keempat elemen tersebut akan dianalisis dengan alat analisis yang
berbeda. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji reliabilitas,
Importance Performance Analysis (IPA), dan Brand Switching Pattern Matrix.
Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat bagaimana ekuitas merek susu Cimory di
mata konsumen dan elemen-elemen yang telah disebutkan sebelumnya, di
kalangan masyarakat khususnya di kota Bogor. Untuk lebih memperjelas
gambaran penelitian, maka dapat dilihat pada Gambar 4.















Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional












Banyaknya industri
susu pasteurisasi
Kesadaran
Merek
Asosiasi
Merek
Persepsi
Kualitas
Loyalitas
Merek
Analisis
Deskriptif

Uji Reliabilitas
Dan
Uji Cochran
Importance
Performance
Analysis
Brand Switching
Pattern
Matrikx
Ekuitas Susu Cimory
Indomilk
Cimory
Ekuitas Merek
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Giant hypermarket Botani Square, pemilihan
lokasi dilakukan secara sengaja yaitu di pusat perbelanjaan yang ada di Bogor.
Selain itu, pemilihan lokasi ini dikarenakan produk Cimory dijual di pusat
perbelanjaan tersebut. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September
sampai dengan bulan Oktober 2007.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer meliputi data demografi responden dan pertanyaan-
pertanyaan mengenai elemen-elemen ekuitas merek. Pengisian kuesioner
dilakukan dengan mewawancarai langsung responden.
Kuesioner yang diberikan terdiri dari pertanyaan tertutup, pertanyaan semi
terbuka, dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang
alternatif jawabannya telah disediakan, sehingga responden hanya memilih salah
satu jawaban yang menurutnya paling sesuai. Pertanyaan semi terbuka adalah
pertanyaan yang selain memberikan pilihan, juga menyediakan tempat untuk
menjawab secara bebas, jika jawaban responden ada diluar pilihan yang telah
tersedia. Sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memberikan
kebebasan kepada responden untuk menjawab.
Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, yaitu Badan Pusat Statistik
(BPS). Data juga diperoleh dari berbagai bahan pustaka berupa literatur dari buku-
buku, dan internet yang berhubungan dengan topik yang diteliti.


24
4.3 Metode Pengambilan Contoh
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey, yaitu penyelidikan yang
diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang intuisi sosial, ekonomi atau
politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir, 1983). Pemilihan
responden dilakukan berdasarkan teknik non probability yaitu teknik convenient
sampling. Pada metode ini, responden yang dipilih adalah konsumen yang
berkunjung ke pusat perbelanjaan Giant hypermarket Botani Square dan membeli
produk susu pasteurisasi merek Cimory dan atau Indomilk. Pemilihan tersebut
dilakukan karena konsumen yang pernah mengkonsumsi dan membeli produk
yang diteliti, akan dapat mendeskripsikan elemen-elemen ekuitas merek.
Responden yang diambil yaitu sebanyak 100 responden, karena telah mewakili
penelitian ini.
Untuk menganalisis karakteristik responden dan kesadaran merek
dilakukan terhadap total responden yang akan diteliti (100 responden). Sedangkan
untuk asosiasi, persepsi kualitas dan loyalitas merek hanya dilakukan pada
responden yang telah mengkonsumsi susu Cimory dan atau Indomilk lebih dari
tiga kali.
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dipahami. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kuantitatif
dan kualitatif. Data secara kuantitatif diolah dengan menggunakan Uji Validitas,
Uji Reliabilitas (Hoyt), analisis Cocharn Test, Importance Performance Analysis
(IPA), serta Brand Switching Pattern Matrix. Semua uji tersebut menggunakan

25
program software microsoft excel 2000 dan minitab 14. Data yang tidak dianalisis
menggunakan alat tersebut diolah dengan menggunakan analisis deskriptif dengan
cara memproses data yang diperoleh.
4.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki
(Nazir, 1983).
Analisis ini digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan profil
responden dan tingkat kesadaran merek responden susu Cimory dengan cara
mengolah data yang diperoleh. Kesadaran merek responden dapat memberikan
informasi sejauh mana susu Cimory tersebut tertanam di benak konsumen.
4.4.2 Uji Validitas
Uji Validitas merupakan pengujian kuisioner yang dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana pertanyaan dalam kuisioner dapat dimengerti oleh
responden. Uji Validitas dilakukan dengan menyebar kuisioner kepada 20
responden dengan kriteria responden adalah orang yang pernah mengkonsumsi
susu Cimory dan Indomilk.
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode Cochran Q Test,
yaitu dengan memberikan kusioner kepada responden dimana kuisioner yang
disediakan mencakup atribut-atribut yang berhubungan dengan produk susu

26
merek Cimory dan merek Indomilk sebagai pembanding. Responden diminta
untuk memilih atribut mana yang dianggap berkaitan dengan produk yang diteliti.
Adapun atribut-atribut yang telah disiapkan dan kemudian diuji, atribut
mana yang menjadi bahan pertimbangan responden dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Atribut-atribut untuk Uji Validitas
No Atribut yang diuji
Apakah menjadi pertimbangan
Ya Tidak
1 Rasa Enak
2 Kualitas baik
3 Kandungan gizi lengkap
4 Kemasan menarik
5 Harganya mahal
6 Keragaman Rasa
7 Cara penyajian
8 Label
9 Prestice
10 Volume pas
11 Mudah didapat

Untuk mengetahui atribut yang valid, dilakukan tes Cochran dengan
prosedur sebagai berikut :
1. Menentukan hipotesis yang sudah dilakukan, yaitu
Ho : Kemungkinan semua atribut yang diuji dipertimbangkan oleh seluruh
responden.
H
1
: Kemungkinan semua atribut yang diuji tidak dipertimbangkan seluruh
responden.
2. Mencari Q hitung dengan rumus


=
2
2 2
) 1 ( ) 1 (
i
j
R CN
N C C C C
Q


27
Keterangan :
Q = Nilai Cochran
C = Banyaknya variable (asosiasi)
Ri = Jumlah baris jawaban ya
Cj = Jumlah kolom jawaban ya
N = Total besar
3. Penentuan Q
tabel
dengan = 0,05, df atau derajat kebebasan adalah jumlah
variable (atribut) -1.
4. Dasar pengambilan keputusan :
Ho ditolak, jika Cochran hitung > x
2
(Chi Square) table
Ho diterima, jika Cochran hitung < x
2
(Chi Square) table
Untuk jawaban ya diberi nilai satu dan jawaban tidak diberi nilai 0.
secara lengkap hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran dua. Dalam uji
validitas pada pengujian satu diperoleh hasil Q
hit
> Q
tabel
artinya tolak Ho maka
dilakukan pengujian kedua dengan cara mengeluarkan atribut prestice dari daftar
kuisioner. Hasil pengujian ke dua diperoleh hasil Q
hit
> Q
tabel
artinya tolak Ho
maka dilakukan pengujian ketiga dengan cara mengeluarkan atribut Harganya
mahal dari daftar kuisioner. Kemudian dilakukan pengujian keempat dan hasilnya
diperoleh hasil Q
hit
> Q
tabel
artinya tolak Ho maka dilakukan pengujian kelima
dengan cara mengeluarkan atribut cara penyajian dari daftar kuisioner. Pada
pengujian kelima diperoleh hasil Q
hit
> Q
tabel
artinya tolak Ho maka dilakukan
pengujian keenam dengan cara mengeluarkan atribut label dari daftar kuisioner.
Hasil dari pengujian keenam Q
hit
< Q
tabel
, maka terima Ho. Sehingga diperoleh

28
tujuh atribut yang valid yaitu rasa enak, kualitas baik, kandungan gizi lengkap,
kemasan menarik, keragaman rasa, volume pas dan mudah didapatkan.
4.4.3 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah uji keterandalan instrumen yang digunakan dalam
riset brand association (asosiasi merek). Instrumen yang terandal akan mampu
mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan. Terdapat berbagai metode
uji Reliabilitas yang secara umum dibedakan untuk jumlah butir ganjil atau genap.
Namun dalam penelitian kali ini, uji Reliabilitas yang digunakan adalah dengan
menggunakan metode Hoyt. Metode ini dapat digunakan untuk jumlah butir yang
ganjil atau genap. Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kereliabelan dari
asosiasi yang diajukan pada responden dalam kuesioner (Durianto et.al., 2001).
Tahap-tahap dalam pengujian Reliabilitas didapat dari rumus sebagai
berikut :
1. Mencari nilai jumlah kuadrat responden (JK
r
) dengan rumus :
kN
X
k
X
JKr
t t
=
2
) (



Keterangan :
JK
r
= jumlah kuadrat responden
k = banyaknya butir pertanyaan
N = banyaknya responden
X
r
= skor rotal setiap responden
2. Mencari jumlah kuadrat butir (JK
b
) dengan rumus :
kN
X
N
B
JKb
t
=
2 2
) (


29
Keterangan :
JK
b
= jumlah kuadrat butir
B
2
= jumlah kuadrat benar (ya) seluruh butir
(Xt)
2
= kuadrat dari jumlah skor
3. Mencari jumlah kuadrat total (JKt) dengan rumus :


+
=
) ( ) (
) )( (
S B
S B
JKt
Keterangan :
JK
t
= Jumlah kuadrat total
B = Jumlah jawaban benar(ya) seluruh butir
S = jumlah jawaban salah (tidak) seluruh butir
4. Mencari jumlah kuadrat sisa (JK
s
) dengan rumus :
JKs = JKt JKr JKa
5. Mencari varians responden, varians asosiasi dan varians sisa dengan rumus :

r
db
JKr
Vr =
a
db
JKa
Va =
s
db
JKs
Vs =
Keterangan :
V
r
= varians responden db
r
= derajat bebas responden
V
a
= varians asosiasi db
a
= derajat bebas asosiasi
V
s
= varians sisa db
s
= derajat bebas sisa
6. Memasukan nilai varians yang diperoleh ke dalam rumus :

Vr
Vs
r =1
11

Nilai Reliabilitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai dari
tabel r product moment. Jika r
11
< r product moment dapat disimpulkan bahwa

30
instrume yang digunakan tidak andal. Sebaliknya jika r
11
> r product moment
dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan andal dan penelitian dengan
menggunakan instrumen yang sama dapat dilanjutkan.
4.4.4 Cochran Test
Langkah selanjutnya dengan menganalisis asosiasi produk yang ada pada
benak konsumen. Alat yang digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah dengan
Cochran Test. Cochran Test digunakan untuk menguji signifikan hubungan
setiap asosiasi yang ada dalam suatu merek. Asosiasi yang saling berhubungan
akan membentuk brand image dari merek tersebut dengan membandingkan nilai
Cochran dengan Chi SquareTable. Brand image yang terbentuk adalah dengan
ketentuan nilai Cochran kurang dari nilai Chi Square Table ( Durianto et al.,
2001). Rumus Cochran Test adalah sebagai berikut :


=
2
2 2
) 1 ( ) 1 (
i
j
R CN
N C C C C
Q
Keterangan :
C = Banyaknya variable (asosiasi)
Ri = Jumlah baris jawaban ya
Cj = Jumlah kolom jawaban ya
N = Total besar
Dasar pengambilan keputusan :
Ho ditolak, jika Cochran hitung > x
2
(Chi Square) table
Ho diterima, jika Cochran hitung < x
2
(Chi Square) table



31
Dalam kasusu ini :
df atau derajat kebebasan adalah jumlah variable (atribut) -1
atau tingkat signifikasi adalah lima persen (5%)
4.4.5 Importance Performance Analysis (IPA)
Untuk menganalisis prceived quality, digunakan perbandingan
performance (yang menunjukan kinerja suatu merek produk) dengan importance
(yang menunjukan harapan responden yang terkait dengan variable yang diteliti).
Perbandingan performance dan importance dirangkum dalam suatu diagram
cartesius, yang terbagi atas empat kuadran (Gambar 5). Sumbu mendatar adalah
tingkat performance, sedangkan sumbu vertikal adalah tingkat importance.
Kuadran pertama bercirikan, performance rendah tetapi importance tinggi, maka
disebut underance. Dalam kuadran kedua, performance tinggi diikuti oleh
impotance yang tinggi pula sehingga keadaan ini harus terus dipelihara
(manitain). Dalam kuadran ketiga tingkat performance rendah dan tingkat
importance juga rendah sehingga disebut daerah low priority. Dalam kuadran
keempat, tingkat performance tinggi tapi tingkat importance rendah maka disebut
overact.








32






Gambar 5 Diagram importance dan performance
Sumber : Durianto et al (2001)



4.5.5 Brand Switching Pattern Matrix
Untuk menghitung kemungkinan perpindahan merek yaitu dengan analisis
ini. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
ProT = xt x
ATx
ALx
Ln
t
% 100
1

Keterangan :
Alx = konsumen yang tetap setia/loyal terhadap merek x yang bersangkutan
Atx = total konsumen yang diteliti dari merek x yang bersangkutan
t = banyaknya jumlah penelitian
Hasil dari nilai rata-rata tersebut kemudian dipetakan ke rentang skala di
bawah ini :
Interval = 8 , 0
5
1 5
=

elas banyaknyak
dah nilaiteren nggi nilaiterti

Nilai interval tersebut kemudian dibuat rentang skala, maka akan diketahui
letak rata-rata penelitian responden setiap unsur diferensiasinya dan sejauh mana
variasinya. Rentang skala tersebut adalah :

Kuadran I
Underact
Kuadran II
Maintain
Kuadran III
Low Priority
Kuadran IV
Overact
Tinggi
Importance
Rendah
Tinggi Rendah performance

33
1,00-1,80 = sangat jelek (SJ)
1,80-2,60 = jelek (J)
2,60-3,40 = cukup (C)
3,40-4,20 = baik (B)
4,20-5,00 = sangat baik (SB)
Skala tersebut digunakan dalam kuesioner yang akan diberikan kepada
responden. Responden akan memberikan jawabannya dengan memilih kolom
yang sesuai dengan pilihannya.

































34
V. GAMBARAN UMUM

5.1 Karakteristik Cimory
Cimory (Cisarua Mountain Dairy) merupakan salah satu merek dagang
yang termasuk baru di pasar. Kantor pusat Cimory berada di Taman Rukan
Meruya, Kebon Jeruk. Produk yang dihasilkan antara lain susu pasteurisasi,
yoghurt dan sosis. Susu Cimory diproduksi di Cisarua-Bogor, dan sosis
diproduksi di Cikupa Tangerang, sekaligus sebagai tempat distribusi produk
Cimory.
Susu Cimory mulai diproduksi pada bulan Maret 2006, dan dijual di outlet
Cimory Resto di Cisarua Bogor. Susu yang akan diolah didapat dari KUD Giri
Tani yang berada di Cipanas dan berasal dari petani lokal (Cibeureum). Variasi
rasa susu yang dihasilkan oleh Cimory yaitu rasa coklat, strowberi, vanila, pisang
dan kopi. Cimory dikemas dalam botol transparan dan hanya memiliki satu
ukuran saja, yaitu ukuran 820 mililiter. Gizi yang terkandung dalam setiap
kemasan yaitu terdiri dari kalsium 300 miligram, natrium 50 miligram,
karbohidrat total 22 gram, lemak total tujuh gram, dan protein enam gram. Susu
Cimory ini sebaiknya disimpan pada suhu empat derajat celcius dan bertahan
selama 10 hari. Susu Cimory di pasarkan sebagian besar di outlet Cimory Resto,
mini market di Jakarta dan agen-agen susu Cimory yang berada di perumahan
besar, seperti Kelapa Gading dan Citra Garden.
5.2 Karakteristik Indomilk
PT Indomilk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
pengolahan susu pertama di Indonesia. Produk yang dihasilkan antara lain susu

35
kental manis, susu pasteurisasi, susu sterilisasi, mentega, susu bubuk, dan es krim.
Perusahaan ini pertama kali berdiri pada bulan Desember 1967 dengan nama PT
Australia Indonesia Milk Industries atau disingkat Indomilk. Peresmian pabrik
dilakukan pada bulan Juli 1969 dan merupakan pabrik pembuatan susu kental
manis yang pertama di Indonesia. Pada tahun 1970/1971 PT Indomilk menambah
jenis produknya yaitu susu pasteurisasi (Pasteurrized Liquid Milk), dan
penambahan jenis produk lainnya berkembang pada tahun-tahun berikutnya.
Susu pasteurisasi Indomilk ini terdiri dari bererapa rasa yaitu coklat,
strowberi, vanila, dan terdapat juga susu dengan rendah lemak. Indomilk dikemas
dengan menggunakan karton yang kedap cahaya dan memiliki tiga ukuran yaitu
200 mililiter, 500 mililiter dan 950 mililiter. Kandungan pada setiap kemasannya
yaitu lemak total 19 gram, lemak jenuh 4,5 gram, kolesterol, 10 miligram, protein
enam gram, serat pangan tiga gram, gula 14 gram, dan natrium 105 miligram.
Susu Indomilk dapat dijumpai di tempat pusat-pusat perbelanjaan yang cukup
besar.
5.3 Karakretistik Giant Hypermarket
Giant pertama kali didirikan oleh keluarga Teng pada tahun 1944 di
sebuah tempat yang bernama Sentul Market di Malaysia. Perkembangan waktu
kemudian membawa bisnis keluarga Teng semakin lama semakin membesar.
Tahun 1974 Teng pertama kali membuat sebuah mini market yang diberi nama
TMC ( Teng Mini Market Center). Melihat perkembangan bisnis keluarga Teng
ini, maka pada tahun 1988 DFI (Dairy Farm International) mengambil alih
kepemilikan dari Giant Supermarket menjadi Giant Hypermarket.

36
Menghadapi persaingan yang semakin ketat maka PT Hero Supermarket
Tbk telah mengambil langkah antisipasi. Salah satunya dengan mengambil konsep
hypermarket dengan menggandeng jaringan retail Giant dari Malaysia. Giant
Hypermarket bertujuan memenuhi kebutuhan etnis dengan menawarkan
kelengkapan kebutuhan dasar rumah tangga dan produk segar yang beragam
dengan harga murah setiap hari. Misi Giant yaitu menjadikan Giant Hypermarket
sebagai pilihan tujuan belanja utama yang terlengkap di Indonesia. Di Indonesia
Giant mulai berkembang dengan dibukanya cabang pertama di Villa Melati Mas
Serpong Tangerang, dengan Grand Opening pada tanggal 1 Agustus 2002 berupa
super store. Kemudian mulai membuka cabang lainnya pada tahun 2003 di
beberapa tempat. Untuk Giant Hypermarket Botani Square di buka pada tahun
2006.
5.4 Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini berjumlah 100 orang, merupakan konsumen
yang pernah mengkonsumsi susu Cimory. Responden yang diambil yaitu
pengunjung pusat perbelanjaan Giant hypermarket yang ada di Kota Bogor.
Dengan ketentuan diatas diasumsikan dapat mewakili penilaian secara objekif
terhadap suatu produk.
5.3.1 Jenis Kelamin Responden
Responden susu Cimory sebagian besar merupakan wanita yaitu sebesar
62 persen, sedangkan untuk pria yaitu sebesar 38 persen. Melihat hal tersebut
maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas konsumen susu Cimory adalah wanita.
Pernyataan tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.

5
d
o
3
S
d








<2





5.3.2 Usia
Kons
dari 50 tahu
oleh usia. K
30 tahun seb
Sedangkan k
dari 51 tahun


20 tahun
10%
Pria
38%
Gamb
a Responden
sumen susu
un. Hal ini d
Konsumen us
besar 31 per
konsumen u
n sebesar 23
G
21-30
31%
41-50 tah
11%
bar 6. Diagra
n
Cimory rat
disebabkan
sia kurang d
sen dan usia
usia 41 samp
3 persen. Un
Gambar 7. D
tahun
%
hun
am Jenis Kel
ta-rata berus
karena kons
dari 20 tahun
a antara 31 s
pai 50 tahun
ntuk lebih jel
Diagram Usia
>50 tahun
23%
amin Respon
sia 20 tahun
sumen susu
n sebesar 10
sampai 40 ta
n sebesar 25
las dapat dil

a Responden
31-40 ta
11%
Wanita
62%
nden
n sampai de
Cimory tida
persen, usia
ahun sebesar
persen dan
ihat pada Ga
n
ahun
%
engan lebih
ak dibatasi
a 21 sampai
11 persen.
n usia lebih
ambar 7.

38
5.3.3 Pendidikan Terakhir Responden
Gambar 8 memperlihatkan bahwa konsumen yang banyak mengonsumsi
susu Cimory adalah responden yang pendidikan terakhirnya adalah Sarjana yaitu
sebesar 62 persen, 14 persen untuk Diploma dan 24 persen adalah SMU.
Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
maka semakin tinggi pula tingkat kesadaran seseorang untuk hidup sehat. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 8.






Gambar 8. Diagram Pendidikan Terakhir
5.3.4 Pekerjaan Responden
Responden yang mengkonsumsi susu Cimory memiliki pekerjaan lebih
banyak bekerja sebagai pegawai swasta yaitu, sebanyak 56 persen. Bekerja
menjadi wiraswasta sebanyak 13 persen dan jumlah paling kecil yaitu bekerja
sebagai pegawai negeri yaitu sebanyak lima persen. Sedangkan lainnya yaitu
sebagai ibu rumah tangga dan mahasiswa sebanyak 26 persen. Untuk lebih jelas
dapat dilihai pada Gambar 9.



Sarjana
62%
SMU
24%
Diploma
14%

39






Gambar 9. Diagram Pekerjaan Responden

5.3.5 Pendapatan Responden
Hasil penelitian ini menunjukkan pendapatan responden yang
mengkonsumsi susu Cimory ini lebih banyak yang berpendapatan antara satu juta
sampai dua juta, yaitu sebanyak 37 persen. Sedangkan yang memiliki pendapatan
di bawah satu juta sebanyak 14 persen dan yang memiliki pendapatan di atas dua
juta sebanyak 33 persen. Untuk lainnya yaitu yang tidak memiliki pendapatan
seperti ibu rumah tangga dan mahasiswa sebanyak 26 persen. Hal ini menunjukan
bahwa konsumen susu Cimory lebih banyak menengah ke atas. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada Gambar 10.






Gambar 10. Diagram Pendapatan Responden
Pegawai swasta
56%
Pegawai negeri
5%
Lainnya
26%
Wiraswasta
13%
<1 juta
14%
1 juta-2 juta
37%
>2 juta
33%
Lainnya
26 %

40
VI. ANALISIS EKUITAS MEREK

6.1 Analisis Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Kesadaran merek (brand awareness) menggambarkan kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali merek Cimory ini.
Peran kesadaran merek dalam ekuitas merek tergantung pada tingkat pencapaian
kesadaran di benak konsumen. Tingkat kesadaran paling tinggi adalah puncak
pikiran, pengingatan kembali terhadap merek, pengenalan merek dan yang
terakhir tidak menyadari merek.
6.1.1 Puncak Pikiran (Top of Mind)
Puncak pikiran merupakan tingkat kesadaran merek tinggi. Pada tingkat
tertinggi tersebut konsumen akan menyebut satu nama merek pada saat pertama
kali ditanya tentang merek yang dikenalnya. Untuk menggali informasi puncak
pikiran, pertanyaan berikut diajukan kepada responden: Merek susu cair apakah
yang paling anda ingat?. Hasil yang diperoleh merek yang pertama kali
disebutkan adalah merek Indomilk yaitu sebanyak 40 responden, kemudian
Cimory sebanyak 16 responden. Merek Diamond dan Ultramilk masing-masing
sebanyak 15 responden dan merek Greenfield dan bendera masing-masing
sebanyak empat responden. Sisanya adalah merek-merek selain yang disebutkan,
yaitu sebanyak enam persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.





41
Tabel 5 Puncak Pikiran Merek Susu
No Merek Jumlah
1 Indomilk 40
2 Cimory 16
3 Diamond 15
4 Ultramilk 15
5 Greenfield 4
6 Bendera 4
7 Lainnya 6
Total 100

Pada Tabel 5 dapat dikatakan bahwa yang menjadi puncak pikiran
konsumen adalah merek Indomilk dan merek Cimory berada pada urutan ke dua.
Hal ini dapat disebabkan karena Cimory memiliki tempat pusat penjualan produk
Cimory yang cukup dikenal konsumen Jakarta dan Bogor.
6.1.2 Pengingatan Kembali Terhadap Merek (Brand Recall)
Untuk menggali informasi tentang pengingatan kembali terhadap merek
ini, responden diminta menyebutkan merek lain selain yang pertama kali
disebutkan. Hasil yang diperoleh adalah tetap Indomilk yang disebutkan oleh
responden, yaitu sebesar 47 responden. Setelah Indomilk, kemudian Cimory yaitu
sebanyak 24 responden dan Diamond sebesar 17 responden. Paling sedikit
responden menyebutkan Ultramilk dan Bendera, untuk merek Greenfild dan yang
lainnya tidak ada yang menyebutkan. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Pengingatan Kembali terhadap Merek
No Merek Jumlah
1
Indomilk 47
2
Cimory 24
3
Diamond 17
4
Ultramilk 8
5
Bendera 4
Total
100


42
6.1.3 Pengenalan Merek (Brand Recognition)
Pertanyaan yang diajukan kepada responden: Apakah anda pernah
mengenal susu cair Cimory?. Apabila responden menjawab YA, tetapi belum
mencantumkan merek tersebut pada jawaban pertanyaan sebelumnya, maka merek
tersebut termasuk pengenalan merek. Hasil dari pertanyaan tersebut diperoleh 30
responden yang harus diingatkan terhadap susu Cimory dan merek Indomilk
hanya 13 responden. Hasil tersebut menunjukan bahwa merek Indomilk lebih
diingat oleh responden daripada merek Cimory. Hal tersebut terjadi karena merek
Indomilk sering muncul di TV, sedangkan Cimory belum memiliki iklan di TV.
6.1.4 Tidak Menyadari merek (Unware of Brand)
Responden yang tidak menyadari adanya merek Cimory berjumlah 12
responden, dan untuk merek Indomilk semua responden mengenalnya. Merek
Cimory tidak dikenal luas karena merupakan merek baru di pasar.
Penelusuran lebih lanjut mengenai sumber pengenalan merek Cimory
diperoleh dengan mengajukan pertanyaan : Dari mana anda mengetahui susu cair
Cimory?. Responden lebih banyak mengetahui merek Cimory karena telah
berkunjung ke pusat penjualan susu Cimory di Cisarua, yaitu sebanyak 47
responden. Selain dari pusat penjualan responden mengetahuinya dari teman atau
relasi yaitu sebanyak 37 responden dan sisanya responden melihat di Giant
hypermarket yaitu sebanyak empat responden.





43
6.2 Analisis Asosiasi Merek (Brand Association)
Pada elemen asosiasi merek ini terdapat 16 butir asosiasi susu Cimory
yang diambil berdasarkan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Terhadap
16 butir asosiasi tersebut terlebih dahulu dilakukan uji Validitas dan reliabilitas.
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan melalu survei pendahuluan dengan
kuisioner yang disusun terhadap 20 respoden. Hasilnya tujuh butir asosiasi yang
tidak valid, seperti susu Cimory lebih kental, kemasan dalam botol, susu yang
terbaru, diproduksi oleh perusahaan lokal, perusahaannya sukses, warnanya
menarik dan susu yang sukses. Hasil yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas dengan metode Hoyt. Hasil perhitungan dengan metode Hoyt didapat
r
11
>r
reliabel
, sehingga asosiasi-asosiasi yang diperoleh dapat digunakan untuk
penelitian lanjutan.
6.2.1 Analisis Asosiasi Merek Cimory
Hasil yang diperoleh dari 29 responden konsumen merek Cimory yang
menjawab ya pada setiap asosiasi merek Cimory yang diajukan pada Tabel 7.
Tabel 7 Nilai Asosiasi Merek Cimory Berdasarkan Jawaban ya:
No Asosiasi Jawaban ya Persentase (%)
1 Rasanya enak 28 96,55
2 Kandungan gizi lengkap 25 86,21
3 Kualitas produk baik 25 86,21
4 Keawetan 22 75,86
5 Kemasan menarik 20 65,52
6 Keragaman rasa 26 89,65
7 Harga terjangkau 19 65,52
8 Volume pas 19 65,52
9 Kemudahan mendapatkannya 19 65,52
10 Susu yang dapat diandalkan 18 62,07



44
Asosiasi yang ditampilkan pada Tabel 7 di atas adalah sebanyak 10
asosiasi dan seluruh asosiasi tersebut telah diuji dengan uji reliabilitas,
menggunakan metode Hoyt dan hasilnya reliabel (lampiran 4). Asosiasi merek
Cimory memiliki tahap-tahap sebagai berikut:
1) Pada tahap pertama, hasil pengujian terhadap kesepuluh asosiasi yang
dilakukan dengan metode tes Cochran menghasilkan nilai sebesar 21,87. nilai
Cochran tersebut lebih besar dari chi square tabel yang hanya sebesar 16,91,
dengan demikian Ho ditolak. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tes Cochran
harus diulang yaitu dihitung dengan cara yang sama, namun asosiasi yang
digunakan hanya sembilan. Asosiasi yang dihilangkan yaitu asosiasi yang
memiliki jumlah jawaban ya paling sedikit. Asosiasi yang pertama kali
dihilangkan adalah susu yang dapat diandalkan karena jumlah jawaban ya
hanya 18 buah.
2) Asosiasi yang telah dihilangkan tersebut yaitu susu yang dapat diandalkan
memiliki nilai Cochran 18,91 atau lebih besar dari nilai chi square tabelnya
yaitu sebesar 15,50, dengan demikian Ho ditolak. Hal ini berarti tes cochran
harus diulang lagi dengan menghilangkan asosiasi yang nilainya paling
sedikit. Asosiasi yang memiliki jawaban ya paling sedikit adalah
kemudahan mendapatkannya yaitu hanya berjumlah 19 buah.
3) Asosiasi kemudahan mendapatkannya yang telah dihilangkan tersebut
memiliki nilai cochran sebesar 17,17. nilai tersebut lebih besar dari nilai chi
square tabelnya, yaitu 14,07 maka Ho ditolak. Hal ini berarti tes cochran
harus diulang kembali dengan menghilangkan asosiasi yang memiliki jumlah

45
jawaban ya paling sedikit. Asosiasi yang memiliki jawaban ya paling
sedikit yaitu harga terjangkau karena memiliki 19 buah.
4) Asosiasi harga terjangkau yang telah dihilangkan tersebut kemudian
didapatkan nilai cochran sebesar 13,94 atau lebih besar dari nilai chi square
tabelnya yaitu 12,60, dengan demikian tolak Ho. Hal ini berarti nilai cochran
harus diulang lagi, dengan menghilangkan asosiasi yang jumlah jawaban ya
paling sedikit. Asosiasi yang jumlah jawaban ya paling sedikit adalah
volume pas yaitu sebanyak 19 buah.
5) Asosiasi volume pas yang telah dihilangkan tersebut kemudian memiliki nilai
cochran sebesar 11,64 atau lebih besar dari chi square tabelnya yaitu sebesar
11,07, berarti maka tolak Ho. Hal ini berarti tes cochran harus diulang lagi.
Asosiasi yang memiliki jumlah jawaban ya paling sedikit akan dihilangkan
yaitu kemasan menarik sebanyak 20 buah.
6) Asosiasi kemasan menarik yang telah dihilangkan tersebut kemudian memiliki
nilai cochran sebesar 5,37 atau lebih kecil dari chi square tabelnya yaitu
sebesar 9,48, berarti terima Ho. Ini berarti proses chocran dapat dihentikan,
dan dapat disimpulkan bahwa produk susu Cimory memiliki brand image
yang didalamnya terkandung asosiasi-asosiasi rasanya enak, kandungan gizi
lengkap, kualitas produk baik, keawetan, dan keragaman rasa.
6.2.2 Analisis Asosiasi Merek Indomilk
Hasil yang diperoleh dari 32 responden konsumen merek Indomilk yang
menjawab ya pada setiap asosiasi merek Indomilk ditunjukan pada Tabel 8.



46
Tabel 8 Nilai Asosiasi Merek Indomilk Berdasarkan Jawaban ya:
No Asosiasi Jawaban ya Persentase (%)
1 Rasanya enak 29 90,62
2 Kandungan gizi lengkap 32 100,00
3 Kualitas produk baik 29 90,62
4 Keawetan 25 78,12
5 Kemasan menarik 26 81,25
6 Keragaman rasa 28 87,50
7 Harga terjangkau 26 81,25
8 Volume pas 25 78,12
9 Kemudahan mendapatkannya 24 75,00
10 Susu yang dapat diandalkan 24 75,00

Asosiasi pada Tabel 8 terdapat 10 asosiasi yang telah dianalisis dengan uji
reliabilitas. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan metode Hoyt
(Lampiran 5), dan hasil yang didapat adalah reliabel. Pada lampiran dapat dilihat
hasil pengujian dengan uji cochran. Pada lampiran dapat dilihat pengujian
asosiasi merek dari tahap pertama sampai pada tahap ke tujuh sehingga
didapatkan hasil terima H
0
. Berikut tahapan-tahapan tes Cochran yang
dilakukan pada merek Indomilk :
1) Pada tahap pertama, hasil pengujian terhadap kesepuluh asosiasi yang
dilakukan dengan metode tes Cochran menghasilkan nilai sebesar 46,47. nilai
Cochran tersebut lebih besar dari chi square tabel yang hanya sebesar 16,91,
dengan demikian Ho ditolak. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tes Cochran
harus diulang yaitu dihitung dengan cara yang sama, namun asosiasi yang
digunakan hanya sembilan. Asosiasi yang dihilangkan yaitu asosiasi yang
memiliki jumlah jawaban ya paling sedikit. Asosiasi yang pertama kali
dihilangkan adalah kemudahan mendapatkannya karena jumlah jawaban ya
hanya 24 buah.


47
2) Asosiasi yang telah dihilangkan tersebut yaitu kemudahan mendapatkannya
memiliki nilai Cochran 24,71 atau lebih besar dari nilai chi square tabelnya
yaitu sebesar 15,50, dengan demikian Ho ditolak. Hal ini berarti tes cochran
harus diulang lagi dengan menghilangkan asosiasi yang nilainya paling
sedikit. Asosiasi yang memiliki jawaban ya paling sedikit adalah susu yang
dapat diandalkan yaitu hanya berjumlah 24 buah.
3) Asosiasi susu yang dapat diandalkan yang telah dihilangkan tersebut memiliki
nilai cochran sebesar 24,85. nilai tersebut lebih besar dari nilai chi square
tabelnya, yaitu 14,07 maka Ho ditolak. Hal ini berarti tes cochran harus
diulang kembali dengan menghilangkan asosiasi yang memiliki jumlah
jawaban ya paling sedikit. Asosiasi yang memiliki jawaban ya paling
sedikit yaitu keawetan karena memiliki 25 buah.
4) Asosiasi keawetan yang telah dihilangkan tersebut kemudian didapatkan nilai
cochran sebesar 22,34 atau lebih besar dari nilai chi square tabelnya yaitu
12,60, dengan demikian tolak Ho. Hal ini berarti nilai cochran harus diulang
lagi, dengan menghilangkan asosiasi yang jumlah jawaban ya paling sedikit.
Asosiasi yang jumlah jawaban ya paling sedikit adalah harga terjangkau
yaitu sebanyak 25 buah.
5) Asosiasi keawetan yang telah dihilangkan tersebut kemudian memiliki nilai
cochran sebesar 10 atau lebih kecil dari chi square tabelnya yaitu sebesar
11,07, berarti terima Ho. Ini berarti prosas chocran dapat dihentikan, dan
dapat disimpulkan bahwa produk susu Indomilk memiliki brand image yang
didalamnya terkandung asosiasi-asosiasi rasanya enak, kandungan gizi

48
lengkap, kualitas produk baik, keragaman rasa, volume pas dan kemasan
menarik.
6.3 Analisis Persepsi Kualitas
Pada elemen ini digunakan tujuh atribut yang diteliti. Atribut yang
digunakan tersebut akan di olah dengan metode performance dan importance.
Perhitungan dilakukan pada masing-masing merek yang diteliti.
6.3.1 Persepsi Kualitas Merek Cimory
Pengguna merek Cimory yaitu berjumlah 29 responden . Hasil penelitian
performance dan importance merek Cimory dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil
analisis persepsi kualitas merek Cimory secara keseluruhan dapat dilihat bahwa
nilai importance Cimory lebih tinggi dari nilai performance. Hal tersebut
menunjukan bahwa masih ada atribut yang harus dibenahi yaitu pada persepsi
kualitas antara lain mudah didapatkan dan keragaman rasa.
Tabel 9 Nilai Performance dan Importance Merek Cimory
No Atribut Performance Importance
1 Rasanya enak 3.551724 4.241379
2 Kualitas baik 4.068966 4.448276
3 Kandungan gizi Lengkap 3.931034 4.137931
4 Kemasan menarik 3.724138 2.896552
5 Keragaman rasa 3.413793 3.310345
6 Volume pas 3.482759 3.62069
7 Mudah didapatkan 3.172414 3.698966
Rata-rata 3.620690 3.764877

Langkah selanjutnya tingkat performance-importance dapat digambarkan
dengan diagram cartesius, dapat dilihat pada Gambar 11. Tingkat performance
berada pada sumbu horizontal (X), dan tingkat importance berada pada sumbu
vertikal (Y).

49
performance
i
m
p
o
r
t
a
n
c
e
4.1 4.0 3.9 3.8 3.7 3.6 3.5 3.4 3.3 3.2
4.6
4.4
4.2
4.0
3.8
3.6
3.4
3.2
3.0
3.621
3.765 7
6
5
4
3
2
1
Matrix Plot of importance vs performance

Gambar 11. Diagram Importance Performance Merek Cimory

Pada Gambar 11 dapat dijelaskan bahwa pada kuadran pertama (underact),
merek Cimory menurut persepsi konsumen terhadap asosiasi rasanya enak
menunjukan bahwa kinerja atribut tersebut lebih rendah dari keinginan responden.
Oleh karena itu atribut pada kuadran ini merupakan atribut prioritas utama bagi
merek Cimory untuk meningkatkan kualitas pelanggannya.
Pada kuadran kedua (maintain) yaitu atribut kandungan gizi lengkap dan
kualitas baik pada merek Cimory harus tetap dijaga dan dipertahankan, karena
menurut persepsi konsumen atribut-atribut tersebut sudah baik.
Pada kuadran ketiga (low priority), menurut persepsi konsumen terhadap
atribut keragaman rasa, volume pas dan mudah didapatkan. Responden
mengabaikan atribut-atribut ini sehingga merek Cimory tidak perlu melakukan
perbaikan. Kuadran keempat (overact), atribut kemasan menarik jika dilihat dari

50
kepentingan responden berada pada tingkat kepentingan yang rendah, tetapi jika
dilihat dari kinerja yang dilakukan merek Cimory, responden menilai bahwa
kinerja atribut tersebut berada pada tingkat yang tinggi.
6.3.2 Persepsi Kualitas Merek Indomilk
Pada Merek Indomilk sebanyak 32 responden yang mengkonsumsi dan
memberikan jawaban terhadap masing-masing atribut yang diteliti. Hasil dari
jawaban kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis performance dan
importance. Perhitungan performance dan importance dapat dilihat pada
lampiran dan hasil perhitungan pada Tabel 10.
Tabel 10 Nilai Performance dan Importance Merek Indomilk
No Atribut Performance Importance
1 Rasanya enak 3.78125 4.06250
2 Kualitas baik 3.96875 4.21875
3 Kandungan gizi Lengkap 4.06250 3.96875
4 Kemasan menarik 3.09375 3.34375
5 Keragaman rasa 3.25000 3.31250
6 Volume pas 3.25000 3.56250
7 Mudah didapatkan 3.37500 3.78125
Rata-rata 3.54018 3.75000

Langkah selanjutnya tingkat performance-importance dapat digambarkan
dengan diagram cartesius, dapat dilihat pada Gambar 12. Tingkat performance
berada pada sumbu horizontal (X), dan tingkat importance berada pada sumbu
vertikal (Y).

51
performance
i
m
p
o
r
t
a
n
c
e
4.2 4.0 3.8 3.6 3.4 3.2 3.0
4.2
4.0
3.8
3.6
3.4
3.2
3.540
3.75
7
6
5
4
3
2
1
Matrix Plot of importance vs performance

Gambar 12 Diagram Performance dan Importance Merek Indomilk
Pada Gambar 12 dapat dijelaskan bahwa pada kuadran pertama (underact),
merek Indomilk menurut persepsi konsumen terhadap asosiasi keragaman rasa
menunjukan bahwa kinerja atribut tersebut lebih rendah dari keinginan responden.
Oleh karena itu atribut pada kuadran ini merupakan atribut prioritas utama bagi
merek Indomilk untuk meningkatkan kualitas pelanggannya.
Pada kuadran kedua (maintain) yaitu atribut kualitas baik, kandungan gizi
lengkap dan rasanya enak pada merek Indomilk harus tetap dijaga dan
dipertahankan, karena menurut persepsi konsumen atribut-atribut tersebut sudah
baik.
Pada kuadran ketiga (low priority), menurut persepsi konsumen terhadap
atribut volume pas, mudah didapatkan dan kemasan menarik. Responden
mengabaikan atribut-atribut ini sehingga merek Indomilk tidak perlu melakukan

52
perbaikan. Untuk kuadran keempat (overact) pada merek Indomilk tidak ada,
berarti atribut yang memiliki kinerja rendah dan kepentingan tinggi tidak ada.
6.3.3 Perbandingan Cimory dan Indomilk
Hasil dari pengolahan dengan menggunakan alat analisis performance dan
importance secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa merek Indomilk lebih
baik dari merek Cimory. Hal tersebut dapat dilihat dari kuadran dua, yaitu
maintain menunjukan semakin baik menurut persepsi konsumen. Semakin banyak
atribut yang termasuk dalam kuadran ini maka akan memberikan persepsi yang
semakin baik pula terhadap merek tersebut. Jadi persepsi kualitas merek Cimory
yang baik menurut konsumen adalah kandungan gizi lengkap dan kualitas baik.
Sedangkan persepsi kualitas merek Indomilk yang baik menurut konsumen hanya
ada dua yaitu kualitas baik, kandungan gizi lengkap dan rasanya enak. Untuk
melihat perbandingan Cimory dengan Indomilk dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Perbandingan Persepsi Kualitas Merek Cimory dengan Indomilk
Kuadran Cimory Indomilk
I Rasanya enak Keragaman rasa
II
Kandungan gizi lengkap
Kualitas baik
-
Rasanya enak
Kualitas baik
Kandungan gizi lengkap
III
Volume pas
Mudah didapatkan
Keragaman rasa
Volume pas
Kemasan menarik
Mudah didapatkan
VI Kemasan menarik -

6.4 Analisis Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Loyalitas merek merupakan ukuran menyangkut seberapa kuat konsumen
terkait dengan merek tertentu. Pengukuran loyalitas ini dilakukan pada responden

53
yang merupakan pengguna Cimory dan Indomilk. Menurut piramida loyalitas
merek terdapat lima pengukuran.
6.4.1 Committed Buyer
Pengukuran committed buyer merek Cimory dan Indomilk adalah melalui
pertanyaan Apakah anda setuju untuk mempromosikan/menyarankan kepada
orang lain untuk membeli susu cair yang anda konsumsi?. Responden yang
menjawab setuju atau sangat setuju merupakan committed buyer, yaitu
mempromosikan merek yang digunakan kepada orang lain. Perhitungan
committed buyer dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Perhitungan Committed Buyer
Keterangan bobot Cimory Indomilk
STS 1 0 0
TS 2 0 0
N 3 4 3
S 4 16 14
SS 5 9 15
Total 29 32
Total bobot 121 140
Rata-rata 4,17 4,37
Committed Buyer 86,21 90,62
Pengguna Indomilk merupakan committed buyer dengan nilai 90,62
persen, sementara Cimory lebih sedikit yaitu 86,21 persen. Artinya pengguna
Indomilk cukup loyal, sehingga mereka mempromosikan merek yang mereka
gunakan kepada orang lain. Nilai rata-rata Indomilk termasuk pada rentang skala
4,20-5,00 (kategori sangat baik), dan Cimory berada pada rentang skala 3,40
4,20 (kategori baik).



54
6.4.2 Liking The Brand
Liking the brand untuk merek Cimory dan Indomilk diketahui melalui
pertanyaan apakah setuju anda benar-benar menyukai susu cair yang anda
konsumsi?. responden yang menjawab setuju atau sangat setuju merupakan
liking the brand, yaitu membeli sebuah merek karena merasa benar-benar
menyukai merek tersebut. Perhitungan liking the brand dapat dilihat pada Tabel
13.
Tabel 13 Perhitungan Liking the brand
Keterangan Bobot Cimory Indomilk
STS 1 0 0
TS 2 0 0
N 3 5 4
S 4 19 18
SS 5 5 10
Total 29 32
Total Bobot 116 134
Rata-rata 4 4.19
Liking the brand 82.76 87.50

Liking the brand untuk Indomilk lebih tinggi daripada Cimory. Nilai
untuk Indomilk yaitu 87.50 persen, sedangkan untuk Cimory sebesar 82.76
persen. Ini membuktikan bahwa sebagian besar responden membeli Indomilk
karena benar-benar menyukai merek tersebut. Nilai rat-rata responden liking the
brand Cimory dan Indomilk yaitu 4.19 dan 4, termasuk dalam kategori baik yaitu
pada rentang skala 3,40 4,20. Hal tersebut menunjukan bahwa kedua merek
termasuk kategori baik.
6.4.3 Satisfied Buyer
Satisfied buyer merek Cimory dan Indomilk dapat diketahui dari
pertanyaan Apakah anda mendapat kepuasan dengan mengkonsumsi merek

55
yang biasa anda beli?. Responden yang menjawab setuju atau sangat setuju
merupakan Satisfied buyer, yaitu memebeli sebuah merek karena merasa puas
dengan merek tersebut. Perhitungan Satisfied buyer dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Perhitungan Satisfied Buyer
Keterangan Bobot Cimory Indomilk
STS 1 0 0
TS 2 0 0
N 3 5 5
S 4 19 19
SS 5 5 8
Total 29 32
Total bobot 116 131
Rata-rata 4 4.09
Satisfied Buyer 82.76 84.37

Kepuasan responden pengguna Indomilk lebih tinggi daripada Cimory.
Nilai Satisfied buyer untuk Indomilk adalah 84.37 persen, sedangkan Cimory
82.76 persen. Hal tersebut membuktikan bahwa sebagian besar responden
membeli Indomilk karena menemukan kepuasan dalam mengkonsumsinya. Nilai
rata-rata responden Statisfied buyer Cimory dan Indomilk adalah 4 dan 4.09. Nilai
tersebut termasuk kedalam kategori baik, yaitu rentang skala antara 3,40 4,20.
6.4.4 Habitual Buyer
Habitual buyer didapat dari pertanyaan Apakah anda setuju bahwa anda
mengkonsumsi karena kebiasaan?. Responden yang menjawab setuju atau
sangat setuju adalah termasuk Habitual buyer, yaitu membeli sebuah merek
karena faktor kebiasaan. Hasil perhitungan Habitual buyer dapat dilihat pada
Tabel 15.



56
Tabel 15 Perhitungan Habitual Buyer
Keterangan bobot Cimory Indomilk
STS 1 0 0
TS 2 2 1
N 3 9 8
S 4 17 21
SS 5 1 2
Total 29 32
Total Bobot 104 120
Rata-rata 3.59 3.75
Habitual Buyer 62.07 71.87

Responden yang membeli Cimory karena faktor kebiasaan adalah
sebanyak 62.07 persen, sementara yang membeli merek Indomilk sebesar 71.87
persen. Nilai rata-rata Habitual buyer merek Cimory sebesar 3.59 pada rentang
skala 3,40 4,20 ( kategori baik) dan untuk merek Indomilk lebih besar yaitu
3.75, tetapi masih terletak pada skala 3,40 4,20 (karegori baik).
6.4.5 Switcher/Price Buyer
Untuk mengetahui switcher/price buyer Cimory dan Indomilk diajukan
pertanyaan : Apakah anda setuju perpindahan merek karena faktor harga?.
Hasil pengolahan jawaban tersebut dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16 Perhitungan Switcher/Price Buyer
Keterangan bobot Cimory Indomilk
STS 1 11 4
TS 2 9 15
N 3 4 8
S 4 4 4
SS 5 1 1
Total 29 32
Total Bobot 62 75
Rata-rata 2.14 2.47
Switcher 17.24 15.62


57
Pada tabel 12 menunjukan bahwa responden Cimory tidak banyak yang
berpindah kemerek lain karena pengaruh faktor harga. Hal tersebut ditunjukan
dengan nilai rata-rata sebesar 2.14, pada rentang skala antara 1,80-2,60. Cimory
memiliki nilai switcher sebesar 17.24 dan Indomilk sebesar 15.62. Nilai rata-rata
merek Indomilk sebesar 2.47 dan terdapat pada rentang antara skala 1,80-2,60,
yang berarti bahwa responden Indomilk tidak banyak berpindak ke merek lain
karena faktor harga.
6.4.6 Piramida Loyalitas/Kepuasan
Setelah semua tahap dihitung untuk setiap merek maka dapat disusun
dalam bentuk piramida loyalitas yaitu pada Gambar 13 dan Gambar 14. Dari
piramida loyalitas kepuasan tersebut, terlihat bahwa loyalitas merek Cimory dan
Indomilk cukup baik karena berbentuk piramida terbalik yang semakin ke atas
semakin melebar. Meskipun pada piramida loyalitas merek Cimory terdapat
persentase sama, yang terletak pada liking the brand dan statisfied buyer.
Persamaan tersebut terjadi karena produk Cimory belum lama di pasar dan
konsumen belum terbiasa mengkonsumsinya, baru sebatas kepuasan saja. Oleh
karena itu, kebiasaan mengkonsumsi belum mampu melebihi kepuasan konsumen.
Perbandingan kedua merek tersebut adalah sebagai berikut :
1. Persentasi committed buyer Indomilk lebih besar daripada Cimory, berarti
lebih banyak pembeli yang menawarkan atau mempromosikan Indomilk
kepada orang lain daripada mempromosikan Cimory.
2. Liking the brand Indomilk lebih besar daripada Cimory, berarti banyak
responden yang lebih menyukai Indomilk.

58
3. Statisfied buyer Indomilk juga lebih besar daripada Cimory, berarti
responden yang puas lebih banyak pada merek Indomilk.
4. Habitual buyer Indomilk jauh lebih besar daripada Cimory, artinya banyak
responden yang membeli Indomilk karena kebiasaan.
5. Untuk switcher tidak jauh berbeda, baik Indomilk maupun Cimory
memiliki nilai yang kecil. Ini menunjukkan bahwa konsumen susu
pasteurisasi secara umum dapat berpindah karena faktor harga.







Gambar 13 Piramida Loyalitas Merek Cimory











Gambar 14 Piramida Loyalitas Merek Indomilk
Committed Buyer
86,21%
Liking the Brand
82.76%
Satisfied Buyer
82.76%
Habitual Buyer
62.07%
Switcher/Price Buyer
17.24 %
Committed Buyer
90.62%
Liking the Brand
87.50%
Satisfied Buyer
84.375%
Habitual Buyer
71.875%
Switcher/Price Buyer
15.625%

59
6.4.7 Brand Switching Matrix
Untuk mengetahui perpindahan yang mungkin terjadi pada merek Cimory
dan Indomilk dapat diketahui dengan menggunakan analisis Brand Switching
Matrix, dapat dilihat pada Tabel 17 .
Tabel 17 Perhitungan Brand Switching Matrix
Ke
Dari
Cimory Indomilk Total
Cimory 23 6 29
Indomilk 5 27 32
Total 29 32 61

Pada tabel dapat dijelaskan bahwa dari 61 responden, untuk merek Cimory
24 orang akan tetap mengkonsumsi Cimory, lima orang akan pindah ke Indomilk.
Pada merek Indomilk 27 orang akan tetap mengkonsumsi Indomilk, lima orang
berpindah ke merek Cimory .
Kemungkinan perpindahan merek pada masing-masing merek dapat
dijelaskan dengan menggunakan rumus ProT (Probability Tate of Transition).
Kemungkinan perpindahan merek tersebut dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Kemungkinan Perpindahan Merek
Merek
ProT
(%)
Precentage of
Unloyal (%)
Switcher
(%)
Cimory 94.1 20.689 17.241
Indomilk 81.6 15.625 15.625

Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa tingkat kemungkinan
perpindahan pada merek Indomilk lebih kecil daripada merek Cimory. Presentase

60
untuk Cimory sebesar 94.1 persen dan untuk Indomilk 81.6 persen. Hal tersebut
dapat diartikan bahwa tingkat loyalitas merek Indomilk lebih tinggi daripada
merek Cimory.
6.5 Ekuitas Merek Cimory dan Indomilk
Secara keseluruhan ekuitas merek Cimory lebih kecil daripada merek
Indomilk, dapat dilihat dari empat elemen yang telah dijelaskan pada masing-
masing merek. Parameter yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Merek yang memiliki top of mind yang paling tinggi akan mempunyai nilai
yang tinggi pula, berarti akan memperkuat ekuitas merek. Merek Cimory
memiliki responden lebih sedikit dari merek Indomilk, yaitu 16 responden
sedangkan Indomilk 40 responden.
b) Semakin banyak asosiasi yang membentuk brand image akan semakin kuat
persepsi atau kesan yang positif di benak konsumen terhadap suatu merek dan
secara otomatis juga akan memperkuat ekuitas mereknya. Cimory memiliki
brand image yang didalamnya terkandung asosiasi-asosiasi rasanya enak,
kandungan gizi lengkap, kualitas produk baik, keawetan, dan keragaman rasa.
Sedangkan Indomilk memiliki brand image yang didalamnya terkandung
asosiasi-asosiasi rasanya enak, kandungan gizi lengkap, kualitas produk baik,
keragaman rasa, volume pas dan kemasan menarik . Ini berarti brand image
Indomilk baik dari Cimory.
c) Jumlah atribut dengan nilai rata-rata tertinggi pada elemen persepsi kualitas
dapat menggambarkan kekuatan ekuitas merek suatu merek. Semakin banyak
jumlah atribut yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi pada suatu merek,
maka semakin kuat ekuitas merek dari merek tersebut. Persepsi kualitas yang

61
memiliki nilai tinggi pada merek Cimory adalah kandungan gizi lengkap dan
kualitas baik. Sedangkan untuk merek Indomilk memiliki persepsi kandungan
gizi lengkap, kualitas baik dan rasanya enak.
d) Pada tingkat loyalitas merek, merek yang memiliki ekuitas yang kuat adalah
yang membentuk piramida terbalik, yang artinya semakin keatas semakin
besar jumlah konsumen yang loyal terhadap merek tersebut. Selain itu, merek
dengan tingkat ProT paling rendah juga memperkuat ekuitas merek suatu
merek. Dalam hal ini, Cimory dan Indomilk memiliki piramida terbalik tetapi
nilai ProT Indomilk lebih kecil dari Cimory. Artinya, konsumen merek
Indomilk lebih loyal dari merek Cimory.
Berdasarkan parameter-parameter di atas dapat dilihat bahwa secara
keseluruhan merek Indomilk lebih unggul daripada Cimory. Hal tersebut
dikarenakan merek Cimory termasuk produk baru di pasar dengan jangkauan
pemasaran yang masih terbatas dan belum melakukan promosi dengan iklan-iklan.
6.6 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki batasan-batasan yang didasarkan pada kemampuan
peneliti, antara lain :
1. Penelitian terbatas pada lokasi Giant Hypermarket Botani Square Bogor
2. Elemen yang diteliti hanya terbatas pada empat elemen saja. Elemen-
eleman tersebut antara lain: kesadaran merek, asosiasi merek, kesan
kualitas dan kesetiaan merek. Aset lainnya tidak diteliti karena tidak
berhubungan langsung dengan konsumen.

62
3. Alat analisis yang digunakan terbatas pada Analisis Deskriptif Uji
Validitas, Uji Reliabilitas (Hoyt), analisis Cocharn Test, Importance
Performance Analysis (IPA), serta Brand Switching Pattern Matrix.











































63
VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
1) Pada elemen kesadaran merek (brand awareness) antara merek Cimory dan
Indomilk secara umum Indomilk lebih baik. Merek Indomilk merupakan
merek yang menjadi top of mind (puncak pikiran) dan Pengenalan merek
(brand recall). Untuk merek Cimory menempati pengingatan kembali dan
tidak menyadari merek.
2) Asosiasi-asosiasi pada merek Cimory menghasilkan bahwa produk susu
Cimory memiliki brand image yang didalamnya terkandung asosiasi-asosiasi
rasanya enak, kandungan gizi lengkap, kualitas produk baik, keawetan, dan
variasi rasa banyak. Merek Indomilk memiliki brand image yang didalamnya
terkandung asosiasi-asosiasi rasanya enak, kandungan gizi lengkap, kualitas
produk baik, keawetan, variasi rasa banyak, volume pas, dan kemasan
menarik.
3) Kuadran pertama (underact), asosiasi mudah didapatkan. Pada kuadran kedua
(maintain) yaitu atribut kandungan gizi lengkap, rasanya enak, dan kualitas
baik. Pada kuadran ketiga (low priority), atribut volume pas dan kemasan
menarik. Untuk kuadran keempat (overact), atribut variasi rasa banyak.
Untuk Indomilk, kuadran pertama (underact), yaitu asosiasi mudah didapatkan
dan kualitas baik. Pada kuadran kedua (maintain) yaitu atribut
kandungan gizi lengkap dan rasanya enak. Pada kuadran ketiga (low priority),
atribut volume pas, variasi banyak dan kemasan menarik. Untuk kuadran
keempat (overact) pada merek Indomilk tidak ada. Pada piramida loyalitas

64
merek Cimory dan Indomilk membentuk piramida terbalik. ProT merek
Indomilk lebih kecil daripada merek Cimory. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa tingkat loyalitas merek Indomilk lebih tinggi daripada merek Cimory.

7.2 Saran
1) Untuk membangun kesadaran merek agar dapat tertanam pada benak
konsumen, perusahaan harus lebih memperkenalkan mereknya. pengenalan
merek dapat dilakukan dengan melakukan sales promotion ataupun memasang
iklan-iklan, baik melalui media cetak atau elektronik.
2) Perusahaan lebih memperhatikan asosiasi yang terdapat pada produknya, agar
memiliki brand image yang berbeda dengan yang lain. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk dan lebih memperkenalkan
produk kepada konsumen.
3) Untuk mempertahannkan dan meningkatkan persepsi kualitas dan loyalitas
merek dibenak konsumen, perusahaan disarankan bersedia menerima masukan
dan kritik dari konsumen tentang produknya.

















65
DAFTAR PUSTAKA

Aaker, A. D. 1991. Managing Brand Equity : Capitalizing on The Value of A
Brand Name. The Fre Press. New York.
Apriyadi, A. 2007. Analisis Ekuitas Merek Produk Beras Pandan Wangi (kasus di
Kota Cianjur). Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen
Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Badan Pusat Statistik. 2006. Kabupaten bogor Dalam Angka 2006. Bogor.
Direktorat Jendral Bina Produksi Peternakan. 2007. Perkembangan Konsumsi,
Produksi, Impor dan Ekspor Susu Segar. Jakarta.
Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak. 2001. Strategi Melakukan Pasar,
Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
. 2004. Brand Equity Ten. PT
Gramedia Pustaka Utama.
Engel, F. James, Roger D, Blackwell dan Paul W, Miniard. 1994. Perilaku
Konsumen. Jilid 1. Bina Aksara. Jakarta.
Eravany, Rr, N. 2005. Analisis Ekuitas Merek Kecap manis di Wilayah Jawa
Barat. Skripsi. Program Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.
Irrawati, Y. 2007. Analisis Ekuitas Merek Susu High Calcium Anlene (kasus di
Kota Bogor). Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Kotler, Philip.1997. Marketing Management, Analysis, Planning, Implementation
and Control. 9
th
Edition. Prentice-Hall, Inc. New Jersey
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia. Indonesia.
Novindra. 2003. Hubungan Experiental Marketing dan Emotional Branding
(Exem) dengan Loyalitas Konsumen Susu Kental Manis Indomilk pada
PT Indomilk. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Susanti, Rini. 2006. Analisis Ekuitas Merek Mie Instan di Kecamatan Bogor
Barat. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.


66
Susanto, D, A. 2003. Analisis Perbandingan Elemen-Elemen Ekuitas Merek pada
Produk Jamu Kemasan di Kota Semarang. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu
Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Tjiptono, F. 2005. Brand Management & Strategy. Andy. Yogyakarta.




















































LAMPIRAN










67
Lampiran 1 Kuisioner
KUISONER
ANALISIS EKUITAS MEREK SUSU CAIR CIMORY
DI KOTA BOGOR
Oleh Rika Arianika Dewi (A14105596), Program Studi Ekstensi Manajemen
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

IDENTITAS RESPONDEN
Nama : (L/P)
Alamat :
Usia :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan : Pegawai negeri
Pegawai swasta
Wirausaha
.
Pendapatan : < 1.000.000
1.000.000-2.000.000
> 2.000.000
1. Elemen Kesadaran Merek
a) Merek susu cair apakah yang paling anda ingat?
b) Produk susu cair apa yang anda konsumsi?
c) Berapakali anda mengkonsumsi susu (b)?
d) Merek susu cair apa yang anda ketahui, selain yang dikonsumsi?
e) Apakah anda pernah mengenal susu cair Cimory?
f) Dari mana anda mengetahui susu cair Cimory?
Iklan di. Teman lain-lain,sebutkan
2. Elemen Asosiasi Merek
Mengapa anda memilih susu cair Cimory?
No Asosiasi
Susu Cimory Susu Indomilk
Ya Tidak Ya Tidak
1
2
3
4
5
6
7
8
9

10
Rasanya enak
Kandungan gizi lengkap
Kualitas produk baik
Keawetan
Kemasan menarik
Variasi rasa banyak
Harga terjangkau
Volume pas
Kemudahan
mendapatkannya
Susu cair yang dapat
diandalkan

68
3. Elemen Persepsi Kualitas
4. Berikan penilaian anda mengenai atribut susu cair berikut
No Atribut Susu Cimory Susu Indomilk
1
2
3
4
5
6
7
Rasanya Enak
Kualitas Baik
Kandungan Gizi Lengkap
Kemasan Menarik
Variasi Rasa Banyak
Volume Pas
Mudah didapatkan
STS TS N S SS
STS TS N S SS
STS TS N S SS
STS TS N S SS
STS TS N S SS
STS TS N S SS
STS TS N S SS
STS TS N S SS
STS TS N S SS
STS TS N S SS
STS TS N S SS
STS TS N S SS
STS TS N S SS
STS TS N S SS
STS=sangat tidak seuju TS=tidak setuju N=netral S=setuju SS=sangat setuju
No Atribut Susu Cimory Susu Indomilk
1
2
3
4
5
6
7
Rasanya Enak
Kualitas Baik
Kandungan Gizi Lengkap
Kemasan Menarik
Variasi Rasa Banyak
Volume Pas
Mudah didapatkan
STP TP N P SP
STP TP N P SP
STP TP N P SP
STP TP N P SP
STP TP N P SP
STP TP N P SP
STP TP N P SP
STP TP N P SP
STP TP N P SP
STP TP N P SP
STP TP N P SP
STP TP N P SP
STP TP N P SP
STP TP N P SP
STP=sangat tidak penting TP=tidak penting N=netral P=penting SP=sangat penting
5. Elemen Loyalitas Merek
Apakah anda setuju mengenai susu cair :
No Pertanyaan Jawaban
1
2
3

4

5
Perpindahan merek karena faktor harga
Anda mengkonsumsi karena kebiasaan
Anda benar-benar menyukai susu cair yang anda
konsumsi
Apakah anda mendapat kepuasan dengan
mengkonsumsi merek yang biasa anda beli?
Anda menyarankan mempromosikan kepada
orang lain untuk membeli susu cair yang anda
konsumsi
STS TS N S SS
STS TS N S SS
STS TS N S SS

STS TS N S SS
STS TS N S SS
Merek susu cair apa yang ingin anda konsumsi?
a) Tidak ada
b) Cimory
c) Indomilk
d) Lain-lain,sebutkan


TERIMAKASIH ATAS
PARTISIPASINYA


Lanjutan Lampiran 1
69
Lampiran 2 Contoh Gambar Produk Cimory dan Indomilk










Gambar 15 Produk Susu Pasteurisasi Merek Cimory









Gambar 16 Produk Susu Pasteurisasi Merek Indomilk


70
Lampiran 3 Uji Validitas Atribut
No
BUTIR ATRIBUT Ri Ri
2

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
1
1

1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 8 64
2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 7 49
3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 49
4 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 6 36
5 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 49
6 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 6 36
7 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 5 25
8 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 6 36
9 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 64
10 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 49
11 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5 25
12 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 8 64
13 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 49
14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 64
15 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 49
16 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 49
17 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 64
18 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 7 49
19 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 6 36
20 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 7 49
Ci 16 7 16 17 17 14 12 6 17 8 7 137
95
5
Ci
2

25
6
4
9
25
6
28
9
28
9
19
6
14
4
3
6
28
9
6
4
4
9
191
7


Uji Pertama
QHIT 46.19
QTABEL 19.68

71
Pada uji pertama Q hit > Q tabel maka tolak Ho. Artinya harus dilakukan
pengujian 2 dengan membuang atribut yang memiliki proporsi jawaban ya
paling kecil yaitu atribut 8 (prestice).
Lanjutan lampiran 3 Uji Validitas Atribut
Uji Kedua
QHIT 41.01
QTABEL 18.31

Pada uji pertama Q hit > Q tabel maka tolak Ho. Artinya harus dilakukan
pengujian 3 dengan membuang atribut yang memiliki proporsi jawaban ya
paling kecil yaitu atribut 2 (harganya mahal).
Uji Ketiga
QHIT 30.14
QTABEL 16.92

Pada uji pertama Q hit > Q tabel maka tolak Ho. Artinya harus dilakukan
pengujian 4 dengan membuang atribut yang memiliki proporsi jawaban ya
paling kecil yaitu atribut 10 (label).
Uji Keempat
QHIT 19.574
QTABEL 15.507

Pada uji pertama Q hit > Q tabel maka tolak Ho. Artinya harus dilakukan
pengujian 4 dengan membuang atribut yang memiliki proporsi jawaban ya
paling kecil yaitu atribut 10 (Cara Penyajian).
Uji Kelima
QHIT 4.04563
QTABEL 14.067
72

Q hit < Q tabel maka terima Ho, artinya terdapat bukti untuk menyatakan bahwa
ke tujuh asosiasi tersebut Valid.
Lampiran 4 Uji Reliabilitas Atribut
No
BUTIR ATRIBUT
X
t
X
t
2

1 2 3 4 5 6 7
1 1 1 0 1 1 1 0 5 25
2 1 0 1 1 1 1 1 6 36
3 1 1 1 1 1 0 1 6 36
4 1 1 1 1 0 1 0 5 25
5 1 1 1 1 0 0 1 5 25
6 0 0 1 1 1 0 1 4 16
7 0 1 0 1 1 1 1 5 25
8 1 0 1 1 1 0 0 4 16
9 1 1 1 1 1 0 1 6 36
10 1 1 1 1 1 1 1 7 49
11 0 1 1 1 0 0 1 4 16
12 1 1 1 1 1 0 1 6 36
13 1 1 1 0 1 1 1 6 36
14 1 1 1 1 1 1 1 7 49
15 1 1 1 1 0 1 1 6 36
16 0 1 0 1 1 1 1 5 25
17 1 1 1 1 0 1 1 6 36
18 1 0 1 0 1 1 1 5 25
19 1 1 1 0 1 0 1 5 25
20 1 1 1 1 0 1 1 6 36
b 16 16 17 17 14 12 17 109 609
B
2
256 256 289 289 196 144 289 1719
S 4 4 3 3 6 8 3 31

db jk varian
r
11

Jk responden 19 2.2 0.1158
0,490
Jk atribut 6 1.3 0.1444
Jk sisa 171 28.5 0.1667
total 199 32


r
11
> r
Tabel
= 0,451 > 0,490 karena r
11
lebih besar dari r
tabel
maka asosiasi yang
digunakan dapat diandalkan sehingga penelitian dapat dilanjutkan
73



Lampiran 5 Uji Reliabilitas Merek Cimory
responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
4 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
6 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
11 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 6
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
13 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8
14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
17 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
19 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

B 20 19 19 16 16 17 16 17 15 17 172
B2 400 361 361 256 256 289 256 289 225 289 2982
S 1 1 1 4 4 3 4 3 5 3 29

db jk varians r
11

jkresponden 19 7.795 0.410263 0.774201
jkasosiasi 9 1.18 0.131111
jksisa 171 15.84092 0.092637
jktotal 24.81592

r
11
> r
Tabel
= 0,77 > 0,444 karena r
11
lebih besar dari r
tabel
maka asosiasi yang
digunakan dapat diandalkan sehingga penelitian dapat dilanjutkan

74



Lampiran 6 Uji Reliabilitas Merek Indomilk
responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
4 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
6 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
11 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
13 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8
14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
17 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
19 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

B 19 19 19 16 16 17 16 17 15 17 171
B2 361 361 361 256 256 289 256 289 225 289 2943
S 1 1 1 4 4 3 4 3 5 3 29

db jk varians r
11

jkresponden 19 6.695 0.352368 0.715293
jkasosiasi 9 0.945 0.105
jksisa 171 17.155 0.100322
jktotal 24.795

r
11
> r
Tabel
= 0,71 > 0,444 karena r
11
lebih besar dari r
tabel
maka asosiasi yang
digunakan dapat diandalkan sehingga penelitian dapat dilanjutkan

Lampiran 7 Pengujian Cochran Merek Cimory
Keterangan Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6
C 10 9 8 7 6 5
N 221 203 184 165 145 126
jml Ri2 1729 1453 1198 957 739 560
jmlCj2 5001 4677 4316 3955 3555 3194
Q 21.87318 18.90909 17.16788 13.93939 11.64122 5.371429
db 9 8 7 6 5 4
alfa 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
X2tabel 16.91 15.5 14.067 12.6 11.07 9.48
Hasil Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Terima Ho







Lampirann 8 Pengujian Cochran Merek Indomilk
Keterangan Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5
C 10 9 8 7 6
N 265 242 218 194 168
jml Ri2 2221 1852 1504 1188 894
jmlCj2 7244 6619 6047 5467 4742
Q 46.46853 24.71166 24.85 22.34118 10
db 9 8 7 6 5
alfa 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
X2tabel 16.91 15.5 14.067 12.6 11.07
Hasil Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Terima Ho


77
Lampiran 9 Perhitungan Performance Cimory
1.rasanya enak
f x f.x x2 f.x2 % rata2
sts 0 1 0 1 0 0
ts 0 2 0 4 0 0
n 15 3 45 9 135 17.04545
sts 16 4 64 16 256 18.18182
ss 8 5 40 25 200 9.090909
39 15 149 55 591 44.31818 3.820513

2.kualitas baik
f x f.x x2 f.x2 % rata2
sts 1 0 1 0 0
ts 1 2 2 4 4 1.136364
n 4 3 12 9 36 4.545455
sts 15 4 60 16 240 17.04545
ss 19 5 95 25 475 21.59091
39 15 169 55 755 44.31818 4.333333

3.kandungan gizi lengkap
f x f.x x2 f.x2 % rata2
sts 1 0 1 0 0
ts 2 0 4 0 0
n 12 3 36 9 108 13.63636
s 18 4 72 16 288 20.45455
ss 9 5 45 25 225 10.22727
39 15 153 55 621 44.31818 3.923077

4.kemasan menarik
f x f.x x2 f.x2 % rata2
sts 1 0 1 0 0
ts 9 2 18 4 36 10.22727
n 2 3 6 9 18 2.272727
s 24 4 96 16 384 27.27273
ss 4 5 20 25 100 4.545455
39 15 140 55 538 44.31818 3.589744

5.variasi rasa banyak
f x f.x x2 f.x2 % rata2
sts 1 0 1 0 0
ts 5 2 10 4 20 5.681818
n 7 3 21 9 63 7.954545
s 24 4 96 16 384 27.27273
ss 3 5 15 25 75 3.409091
39 15 142 55 542 44.31818 3.641026

78
6.volume pas
f x f.x x2 f.x2 % rata2
sts 1 0 1 0 0
ts 8 2 16 4 32 9.090909
n 15 3 45 9 135 17.04545
s 12 4 48 16 192 13.63636
ss 4 5 20 25 100 4.545455
39 15 129 55 459 44.31818 3.307692

7.mudah didapatkan
f x f.x x2 f.x2 % rata2
sts 1 0 1 0 0
ts 13 2 26 4 52 14.77273
n 20 3 60 9 180 22.72727
s 6 4 24 16 96 6.818182
ss 5 0 25 0 0
39 15 110 55 328 44.31818 2.820513
















Lanjutan Lampiran 9
79
Lampiran 10 Perhitungan Importance Cimory
1.rasanya enak
F x f.x x2 f.x2 % rata2
stp 1 0 1 0 0
tp 2 0 4 0 0
bs 3 3 9 9 27 3.409091
p 20 4 80 16 320 22.72727
sp 16 5 80 25 400 18.18182
39 15 169 55 747 44.31818 4.333333

2.kualitas baik
f x f.x x2 f.x2 % rata2
stp 1 0 1 0 0
tp 0 2 0 4 0 0
bs 10 3 30 9 90 11.36364
p 9 4 36 16 144 10.22727
sp 20 5 100 25 500 22.72727
39 15 166 55 734 44.31818 4.25641

3.kandungan gizi lengkap
f x f.x x2 f.x2 % rata2
stp 1 0 1 0 0
tp 2 0 4 0 0
bs 4 3 12 9 36 4.545455
p 13 4 52 16 208 14.77273
sp 22 5 110 25 550 25
39 15 174 55 794 44.31818 4.461538

4.kemasan menarik
f x f.x x2 f.x2 % rata2
stp 1 1 1 1 1 1.136364
tp 3 2 6 4 12 3.409091
bs 8 3 24 9 72 9.090909
p 16 4 64 16 256 18.18182
sp 11 5 55 25 275 12.5
39 15 150 55 616 44.31818 3.846154

5.variasi rasa banyak
F x f.x x2 f.x2 % rata2
stp 1 0 1 0 0
tp 4 2 8 4 16 4.545455
bs 14 3 42 9 126 15.90909
p 10 4 40 16 160 11.36364
sp 11 5 55 25 275 12.5
39 15 145 55 577 44.31818 3.717949

80
6.volume pas
F x f.x x2 f.x2 % rata2
stp 1 0 1 0 0
tp 3 2 6 4 12 3.409091
bs 11 3 33 9 99 12.5
p 15 4 60 16 240 17.04545
sp 5 5 25 25 125 5.681818
34 15 124 55 476 38.63636 3.647059

7.mudah didapatkan
f x f.x x2 f.x2 % rata2
stp 1 0 1 0 0
tp 0 2 0 4 0 0
bs 9 3 27 9 81 10.22727
p 16 4 64 16 256 18.18182
sp 14 5 70 25 350 15.90909
39 15 161 55 687 44.31818 4.128205
















Lanjutan Lampiran 10
81
Lampiran 11 Perhitungan Performance Indomilk
1.rasanya enak
f x f.x x2 f.x2 % rata2
sts 1 0 1 0 0
ts 2 0 4 0 0
n 20 3 60 9 180 22.72727
sts 29 4 116 16 464 32.95455
ss 9 5 45 25 225 10.22727
58 15 221 55 869 65.90909 3.810345

2.kualitas baik
f x f.x x2 f.x2 % rata2
sts 1 0 1 0 0
ts 2 0 4 0 0
n 36 3 108 9 324 40.90909
sts 22 4 88 16 352 25
ss 5 0 25 0 0
58 15 196 55 676 65.90909 3.37931

3.kandungan gizi lengkap
f x f.x x2 f.x2 % rata2
sts 1 0 1 0 0
ts 2 0 4 0 0
n 30 3 90 9 270 34.09091
s 27 4 108 16 432 30.68182
ss 1 5 5 25 25 1.136364
58 15 203 55 727 65.90909 3.5

4.kemasan menarik
f x f.x x2 f.x2 % rata2
sts 1 0 1 0 0
ts 2 0 4 0 0
n 35 3 105 9 315 39.77273
s 23 4 92 16 368 26.13636
ss 5 0 25 0 0
58 15 197 55 683 65.90909 3.396552

5.variasi rasa banyak
F x f.x x2 f.x2 % rata2
sts 1 0 1 0 0
ts 6 2 12 4 24 6.818182
n 34 3 102 9 306 38.63636
s 18 4 72 16 288 20.45455
ss 5 0 25 0 0
58 15 186 55 618 65.90909 3.206897

82
6.volume pas
F x f.x x2 f.x2 % rata2
sts 1 0 1 0 0
ts 2 2 4 4 8 2.272727
n 39 3 117 9 351 44.31818
s 16 4 64 16 256 18.18182
ss 1 5 5 25 25 1.136364
58 15 190 55 640 65.90909 3.275862

7.mudah didapatkan
f x f.x x2 f.x2 % rata2
sts 1 0 1 0 0
ts 3 2 6 4 12 3.409091
n 34 3 102 9 306 38.63636
s 16 4 64 16 256 18.18182
ss 5 5 25 25 125 5.681818
58 15 197 55 699 65.90909 3.396552
















Lanjutan Lampiran 11
83
Lampiran 12 Perhitungan Importance Indomilk
1.rasanya enak
f x f.x x2 f.x2 % rata2
stp 1 0 1 0 0
tp 2 0 4 0 0
bs 17 3 51 9 153 19.31818
p 31 4 124 16 496 35.22727
sp 10 5 50 25 250 11.36364
58 15 225 55 899 65.90909 3.87931

2.kualitas baik
f x f.x x2 f.x2 % rata2
stp 1 0 1 0 0
tp 2 0 4 0 0
bs 28 3 84 9 252 31.81818
p 25 4 100 16 400 28.40909
sp 5 5 25 25 125 5.681818
58 15 209 55 777 65.90909 3.603448

3.kandungan gizi lengkap
f x f.x x2 f.x2 % rata2
stp 1 0 1 0 0
tp 2 0 4 0 0
bs 26 3 78 9 234 29.54545
p 22 4 88 16 352 25
sp 10 5 50 25 250 11.36364
58 15 216 55 836 65.90909 3.724138

4.kemasan menarik
f x f.x x2 f.x2 % rata2
stp 1 0 1 0 0
tp 7 2 14 4 28 7.954545
bs 31 3 93 9 279 35.22727
p 19 4 76 16 304 21.59091
sp 1 5 5 25 25 1.136364
58 15 188 55 636 65.90909 3.241379

5.variasi rasa banyak
f x f.x x2 f.x2 % rata2
stp 1 0 1 0 0
tp 4 2 8 4 16 4.545455
bs 31 3 93 9 279 35.22727
p 18 4 72 16 288 20.45455
sp 5 5 25 25 125 5.681818
58 15 198 55 708 65.90909 3.413793

84
6.volume pas
f x f.x x2 f.x2 % rata2
stp 1 0 1 0 0
tp 0 2 0 4 0 0
bs 35 3 105 9 315 39.77273
p 20 4 80 16 320 22.72727
sp 3 5 15 25 75 3.409091
58 15 200 55 710 65.90909 3.448276

7.mudah didapatkan
f x f.x x2 f.x2 % rata2
stp 1 0 1 0 0
tp 0 2 0 4 0 0
bs 32 3 96 9 288 36.36364
p 20 4 80 16 320 22.72727
sp 6 5 30 25 150 6.818182
58 15 206 55 758 65.90909 3.551724




Lanjutan Lampiran 12

Anda mungkin juga menyukai