Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat yang diberikannya sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan
baik. Terima kasih pula kepada dr Elly, Sp.THT-KL, dr iendyati,Sp.THT-KL,
dr !i"a !i"aldi, Sp.THT-KL, dan dr #anes$arry,Sp.THT-KL atas
kesediaannya meluangkan $aktu dan memberikan bimbingan yang
berguna dalam kepaniteraan ini. Tak lupa kami mengu%apkan terima kasih
kepada teman-teman k&as THT dan segala pihak yang atas semangat dan
m&ti'asi yang diberikan membuat kami mampu menyelesaikan tugas ini
dengan baik.
(dapun tujuan dari penulisan tugas ini ialah untuk memenuhi
persyaratan kelulusan dari kepaniteraan klinik )lmu Penyakit Telinga
Hidung Tengg&r&kan Kepala dan Leher !S*# Tarakan. Tugas ini disusun
berdasarkan a%uan dari berbagai sumber yang ada, sehingga diharapkan
dapat mempermudah kami, para mahasis$a kepaniteraan, para d&kter
k&nsulen, maupun pihak lain untuk dapat mengerti lebih jauh apa yang
dibahas di dalam tugas ini. Tentunya dalam penulisan tugas ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan yang tidak dapat dihindari. +leh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami mem&h&n kritik dan
saran yang membangun demi lebih baiknya tugas ini. Sem&ga tugas ini
dapat berman,aat se%ara maksimal bagi sesiapa pun yang memba%anya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 ANATOMI & FISIOLOGI SINUS PARANASAL
II.1.1 Anatomi & Fisioloi Sin!s Pa"anasal
(da empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus
,r&ntal, sinus etm&id dan sinus s,en&id kanan dan kiri. Sinus paranasal
merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk
r&ngga di dalam tulang. Semua sinus mempunyai muara ke r&ngga
hidung.
Se%ara embri&l&gik, sinus paranasal berasal dari in'aginasi muk&sa
r&ngga hidung dan perkembangannya dimulai pada ,etus usia --. bulan,
ke%uali sinus s,en&id dan sinus ,r&ntal. Sinus maksila dan sinus etm&id
telah ada saat anak lahir, sedangkan sinus ,r&ntal berkembang dari dari
sinus etm&id anteri&r pada anak yang berusia kurang lebih / tahun.
Pneumatisasi sinus s,en&id dimulai pada usia /-01 tahun dan berasal dari
bagian p&ster&-superi&r r&ngga hidung. Sinus-sinus ini umumnya
men%apai besar maksila 02-0/ tahun.
Sin!s Ma#sila
Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar. Saat lahir
sinus maksila ber'&lume 3-/ ml, sinus kemudian berkembang dengan
%epat dan akhirnya men%apai ukuran maksimal, yaitu 02 ml saat de$asa.
Sinus maksila berbentuk segitiga. #inding anteri&r sinus ialah
permukaan ,asial &s maksila yang disebut ,&sa kanina, dinding
p&steri&rnya adalah permukaan in,ra-temp&ral maksila, dinding medialnya
ialah dinding lateral r&ngga hidung dinding superi&rnya adalah dasar
&rbita dan dinding in,eri&r ialah pr&sesus al'e&laris dan palatum. +stium
sinus maksila berada di sebelah superi&r dinding medial sinus dan
bermuara ke hiatus semilunaris melalui in4ndibulum etm&id.
#ari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anat&mi sinus maksila adalah
0. #asar dari anat&mi sinus maksila sangat berdekatan dengan akar
gigi rahang atas, yaitu prem&lar 5P0 dan P67, m&lar 5M0 dan M67,
kadang-kadang juga gigi taring 587 dan gigi m&lar M-, bahkan akar-
akar gigi tersebut dapat men&nj&l ke dalam sinus, sehingga in,eksi
gigi geligi mudah naik ke atas menyebabkan sinusitis.
6. Sinusitis maksila dapat menyebabkan k&mplikasi &rbita.
-. +stium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga
drainase kurang baik, lagipula drainase juga harus melalui
in,undibulum yang sempit. )n,undibulum adalah bagian dari sinus
etm&id anteri&r dan pembengkakan akibat radang atau alergi pada
daerah ini dapat menghalangi drenase sinus maksila dan
selanjutnya menyebabkan sinusitus.
Sin!s F"ontal
Sinus ,r&ntal yang terletak di &s ,r&ntal mulai terbentuk sejak
bulan ke empat ,etus, berasal dari sel-sel resesus ,r&ntal atau dari sel-sel
in,undibulum etm&id. Sesudah lahir, sinus ,r&ntal mulai berkembang pada
usia /-01 tahun dan akan men%apai ukuran maksimal sebelum usia 61
tahun.
Sinus ,r&ntal kanan dan kiri biasanya tidak simetris, satu lebih
besar dari pada lainnya dan dipisahkan &leh sekret yang terletak di garis
tengah. Kurang lebih 029 &rang de$asa hanya mempunyai satu sinus
,r&ntal dan kurang lebih 29 sinus ,r&ntalnya tidak berkembang.
*kurannya sinus ,r&ntal adalah 6./ %m tingginya, lebarnya 6.. %m
dan dalamnya 6 %m. Sinus ,r&ntal biasanya bersekat-sekat dan tepi sinus
berleku-lekuk. Tidak adanya gambaran septumn-septum atau lekuk-lekuk
dinding sinus pada ,&t& !&ntgen menunjukkan adanya in,eksi sinus. Sinus
,r&ntal dipisakan &leh tulang yang relati, tipis dari &rbita dan ,&sa serebri
anteri&r, sehingga in,eksi dari sinus ,r&ntal mudah menjalar ke daerah ini.
Sinus ,r&ntal berdrainase melalui &stiumnya yang terletak di resesus
,r&ntal. !esesus ,r&ntal adalah bagian dari sinus etm&id anter&ir.
Sin!s Etmoi$
#ari semua sinus paranasal, sinus etm&id yang paling ber'ariasi
dan akhir-akhir ini dianggap paling penting, karena dapat merupakan
,&kus in,eksi bagi sinus-sinus lainnya. Pada &rang de$asa bentuk sinus
et&mid seperti piramid dengan dasarnya di bagian p&steri&r. *kurannya
dari anteri&r ke p&steri&r .-2 %m, tinggi 6.. %mn dan lebarnya 1.2 %m di
bagian anteri&r dan 0.2 %m di bagian p&steri&r.
Sinus etm&id ber&ngga-r&ngga, terdiri dari sel-sel yang menyerupai
sarang ta$&n, yang terdapat di dalam massa bagian lateral &s etm&id,
yang terletak di antara k&nka media dan dinding medial &rbita. Sel-sel ini
jumlahnya ber'ariasi antara .-0: sel 5rata-rata ; sel7. <erdasarkan
letaknya, sinus etm&id dibagi menjadi sinus etm&id anteri&r yang
bermuara di meatus medius dan sinus etm&id p&steri&r yang bermuara di
meatus superi&r. Sel-sel sinus etm&id anteri&r biasanya ke%il-ke%il dan
banyak, letaknya di ba$ah perlekatan k&nka media, sedangkan sel-sel
sinus etm&id p&steri&r biasanya lebih besar dan lebih sedikit jumlahnya
dan terletak di p&ster&-superi&r dari perlekatan k&nka media.
#i bagian terdepan sinus etm&id enteri&r ada bagian yang sempit,
disebut resesus ,r&ntal, yang berhubungan dengan sinus ,r&ntal. Sel
etm&id yang terbesar disebut bula etm&id. #i daerah etm&id anteri&r
terdapat suatu penyempitan yang disebut in,undibulum, tempat
bermuaranya &stium sinus maksila. Pembengkakan atau peradangan di
resesus ,r&ntal dapat menyebabkan sinusitis ,r&ntal dan pembengkakan di
in,undibulum dapat menyebabkan sisnusitis maksila.
(tap sinus etm&id yang disebut ,&'ea etm&idalis berbatasan dengan
lamina krib&sa. #inding lateral sinus adalah lamina papirasea yang sangat
tipis dan membatasi sinus etm&id dari r&ngga &rbita. #i bagian belakang
sinus etm&id p&steri&r berbatsan dengan sinus s,en&id.
Sin!s S%&noi$
Sinus s,en&id terletak dalam &s s,en&id di belakang sinus etm&id
p&steri&r. Sinus s,en&id dibagi dua &leh sekat yang disebut septum
inters,en&id. *kurannya adalag 6 %mn tingginya, dalamnya 6.- %m dan
lebarnya 0.: %m. =&lumenya ber'ariasi dari 2-:.2 ml. Saat sinus
berkembang, pembuluh darah dan nerbus di bagian lateral &s s,en&id
akan menjadi sangat berdekatan dengan r&ngga sinus dan tampak
sebagai indentasi pada dinding sinus etm&id.
<atas-batasnya ialah, sebelah superi&r terdapat ,&sa serebri media
dan kelenjar hip&4sa, sebelah in,eri&rnya atap nas&,aring, sebelah lateral
berbatasan dengan sinus ka'ern&sus dan a.kar&tis interna 5sering tampak
sebagai indentasi7 dan di sebelah p&steri&rnya berbatasan dengan ,&sa
serebri p&steri&r di daerah p&ns.
Kom'l&#s Ostio(M&atal
Pada sepertiga tengah dinding lateral hidung yaitu di meatus
medius, ada muara-muara saluran dari sinus maksila, sinus ,r&ntal dan
sinus etm&id anteri&r. #aerah ini rumit dan sempit dan dinamakan
k&mpleks &sti&-meatal 5K+M7, terdiri dari in,undibulum etm&id yang
terdapat di belakang pr&sesus unsinatus, resesus ,r&ntalis, bula etm&id
dan sel-sel etm&id anteri&r dengan &stiumnya dan &stium sinus maksila.
II.1.) F!nsi Sin!s Pa"anasal
Sampai saat ini belum ada kesesuaian pendapat mengenai
4si&l&gi sinus paranasal. (da yang berpendapat bah$a sinus paranasal ini
tidak mempunyai ,ungsi apa-apa, karena terbentuknya sebagai akibat
pertumbuhan tulang muka. >amun ada beberapa pendapat yang
di%etuskan mengenail ,ungsi sinus paranasal yakni ?
a* S&+aai '&nat!" #on$isi !$a"a ,air conditioning*
Sinus ber,ungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan
mengatur kelembaban udara inspirasi. Keberatan terhadap te&ri ini
ialah karena ternyata tidak didapati pertukaran udara yang
de4niti'e antara sinus dan r&ngga hidung. Lagipula muk&sa sinus
tidak mempunyai 'askularisasi dan kelenjar yang sebanyak muk&sa
hidung.
+* S&+aai '&na-an s!-! ,thermal insulators*
Sinus paranasal ber,ungsi sebagai penahan 5bu@er7 panas,
melindungi &rbita dan ,&ssa serebri dari suhu r&ngga hidung yang
berubah-ubah.
.* M&m+ant! #&s&im+anan #&'ala
Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat
tulang muka. (kan tetapi, bila udara dalam sinus diganti dengan
tulang, hanya akan memberikan pertambahan berat sebesar 09
dari berat kepala, sehingga te&ri dianggap tidak bermakna.
$* M&m+ant! "&sonansi s!a"a
Sinus mungkin ber,ungsi sebagai r&ngga untuk res&nansi suara dan
mempengaruhi kualitas suara. (kan tetapi ada yang berpendapat,
p&sisi sinus dan &stiumnya tidak memungkinkan sinus ber,ungsi
sebagai res&nat&r yang e,ekti,. Lagipula tidak ada k&relasi antara
res&nansi suara dan besarnya sinus pada he$an-he$an tingkat
rendah.
&* S&+aai '&"&$am '&"!+a-an t&#anan !$a"a
Aungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan
mendadak misalnya pada $aktu bersin atau membuang ingus
%* M&m+ant! '"o$!#si m!#!s
Mukus yang dihasilkan &leh sinus paranasal memang
jumlahnya ke%il dibandingkan dengan mukus dari r&ngga hidung,
namun e,ekti, untuk membersihkan partikel yang turut masuk
dengan udara inspirasi karena mukus ini keluar dari meatus medius,
tempat yang paling strategis.
II.) DEFINISI RINOSINUSITIS
Sinusitis dide4nisikan sebagai inBamasi muk&sa sinus paranasal.
*mumnya disertai atau dipi%u &leh rinitis sehingga sering disebut
rin&sinusitis. Penyebab utamanya ialah selesma 5common cold7 yang
merupakan in,eksi 'irus, yang selanjutnya dapat diikuti &leh in,eksi
bakteri. Sinusitis dikarakteristikkan sebagai suatu peradangan pada sinus
paranasal. Sinusitis diberi nama sesuai dengan sinus yang terkena. <ila
mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis. <ila mengenai
semua sinus paranasalis disebut pansinusitis. #isekitar r&ngga hidung
terdapat empat sinus yaitu sinus maksilaris 5terletak di pipi7, sinus
etm&idalis 5kedua mata7, sinus ,r&ntalis 5terletak di dahi7 dan sinus
s,en&idalis 5terletak di belakang dahi7.
0
#ari 2 guidelines yakni European Position Paper on Rhinosinusitis
and Nasal Polyps 2007 5EP-+S7, British Society for Allergy and Clinical
Immunology 5<S(8)7 Rhinosinusitis Initiatie 5!)7, !oint "as# $orce on
Practice Parameters 5CTAPP7, dan Clinical Practice %uidelines & Adult
Sinusitis 58PD?(S7, . diantaranya sepakat untuk mengad&psi istilah
rin&sinusitis sebagai pengganti sinusitis, sementara 0 ped&man yakni
CTAAP, memilih untuk tidak menggunakan istilah tersebut. )stilah
rin&sinusitis dipertimbangkan lebih tepat untuk digunakan mengingat
k&nka nasalis media terletak meluas se%ara langsung hingga ke dalam
sinus ethm&id, dan e,ek dari k&nka nasalis media dapat terlihat pula pada
sinus ethmm&id anteri&r. Se%ara klinis, inBamasi sinus 5yakni, sinusitis7
jarang terjadi tanpa diiringi inBamasi dari muk&sa nasal di dekatnya.
>amun, para ahli yang mengad&psi istilah rin&sinusitis tetap mengakui
bah$a istilah rin&sinusitis maupun sinusitis sebaiknya digunakan se%ara
bergantian, mengingat istilah rin&sinusitis baru saja digunakan se%ara
umum dalam beberapa dekade terakhir.
01
II.) KLASIFIKASI RINOSINUSITIS
Terdapat banyak subklasi4kasi dari rin&sinusitis, namun yang paling
sederhana adalah pembagian rin&sinusitis berdasarkan durasi dari gejala.
!in&sinusitis dide4nisikan a#!t menurut - guidelines 5ped&man7 yakni
&leh !), CTAPP, dan &leh 8PD?(S yakni apabila durasi gejala berlangsung
selama . minggu atau kurang. +leh 8PD?(S rin&sinusitis diklasi4kasikan
sebagai s!+a#!t apabila gejala berlangsung antara . minggu hingga 06
minggu, sedangkan de4nisi dari CTAPP menentukan durasi subakut mulai
dari . minggu hingga / minggu. Lebih jauh lagi 8PD?(S mende4nisikan
rin&sinusitis akut +&"!lan ,recurrent* sebagai . epis&de atau lebih
rin&sinusitis akut yang terjadi dalam setahun, tanpa gejala menetap di
antara epis&de, sementara CTAPP mende4nisikan rin&sinusitis akut
berulang sebagai - epis&de atau lebih rin&sinusitis akut per tahun. *ntuk
rin&sinusitis #"oni#, hampir semua ped&man sepakat bah$a rin&sinusitis
kr&nik merupakan gejala rin&sinusitis yang menetap selama 06 minggu
atau lebih, ke%uali CTAAP yang menetapkan gejala rin&sinusitis yang
menetap selama / minggu atau lebih sebagai kriteria rin&sinusitis
kr&nik.
01
II./ ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI
<eberapa ,akt&r eti&l&gi dan predisp&sisi antara lain )SP( akibat
'irus, berma%am rinitis terutama rinitis alergi, rinitis h&rm&nal pada
$anita hamil, p&lip hidung, kelainan anat&mi seperti de'iasi septum atau
hipertr&4 k&nka, sumbatan k&mpleks &sti-meatal 5K+M7, in,eksi t&nsil,
in,eksi gigi, kelainan imun&l&gik, diskenesia silia seperti pada sindr&m
Kartgener, dan di luar negeri adalah penyakit 4br&sis kistik.
Pada anak, hipertr&4 aden&id merupakan ,akt&r penting penyebab
sinusitis sehingga perlu dilakukan aden&idekt&mi untuk menghilangkan
sumbatan dan menyembuhkan rin&sinusitisnya. Hipertr&4 aden&id dapat
didiagn&sis dengan ,&t& p&l&s leher p&sisi lateral.
Aakt&r lain yang juga berpengaruh adalah lingkungan berp&lusi, udara
dingin dan kering serta kebiasaan mer&k&k. Keadaaan ini lama-lama
menyebabkan perubahan muk&sa dan merusak silia.
0
Penyebab sinusitis dibagi menjadi?
0. !hin&genik.
Penyebab kelainan atau masalah di hidung. Segala sesuatu yang
menyebabkan sumbatan pada hidung dapat menyebabkan sinusitis.
8&nt&hnya rinitis akut, rinitis alergi, p&lip, dia'iasi septum dan lain-
lain.
6. #ent&genikE&d&nt&genik
Penyebab kelaianan gigi. Sering menyebabkan sinusitis adalah
in,eksi pada gigi geraham atas 5prem&lar dan m&lar7. <akteri
penyebab adalah Streptococcus pneumoniae' (emophilus in)uen*a'
Streptococcus iridans' Staphylococcus aureus' Branchamella
catarhalis dan lain-lain.
Penyebab yang tersering terjadinya sinusitis adalah disebabkan &leh
adanya kerusakan pada gigi.
0
Sin!sitis D&nto&n
Merupakan penyebab paling sering terjadinya sinusitis kr&nik. #asar
sinus maksila adala pr&sessus al'e&laris tempat akar gigi, bahkan kadang-
kadang tulang tanpa pembatas. )n,eksi gigi rahang atas seperti in,eksi
gigi apikal akar gigi, atau inBamasi jaringan peri&nd&ntal mudah
menyebar se%ara langsung ke sinus, atau melalui pembuluh darah dan
lim,e. Harus di%urigai adanya sinusitis dent&gen pada sinusitis maksila
kr&nik yang mengenai satu sisi dengan ingus yang purulen dan napas
berbau busuk. *ntuk meng&bati sinusitisnya, gigi yang terin,eksi harus
di%abut dan dira$at, pemberian antibi&tik yang men%akup bakteria
anaer&b. Seringkali juga diperlukan irigasi sinus maksila.
0
Sin!sitis Jam!"
Sinusitis jamur adalah in,eksi jamur pada sinus paranasal, suatu
keadaan yang jarang ditemukan. (ngka kejadian meningkat dengan
meningkatnya pemakaian antibi&tik, k&rtik&ster&id, &bat-&bat
imun&supresan dan radi&terapi. K&ndisi yang merupakan ,akt&r
predisp&sisi terjadinya sinusitis jamur antara lain diabetes mellitus,
neut&penia, penyakit ()#S dan pera$atan yang lama di rumah sakit. Cenis
jamur yang sering menyebabkan in,eksi sinus paranasal ialah spesis
(spergillus dan 8andida.
0
Perlu di $aspadai adanya sinusitis jamur paranasal pada kasus
seperti berikut ? Sinusitis unilateral yang sukar sembuh dengan terapi
antibi&tik. (danya gambaran kerusakkan tulang dinding sinus atau adanya
membran ber$arna putih keabu-abu pada irigasi antrum. Para ahli
membagikan sinusitis jamur terbagi menjadi bentuk yang in'asi, dan n&n-
in'asi,. Sinusitis jamur yang in'asi, dibagi menjadi in'asi, akut ,ulminan
dan in'asi, kr&nik ind&len. Sinusitis jamur in'asi, akut, ada in'asi jamur ke
jaringan dan 'askular. Sering terjadi pada pasien diabetes yang tidak
terk&ntr&l, pasien dengan imun&supresi seperti leukemia atau
neutr&penia, pemakain ster&id yang lama dan terapi imun&supresan.
)munitas yang rendah dan in'asi pembuluh darah meyebabkan
penyebaran jamur menjadi sangat %epat dan merusak dinding sinus,
jaringan &rbita dan sinus ka'ern&sus. #i ka'um nasi, muk&sa k&nka dan
septum $arna biru-kehitaman dan ada muk&sa k&nka atau septum yang
nekr&tik. Sering kali berakhir dengan kematian.
0
Sinusitis jamur ina'asi, kr&nik biasanya terjadi pada pasien dengan
ganguan imun&l&gik atau metab&lik seperti diabetes. <ersi,at kr&nik
pr&gresi, dan bisa mengin'asi sampai ke &rbita atau intrakranial, tetapi
gejala klinisnya tidak sehebat gejala klinis pada ,ulminan kerana
perjalanan penyakitnya berjalan lambat. Dejala-gejalanya sama seperti
sinusitis bakterial, tetapi sekret hidungnya kental dengan ber%ak-ber%ak
kehitaman yang bila dilihat dengan mikr&sk&p merupakan k&l&ni jamur.
Sinusitis jamur n&n-in'asi,, atau miset&ma, merupakan kumpulan jamur di
dalam r&nggasinus tanpa in'asi ke muk&sa dan tidak mendestruksi
tulang. Sering mengenai sinus maksila. Dejala klinik merupai sinusitis
kr&nik berupa rin&re purulen, p&st nasal drip, dan napas bau. Kadang-
kadang ada massa jamur di ka'um nasi. Pada &perasi bisa ditemukan
materi jamur ber$arna %&klat kehitaman dan k&t&r dengan atau tanpa pus
di dalam sinus.
0
II.0 EPIDEMIOLOGI
!in&sinusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan, dengan
dampak signi4kan pada kualitas hidup dan pengeluaran biaya kesehatan,
dan dampak ek&n&mi pada mereka yang pr&dukti'itas kerjanya menurun.
#iperkirakan setiap tahun 3 miliar d&lar dihabiskan di (merika Serikat
untuk peng&batan rin&sinusitis. Pada tahun 611: di (merika Serikat,
dilap&rkan bah$a angka kejadian rin&sinusitis men%apai 63 juta indi'idu.
#i )nd&nesia sendiri, data dari #EPKES !) tahun 611- menyebutkan bah$a
penyakit hidung dan sinus berada pada urutan ke-62 dari 21 p&la penyakit
peringkat utama atau sekitar 016./0: penderita ra$at jalan di rumah
sakit. !in&sinusitis lebih sering ditemukan pada musim dingin atau %ua%a
yang sejuk ketimbang hangat.
0,3,00
II.1 PATOFISIOLOGI
Kesehatan sinus dipengaruhi &leh patensi ostium+ostium sinus dan
lan%arnya klirens muk&siliar 5mucociliary clearance7 di dalam k&mpleks
&ste&-meatal. Sinus dilapisi &leh sel epitel respirat&rius. Lapisan muk&sa
yang melapisi sinus dapat dibagi menjadi dua yaitu lapisan iscous
super,cial dan lapisan serous profunda. 8airan mukus dilepaskan &leh sel
epitel untuk membunuh bakteri maka bersi,at sebagai antimikr&ba serta
mengandungi "at-"at yang ber,ungsi sebagai mekanisme pertahanan
tubuh terhadap kuman yang masuk bersama udara perna,asan. 8airan
mukus se%ara alami menuju ke &stium untuk dikeluarkan jika jumlahnya
berlebihan.
0
Aakt&r yang paling penting yang mempengaruhi pat&genesis
terjadinya sinusitis yaitu apakah terjadi &bstruksi dari ostium. Cika terjadi
&bstruksi ostium sinus akan menyebabkan terjadinya hip&&ksigenasi,
yang menyebabkan ,ungsi silia berkurang dan epitel sel mensekresikan
%airan mukus dengan kualitas yang kurang baik. #is,ungsi silia ini akan
menyebabkan retensi mukus yang kurang baik pada sinus. +rgan-&rgan
yang membentuk K+M letaknya berdekatan dan bila terjadi edema,
muk&sa yang berhadapan, akan saling bertemu sehingga silia tidak dpat
bergerak dan &stium tersumbat. (kibatnya terjadi tekanan negati, di
dalam r&ngga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi, mula-mula
ser&us. K&ndisi ini b&leh dianggap sebagai rin&sinusitis n&n-ba%terial dan
biasanya sembuh dalam $aktu beberapa hari tanpa peng&batan.
0
<ila k&ndisi ini menetap, sekret yang dikumpul dalam sinus
merupakan media baik untuk pertumbuhan dan multiplikasi bakteri.
Sekret menjadi purulen. Keadaan ini disebut sebagai rin&sinusitis aku
bakterial dan memerlukan terapi antibi&tik.
#engan ini dapat disimpulkan bah$a pat&4si&l&gi sinusitis ini
berhubungan dengan tiga ,akt&r, yaitu patensi ostium, ,ungsi silia, dan
kualitas sekresi hidung. Perubahan salah satu dari ,akt&r ini akan merubah
sistem 4si&l&gis dan menyebabkan sinusitis.
0
II.2 MANIFESTASI KLINIS
Keluhan utama rin&sinusitis akut ialah hidung tersumbat disertai
dengan nyeriErasa tekanan pada muka dan ingus purulen, yang seringkali
turun ke tengg&r&k 5post nasal drip7. #apat disertai dengan gejala
sistemik seperti demam dan lesu.
0
Keluhan nyeri atau rasa tekanan di daerah sinus yang terkena merupakan
%iri khas sinusitis akut, serta kadang-kadang nyeri juga terasa di tempat
lain 5referred pain7 . nyeri pipi menandakan sinusitis maksila, nyeri di
antara atau di belakang kedua b&la mata menandakan sinusitis etm&ida,
nyeri di dahi atau kepala menandakan sinusitis ,r&ntal. Pada sinusitis
maksila kadang-kadang terdapat nyeri alih ke gigi dan telinga.
Dejala lain adalah sakit kepala, hip&smiaEan&smia, halit&sis, post+nasal
drip yang dapat menyebabkan batuk dan sesak pada anak.
Keluhan sinusitis kr&nik tidak khas sehingga sulit didiagn&sis.
Kadang-kadang hanya 0 atau 6 dari gejala-gejala di ba$ah ini?
a. Sakit kepala kr&nik
-. Post+nasal drip
%. <atuk kr&nik
d. Danguan tengg&r&k
e. Danguan telinga akibat sumbatan di muara tuba Eusta%hius
,. Danguan ke paru seperti br&nkitis 5sin&-br&nkitis7, br&kietakasis,
serangan asma yang meningkat dan sulit di&bati.
Pada anak, muk&pus yang tertelan dapat menyebakan gastr&enteritis.
0
II.3 WORKING DIAGNOSIS
#iagn&sis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan 4sik,
dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan 4sik dengan rhin&sk&pi
anteri&r, dan p&steri&r, pemeriksaan nas&-end&sk&pi sangat dianjurkan
untuk diagn&sis yang lebih tepat dan dini. Tanda khas ialah adanya pus di
meatus medius 5pada sinusitis maksila dan ethm&id anteri&r dan ,r&ntal7
atau di meatus superi&r 5pada sinusitis ethm&idalis p&steri&r dan s,en&id7.
Pada rin&sinusitis akut, muk&sa edema dan hiperemis. Pada anak sering
ada pembengkakan dan kemerahan pada kantus medius.*ntuk
membantu diagn&sis sinusitis, (meri%an (%ademy &, +t&laryng&l&gy F
Head and >e%k Surgery 5((+-H>S7 membuat bagan diagn&sis yang
disebut Task A&r%e &n !hin&sinusitis pada tahun 0;;3. <agan ini
didasarkan atas gejala klinis yang dibagi atas kateg&ri gejala may&r dan
min&r untuk diagn&sis rhin&sinusitis.
-
RINOSINUSITIS
Ma4o" S5m'toms Mino" S5m'toms
Aa%ial painEpressure Heada%he
Aa%ial %&ngesti&nE,ullness Ae'er 5n&n a%ute7
>asal &bstru%ti&nEbl&%kage Halit&sis
>asal
dis%hargeEpurulen%eEdis%&l&red
p&steri&r drainage
AatiGue
Hyp&smiaEan&smia #ental pain
Purulen%e &n nasal eHam 8&ugh
Ae'er 5a%ute rhin&sinusitis &nly7 Ear painEpressureE,ullness
a. Aa%ial painEpressure al&ne d&es n&t %&nstitute a suggesti'e
hist&ry ,&r diagn&sis in the absen%e &, an&ther sympt&m &r sign.
b. Ae'er in a%ute sinusitis al&ne d&es n&t %&nstitute a seggusti'e
hist&ry ,&r diang&sis in the absen%e &, an&ther sympt&m &r sign.
Tabel 0? <agan Task ,&r%e &n !hin&sinusitis 0;;3
-
!i$ayat yang k&nsisten dengan rin&sinusitis memerlukan 6 ,akt&r
may&r atau 0 may&r dan 6 ,akt&r min&r pada pasien dengan gejala lbih
dari : hari. Ketika adanya 0 ,akt&r may&r atau 6 atau lebih ,akt&r min&r
yang ada, ini menunjukkan kemungkinan di mana rin&sinusitis perlu di
masukkan ke dalam diagn&sa banding.
-
Pemeriksaan penunjang yang penting adalah ,&t& p&l&s atau 8T-S%an.
A&t& p&l&s p&sisi aters, P(, lateral, umumnya hanya mampu menilai
k&ndisi sinus-sinus besar seperti sinus maksila dan ,r&ntal. Kelainan akan
terlihat perselubungan,air-Buid le'el , atau penebalan muk&sa. !&ntgen
sinus dapat menunjukkan kepadatan parsial pada sinus yang terlibat
akibat pembengkakan muk&sa atau dapat juga menunjukkan %airan
apabila sinus mengandung pus. Pilihan lain dari r&ntgen adalah
ultras&n&gra4 terutama pada ibu hamil untuk menghindari paparan
radiasi.
-
Dambar 0? A&t& r&ntgen sinus yang menunjukkan air+)uid leel pada sinus
etm&id
.
8T-S%an sinus merupakan g&ld standard diagn&sis sinusitis karena
mampu menilai se%ara anat&mi hidung dan sinus, adanya penyakit dalam
hidung dan sinus se%ara keseluruhan dan perluasannya. 8T s%an mampu
memberikan gambaranyang bagus terhadap penebalan muk&sa, air+)uid
leel, struktur tulang, dan k&mpleks &ste&meatal. >amun karena mahal
hanya dikerjakan sebagai penunjang diagn&sis sinusitis kr&nis yang tidak
membaik dengan peng&batan atau pra-&perasi sebagai panduan &perat&r
saat melakukan &perasi sinus.
-,.
M!) sinus lebih jarang dilakukan dibandingkan 8T s%an karena
pemeriksaan ini tidak memberikan gambaran terhadap tulang dengan
baik. >amun, M!) dapat membedakan sisa mukus dengan massa jaringan
lunak dimana nampak identik pada 8T s%an. +leh karena itu, M!) akan
sangat membantu untuk membedakan sinus yang terisi tum&r dengan
yang diisi &leh sekret.
-,.
Pada pemeriksaan transiluminasi, sinus yang sakit akan menjadi
suram atau gelap. Hal ini lebih mudah diamati bila sinusitis terjadi pada
satu sisi $ajah,karena akan nampak perbedaan antara sinus yang sehat
dengan sinus yang sakit. Pemeriksaan ini sudah jarang dilakukan karena
sangat terbatas kegunaannya. End&sk&pi nasal kaku atau Beksibel dapat
digunakan untuk pemeriksaan sinusitis. End&sk&pi ini berguna untuk
melihat k&ndisi sinus ethm&id yang sebenarnya, mengk&n4rmasi
diagn&sis, mendapatkan kultur dari meatus media dan selanjutnya dapat
dilakukan irigasi sinus untuk terapi. Ketika dilakukan dengan hati-hati
untuk menghindari k&ntaminasi dari hidung, kultur meatus media sesuai
dengan aspirasi sinus yang mana merupakan baku emas. Karena
peng&batan harus dilakukan dengan mengarah kepada &rganisme
penyebab, maka kultur dianjurkan.
-,.
II.6 DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
#&kter perlu memahami keluhan pasien yang
menggambarkan sinus mereka bermasalah karena keluhan tersebut
mungkin tidak melibatkan sinus. <anyak k&ndisi yang mempunyai
keluhan nyeri $ajah atau sakit kepala yang harus dipertimbangkan.
Sindr&m sakit kepala bisa termasuk tensi&n heada%he, migrain,
%luster heada%he atau arteritis temp&ral. Pada keluhan sakit mata
harus dipertimbangkan glauk&ma, kesalahan re,raksi dan
strabismus. >euralgia tengk&rak, nyeri leher kr&nis, penyakit gigi
dan gangguan temp&r&mandibular juga harus dipertimbangkan.
Sakit kepala mungkin disebabkan dari k&ntak septum hidung
dengan salah satu k&nka, disebut sakit kepala rhin&l&gi%5rhin&l&gi%
heada%he7. K&ntak tersebut bisa dikurangkan dengan peng&batan
'as&m&t&r atau rinitis alergi, dapat memperbaiki sakit kepala pada
beberapa pasien. Pasien yang mempunyai sinus sejati mungkin
memiliki rhinitis alergi atau &klusi sinus karena ne&plasma.
>e&plasma yang sering adalah karsin&ma epitel nas&,aring yang
biasanya berasal dari sel skuam&sa. Kejadian ini lebih banyak di
negara Mediterania dan Timur Cauh. Aakt&r genetik dan lingkungan
juga mungkin memainkan peranan. #>( 'irus Epstein-<arr telah
dideteksi pada tum&r dan k&ndisi premaligna, dan beberapa
kel&mp&k antigen lim,&sit manusia5HL(7 juga telah diidenti4kasi.
2
<eberapa penyakit lain yang memiliki mani,estasi atau keterkaitan
dengan rin&sinusitis yaitu ?
3

G"an!lomatosis 7&&n&" melibatkan angiitis yang dikaitkan


dengan nekr&sis ,&kal dan reaksi granul&mat&sa. Penyakit ini pada
a$alnya mempengaruhi saluran pernapasan, tetapi dapat juga
berkembang melibatkan &rgan lain.

Ata#sia ( t&lani&#tasia merupakan gangguan aut&s&mal resesi,


yang berhubungan dengan sinusitis berulang, in,eksi paru,
br&nkiektasis, 4br&sis paru, tra%he&megalli, berkurangnya jaringan
lim,&id dan atr&4 %erebellar.

Cstic !"rosis adalah gangguan aut&s&mal resesi, yang


berhubungan dengan pernapasan, D), kelainan jantung dan sinus.

Sin$"om silia imotil /immotile cilia syndrome7 adalah gangguan


aut&s&mal resesi, yang terkait dengan in,eksi paru berulang
danEatau k&ns&lidasi paru, sinusitis, br&nkiektasis dan sindr&m
Kartagener.

Sin$"om Ka"ta&n&" adalah penyakit aut&s&mal resesi, yang


berhubungan dengan sinusitis, situs in'ersus, in,eksi perna,asan
berulang dan br&nkiektasis.

Pasien yang hiperalergik mungkin memiliki p&lip yang tidak


terhitung mengisi r&ngga hidung dan menghalangi sinus paranasal,
hal ini dapat memberikan penampilan berkarakteristik pada
pemeriksaan imaging. Penyakit ini sangat berkait erat dengan asma.

Sin$"om 7is#ott ( Al$"i.- merupakan penyakit genetik yang


bersi,at 0+lin#ed, resesi, dan penyakit de4siensi imun tubuh yang
dikaitkan dengan in,eksi berulang saluran pernapasan dan atau
pneum&nia, sinusitis dan mast&iditis.

Sin$"om K!#! K!nin 51ello2+nail syndrome7 ) dikaitkan dengan


e,usi pleura berulang,e,usi perikardial, %hyl&th&raH, br&nkiektasis
dan sinusitis.

Sin$"om M!$a 51oung Syndrome7 dikaitkan dengan a"&&spermia


sekunder pada &bstruksi epididimis dan in,eksi saluran pernapasan
berulang dan sinusitis.
3
II.8 PENATALAKSANAAN
Peng&batan tergantung pada eti&l&gi dari gejala rhin&sinus. Tujuan
terapi sinusitis adalah?
a7 Memper%epat penyembuhan,
b7 Men%egah k&mplikasi
%7 Men%egah perubahan menjadi kr&nik.
Prinsip peng&batan adalah membuka sumbatan K+M sehingga drenase
dan 'entilasi sinus-sinus pulih alami.
3,0
II.8.1 M&$i#a M&ntosa
0.
Kebanyakan in,eksi sinus akut disebabkan &leh 'irus, di mana
may&ritas pasien dapat membaik dalam 6 minggu tanpa
peng&batan antibi&tik.
:
6.
Dejala a$al dari in,eksi saluran pernapasan atas dapat di&bati
dengan &bat-&batan l&kal atau &bat-&batan &'er-the-%&unter 5+T87.
-.
)rigasi dengan larutan salin n&rmal direk&mendasikan.
..
#ek&ngestan t&pikal, seperti &Hymeta"&line, dik&mbinasikan dengan
dek&ngestan &ral, seperti pseud&ephedrine, dapat membantu
hidung tersumbat dan untuk drainase. Pasien dinasihatkan tidak
menggunakan 'as&k&nstrikt&r nasal t&pikal untuk jangka masa yang
panjang karena adanya risik& rinitis medikament&sa.

#rainase medis
di%apai dengan 'as&k&nstrikt&r t&pikal dan sistemik. =as&k&nstrikt&r
alpha-adrenergik per &ral termasuk pseud&e,edrine dan
phenylephrine bisa digunakan selama 01-0. hari untuk
mengembalikan ,ungsi muk&siliar dan drainase menjadi n&rmal.
=as&k&nstrikt&r alpha-adrenergik per &ral bisa menyebabkan
hipertensi dan takikardi, maka mereka dik&ntraindikasikan pada
pasien dengan penyakit kardi&'askular. +bat ini juga
dik&ntraindikasikan pada atlit yang mau berk&mpetisi karena
peraturan pertandingannya. =as&k&nstrikt&r t&pikal 5+Hymeta"&line
hydr&%hl&ride7 membantu drainase menjadi baik, tetapi harus
digunakan maksimal --2 hari, dengan peningkatan risik& reb&und
%&ngesti&n, 'as&dilatasi dan rinitis medikament&sa bila digunakan
untuk peri&de yang lama.
2,3,:
2.
*ntuk rin&sinusitis akut yang disebabkan &leh bakteri didapatkan
dari k&munitas 5%&mmunity-a%Guired bakteri7, antibi&tik mengurangi
durasi penyakit dan membantu membasmi in,eksi. <erdasarkan uji
klinis, am&ksisilin, d&Hy%y%line, atau trimeth&prim-sul,amet&ksa"&l
merupakan antibi&tik yang disukai dan direk&mendasikan selama 01
sampai 0. hari. Pilihan lain termasuk ma%r&lide seperti a"itr&misin
atau klaritr&misin, atau se,al&sp&rin generasi keduaEketiga.
2
(ntibi&tik dan dek&ngestan merupakan terapi pilihan pada sinusitis
akut bakterial, untuk menghilangkan in,eksi dan pembengkakan
muk&sa serta membuka sumbatan &stium sinus. Pada sinusitis,
antibi&tik diberikan selama 01-0. hari meskipun gejala klinik sudah
hilang.
0
(ntibi&tik harus disediakan untuk pasien dengan gejala yang
disebabkan &leh bakteri. >amun, gejala rin&sinusitis bakteri
biasanya tidak berbeda dari yang disebabkan &leh 'irus. Simpt&m
yang menunjukkan rin&sinusitis bakteri termasuk demam, malaise
seluruh badan dan sakit kepala pada bagian ,r&ntal unilateral. Selain
itu rin&sinusitis bakteri juga merupakan tanda k&mplikasi dini dan
terjadi pada pasien berisik& 5immun&de4%ien%y, usia lanjut, dll7.
)n,eksi bakteri harus dipertimbangkan jika gejala memburuk atau
gagal untuk membaik dalam :-01 hari. Karena adanya peningkatan
resistensi penisilin pada bakteri pat&gen utama pada rin&sinusitis,
jadi pemilihan antibi&tik harus dipertimbangkan. Pada pasien yang
tidak beresik& resisten, am&ksisilin merupkan terapi lini pertama.
(lternati, lini pertama yang lain termasuk
trimeth&primsul,ameth&Ha"&le atau d&Hy%y%line.
:
3.
Alur&kuin&l&n mungkin juga berguna, tetapi belum disetujui untuk
p&pulasi anak. Penggunaan selama 01 hari dapat memberikan
pemberantasan ;1 9.
2

:.
Cika tidak ada perbaikan gejala klinis seperti penurunan batuk,
penurunan nanah hidung, res&lusi demam atau berkurangnya
hidung tersumbat, standar pendekatan adalah dengan antibi&tik lini
kedua dengan spektrum yang lebih luas dan diberikan lebih lama.
Cika resp&nnya kurang pada antibi&tik lini pertama, maka antibi&tik
harus beralih ke %akupan yang lebih luas. (ntibi&tik lini kedua
termasuk am&ksisilin-asam kla'ulanat, se,al&sp&rin dan
makr&lida.
2,:
/.
!esp&ns klinis dan peng&batan biasanya tergantung indi'idual.
2
;.
Parameter praktis &leh !oint "as# $orce on Practice Parameters for
Allergy and Immunology menetapkan penilaian resp&ns gejala
setelah --2 hari terapi dan diteruskan untuk tambahan : hari jika
ada perbaikan. >amun, jika tiada resp&n, antibi&tik seharusnya
ditukar.
:
01.
Tambahan ster&id hidung dapat meningkatkan keberhasilan
peng&batan lebih tinggi. K&rtik&ster&id yang digunakan intranasal
bisa e,ekti, dengan melemahkan resp&n inBamasi, meskipun pada
saat ini man,aat mereka masih tidak menyakinkan. Penggunaan
k&rtik&ster&id sistemik mungkin memiliki kelebihan dibandingkan
dengan penggunaan intranasal, seperti tingkat terapeutik yang
tinggi dan tidak ada risik& pelepasan buruk disebabkan &leh
penyumbatan hidung. !e'ie$ 8&%hrane baru-baru ini yang
mengenai terapi k&rtik&ster&id sistemik untuk rin&sinusitis akut,
melap&rkan &bat ini mempunyai e,ek mengguntungkan jangka
pendek.
2,/
00.
Peng&batan tambahan lainnya termasuk mu%&e'a%uants untuk
menipis sekresi lendir. )ni termasuk guai,enesin dan kalium i&dida.
D&l&ngan muk&litik 5guai,enesin7 se%ara te&ri mempunyai man,aat
seperti menipiskan sekresi mukus dan memperbaiki drainase. )a
jarang digunakan untuk praktek klinis peng&batan sinusitis akut.
3,:
06.
<elum data tersedia yang menunjukkan bah$a antihistamin
berman,aat pada sinusitis akut. (ntihistamin mungkin berbahaya
karena ia mengeringkan membran mukus dan menurunkan klirens
sekresi. (ntihistamin berman,aat untuk mengurangkan &bstruksi
&sti&meatal pada pasien dengan alergi dan sinusitis akutI tetapi ia
tidak direk&mendasikan untuk penggunaan rutin pada pasien
sinusitis akut. (ntihistamin mungkin memburukkan drainase dengan
terjadinya penebalan dan tertumpuknya5pooling7 sekresi sin&nasal.
3
(ntihistamin tidak diberikan rutin karena si,at antik&linergiknya
dapat menyebabkan sekret menjadi lebih kental. <ila ada alergi
berat, sebaiknya diberikan antihistamin generasi kedua.
0
0-.
Peran antibi&tik pada rin&sinusitis kr&nis58!S7 masih dipertanyakan.
Pada penyakit ini sangat penting untuk mengidenti4kasikan ,akt&r
penyebab seperti rinitis alergi, kelainan struktur, immun&de4%ien%y,
asap tembakau dan ,akt&r lingkungan atau kerja. Menurut Kel&mp&k
Kerja 611/ tentang 8!S pada #e$asa, antibi&tik harus disediakan
untuk pasien dengan sinus drainase yang purulen. Lama
peng&batan antibi&tik masih k&ntr&'ersial, tapi peng&batan
antibi&tik untuk jangka panjang selama --3 minggu mungkin lebih
e,ekti, daripada jangka $aktu yang lebih pendek. Seperti pada
rin&sinusitis akut, pera$atan lain termasuk ster&id t&pikal dan
irigasi sinus. Ster&id &ral jangka pendek mungkin berman,aat dalam
meng&bati 8!S terutama 8!S$>P5%hr&ni% rhin&sinusitis $ith nasal
p&lyps7. E'aluasi lebih lanjut diperlukan pada pasien yang gagal
terapi medis dan mungkin memerlukan inter'ensi bedah.
0..
Pada (A!s5allergi% ,ungal rhin&sinusitis7, &perasi biasanya
diperlukan untuk menegakkan diagn&sis dan menghapuskan mukus
yang menebal. Setelah inter'ensi bedah, diberikan k&rtik&ster&id
&ral yang biasanya ditampering o3 se%ara bertahap ke d&sis
terendah yang diperlukan untuk mengendalikan simpt&m. Selain itu,
sempr&tan hidung k&rtik&ster&id t&pikal digunakan untuk
mengendalikan peradangan.
02.
Peng&batan antibi&tik kr&nis mungkin memerlukan %akupan
anaer&bik, seperti klindamisin, am&ksisilinEkla'ulanat,
metr&nida"&le yang dik&mbinasikan dengan macrolide, atau
m&ksiB&ksasin. Lamanya peng&batan adalah . sampai 3 minggu.
:
03.
Pasien sinusitis dengan penyebabnya dental atau mereka dengan
dis%harge yang berbau busuk, peng&batan anaer&bik diperlukan
dengan menggunakan klindamisin atau am&ksisilin dengan
metr&nida"&le.
0:.
Pasien dengan sinusitis n&s&k&mial akut memerlukan peng&batan
intra'ena yang adekuat untuk &rganisme gram negati,. (ntibi&tik
amin&glik&sida biasanya merupakan drug of choice karena
mempunyai %akupan yang baik pada gram negati, dan penetrasi
sinus. Seleksi antibi&tik biasanya berdasarkan hasil kultur yang
diambil dari sekresi maksila.
0/.
Selain dari pembedahan, k&mplikasi sinusitis akut ditangani dengan
antibi&tik intra'ena. Se,al&sp&rin generasi ketiga 5%e,&taHime,
%e,triaH&ne7 dengan k&mbinasi 'an%&my%in yang memberikan
penetrasi intrakranial yang adekuat, merupakan pilihan pertama.
3
0;.
)mun&terapi dapat dipertimbangkan jika pasien menderita kelainan
alergi yang berat.
0
II.8.) Non M&$i#a M&ntosa
0.
Pembedahan umumnya di%adangkan untuk pasien dengan kelainan
anat&mi dan hanya setelah terapi medis maksimal gagal. Kriteria
mutlak untuk &perasi meliputi setiap perluasan in,eksi atau adanya
tum&r di r&ngga hidung atau sinus. )ndikasi relati, termasuk sinusitis
bakteri akut berulang, &bstruksi &leh p&lip&sis hidung, rin&sinusitis
kr&nis yang tidak resp&nsi, terhadap peng&batan dan penyakit
penyerta seperti asma yang re%al%itrant. Kerjasama yang erat
dengan &t&laryng&l&gist berpengalaman sangat penting dalam
kasus-kasus yang sulit.

<edah sinus end&sk&pi
,ungsi&nal5<SEAE$ESS7 merupakan &perasi terkini untuk sinusitis
kr&nik yang memerlukan &perasi. Tindakan ini telah menggantikan
hampir semua jenis bedah sinus terdahulu karena memberikan hasil
yang lebih memuaskan dan tindakan lebih ringan dan tidak
radikal.
0,2
6.
Cika perlu, dapat diberikan terapi seperti analgetik, pen%u%ian
r&ngga hidung dengan >a8l atau pemanasan 5diatermi7.
0
-.
Selain itu, simpt&mnya juga dapat dikurangkan dengan
humidi4kasiEapori*er, k&mpresi hangat, hidrasi yang adekuat dan
nutrisi seimbang.
3
II.19 PEN:EGAHAN
8
a.
Menghindari penularan in,eksi saluran pernapasan atas dengan
menjaga kebiasaan %u%i tangan yang ketat dan menghindari &rang-
&rang yang menderita pilek atau Bu .
b.
#isarankan mendapatkan 'aksinasi inBuen"a tahunan untuk
membantu men%egah Bu dan in,eksi berikutnya dari saluran
pernapasan bagian atas .
%.
+bat anti'irus untuk meng&bati Bu, seperti "anami'ir 5!elen"a7,
&seltami'ir 5TamiBu7, rimantadine 5Alumadine7 dan amantadine
5Symmetrel7, jika diambil pada a$al gejala, dapat membantu
men%egah in,eksi .
d.
#alam beberapa penelitian, l&"enges seng karb&nat telah terbukti
mengurangi durasi gejala pilek.
e.
Pengurangan stres dan diet yang kaya anti&ksidan terutama buah-
buahan segar dan sayuran ber$arna gelap, dapat membantu
memperkuat sistem kekebalan tubuh .
,.
!en%ana serangan alergi musiman .
i. Cika in,eksi sinus disebabkan &leh alergi musiman atau
lingkungan, menghindari alergen sangat penting . Cika tidak
dapat menghindari alergen, &bat bebas atau &bat resep dapat
membantu. +T8 antihistamin atau sempr&t dek&ngestan
hidung dapat digunakan untuk serangan akut .
ii. +rang-&rang yang memiliki alergi musiman dapat mengambil
&bat antihistamin yang tidak sedasi5n&n sedati'e7 selama
bulan musim-alergi.
iii. Hindari menghabiskan $aktu yang lama di luar ruangan
selama musim alergi. Menutup jendela rumah dan bila
mungkin, pendingin udara dapat digunakan untuk menyaring
alergen serta penggunaan humidi4er juga dapat membantu.
i'. Suntikan alergi, juga disebut Jimun&terapiJ, mungkin e,ekti,
dalam mengurangi atau menghilangkan sinusitis karena
alergi. Suntikan dikel&la &leh ahli alergi se%ara teratur selama
- sampai 2 tahun, tetapi sering terjadi pengurangan remisi
penuh gejala alergi selama bertahun-tahun.
g.
Menjaga supaya tetap terhidrasi dengan?
i. Menjaga kebersihan sinus yang baik dengan minum banyak
%airan supaya sekresi hidung tipis.
ii. Sempr&tan hidung saline 5tersedia di t&k& &bat7 dapat
membantu menjaga saluran hidung agar lembab, membantu
menghilangkan agen in,eksius. Menghirup uap dari
semangkuk air mendidih atau mandian panas beruap juga
dapat membantu.
iii. Hindari perjalanan udara. Cika perjalanan udara diperlukan,
gunakan sempr&tan dek&ngestan nasal sebelum
keberangkatan untuk menjaga bagian sinus agar terbuka dan
sering menggunakan saline nasal spray selama penerbangan.
h.
Hindari alergen di lingkungan? +rang yang menderita sinusitis kr&nis
harus menghindari daerah dan kegiatan yang dapat memperburuk
k&ndisi seperti asap r&k&k dan menyelam di k&lam dikl&rinasi.
;
II.11 KOMPLIKASI
K&mplikasi berat biasanya terjadi pada sinusitis akut atau pada
sinusitis kr&nik dengan eksaserbasi akut, berupa k&mplikasi &rbita atau
intrakranial.

K&mplikasi in,eksi rin&sinusitis sangat jarang dan paling
sering terjadi pada anak dan imunocompromised. Perluasan yang tidak
terkendali dari penyakit bakteri atau jamur mengarah kepada in'asi
struktur sekitarnya terutama &rbital dan &tak.
2,3
K&mplikasi mungkin timbul dengan %epat. K&mplikasi yang sering
adalah selulitis atau abses pada daerah preseptal atau &rbita. )n,eksi
preseptal di&bati dengan antibi&tik dan tidak diperlukan pembedahan.
K&mplikasi yang lain mungkin memerlukan peng&batan pembedahan
segera. Perluasan pada p&stseptal mungkin terjadi dari penyebaran
in,eksi melalui lamina papyra%ea5lapisan kertas7, tulang tipis lateral pada
sinus ethm&id.

Sinus yang paling sering terkena adalah sinus ethm&id,
kemudian sinus ,r&ntal dan maksila. Penyebaran in,eksi melalui
tr&mb&Bebitis dan perk&ntinuitatum. Perluasan ini dapat melibatkan
pembuluh darah ethm&id yang mengakibatkan terjadinya tr&mb&sis .
Dejalanya meliputi edema kel&pak mata yang pr&gresi,, eritema,
%hem&sis dan pr&pt&sis, yang jika tidak di&bati, dapat berkembang
menjadi &,talm&plegia dan kebutaan. Perluasan pada intrakranial
termasuk terjadinya meningitis, abses epidural atau subdural, abses &tak
atau sagital, atau tr&mb&sis sinus %a'ern&sus. Setiap pasien dengan
sejarah rin&sinusitis dan demam tinggi, peningkatan sakit kepala atau
terjadi perubahan status mental harus di%urigai memiliki k&mplikasi
intrakranial.
0,2
+ste&mielitis dapat menyebabkan k&mplikasi l&kal. Pada tum&r
P&tt bengkak5Pott4s pu3y tumor7, &ste&myelitis dari plate anteri&r dari
tulang ,r&ntal menyebabkan dahi edema. Hal ini merupakan k&mplikasi
akut yang membutuhkan bedah drainase. +ste&melitis dan abses
subperi&stal paling sering timbul akibat sinusitis ,r&ntal dan biasanya
ditemukan pada anak-anak. Pada &ste&mielitis sinus maksila dapat timbul
4stula &r&antral atau 4stula pada pipi.
0,2
K&mplikasi l&kal juga dapat terjadi dari mu%&%eles atau
mu%&py&%eles. Mereka merupakan lesi kr&nis, dimana terjadinya %ysti%
pada sinus. Sinus ,r&ntal adalah yang paling sering terlibat. Mereka
lambat tumbuh dan mungkin memerlukan $aktu bertahun-tahun sebelum
gejala terjadi. Keterlibatan sinus ,r&ntal dapat menyebabkan perubahan
pada mata, mengakibatkan dipl&pia. #ek&mpresi sering menyebabkan
hilangnya gejala. Er&si p&steri&r &leh mu%&py&%ele dapat menyebabkan
in,eksi . Mu%&%eles terlihat pada anak-anak dengan cystic ,-rosis.
2
K&mplikasi lain adalah kelainan paru seperti br&nkitis kr&nik dan
br&nkiektasis. (danya kelainan sinus paranasal disertai dengan kelainan
paru disebut sin&br&nkitis. Selain itu juga dapat menyebabkan
kambuhnya asma br&nkial yang sukar dihilangkan sebelum sinusitisnya
disembuhkan.
0
II.1) PROGNOSIS
Sinusitis tidak menyebabkan kematian yang signi4kan dengan
sendirinya. >amun, sinusitis yang berk&mplikasi dapat menyebabkan
m&rbiditas dan dalam kasus yang jarang dapat menyebabkan kematian.
Sekitar .1 9 kasus sinusitis akut membaik se%ara sp&ntan tanpa
antibi&tik. Perbaikan sp&ntan pada sinusitis 'irus adalah ;/ 9. Pasien
dengan sinusitis akut, jika di&bati dengan antibi&tik yang tepat, biasanya
menunjukkan perbaikan yang %epat. Tingkat kekambuhan setelah
peng&batan yang sukses adalah kurang dari 2 9. Cika tidak adanya resp&n
dalam $aktu ./ jam atau memburuknya gejala, pasien die'aluasi
kembali. !in&sinusitis yang tidak di&bati atau di&bati dengan tidak
adekuat dapat menyebabkan k&mplikasi seperti meningitis, tr&mb&Bebitis
sinus %a'ern&us, selulitis &rbita atau abses, dan abses &tak.
3
Pada pasien dengan rhinitis alergi , peng&batan agresi, gejala
hidung dan tanda-tanda edema muk&sa yang dapat menyebabkan
&bstruksi saluran keluar sinus, dapat mengurangkan sinusitis sekunder.
Cika kelenjar g&nd&k se%ara kr&nis terin,eksi, pengangkatan mereka dapat
menghilangkan nidus in,eksi dan dapat mengurangi in,eksi sinus.
3
BAB III
KESIMPULAN
Sinusitis adalah istilah yang menyatakan pr&ses inBamasi dari
muk&sa sinus paranasal. Karena letak anat&mis dan seringnya pre'alensi
sinusitis berkaitan dengan rinitis maka saat ini istilah rin&sinusitis lebih
banyak digunakan. Penyebab utama rin&sinusitis ialah tersumbatnya
K&mpleks +sti&-Meatal 5K+M7 sebagai muara dari 'entilasi dan drainase
dari sinus-sinus paranasal &leh berbagai sebab misalnya karena alergi,
pembesaran t&nsil, dan lain sebagainya. +leh karena itu menghindari
,akt&r predisp&sisi yang dapat mengakibatkan tersumbatnya K+M
merupakan usaha yang penting dalam men%egah terjadinya rin&sinusitis.
<ila telah terjadi rin&sinusitis, maka melan%arkan drainase sinus-sinus
serta menghilangkan ,&kus in,eksi dan meredakan peradangan
merupakan prinsip utama penatalaksanaan rin&sinusitis. #engan
tatalaksana yang adekuat, k&mplikasi-k&mplikasi berbahaya dari
rin&sinusitis dapat dihindari dan tentunya pr&gn&sis penyakit dapat
ditingkatkan menjadi lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
0. Mangunkusum& E, S&etjipt& #. Sinusitis. <uku ajar ilmu kesehatan
telinga, hidung, tengg&r&k, kepala dan leher. Edisi keenam. Cakarta ?
Aakultas Ked&kteran *ni'ersitas )nd&nesiaI 6101.h.021-..
6. (dams DL, <&ies L!, Higler PH. Hidung dan sinus paranasalis. <uku
ajar penyakit tht. Edisi keenam. Cakarta ? Penerbit <uku Ked&kteran
ED8I 0;;..h.0:--6.1
-. Mark (. Ka%harek, Preeti >. Malani, Mi%hael S. <enninger. (n
appr&a%h t& the diagn&sis and management &, a%ute ba%terial
rhin&sinusitis. 6112. #iunduh dari
in,&rmahealth%are.%&mEd&iEpd,E01.02/3E0.:/:601.-.6.6:0 . 6. (pril
610..
.. 8ummings 8. !adi&l&gy &, nasal %a'ities and paranasal. Cumming
otolaryngology head and nec# surgery. .
th
editi&n. *S(? M&sbyI
6113.p.610.
2. Hallet !, >agu$a SM. Seere rhinosinusitis. 8lini%al re'ie$s in
allergy and immun&l&gy. 8ali,&rnia ? Human Press )n%. 611-I
25-7?0::-;1.
3. <r&&k ), <ens&n <E, !iauba L, 8unha <(. Acute sinusitis. #iunduh
dari http?EEemedi%ine.meds%ape.%&mEarti%leE6-63:1-&'er'ie$. 6-
(pril 610..
:. De&rgy MS, Peters (T. 8hapter /? rhin&sinusitis. Allergy Asthma Pr&%.
6106 I-- Suppl 0?6.-:
/. =enekamp !P, <&nten MCM, !&'ers MM, =erheij TCM, Sa%hs (PE.
Systemi% %&rti%&ster&id m&n&therapy ,&r %lini%ally diagn&sed a%ute
rhin&sinusitis? a rand&mi"ed %&ntr&lled trial. C5A!. 6106I 0/.? :20-:
;. 8unha C P, St&ppler M 8, #&err S. Sinus infection. (gustus /, 6106.
#iunduh dari
http?EE$$$.emedi%inehealth.%&mEsinusLin,e%ti&nEpage06Lem.htmMsi
nusLin,e%ti&nLpre'enti&n. 6- (pril 610..
01. Melt"er E+, Hamil&s #L. !hin&sinusitis diagn&sis and
management ,&r the %lini%ian? a syn&psis &, re%ent %&nsensus
guidelines. 5ayo Clin Proc. 6100I /3 527? .6:-.-
00. #esr&siers M, E'ans D(, Keith PK. 8anadian %lini%al pra%ti%e
guidelines ,&r a%ute and %hr&ni% rhin&sinusitis. Allergy Asthma Clin
Immunol. 6100I:507?6

Anda mungkin juga menyukai