Anda di halaman 1dari 36

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyusun referat ini dengan baik dan
benar serta tepat waktunya. Di dalam referat ini, penulis akan membahaskan mengenai disfungsi
tuba Eustahius.
!eferat ini telah dibuat dengan penarian melalui buku-buku rujukan dan juga
penulusuran situs medikal serta telah mendapatkan beberapa bantuan dari pelbagai pihak untuk
membantu dalam menyelesaikan tantangan dan hambatan selama pr"ses mengerjakan referat ini.
#leh kerana itu, penulis ingin menguapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan referat ini.
$enulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada referat ini. #leh
karena itu penulis mengundang pembaa untuk memberikan saran dan kritik yang dapat
membangun nilai kerja penulis ini. %ritikan yang berunsur k"nstruktif dari pembaa sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan referat ini selanjutnya. Sem"ga referat ini dapat
bermanfaat bagi para pembaa dan apabila ada kata-kata yang kurang berkenan penulis
mem"h"n maaf sebesar-besarnya.
Akhir kata sem"ga referat ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Dep"k, April &'()
$enulis
1
DAFTAR ISI
*alaman
%ata $engantar ++++++++++++++++++++++++++++++++(
Daftar ,si ++++++++++++++++++++++++++++++++++.&
Daftar gambar ++++++++++++++++++++++++++++++++.-
.A. , / $ENDA*010AN
(.( 1atar .elakang ++++++++++++++++++++++++++++..)
.A. ,, / $E2.A*ASAN
&.( Anat"mi Tuba Eustahius ++++++++++++++++++++++++3
&.& 4ungsi Tuba Eustahius +++++++++++++++++++++++++5
&.- $emeriksaan Tuba Eustahius ++++++++++++++++++++++.6
&.) Disfungsi Tuba Eustahius ++++++++++++++++++++++++7
&.).( Definisi +++++++++++++++++++++++++++++7
&.).& Eti"l"gi dan $at"fisi"l"gi +++++++++++++++++++++...7
&.).- 8ejala %linis ++++++++++++++++++++++++++.-(
&.).) $enatalaksanaan ++++++++++++++++++++++++....-(
&.).3 $enegahan ++++++++++++++++++++++++++.-&
.A. ,,, / $EN0T0$
-.( %esimpulan +++++++++++++++++++++++++++++..--
Daftar $ustaka +++++++++++++++++++++++++++++++.-3
2
DA4TA! 8A2.A!
*alaman
8ambar (. Anat"mi tuba Eustahius +++++++++++++++++++++++..3
8ambar &. $erbedaan tuba eustahius anak dan dewasa ++++++++++...++++5
8ambar -. 4ungsi regulasi tekanan telinga tengah "leh tuba Eustahius ++++..++++6
8ambar ). #bstruksi tuba ++++++++++++++++++++++++++...('
8ambar 3. #bstruksi tuba eustahius karena hipertr"fi aden"id +++++++++++()
8ambar 5. *ipertr"fi aden"id meng"bstruksi tuba Eustahius +++++++++++...()
8ambar 6. a9 Aden"idekt"mi b9 Sikatriks ++++++++++++++++++++.(3
8ambar :. Tulang rawan tuba Eustahius kurang kaku ++++++++++++++..(6
8ambar 7. Sniff-induced negative pressure pada telinga tengah++++++++++++...(7
8ambar ('. %lasifikasi cleft palate+++++++++++++++++++++++...&3
8ambar ((. 2enyelam atau scuba diving +++++++++++++++++++++.&6
8ambar (&. !esp"n saat pesawat mendarat ++++++++++++++++++++.&:
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Telinga tengah adalah ruangan keil sebesar kaang p"l"ng berl"kasi tepat dibelakang
selaput gendang telinga. ,tu seara n"rmal terisi dengan udara yang masuk ke area itu melalui
tuba Eustahius ;kanal-kanal yang pergi dari belakang hidung dan tengg"r"kan menuju telinga
tengah9. Saluran-saluran Eustahian ;kadangkala disebut saluran-saluran audit"rik9 menegah
penumpukan tekanan di dalam telinga. 2ereka umumnya tetap tertutup, namun terbuka selama
menelan dan menguap untuk mengimbangi tekanan udara pada telinga tengah dengan tekanan
udara di luar telinga.Telinga tengah juga mengandung tulang-tulang keil yang mengirim
getaran-getaran dari selaput gendang telinga ke telinga dalam.
%ebanyakan infeksi-infeksi telinga terjadi pada telinga luar atau tengah, infeksi-infeksi
telinga dalam adalah jarang. ,nfeksi-infeksi telinga tidak menular. .agaimanapun, infeksi-infeksi
<irus ;seperti selesma, influensa9 yang dapat mendahuluinya adalah menular dan dapat menjurus
ke infeksi telinga. ,nfeksi telinga adalah lebih umum pada anak-anak daripada "rang-"rang
dewasa karena tuba mereka lebih pendek dan lebar. Sebagai tambahan, jaringan aden"id
;adenoid tissue9 dibelakang tengg"r"kan lebih besar dan dapat menghalangi tuba eustahius.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatom T!"a E!#ta$%!#
8ambar (. Anat"mi tuba Eustahius
Tuba Eustahius disebut juga tuba audit"rik atau tuba faring"timpani. .entuknya seperti
huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang menghubungkan ka<um timpani dengan nas"faring.
$ada "rang dewasa panjang tuba sekitar -5 mm berjalan ke bawah, depan dan medial dari telinga
tengah dan pada anak dibawah 7 bulan adalah (6,3 mm.
Tuba terdiri dari & bagian yaitu=
(
.agian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek ;(>- bagian9.
.agian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang ;&>- bagian9.
.agian tulang sebelah lateral berasal dari dinding depan ka<um timpani, dan bagian
tulang rawan medial masuk ke nas"faring. .agian tulang rawan ini berjalan ke arah p"steri"r,
superi"r dan medial sepanjang &>- bagian keseluruhan panjang tuba ;) m9, kemudian bersatu
dengan bagian tulang atau timpani.
(
Tempat pertemuan itu merupakan bagian yang sempit yang disebut ismus. .agian tulang
tetap terbuka, sedangkan bagian tulang rawan selalu tertutup dan berakhir pada dinding lateral
5
nas"faring. $ada "rang dewasa muara tuba pada bagian timpani terletak kira-kira &-&,3 m, lebih
tinggi dibanding dengan ujungnya nas"faring. $ada anak-anak, tuba pendek, lebar dan letaknya
mendatar maka infeksi mudah menjalar dari nas"faring ke telinga tengah.
(
8ambar &. $erbedaan tuba eustahius anak dan dewasa
2.2 F!ng# T!"a E!#ta$%!#
Seara fisi"l"gi tuba Eustahius melakukan tiga peranan penting yaitu=
(. ?entilasi dan mengatur tekanan telinga tengah.
$ada pendengaran yang n"rmal, perlu sekali bahwa tekanan pada dua sisi membran
timpani harus sama. Tekanan p"sitif atau negatif mempengaruhi pendengaran. Dengan begitu
tuba Eustahius harus terbuka seara peri"dik untuk menyeimbangkan tekanan udara pada
telinga tengah. N"rmalnya tuba Eustahius tetap tertutup dan terbuka seara intermitten selama
menelan, mengunyah dan bersin. Sikap badan juga mempengaruhi fungsi, pembukaan tuba
kurang berguna pada p"sisi berbaring dan selama tidur dikarenakan pembendungan <ena. 4ungsi
tuba yang buruk pada bayi dan anak-anak bertanggungjawab pada masalah telinga pada
kel"mp"k usia tersebut. ,tu biasanya n"rmal kembali pada usia 6-(' tahun.
6
8ambar -. 4ungsi regulasi tekanan telinga tengah "leh tuba Eustahius
&. $erlindungan terhadap tekanan bunyi nas"faring dan refluks sekresi dari nas"faring.
Seara abn"rmal, tekanan suara tinggi dari nas"faring dapat dialirkan ke telinga tengah
jika tuba terbuka, dengan demikian mengganggu pendengaran yang n"rmal. .iasanya tuba
Eustahius tetap tetutup dan melindungi telinga tengah melawan suara tersebut. Tuba Eustahius
yang n"rmal juga melindungi telinga tengah dari reflu@ sekresi nas"faring. !eflu@ ini terjadi
dengan mudah jika diameter tuba lebar ;patulous tube9, pendek ;seperti pada bayi9, atau
membran timpani yang perf"rasi ;menyebabkan infeksi telinga tengah yang persisten pada kasus
perf"rasi membran timpani9. Tekanan tinggi di dalam nas"faring juga dapat memaksa sekresi
nas"faring ke dalam telinga tengah, misalnya meniup hidung dengan kuat.
-. $embersihan sekresi telinga tengah.
2embran muk"sa tuba Eustahius dan bagian anteri"r telinga tengah dilapisi "leh sel
k"lumna bersilia. Silia bergerak ke arah nas"faring. ,ni membantu untuk membersihkan sekresi
dan debris dalam telinga tengah ke arah nas"faring. 4ungsi pembersihan dipengaruhi "leh
pembukaan dan penutupan yang aktif dari tuba.
&
2.& Pemerk#aan T!"a E!#ta$%!#
a. #t"sk"pi
$enampakan membran timpani yang n"rmal, mengindikasikan fungsi tuba Eustahius
yang n"rmal. Aika ditemukan retraksi membran timpani atau mengetahui adanya airan di telinga
tengah mengindikasi adanya disfungsi tuba tapi tidak membedakan antara penyebab fungsi"nal
7
atau mekanik dari tuba. 2"bilitas membran timpani yang n"rmal pada pne"m"t"sk"pi Siegel
menunjukkan patensi tuba Eustahius yang baik.
b. Nas"faring"sk"pi
Nas"faring"sk"pi dengan pemeriksaan rin"sk"pi p"steri"r atau dengan end"sk"pi dapat
membantu <isualisasi adanya massa ;p"lip, aden"id dan tum"r di nas"faring9 yang mungkin
dapat menyumbat "stium tuba Eustahius.
&
. Timpan"metri
Timpan"metri adalah pemeriksaan "byektif yang digunakan untuk mengetahui k"ndisi
telinga tengah dan m"bilitas selaput gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran dengan
memberikan tekanan udara pada liang telinga luar. 2ekanisme kerja timpan"metri adalah
dengan memberikan tekanan berubah-ubah dengan rentang B&''mm*
&
# sampai dengan
-)''mm*
&
# pada kanalis audit"rius ekternus, kemudian menilai perubahan compliance
membran timpani, tekanan telinga tengah ;Mean Ear Pressure9 dan ear canal volume,
digambarkan dalam bentuk grafik.
Tekanan telinga tengah diukur saat istirahat, segera setelah perasat T"ynbee dan setelah
perasat ?alsa<a. %edua pr"sedur ini memberikan gambaran semikuantitatif kemampuan tuba
Eustahius menyeimbangkan tekanan yang lebih tinggi atau lebih rendah pada telinga tengah.
$rinsip tes T"ynbee adalah memberikan tekanan negatif, lebih fisi"l"gis dari tes lain. Tes ini
dilakukan dengan menelan ludah dibarengi dengan hidung dipenet dan mulut di tutup. *al ini
menarik udara dari telinga tengah keluar ke nas"faring dan menyebabkan membran timpani
tertarik ke medial.
Sedangkan tes ?alsa<a, tuba Eustahius dan telinga tengah diberi tekanan p"sitif dengan
memenet hidung sambil menghembus dari mulut. Aika udara memasuki telinga tengah,
membran timpani akan bergerak ke lateral. Aika terdapat perf"rasi membran timpani terdengar
suara berdesis atau jika terdapat airan di telinga tengah akan terdengar suara seperti sesuatu
peah. Tes ini harus dihindari pada k"ndisi atr"pi membran timpani karena akan menyebabkan
ruptur membran timpani dan pada k"ndisi infeksi pada hidung dan nas"faring yang yang
menyebabkan sekret dapat terd"r"ng ke telinga tengah sehingga dapat menyebabkan "titis
media.
8
d. Tes $"litCer
Tes ini dikerjakan dengan memberikan pada satu lubang hidung selang karet yang
dihubungkan dengan kantung udara sedangkan lubang hidung lainnya ditekan dengan jari. $asien
diminta menelan atau menyebut seara berulang huruf D%E untuk menutup pintu <el"faringeal.
.ila tes ini p"sitif, tekanan yang berlebihan di nas"faring dihantarkan ke telinga tengah sehingga
membuat tekanan p"sitif dalam telinga tengah dan menggerakkan membran timpani ke arah
lateral.
&
2.' D#(!ng# T!"a E!#ta$%!#
2.'.1 De(n#
Disfungsi tuba Eustahius merupakan suatu keadaan terbl"knya tuba Eustahius atau tidak bisa
terbuka seara baik yang dapat terjadi "leh beberapa hal seperti tuba terbuka abn"rmal,
mi"kl"nus palatal, palat"skisis dan "bstruksi tuba.
(
Disfungsi tuba Eustahius terjadi ketika tuba gagal untuk membuka selama menelan atau
menguap. *al ini menghasilkan perbedaan antara tekanan udara di dalam dan di luar telinga
tengah dan menyebabkan rasa tidak nyaman di telinga dan masalah pendengaran sementara.
(,-
2.'.2 Etolog )an Pato(#olog
.l"kade fisi"l"gik tuba Eustahius lebih sering dari "bstruksi anat"mik. Disfungsi fisi"l"gik
sering disebabkan "leh inflamasi muk"sa, mungkin "leh karena alergi atau refluks laring"faring.
!esp"ns alergi pada lapisan muk"sa tuba Eustahius mengakibatkan edema, menyempitan lumen
dan disfungsi k"nsekuen. !efluks laring"faring ke dalam "rifisium dan lumen tuba Eustahius
juga menyebabkan edema muk"sa, inflamasi, penyempitan dan disfungsi.
.egitu disfungsi tuba Eustahius terjadi dan tuba tidak lagi bisa membuka dengan baik,
tekanan negatif berkembang di dalam ruang telinga tengah. *al ini mengakibatkan simpt"m
seperti rasa penuh di telinga bersama dengan berbagai derajat gangguan pendengaran k"nduktif.
Tekanan negatif telinga tengah dapat menyebabkan gejala sisa lainnya termasuklah pembentukan
retraksi kant"ng, perf"rasi membran timpani, ateletasis, k"lesteat"ma, "titis media ser"sa dan
"titis media kr"nik.
)

9
8angguan regulasi tekanan
4ungsi regulasi tekanan telinga telingah-sel mast"id dapat terganggu disebabkan "leh=
#bstruksi anat"mis sistem tuba Eustahius ;sistem terlalu tertutup9
%egagalan mekanisme pembukaan tuba Eustahius ;tuba tidak membuka9
Tuba berk"nstriksi sewaktu menelan bertentangan dengan yang seharusnya yaitu
berdilatasi dan membuka.
(. #bstruksi anat"mis
Obstruksi tuba Eustachius
#bstruksi anat"mis yang melibatkan tuba bisa berupa=
,ntraluminal ;intramural9
$eriluminal ;mural9
$eritubal ;e@tramural9 / tuba terlalu tertutup
10
8ambar ). #bstruksi tuba
#bstruksi lumen atau dalam jaringan periluminal ;"bstruksi intrinsik9 dapat disebabkan
"leh inflamasi sekunder dari infeksi ;<irus, bakteri9 atau alergi. Sten"sis tuba Eustahius
k"ngenital atau didapat pernah juga didiagn"sis pada "rang dewasa tapi merupakan temuan yang
jarang pada anak-anak. #bstruksi peritubal pada bagian tulang rawan tuba ;"bstruksi ekstrinsik9
dapat disebabkan "leh k"mpresi "leh tum"r atau massa aden"id. %"lesteat"ma k"ngenital pada
basis kranii meng"bstruksi tuba Eustahius seara anat"mis, sehingga menyebabkan "titis media
kr"nik dengan efusi yang berlangsung lama.
3
#bstruksi tuba umumnya terjadi karena "titis media, baik dalam bentuk bar"trauma, "titis
media supuratif, maupun "titis media n"n supuratif. Salah satu bentuk "titis media n"n-supuratif
adalah "titis media ser"sa. %eadaan ini sering ditemukan pada rhinitis alergika dan pada "rang
yang sering pilek. Dapat terjadi "leh berbagai k"ndisi, seperti peradangan di nas"faring,
peradangan aden"id atau tum"r nas"faring.
8ejala klinik awal yang timbul pada penyumbatan tuba "leh tum"r adalah terbentuknya
airan pada telinga tengah ;"titis media ser"sa9. #leh karena itu setiap pasien dewasa dengan
"titis media ser"sa kr"nik unilateral harus dipikirkan kemungkinan adanya karsin"ma
nas"faring. Sumbatan mulut tuba di nas"faring juga dapat tejadi "leh tamp"n p"steri"r hidung
;.ell"F tamp"n9 atau "leh sikatriks yang terjadi akibat trauma "perasi ;aden"idekt"mi9.
#bstruksi tuba eustahius dapat terjadi seara inflamasi intrisik ;intraluminal,
periluminal9 seperti infeksi atau alergi. Dapat juga terjadi "bstruksi seara ekstrinsik ;peritubal9
yaitu pembesaran aden"id.
a. $eradangan pada nas"faring ;,S$A9
*al ini merupakan penyebab tersering dari disfungsi tuba Eustahius. *idung yang
tersumbat atau mukus yang timbul saat flu atau infeksi lain merupakan fakt"r penetus terjadi
disfungsi tuba dalam ,S$A. Akibat infeksi, baik dari <irus, bakteri maupun jamur dapat
menyebabkan muk"sa tuba Eustahius menjadi radang dan membengkak dan akhirnya
menyebabkan terjadinya gangguan pada m"tilitas silia tuba di mana silia menjadi lumpuh. Silia
yang lumpuh ini mengakibatkan fungsi penegahan in<asi kuman menjadi terganggu dan kuman
dapat masuk ke dalam telinga tengah dan menyebakan peradangan telinga tengah.
11
%uman penyebab terjadinya gangguan fungsi tuba akibat daripada ,S$A adalah dari
g"l"ngan bakteri pi"genik, seperti Strept""us hem"litius, *aem"philus influenCae,
Staphyl""us aureus, Strept""us pneum"nia, $neum""us, 2"ra@ella atarrhalis dan
*aem"philus influenCa. Sering kali bakteri ini sering ditemukan pada anak di bawah usia lima
tahun, meskipun juga pat"gen pada "rang dewasa.
$ada banyak kasus, disfungsi tuba Eustahius yang terjadi ringan atau tidak berlangsung
lama, "leh itu kadangkala tidak diberikan peng"batan khusus karena gejala akan segera hilang
seiringan dengan penyembuhan, namun dianjurkan untuk melakukan perasat ?alsa<a yaitu
dengan menarik napas dalam-dalam lalu men"ba membuang napas dengan menutup mulut atau
menjepit hidung.
$emberian dek"ngestan nasal spray>tetes diberikan jika pasien mengalami batuk pilek
atau hal lain yang menyebabkan hidung tersumbat. Walau bagaimanapun tidak dianjurkan
menggunakan lebih dari 6 hari karena akan memperburuk k"ngesti di nasal.
b. !hinitis alergi
!initis alergi merupakan suatu kumpulan gejala kelainan hidung yang disebabkan pr"ses
inflamasi yang diperantarai "leh imun"gl"bulin E ;,gE9 akibat paparan alergen pada muk"sa
hidung.
!initis alergi perennial= 8ejala timbul sepanjang tahun, terus menerus tanpa <ariasi
musim dan penyebab tersering ialah allergen inhalan seperti debu,bulu hewan, jamur atau
allergen ingestan.
!initis alergi musiman tergantung ) musim dan tidak terdapat di ,nd"nesia. $enyebabnya
spesifik yaitu tepung sari ;p"llen9 dan sp"ra jamur. #leh karena itu nama yang tepat ialah
rhin"k"njungti<itis karena gejala yang tampak ialah gejala pada hidung dan mata ;mata
merah disertai lakrimasi9.
A!,A ;Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma9 membuat klasifikasi rhinitis alergi
berdasarkan lama dan seringnya timbul gejala, dan berdasarkan gejala yang dialami pasien,
bukan berdasarkan penyebab. %lasifikasi baru membagi rinitis alergi menjadi & kateg"ri, yaitu
intermiten dan persisten.
12
%ateg"ri intermiten adalah apabila gejala timbul kurang dari ) hari per minggu atau
kurang dari ) minggu.
%ateg"ri persisten adalah apabila gejala timbul lebih dari ) hari dalam seminggu dan
berlangsung lebih dari ) minggu.
8ejala rinitis alergi berupa bersin ;3-(' kali berturut-turut9, rasa gatal ;pada mata, telinga,
hidung, tengg"r"k, dan palatum9, hidung berair, mata berair, hidung tersumbat, p"st nasal drip,
tekanan pada sinus, dan rasa lelah.
5
8ejala spesifik pada anak ialah terdapatnya bayangan gelap di daerah bawah mata yang
terjadi karena stasis <ena sekunder akibat "bstruksi hidung yang disebut allergic shiner. Selain
itu, tampak juga anak mengg"s"k-g"s"k hidung karena gatal dengan punggung tangan yang
disebut allergic salute.
!hinitis menyebabkan muk"sa hidung teriritasi, membengkak dam menyempitkan
saluran tuba Eustahius akhirnya menyebabkan terjadinya gangguan pada m"tilitas silia tuba di
mana silia menjadi lumpuh dan gangguan fungsi tuba terganggu.
$emberian antihistamin disarankan apabila memang ternyata penyebab gangguan tuba
Eustahius adalah dari alergi, pada situasi ini antihistamin membantu untuk meringankan
k"ngesti nasal dan peradangan dan sekaligus diharapkan mengembalikan fungsi tuba Eustahius.
Selain itu b"leh juga diberikan ster"id nasal spray ada alergi atau penyebab peradangan yang
persisten di hidung, pemberian ster"id nasal spray membutuhkan beberapa hari untuk efek yang
penuh, "leh itu penderita tidak akan merasakan perubahan saat awal mula pemakaian.
. *ipertr"fi aden"id
Aden"id merupakan massa yang terdiri dari jaringan limf"id pada dinding p"steri"r
nas"faring di atas batas palatum m"lle dan termasuk dalam inin Waldeyer. Seara fisi"l"gik
pada anak-anak, aden"id dan t"nsil mengalami hipertr"fi. Aden"id ini membesar pada anak usia
- tahun dan kemudian mengeil dan menghilang sama sekali pada usia () tahun. Apabila sering
terjadi infeksi pada saluran napas bagian atas, maka dapat terjadi hipertr"fi aden"id yang akan
mengakibatkan sumbatan pada k"ana dan tuba Eustahius. Akibat sumbatan k"ana pasien akan
bernapas melalui mulut sehingga terjadi=
a. fasies aden"id, yaitu tampak hidung keil, gigi insisi<us ke depan ;pr"minen9, arkus
faring tinggi yang menyebabkan kesan wajah pasien tampak seperti "rang b"d"hG
13
b. faringitis dan br"nkitisG serta
. gangguan <entilasi dan drainase sinus paranasal sehingga menimbulkan sinusitis
kr"nik.
#bstruksi dapat mengganggu pernapasan hidung dan menyebabkan perbedaan dalam
kualitas suara. Akibat sumbatan tuba Eustahius akan terjadi "titis media akut berulang dan
akhirnya dapat terjadi "titis media supuratif kr"nik. Akibat hipertr"fi aden"id juga dapat
menimbulkan retardasi mental, pertumbuhan fisik berkurang, gangguan tidur dan tidur ng"r"k.
*ipertr"fi aden"id juga dapat menyebabkan beberapa perubahan dalam struktur gigi dan
mal"klusi. Terapinya adalah aden"idekt"mi untuk aden"id hipertr"fi yang menyebabkan
"bstruksi hidung, "bstruksi tuba Eustahius, atau yang menimbulkan penyulit lain.
8ambar 3. #bstruksi tuba eustahius karena hipertr"fi aden"id
14
8ambar 5. *ipertr"fi aden"id meng"bstruksi tuba Eustahius
d. Sikatriks p"st aden"idekt"mi
Aaringan sikatrik ;scar9 adalah pen"nj"lan kulit akibat penumpukan jaringan fibr"sa
sebagai pengganti jaringan k"lagen n"rmal. $ada p"st aden"idekt"mi, terbentuk sikatriks
sehingga menyebabkan terjadinya "bstruksi tuba.

8ambar 6. a9 Aden"idekt"mi b9 Sikatriks
e. %arsin"ma nas"faring
8ejala yang timbul "leh tum"r nas"faring beraneka ragam, tidak ada gejala pasti yang
khusus untuk tum"r nas"faring karena tum"r primer itu sendiri dalam nas"faring kadang tidak
menimbulkan gejala. Tum"r nas"faring dapat menimbulkan gejala-gejala hingga penderita
datang ber"bat ke berbagai ahli.
15
Tum"r ini menimbulkan gejala bila sudah ada penyebaran.
(. 8ejala nas"faring ;tum"r primer9
Asimpt"matik.
*idung tumpat.
Epistaksis ringan
&. 8angguan pada telinga>pendengaran.
2erupakan gejala dini yang timbul karena tempat asal tum"r dekat muara tuba
Eustahius ;f"ssa !"ssen-2uller9 hingga tuba tertutup. 8angguan dapat berupa=
Tinitus
Tuli ;deafness9 akibat timbulnya "titis media ser"sa
!asa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri ;"talgia9
Tidak jarang penderita dengan gangguan pendengaran ini baru kemudian disadari bahwa
penyebabnya adalah karsin"ma nas"faring.
-. 8ejala mata dan syaraf
,nfiltrasi dasar tengk"rak= 2erupakan gejala karsin"ma. $enjelasan melalui fen"mena
laserum akan mengenai syaraf "tak N.,,,, N.?,, dapat pula ke N.? dapat
menimbulkan gejala dipl"pia, juling, neuralgia terminal.
,nfiltrasi para faring= Haitu tengk"rak lateral dan belakang tum"r masuk menjalar,
sepanjang dasar tengk"rak dapat merusak syaraf-syaraf yang melalui f"ramen
jugularis yaitu N. ,I, I, I, dan I,, sehingga menimbulkan paralise m"t"rik atau
sens"rik pada faring dan laring.
Obstruksi kedua uung sistem
16
#bstruksi tuba di ujung telinga tengah ;sistem pada ujung distal tuba Eustahius terlalu
tertutup9 dapat disebabkan "leh inflamasi akut atau kr"nik pada lapisan muk"sa dan dapat
berhubungan dengan p"lip atau k"lesteat"ma.
&. %egagalan mekanisme pembukaan ;"bstruksi fungsi"nal9
Salah satu tipe disfungsi tuba Eustahius adalah apabila lumen bagian tulang rawan tuba
gagal membuka saat menelan ;tuba Eustahius tidak membuka9. *al ini dapat disebabkan "leh=
Tuba Eustahius k"laps persisten karena peningkatan k"mplians tuba ;tuba kurang
kaku atau terkulai9
2ekanisme pembukaan aktif yang tidak efisien
%edua defek bersamaan
Tuba ter"bstruksi seara fungsi"nal. %egagalan mekanisme pembukaan tuba Eustahius
adalah laCim pada bayi dan anak tanpa palat"hisis atau riwayat penyakit telinga tengah tapi
lebih laCim pada anak-anak dengan penyakit telinga tengah. Walaupun tum"r biasanya
meng"bstruksi tuba seara ant"mis, namun tum"r yang menginakti<asi m. tens"r <eli palatini
dapat mengakibatkan "bstruksi fungsi"nal karena kegagalan dalam mekanisme pembukaan aktif.
!ulang ra"an tuba Eustachius kurang kaku
%egagalan pembukaan tuba Eustahius dapat disebabkan "leh k"laps yang persisten pada
tulang rawan tuba karena pada bayi kurang tulang rawan berbanding remaja atau dewasa. Aika
tulang rawan tuba kurang kaku ;tuba terkulai9, lumen tidak dapat membuka apabila m. tens"r
<eli palatini berk"ntraksi.
3
17
8ambar :. Tulang rawan tuba Eustahius kurang kaku
!ensor veli palatini tidak efisien
%etidakefisienan m. tens"r <eli palatini dapat menyebabkan kegagalan mekanisme
pembukaan tuba Eustahius, yang berkaitan dengan efek usia pada dasar krani"fasialis. $ada
"rang dewasa, tuba adalah kira-kira )3J terkait dengan bidang h"riC"ntal. $ada bayi, inklinasi
hanya ('J. $erbedaan angulasi ini mempengaruhi fungsi mekanisme pembukaan aktif ;k"ntraksi
m. tens"r <eli palatini9. Selain itu, m. tens"r <eli palatini dapat terinakti<asi dari tum"r atau
"perasi pada palatum atau basis kranii, menyebabkan "bstruksi fungsi"nal.
3

!ekanan abnormal pada uung sistem
Tuba Eustahius dapat ter"bstruksi seara fungsi"nal apabila terdapat tekanan negatif
yang tinggi seara mendadak berkembang pada salah satu dari ujung sistem tuba Eustahius.
4en"mena ini dapat terjadi selama kegiatan tidak fisi"l"gis ketika ada perubahan epat dalam
tekanan atm"sfir, misalnya saat pesawat berlandas, selama menyelam atau selama peng"batan
hiperbarik dalam ruang tekanan.
Tekanan negatif abn"rmal tuba Eustahius pada ujung nas"faring mungkin juga
menegah pembukaan fisi"l"gis tuba, misalnya kebiasaan mengisap jemp"l saat hidung
tersumbat, mengisap d"t atau menelan saat menutup hidung ;!o#nbee phenomenon9.
18
Dikatakan juga bahwa kebiasaan mengendus dapat menghasilkan tekanan negatif
nas"faring abn"rmal sehingga berdampak buruk pada tuba bahkan mengakibatkan penyakit
telinga tengah. Dilap"rkan juga terjadinya penurunan tekanan telinga tengah pada bayi saat
menyusu b"t"l yang mungkin karena tekanan negatif nas"faring tinggi yang dihasilkan selama
menyusui.
.ayi dengan palat"shisis enderung tidak dapat menginsuflasi udara nas"faring ke
telinga tengah sebagai mekanisme k"mpensasi karena palatum terbuka ;sistem terlalu terbuka9
pada ujung pr"ksimal tuba.
$onstriksi tuba Eustachius saat menelan
$enyebab mendasar dari k"nstriksi tuba Eustahius saat menelan belum dapat ditentukan
saat ini tapi mungkin berhubungan dengan abn"rmalitas "t"t-"t"t tuba ;le<at"r palatini, tens"r
<eli palatini atau supp"rt dari tulang rawan tuba.
3

*ilangnya fungsi pr"tektif
Sistem tuba Eustahius dapat kehilangan fungsi pr"tektif bila=
1umen tuba paten seara abn"rmal ;tuba terlalu terbuka9
Tuba lebih pendek dari n"rmal
Tekanan gas yang abn"rmal berkembang pada salah satu ujung sistem tuba
Terdapat telinga tengah yang tidak intak, misalnya perf"rasi membran timpani ;atau tuba
tympan"st"mi9, yang menyebabkan hilangnya bantalan gas telinga tengah ;sistem terlalu
terbuka9 pada ujung telinga tengah tuba Eustahius.
Sistem ini juga terlalu terbuka pada ujung faring bila terdapat palat"shisis yang terbuka,
bukan saja ujung pr"ksimal tuba terdedah pada isi "r"faring saat menelan, tetapi tekanan
nas"faring juga berubah.
Patulous Eustachius tube
1umen tuba Eustahius bisa terbuka seara abn"rmal walaupun saat istirahat. ,ni dinamakan
patulous Eustachian tube. $eningkatan patensi tuba bisa disebabkan dari ge"metri tuba abn"rmal
19
atau pengurangan tekanan peritubal yang dapat terjadi setelah penurunan berat badan atau akibat
dari fakt"r periluminal.
Tuba Eustahius paten didapati terlalu kaku pada remaja dan "rang dewasa berbanding
dengan indi<idu yang n"rmal di mana compliance tuba diasumsikan n"rmal. Tuba Eustahius
paten terlalu terbuka dan biasanya memungkinkan gas mengalir dengan mudah dari nas"faring
ke telinga tengah, seara efektif mengatur tekanan telinga tengah. Namun, sekresi yang tidak
diingini dari nas"faring dapat lebih mudah masuk ke telinga tengah ketika tuba paten seara
abn"rmal.
%egagalan mekanisme penutupan pasif tuba Eustahius ;tuba terlalu terbuka9 telah
dip"stulasikan bahwa ia berhubungan dengan penyakit telinga tengah yang diinduksikan "leh
DsniffE.
8ambar 7. Sniff-induced negative pressure pada telinga tengah
$atul"us Eustahian tube juga dikaitkan dengan penurunan berat badan yang signifikan,
reumat"l"gik dan k"ndisi kr"nik lainnya.
$eng"batannya termasuklah hidrasi yang ukup dan meng"bati penyakit mendasar.
,rigasi nasal dengan saline atau tetes saline mungkin dapat membantu. Nasal ster"id spray,
dek"ngestan dan antihistamin memperburuk k"ndisi.
6

.ila tuba Eustahius membuka seara abn"rmal, pasien biasanya mengeluh adanya
aut"f"ni suara dan bunyi nafas yang keras dan mengganggu serta adanya rasa penuh di telinga.
%ebanyakannya mendeskripsikan simpt"m tersebut seperti berbiara di dalam barel dan
mengeluh terdengar gema yang berat saat berbiara.
Sayangnya banyak pasien hanya akan menyatakan bahwa telinga mereka tersumbat,
mend"r"ng d"kter untuk merawat seara tidak tepat sebagai disfungsi tuba eustahius "bstruktif
20
untuk jangka waktu yang lama. %"ndisi ini mungkin timbul seara sp"ntan atau terjadi karena
"lahraga. %etika pasien berbaring atau menekan <ena jugularis interna ipsilateral, gejala
biasanya mereda karena pembendungan <ena dan penutupan tuba Eustahius paten. 8ejala sering
intermiten dan dapat berlangsung dari beberapa menit hingga jam, atau dalam kasus yang
ekstrim, bertahan terus-menerus sepanjang hari.
)
Tuba terbuka abn"rmal ialah tuba terus menerus terbuka, sehingga udara masuk ke
telinga tengah waktu respirasi. 0mumnya idi"patik tetapi dapat juga disebabkan "leh hilangnya
jaringan lemak di sekitar mulut tuba sebagai akibat turunnya berat badan yang hebat dan
kehamilan terutama pada trimester ketiga diidentifikasi sebagai fakt"r predisp"sisi penting.
Selain itu, fakt"r lain yang mungkin adalah penyakit kr"nis tertentu seperti rhinitis atr"fi dan
faringitis, gangguan fungsi "t"t seperti myasthenia gra<is, penggunaan "bat anti hamil pada
wanita dan penggunaan estr"gen pada laki-laki.
8angguan neur"l"gis yang dapat menyebabkan atr"fi "t"t ;misalnya, str"ke, multiple
sclerosis, penyakit m"t"r neur"n9 juga mungkin terlibat. $embentukan adhesi dalam nas"faring
setelah aden"idet"my atau radi"terapi juga dapat mempengaruhi untuk terjadinya kelainan ini.
4akt"r predisp"sisi lainnya termasuk kelelahan, stres, keemasan, latihan, dan sindr"m sendi
temp"r"mandibular.
:
,nsiden tuba terbuka abn"rmal adalah sebanyak ',--5,5K, dan ('-&'K dari "rang yang
mengalaminya menari bantuan medis karena merasa begitu terganggu dengan gejalanya.
%"ndisi ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria dan biasanya terjadi pada
remaja dan "rang dewasa, jarang ditemukan pada anak-anak.
%eluhan pasien biasanya berupa rasa penuh dalam telinga atau aut"f"ni ;gema suara
sendiri terdengar lebih keras9, sampai bisa terdengar bunyi napas sendiri dan bisa mengganggu
pertuturan. %eluhan ini kadang-kadang sangat mengganggu, sehingga pasien mengalami stress
berat. ?ertig" dan gangguan pendengaran juga dapat terjadi karena tuba terbuka abn"rmal
memungkinkan perubahan tekanan yang berlebihan terjadi di telinga tengah, perubahan tekanan
kemudian dikirim ke telinga bagian dalam melalui gerakan tulang pendengaran.
.eberapa pasien mungkin mengalami kesulitan makan karena suara mengunyah
ditransmisikan ke telinga. 8ejala mungkin berhubungan dengan perubahan siklus yang terjadi
dalam muk"sa tuba Eustahius. .eberapa pasien merasa lega dengan peningkatan k"ngesti
21
muk"sa yang terkait dengan ara berbaring, menempatkan kepala di antara lutut, atau selama
infeksi saluran pernapasan atas.
6
%"mpresi <ena jugularis menghasilkan k"ngesti <ena peritubular dan bisa meringankan
gejala. $asien kadang-kadang mengendus berulang-ulang untuk menutup tuba Eustahius, dan
ini dapat mengakibatkan tekanan negatif telinga tengah jangka panjang. Dek"ngestan atau
tabung <entilasi dalam membran timpani dapat memperburuk gejala.
$ada pemeriksaan klinis dapat dilihat membran timpani yang atr"fi, tipis dan bergerak
pada respirasi ;a telltale diagnostic sign9. 2embran timpani dapat menjadi atr"fi sekunder
akibat gerakan membran timpani yang k"nstan dari bernapas atau mengendus. Disebabkan tuba
yang terbuka abn"rmal, perubahan tekanan dalam nas"faring sangat mudah dipindahkan ke
telinga tengah sehinggakan pergerakan membran timpani bisa dilihat pada waktu inspirasi dan
ekpirasi. $ergerakan ini lebih jelas jika pasien bernapas setelah menutup lubang hidung yang
bersebelahan. 2embran timpani bergerak ke medial pada waktu inspirasi dan ke lateral pada
waktu ekspirasi. Aika pasien duduk tegak, gerakan keil pars flaida terjadi, yang menghilang
ketika pasien terlentang.
&
LT san dalam bidang aksial telah digunakan untuk menunjukkan adanya tuba terbuka
abn"rmal. LT san mungkin berguna dalam membuat diagn"sis pada beberapa pasien. !adi"l"gi
hanya membantu dalam diagn"sis patensi anat"mi. Timpan"metri dapat mendeteksi gerakan dari
membran timpani dengan respirasi hidung, terutama dengan pasien dalam p"sisi tegak. Suara
dist"rsi dari respirasi hidung dan pertuturan dapat didengar dengan mikr"f"n ditempatkan di
meatus eksternal. Dengan s"n"tub"metry, suara uji dimasukkan ke ruang depan hidung dan
mikr"f"n dipasang ke dalam meatus audit"ri eksternal. Dengan tuba terbuka abn"rmal, tingkat
tekanan suara di kanalis eksternal berada pada tingkat maksimum, karena tuba tidak menutup,
tidak ada penurunan mendadak dalam suara yang ditransmisikan.
Dalam k"ndisi n"rmal, tabung eustahius ditutup dan hanya dibuka pada waktu menelan
atau aut"inflati"n. .iasanya, penutupan tuba Eustahius dikel"la "leh fakt"r luminal dan
ekstraluminal, yang meliputi elastisitas intrinsik tuba, tegangan permukaan lembab luminal, dan
tekanan jaringan ekstraluminal. T"nus "t"t tens"r <eli palatini melebarkan lumen jadinya
kerusakan pada tens"r <eli palatini setelah "perasi bibir sumbing dapat mengakibatkan tuba
terbuka abn"rmal. .erat badan juga dapat menyebabkan pembukaan abn"rmal yang disebabkan
"leh berkurangnya tekanan jaringan dan hilangnya dep"sit lemak di daerah tuba Eustahius.
22
%ehamilan mengubah tekanan pembukaan tuba Eustahius karena perubahan tegangan
permukaan, estr"gen yang bekerja pada pr"staglandin E mempengaruhi pr"duksi surfaktan.
Aaringan parut di ruang p"stnasal akibat aden"idet"my dapat menyebabkan traksi tuba dalam
p"sisi terbuka.
%"ndisi akut dari penyakit ini adalah self-limiting dan tidak memerlukan peng"batan.
$asien dengan tuba terbuka abn"rmal yang sedang hamil dan mereka dengan gejala ringan
;kebanyakan pasien9 perlu diinf"rmasi saja. $asien yang memiliki gejala selama kehamilan bebas
gejala setelah melahirkan. $asien disarankan untuk melakukan hal berikut=
2enambah atau mendapatkan kembali berat badan yang hilang
*indari diuretik
.erbaring atau meletakkan kepala lebih rendah ketika gejala terjadi
$emberian "bat t"pikal ;"bat nasal9 dengan antik"linergik mungkin efektif untuk
beberapa pasien. Estr"gen ;$remarin9 tetes hidung ;&3 mg dalam -' m1 n"rmal saline, - tetes
tid9 atau "bat "ral larutan jenuh kalium i"dida ;(' tetes dalam segelas jus buah tid9 telah
digunakan untuk menginduksi pembengkakan pembukaan tuba Eustahius. #bat hidung yang
mengandung asam kl"rida ener, hl"r"butan"l, dan benCil alk"h"l telah dibuktikan efektif pada
beberapa pasien. *al ini telah dilap"rkan dapat dit"leransi dengan baik dengan sedikit atau tidak
ada efek samping. $ersetujuan "leh 4""d and Drug Administrati"n ;4DA9 masih tertunda. .ila
tidak berhasil dapat dipertimbangkan untuk memasang pipa <entilasi ;%rommet9.
&,:
!uba pendek
Tuba Eustahius yang terlalu pendek mungkin hilang fungsi pr"tektifnya seperti pada
semua bayi dan anak keil dan pada beberapa p"pulasi khusus.
!ekanan gas #ang abnormal pada salah satu uung sistem
2enghilangnya fungsi pr"tektif tuba dapat terjadi bila tekanan abn"rmal berkembang
pada salah satu dari ujung sistem tuba Eustahius.
!elinga tengah-mastoid nonintak
23
.ila terdapat perf"rasi membran timpani ;atau terdapat tuba timpan"st"mi9 atau, dalam
k"ndisi ekstrim, pada mast"idekt"mi radikal ;membran timpani tidak ada, dan telinga tengah,
mast"id dan kanalis aurikularis menyatu dan membentuk satu ka<itas9, bantalan gas hilang
memungkinkan refluks sekret dari nas"faring atau terinsuflasi ke telinga tengah. 2eskipun
anat"mi dan fungsi dari tuba itu sendiri n"rmal, sistem pada ujung distalnya ada defek ;sistem
tuba terlalu terbuka9.
3
8angguan fungsi pembersihan
Drainase sekret dari telinga tengah dan tuba Eustahius dapat terpengaruh bila ada
gangguan dari sistem muk"siliar, gangguan dari aksi pem"mpaan "t"t pada saat pembukaan dan
penutupan tuba Eustahius serta karena anat"mi sistem di mana terdapatnya airan yang terjebak
di bagian telinga tengah-sistem mast"id.
Disfungsi berkaitan palat"shisis
Studi menunjukkan kegagalan mekamisme pembukaan tuba Eustahius pada bayi dengan
palat"shisis adalah penyebab utama disfungsi. Defek pat"fis"l"gi yang jelas pada pasien
palat"shisis adalah tidak adanya penutupan <el"faringeal saat menelan ;dan saat berbiara9.
3
$alat"shisis adalah malf"rmasi yang disebabkan "leh gagalnya pr"sesus nasal median
dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan embri"nik. $ada palat"skisis terjadi
gangguan abn"rmalitas perkembangan dari "t"t-"t"t yang meng"ntr"l pembukaan dan penutupan
tuba Eustahius dimana sfingter pada muara tuba Eustahius bekerja kurang baik. *al ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya "bstruksi tuba yang menyebabkan infeksi ke telinga
tengah pada anak dengan palat"skisis, lebih besar dan lebih mudah kambuh dibandingkan
dengan anak n"rmal. #leh karena itu dianjurkan untuk melakukan k"reksi palat"skisis sedini
mungkin.
$asien dengan palat"shisis mengalami gangguan perkembangan wajah, ink"mpetensi
<el"pharyngeal, perkembangan biara yang abn"rmal, dan gangguan fungsi tuba Eustahius.
Adanya hubungan antara r"ngga mulut dan hidung menyebabkan berkurangnya kemampuan
untuk mengisap pada bayi. ,nsersi yang abn"rmal dari m. tens"r <eli palatine menyebabkan tidak
sempurnanya peng"s"ngan pada telinga tengah. ,nfeksi telinga yang rekuren telah dihubungkan
dengan timbulnya ketulian yang memperburuk ara biara pada pasien dengan palat"shisis.
24
$alat"shisis dapat berbentuk sebagai palat"shisis tanpa labi"shisis atau disertai
dengan labi"shisis. $alat"shisis sendiri dapat diklasifikasikan lebih jauh sebagai elah hanya
pada palatum m"lle, atau hanya berupa elah pada submuk"sa. Lelah pada keseluruhan palatum
terbagi atas dua yaitu k"mplit ;t"tal9, yang menakup palatum durum dan palatum m"lle, dimulai
dari f"ramen insisi<um ke p"steri"r, dan ink"mplit ;subt"tal9. $alat"shisis juga dapat bersifat
unilateral atau bilateral.
?eau membagi left menjadi ) kateg"ri yaitu=
(. Lleft palatum m"lle
&. Lleft palatum m"lle dan palatum durum
-. Lleft lip dan palatum unilateral k"mplit
). Lleft lip dan palatum bilateral k"mplit
8ambar ('. %lasifikasi cleft palate
Disfungsi berkaitan alergi
Alergi mungkin memainkan peranan dalam pat"genesis dan eti"l"gi "titis media melalaui
satu atau lebih mekanisme berikut=
2uk"sa telinga tengah berfungsi sebagai "rgan target
,nflamati muk"sa tuba Eustahius
#bstruksi inflamasi pada hidung
Aspirasi sekret nas"faring ke ka<um telinga tengah
25
!initis alergi merupakan suatu kumpulan gejala kelainan hidung yang disebabkan pr"ses
inflamasi yang diperantarai "leh imun"gl"bulin E ;,gE9 akibat paparan alergen pada muk"sa
hidung.
!initis alergi perennial= 8ejala timbul sepanjang tahun, terus menerus tanpa <ariasi
musim dan penyebab tersering ialah allergen inhalan seperti debu,bulu hewan, jamur atau
allergen ingestan.
!initis alergi musiman tergantung ) musim dan tidak terdapat di ,nd"nesia. $enyebabnya
spesifik yaitu tepung sari ;p"llen9 dan sp"ra jamur. #leh karena itu nama yang tepat ialah
rhin"k"njungti<itis karena gejala yang tampak ialah gejala pada hidung dan mata ;mata
merah disertai lakrimasi9.
A!,A ;Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma9 membuat klasifikasi rhinitis alergi
berdasarkan lama dan seringnya timbul gejala, dan berdasarkan gejala yang dialami pasien,
bukan berdasarkan penyebab. %lasifikasi baru membagi rinitis alergi menjadi & kateg"ri, yaitu
intermiten dan persisten.
%ateg"ri intermiten adalah apabila gejala timbul kurang dari ) hari per minggu atau
kurang dari ) minggu.
%ateg"ri persisten adalah apabila gejala timbul lebih dari ) hari dalam seminggu dan
berlangsung lebih dari ) minggu.
8ejala rinitis alergi berupa bersin ;3-(' kali berturut-turut9, rasa gatal ;pada mata, telinga,
hidung, tengg"r"k, dan palatum9, hidung berair, mata berair, hidung tersumbat, p"st nasal drip,
tekanan pada sinus, dan rasa lelah.
5
8ejala spesifik pada anak ialah terdapatnya bayangan gelap di daerah bawah mata yang
terjadi karena stasis <ena sekunder akibat "bstruksi hidung yang disebut allergic shiner. Selain
itu, tampak juga anak mengg"s"k-g"s"k hidung karena gatal dengan punggung tangan yang
disebut allergic salute.
!hinitis menyebabkan muk"sa hidung teriritasi, membengkak dam menyempitkan
saluran tuba Eustahius akhirnya menyebabkan terjadinya gangguan pada m"tilitas silia tuba di
mana silia menjadi lumpuh dan gangguan fungsi tuba terganggu.
26
$emberian antihistamin disarankan apabila memang ternyata penyebabgangguan tuba
Eustahius adalah dari alergi, pada situasi ini antihistamin membantu untuk meringankan
k"ngesti nasal dan peradangan dan sekaligus diharapkan mengembalikan fungsi tuba Eustahius.
Selain itu b"leh juga diberikan ster"id nasal spray ada alergi atau penyebab peradangan yang
persisten di hidung, pemberian ster"id nasal spray membutuhkan beberapa hari untuk efek yang
penuh, "leh itu penderita tidak akan merasakan perubahan saat awal mula pemakaian.
.erenang, menyelam dan penerbangan
Tekanan p"sitif dari bahkan kedalaman sederhana dapat mengakibatkan penyakit telinga
tengah. %ebanyakan instruktur renang menghalang anak-anak berenang ketika mereka pilek atau
memiliki alergi hidung yang parah. Namun, menyelam dapat menjadi masalah bagi anak-anak
dan "rang dewasa tergantung pada status fungsi tuba Eustahius sebelumnya, ada atau tidak
adanya infeksi saluran pernafasan atas, dan kedalaman menyelam.
8ambar ((. 2enyelam atau scuba diving
2ereka yang akan paling tidak nyaman adalah indi<idu yang memiliki disfungsi tuba
Eustahius yang lama dan sering "talgia ketika telinga tengah bertekanan relatif negatif terkait
dengan per"lehan tekanan air yang p"sitif seara tiba-tiba. .ar"trauma dan "titis media yang
lebih parah dapat terjadi jika sese"rang itu ada pilek. %ebanyakan penyelam suba yang
berpengalaman menggunakan maneu<er ?alsa<a saat menyelam lebih dalam untuk menegah
Dl"kingE pada tuba Eustahius. Scuba diving dengan adanya disfungsi tuba Eustahius
sebelumnya, berkembangnya k"ngesti nasal atau keduanya adalah fakt"r risik" timbulnya
27
masalah tuba Eustahius yang parah atau bar"trauma. Adalah tidak dianjurkan pada indi<idu
dengan disfungsi tuba Eustahius kr"nik untuk melanjutkan scuba diving.
Penerbangan dan pressure chamber
Saat lepas landas, tuba yang n"rmal akan membuka sp"ntan seara pasif tanpa perlu
menelan dan berdilatasi seara aktif untuk menyetimbangkan tekanan p"sitif relatif yang
berkembang di tengah saat tekanan atm"sfir menjadi semakin negatif. Saat mendarat, tuba tidak
membuka seara sp"ntan, jadi penumpang harus membuka tuba Eustahius seara aktif dengan
menelan untuk menyamakan tekanan negatif telinga tengah bila tekanan atm"sfir menjadi
semakin p"sitif. Di sisi lain, walaupun tuba berfungsi n"rmal, penumpang yang mempunyai
k"ngesti nasal mungkin merasa tidak nyaman saat lepas landas karena tekanan pembukaan pasif
lebih tinggi berbanding yang dialami ketika tidak pilek.
8ambar (&. !esp"n saat pesawat mendarat.
Sewaktu mendarat, sering terjadi "talgia disebabkan ketidakmampuan untuk
menyetimbangkan tekanan negatif telinga tengah dengan tekanan p"sitif atm"sfir di dalam kabin
karena inflamasi lumen tuba. .ahkan Ml"kingE tuba Eustahius juga dapat terjadi.
3
28
2i"kl"nus $alatal
2erupakan satu k"ntraksi ritmik dari "t"t-"t"t palatum yang terjadi seara peri"dik.
Terbagi kepada essensial dan simpt"matik. Tipe simt"matik disebabkan "leh gangguan pada
erebellum sedangkan tipe essensial eti"l"ginya idi"patik. .unyi klik hanya terdengar pada tipe
esensial. .unyi DklikE terdengar dalam telinga pasien dan kadang-kadang dapat terdengar "leh
pemeriksa. Walaupun keadaannya seperti trem"r, gerakannya bersifat berulang-ulang daripada
ber"silasi dan hanya menggunakan "t"t ag"nis sahaja. $enyebab kepada bunyi klik dari dalam
telinga tidak diketahui tetapi lebih sering ditemukan pada my"kl"nus palatal essensial yang
bersifat idi"patik. %eadaan ini jarang terjadi dan penyebab yang pasti belum diketahui.
7
%ehamilan
!hinitis dan disfungsi tuba Eustahius adalah antara masalah yang terjadi saat hamil.
Diperkirakan kurang lebih -'K dari ibu hamil mempunya k"ngesti nasal dan disfungsi tuba
Eustahius. Disfungsi primer yang didiagn"sis adalah kegagalan untuk membuka tuba saat
menelan. Semua ibu hamil yang simpt"matik membaik setelah melahirkan bayi mereka.
%emungkinan besar, disfungsi tuba Eustahius terkait kehamilan berhubungan dengan akti<itas
h"rm"n dan diusulkan bahwa disfungsi tuba berkaitan dengan pengambilan pil k"ntrasepsi
mungkin mempunyai eti"l"gi mendasar yang sama.
$ubertas
,a terjadi lebih sering pada anak perempuan daripada anak laki-laki, kemungkinan besar
kelainan mekanisme pembukaan tuba, dan hampir selalu membaik setelah penempatan tuba
timpan"st"mi. .iasanya tidak ada tanda-tanda pat"l"gi membran timpani atau telinga tengah,
meskipun tekanan negatif dapat didiagn"sis pada "t"sk"pi pneumatik dan timpan"metri.
8ejala-gejalanya adalah klasik disfungsi tuba Eustahius seperti fluktuasi pendengaran,
tinnitus yang ditandai dengan bunyi DpoppingE dan DcrackingE di telinga, <ertig" rekurens dan
"talgia ringan yang berulang. Disfungsi yang terkait umur ini biasanya self-limited karena sering
menghilang setelah melewati usia pubertas. Namun begitu, beberapa perempuan mempunyai
gejala persisten sehingga usia remaja. *al ini mungkin berkaitan dengan fen"mena h"rm"nal.
29
$enyebab lain
Disfungsi tuba Eustahius dikaitkan juga dengan de<iasi septum nasi ;sistem tuba terlalu
tertutup pada ujung pr"@imal9G trauma disebabkan tuba nas"gastrik dan end"trakeal nasal, trauma
pada palatum, tulang pteryg"id atau m. tens"r <eli palatini ;tuba tidak membuka9G edera ner<us
trigeminal abang mandibularG dan trauma berkaitan dengan pr"sedur "perasi seperti reseksi
tum"r palatum atau maksila ;tuba tidak membuka atau terlalu terbuka pada ujung pr"@imal tuba9.
Ne"plasma jinak atau ganas yang mengin<asi palatum, tulang pteryg"id atau m. tens"r <eli
palatini dapat menyebabkan mekanisme pembukaan tuba gagal, sehingga mengakibatkan "titis
media.
Disfungsi tuba Eustahius telah digambarkan pada anak-anak dengan D"wn syndr"me
dan "titis media. Disfungsi tuba Eustahius kemungkinan besar merupakan penyebab penyakit
telinga pada pasien dengan sindr"m Turner atau Apert atau penyakit Lr"uC"n.
.eberapa indi<idu mempunyai kebiasaan DsniffE yang menghasilkan tekanan rendah pada
telinga tengah. Studi menunjukkan mereka yang mempunyai "titis media terkait sniff didapati
tuba Eustahius mereka terbuka seara eksesif dengan mekanisme pembukaan aktif yang buruk.
3
2.'.& Ge*ala Kln#
Simpt"m disfungsi tuba Eustahius termasuklah=
!asa penuh atau menyumbat di telinga
%etidaknyamanan atau nyeri di telinga
8angguan pendengaran
.unyi berdenging di telinga ;tinnitus9
$using
8ejala tidak dapat dikurangi dengan menelan, menguap atau mengunyah
Nyeri jika penyumbatan menyebabkan infeksi
-
30
8ejala utamanya yaitu pendengaran tidak tajam. Dapat juga dirasakan nyeri pada telinga
karena membran timpani menjadi tegang. 8ejala lain yang bisa munul termasuk= terasa penuh
dalam telinga, tinnitus ;telinga berdenging9, dan pusing. Salah satu atau kedua telinga dapat
terkena.
(,('
8ejala dapat munul dari beberapa jam hingga beberapa minggu atau lebih. *al itu
tergantung penyebabnya. $ada kasus pilek batuk, gejala akan hilang dalam kurang lebih
seminggu. Saat gejala sudah ringan, penderita akan mendapat sensasi suara dalam telinga. Selain
itu, pendengaran berkurang akan hilang dan timbul pada beberapa waktu sebelum kembali pulih.
2.'.' Penatalak#anaan
a. %adangkala, tidak ada peng"batan khusus yang dilakukan.
$ada banyak kasus, disfungsi tuba Eustahius yang terjadi termasuk ringan dan tidak
berlangsung lama sekitar beberapa hari sampai satu minggu. Sebagai "nt"h, disfungsi tuba
karena pilek batuk. Tidak ada peng"batan khusus yang dibutuhkan dan gejala dengan segera
akan hilang.
b. 2en"ba mengalirkan udara ke Tuba Eustashius.
0dara mengalir dan keluar dari tuba eustahi saat menelan, menguap dan mengunyah. Selain
itu, dapat dilakukan hal berikut. Tarik napas dalam-dalam. 1alu, "ba untuk membuang
napas dengan mulut tertutup dan menjepit hidung ;&alsava maneuver9. Dengan ara ini, tidak
ada udara yang keluar tapi kita dapat mend"r"ng udara masuk ke dalam tuba eustahi. Aika
melakukan hal ini, kita akan merasakan udara terd"r"ng masuk ke dalam telinga tengah. *al
ini baik untuk di"ba jika telinga terasa sakit ketika pesawat mendarat>landing.
. Dek"ngestan nasal spray>tetes
*al ini disarankan "leh d"kter jika mengalami batuk pilek atau hal lain yang menyebabkan
hidung tersumbat. %ita dapat mendapatkannya di bagian farmasi. .agaimanapun juga, kita
tidak b"leh menggunakan nasal dek"ngestan spray atau tetes lebih dari 3-6 hari. Aika
menggunakan lebih lama, akan memperburuk k"ngesti di nasal.
d. Antihistamine
*al ini akan disarankan "leh d"kter jika mempunyai alergi. $ada situasi ini, antihistamin
akan membantu untuk mengurangi k"ngesti nasal dan peradangan.
31
e. Ster"id nasal spray
Spray nasal ster"id dapat disarankan "leh d"kter jika diduga ada alergi atau penyebab lain
peraadangan persisten di hidung. #bat ini bekerja mengurangi peradangan di hidung. *al ini
memerlukan beberapa hari bagi spray ster"id untuk memberikan efek yang penuh. #leh
karena itu, penderita tidak akan mengalami gejala penyembuhan dengan epat saat awal mula
pemakaian. .agaimanapun, jika segala peradangan dikurangi di belakang hidung, tuba
Eustahius akan berfungsi lebih baik.
f. Di rujuk ke spesialis
Aika gejala berlangsung terus-menerus atau penyebab dari disfungsi tuba Eustahius belum
hilang, penderita akan dirujuk ke speialist. $eng"batan tergantung pada penyebab-penyebab
yang ditemukan.
&
$eng"batan disfungsi tuba Eustahius tergantung pada identifikasi penyebab mendasar.
!efluks laring"faring harus ditangani dengan m"difikasi diet seperti menghindari makanan-
makanan yang merelaksasi sfingter es"phagus bawah dan yang meningkatkan pr"duksi asam.
Agen penurunan pr"duksi asam seperti proton pump inhibitors ;$$,9 harus dipertimbangkan
diminum dua kali sehari dan bl"ker *
&
sebelum tidur.
$enghindaran dari alergen adalah efektif tapi tidak selalu memungkinkan. Antihistamin
"ral generasi kedua, k"rtik"ster"id nasal spray, atau terapi k"mbinasi mungkin efektif dalam
mengurangkan manifestasi alergi. %asus refrakter mungkin memerlukan imun"terapi.
$enatalaksanaan "bstruksi anat"mik bergantung pada penyebabnya. %arsin"ma
nas"faring sering kali ditangani dengan terapi radiasi, dan massa jinak seperti hipertr"fi aden"id
jaringannya dapat dieksisi. ,nfeksi di"bati dengan antibi"tik yang sesuai. ,nfeksi yang rekurens
harus diari penyakit mendasar nasal atau sinus, imun"supressi atau immun"defisiensi atau
gangguan muk"sa primer ;trias Samter, granul"mat"sis Wegener9.
)
Manaemen operasi
,nter<ensi "perasi diindikasikan jika "titis media atau ateletasis menetap walaupun
setelah pemeriksaan penyakit mendasar yang menyeluruh dan peng"batan yang maksimal. Tuba
timpan"st"mi efektif pada "titis media ser"sa dan dapat menegah retraksi membran timpani,
ateletasis dan sekuele disfungsi tuba Eustahius yang lain. $ada kasus di mana disfungsi tuba
32
Eustahius persisten, mungkin memerlukan pemasangan tuba <entilasi yang berulang. $ada
kasus dewasa dengan disfungsi tuba Eustahius dan memerlukan tuba timpan"st"mi yang
berulang, tub"plasti Eustahius mungkin paling efektif setelah k"ndisi penyakit mendasar telah
distabilkan.
)
2.'.+ Pen$ega%an
0ntuk mengurangi terjadinya disfungsi tuba Eustahius, dapat dilakukan langkah-langkah
berikut=
*indari terbang di dalam pesawat atau pergi suba di<ing jika sedang pilek atau alergi.
Saat terbang=
o 2enggunakan dek"ngestan atau antihistamin jika pilek atau alergi.
o 2enguap atau mengunyah permen karet. 2enggalakkan menelan dengan
mengisap permen keras atau minum air.
o %etika lepas landas dan mendarat, bersihkan telinga dengan menarik nafas yang
dalam dan kemudian menghembus perlahan sambil menutup hidung dan mulut.
o 2enggunakan penyumbat telinga khusus yang menyamakan tekanan di telinga
seara perlahan. $enyumbat telinga ini dapat ditemukan di t"k" "bat dan
bandara.
-
BAB III
PENUTUP
&.1 Ke#m,!lan
Tuba Eustahius adalah bagian dari telinga tengah yang berupa saluran yang
menghubungkan a<um tympani dan nas"faring. Dari muara tuba pada a<um tympani menuju
ke muara tuba di nas"faring berjalan ke arah infer"medial. Tuba eustahius ini dibagi menjadi=
pars osseus dan pars cartilaginea'
33
4ungsi dari tuba eustahius adalah menjaga agar tekanan pada a<um tympani sama
dengan tekanan pada dunia luar dan menjamin <entilasi udara dari a<um tympani. Tuba
biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila "ksigen diperlukan masuk ke telinga
tengah atau pada saat mengunyah, menelan dan menguap. $embukaan tuba dibantu "leh "t"t
tens" <eli palatini apabila terdapat perbedaan tekanan.
Disfungsi Tuba Eustahius merupakan suatu keadaan terbl"knya tuba eustahius atau
tidak bisa terbuka seara baik, terbuka abn"rmal, my"kl"nus palatal, palat"skisis, dan "bstruksi
tuba. Saat udara tidak dapat masuk ke dalam telinga tengah, tekanan udara di luar membran
timpani lebih besar dibandingkan tekanan udara di telinga tengah sehingga mend"r"ng membran
timpani masuk ke dalam. 2embran timpani menjadi tegang dan tidak bergetar dengan baik
ketika dilalui "leh gel"mbang suara.
8ejalanya yaitu pendengaran tidak tajam, dapat juga dirasakan nyeri, terasa penuh dalam
telinga, tinnitus ;telinga berdenging9, dan pusing. Salah satu atau kedua telinga dapat terkena.
8ejala dapat munul dari beberapa jam hingga beberapa minggu atau lebih, tergantung
penyebabnya.
0ntuk mendiagn"sa dilakukan anamnesa, end"sk"pi, aut"sk"p dengan <alsa<a, dan
tympan"metri. %adangkala pada peng"batan disfungsi tuba eustahius tidak ada peng"batan
khusus yaitu ukup dengan menelan, mengunyah, menguap, atau dengan perasat <alsa<a. Namun
pada keadaan tertentu seperti batuk, pilek, alergi, dan "titis media dapat diberikan dek"ngestan
nasal spray, antihistamine, ster"id nasal spray, hingga "perasi.
34
DAFTAR PUSTAKA
(. 8an"ng, William. $endengaran dan keseimbangan. .uku Ajar 4isi"l"gi %ed"kteran. &&
nd
ed. Aakarta= E8LG &'':.p. 67-:3.
&. Dhingra $1, Dhingra S. (iseases of ear, nose ) throat. 3
th
ed. ,ndia= Else<ierG &'(&. p.
5--7.
-. !"senblum 1.. Eustachian tube d#sfunction. %anada= E.SL#G &'((. p. (-).
). Sn"w A., Wakym $A, .allenger AA. *allenger+s otorhinolar#ngolog#, head and neck
surger#. (6
th
ed. 0SA= $e"pleNs 2edial $usblishing *"useG &''7. p. &'(-:.
3. .luest"ne LD. Eustachian tube, structure, function, role in otitis media. ?"lume &. 0SA=
Walsw"rthG &''3. hal 56-::.
5. Aane NO. Middle ear barotrauma' In Principles and practice of travel medicine. &
nd
ed.
0%= A"hn Wiley P S"ns 1tdG &'(-. p.-6'-(.
6. 8ulya AA, 2in"r 1., $"e DS. %lasscock-shambaugh surger# of the ear. 5
th
ed. 0SA=
$e"pleNs 2edial $ublishing *"useG &'('. p. &)3-3-.
35
:. Djaafar, Oainul, *elmi, !atna !. .uku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tengg"r"k
kepala dan leher. 5
th
ed. Aakarta= .alai $enerbit 4%-0,G &''6.p. 5)-6).
7. %artush A2, ."jrab D,, 1a!"uere 2A, Oappia AA, Sargent EW, .abu SL. Eustachian
tube problems. 2ihigan= 2ihigan Ear ,nstituteG &'('. p. (-(5.
('. 2"hammad 2, Suhail 2. !e-tbook of ear, nose and throat diseases. (&
th
ed. New Delhi=
A$ 2edial 1tdG &'(-. p. 3:-5'.
36

Anda mungkin juga menyukai