Dampaknya di Indonesia Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API)
Kementerian PPN/Bappenas
2013 + OUTLINE I. LATAR BELAKANG II. HISTORI KONDISI IKLIM INDONESIA III. PROYEKSI PERUBAHAN IKLIM IV. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM V. PENUTUP 2 + I. LATAR BELAKANG 3 + I. Latar Belakang Bukti ilmiah telah banyak menunjukkan bahwa iklim telah mengalami perubahan: 1) Antara 19062005: Rata-rata suhu permukaan global meningkat dengan laju 0.74C 0.18 (IPCC, 2007) mengakibatkan perubahan iklim di berbagai tempat, termasuk di Indonesia 2) Perubahan iklim akan memberikan dampak pada berbagai sektor kehidupan diperlukan upaya ADAPTASI 3) Keberlanjutan pelaksanaan kegiatan pembangunan akan terganggu apabila tidak dilakukan upaya-upaya adaptasi yang terencana untuk mengatasi dampak perubahan iklim 4) Oleh karena itu dalam penyusunan rencana aksi adaptasi diperlukan landasan ilmiah yang kuat agar upaya adaptasi yang dilakukan efektif dan menjamin keberlanjutan pembangunan 4 + II. HISTORI KONDISI IKLIM INDONESIA 5 + 1. Pola Hujan di Indonesia Curah hujan di Indonesia sangat bervariasi Secara umum dibagi menjadi tiga tipe hujan yang dominan, yakni monsunal, ekuatorial, dan lokal (Boerema, 1938; Aldrian and Susanto, 2003).
6 + 2. Keragaman Iklim di Indonesia Pendek Intermediate Panjang Intra-sessional (antar musim) Inter-annual (antar tahun) Interdecadal-Antar dasawarsaabad Gelombang panas/ Kekeringan/Bajnjir Siklon MJO ENSO IOD, dll Keragaman dasawarsa Keragaman matahari Sirkulasi bawah laut GRK Sumber : Hales et al., tanpa tahun 7 Pemanasan global telah menganggu sistem iklim global dan menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian iklim ekstrim Akhir-akhir ini kejadian El_Nino semakin sering dan intensitas juga cenderung menguat dan ini berasosiasi dengan semakin kuatnya intensitas kejadian cuaca dan iklim ekstrim. Hal ini diperkirakan berkaitan dengan adanya pemanasan global Sumber:http://www.ncdc.noaa.gov/oa/clim ate/research/1998/enso/10elnino.html 8 + Secara umum trend data jangka panjang menunjukkan konsistensi laju peningkatan suhu 0.002 C/tahun atau 0.02 C/dekade Laju kenaikan suhu meningkat cepat setelah tahun 1960-an
Gambar tren temperatur rata-rata tahunan untuk wilayah daratan di Indonesia (6LU - 1108'LS dan 95'BT - 14145'BT) berdasarkan data dari CRU TS3.1. 3. Tren Perubahan Suhu Permukaan (Hasil Kajian) 9 + 4. Tren Kenaikan Suhu permukaan laut (SPL)
Tren kenaikan SPL semakin tinggi; sejak 1905 laju kenaikan rata-rata: 0.7 C/100 tahun. Di wilayah Indonesia, tren kenaikan berkisar 0.8 - 1.5 C/100 tahun Tren kenaikan tersebut masih sebanding dengan tren kenaikan temperatur global sebesar 0.78 0.18 C (IPCC, 2007). Gambar (kiri) tren linier kenaikan SPL selama 30 tahun dari tahun 1982 sampai 2011 Gambar (atas) time-series anomali SPL relatif terhadap rata- rata SPL pada 19012000 dan trennya, secara global (biru), di tropis (hijau), dan Indonesia (merah); 10 + 5. Tren Kenaikan Tinggi Muka Laut (TML)
Periode 1960-2008, TML di Indonesia memiliki laju peningkatan sebesar 0.8 mm/tahun Tren melonjak naik menjadi 7 mm/tahun dari tahun 1993.
Gambar (atas) variasi anomali TML rata-rata di perairan Indonesia tahun 18602010 11 + 6. Tren Kenaikan Tinggi Muka Laut (TML)
Tren kenaikan TML lebih tinggi terjadi di wilayah Indonesia bagian timur dibandingkan di Indonesia bagian barat
Gambar pola spasial tren SLR: (a) 19932011, dan (b) selisih rata-rata TML periode 20052011 relatif terhadap 19932005.
12 + 7. Tren Perubahan Curah Hujan
Kenaikan curah hujan untuk DesemberJanuari Februari (DJF) terjadi di hampir seluruh P. Jawa dan Indonesia bagian timur, seperti Bali, NTB, dan NTT Untuk curah hujan JuniJuli Agustus (JJA), tren penurunan yang signifikan dapat ditemui di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali Pandeglang (Jawa Barat), Makassar (Sulawesi Selatan), Manokwari, Sorong (Papua), dan Maluku Gambar tren perubahan curah hujan musiman pada periode bulan: Des-Jan-Feb (DJF; atas) dan Jun-Jul-Agu (JJA; bawah) (Sumber: KLH, 2010) 13 + h. Tren Kejadian Cuaca dan Iklim Ekstrem (a) (b)
Telah terjadi peningkatan peluang curah hujan ekstrem harian di sebagian wilayah Indonesia, kecuali beberapa wilayah di Maluku, dalam kurun waktu kurang lebih selama 10 tahun selama 19982008. 14 + III. PROYEKSI PERUBAHAN IKLIM
15 + a) Proyeksi iklim suatu upaya untuk mendapatkan gambaran mengenai tanggapan (response) sistem iklim, terutama akibat kenaikan konsentrasi GRK dan aerosol di atmosfer di masa depan. b) Proyeksi iklim Hasil simulasi model iklim global sangat tergantung kepada skenario peningkatan konsentrasi GRK di atmosfer berdasarkan asumsi perkembangan kondisi sosio-ekonomi global serta teknologi utama yang mendukungnya. c) Di dalam AR4-IPCC, skenario yang digunakan adalah berdasarkan Special Report on Emission Scenarios (SRES). 1. Proyeksi Perubahan Iklim 16 + a. Proyeksi Kenaikan Temperatur Permukaan
Proyeksi kenaikan rata-rata temperatur permukaan di seluruh Indonesia akibat GRK sampai dengan periode 20202050 adalah sekitar 0.81C relatif terhadap periode iklim terakhir di abad ke-20 (Bappenas, 2010c). Gambar proyeksi temperatur permukaan untuk rata- rata wilayah Malang, Jawa Timur berdasarkan keluaran model AR4-IPCC (KLH, 2012a) 17 + b. Proyeksi Perubahan Curah Hujan
Berkurangnya curah hujan di musim kering Juni JuliAgustus (JJA) dan peralihan September OktoberNovember (SON) di P. Jawa dan Kepulauan Nusa Tenggara serta bertambahnya curah hujan di musim penghujan Desember JanuariFebruari (DJF). Tren ini cenderung berkebalikan dengan hasil proyeksi untuk sebagian besar wilayah di pulau-pulau lain (KLH 2010) Penurunan curah hujan yang cukup besar pada musim kering (bulan JuliAgustusSeptember; JAS) di Jawa dan Bali (Naylor 2007, Li et al 2007)
18 + c. Proyeksi Kenaikan Tinggi Muka Laut
Periode Proyeksi SLR Tingkat kepercayaan 2030 22.51.5cm Sedang 2050 37.52.5cm Sedang 2080 60.04.0cm Tinggi 2100 80.05.0cm Tinggi
Kenaikan TML memberikan potensi ancaman yang sangat besar terhadap Indonesia yang terdiri dari banyak pulau besar dan kecil. Pada tahun 2050, TML akibat pemanasan global diproyeksikan mencapai 3540 cm relatif terhadap nilai tahun 2000. Berdasarkan hasil ini, SLR maksimum di Indonesia dapat mencapai 175 cm pada tahun 2100 (Bappenas, 2010b). 19 + IV. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
20 + 1. Potensi Dampak Perubahan Iklim
a) Perubahan Iklim perubahan pada indikator- indikator iklim seperti suhu permukaan, curah hujan, suhu permukaan laut, tinggi muka laut, serta kejadian iklim dan cuaca ekstrem. b) Potensi dampak PI berdampak pada bidang- bidang yang terkait dengan sistem pembangunan nasional ekonomi, tatanan kehidupan, ekosistem, serta wilayah khusus. 21 + a. Dampak kenaikan suhu permukaan 1) Berakibat langsung pada manusia, tumbuhan, dan hewan seperti serangga. 2) Potensi peningkatan konsumsi energi pada wilayah tropis seperti Indonesia. 3) Mengakibatkan evapotranspirasi berlebihan pada tumbuhan, timbulnya kebakaran hutan, serta pengembangbiakan serangga lebih cepat dan luas. b. Dampak Perubahan Curah Hujan 1) Meningkatnya kejadian banjir dan longsor, kekeringan dan penurunan ketersediaan air. 2) Penurunan ketersediaan air mempengaruhi pasokan air untuk wilayah perkotaan dan pertanian. 22 + c. Dampak Kenaikan Suhu dan Tinggi Muka Laut 1) Kenaikan suhu permukaan laut dapat merusak terumbu karang (coral bleaching) dan mengubah arus laut yang berakibat pada pola migrasi ikan di laut yang selanjutnya akan mempengaruhi mata pencaharian nelayan. 2) Kenaikan TML meluasnya genangan air laut dan abrasi di wilayah pesisir serta peningkatan intrusi air laut ke daratan; Mengancam kehidupan di wilayah pesisir
Gambar risiko penggenangan air laut di pesisir akibat bahaya kenaikan muka air laut, variabilitas iklim La-Nina, dan gelombang badai yang disertai dengan kejadian air pasang tertinggi perigee (Bappenas, 2010) 23 + d. Dampak Peningkatan Kejadian Iklim dan Cuaca Ekstrim Kejadian iklim dan cuaca ektrem memiliki beragam dampak yang spontan dan masif sehingga perlu diadaptasi dalam bentuk upaya pengelolaan penanggulangan bencana. Sesuai dengan Hyogo Framework (ISDR, 2005), integrasi adaptasi perubahan iklim dengan pengurangan risiko bencana merupakan suatu tantangan baru untuk disinergikan pada sistem pembangunan nasional. 24 + 2. Tingkat Risiko Dampak Perubahan Iklim Tingkat Risiko Perubahan Iklim Berdasarkan Wilayah di Indonesia (modifikasi dari dokumen ICCSR Bappenas, 2010 dengan masukan dari dokumen SNC KLH, 2010) 25 + V. PENUTUP
26 + PENUTUP 1) Kajian ilmiah tentang perubahan iklim masih perlu dirinci pada tingkat resolusi yang lebih tinggi sehingga dapat digunakan untuk kajian dampak PI pada tingkat lokal dan penyusunan rencana aksi adaptasi yang lebih tepat 2) Penetapan rencana aksi dan prioritisasi lokasi kegiatan aksi adaptasi perlu didukung oleh kajian kerentanan dan resiko iklim Wilayah merah merupakan wilayah yang rentan ketahanan pangan dan beresiko tinggi terkena dampak perubahan iklim sehingga perlu menjadi prioritas utama Contoh kasus: Ketahanan Pangan dan Resiko Banjir 27 + TERIMA KASIH 28