Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi
negara-negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 20-50% kematian wanita usia subur
disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data statistik yang
dikeluarkan World Health Organisation (WHO) sebagai badan PBB yang menangani masalah
bidang kesehatan, tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia
mencapai 515.000 jiwa setiap tahun (WHO, 2008).
Indonesia termasuk dalam 189 negara yang mengikuti pertemuan puncak tingkat
majelis umum PBB untuk mengevaluasi pencapaian deklarasi Millenium Development Goals
(MDGs). Dan telah disepakati 8 tujuan untuk mencapai MDGs di tahun 2015. Pada goal
kelima mempunyai tujuan meningkatkan kesehatan ibu sehingga diharapkan pemeriksaan
kehamilan dengan tenaga kesehatan dapat lebih ditingkatkan lagi (Riskerdas, 2010).
Sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu angka kematian ibu (AKI)
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan angka kematian bayi (AKB) menjadi 2/3
per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan
kerja keras karena kondisi saat ini, di Indonesia AKI 307/100.000 kelahiran hidup dan AKB
34/1.000 kelahiran hidup. Dengan di tetapkan rencana penurunan AKI tersebut di harapkan
dapat terwujud kesehatan ibu dan anak (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menyatakan bahwa Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup, sebagai angka
tertinggi di ASEAN. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab
yang kompleks, yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan
2

kesehatan, dan gender, dan penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan,
infeksi, eklamsi, partus lama dan komplikasi abortus. Hal ini menempatkan upaya penurunan
AKI sebagai program prioritas pemerintah.
Sedangkan untuk hasil Studi Pendahuluan di Rumah Sakit Panembahan Senopati bahwa
jumlah pasien rawat inap dengan kasus Hiperemeis Gravidarum pada tahun 2012 ada 24
kasus. Kemudian ada 9 kasus hamil molahidatidosa, 5 kasus anemia, untuk Abortus iminen
ada 76 kasus.
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderia mual dan muntah yang
berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu
kesehatan dan pekerjaan sehari-hari. (Arief.B, 2009).
Hiperemesis gravidarum (HG) dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian pada
ibu dan janin jika tidak tertangani dengan baik. Mual dan muntah secara terus menerus,
mengakibatkan turunnya berat badan hingga lebih dari 5% berat sebelum hamil, dehidrasi
dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan komplikasi maternal seperti kerusakan
hati dan ginjal, robekan pada esofagus, pneumothoraks, neuropati perifer, ensefalopati
wernicke, dan kematian. Pada janin dengan ibu yang menderita hiperemesis gravidarum
berkepanjangan dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian (Asih,
Kampono, & Prihartono, 2009).
Adanya berbagai macam dampak yang ditimbulkan akibat hiperemesis gravidarum,
perlu menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan. Penanganan cepat dan tepat dari tenaga
kesehatan di pelayanan kesehatan sangat diperlukan. Soltani & Taylor (2003) menyatakan
bahwa tenaga kesehatan kadang menunjukkan sikap yang tidak mendukung (ambivalent) jika
menemui kasus HG dan menganggap kondisi HG merupakan masalah pasien. Selain itu,
literatur yang membahas tentang sikap tenaga kesehatan dalam menangani kasus HG masih
sangat terbatas.
3



Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan obstetri, salah
satunya dengan melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui keadaan ibu
dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap kelainan yang
ditemukan dengan tujuan agar ibu hamil dapat melewati masa kehamilan, persalinan dan
nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat. Dalam melakukan pelayanan
Ante Natal Care (ANC) hendaknya selalu memberikan penjelasan dan motivasi mengenai
yang dirasakan ibu hamil termasuk didalamnya hiperemesis gravidarum, karena masih
banyak ibu hamil yang tidak mengetahui cara mengatasi mual dan muntah yang dialaminya,
maka dengan ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) akan
mengalami penurunan karena derajat kesehatan suatu bangsa ditentukan oleh derajat
kesehatan ibu dan anak.
Usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu di
Indonesia adalah salahsatunya dengan memberikan pengawasan pada ibu hamil sacara
teratur. gangguan yang sering kita jumpai pada kehamilan adalah mual dan muntah dalam 16
minggu pertama.kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual mual dan
34% mengalami mual di sertai muntah,dan jika wanita hamil memuntahkan segala apa yang
dimakan dan di minum hingga berat badannya sangat turun,turgor kulit berkurang,diuresis
berkurang dan timbul asetonuri.
Oleh karena itu berdasarkan uraian uaraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian
yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana Penatalaksanaan Asuhan Kebidan Pada
Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.
4

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk memahami Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
2. Tujuan khusus
Penulis dapat melakukan :
a) Pengumpulan data dasar secara subjektif da objektif pada kasus Hiperemesis
Gravidarum.
b) Interpretasi data klien meliputi diagnosa masalah, dan kebutuhan kasus Hiperemesis
Gravidarum.
c) Diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan bidan dari kasus Hiperemesis
Gravidarum.
d) Kebutuhan / tindakan segera untuk konsultasi, kolaborasi, merujuk kasus Hiperemesis
Gravidarum.
e) Rencana asuhan kebidanan untuk Hiperemesis Gravidarum.
f) Pelaksanaan tindakan untuk kasus Hiperemesis Gravidarum.
g) Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dan memperbaiki tindakan yang
dipandang perlu.
h) Kesenjangan teori dan praktek.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi subjek penelitian dan masyarakat
Sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuann sehingga diharapkan ibu hamil dan
masyarakat dapat mengetahui tentang masalah hiperemesis gravidarum.
2. Manfaat bagi RS Panembahan Senopati Bantul
5



Memberikan gambaran mengenai kejadian hiperemesis gravidarum dan memberikan data
penyebab yang mempunyai hubungan dengan kejadian hiperemesis gravidarum sehingga
dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas.
3. Manfaat bagi institusi pendidikan Stikes Aisyiyah Yogya
1) Menambah informasi mengenai penelitian tentang ibu hamil dengan kejadian
hiperemesis gravidarum.
2) Sebagai bahan masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

E. Ruang Lingkup
1) Ruang lingkup materi
Obyek/variabel yang akan diteliti adalah hiperemesis gravidarum.
Alasannya karena sampai saat ini mual dan muntah saat kehamilan masih dianggap hal
biasa oleh mayarakat.
2) Ruang lingkup responden
Subyek penelitian yang akan di teliti adalah ibu hamil yang mengalami mual dan muntah
berlebihan.
3) Ruang lingkup waktu
Penyusunan CSR mulai bulan juni sampai bulan agustus 2013.
4) Ruang lingkup tempat
Tempat penelitian dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul Ruang Alamanda.
F. Keaslian Penelitian
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh :
1. Nurjanah ( 2005 ) meneliti tentang Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
emesis gravidarum dengan tingkat kecemasan di puskesmas Ngampilan DIY.
Metode yang digunakan adalah survey analitik, pendekatan waktu yang digunakan
6

cross sctional, pengumpulan data dengan kuesioner, pengambilan sampel berdasarkan
tenik sampling jenuh dan analisis yang digunakan yaitu kolerasi Kendal Tau.
2. Uswatun Khasanah Habibi ( 2005 ) meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan
ibu hamil tentang emesis gravidarum dengan upaya pencegahan hiperemesis
gravidarum. Metode yang digunakan adalah survey analitik, rancangan penelitian
bersifat korelasi, dan pendekatan waktu yang digunakan adalah pendekatan cross
sectional.Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah judul
hiperemesis gravidarum, metode penelitian deskriptif ( non analitik ), tidak ada uji
korelasi, hanya menggunakan satu variabel.
3. Ehab H Nashaat, Ghada M Mansour (2010;8) meneliti tentang Heicobacter Pylori
and Hyperemesis Gravidarum.
Abstract : Purpose: To evaluate the role of helicobacter pylori in the pathogenesis of
hyperemesis gravidarum, and the value of adding a non teratogenic regimen for its
treatment in intractable cases. Methods: Sixty two hyperemesis gravidarum cases
were recruited from Ain Shams University out patient clinics. A full history was taken
including history of medical disorders as peptic ulcer and history of chronic
medications intake as non steroidal anti-inflammatory drugs. General and local
examination was done for all cases. Ultrasound was done to exclude obstetric causes
of hyperemesis as twin pregnancy, molar pregnancy or missed abortion. Sixty two
normal pregnant women were used as control. Serum test for H-pylori IgG antibody
titre using (ELISA) method was done for all patients and control. Statistical analysis
of the data was done. Results: Fifty four cases of the Sixty two HG cases
were H pylori positive and twenty out of the Sixty two control were positive , six
cases developed severe intractable vomiting. Two of them developed an attack of
hematemesis. Gastroscopy in these case revealed severe antral gastritis ,
duodenitits,(and gastric and duodenal erosions in two of them). The six patients
received non teratogenic regimen for treatment. Attacks of vomiting decreased and
pregnancy continued till delivery of healthy newborns. Conclusion: Screening for
Helicobacter pylori should be added to the investigations of HG cases. Non
teratogenic treatment can be considered in intractable cases. [Nature and Science
2010;8(8):22-26]. (ISSN:1545-0740).

Anda mungkin juga menyukai