Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

KEBUDAYAAN JAWA BARAT


OLEH:
GILANG ANGGARA
41813040
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
BANDUNG
2014
2
KEBUDAYAAN DAERAH DI JAWA BARAT:
P!"#!$#%
Kebudayaan secara sederhana dapat dipahami sebagai hasil karya, karsa,
dan cipta manusia. Dengan demikian, kebudayaan akan selalu berhubungan
dengan manusia, baik sebagai arsitek pembuat dan penciptanya. Kebudayaan ada
selama ada pendukungnya, yakni manusia itu sendiri. Dalam konteks
keindonesiaan, kebudayaan pada dasarnya bisa dibagi atas kebudayaan nasional
dan kebudayaan daerah. Berkaitan dengan kebudayaan ini, Pasal 32 Ayat 1 UUD
1!", menyebutkan, #$egara mema%ukan kebudayaan nasional &ndonesia di
tengah peradaban dunia dengan men%amin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai'nilai budayanya(. )elan%utnya Pasal 32
ayat 2 UUD 1!" menyatakan, #$egara menghormati dan memelihara bahasa
daerah sebagai kekayaan budaya nasional(.
Pada bagian pen%elasan, secara eksplisit dinyatakan bah*a #kebudayaan
bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi daya rakyat
&ndonesia seluruhnya(. )ementara itu, #kebudayaan lama dan asli yang terdapat
sebagai puncak'puncak kebudayaan di daerah'daerah di seluruh &ndonesia,
terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menu%u ke arah
kema%uan adab, budaya, persatuan, dengan tidak menolak bahan'bahan baru dari
kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan
bangsa sendiri, serta mempertinggi dera%at kemanusiaan bangsa &ndonesia(.
Dari uraian tersebut, secara implisit dinyatakan bah*a kebudayaan
nasional pada dasarnya berakar dari kebudayaan daerah. Adapun kebudayaan
daerah dapat dipahami sebagai kebudayaan'kebudayaan yang dimiliki, didukung,
dan dikembangkan oleh setiap suku bangsa di seluruh *ilayah &ndonesia. Dalam
kaitannya dengan kebudayaan daerah di +a*a Barat maka hal itu dapat dipahami
sebagai kebudayaan suku bangsa yang ada di +a*a Barat. )ecara lebih spesi,ik
lagi, +a*a Barat disini tidak ditempatkan sebagai sebuah *ilayah geogra,is +a*a
dibagian Barat tetapi dipahami sebagai sebuah *ilayah administrati, yang
bernama Propinsi +a*a Barat. Dengan demikian, kebudayaan daerah di +a*a
Barat dipahami sebagai kebudayaan daerah yang ada di propinsi +a*a Barat.
E&'('$!'( P%)*(!'( J#+# B#%#$
+a*a Barat sebagai nama sebuah *ilayah administrati, tidak pelak lagi
baru dikenal pada abad ke'2-. .al ini ter%adi ketika Pemerintah Kolonial Belanda
melalui Bestuurshervormingswet atau Undang Undang Perubahan Pemerintahan
yang dikeluarkan pada tahun 122 /Staatsblad 12202112 melakukan penataan
administrasi pemerintahan di a*al abad ke'2-, dengan membentuk gewest
/*ilayah administrati,2 gaya baru yang disebut provincie. )ecara hirarkis, *ilayah
administrasi setingkat provincie ini menempati posisi paling tinggi sesudah
pemerintah pusat. Provincie terbagi lagi atas *ilayah karesidenan /kemudian
3
afdeling2 serta daerah'daerah otonom regentschap /kabupaten2 serta
stadsgemeente /kotapra%a2.
Keberadaan +a*a Barat sebagai sebuah propinsi secara resmi dibentuk
pada tanggal 1 +anuari 121 dan tertuang dalam Staatsblad tahun 12" $omor
334 tanggal 1! Agustus. )ebagai ibukota propinsi ditetapkan Bata5ia. )aat
dibentuk tahun 121, +a*a Barat terbagi atas " karesidenan, 14 kabupaten, dan 1
kotapra%a.
Usia propinsi +a*a Barat produk pemerintah kolonial Belanda ini dapat
dikatakan berakhir pada tahun 1!2 setelah +epang menghapus *ilayah
administrasi pemerintahan setingkat propinsi. )ebagaimana diatur dalam Undang
Undang $o. 23 6ahun 1!2 yang mulai berlaku tanggal 4 Agustus 1!2,
pemerintah pendudukan +epang hanya mengadopsi Syu /karesidenan2 sebagai
pemerintah daerah tertinggi di +a*a, termasuk di dalamnya +a*a Barat. $amun
demikian, pimpinan Syu /syucokan2 di era +epang ini kedudukannya %auh lebih
luas dibanding pimpinan karesidenan /residen2 di era pemerintah kolonial
Belanda. )ebagai pimpinan daerah tertinggi yang bersi,at otonom, syucokan tidak
hanya memegang kekuasaan eksekuti, tetapi %uga legislati,. Di era +epang ini,
*ilayah +a*a Barat terbagi atas lima syu, yaitu Banten Syu, +akarta Syu, Bogor
Syu, Priangan Syu, dan 7irebon Syu.
Kelahiran kembali +a*a Barat sebagai sebuah propinsi ter%adi pada tanggal
1 Agustus 1!" dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan &ndonesia /PPK&2.
Di samping +a*a Barat, terdapat 3 propinsi lain yang dibentuk dalam *aktu
bersamaan, yakni, +a*a 6engah, +a*a 6imur, )umatera, Borneo, )ula*esi,
8aluku, dan )unda Kecil.
Dalam perkembangannya semasa kemerdekaan, secara administrati,
ke*ilayahan, Propinsi +a*a Barat mengalami perubahan'perubahan yang sangat
dinamis. Perubahan tidak hanya ditandai oleh adanya penambahan kabupaten dan
kota baru tetapi %uga oleh berkurangnya luas *ilayah administrati, propinsi +a*a
Barat. Pengurangan *ilayah administrati, propinsi +a*a Barat ter%adi pada tahun
2--- atau tepatnya se%ak ! 9ktober 2---, yang ditandai oleh berpisahnya Banten
sebagai bagian propinsi +a*a Barat sebagaimana diputuskan dalam :apat
Paripurna DP: dan tampil men%adi propinsi tersendiri berdasarkan Undang
Undang $omor 23 6ahun 2--- tertanggal 13 9ktober 2---. ;ahirnya propinsi
Banten secara otomatis membuat propinsi +a*a Barat harus rela melepas beberapa
*ilayah administrati, di ba*ahnya, yakni, Kabupaten )erang, Kabupaten
Pandeglang, Kabupaten ;ebak, Kabupaten 6anggerang, Kota 6anggerang, dan
Kota 7ilegon. )etelah ter%adi berbagai perubahan selama kurang lebih 1- tahun
kemerdekaan, propinsi +a*a Barat kini memiliki 11 kabupaten dan kota, yakni
Kabupaten Bogor, Kabupaten )ukabumi, Kabupaten 7ian%ur, Kabupaten
Bandung, Kabupaten <arut, Kabupaten 6asikmalaya, Kabupaten 7iamis,
Kabupaten Kuningan, Kabupaten 7irebon, Kabupaten 8a%alengka, Kabupaten
)umedang, Kabupaten &ndramayu, Kabupaten )ubang, Kabupaten Pur*akarta,
Kabupaten Kara*ang, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kota )ukabumi, Kota
Bandung, Kota 7irebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota 7imahi, Kota
6asikmalaya, dan Kota Ban%ar.
!
M,$#&#! S-#%#. K/01#2##! D#%#.
Berpi%ak pada perkembangan *ilayah sebagaimana terurai di atas maka
kebudayaan daerah yang perlu dipetakan adalah kebudayaan daerah yang ada di
Propinsi +a*a Barat sebagaimana perkembangannya yang paling kontemporer.
Untuk memetakan itu semua tentu bukanlah merupakan hal yang mudah.
Permasalahan pertama yang akan muncul apakah pemahaman tentang kebudayaan
daerah yang ada di Propinsi +a*a Barat tersebut identik dengan kebudayaan
)unda= 8engingat mayoritas etnis yang mendiami *ilayah tersebut adalah etnis
)unda. ;antas, kalau kebudayaan daerah yang ada di Propinsi +a*a Barat tersebut
tidak bisa direpresentasikan sebagai hanya menun%uk kepada kebudayaan )unda,
menun%uk kemanakah kebudayaan daerah dimaksud= Agar tidak ter%ebak dalam
polemik berkepan%angan, untuk mudahnya kebudayaan daerah tersebut di
samping meru%uk pada Kebudayaan )unda %uga meru%uk pada kebudayaan lain
yang ada di Propinsi +a*a Barat, yakni #kebudayaan 7irebon(.
Permasalahan selan%utnya yang tidak kalah rumit adalah, bagaimanakah
sebenarnya peta kebudayaan daerah /)unda dan 7irebon2 yang ada di +a*a Barat=
Bila pertanyaan sudah sampai kepada hal ini, maka %a*abannya amat sangat tidak
sederhana, untuk tidak mengatakan, belum ada %a*aban tegas yang bisa
disampaikan. )ebaliknya, %a*aban akan men%adi lain manakala kebudayaan hanya
dimaknai dalam perspekti, yang sangat sempit, yakni sebagai kesenian atau hanya
dalam bentuk *u%ud ,isik. Padahal, dilihat dari *u%udnya, kebudayaan mencakup
tiga *u%ud, yakni, *u%ud ,isik /sistem materi2, *u%ud tingkah laku /sistem sosial2,
dan *u%ud ide /sistem budaya2. )ementara dilihat dari unsurnya, setidaknya ada
tu%uh unsur kebudayaan yang bersi,at uni5ersal, yakni sistem dan organisasi
kemasyarakatan> sistem mata pencaharian> sistem pengetahuan> sistem
kepercayaan dan upacara'upacara keagamaan> sistem teknologi, perlatan, dan
perlengkapan hidup> sistem bahasa> dan sistem kesenian.
)ecara umum dapat dikatakan se%arah kebudayaan daerah di +a*a Barat
atau se%arah kebudayaan )unda /dan 7irebon2 atau se%arah kebudayaannya urang
)unda dan 7irebon mencakup kurun *aktu yang sangat pan%ang, yakni dari masa
prase%arah hingga masa se%arah. 8asa prase%arah dalam se%arah Kebudayaan
)unda /dan 7irebon2 berakhir manakala ditemukan bukti'bukti tertulis berupa
prasasti dari kera%aan 6arumanegara. Bukti'bukti peninggalan kebudayaan )unda
/dan 7irebon2 di era prase%arah, antara lain ditemukan di 7ian%ur /<unung
Padang, Pasir Pogor, Bukit 6ongtu, Bukit Kasur, <unung Putri, ;embah Duhur,
Pasir 8anggu, dan Pasir <ada2, )ukabumi /Pangguyangan, 6ugu <ede, 7iarca,
)alak Datar, dan Batu +olang2, Bandung, <arut /7imareme2, Kuningan /7ipari,
7igadung, 7angkuang, 7ibuntu, .ululingga, Darmaloka, Batu 6ilu, Panyusupan,
7ibubur, Balongkagungan, dan $agog2, dan 7iamis /Karangkamulyan2.
?ra se%arah dalam se%arah Kebudayaan )unda /dan 7irebon2 yang dimulai
se%ak abad ke'" atau se%ak ditemukannya prasasti kera%aan 6arumanegara telah
berlangsung hingga lebih dari 1" abad. 8engingat rentang *aktu yang pan%ang
tersebut tentu bukanlah merupakan hal yang mudah untuk bisa mengenal dengan
baik se%arah kebudayaan )unda /dan 7irebon2. 6erlebih lagi realitas
memperlihatkan bah*a pada beberapa babakan, per%alanan se%arah kebudayaan
"
)unda /dan 7irebon2 hanya menyisakan sumber'sumber se%arah yang amat sangat
terbatas atau bahkan tidak menyisakan sumber sama sekali. $amun demikian,
untuk memudahkan pengenalan, secara umum se%arah kebudayaan )unda /dan
7irebon2 dapat didekati dengan membaginya dalam dua periodisasi besar, yakni
masa sebelum kemerdekaan dan masa sesudah kemerdekaan.
8asa sebelum kemerdekaan dalam se%arah kebudayaan )unda /dan
7irebon2 meliputi masa .indu'Budha, masa &slam, masa penetrasi Barat, dan
masa penetrasi +epang. 8asa .indu Budha antara lain ditandai oleh munculnya
dua kera%aan besar, yakni kera%aan 6arumanegara /Abad @ A @&&2 dan kera%aan
)unda /@&& A B@&2. 8asa &slam antara lain ditandai oleh munculnya kesultanan
7irebon. 8asa penetrasi Barat di +a*a Barat ditandai oleh munculnya reCim
penguasa Barat, mulai dari @97, &nggris, hingga pemerintah kolonial Belanda.
8asa penetrasi +epang ditandai oleh berkuasanya pemerintah pendudukan +epang
di +a*a Barat.
M!3%,#$( P)'$0% K/01#2##! D#%#.
Dari deskripsi singkat per%alanan se%arah kebudayaan )unda /dan 7irebon2
ada beberapa peristi*a yang bisa diangkat sebagai tonggak penting dalam
perkembangan per%alanan se%arah kebudayaan )unda /dan 7irebon2. Beberapa di
antara peristi*a penting tersebut adalah kelahiran Kera%aan 6arumanegara.
Kelahiran kera%aan pertama di +a*a ini memiliki makna penting karena men%adi
pertanda tentang tingginya peradaban urang )unda /dan 7irebon2. Keunggulan
peradaban urang )unda /dan 7irebon2 ini dibuktikan dengan adanya realitas yang
tak terbantahkan bah*a urang )unda /dan 7irebon2 merupakan kelompok etnis
pertama di $usantara yang bersentuhan dengan tulisan. 6u%uh prasasti
peninggalan kera%aan 6arumanegara membuktikan semua itu. Dengan demikian
dari realitas se%arah tersebut secara eksplisit terlihat bah*a $!(' S0!1# 41#!
5(%/)!6 ,%0*#&#! $!(' "!%#'( *%$#,# 2#!" ,7& .0%08. Betapa
bermaknanya kapasitas urang )unda /dan 7irebon2 dalam bersentuhan dengan
tulisan telah memba*a bangsa ini ke dalam sebuah babakan peradaban baru yang
disebut babakan se%arah. 6egasnya, bukti persentuhan urang )unda /dan 7irebon2
dengan tulisan ini kemudian di%adikan titik tolak era se%arah dalam se%arah
kebudayaan &ndonesia.
Bila 6arumanegara mampu memberi eksplanasi tentang tingginya
peradaban urang )unda /dan 7irebon2 dalam budaya tulis maka &%#-##! S0!1#
1!"#! '"#7# &$%/#$#'#! '0,/% 2#!" 1(,(7(&(!2# ,,*%7(.#$&#!
8!),!# $!$#!" &'('$!'( '/0#. &%#-##! H(!109B01.# 2#!" *#7(!"
*#!-#!" 0'(#!2# 1( I!1)!'(#: 2#&!( '7#,# ;0; $#.0! #$#0 '-#& <=0 M
.(!""# 1>=; M. )elama lebih dari sembilan abad eksistensinya, kera%aan )unda
mampu me*ariskan ideologi )unda, yakni berupa nilai luhur kerohanian dan tipe
ideal budaya yang dianut oleh urang )unda. &deologi )unda produk kera%aan
)unda tersebut antara lain ber*u%ud aksara, bahasa, etika, adat istiadat /hukum2,
lembaga kemasyarakatan dan sistem kepercayaan. Pedoman hidup yang
digunakan urang )unda semasa kera%aan )unda tampak bukan sekedar *acana
1
tetapi benar'benar di%adikan sebagai sebuah pegangan untuk berpikir dan
bertindak. .al ini setidaknya terlihat dalam proses peralihan kekuasaan di
kera%aan )unda. Dari 3 kali suksesi kepemimpinan di kera%aan )unda, tiga
suksesi di antaranya ter%adi sebagai akibat adanya pelanggaran ra%a yang berkuasa
terhadap kaidah moral yang berlaku. )atu di antaranya karena menikahi estri
larangan, yakni *anita yang telah bertunangan atau telah menerima lamaran
untuk diperistri.
)etelah keruntuhan kera%aan )unda, per%alanan se%arah kebudayaan )unda
/dan 7irebon2 selan%utya secara eksplisit memberikan gambaran tentang
ter%adinya mondialisasi atau globalisasi di +a*a Barat. Ada dua kekuatan besar
yang telah mengakibatkan urang )unda /dan 7irebon2 mau tidak mau larut dalam
mondialisasi, yakni &slam dan Barat. Di tengah mondialisasi tersebut, urang
)unda /dan 7irebon2 pun dihadapkan oleh datangnya pengaruh dari +a*a
/8ataram2.
Kehadiran &slam di +a*a Barat, yang benih'benihnya sudah muncul se%ak
sebelum abad ke'1" dan memperlihatkan bentuknya yang tegas pada abad ke'11
secara perlahan tapi pasti memba*a pengaruh pada ideologi )unda. )atu di
antaranya yang paling ,enomenal adalah tertanggalkannya sistem kepercayaan
lama dan tampilnya &slam sebagai agama urang )unda /dan 7irebon2. Uniknya,
berbeda dengan .indu'Budha, &slam di +a*a Barat melebarkan sayapnya dari
kalangan ba*ah terlebih dahulu baru kelompok elit. )emasa &slam menyebrangi
tembok'tembok kera%aan, &slam pun tidak dipandang sebagai ancaman. Kondisi
ini bisa %adi memperlihatkan sebuah realitas bah*a urang )unda /dan 7irebon2
merupakan komunitas yang cukup rasional dalam menyikapi kehadiran a%aran
baru atau %uga bisa dimaknai bah*a .indu'Budha yang saat itu men%adi
#kepercayaan( kera%aan hanya mengakar di lapis penguasa sa%a dan belum
menyentuh lapis ba*ah atau rakyat kebanyakan sehingga manakala &slam
disebarkan secara intensi, oleh para tokohnya, urang )unda /dan 7irebon2 sangat
terbuka menerimanya. 6erlebih &slam mengembangkan prinsip'prinsip a%aran
yang bersi,at egaliter dan tidak membeda'bedakan manusia ke dalam kelas'kelas
tertentu.
Di tengah derasnya pengaruh &slam di +a*a Barat dalam *aktu yang
relati, bersamaan, datang pula pengaruh dari budaya +a*a. Budaya +a*a masuk ke
+a*a Barat melalui dua cara. Pertama, melalui kegiatan perdagangan, pertanian,
dan migrasi di daerah pesisir utara. Kedua, melalui pra%urit dan priyayi 8ataram
semasa ter%adinya ekspansi 8ataram di +a*a Barat. Kebudayaan +a*a yang
diba*a pra%urit dan priyayi 8ataram merupakan kebudayaan +a*a pedalaman
yang sarat dengan nilai'nilai ,eodal. Dampak dari in,iltrasi budaya +a*a di +a*a
Barat adalah kentalnya pengaruh budaya ,eodal +a*a di +a*a Barat, seperti misal
sistem unggah-ungguh basa dalam bahasa +a*a keraton muncul dalam bahasa
)unda berupa undak-unduk basa yang mulanya berkembang di pendopo'pendopo
kabupaten.
3
Bahkan, lebih dari itu, penggunaan bahasa )unda sebagai bahasa tulisan
sempat tergeser sekian lama oleh bahasa +a*a dan baru bisa bangkit kembali
sebagai bahasa tulisan men%elang akhir abad ke'1. &tupun berkat prakarsa K.D.
.olle /142'1412, orang Belanda yang memiliki perhatian besar terhadap
perkembangan kebudayaan )unda. $asib lebih tragis dialami aksara )unda.
)etelah sempat teralienasikan ke daerah pegunungan yang terpencil /Kabuyutan
<unung ;arang )rimanganti di ;ereng <unung 7ikuray, <arut )elatan2, aksara
)unda harus mengakhiri hidupnya pada abad ke'14. )elan%utnya, peranannya
digantikan oleh aksara 7acarakan yang dipin%am dari aksara +a*a /aksara
7arakan2, aksara Pegon yang dipin%am dari aksara Arab, dan aksara latin yang
dipin%am dari budaya ?ropa. Di luar sistem bahasa, pengaruh budaya +a*a antara
lain tampak pula dalam sistem kemasyarakatan /tata krama2 dan sistem mata
pencaharian /dari berladang atau berhuma men%adi bersa*ah2.
Ketidakberdayaan urang )unda /dan 7irebon2 dalam menghadapi in,iltrasi
budaya +a*a bisa %adi diakibatkan oleh dua kondisi. Pertama, tidak membuminya
ideologi )unda produk kera%aan )unda di kalangan urang )unda kebanyakan atau
dengan kata lain ideologi )unda tersebut besar kemungkinan hanya tersebar
secara apik di kalangan elit kera%aan sehingga belum men%adi identitas
kebanyakan urang )unda. Kedua, kuatnya hegemoni 8ataram dalam berbagai
bidang di +a*a Barat. 6erlepas dari apapun ,aktor ketidakberdayaan tersebut,
yang %elas se%ak masuknya pengaruh +a*a, se%arah kebudayaan )unda /dan
7irebon2 memberikan eksplanasi tentang semakin beragamnya budaya asing yang
mempengaruhi kehidupan urang )unda /dan 7irebon2. ;ebih dari itu, se%ak
masuknya budaya +a*a dapat dikatakan se%ak itu pula budaya kehidupan yang
sarat dengan nilai'nilai ,eodal berkembang dengan subur di +a*a Barat.
8ondialisasi di era penetrasi Barat telah meba*a perubahan besar bagi
kehidupan urang )unda /dan 7irebon2. )alah satu implikasi dari mondialisasi
adalah perubahan pada sistem pemerintahan. )ecara bertahap diperkenalkan
*ilayah'*ilayah administrati, pemerintahan baru, seperti residency, district,
afdeling, gemeente, stadsgemeente, gemeenteraad, regentschapsraad, dan
kemudian provincie. )eiring dengan itu diperkenalkan pula %abatan'%abatan baru,
seperti residen, asisten residen, hoofddistrict, dan burgermeester. Perubahan besar
lainnya adalah masuknya +a*a Barat dalam pasar global dengan berdirinya
perkebunan'perkebunan besar milik s*asta, seperti perkebunan kopi, teh, karet,
dan kina.

8engiringi kemunculan perkebunan'perkebunan besar s*asta, ter%adi pula
perubahan re5olusioner dalam sistem transportasi, dengan diperkenalkannya
transportasi kereta api. Pembangunan %alan kereta api di +a*a Barat dilakukan
secara bertahap atau dimulai setelah %alur Bata5ia'BuitenCorg mulai operasional
pada tanggal 31 +anuari 1433. 6ahap pertama pembangunan %alan kereta api
memasuki pedalaman +a*a Barat dimulai dari BuitenCorg menu%u 7icurug.
;intasan BuitenCorg'7icurug sepan%ang 23 kilometer ini berhasil diselesaikan
pada tanggal " 9ktober 1441. ;intasan kereta api selan%utnya yang dibangun
4
adalah lintasan 7icurug')ukabumi. ;intasan sepan%ang 3- kilometer ini berhasil
diselesaikan pada tanggal 21 8aret 1442. Pembangunan %alan kereta api tahap
ketiga dilakukan untuk menghubungkan )ukabumi dengan 7ian%ur. Pembangunan
%alur %alan kereta api )ukabumi'7ian%ur sepan%ang 3 kilometer berhasil
diselesaikan tanggal 1- 8ei 1443. 6ahap pembangunan %alan kereta api
selan%utnya dilakukan untuk menghubungkan *ilayah 7ian%ur dengan ibukota
Karesidenan Priangan, Bandung. +alur %alan kereta api 7ian%ur'Bandung
sepan%ang " kilometer, secara resmi mulai dioperasikan se%ak tanggal 13 8ei
144!.

Dengan selesainya seluruh %alur lintasan kereta api yang menghubungkan
BuitenCorg'7ian%ur serta 7ian%ur'Bandung, secara otomatis se%ak tahun 144!
per%alanan dari satu daerah ke daerah lain di +a*a Barat *aktunya bisa lebih
dipersingkat. )ebagai contoh, untuk per%alanan 7ian%ur'BuitenCorg, yang semula
memerlukan *aktu tempuh 4 %am dengan menggunakan kereta kuda, se%ak
dibangunnya %alan kereta api, hanya memerlukan *aktu selama 2," %am. Untuk
per%alanan 7ian%ur'Bandung, yang semula memerlukan *aktu "," %am dengan
menggunakan kereta kuda, dengan adanya sarana kereta api bisa dipersingkat
men%adi sekitar 2 %am.

Pengaruh keberadaan kereta api dalam kehidupan urang )unda /dan
7irebon2 terus berlangsung hingga abad ke'2-. 6erlebih manakala pemerintah
kolonial tetap melakukan berbagai pembangunan prasarana dan sarana
transportasi kereta api. )ebagai misal, per%alanan kereta api dari Bandung menu%u
Bata5ia dan sebaliknya dibuat %alur baru melalui Pur*akarta dan 7ikampek. +alur
ini mulai dioperasionalkan se%ak 1 $o5ember 13!. 8elalui %alur baru ini,
per%alanan Bandung'Bata5ia *aktu tempuhnya dapat dipersingkat men%adi hanya
2 E %am. Untuk menampung besarnya minat penumpang yang menggunakan
transportasi kereta api %alur Bata5ia'Bandung ini, perusahaan kereta api negara
/Staats Spoorwegen2, yang memiliki motto !) /Staats Spoor Steeds Sneller2,
mengoperasikan sekaligus empat rangkaian kereta api dalam sehari. Pelayanan
kereta api Bata5ia'Bandung ini kemudian dikenal dengan nama vlugge vier
/empat cepat2.
T#!$#!"#! K D*#!
Dalam perkembangannya yang paling kontemporer, Kebudayaan )unda
/dan 7irebon2 kini banyak mendapat gugatan kembali. Pertanyaan seputar
eksistensi kebudayaan )unda /dan 7irebon2 pun sering kali mencuat ke
permukaan. Apakah kebudayaan )unda /dan 7irebon2 masih ada= Kalau masih
ada, siapakah pemiliknya= Pertanyaan seputar eksistensi kebudayaan )unda /dan
7irebon2 yang tampaknya pro5okati, tersebut, bila dika%i dengan tenang
sebenarnya merupakan pertanyaan yang *a%ar'*a%ar sa%a. 8engapa demikian=
+a*abannya sederhana, karena kebudayaan )unda /dan 7irebon2 dalam
kenyataannya saat ini memang seperti kehilangan rohnya atau setidaknya tidak

%elas arah dan tu%uannya. 8au diba*a kemana Kebudayaan )unda /dan 7irebon2
tersebut=
Budaya*an F.). :endra se*aktu berlangsungnya Kongres Kebudayaan
&@ di +akarta, 2 9ktober A 3 $o5ember 11, mengemukakan bah*a setidaknya
ada tu%uh daya hidup yang harus dimiliki oleh sebuah kebudayaan. Pertama,
kemampuan berna,as. Kedua, kemampuan mencerna. Ketiga, kemampuan
berkoordinasi dan berorganisasi. Keempat, kemampuan beradaptasi. Kelima,
kemampuan mobilitas. Keenam, kemampuan tumbuh dan berkembang. Ketu%uh,
kemampuan regenerasi. Kemampuan berna,as dalam kebudayaan dimaknai
sebagai kemampuan untuk mengolah ha*a men%adi prana, men%aga kebersihan
udara, mengharmonikan kegiatan kehidupan dengan irama na,as, serta
menghilangkan hal'hal yang menimbulkan ketegangan pada pikiran yang berarti
menimbulkan kesesakan pada na,as kehidupan. Kemampuan mencerna dimaknai
sebagai kemampuan untuk mencernakan berbagai pengalaman dalam kehidupan.
Kemampuan berkoordinasi dan berorganisasi dimaknai sebagai kemampuan
berinteraksi secara sosial. Kemampuan beradaptasi dimaknai sebagai kemampuan
kesadaran untuk secara kreati, mengatasi tantangan keadaan, tantangan Caman,
dan tantangan berbagai ragam pergaulan. Kemampuan mobilitas dimaknai sebagai
kemampuan untuk dengan kreati, menciptakan mobilitas sosial, politik, dan
ekonomi, baik yang bersi,at horiContal maupun 5ertikal. Kemampuan tumbuh
dan berkembang diartikan sebagai kemampuan kesadaran untuk selalu ma%u,
selalu bertambah luas dan dalam *a*asannya selalu mena*arkan paradigma'
paradigma yang segar dan baru. Kemampuan regenerasi dimaknai sebagai
kemampuan untuk mendorong munculnya generasi baru yang kreati, dan
produkti,.
Di samping daya hidup, unsur lain lagi yang %uga penting dalam suatu
kebudayaan adalah mutu hidup. 8utu hidup bukanlah merupakan kesempurnaan
tetapi lebih dimaknai sebagai ke*a%aran. Adapun ke*a%aran dalam hidup manusia
merupakan harmoni tiga mustika, yakni, tanggung %a*ab kepada ke*a%iban,
idealisme, dan spontanitas. 6anggung %a*ab kepada ke*a%iban dimaknai sebagai
sebuah kesadaran untuk selalu melaksanakan ke*a%iban'ke*a%iban secara penuh
sesuai dengan tanggung %a*ab sosialnya. &dealisme dimaknai sebagai rumusan
sikap hidup seseorang di dalam menempuh padang dan hutan belantara
kehidupan. &dealisme sekaligus merupakan sumber kepuasan batin seseorang.
)pontanitas dimaknai sebagai ungkapan naluri dan intuisi manusia. 6anpa
spontanitas akan menyebabkan hidup men%adi kering dan hambar.
Kalaulah kemudian tu%uh daya hidup kreasi :endra digunakan untuk
mengelaborasi kebudayaan )unda /dan 7irebon2 kontemporer maka setidaknya
ada empat daya hidup yang perlu dicermati dalam kebudayaan )unda /dan
7irebon2, yaitu, kemampuan beradaptasi, kemampuan mobilitas, kemampuan
tumbuh dan berkembang, serta kemampuan regenerasi. Kemampuan beradaptasi
kebudayaan )unda /dan 7irebon2, terutama dalam merespon berbagai tantangan
yang muncul, baik dari dalam maupun dari luar, dapat dikatakan memperlihatkan
tampilan yang kurang begitu menggembirakan.
Dari ,akta se%arah terlihat bah*a persentuhan urang )unda /dan 7irebon2
dengan berbagai budaya asing memperlihatkan dengan %elas tentang ter%adinya
1-
mondialisasi di +a*a Barat. Dengan demikian, mondialisasi atau yang sekarang
lebih dikenal dengan istilah globalisasi bukanlah merupakan pengalaman baru.
Banyak hal positi, yang diperoleh urang )unda /dan 7irebon2 selama era
mondialisasi. $amun dibalik dampak positi,, mondialisasi di +a*a Barat
menggambarkan pula tentang rentannya kebudayaan )unda /dan 7irebon2 dalam
menghadapi realitas yang ter%adi.
:entannya daya hidup kebudayaan )unda /dan 7irebon2 dalam
menghadapi tantangan perkembangan Caman, diakui atau tidak, %uga ter%adi saat
urang )unda /dan 7irebon2 memasuki era globalisasi de*asa ini. Di era
globalisasi de*asa ini, kebudayaan )unda /dan 7irebon2 tampak mengalami
tantangan yang serius. $amun, untuk men%a*ab tantangan tersebut, kebudayaan
)unda /dan 7irebon2 seperti kehilangan energi dan daya hidupnya. :ealitas
tersebut, sebagaimana realitas yang ter%adi semasa mondialisasi di era penetrasi
Barat bisa %adi diakibatkan karena tidak %elasnya postur dan pro,il tentang
kebudayaan )unda /dan 7irebon2 serta secara otomatis belum membuminya
kebudayaan )unda /dan 7irebon2 di kalangan urang )unda kebanyakan. +adinya,
urang )unda /dan 7irebon2 seperti teralienasikan dari kebudayaannya sendiri.
Keteralienasian ini bahkan sering pula diikuti oleh keengganan urang )unda /dan
7irebon2 untuk mengakui dirinya sebagai bagian dari kebudayaan )unda /dan
7irebon2 atau merepresentasikan diri sebagai urang )unda /dan 7irebon2.
Apabila kemampuan beradaptasi Kebudayaan )unda /dan 7irebon2
memperlihatkan tampilan yang kurang begitu menggembirakan maka hal itu
se%alan pula dengan kemampuan mobilitasnya. Kemampuan Kebudayaan )unda
/dan 7irebon2 untuk melakukan mobilitas, baik 5ertikal maupun horisontal, dapat
dikatakan sangat lemah. 9leh karenanya, %angankan di luar komunitas )unda /dan
7irebon2, di dalam komunitas )unda /dan 7irebon2 sendiri, kebudayaan )unda
/dan 7irebon2 seringkali men%adi tampak asing. 8eskipun ada unsur Kebudayaan
)unda /dan 7irebon2 yang memperlihatkan kemampuan untuk bermobilitas, baik
secara horisontal maupun 5ertikal, tetapi secara umum kemampuan Kebudayaan
)unda /dan 7irebon2 untuk bermobilitas dapat dikatakan masih rendah sehingga
kebudayaan )unda /dan 7irebon2 tidak sa%a tampak %alan di tempat tetapi %uga
ber%alan mundur.
Berkaitan erat dengan dua kemampuan terdahulu, kemampuan tumbuh dan
berkembang Kebudayaan )unda /dan 7irebon2 %uga dapat dikatakan
memperlihatkan tampilan yang kurang begitu menggembirakan. +angankan
berbicara paradigma'paradigma baru, itikad untuk melestarikan apa yang telah
dimiliki sa%a dapat dikatakan sangat lemah. )ebagai contoh, men%adi sebuah
pertanyaan besar, komunitas )unda /dan 7irebon2 yang sebenarnya kaya dengan
,olklor, seberapa %auh telah berupaya untuk tetap melestarikan ,olklor tersebut
agar tetap #membumi( dengan masyarakat )unda /dan 7irebon2. Kalaulah upaya
untuk #membumikan( harta pusaka sa%a tidak ada bisa dipastikan paradigma baru
untuk membuat ,olklor tersebut agar sanggup berkompetisi dengan kebudayaan
luar pun bisa %adi hampir tidak ada atau bahkan mungkin, belum pernah
terpikirkan sama sekali. Biarlah ,olklor tersebut men%adi kenangan masa lalu
urang )unda /dan 7irebon2 dan biarkanlah ,olklor tersebut ikut terkubur
selamanya bersama para pendukungnya, begitulah barangkali ucap urang )unda
11
/dan 7irebon2 yang tidak berdaya dalam mera*at dan memberdayakan *arisan
leluhurnya.
Berkenaan dengan kemampuan regenerasi, Kebudayaan )unda /dan
7irebon2 pun tampaknya kurang membuka ruang bagi ter%adinya proses tersebut,
untuk tidak mengatakan anti regenerasi. Budaya #kumaha akang(, #mangga
tipayun(, yang demikian kental melingkupi kehidupan sehari'hari urang )unda
men%adi salah satu penyebab rentannya budaya )unda dalam proses regenerasi.
Akibatnya, %adilah budaya )unda gagap dengan regenerasi. <enerasi'generasi
baru urang )unda seperti tidak diberi ruang terbuka untuk berkompetisi dengan
sehat, hanya dikarenakan kentalnya senioritas serta #terlalu ma%unya( pemikiran
para generasi baru, yang seringkali bertentangan dengan pakem'pakem yang
dimiliki generasi sebelumnya.
Bila pengamatan terhadap daya hidup Kebudayaan )unda /dan 7irebon2
melahirkan temuan'temuan yang cukup memprihatinkan, maka hal yang sama
%uga ter%adi manakala tiga mustika mutu hidup kreasi :endra digunakan untuk
men%ela%ahi Kebudayaan )unda /dan 7irebon2, baik itu mustika tanggung %a*ab
terhadap ke*a%iban, mustika idealisme maupun mustika spontanitas. ;emahnya
tanggung %a*ab terhadap ke*a%iban tidak sa%a diakibatkan oleh minimnya ruang'
ruang serta kebebasan untuk melaksanakan ke*a%iban secara total dan
bertanggung %a*ab tetapi %uga oleh lemahnya kapasitas dalam melaksanakan suatu
ke*a%iban. .edonisme yang kini melanda kebudayaan )unda /dan 7irebon2 telah
mampu menggeser parameter dalam melaksanakan suatu ke*a%iban. Untuk
melaksanakan suatu ke*a%iban tidak lagi didasarkan atas tanggung%a*ab yang
dimilikinya tetapi lebih didasarkan atas seberapa besar materi yang akan
diperolehnya apabila suatu ke*a%iban dilaksanakan. Bila ukuran ke*a%iban sa%a
sudah bergeser pada hal'hal yang bersi,at materi, %anganlah berharap bah*a di
dalamnya masih ada apa yang disebut mustika idealisme. Para hedonis dengan
kekuatan materi yang dimilikinya, senga%a atau tidak senga%a, semakin
memupuskan idealisme dalam kebudayaan )unda /dan 7irebon2. Akibatnya,
%adilah betapa sulitnya komunitas )unda /dan 7irebon2 menemukan sosok'sosok
yang beker%a dengan penuh idealisme dalam mema%ukan kebudayaan )unda /dan
7irebon2.
Berpi%ak pada kondisi lemahnya daya hidup dan mutu hidup kebudayaan
)unda /dan 7irebon2, timbul pertanyaan besar, apakah permasalahan yang
sebenarnya tengah dihadapi kebudayaan )unda /dan 7irebon2= Untuk men%a*ab
ini banyak argumen bisa dikedepankan. 6api beberapa di antaranya yang
tampaknya bisa diangkat ke permukaan sebagai ,aktor berpengaruh paling besar
adalah karena ketiadaan strategi dalam mengembangkan kebudayaan )unda /dan
7irebon2> lemahnya tradisi, baca, tulis , dan lisan /baca, berbeda pendapat2 di
kalangan komunitas )unda /dan 7irebon2> serta belum adanya ,ormulasi yang
%elas tentang kebudayaan )unda /dan 7irebon2.
Ketiadaan strategi kebudayaan yang benar dan tahan u%i dalam
mengembangkan kebudayaan )unda /dan 7irebon2 tampak dari tidak adanya
#pegangan bersama( yang lahir dari suatu proses yang mengedepankan prinsip'
prinsip keadilan tentang upaya melestarikan dan mengembangkan secara lebih
berkualitas Kebudayaan )unda /dan 7irebon2. Kebudayaan )unda /dan 7irebon2
12
tampaknya dibiarkan berkembang secara liar, tanpa ada upaya sungguh'sungguh
untuk memandunya agar selalu berada di #%alan yang lurus(, khususnya manakala
harus berhadapan dengan kebudayaan'kebudayaan asing yang galibnya
terorganisir dengan rapi serta memiliki kemasan menarik.
Berbagai unsur Kebudayaan )unda /dan 7irebon2 yang sebenarnya sangat
potensial untuk dikembangkan, bahkan untuk di%adikan model kebudayaan
nasional dan kebudayaan dunia tampak tidak mendapat sentuhan yang memadai.
Ambilah contoh, berbagai makanan tradisional yang dimiliki urang )unda /dan
7irebon2, mulai dari lotek, karedok, tahu ge%rot, ba%igur, bandrek, surabi, colenak,
*a%it, borondong, kolontong, ranginang, opak, hingga yang lagi naik daun, ubi
7ilembu, apakah ada strategi besar dari pemerintah daerah untuk mengemasnya
dengan lebih bertanggung %a*ab agar bisa diterima komunitas yang lebih luas.
Kalau Kolonel )anders mampu mengemas ayam men%adi demikian mendunia,
mengapa urang )unda tidak mampu melahirkan 8ang U%ang, Kang Duyeh,
ataupun Bi ?ha dengan kemasan'kemasan makanan tradisional )unda yang %uga
mendunia. 9leh karenanya, bila strategi kebudayaan benar'nenar telah dimiliki
oleh Kebudayaan )unda /dan 7irebon2 bisa %adi urang )unda akan dengan bangga
menemukan tempat'tempat makanan #enggal sayagi(, seperti ;otek 7ilentah,
Karedok )ingaparna, Fa%it 7ililin, Borondong 8a%alaya, Bandrek Pangalengan,
Ba%igur Bogor, atau 9pak 8a%alengka.
;emahnya budaya baca, tulis, dan lisan ditenggarai %uga men%adi penyebab
lemahnya daya hidup dan mutu hidup Kebudayaan )unda /dan 7irebon2.
;emahnya budaya baca telah menyebabkan lemahnya budaya tulis. ;emahnya
budaya tulis pada komunitas )unda /dan 7irebon2 secara tidak langsung
merupakan representasi pula dari lemahnya budaya tulis dari bangsa &ndonesia.
Dakta paling menon%ol dari semua ini adalah minimnya karya'karya tulis tentang
Kebudayaan )unda /dan 7irebon2 ataupun karya tulis yang ditulis oleh urang
)unda dan 7irebon. Dalam kaitan ini, upaya Gayasan :ancage untuk memberikan
penghargaan dalam tradisi tulis perlu mendapat dukungan dari berbagai elemen
urang )unda /dan 7irebon2. )ayangnya, hingga saat ini pertumbuhan tradisi tulis
pada urang )unda /dan 7irebon2 masih tetap terbilang rendah.
Budaya lisan dalam Kebudayaan )unda /dan 7irebon2 sebenarnya
merupakan budaya yang telah lama akrab dengan komunitas )unda /dan 7irebon2,
bahkan usianya %auh lebih tua dibandingkan dengan budaya baca dan tulisan.
$amun budaya lisan dalam pengertian kapasitas untuk mengemukakan pendapat
serta ber%i*a besar dalam menghadapi pendapat yang berbeda masih merupakan
barang yang masih amat sangat langka dalam Kebudayaan )unda /dan 7irebon2.
6radisi lisan )unda /dan 7irebon2 tampaknya baru mampu menghargai
komunikasi model monolog dan bukannya dialog. Akibatnya kemampuan untuk
menyampaikan pendapat dan menerima pendapat yang berbeda dalam
Kebudayaan )unda /dan 7irebon2 merupakan barang yang teramat me*ah.
Padahal, kapasitas untuk mengemukakan pendapat dan menerima pendapat yang
berbeda ini men%adi salah satu dasar bagi munculnya daya hidup dan mutu hidup
kebudayaan yang berkualitas. Kapasitas mengemukakan pendapat pada dasarnya
merupakan representasi dari kemampuan berna,as dan mencerna, sementara
kapasitas menerima dengan %i*a besar pendapat yang berbeda lebih merupakan
13
representasi dari kemampuan berkoordinasi dan berorganisasi, kemampuan
beradaptasi, kemampuan mobilitas, kemampuan tumbuh dan berkembang, serta
kemampuan regenerasi.
Ketidak%elasan ,ormulasi kebudayaan )unda /dan 7irebon2 menyebabkan
kaburnya pro,il dan postur kebudayaan )unda /dan 7irebon2. Untuk itu, %elas
diperlukan upaya yang serius untuk mem,ormulasikan tentang kebudayaan )unda
/dan 7irebon2. Dormulasi kebudayaan )unda /dan 7irebon2 dimaksud tentu tidak
hanya sekedar mencakup bahasa dan kesenian, tetapi %uga meliputi sistem dan
organisasi kemasyarakatan, sistem mata pencaharian hidup, sistem pengetahuan,
sistem religi, serta sistem teknologi, peralatan, dan perlengkapan hidup.
)elan%utnya, ,ormulasi kebudayaan )unda /dan 7irebon2 harus diikuti pula dengan
langkah'langkah strategis untuk membumikannya di kalangan urang )unda /dan
7irebon2. +anganlah sampai ,ormulasi kebudayaan )unda /dan 7irebon2 yang
dihasilkan nanti hanya sebatas men%adi *acana di atas kertas atau hanya men%adi
milik eksklusi, golongan atau kelompok tertentu.
Dormulasi kebudayaan )unda /dan 7irebon2 akan semakin terasa
urgensinya bila mengingat bah*a tantangan yang dihadapi oleh urang )unda /dan
7irebon2 kini men%adi bertambah berat dengan semakin terbukanya +a*a Barat
oleh prasarana transportasi, baik darat /tol 7ipularang2 maupun udara
/penerbangan langsung dari Bandung ke berbagai kota di luar negeri2. 8elalui
,ormulasi dan pembumian kebudayaan )unda /dan 7irebon2 diharapkan urang
)unda /dan 7irebon2 akan kembali tersadarkan tentang kebudayaan yang
dimilikinya sehingga memiliki filter yang kuat dalam menyikapi derasnya
pengaruh yang dihadapinya. Bahkan, lebih dari itu akan melahirkan sense of
belonging dan sense of pride terhadap kebudayaan )unda /dan 7irebon2 serta
tentang %ati dirinya sebagai urang )unda /dan 7irebon2
Bagi ranah politik, khususnya pemerintah propinsi, ,ormulasi kebudayaan
)unda /dan 7irebon2 diharapkan pula akan mampu menampung kebutuhan akan
%a*aban /response2 bagi sebuah tantangan /challenge2 di depan berupa
kecenderungan kembalinya pembagian *ilayah administrasi pemerintahan
*arisan abad ke'1, sehubungan dengan kuatnya hembusan angin otonomi
daerah. Pembagian *ilayah +a*a bagian Barat atas empat *ilayah karesidenan
sebagaimana diumumkan :a,,les tanggal 1- Agustus 11", yakni Banten,
BuitenCorg /Bogor2, 7irebon, dan Priangan, sadar atau tidak sadar, sepertinya
akan berulang kembali /setelah dimulai oleh Banten dan kini riak'riaknya sudah
muncul di 7irebon dan Bogor2, meskipun kemasannya bukan lagi karesidenan
tetapi propinsi. 8anakala realitas tersebut benar'benar muncul ke permukaan,
tanpa antisipiasi yang matang, bisa %adi banyak kemungkinan yang akan muncul
tentang perkembangan kebudayaan )unda /dan 7irebon2. Akan semakin menguat
atau %ustru akan semakin memudar. Dengan adanya ,ormulasi kebudayaan )unda
/dan 7irebon2 diharapkan perkembangan yang tidak menggembirakan dapat
dihindari.
1!
DA?TAR SUMBER
Al,ian, 6. &brahim. 14". )e%arah dan Permasalahan 8asa Kini, Pidato
Pengukuhan +abatan <uru Besar pada Dakultas )astra Uni5ersitas <ad%ah
8ada pada tanggal 12 Agustus 14".
At%a dan )aleh Danasasmita. 141. )anghyang )iksakanda $g KaresianH /$askah
)unda Kuno 6ahun 1"14 82. BandungH Proyek Pengembangan
Permuseuman +a*a Barat.
Danasasmita, )aleh, et.al. 143014!. :intisan Penelusuran 8asa )ilam )e%arah
+a*a Barat. ! @ols. BandungH Proyek Penerbitan )e%arah +a*a Barat
Pemerintah Propinsi Daerah 6ingkat & +a*a Barat.
Dienaputra, :eiCa D. 13. Kera%aan )unda Pa%a%aranH )tudi tentang )uksesi
Kepemimpinan di Kera%aan )unda Pa%a%aran. BandungH ;embaga
Penelitian Uni5ersitas Pad%ad%aran.
'''''''''''''''. 2--!. 7ian%urH Antara Priangan dan BuitenCorg /)e%arah 7ikal Bakal
7ian%ur dan Perkembangannya .ingga 1!22. BandungH Prolitera.
?kad%ati, ?di ). 1"a. Kebudayaan )unda /)uatu Pndekatan )e%arah2. +akartaH
Pustaka +aya.
'''''''''''''''. 1"b. )unda, $usantara, dan &ndonesiaH )uatu 6in%auan )e%arah.
Pidato Pengukuhan +abatan <uru Besar Dalam &lmu )e%arah Dakultas
)astra Uni5ersitas Pad%ad%aran pada .ari )abtu, 11 Desember 1".
'''''''''''''''. 2--!. Kebangkitan Kembali 9rang )undaH Kasus Paguyuban
Pasundan 113'114. BandungH Kiblat Buku Utama.
+. .ageman 7C. 1413. #<eschiedenis der )oendalanden(, 6B<, B@&. Bata5ia.
Kern, :.A. 144. <eschiedenis der Preanger':egentschappen> Kort 95erCigt.
BandungH De @ries I Dabricius.
Kunto, .aryoto. 14!. Fa%ah Bandoeng 6empo Doeloe. BandungH <ranesia.
;ubis, $ina .., dkk. 2--3. )e%arah 6atar )unda. +ilid & dan &&. BandungH
;embaga Penelitian Uni5ersitas Pad%ad%aran.
;. Pronk. 12. De bestuursreorganisatie'8ullemeister op +a5a en 8adoera en
haar beteekenis 5oor het heden. ;eidenH 8. Dubbeldeman.
1"
9tto 5an :ees, 9tto 5an. 144-. 95erCigt 5an de <eschiedenis der Preanger'
:egentschappen. Bata5ia.
:eitsma, ). A. 112. De Fegen in de Preanger. BandungH <. Kol,, I 7o.
'''''''''''''''. 124. Korte <eschiedenis der $ederlandsch'&ndische )poor en
6ram*egen. Felte5redenH <. Kol,, I 7o.
:oelcke, <ott,ried dan <ary 7rabb. 1!. All Around BandungH ?Jploring the
Fest +a5a .ighlands. BandungH Bandung )ociety ,or .eritage
7onser5ation.
:osidi, A%ip. 144. .urip FarasH Dua Panineungan. BandungH Pustaka Karsa
)unda.
)taatsblad 5an $ederlandsch'&ndie o5er het +aar 141!, $o. "!.
)taatsblad 5an $ederlandsch'&ndie o5er het +aar 111, $o. 1".
)taatsblad 5an $ederlandsch'&ndie o5er het +aar 12-, $o. 1"-.
6ourist <uide to BuitenCorg, the Preanger and 7entral +a5a. 113. Felte5redenH
9,,icial 6ourist Bureau.
@erslag der )taatsspoor'en 6ram*egen in $ederlandsch'&ndie +rg. 12".
Farnaen, )u*arsih et.al. 143. Pandangan .idup 9rang )unda. BandungH Bagian
Proyek Penelitian dan Pengka%ian Kebudayaan )unda /)undanologi2
Depdikbud.
11

Anda mungkin juga menyukai