Anda di halaman 1dari 14

Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator, senyawa yang meningkatkan kecepatan reaksi

kimia. Enzim katalisator berikatan dengan reaktan, yang disebut substrat, mengubah raktan menjadi
produk, lalu melepaskan produk. Walaupun enzim dapat mengalami modifikasi selama urutan ini, pada
akhir reaksi enzim kembali ke bentuk asalnya. Selain meningkatkan kecepatan reaksi, enzim
mengadakan cara untuk mengatur kecepatan reaksi dalam jalur metabolic tubuh.
Pengaturan Enzim
Kecepatan suatu enzim dapat dipengaruhi oleh konsentrasi, substrat, produk, activator dan inhibitor.
Hubungan antara kecepatan reaksi dan konsentrasi substrat dijelaskan dalam persamaan Michaelis-
Menten. Produk dan inhibitor fisiologis reversible lainnya dapat berkompetisi dengan substrat untuk
berikatan pada tempat aktif, sehingga reaksi menjadi lebih lambat. Pengaturan fisiologis jalur metabolic
bergantung pada kemampuan mengubah fluks melalui suatu jalur dengan mengaktifkan enzim yang
mengkatalisis langkah paling lambat dalam jalur tersebut. Enzi mini memiliki inhibitor atau activator
alosterik, senyawa yang berikatan dengan tempat di luar tempat katalitik aktif dan mengatur enzim
melalui perubahan konformasi enzim. Aktivitas enzim juga dapat diatur oleh fosforilasi tau oleh protein
modulator. Sebagian enzim disintesis sebagai suatu precursor yang tidak aktif, yang disebut ZIMOGEN.
Zimogen ini diaktifkan oleh penguraian proteolitik (missal, protein pembentukan darah). Enzim yang
memiliki urutan asam amino yang berbeda tetapi mengkatalisis reaksi yang sama disebut ISOENZIM.
Isoenzim spesifik-jaringan sering memiliki sifat yang konsisten dengan peran yang berbeda di jaringan
yang berbeda. (missal, glukokinase dan heksokinase)


Enzim mempunyai berbagai fungsi bioligis dalam tubuh organisme hidup. Enzim berperan
dalam transduksi signal dan regulasi sel, seringkali melalui enzim kinase danfosfatase.
Enzim juga berperan dalam menghasilkan pergerakan tubuh, dengan miosinmenghidrolisis
ATP untuk menghasilkan kontraksi otot. ATPases lainnya dalam membran sel umumnya
adalah pompa ion yang terlibat dalam transpor aktif. Enzim juga terlibat dalam fungs-fungsi
yang khas, seperti lusiferase yang menghasilkan cahaya pada kunang-kunang. Virus juga
mengandung enzim yang dapat menyerang sel, misalnya HIV integrase dan transkriptase
balik.
Salah satu fungsi penting enzim adalah pada sistem pencernaan hewan. Enzim
sepertiamilase dan protease memecah molekul yang besar (seperti pati dan protein)
menjadi molekul yang kecil, sehingga dapat diserap oleh usus. Molekul pati, sebagai
contohnya, terlalu besar untuk diserap oleh usus, namun enzim akan menghidrolisis rantai
pati menjadi molekul kecil seperti maltosa, yang akan dihidrolisis lebih jauh
menjadiglukosa, sehingga dapat diserap. Enzim-enzim yang berbeda, mencerna zat-zat
makanan yang berbeda pula. Pada hewan pemamah biak, mikroorganisme dalam perut
hewan tersebut menghasilkan enzim selulase yang dapat mengurai sel dinding selulosa
tanaman.
Beberapa enzim dapat bekerja bersama dalam urutan tertentu, dan menghasilanlintasan
metabolisme. Dalam lintasan metabolisme, satu enzim akan membawa produk enzim
lainnya sebagai substrat. Setelah reaksi katalitik terjadi, produk kemudian dihantarkan ke
enzim lainnya. Kadang-kadang lebih dari satu enzim dapat mengkatalisis reaksi yang sama
secara bersamaan.
Enzim menentukan langkah-langkah apa saja yang terjadi dalam lintasan metabolisme ini.
Tanpa enzim, metabolisme tidak akan berjalan melalui langkah yang teratur ataupun tidak
akan berjalan dengan cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan sel. Dan sebenarnya,
lintasan metabolisme seperti glikolisis tidak akan dapat terjadi tanpa enzim. Glukosa,
contohnya, dapat bereaksi secara langsung dengan ATP, dan menjadi terfosforliasi pada
karbon-karbonnya secara acak. Tanpa keberadaan enzim, proses ini berjalan dengan sangat
lambat. Namun, jika heksokinase ditambahkan, reaksi ini tetap berjalan, namun fosforilasi
pada karbon 6 akan terjadi dengan sangat cepat, sedemikiannya produk glukosa-6-
fosfat ditemukan sebagai produk utama. Oleh karena itu, jaringan lintasan metabolisme
dalam tiap-tiap sel bergantung pada kumpulan enzim fungsional yang terdapat dalam sel
tersebut.
Kontrol aktivitas
Terdapat lima cara utama aktivitas enzim dikontrol dalam sel.
1. Produksi enzim (transkripsi dan translasi gen enzim) dapat ditingkatkan atau
diturunkan bergantung pada respon sel terhadap perubahan lingkungan. Bentuk
regulase gen ini disebut induksi dan inhibisi enzim. Sebagai contohnya, bakteri dapat
menjadi resistan terhadap antibiotik seperti penisilinkarena enzim yang disebut beta-
laktamase menginduksi hidrolisis cincin beta-laktam penisilin. Contoh lainnya adalah
enzim dalam hati yang disebutsitokrom P450 oksidase yang penting
dalam metabolisme obat. Induksi atau inhibisi enzim ini dapat
mengakibatkan interaksi obat.
2. Enzim dapat dikompartemenkan, dengan lintasan metabolisme yang berbeda-beda
yang terjadi dalam kompartemen sel yang berbeda. Sebagai contoh, asam
lemak disintesis oleh sekelompok enzim dalam sitosol,retikulum endoplasma,
dan aparat golgi, dan digunakan oleh sekelompok enzim lainnya sebagai sumber
energi dalam mitokondria melalui -oksidasi.
3. Enzim dapat diregulasi oleh inhibitor dan aktivator. Contohnya, produk akhir
lintasan metabolisme seringkali merupakan inhibitor enzim pertama yang terlibat
dalam lintasan metabolisme, sehingga ia dapat meregulasi jumlah produk akhir
lintasan metabolisme tersebut. Mekanisme regulasi seperti ini disebut umpan balik
negatif karena jumlah produk akhir diatur oleh konsentrasi produk itu sendiri.
Mekanisme umpan balik negatif dapat secara efektif mengatur laju sintesis zat
antara metabolit tergantung pada kebutuhan sel. Hal ini membantu alokasi bahan
zat dan energi secara ekonomis dan menghindari pembuatan produk akhir yang
berlebihan. Kontrol aksi enzimatik membantu menjaga homeostasis organisme
hidup.
4. Enzim dapat diregulasi melalui modifikasi pasca-translasional. Ia dapat
meliputi fosforilasi, miristoilasi, dan glikosilasi. Contohnya, sebagai respon
terhadap insulin, fosforilasi banyak enzim termasuk glikogen sintasemembantu
mengontrol sintesis ataupun degradasi glikogen dan mengijinkan sel merespon
terhadap perubahan kadar gula dalam darah. Contoh lain modifikasi pasca-
translasional adalah pembelahan rantai polipeptida.Kimotripsin yang
merupakan protease pencernaan diproduksi dalam keadaan tidak aktif
sebagai kimotripsinogen di pankreas. Ia kemudian ditranspor ke dalam perut di
mana ia diaktivasi. Hal ini menghalangi enzim mencerna pankreas dan jaringan
lainnya sebelum ia memasuki perut. Jenis prekursor tak aktif ini dikenal
sebagai zimogen.
5. Beberapa enzim dapat menjadi aktif ketika berada pada lingkungan yang
berbeda. Contohnya, hemaglutinin pada virus influenza menjadi aktif dikarenakan
kondisi asam lingkungan. Hal ini terjadi ketika virus terbawa ke dalam sel inang dan
memasuki lisosom.

Keterlibatan dalam penyakit
Oleh karena kontrol aktivitas enzim yang ketat diperlukan untuk menjaga homeostasis,
malafungsi (mutasi, kelebihan produksi, kekurangan produksi ataupun delesi) enzim
tunggal yang penting dapat menyebabkan penyakit genetik. Pentingnya enzim
ditunjukkan oleh fakta bahwa penyakit-penyakit mematikan dapat disebabkan oleh
hanya mala fungsi satu enzim dari ribuan enzim yang ada dalam tubuh kita.
Salah satu contohnya adalah fenilketonuria. Mutasi asam amino tunggal pada
enzimfenilalania hidroksilase yang mengkatalisis langkah pertama
degradasi fenilalaninamengakibatkan penumpukkan fenilalanina dan senyawa terkait.
Hal ini dapat menyebabkan keterbelakangan mental jika ia tidak diobati.
Contoh lainnya adalah mutasi silsilah nutfah (germline mutation) pada gen yang
mengkode enzim reparasi DNA. Ia dapat menyebakan sindrom penyakit kanker
keturunan seperti xeroderma pigmentosum. Kerusakan ada enzim ini dapat
menyebabkan kanker karena kemampuan tubuh memperbaiki mutasi pada genom
menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan akumulasi mutasi dan mengakibatkan
berkembangnya berbagai jenis kanker pada penderita.
Aplikasi Enzim Dalam Kehidupan Harian dan Dalam
Industri
Dalam kehidupan harian, enzim digunakan dalam keadaan berikut:
Beberapa enzim penting yang berasal dari hewan.
Enzim Sumber Skala Produksi Industri Pengguna
Katalase Hati <> Makanan
Kemotripsin Pankreas <> Kulit
Lipase Pankreas <> Makanan
Rennet Abomasum > 1 ton / tahun Keju
Tripsin Pankreas <> Kulit

Beberapa enzim penting yang berasal dari tanaman.
Enzim Sumber Skala Produksi
Industri
Pengguna

aktinidin Buah kiwi <> makanan

a amilase Kecambah barley > 100 ton /
tahun
bir

amilse Kecambah barley > 100 ton /
tahun
bir

bromelin Getah nanas <> bir

glukonase Kecambah barley > 10 ton / tahun bir
hicin Getah hg <> makanan
Lipoksigenase Kacang kedelai <> makanan
Papain Getah pepaya > 10 ton / tahun daging

Miroba merupakan sumber penting dari beberapa jenis enzim. Sebagai sumber enzim,
mikroba memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan hewan maupun tanaman,
yaitu : produksi enzim pada mikroba lebih murah, kandungan enzim dapat diprediksi dan
dikontrol, pasokan bahan baku terjamin, dengan komposisi konstan dan mudah dikelola.
Jaringan tanaman maupun hewan mengandung bahan yang kemungkinan berbahaya
seperti senyawa fenolik (pada tanaman), inhibitor enzim dan protase. Selain itu, enzim
mikroba ada yang disekresikan ke luar sel sehingga memudahkan proses isolasi dan
pemurniannya. Setidaknya ada 3 keuntungan yang berkaitan dengan enzim ekstra sel :
pertama, tidak memerlukan proses penghancuran sel saat memanen enzim (proses
penghancuran sel tidak selalu mudah dilakukan dalam skala besar). Kedua, enzim protein
yang disekresikan keluar sel umumnya terbatas jenisnya. Ini berarti enzim ekstrim sel
terhindar dari kontaminasi berbagai jenis protein. Ketiga, secara alami enzim disekresikan
keluar sel umumnya lebih tahan terhadap proses denaturasi.
Sifat-sifat enzim
Enzim mempunyai sifat-siat sebagai berikut:
1. Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2. Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60 C, karena enzim
tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil.
3. Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan
dapat digunakan berulang-ulang.
5. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh
ektoenzim: amilase,maltase.
6. Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang
mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, meng-katalisis pembentukan dan
penguraian lemak.
Lemak + H2O Asam lemak + Gliserol
7. Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif (permukaan
tempat melekatnya substrat) hanya setangkup dengan permukaan substrat
tertentu.Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein
tambahan yang disebut kofaktor.
Pada reaksis enzimatis terdapat zat yang mempengarahi reaksi, yakni aktivator
dan inhibitor, aktivator dapat mempercepat jalannya reaksi, contoh aktivator
enzim: ion Mg2+, Ca2+, zat organik seperti koenzim-A. Inhibitor akan menghambat
jalannya reaksi enzim. Contoh inhibitor : CO, Arsen, Hg, Sianida.

ATP (Adenosin Tri Phosphat)
Molekul ATP adalah molekul berenergi tinggi. Merupakan ikatan tiga molekulfosfat
dengan senyawa Adenosin. Ikatan kimianya labil, mudah melepaskan gugus
fosfatnya meskipun digolongkan sebagai molekul berenergi tinggi.
Perubahan ATP menjadi ADP (Adenosin Tri Phosphat) diikuti dengan pembebasan
energi sebanyak 7,3 kalori/mol ATP. Peristiwa perubahan ATP menjadi ADP
merupakan reaksi yang dapat balik.
Enzim enzim pencernaan pada manusia memiliki peran penting dalam membantu memproses
setiap makanan yang masuk dalam tubuh, untuk menghasilkan sari makanan bagi tubuh. Dalam
sistem pencernaan manusia, memiliki organ-organ tubuh yang bertanggung jawab terhadap fungsi
pencernaan berbagai jenis zat makanan ke dalam tubuh. Enzim-enzim tersebut berfungsi dalam
melakukan serangkaian kerja sistem pencernaan yang bekerja secara terus menerus.
Enzim Pencernaan
Enzim enzim pencernaan manusia terletak pada organ tubuh yang termasuk dalam sistem
pencernaan manusia. Di mulai dari bagian mulut dan kemudian berakhir pada usus, masing-masing
wilayah pencernaan tersebut menghasilkan enzim dengan fungsi berbeda. Berikut ini penjelasannya
:
- Mulut, kelenjar ludah atau saliva
Mulut merupakan pintu awal masuknya makanan, sehingga pada mulut terdapat enzim bernama
amylase atau disebut juga dengan enzim ptialin, yang berfungsi untuk memecah zat pati dan
mengubahnya menjadi maltosa.
- Lambung (kelenjar lambung)
Makanan yang masuk pada lambung, akan dicerna oleh enzim renin yang berperan dalam
menguraikan kaseinogen menjadi kasein. Selain enzim renin ada juga enzim pepsin yang berfungsi
terhadap pengolahan makanan untuk mengubah fungsi protein menjadi senyawa protesa, pepton
dan juga polipeptida.
- Saluran pankreas
Pankreas pada sistem pencernaan menghasilkan enzim karbohidrase pancreas, untuk mencerna
amilum kemudian membuatnya menjadi maltosa atau jenis senyawa sejenis disakarida lainnya.
Enzim lain yang terdapat di pankreas adalah enzim lipase pankreas, yang akan mengubah fungsi
lemak dengan memecah emulsi lemak menjadi asam lemak dan juga gliserol.
- Usus (kelenjar usus)
Usus merupakan tempat terakhir dalam proses pencernaan makanan. Setidaknya ada 5 jenis enzim
pada usus, yang diawali oleh enzim enteroksinase yang berperan dalam mengubah tripsinogen
menjadi senyawa tripsin, yang berguna pada saluran pankreas. Selanjutnya enzim maltase
berfungsi dalam mengubah laktosa menjadi senyawa glukosa dan juga galaktosa. Kemudian, akan
ditemui enzim sukrase yang berperan mengubah sukrosa menjadi senyawa glukosa dan juga
fruktosa. Selanjutnya, oleh enzim pencernaan peptidase yang berperan mengubah polipeptida
menjadi senyawa asam amino dan terakhir enzim lipase, yang digunakan dalam mengubah lemak
menjadi senyawa asam lemak dan juga gliserol.
Enzim Pencernaan Manusia
Macam-macam enzim pencernaan di atas, memiliki tanggung jawab terhadap masing-masing
fungsinya, yaitu :


1. Enzim ptyalin
Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi enzim ptialin
untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa .
2. Enzim amylase
Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah ( parotis ) pada mulut dan juga pada kelenjar
pankreas. Enzim pencernaan amilase berguna untuk memecah molekul amilum, sering
dikenal dengan zat tepung (pati) ini menjadi senyawa sakarida dengan molekul yang lebih
sederhana yaitu maltosa.
3. Enzim maltase
Maltase ditemukan pada usus dua belas jari yang berperan dalam memecah molekul
maltosa menjadi glukosa yang merupakan jenis sakarida sederhana (monosakarida).
Senyawa glukosa ini berukuran kecil dan beratnya lebih ringan dari pada maltosa, yang
kemudian akan diangkut oleh darah untuk diedarkan ke seluruh sel yang membutuhkan.
4. Enzim pepsin
Lambung menghasilkan enzim pepsin berupa pepsinogen yang akan bereaksi terhadap
asam lambung untuk menjadi pepsin. Cara kerja enzim pepsin pada pencernaan, sebagai
pengurai molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana yaitu
pepton, yang kemudian dipecah lagi menjadi lebih sederhana agar bisa diangkut oleh darah.
5. Enzim tripsin
Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus dua belas jari (
duodenum ), yang kemudian menghasilkan asam amino yang molekulnya lebih sederhana
jika dibanding molekul pepton. Kemudian, sel akan merakit asam amino untuk membentuk
protein yang dibutuhkan sel.
6. Enzim rennin
Dinding lambung menghasilkan enzim renin yang mempunyai fungsi untuk mengendapkan
kandungan kasein pada zat susu. Kasein berasal dari protein susu atau sering disebut keju.
Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna.
7. Enzim lipase
Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam usus dua
belas jari ( duodenum ). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya sangat
sedikit.
KONTROL SARAF ATAS MOTILITAS USUS
Terdapat dua sistem saraf intrinsik di seluruh usus. Yang pertama terletak diantara
lapisan otot longitudinal dan sirkular. Kelompok saraf ini, yang disebut pleksus
mienterikus, terdapat sebagai suatu sistem yang berdiri sendiri dan terdiri dari jalur
aferen dan eferen yang mempersarafi otot. Pleksus mienterikus bekerja dengan
mempengaruhi irama listrik dasar sel-sel otot polos. Eksitasi pleksus mienterikus
akan meningkatkan kontraksi tonik yang meningkatkan tonus basal saluran
pencernaan. Eksitasi tersebut juga meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi
ritmik sehingga peristalsis meningkat.
Pleksus saraf intrinsik kedua terletak di lapisan submukosa saluran GI. Lapisan ini
terdiri dari jaringan ikat, pembuluh darah, dan sel-sel sekretork. Pleksus ini terletak
di bawah otot polos sirkular dan di atas lapisan nuikosa. Eksitasi pleksus
submukosa menyebabkan peningkatan fungsi sekrqforik saluran GI.
Neuron-neuron sensorik yang terdapat di kedua pleksus berespons terhadap
partikel makanan, iritan, mikro-organisme, dan peregangan dengan meningkatkan
kecepatan pelepasan muatannya dan, melalui perangsangan pleksus mienterikus,
meningkatkan motilitas saluran GI. Pleksus saraf mienterikus juga dipersarafi oleh
saraf simpatis dan parasimpatis. Serat-serat simpatis berasal dari korda spinalis
yang terletak antara T8 dan 1.3 dan mempersarafi pleksus intrinsik di seluruh usus.
Serat-serat ini menghambat pelepasan muatan pleksus sehingga irama dasar usus
melambat. Saraf simpatis mengeluarkan norepinefrin di usus. Saraf parasimpatis
berjalan dalam saraf vagus ke esofagus, lambung, dan separuh atas usus besar.
Serat parasimpatis lain berjalan dalam divisi sakrum dan mempersarafi separuh
distal usus besar. Saraf parasimpatis mengeluarkan asetilkolin dan merangsang
pelepasan muatan pleksus mienterikus. Hal ini mempercepat peristalsis dan
pencampuran makanan. Persarafan bagian distal usus besar penting untuk
merangsang defekasi. Usus halus tampaknya tidak dipersarafi oleh saraf
parasimpatis.
Sistem saraf enterik

Sistem saraf memberikan pengaruh yang mendalam pada semua proses pencernaan, yaitu
motilitas, transportasi ion terkait dengan sekresi dan penyerapan, dan aliran darah
pencernaan. Beberapa kontrol ini berasal dari koneksi antara sistem pencernaan dan
sistem saraf pusat, tetapi sama pentingnya, sistem pencernaan diberkahi dengan
sistemnya sendiri, saraf lokal disebut sebagai sistem saraf enterik atau
intrinsik.Besarnya dan kompleksitas enterik sistem saraf sangat besar mengandung
sebagai neuron sebanyak sumsum tulang belakang.
Sistem saraf enterik, bersama dengan sistem saraf simpatis dan parasimpatis, merupakan
sistem saraf otonom.
Komponen utama dari sistem saraf enterik dua jaringan atau pleksus neuron, yang
keduanya tertanam dalam dinding saluran pencernaan dan memperpanjang dari esofagus
ke anus:
Pleksus myenteric terletak antara lapisan longitudinal dan melingkar otot tunika
muskularis dalam dan, tepat, diberikannya kontrol terutama melalui motilitas saluran
pencernaan .
Pleksus submukosa, seperti namanya, dimakamkan di submukosa tersebut. Peran
utamanya adalah dalam penginderaan lingkungan dalam lumen, mengatur aliran
darah pencernaan dan fungsi sel epitel mengontrol. Di daerah di mana fungsi-fungsi
yang minimal, seperti kerongkongan, pleksus submukosa adalah tipis dan
sebenarnya bisa hilang dalam beberapa bagian.
Gambar di bawah menunjukkan bagian dari pleksus myenteric di bagian duodenum
kucing. Lulus kursor mouse Anda di atas gambar untuk menguraikan beberapa neuron
enterik.
Selain dua pleksus saraf utama enterik, ada pleksus kecil di bawah serosa, dalam otot
polos melingkar dan di mukosa.
Dalam pleksus enterik tiga jenis neuron, yang kebanyakan multipolar:
Neuron sensorik menerima informasi dari reseptor sensorik di mukosa dan otot.
Setidaknya lima reseptor sensorik yang berbeda telah diidentifikasi dalam mukosa,
yang menanggapi mekanik, termal, rangsangan osmotik dan kimia. Kemoreseptor
sensitif terhadap asam, glukosa dan asam amino yang telah dibuktikan, pada intinya,
memungkinkan mencicipi isi lumenal. Reseptor sensorik di otot merespon untuk
meregangkan dan ketegangan. Secara kolektif, neuron sensorik enterik
mengkompilasi sebuah baterai yang komprehensif informasi tentang isi perut dan
keadaan dinding pencernaan.
Motor neuron dalam pleksus enterik kontrol motilitas dan sekresi saluran cerna,
dan mungkin penyerapan. Dalam melaksanakan fungsi-fungsi ini, neuron motorik
bertindak langsung pada sejumlah besar sel efektor, termasuk otot polos, sel-sel
sekretorik (kepala, parietal, lendir, enterosit, sel-sel eksokrin pankreas) dan sel
endokrin pencernaan.
Interneuron sebagian besar bertanggung jawab untuk mengintegrasikan informasi
dari neuron sensorik dan memberikan itu untuk (pemrograman) motor neuron
enterik.
Neuron enterik mengeluarkan sebuah array mengintimidasi neurotransmiter. Salah satu
neurotransmiter utama yang dihasilkan oleh neuron enterik adalah asetilkolin. Secara
umum, neuron yang mensekresi asetilkolin adalah rangsang, merangsang kontraksi otot
polos, peningkatan sekresi usus, pelepasan hormon enterik dan pelebaran pembuluh
darah. Norepinefrin juga digunakan secara luas untuk neurotransmisi di saluran
pencernaan, tetapi berasal dari neuron simpatik ekstrinsik; efek norepinefrin hampir
selalu hambat dan sebaliknya bahwa asetilkolin.
Sistem saraf enterik dapat dan tidak berfungsi secara otonom, tetapi fungsi pencernaan
normal memerlukan hubungan komunikasi antara sistem intrinsik dan sistem saraf pusat.
Link ini mengambil bentuk serabut parasimpatis dan simpatis yang menghubungkan baik
sistem saraf pusat dan enterik atau menghubungkan sistem saraf pusat secara langsung
dengan saluran pencernaan. Melalui koneksi silang, usus dapat memberikan informasi
sensorik ke SSP, dan SSP dapat mempengaruhi fungsi pencernaan. Koneksi ke sistem
saraf pusat juga berarti bahwa sinyal dari luar sistem pencernaan dapat disampaikan ke
sistem pencernaan: misalnya, melihat makanan merangsang sekresi menarik di perut.
Secara umum, stimulasi simpatis menyebabkan penghambatan sekresi gastrointestinal
dan aktivitas motorik, dan kontraksi sfingter pencernaan dan pembuluh darah.
Sebaliknya, rangsangan parasimpatis menstimulasi kegiatan ini biasanya pencernaan.
Beberapa komunike menonjol diaktifkan oleh interkoneksi saraf di dalam saluran
pencernaan telah dinamai sebagai refleks dan berfungsi untuk menggambarkan sistem
yang kuat kontrol. Contoh termasuk refleks gastrocolic, di mana distensi perut
merangsang evakuasi dari usus besar, dan refleks enterogastric, di mana distensi dan
iritasi hasil usus kecil dalam penekanan sekresi dan aktivitas motorik pada perut.
Derangements bawaan dan diperoleh dalam struktur atau fungsi dari sistem saraf enterik
yang juga diakui sebagai penyebab penyakit saluran pencernaan. Contohnya termasuk
gangguan motilitas usus kecil, lambung dan hambatan stopkontak megakolon.

Anda mungkin juga menyukai