BAB II
KERANGKA TEORI
A. KERANGKA TEORI
1. Definisi dan Bentuk Fogging
Fogging merupakan salah satu kegiatan penanggulangan DBD
(Demam Berdarah Dengue) yang dilaksanakan pada saat terjadi
penularan DBD melalui penyemprotan insektisida daerah sekitar kasus
DBD yang bertujuan memutus rantai penularan penyakit. Sasaran
fogging adalah rumah serta bangunan dipinggir jalan yang dapat dilalui
mobil di desa endemis tinggi.
Cara ini dapat dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa
maupun larva. Pemberantasan nyamuk dewasa tidak dengan
menggunakan cara penyemprotan pada dinding (resisual spraying) karena
nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap pada dinding, melainkan pada
benda-benda yang tergantung seperti kelambu pada kain tergantung.
Fogging dilaksanakan dalam bentuk yaitu :
a) Fogging Fokus
Adalah pemberantasan nyamuk DBD dengan cara pengasapan
terfokus pada daerah tempat ditemukannya tersangka / penderita
DBD.
b) Fogging Massal
Adalah kegiatan pengasapan secara serentak dan menyeluruh pada
saat terjadi KLB DBD.
2. Tata Laksana Fogging
a) Fogging dilaksanakan sebanyak 2 putaran dengan interval minggu
oleh petugas dalam radius 200 meter untuk penanggulangan fokus
dan untuk penanggulangan fokus untuk KLB meliputi wilayah
yang dinyatakan sebahai tempat KLB DBD.
6
b) Sensitisasi
Metil Pirimiphos tidak menimbulkan sensitiser kulit dan
dibuktikan dengan uji Stevens pada marmut.
c) Inhalasi
Tikus dapat terpengaruh terhadap uap Metil Pirimiphos selama 6
jam sehari, 5 hari seminggu selama 3 minggu.
Dampak terhadap tanah
Metil Pirimiphos tidak terikat pada tanah. Dalam berbagai jenis
tanah, akan terurai dalam waktu kurang dari sebulan. Metil
Pirimiphos memiliki mobilitas terbatas dalam tanah.
Dampak terhadap air
Metil Pirimiphos cepat terdegradasi dalam air, terutama oleh
hydrolisis dengan hilangnya rantai samping gugus phosphorothioate
ester. Proses ini akan lebih cepat 50% dibawah cahaya matahari
selama sehari.