Anda di halaman 1dari 14

BECAUSE OF KRISHNA

PENDAHULUAN

Berbicara tentang weda, semua orang akan memahami yang artinya
pengetahuan, pada awalnya pengetahuan disampaikan langsung dari sumber
yang aslinya yaitu Personalitas Tuhan sebagai Adiguru (Omni-scince), yang
maha mengetahui dan kemudian diteruskan kepada personalitas-personalitas
agung yang dikuasakan. Pengetahuan tersebut merupakan pengetahuan sejati
yang bersifat kekal, karena bersumber dari Personalitas Tertinggi dan yang
kekal. Perkembengan berikutnya karena keterikatan manusia dengan duniawi,
serta perputaran yuga dari Satya yuga sampai Kali yuga, manusia lebih
mengutamakan pengetahuan duniawi dengan dalih untuk kesejahteraan umat
manusia. Sains modern yang dihasilkan dari olah pikir manusia dengan metode
ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan baru. Sesuai dengan sastra ada dua
jenis pengetahuan : pengetahuan modern yang bersifat relatif (pengetahuan
yang diterima diperguruan tinggi) dan pengetahuan sejati yang bersifat
absolut. Dalam upanisad dinyatakan : "tasmai sa hovaca : dve vidye vediavye
iti ha sma yad brahmavido vadanti, para vaivapara ca" dua macam
pengetahuan hendaknya dimengerti yaitu pengetahuan yang lebih tinggi dan
yang lebih rendah (Mundaka upanisad I.1.4). Jelas disebutkan pengetahuan
yang lebih tinggi (paravidya) yaitu pengetahuan tentang Brahman, kebenaran
mutlak dan aparavidya pengetahuan duniawi yang bersifat relatif. Para
ilmuwan umumnya kurang memahami aspek paravidya, dan lebih terbuai
dengan aparavidya. Sebagai contoh, biologi adalah cabang ilmu yang mengkaji
tentang kehidupan, banyak kajian tentang bentuk-bentuk jasad(spesies),
anatomi-fisiologi, perilakunya dan lainnya yang semuanya masih bersifat
kajian material, belum menyentuh tentang sumber atau tenaga rohani yang
menyebabkan sesuatu disebut mahluk hidup, yaitu keberadaan sang roh atau
tenaga rohani Tuhan(para-prakrti). Tanpa adanya partikel rohani (roh) ini,
mahluk hidur tidak akan berkembang. -
Untuk mendapatkan pengetahuan modern, manusia mempergunakan indria-
indrianya dengan melakukan upaya pengamatan secara langsung (empiris)
maupun dengan cara analisis, namun karena indria manusia sangat tidak
sempurna maka pengetahuan yang dihasilkanya pun kurang sempurna. Dalam
Manu Samhita 12.105 dinyatakan bahwa : "pratyaksas-canumananca sastranca
vividhagamam trayam suviditam karyam dharma-suddhim-abhisata" Jika
seseorang ingin mengerti tentang realitas, hendaknya memperhatikan tiga
cara(pramana) yaitu; pratyaksa dengan melihat langsung, anumana dengan
analisis dan berdasarkan sastra (sabdha) yaitu dengan mendengar langsung
dari otoritasnya. Dibandingkan dengan pratyaksa dan anumana pranama,
sabda jauh lebih baik asalkan dari sumber yang benar dan dapat dipercaya,
karena akan memperoleh pengetahuan yang asli, seperti halnya untuk
mengetahui siapa ayah kita, maka sang ibulah yang punya otoritas sehingga
kita percaya penuh apa yang dikatakan ibu dan tidak perlu lagi membuktikan
dengan tes DNA. Demikian juga pengetahuan weda hendaknya diterima melalui
otoritas, dengan demikian akan mendapatkan pengetahuan yang utuh. Perlu
dipahami bahwa ajaran weda bukanlah suatu mistisism, kayalan atau hanya
konsep, namun suatu pengetahuan yang mempunyai ketepatan, kebenaran
tinggi. Pengetahuan weda pertama kali disabdakan kepada Dewa Brahma pada
awal penciptaan, itu berarti peradaban weda telah ada, jauh sebelum
disabdakan Bhagavadgita sekitar 5000 tahun yang lalu, namun sampai saat ini
masih ada yang menganggap sebagai misteri, dan banyak kalangan hanyalah
sekedar karya sastra biasa.
Dalam tulisan singkat ini penulis ingin menguraikan secara singkat antara
kedua sains tersebut yang meliputi bukti ilmiah peradaban weda serta aspek
ilmiah dari ajaran weda itu sendiri seperti ; penciptaan alam semesta,
reinkarnasi, keragaman spesies, hubungan karma-penyakit dan lainnya.
1). Dipresentasikan dalam Forum Diskusi "Sains dan Agama" diselenggarakan
oleh Peshraman Raja Vidya,
Minggu, 30 Oktober 2005, di Aula Institut Hindu Dharma Negeri, Denpasar.
2). Ketua Yayasan Institut Bhaktivedanta Indonesia, dan pengikut Sampradaya
Vaisnava.

BUKTI I LMIAH PERADABAN WEDA

Bukti-bukti arkeologis, geologis telah terungkap dari penemuan fosil-fosil
maupun artefak- alat yang digunakan manusia pada masa itu telah terbukti
menunjukkan bahwa peradaban manusia modern telah ada sekitar ratusan juta
bahkan miliaran tahun yang lalu. Bukti-bukti tersebut diungkapkan oleh
Michael Cremo, seorang arkeolog senior, peneliti dan juga penganut weda dari
Amerika, dengan melakukan penelitian lebih dari 8 tahun. Dari berbagai
belahan dunia termasuk juga dari Indonesia telah dapat mengungkapkan
misteri peradaban weda tersebut secara bermakna. Laporan tersebut ditulis
dalam beberapa buku yang sudah diterbitkan seperti ; Forbidden Archeology,
The Hidden History of Human Race, Human Devolution : A Vedic alternative to
Darwins Theory, terbitan tahun 2003. Dalam buku tersebut akan banyak
ditemukan fosil, artefak- peninggalan berupa kendi, alas kaki, alat masak dan
sebagainya yang telah berusia ratusan juta tahun bahkan miliaran tahun,
dibuat oleh manusia yang mempunyai peradaban maju, tidak mungkin dibuat
oleh kera atau primata yang lebih rendah. Dari buku-buku tersebut juga
ditemukan adanya manipulasi beberapa arkeolog dengan mengubah dimensi
waktunya, hal ini bertujuan untuk mendukung teori evolusi Darwin, karena
kenyataannya teori evolusi masih sangat lemah. Bukti ilmiah sudah dengan
jelas menyatakan bahwa peradaban weda telah ada miliaran tahun. Para
ilmuwan telah membuktikan bahwa perang besar di tanah suci Kukrksetra, kota
Dwaraka, sungai suci Sarasvati dan sebagainya perupakan suatu peristiwa
sejarah, bukan sebagai mitologi. Setiap kali kongres para arkeolog dunia selalu
menyampaikan bukti-bukti baru tentang peradaban Barthavarsa purba.
Dibawah ini ditampilkan sekelumit dari bukti ilmiah tersebut.

Perang Bharatayuda

Para arkeolog terkemuka dunia telah sepakat bahwa perang besar di
Kuruksetra merupakan sejarah Bharatavarsa (sekarang India) yang terjadi
sekitar 5000 tahun yang lalu. Sekarang para peneliti hanya ingin mementukan
tanggal yang pasti tentang peristiwa tersebut. Dari hasil pengamatan beserta
bukti-bukti ilmiah. Dari berbagai estimasi maka dibuatlah suatu usulan
peristiwa-peristiwa sebagai berikut :
Sri Krishna tiba di Hastinapura diprakirakan sekitar 28 September 3067 SM
Bhishma pulang ke dunaia rohani sekitar January 17 Januari 3066 SM
Balarama melakukan perjalanan suci di sungai Saraswati pada bulan Pushya 1
Nov. 1, 3067 SM
Balarama kembali dari perjalanan tersebut pada bulan Sravana 12 Dec. 12,
3067 SM
Gatotkaca terbunuh pada 2 Desember 3067 SM
Dan banyak lagi penanggalan peristiwa-peristiwa penting sudah di kalkulasi.

Kota kuno Dvaraka

Demikian juga keberadaan kota Dvaraka yang dulu menjadi misteri, kota
tersebut disebutkan dalam Mahabharata bahwa Dvaraka tenggelam di pantai.
Doktor Rao adalah seorang arkeolog senior yang dengan tekun menyelidiki
dengan "marine archaeology" dan hasilnya ditemukannya reruntuhan kota
bawah laut, beserta ornamennya, didaerah Gujarat. Dwaraka, kota kerajaan
Sri Krishna masa lalu.

J embatan Alengka

Pemotretan luar angkasa yang dilakukan oleh NASA telah menemukan adanya
jembatan mistrius yang menghubungkan antara India dan Sri Langka
sepanjang 30 Km, tampak pula jembatan tersebut buatan manusia dengan umur
sekitar 1 750 000 tahun angka ini sesuai dengan sejarah Ramayana yang
terjadi pada Tretha yuga. Sekarang sedang diteliti jenis bebatuannya. Jadi
Ramayana itu adalah ithihasa (sejarah), bukan merupakan dongeng.

Sungai Sarasvati

Keberadaan kota purba Harrapa dan Mohenjodaro serta keberadaan sungai
suci Sarasvati telah dijumpai dalam Rig Weda, namun tidak diketahui
keberadaannya, kemudian oleh NASA dengan pemotretan dari luar angkasa
ternyata dijumpai sebuah lembah yang merupakan bekas sungai yang yang
telah mengering, namun dalam kedalaman tertentu masih tampak ada aliran air
diwilayah Pakistan yang bermuara ke lautan Arab, arahnya sesuai dengan
yang digambarkan dalam sastra.
Sebenarnya masih banyak bukti ilmiah lainnya yang menunjukkan peradaban
weda tersebut, sehingga Satya yuga, Tretha yuga, Dvapara yuga dan Kali yuga
dengan durasi sekitar 4 320 000 tahun merupakan suatu sejarah peradaban
manusia modern yang memegang teguh perinsip dharma.

KEBENARAN AJ ARAN WEDA
Turunnya Avatara Telah Terdaftar
tatah kalau sampravritte sammohaya sura-dvisham buddho namnanjana-sutah
kikateshu bhavishyati" Kemudian, pada awal Kali yuga Tuhan akan muncul
sebagai Sang Buddha, putra Anjana di propinsi Gaya, dengan maksud
mengelabui orang yang iri kepada orang yang setia dan percaya kepada Tuhan
(Srimad Bhagavatam 1.3.24)
yada yada hi dharmasya glanir bhavati bharata abhyutthanam adharmasya
tadatmanam srjamy aham
Dalam Bhavisya purana (sejarah masa datang) III.2.23 menyatakan ".ko
bhavaanithi tham praaha sahovaacha mudaanwitha eshaputhram cha maam
vidhi kumaaree garbha sambahavam aham eesa maseeha nama" - ".. Aku akan
lahir sebagai Isa Mahesa/ Esa putra, anak Tuhan dari ibu yang perawan.."
Sekitar tiga ribu tahun setelah purana itu ditulis ternyata benar telah muncul
Nabi Isa (Yesus) sebagai anak Tuhan yang lahir dari Ibu perawan. Masih
dalam purana yang sama III.3.3, dengan jelas dinyatakan "didaerah
meleccha akan muncul guru kerohanian bernama Mahamada."
meleccha merujuk suatu masyarakat dengan peradaban yang sangat merosot
dan jauh dari weda, Mahamada akan muncul dengan membawa agama baru.
Demikian Nabi Muhamad telah diramalkan dalam purana.
Pada zaman Kali, tahun 1489 (sekitar 500 tahun yang lalu) Personalitas Tuhan
kembali menunjukkan kemurahanNya dengan kembali turun ke bumi sebagai
seorang brahmana yang masih muda yang bernama Sri Caitanya Mahaprabhu,
seperti di ungkapkan dalam Garuda-Purana : kalina dakya mananam
paritranaya tanu-bhrtam janma prathama sandhyayam karisyami dvijatisu -
Pada awal dari Kali-yuga, Aku akan datang sebagai brahmana yang akan
menyelamatkan roh-roh yang jatuh sebagai akibat pengaruh jelek dari Kali-
yuga. Masih dalam purana yang sama dinyatakan "aham purno bhavisyami
yuga-sandhyau visesatah mayapure navadvipe bhavisyami sachi sutah Aku
akan lahir sebagai putra Sachi di Navadvip- Mayapur. Banyak lagi purana
yang menyebutkan avatara Beliau di zaman Kali. Ternyata itu adalah suatu
realitas ciri-ciri yang disebutkan dalam sastra yang ditulis 5000 tahun yang
lalu ternyata benar adanya. Tuhan ber-inkarnasi sebagai brahmana belia yang
mengajarkan metode untuk memutus rantai kelahiran kematian (reinkarnasi)
pada Kali-yuga ini dengan cara mengucapkan nama suci Tuhan, ajaran
tersebut diteruskan kepada murid-murid Beliau, demikian seterusnya melalui
rangkaian garis perguruan weda (parampara), sampai saat ini parampara
tersebut masih eksis.
Dengan beberapa bukti sastra tersebut jelas kebenarannya purana tersebut tak
terbantahkan lagi, karena yang menyusun purana, Srila Vyasadeva adalah roh
yang agung yang telah mencapai kesempurnaan, mengetahui masa lalu, masa
kini dan masa yang akan datang (trikala jna). Dari beliaulah sampai saat ini
kita semua mendapatkan pengetahuan sejati.
Masih banyak sekali peristiwa yang terjadi yang telah ditulis 5000 tahun yang
lalu, dan telah menjadi kenyataan seperti munculnya Sankaracarya, Nabi
Musa, Ratu Victoria dan sebagainya. Dari bukti-bukti tersebut diatas jelas
bahwa apa yang tercantum dalam purana-purana telah meramalkan peristiwa-
peristiwa penting lainnya termasuk jadwal Tuhan akan turun lagi atau
mengutus roh-roh yang agung untuk turun dengan misi tertentu. Bhagavadgita
merupakan sabdha suci dari Personalitas Tertinggi menjelang Kali-yuga,
sebagai sumber pengetahuan rohani (paravidya), sudah jelas dimana
disabdakan, kapan disabdakan, berapa lama disabdakan, siapa saja yang
mendengar sabda tersebut. Peristiwa tersebut ditulis kembali oleh Srila
Vyasadeva.

Kosmologi : Penciptaan dan Sistem Planetarium
Kapan alam semesta diciptakan, berapa umur alam semesta dan siapa mahluk
hidup yang pertama kali diciptakan oleh Tuhan. Para ilmuwan sampai saat ini
belum menemukan jawaban atas pertanyaan diatas. Proses penciptaan alam
semesta, oleh para ilmuwan masih sangat percaya dengan teori Big Bang
sebagai awal penciptaan alam semesta. Kaum materialis yakin bahwa alam
semesta adalah kekal selamanya (tidak diciptakan). Didapatkan bukti dari teori
Big Bang bahwa alam semesta berawal dari ledakan besar yang kemudian
terjadi tebaran planet-planet akibat turunnya suhu secara drastis, sayangnya
para ilmuwan belum bisa menjawab mengapa hasil ledakkannya bergerak
demikian teratur dan siapakah yang ada dibalik ledakan besar tersebut ?. Para
ilmuwan tidak memahami kehendak dibalik penciptaan yang demikian rumit,
terlalu sulit bila dikatakan hanya sebagai peristiwa kebetulan saja, dan tidak
dapat memahami rancangan agung Sang Pencipta (Tuhan), karena tidak
memahami tenaga rohani dan tenaga material Beliau dari sumber sastra.
Model Big Bang sampai saat ini menjadi misteri.
Dalam Bhagavata Purana skanda 3 telah disebutkan proses penciptaan secara
lengkap dimulai dari ekspansi Personalitas Tuhan sebagai Maha-visnu
(Karanadakasayi Visnu) yang berbaring di lautan karana. Dari badan
Mahavisnu diciptakan planet-planet duniawi berupa miliaran gelembung-
gelembung dari tubuh Beliau, jadi telah dinyatakan bahwa bentuk bumi adalah
bulat, sedang para ilmuwan modern baru dapat membuktikan dunia ini bulat
sekitar abad 14. Lautan karana (penyebab) berada di luar angkasa material
dan dalam alam semesta ciptaanNya mengapung miliaran balon-balon alam
semesta. Semua alam semesta ini keluar dari pori-pori kulit Maha-Visnu pada
saat Beliau menghembuskan nafas. Di luar lautan karana ini terbentang
angkasa rohani dari Brahmajyoti yang luasnya tak terbatas. Miliaran alam
semesta tersebut tersusun demikian rapinya, dengan tenaga
materialNya(apara-prakrti) planet-planet tersebut bergerak dengan garis edar
yang sudah diatur. Dalam Rig Veda dinyatakan "suryaha jagat guru
gurutvaakarshan" "Matahari adalah sebagai guru, matahari sebagai pusat
dari planet." Jelas dimaksud adalah perputaran yang heliosentris. Para
ilmuwan modern baru membuktikan perputaran planet secara heliosentris sejak
abad 15 oleh Galileo, sebelumnya adalah geosentris. Berikutnya Personalitas
Tuhan berekspansi ke masing-masing alam semesta dalam wujud
Garbhodakasayi Visnu berbaring di lautan Garbhodaka, dari pusarNya tumbuh
bunga padma, dari bunga padma inilah muncul kehidupan pertama yaitu Dewa
Brahma yang ada pada setiap alam semesta, Dewa Brahma akan melanjutkan
ciptaan-ciptaan lainnya karenanya Dewa Brahma disebut sebagai pencipta
kedua. Dalam setiap alam semesta terdapat Dewa Brahma yang berbeda yang
bertugas penciptaan lebih lanjut di alam semesta tertentu. Dewa Brahma
dikuasakan untuk menciptakan seluruh spesies dan berbagai susunan planet di
alam semesta. Dari Dewa Brahma tercipta Parajapati, Rsi-rsi agung dan manu
leluhur manusia; Swayambhu serta beraneka jenis mahluk yang lebih rendah.
Jumlah seluruh spesies kehidupan adalah sekitar 4 800 000 spesies.
Selanjutnya Tuhan berekspansi menjadi Kriodakasayi Visnu yang akan berada
dalam setiap mahluk hidup ciptaanNya sebagai Paramatma. Itulah secara
singkat proses penciptaan alam semesta ini, semua yang terjadi atas kehendak
dari "The Grand Designer", bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan.
Dalam purana dinyatakan bahwa 1 hari Dewa Brahma (1 kalpa) adalah 1000 x
putaran 4 yuga (1728000 + 1296000 + 864000 + 432000) = 4320 X 106 tahun.
Total usia alam semesta adalah 100 kali umur Dewa Brahma atau sekitar 311
triliun 40 miliar tahun. Namun demikian planet Dewa Brahma (satya loka)
sebagai planet tertinggi, namun bersifat halus dan jauh lebih tinggi kwalitasnya
dibandingkan dengan planet bumi. Satya-loka masih berada dalam angkasa
material, sehingga Dewa Brahma tetap dipengaruhi oleh hukum-hukum alam
yaitu hukum kelahiran dan kematian. Para ilmuwan saat ini sedang mencari
kapan alam semesta diciptakan, dan berapa umur alam semesta, dan siapa
mahluk penghuni pertama alam semesta ini. Purana telah menjawabnya.

Keragaman Spesies
Teori evolusi yang menyatakan bahwa nenek moyang kita adalah berasal dari
kera, seolah-olah telah menjadi kebenaran di seluruh lapisan masyarakat.
Anak-anak sekolah sudah sangat akrab dengan pernyataan "manusia berasal
dari spesies kera", kalau dibiarkan hal ini akan sangat meracuni umat manusia
dengan lunturnya keyakinan (sradha) terhadap Tuhan sebagai Sang Maha
Pencipta. Menurut Bhagavadgita bahwa kehidupan atau sang roh itu adalah
kekal, keaneka ragaman badan-badan material (biodiversity) berupa mahluk
hidup dari tingkat yang sangat sederhana yaitu mahluk bersel satu, parasit,
tumbuh-tumbuhan, aneka hewan, sampai manusia merupakan badan-badan
material yang telah diciptakan secara utuh yang siap dihuni oleh sang roh.
Sang roh akan mendapat badan material tertentu berdasarkan karma dan
kesadaran yang dimilikinya pada kehidupan yang lalu. Srila Prabhupada,
selalu mengutip sloka Purana dibawah ini yang menjelaskan keaneka ragaman
spesies kehidupan yang menjadi terminal perjalanan sang roh :

asitim caturas caiva laksams tan iva-jatisu
bhramadbhih purusaih prapyam manusyam janma paryayat
tad apy aphalatam jatah tesam atmabhimaninam
varakanam anasritya govinda-carana-dvayam

"Seseorang mencapai bentuk kehidupan manusia setelah bertransmigrasi
melalui 8 400 000 spesies kehidupan dengan proses evolusi kesadaran secara
gradual. Bahwa bentuk kehidupan manusia dilupakan sehingga menjadi orang
yang kurang cerdas dan angkuh yang tidak mau berlindung di kaki padma
Govinda (Krishna)." (Brahma-vaivarta Purana).
Dalam Padma Purana menyatakan "Ada 900 000 spesies hidup yang hidup di
air; 2 000 000 spesies tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan; 1 100 000
spesies serangga; 1 000 000 spesies kehidupan burung ; 3 000 000 spesies
binatang buas; dan 400 000 spesies kehidupan manusia."
Proses perkembangan dan perjalanan sang roh melalui 8.400.000 spesies, yang
telah berlangsung sejak miliaran tahun yang lalu. Seperti diketahui bahwa
jiwa/roh adalah partikel rohani(non-material) yang merupakan jati diri
kehidupan. Bila partikel rohani tersebut meninggalkan badan, maka apapun
kehebatan badan material tersebut tidak ada artinya lagi. His Holiness
Bhaktisvarupa Damodara Swami (DR. TD Singh) menyebut partikel rohani
tersebut dengan nama spiriton yaitu suatu tenaga rohani (para-prakrti) yang
memiliki sifat sama dengan Tuhan yaitu kekal, berpengetahuan dan penuh
kebahagiaan. Partikel rohani ini merupakan kesadaran murni, yang oleh
karena keterikatan dengan sifat alam mendapatkan beraneka badan material.
Spiriton (roh) bertransmigrasi dari satu badan ke badan lain, dan terkurung
dalam penjara-penjara badan. Sifat alam semesta yang disebut triguna yaitu :
sattva-guna (sifat kebaikan), rajo-guna (sifat nafsu) dan tamo-guna (sifat
kebodohan). Pengaruh ketiga sifat alam tersebut akan mempengaruhi
kesadaran kita, kesadaran pada saat perpindahan sang roh akan sangat
menentukan badan-badan yang akan kita peroleh pada kehidupan berikutnya.
Sama halnya seperti mencampur warna dasar (biru, merah dan kuning), dari
berbagai konsentari warna dasar tersebut akan memperoleh jutaan corak
warna yang beraneka ragam. Demikian juga atas pengaruh 3 sifat alam
material akan menentukan badan yang akan diperoleh. The Grand Designer,
personalitas tertinggi Tuhan, telah merancang pengaturan hukum alam
tersebut. Menurut Bhagavad-gita (14.5), "sattvam rajas tama iti gunah
prakirti-sambhavah " Alam material terdiri dari tiga sifat ; kebaikan
(satwik), nafsu (rajasik) dan kebodohan (tamasik). Mahluk hidup diikat oleh
sifat-sifat tersebut dan sulit dikendalikan". Teori evolusi Darwin secara
arkeologis, genetika dan biomolekuler tidak terbukti, bahkan Darwin sendiri
mengatakan bahwa teorinya masih sangat lemah dan perlu pembuktian dimasa
mendatang.
Kelemahannya adalah karena tidak menyertakan pemahaman tentang sang roh
dalam kajian tersebut. Sebenarnya bukanlah evolusi fisik yang terjadi tetapi
evolusi spiritual yang akan menentukan badan-badan material yang didapat.
Namun teori Darwin sangat didukung oleh paham materialis-atheis seperti ;
Marx, Plank, S Freud dan lainnya.
Bukti Ilmiah Reinkarnasi
Reinkarnasi (samsara) adalah transmigrasi sang roh dari badan ke badan
lainnya, tidak ada informasi yang paling lengkap kecuali dalam weda.
Beberapa bukti ilmiah tentang adanya reinkarnasi telah diungkapkan oleh
beberapa peneliti dengan berbagai metode pendekatan ilmiah. Beberapa buku
seperti Children Past Lives, Twenty Cases Suggestive of Reincarnation, Where
Reincarnation and Biologiy Intersect, memperkenalkan hasil penelitian Dr. Ian
Stevenson, dari Universitas Virginia, Amerika, tentang bukti-bukti yang
berhubungan dengan adanya kehidupan masa lalu dan reinkarnasi. Demikian
juga website diinternet tentang reinkarnasi sangat banyak dijumpai yang
menyediakan informasi tentang kehidupan masa lalu dan reinkarnasi.
Reinkarnasi dalam pengertian hukum positip sulit dibuktikan sebagai suatu
kenyataan ingatan kehidupan masa lalu, karena kemampuan daya ingat otak
manusia sangat terbatas. Namun dalam keadaan tertentu, tanpa disadari atau
terjadi perubahan kesadaran maka ingatan dibawah sadar tersebut akan
muncul kepermukaan, dan dapat menguraikan dengan jelas tentang
pengalaman-pengalaman pada kehidupan sebelumnya. Buku buku diatas telah
mencatat kasus kasus kehidupan masa lalu seseorang, terutama pada anak-
anak dibawah tiga tahun. Dalam keadaan hipnosa, kesadarannya menurun
namun dapat mengungkapkan secara terperinci pengalaman-pengalaman
kehidupan masa lalunya. Kemudian cerita yang diungkapkan tersebut
dilakukan cross check dengan menelusuri, nama tempat tahun atai alibi-alibi
lainnya, ternyata banyak benarnya. Ian Stevenson telah meneliti lebih dari
duaribuan anak dari berbagai belahan dunia.
Salah satu kasus yang paling bagus pembuktian kebenarannya yaitu seorang
gadis muda dari India bernama Shanti Devi, yang tinggal di Delhi (lahir tahun
1926) yang pada umur tiga tahun mulai mengingat dan bercerita tentang hal-
hal dari kehidupan masa lalu di kota Muttra yang jauhnya delapan puluh mil.
Dia mengatakan bahwa dirinya dinikahi seorang saudagar kain, melahirkan
seorang anak laki-laki dan meninggal dunia sepuluh tahun kemudian, dan
banyak pernyataan yang diceritakan secara detail tentang kehidupan masa
lalunya sampai ia berumur 9 tahun. Pernyataan-pernyataan itu direkam.
Peneliti merencanakan kunjungannya ke Muttra, tempat keluarga yang sering
disebut oleh Shanti Devi, dan menyaksikan bahwa ia benar-benar mengenali
sanak saudaranya yang lain dimasa lalu, mengetahui dengan detail jalan
kerumahnya yang dahulu dikenalinya, dan bahkan mengungkapkan bahwa ada
uang yang disembunyikannya di dalam rumah tersebut. Tempat
persembunyiannya ditemukan dan bekas suaminya mengakui dia telah
memindahkan uang tersebut. Jadi apa yang diceritakan oleh Shanti Devi itu
memang benar-benar nyata. Sekitar 200 kasus yang diungkapkan dalam
bukunya yang berhubungan dengan reinkarnasi. Demikian juga adanya cacat
fisik dan kelainan prilaku dapat terjadi dari peristiwa kehidupan masa lalu
seperti ; seseorang sangat takut dengan air sungai, ternyata pada kehidupan
masa lalunya orang tersebut meninggal karena tenggelam. Demikian juga
dengan penyakit dan cacat fisik yang diderita saat ini tidak lepas dari karma
pada kehidupan yang lalu.
Banyak lagi ilmuwan barat yang telah membuktikan melalui pengamatan yang
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah adanya reinkarnasi. Raymond A
Moody dalam bukunya yang berjudul "Life after life", menceritakan banyak
pengalaman seseorang pada saat menjelang kematian (near-death experience)
atau pengalaman diluar tubuh. Richard Webster telah menyusun suatu
pedoman untuk mengetahui adalanya ingatan kehidupan masa lalu (past-life
memories) yang cukup akurat. Ada bermacam-macam metode digunakan untuk
mengetahui kehidupan masa lalunya, seperti: Ingatan spontan, khususnya anak-
anak, ingatan muncul begitu saja tanpa diketahui asal-usulnya. Ingatan yang
dipicu (triggered recall); ngatan dialami dengan cara yang sama seperti diatas,
namun dipicu oleh suatu peristiwa. Peristiwa tersebut bisa apa saja yang
tampaknya mengingatkan seseorang akan sesuatu bagian yang penting dari
ingatan masa lalunya. Melalui mimpi; seseorang sering kali mendapatkan
mimpi berulang-ulang yang sama sekali tidak tampak seperti mimpi biasa, atau
bermimpi yang diluar pengalaman hidupn saat ini, dan kadang mimpi itu
berkelanjutan. Mimpi adalah munculnya ingatan-ingatan kehidupan masa lalu
dari bawah sadar, dan banyak lagi metode untuk membuktikan adanya
kehidupan masa lalu. Kini banyak pakar mengembangkan pengobatan untuk
beberapa penyakit yang berhubungan dengan kehidupan masa lalu (past life
memory) yang disebut past life therapy dan hypnotherapy.
Jadi reinkarnasi bukanlah merupakan mitos atau mistik namun realitas
pengetahuan yang lengkap tentang perjalanan panjang sang roh (spiriton).
Banyak pakar dari barat mengatakan bahwa weda adalah himpunan
pengetahuan yang sangat lengkap, bukan sebagai buku saku.

Karma sebagai Penyebab Utama Penyakit

Kemajuan ilmu kedokteran demikian pesatnya, penyakit yang dahulu tidak
diketahui penyebabnya, kini telah ditemukan bahkan sampai pada tingkat
molekuler atau tingkat DNA. Setiap kelaianan pada bagian tertentu dari
untaian DNA dapat mengakibatkan gangguan terbentuknya protein seperti
enzim, antibodi, hormon dan mediator lainnya, yang akhirnya dapat
menimbulkan penyakit-penyakit tertentu seperti kerentanan terhadap infeksi,
kelainan bawaan, penyakit gangguan mental, penyakit degeneratif, gangguan
imunologis dan sebagainya. Mutasi gen, itulah jawabah yang samapi saat ini
sering diungkapkan. Memang sudah dilakukan suatu proyek besar tentang
pemetaan gen dari masing masing penyakit. Kembali muncul pertanyaan yang
paling mendasar; "Kenapa pada seseorang terjadi gangguan untaian DNA atau
mutasi, kenapa pada orang yang lain tidak. ?" Jawaban sementara karena
faktor genetik dan pengaruh lingkungan seperti radiasi, nutrisi, polutant, bahan
kimiawi dan sebagainya. Pengetahuan modern tidak dapat menjawab
pertanyaan tersebut secara tuntas, kekuatan dari siapakah yang melakukan
mutasi pada DNA tersebut ?." Susunan tubuh manusia begitu rumit, jaringan
fungsional tubuh manusia terdiri dari sel-sel, dalam setiap sel terdapat inti,
dalam inti terdapat suatu pabrik yang amat rumit, seperti juga susunan alam
semesta. Pabrik-pabrik dalam inti sel tersebut bekerja dengan teratur sekali
sehingga dapat menjaga keseimbangan tubuh. Karena demikian rumitnya,
sangat tidak masuk akal kalau hal tersebut terjadi akibat evolusi, apalagi
dikatakan terjadi kebetulan. Ada suatu rencana yang agung oleh pencipta yang
Maha Mengetahui terhadap hasil ciptaanNya.
Hanya Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Adil yang tahu persis, kenapa untaian
gen pada seseorang dilakukan manipulasi olehNYA, sehingga mendapatkan
penyakit tertentu. Dalam Bhagavadgita Sri Krishna menyatakan "Akulah yang
mengendalikan dunia rohani dan dunia material, segala sesuatu bergerak atas
perintahKu. Itulah karma seseorang. Berdasarkan Bhagavata purana ada tiga
penyebab utama penderitaan : adhidaivika-klesa ; penderitaan yang
disebabkan para penguasa dunia(Dewa) seperti gempa bumi, kemarau,
kekeringan, bencana alam lainnya, adhibhautika-klesa ; penderitaan yang
disebabkan oleh mahluk yang lain seperti virus, parasit, kuman, serangga,
musuh dan lainnya serta adhyatmika-klesa ; penderitaan oleh badan dan pkiran
sendiri seperti sakit mental dan fisik, semuanya itu bersumber dari energi
transedental (Bhagavatam 5.14.25). Sepereti telah dijelaskan diatas bahwa
badan material merupakan simbol penderitaan, spesies manusia ada 400 000
jenis berdasarkan kesadarannya yang bermanifestasi pada badan jasmani
dengan berbagai jenis penyakit. Segala yang ada di planet material
dipengaruhi oleh hukum alam (cosmic justice) yaitu "Dharma Karma
Samsara" : pelanggaran dan tindakan kita (karma) terhadap ajaran yang telah
ditetapkan (dharma), pada saatnya kelahiran berikutnya akan mendapatkan
hukuman (samsara) dengan memperoleh badan-badan yang sesuai. Seperti
itulah rangcangan Personalitas Tuhan dalam menciptakan alam semesta dan
semesta dalam tubuh manusia yang demikian rumit, hanya dengan sedikit
menggeser komponen dalam gen(kromosom) akan menyebabkan gangguan
pada badan dengan segala manifestasi penyakit. Karma kita pada kehidupan
masa lampau dengan penyakit yang diderita saat ini sudah merupakan
kesesuaian yang mutlak oleh seorang hakim yang Maha agung dan Maha adil.
Hubungan karma masa lalu dengan penyakit yang akan diderita telah banyak
disebutkan dalam beberapa purana. Sebagai salah satu contoh, Garuda Purana
5.3 "brahmaha ksayarogi syad go-ghnah syat-kubjako jadah kanya-ghati bhavet
kustho trayas candala yonisu ", - "Pembunuh brahmana akan menderita sakit
paru-paru, mereka yang membunuh sapi menjadi orang yang punggungnya
menonjol dan pandir, mereka yang membunuh gadis akan menjadi lepra,
ketiganya lahir sebagai candala." Masih dalam purana yang sama disebutkan :
"Orang yang sombong dengan fisiknya yang kuat dan menyalahgunakan
kekuatannya untuk menindas dan berkelahi dengan orang lain akan
mendapatkan badan epilepsi. "Orang yang membakar rumah dan menyebabkan
orang lain meninggal, akan mendapatkan penyakit demam dan pembengkakan
pada kulit serta luka melepuh pada kulit yang serius, "Orang membenci anak,
membunuh dan menyakiti anak-anak akan mendapatkan badan yang mandul
(infertil).
Masih banyak dijumpai hubungan karma masa lalu dengan penyakit yang
diderita saat ini, hal yang perlu diketahui bagaimana kita supaya tidak
mendapatkan badan-badan yang penuh penderitaan, bahkan tujuan utama
pengembaraan sang roh adalah untuk mencapai kebahagian yang sejati
sebagai pelayan kekal (nitya sidha prema) Personalitas Tuhan.

TUJ UAN MEPELAJ ARI WEDA
Tujuan ilmu pengetahuan modern adalah mensejahterakan dan perdamaian
umat manusia dalam level badan material yaitu dari lahir sampai mati dan
dalam ruang alam material, belum pada level kesejahteraan dan perdamaian
yang abadi. Tujuan utama paravidya adalah untuk mencapai pembebasan atau
kembalinya mahluk hidup sebagai pelayan kekal Personalitas Tuhan di dunia
rohani, disanalah kebahagiaan dan perdamaian yang kekal. Dalam
Bhagavadgita dinyatakan ye tu dharmamrtam idam yathoktam paryupasate
sraddadhana mat-parama bhaktas te tiva me priyah - Aku sangat mencintai
orang yang mengikuti jalan bhakti yang kekal ini, tekun sepenuhnya dengan
keyakinan, dan menjadikan Aku sebagai tujuan tertinggi. (12.20). Dalam sastra
telah dinyatakan bahwa kita sebenarnya adalah pelayan kekal personalitas
Tuhan YME (nitya sidha), namun kita melupakan hubungan tersebut dan sangat
terikat dengan keinginan duniawi, sehingga kita dilahirkan berulang kali. Sri
Krishna telah mengingatkan kepada kita hanya dengan bhakti Aku bisa didekati
(bhaktya man abhijanathi Gita 18.55). Srimad Bhagavatam telah
menguraikan tentang 9 cara bhakti mulai dari yang paling sederhana ;
mendengarkan, mengucapkan, memikirkan sampai menyerahkan diri
sepenuhnya.
Sains modern (aparavidya) tidak menyentuh hal-hal yang bersifat transedental
tentang sang roh dan tujuan kehidupan yang sebenarnya, paravidya sudah jelas
bertujuan untuk membebaskan sang roh (spiriton) dari siklus kelahiran dan
kematian, menginsafi jati diri kita sebagai pelayan kekal dari Personalitas
Tuhan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan terhadap Personalitas
Tuhan itulah bhakti yoga. Personalitas Tertinggi Sri Krishna dalam
Bhagavadgita berpesan : janma karma ca me divyam vam yo vetti tattvatah
tyakta devam punar janma naiti mam eti so rjuna. - Orang yang mengenal sifat
rohani, kelahiran dan kegiatanKu, tidak akan lahir lagi di dunia material ini
setelah meninggalkan badan, melainkan ia mencapai tempat tinggalKu yang
kekal.(Bg 4.9). Itulah tujuan tertinggi dalam perjalanan sang roh adalah
mencapai pembebasan, hanya dengan bhakti Aku bisa didekati, demikian pesan
Bhagavadgita dalam bab terakhir. Diantara lima ajaran utama wedanta :
isvara, jivatman, prakrti, kala dan karma, hanya karma-lah yang disa diubah
tergantung pada keinginan kita. Pada dasarnya sang roh mempunyai sifat yang
sama dengan sumbernya : sat-kekal, cit-penuh pengetahuan dan ananda-penuh
kebahagiaan, sang roh juga diberi kebebasan dalam memilih (free will), namun
kebebasan tersebut tidak digunakan dengan baik, kita begitu terikat, sehingga
kita kembali dilahirkan berulang kali ke dunia ini. Dengan pemahaman tentang
reinkarnasi tersebut maka model pendekatan spiritual (spiritual care) perlu
dikembangkan terhadap seseorang yang menderita sakit terutama penyakit
terminal, sakit yang tidak mungkin dapat diobati dengan pengobatan modern.
Walaupun tujuannya bukan untuk kesembuhan badan, namun untuk sang roh,
dengan sisa waktu untuk menunggu perpindahan sang roh perlu dilakukan
intervensi dengan mengubah kesadaran penderita, sehingga penderita dapat
menerima penderitaannya sebagai suatu karma dan kemudian sepenuhnya
sadar akan jati diri yang sebenarnya sebagai roh, dan mulai mengembangkan
cinta bhakti rohani kepada Personalitas Tuhan, dengan selalu mengingat lila
rohani Tuhan dan mengucapkan nama suci Tuhan. Sehingga pada saat sang
roh meninggalkan badan, kita selalu ingat dan menyebut nama suci Beliau,
itulah yang disebut kematian dengan bermartabat (death with dignity). Sri
Krishna berpesan "pada saat meninggal engkau ingat kepadaKu, maka engkau
tidak akan kembali dilahirkan lagi" Untuk memperoleh kesadaran seperti itu,
maka mulailah seseorang dilatih dalam dalam bhakti-yoga dengan
mengucapkan nama suci Tuhan, karena hal ini sudah direkomendasi oleh
sastra weda sebagai kegiatan keagamaan yang utama untuk menghadapi Kali
yuga ini.
Itulah esensi ajaran weda, pengetahuan sejati, kebenarannya telah teruji yang
mengantarkan kita kepada pemahaman akan jati diri yang sebenarnya.
Kehidupan sebagai manusia merupakan karunia yang luar biasa, karena
diberikan kesadaran yang lebih dibandingkan dengan mahluk lainnya. Dalam
sloka awal dari wedanta-sutra menyatakan : "atatho brahma jijnasa" sudah
saatnya kita memahami Brahman, Personalitas Tuhan sebagai sumber segala
dunia material maupun rohani, sebagai sumber segala pengetahuan. Sabdha
merupakan metode yang paling unggul dalam menerima pengetahuan, yang
berati disampaikan langsung melalui sumber yang otoritas sehingga
pengetahuan yang murni akan sampai kepada kita. Seperti itulah sistem
peradaban weda dalam menerima pengetahuan melalui rangkaian garis guru
kerohanian (parampara), kalau tidak demikian kita akan larut dalam situasi
yang menghayalkan, penuh spekulasi. Dalam sastra ada 4 garis perguruan
rohani salah satunya adalah Brahma-Gaudya Vaisnava Sampradaya.
International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) di Indonesia
dikenal dengan Sampradaya Kesadaran Krishna Indonesia (SAKKHI)
merupakan kelanjutan dari Sampradaya tersebut yang didirikan oleh AC
Bhaktivedanta Swami Prabhupada secara Internasional sejak tahun 1965 di
Amerika.
- Kapanpun, dimanapun pelaksanaan darma merosot, dan hal yang
bertentangan dengan darma merajalela, pada waktu itu AKU sendiri menjelma,
wahai putra keluarga Bharata.(Gita 4.7). Sloka tersebut merupakan pernyataan
Personalitas Tuhan kehendakNya untuk turun ke bumi. Bhagavadgita dan
beberapa purana lainnya seperti; Bhagavata purana, Bhavisya purana ditulis
oleh, Srila Vyasadeva sebagai Saktyavesa avatar dari Tuhan, sekitar 5000
tahun yang lalu. Dari sloka diatas menunjukkan bahwa Personalitas Tuhan
akan langsung turun dari dunia rohani yang kekal (Goloka vrindawan) atau
mengirim utusan-utusan yang dikuasakan ke planet bumi. Benarkah hal itu
terjadi ?. Turunnya Tuhan ke planet material disebut avatara, dikenal ada
beberapa avatara seperti : Purusha, Lila, Guna, Yuga, Manavatar, dan
Shaktyavesa avatara. Semua avatara dan jadwal turunNya Personalitas
Tertinggi Tuhan tersebut telah dicantumkan secara lengkap dalam Bhagavata
purana dan Bhavisya purana. Apa yang tertera dalam purana tersebut ternyata
benar terjadi. Personalitas Tuhan telah berkali-kali turun ke dunia material
dari tempat tinggal Beliau yang kekal, selain Beliau sendiri yang turun dapat
juga mengutus roh-roh yang agung untuk tujuan tertentu yang dikuasakan
penuh (saktyavesa) seperti Srila Vyasadeva, Bhuda, Nabi Isa (Yesus), Nabi
Muhamad, Sri Caitanya Mahaprabhu, Sankaracarya dan sebagainya. Seperti
kemunculan Buddha dinyatakan "
(Hamba lahir dalam kebodohan yang paling gelap, kemudian Guru Kerohanian
hamba membuka
mata hamba dengan pelita pengetahuan. Hamba bersujud dengan hormat kepada
Beliau)

Anda mungkin juga menyukai