Anda di halaman 1dari 21

Hendrikus Hendra Suseno

102011381
Anamnesis
Identitas, keluhan, sejak kapan?
Lokasi perdarahan
Lamanya perdarahan dan frekuensinya
Apakah darah terutama mengalir ke tenggorokan (ke
posterior) atau keluar dari hidung depan (anterior)
bila pasien duduk tegak
Penyakit lain; hipertensi, DM, atau penyakit hati,
konsumsi alkohol dan gangguan koagulasi, serta
penggunaan obat, seperti aspirin.
Riwayat penyakit keluarganya.
Pemeriksaan Fisik
keadaan umumnya, nadi, pernapasan serta tekanan
darahnya atau bila perlu memasang infus.
Pasien harus ditempatkan dalam posisi dan ketinggian
yang memudahkan pemeriksa bekerja.
Dengan spekulum hidung dibuka dan dengan alat
pengisap dibersihkan semua kotoran dalam hidung
baik cairan, sekret maupun darah yang sudah
membeku.



Dimasukkan kapas yang dibasahi dengan larutan
anestesi lokal yaitu larutan pantokain 2% atau larutan
lidokain 2% yang ditetesi larutan adrenalin 1/1000 ke
dalam hidung untuk menghilangkan rasa sakit dan
membuat vasokontriksi pembuluh darah.
Pemeriksaan Penunjang
Rinoskopi anterior
Rinoskopi posterior
Pengukuran tekanan darah
Rontgen sinus dan CT-Scan atau MRI
Endoskopi hidung
Skrining terhadap koagulopati

DD dan WD
DD
Hemoptisis, varises oesofagus yang berdarah,
perdarahan di basis cranii yang kemudian darah
mengalir melalui sinus sphenoid ataupun tuba
eustachius.
WD
Epistaksis (epistaksis anterior dan epistaksis
posterior).

Definisi
Epistaksis adalah perdarahan dari hidung yang banyak
dijumpai baik pada anak-anak maupun usia lanjut.
Epistaksis seringkali merupakan gejala atau
manifestasi penyakit lain. Kebanyakan ringan dan
sering dapat berhenti sendiri tanpa memerlukan
bantuan medis, tetapi epistaksis yang berat, walaupun
jarang, merupakan masalah kedaruratan yang dapat
berakibat fatal bila tidak segera segera ditangani.
Manifestasi Klinis dan Patofisiologi

Epistaksis anterior

Epistaksis posterior

Etiologi
(Kelainan Lokal & Sistemik)
Kelainan lokal
- trauma
- kelainnan pembuluh darah
- infeksi lokal
- tumor
Kelainan sistemik
- penyakit kardiovaskuler
- kelainan darah
- kelainan kongenital
- infeksi sistmik
- Perubahan udara atau tekanan atmosfir
- Gangguan hormonal
Penatalaksanaan

3 prinsip:
-menghentikan perdarahan
-mencegah komplikasi dan
-Mencegah berulangnya epistaksis
Dengan cara:
- Perbaiki keadaan umum penderita
- Pada anak yang sering mengalami epistaksis ringan?
Pada epistaksis anterior, jika sumber perdarahan dapat
dilihat dengan jelas?

Perdarahan posterior diatasi dengan pemasangan
tampon posterior atau tampon Bellocq

Tampon Posterior dengan Kateter
Foley
Ligasi arteri; epistaksis berat dan berulang.
Komplikasi
Perdarahan yang hebat; saluran napas bawah, syok,
anemia, dan gagal ginjal.
Turunnya tekanan darah; hipotensi, hipoksia, iskemia
serebri, insufisiensi koroner sampai infark miokard
sehingga dapat menyebabkan kematian.
Pembuluh darah yang terbuka; infeksi, sehingga perlu
diberikan antibiotik.

Pemasangan tampon; rino-sinusitis, otitis media,
septikemia atau toxic shock syndrome.
Hemotimpanum; mengalirnya darah melalui tuba
Eustachius
Air mata berdarah (bloody tears); mengalirnya darah
secara retrograd melalui duktus nasolakrimalis.
Pemasangan tampon posterior (tampon Belloq);
laserasi palatum mole atau sudut bibir, jika benang
yang keluar dari mulut terlalu ketat dilekatkan pada
pipi.
Kateter balon atau tampon balon tidak boleh dipompa
terlalu keras karena dapat menyebabkan nekrosis
mukosa hidung atau septum.
Pencegahan Epistaksis

Gunakan semprotan hidung atau tetes larutan garam.
Gunakan alat untuk melembabkan udara di rumah.
Gunakan gel hidung larut air di hidung, oleskan dengan cotton
bud.
Hindari meniup melalui hidung terlalu keras.
Bersin melalui mulut.
Hindari memasukkan benda keras ke dalam hidung, termasuk
jari.
Batasi penggunaan obat obatan yang dapat meningkatkan
perdarahan seperti aspirin
Konsultasi ke dokter bila alergi tidak lagi bisa ditangani dengan
obat biasa
Berhentilah merokok. Merokok menyebabkan hidung menjadi
kering dan menyebabkan iritasi.



Prognosis
90% persen kasus epistaksis anterior dapat berhenti
sendiri. Pada pasien hipertensi dengan/tanpa
arteriosklerosis, biasanya perdarahan hebat, sering
kambuh dan prognosisnya buruk
Kesimpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pasien
berusia 24 tahun dengan keluhan keluar darah dari
hidung setelah terkena bola 15 menit yang lalu dan
perdarahan tidak berhenti walaupun sudah berusaha
dengan memencet hidungnya serta memiliki riwayat
sering mimisan sewaktu kecil, menderita epistaksis
(epistaksis posterior)

Anda mungkin juga menyukai