Anda di halaman 1dari 12

Sekilas Tentang Perusahaan

Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 30



BAB II
SEKILAS TENTANG PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan PT PLN (Persero)
Sejak awal berdiri sampai saat ini, PLN telah banyak mengalami berbagai
perkembangan. Hal tersebut dijelaskan dalam sejarah perjalanan perkembangan PLN yang
dikelompokkan dalam beberapa periode, yaitu:
2.1.1 Periode Sebelum Tahun 1943
Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke 19, pada saat
beberapa perusahaan Belanda, antara lain pabrik gula dan pabrik mendirikan
pembangkit tenaga listrik untuk kebutuhan sendiri. Ketenagalistrikan untuk
pemanfaatan umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda, yaitu NV.
NIGN yang semula bergerak dibidang gas dan memperluas usaha dibidang
penyediaan tenaga listrik untuk pemanfaatan umum.
Pada tahun 1927 Pemerintah Belanda membentuk Landss Waterkracht
Badrijvan (LBW), yaitu perusahaan listrik Negara yang mengelola PLTA
Plengan, PLTA Lamajan, PLTA Bangkok Dago, PLTA Ubrug, dan Kracak di
Jawa Barat, PLTA Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonassa
Lama di Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta. Selain itu, beberapa kota di Praja
dibentuk perusahaan-perusahaan listrik Kotapraja. Perusahaan-perusahaan listrik
tersebut mempunyai kegiatan yang dinilai menguntungkan. Maka akan
bermunculan perusahaan-perusahaan swasta milik Belanda seperti NV. ANIEM,
NV. GEBEO, NV. OGEM dan beberapa perusahaan listrik yang bersifat lokal
ditingkat Kotapraja.
2.1.2 Periode Tahun 1943 -1945
Pada waktu perusahaan-perusahaan listrik swasta tersebut dikuasai secara
keseluruhan oleh Jepang dan dikelola menurut situasi dan kondisi daerah-daerah
tertentu seperti Perusahaan Listrik Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sumatra dan lain-lain.


Sekilas Tentang Perusahaan

Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 31

2.1.3 Periode Tahun 1945 - 1950
Mulai tahun 1945 sampai dengan tahun 1950, perusahaan Listrik dan Gas
diambil alih oleh Pemerintah RI dari Jepang pada tanggal 27 Oktober 1945.
Kemudian melalui ketetapan Presiden RI No.I/S.D/1945, dibentuk Jawatan Listrik
dan Gas yang berkedudukan di Jogjakarta. Untuk pertama kali di dalam sejarah
Indonesia terdapat satu kesatuan Perusahaan Listrik Seluruh Indonesia sehingga
pada tangga1 27 Oktober 1945 sebagai hari Listrik Nasional.

2.1.4 Periode Tahun 1951 - 1966
Jawatan Tenaga membawahi Perusahaan Negara untuk Pembangkit Tenaga
Listrik (Penupetel) dan diperluas dengan membawahi juga Perusahaan Negara
untuk Distribusi Tenaga Listrik (Penuditel) pada tahun 1952. Berdasarkan
Ketetapan Parlemen RI No. 163 tanggal 3 Oktober 1953 tentang Nasionalisasi
Perusahaan Listrik milik Bangsa Asing di Indonesia dan berlaku sejak 3
Desember 1957, yaitu konsensi pengusaha telah berakhir, maka beberapa
perusahaan listrik milik swasta tersebut diambil alih dan digabungkan ke Jawatan
Tenaga.
Kemudian pada tahun 1958 Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah
Republik Indonesia menerbitkan :
a. Undang-undang Nomor 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi semua
perusahaan Belanda.
b. Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi
Perusahaan Listrik dan Gas milik Belanda.
Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, semua perusahaan milik
Belanda diambil alih termasuk Perusahaan Listrik dan Gas seluruh Indonesia.
Jawatan Tenaga diubah menjadi Perusahaan Listrik Negara melalui Surat
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga No. P.25/45/17 tanggal 23
September 1958, sedangkan P3LG dibubarkan pada tahun 1959.
Berdasarkan Undang-undang No. 19 tahun 1960 tentang Perusahaan
Negara dan melalui Peraturan Pemerintah RI No. 67 tahun 1961 dibentuklah
Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU PLN), yang mengelola
Sekilas Tentang Perusahaan

Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 32

semua Perusahaan Listrik Negara dan Gas berada dalam satu wadah Organisasi.
Untuk mewujudkan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tersebut Menteri
Pekerjaan Umum dan Tenaga pada saat itu menerbitkan Surat Keputusan Menteri
PUT No. Ment.16/I/20 tanggal 20 Mei 1961 yang memuat arahan mengenai BPU.
BPU sendiri adalah satu perusahaan Negara yang diserahi tugas mengurus
perusahaan-perusahaan Listrik dan Gas yang berbentuk Badan Hukum. Di daerah
dibentuk daerah eksploitasi yang terdiri atas:
a. Sepuluh daerah eksploitasi listrik umum (Pembangkitan dan
Distribusi).
b. Organisasi BPU-PLN dipimpin oleh Direksi.
c. Satu daerah eksploitasi khusus pembangkit listrik.
d. Tiga belas PLN eksploitasi proyek-proyek kelistrikan.
e. Daerah eksploitasi khusus distribusi dibagi lebih lanjut menjadi
Cabang.
f. Daerah eksploitasi khusus pembangkit dibagi lebih lanjut menjadi
Sektor.

2.1.5 Periode Tahun 1967 - 1985
Dalam Kabinet Pembangiman I, Dirjen Tenaga Listrik (Dirjen Gatrik) dan
Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK) dialihkan ke Departemen Pekerjaan Umum
Tenaga Listrik (PUTL). LMK ditetapkan dalam pengolahan PLN melalui
Peraturan Menteri PUTL No 6/PRT/1970. Tahun 1972, PLN ditetapkan sebagai
Perusahaan Umum melalui Peraturan Perintah No. 18, pemerintah juga
memberikan tugas-tugas pemerintah di bidang kelistrikan kepada PLN untuk
pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan perencanaan umum di
bidang kelistrikan Nasional di samping tugas-tugas sebagai perusahaan.
Mengingat kebijakan energi dipandang perlu untuk ditetapkan secara
nasional, maka pada Kabinet Pembangunan III dibentuk Departemen
Pertambangan dan Energi, dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta Perusahaan
Gas Negara (PGN) berpindah Lingkungan dari Departemen PUTL ke Departemen
di bidang ketenagaan ditangani oleh Direktorat Jenderal Ketenagaan (1981).
Sekilas Tentang Perusahaan

Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 33

Dalam Kabinet Pembangunan IV, Dirjen ketenagaan diubah menjadi Dirjen
Listrik dan Energi (LEB), perubahan nama ini bertujuan untuk memperjelas tugas
dan fungsi yaitu:
a. Pembinaan program kelistrikan
b. Pembinaan pengusahaan
c. Pengembangan energi baru
Terlihat bahwa tugas-tugas pemerintah yang semula dipikul oleh PLN
secara bertahap dikembalikan ke Departemen sehingga PLN dapat lebih
memusatkan fungsi sebagai perusahaan.


2.1.6 Periode Tahun 1985 - 1990
Mengingat tenaga kerja sangat penting bagi peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara umum serta untuk mendorong peningkatan kegiatan
ekonomi oleh karena itu, usaha penyediaan tenaga listrik, pemanfaatan dan
pengelolaan perlu ditingkatkan agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang
cukup merata dengan mutu pelayanan yang baik. Kemudian dalam rangka
peningkatan pembangunan yang berkesinambungan di bidang ketenagalistrikan
diperlukan upaya secara optimal listrik, sehingga penyediaan tenaga listrik
terjamin.
Untuk mencapai maksud tersebut, Pemerintah Republik Indonesia
menganggap bahwa ketentuan dan Perundang-undangan yang ada sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan pembangunan di bidang
kelistrikan, maka bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia
menetapkan undang-tmdang No. 15 tahun 1985 tentang penyediaan dan
pemanfaatan tenaga listrik. Berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah
tersebut ditetapkan bahwa PLN merupakan Pemegang Kuasa Usaha Ketenaga
Listrikan.



Sekilas Tentang Perusahaan

Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 34

2.1.7 Periode Tahun 1990-Sekarang
Tahun 1990 pemerintah mengubah status pendirian PLN dari PP No. 18
tahun 1990. Periode Juli 1994 sampai sekarang sesuai dengan PP No. 23 tahun
1994, maka PLN dialihkan menjadi perusahaan peseroan (Persero). Seperti
disebutkan dalam PP No. 23 tahun 1994 sebagai PP yang terbaru dalam Bab III
dijelaskan bahwa maksud dan tujuan Persero adalah sebagai berikut:
2.1.7.1 Penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus
memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan.
2.1.7.2 Mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu
yang memadai dengan tujuan untuk :
a. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara
adil dan merata serta mendorong peningkatan kegiatan
ekonomi.
b. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai
pengembangan penyediaan tenaga listrik untuk melayani
kebutuhan masyarakat.
c. Merintis kegiatan-kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik.
d. Penyelenggaraan usaha-usaha lain yang menunjang usaha
penyediaan tenaga listrik sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dengan dialihkan untuk umum PLN menjadi PT PLN (Persero), sehingga
perusahaan umum listrik Negara dinyatakan bubar pada saat pendirian perseroan
dengan ketentuan bahwa hak dan kewajiban beralih pada perusahaan persero yang
bersangkutan. Berhubungan dengan itu maka agar di dalam pelaksanaan
operasional sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan sesuai dengan
makna yang terkandung di dalam undang-undang dan peraturan pemerintah
tersebut di atas. Pemerintah Republik Indonesia No.17 tahun 1990 tentang
Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara dinyatakan tidak berlaku. Latar
belakang Perum menjadi Persero adalah bahwa selama lima pelita (25 tahun) PLN
hidup dan beroperasi atas bantuan anggaran pemerintah (APBN). Sehingga
Sekilas Tentang Perusahaan

Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 35

ketergantungan sektor tenaga listrik ada APBN dan dana-dana lunak dari
pinjaman Bank Dunia dan sangat besar. Maksud dan tujuan perubahan bentuk
Perum dan Persero antara lain sebagai berikut:
a. Agar perusahaan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
b. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha menyediakan tenaga
listrik.
c. Agar perusahaan dapat bergerak lebih lincah dan luwes dalam
memobilisasi dana-dana dari masyarakat (swasta) selain dana-dana
tradisional yang selama ini diperoleh.
Selain dengan perkembangan pembangunan di segala bidang dan semakin
banyak kebutuhan pemakaian listrik di Negara Indonesia, maka untuk dapat
melayani masyarakat dan industri dalam pengadaan dan penyediaan tenaga listrik
kemudian PLN dibagi menjadi 11 PLN Wilayah, 4 PLN Distribusi, 2 PLN
Pembangkitan dan penyalur serta 12 wilayah induk. Adapun dari ke-11 PLN yang
berstatus Wilayah antara lain:
a. PLN Wilayah II di Medan
b. PLN Wilayah III di Padang
c. PLN Wilayah IV di Palembang
d. PLN Wilayah V di Pontianak
e. PLN Wilayah VI di Banjar Baru
f. PLN Wilayah VII di Manado
g. PLN Wilayah VIII di Ujung Pandang
h. PLN Wilayah IX di Ambon
i. PLN Wilayah X di Jaya Pura
j. PLN Wilayah XI di Denpasar
k. PLN Wilayah khusus di Batam
Sedangkan PLN yang berstatus Distribusi, meliputi:
a. PLN Distribusi Jawa Timur di Surabaya
b. PLN Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Y di Semarang
c. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten di Bandung
d. PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang di Jakarta
Sekilas Tentang Perusahaan

Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 36

PLN Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Y dibagi menjadi beberapa Area Pelayanan
Jaringan yaitu:
a. Area Semarang
b. Area Surakarta
c. Area Yogyakarta
d. Area Tegal
e. Area Purwokerto
f. Area Magelang
g. Area Kudus
h. Area Salatiga
i. Area Klaten
j. Area Pekalongan
k. Area Cilacap

2.2 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) RAYON Borobudur
Sejarah PT PLN (Persero) Area Magelang dimulai dengan dikeluarkannya
Undang-undang Nomor 86 Tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958 tentang Nasionalisasi
semua perusahaan Belanda dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1958 tentang
Nasionalisasi Pemsahaan Listrik dan Gas milik Belanda. Dengan demikian, maka seluruh
Perusahaan Listrik Belanda berada di tangan bangsa Indonesia.
Di Jawa Tengah setelah diambil alih dari kekuasaan Belanda Perusahaan Listrik
yang semula namanya NV ANIEM berubah namanya menjadi PN Perusahaan Listrik
Negara (PN PLN). Sesuai Surat Keputusan Direksi PLN pada tahun 1965 PN PLN Jawa
Tengah berubah nama menjadi PLN Exploitasi X kemudian PLN Wilayah XIII.
Pada tahun 1972 keluar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 1972 dari PN PLN berubah nama menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara
(Perum) dan pada tahun 1994 dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
1994 Tanggal 16 Juni 1994 pengaiihan bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TENGAH.
Sehubungan dengan adanya Restrukturisasi tahun 2000, sesuai Keputusan
General Manager Nomor 038.K/021/PD.I/2001 tanggal 10 April 2001 PT PLN (Persero)
Sekilas Tentang Perusahaan

Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 37

Area Pelayanan Pelanggan Magelang disingkat PT PLN (Persero) AP Magelang dan
Ranting berubah menjadi Unit Pelayanan Pelanggan disingkat UP.
Pada tahun 2003, melalui Keputusan General Manager PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta Nomor 123.K/021/GM/2003 berubah struktur
organisasi menjadi Area sedangkan unitnya menjadi RAYON.
Sedangkan PT PLN (Persero) RAYON Borobudur merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang mengatur kerja pelayanan dan jaringan di wilayah Borobudur dan
sekitarnya, dan memiliki kantor di Jl. Letnan Tukiyat, Kota Mungkid, Magelang, Telp:
(0293) 789789, Kotak Pos: 56511, Faximile: (0293) 789785, Email :
plnborobudur@plnmagelang.co.id, website: www.plnmagelang.co.id

2.3 Makna Lambang Perusahaaan
Setiap perusahaan memiliki lambang yang mewakili karakter perusahaan. Setiap
lambang perusahaan tersebut mengandung makna tersendiri selain itu lambang perusahaan
juga dimaksudkan sebagai identitas suatu perusahaan. Berikut adalah lambang perusahaan
PT PLN (Persero) dan maknanya.
2.3.1 Bentuk Lambang Bentuk, warna dan makna lambang
Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada
Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No.
031/DIR/76 Tanggal 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan
Umum Listrik Negara.



Gambar 2.1 Lambang PLN
2.3.2 Element-element Dasar Lambang
a. Bidang Persegi Panjang Vertikal



Gambar 2.2 Bidang Persegi Panjang
Sekilas Tentang Perusahaan

Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 38

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya,
melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang
terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan
pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan
pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning melambangkan semangat yang
menyala-nyala yang dimiliki tiap insan berkarya di perusahaan ini.
b. Petir atau Kilat

Gambar 2.3 Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai
produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah
melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia
dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta
keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.
c. Tiga Gelombang

Gambar 2.4 Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang
usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan
distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero)
guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk
menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap
diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu, biru juga melambangkan
Sekilas Tentang Perusahaan

Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 39

keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan
terbaik bagi para pelanggannya.
Adapun arti dari warna dalam logo tersebut antara lain :
Kuning (Pantone 102c)
Menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik
mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga
melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang
berkarya di perusahaan ini.
Merah (Pantone Warm Red)
Melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di
Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan
serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.
Biru (Pantone Process Cyan)
Biru, warna yang menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti
halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu
biru melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

2.4 Bidang Usaha
Didalam penyelenggaraan dan pelayanan listrik negara untuk umum dalam negeri,
PT PLN (Persero) RAYON Borobudur memberikan jasa pelayanan kepada pelanggan,
yaitu:
2.4.1 Pelayanan pemberian informasi tata cara perhitungan besarnya biaya
listrik.
2.4.2 Pelayanan pemberian informasi penyambungan tenaga listrik kepada calon
pelanggan, pelanggan dan masyarakat.
2.4.3 Pelayanan permintaan penyambungan penyambungan sementara,
perubahan tarif, balik nama pelanggan, dan pelayanan lainya serta
pengendalian pelanggan.
Sekilas Tentang Perusahaan

Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 40

2.4.4 Pelayanan pembayaran Biaya Penyambungan (BP), Uang Jaminan
Pelanggan (UJL), Tagihan Susulan (TS), biaya sementara, biaya
perubahan dan biaya lainya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2.4.5 Membuat kuitansi penerimaan pembayaran biaya penyambungan.
2.4.6 Membuat perintah kerja yang berhubungan dengan pelaksanaan
pemasangan, perbaikan, perubahan penambahan atau pembongkaran
sambungan tenaga listrik.

2.5 Wilayah Kerja
PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan Borobudur memiliki wilayah
kerja yang meliputi :
2.5.1 Kecamatan Mungkid
2.5.2 Kecamatan Muntilan
2.5.3 Kecamatan Mertoyudan
2.5.4 Kecamatan Sawangan
2.5.5 Kecamatan Borobudur
2.6 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah urutan atau tingkatan jabatan dalam suatu organisasi.
Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi. Agar dalam menjalankan tugas tiap
anggota perusahaan tidak mengalami kebingungan, atau tumpang tindih dalam
menjalankan suatu tugas, maka suatu perusahaan harus menyusun struktur organisasi
perusahaan. Struktur organisasi mempermudah dalam pembagian tugas, kewajiban, dan
wewenang serta tanggungjawab anggota.
Selain itu penyusunan struktur organisasi juga dimaksudkan untuk mempermudah
evaluasi kinerja suatu perusahaan, agar dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas
efektifitas kerja. Agar setiap anggota perusahaan dapat bekerja dengan baik menjalankan
tugas dan tanggung jawab, tiap pekerja PT PLN (Persero) RAYON Borobudur bekerja
secara sinergi untuk menjalankan fungsinya secara terstruktur. Dari struktur organisasi
inilah tugas, kewajiban dan wewenang tiap pekerja ditentukan. Berikut adalah gambar
struktur organisasi PT PLN (Persero) RAYON Borobudur
Sekilas Tentang Perusahaan

Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 41

Struktur Organisasi PT PLN (Persero) RAYON BOROBUDUR
Sumber : PT PLN (Persero) RAYON Borobudur


Gambar 2.5 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) RAYON Borobudur

2.7 Visi, Misi, Budaya dan Motto Perusahaan
Visi PT PLN (Persero) yaitu diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang
bertumbuhkembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Misi PT PLN (Persero) dalam rangka mencapai visi tersebut sebagai berikut:
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang usaha lainya yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang
saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kehidupan
masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Budaya yang dilestarikan PT PLN RAYON Borobudur yaitu:
a. Berdoa bersama sebelum melakukan kegiatan.
b. Committed to Zero Anccident
Motto PT PLN (Persero) yaitu Bekerja . Bekerja . Bekerja.

Anda mungkin juga menyukai