Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 30
BAB II SEKILAS TENTANG PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan PT PLN (Persero) Sejak awal berdiri sampai saat ini, PLN telah banyak mengalami berbagai perkembangan. Hal tersebut dijelaskan dalam sejarah perjalanan perkembangan PLN yang dikelompokkan dalam beberapa periode, yaitu: 2.1.1 Periode Sebelum Tahun 1943 Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke 19, pada saat beberapa perusahaan Belanda, antara lain pabrik gula dan pabrik mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk kebutuhan sendiri. Ketenagalistrikan untuk pemanfaatan umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda, yaitu NV. NIGN yang semula bergerak dibidang gas dan memperluas usaha dibidang penyediaan tenaga listrik untuk pemanfaatan umum. Pada tahun 1927 Pemerintah Belanda membentuk Landss Waterkracht Badrijvan (LBW), yaitu perusahaan listrik Negara yang mengelola PLTA Plengan, PLTA Lamajan, PLTA Bangkok Dago, PLTA Ubrug, dan Kracak di Jawa Barat, PLTA Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonassa Lama di Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta. Selain itu, beberapa kota di Praja dibentuk perusahaan-perusahaan listrik Kotapraja. Perusahaan-perusahaan listrik tersebut mempunyai kegiatan yang dinilai menguntungkan. Maka akan bermunculan perusahaan-perusahaan swasta milik Belanda seperti NV. ANIEM, NV. GEBEO, NV. OGEM dan beberapa perusahaan listrik yang bersifat lokal ditingkat Kotapraja. 2.1.2 Periode Tahun 1943 -1945 Pada waktu perusahaan-perusahaan listrik swasta tersebut dikuasai secara keseluruhan oleh Jepang dan dikelola menurut situasi dan kondisi daerah-daerah tertentu seperti Perusahaan Listrik Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra dan lain-lain.
Sekilas Tentang Perusahaan
Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 31
2.1.3 Periode Tahun 1945 - 1950 Mulai tahun 1945 sampai dengan tahun 1950, perusahaan Listrik dan Gas diambil alih oleh Pemerintah RI dari Jepang pada tanggal 27 Oktober 1945. Kemudian melalui ketetapan Presiden RI No.I/S.D/1945, dibentuk Jawatan Listrik dan Gas yang berkedudukan di Jogjakarta. Untuk pertama kali di dalam sejarah Indonesia terdapat satu kesatuan Perusahaan Listrik Seluruh Indonesia sehingga pada tangga1 27 Oktober 1945 sebagai hari Listrik Nasional.
2.1.4 Periode Tahun 1951 - 1966 Jawatan Tenaga membawahi Perusahaan Negara untuk Pembangkit Tenaga Listrik (Penupetel) dan diperluas dengan membawahi juga Perusahaan Negara untuk Distribusi Tenaga Listrik (Penuditel) pada tahun 1952. Berdasarkan Ketetapan Parlemen RI No. 163 tanggal 3 Oktober 1953 tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik Bangsa Asing di Indonesia dan berlaku sejak 3 Desember 1957, yaitu konsensi pengusaha telah berakhir, maka beberapa perusahaan listrik milik swasta tersebut diambil alih dan digabungkan ke Jawatan Tenaga. Kemudian pada tahun 1958 Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan : a. Undang-undang Nomor 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi semua perusahaan Belanda. b. Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik dan Gas milik Belanda. Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, semua perusahaan milik Belanda diambil alih termasuk Perusahaan Listrik dan Gas seluruh Indonesia. Jawatan Tenaga diubah menjadi Perusahaan Listrik Negara melalui Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga No. P.25/45/17 tanggal 23 September 1958, sedangkan P3LG dibubarkan pada tahun 1959. Berdasarkan Undang-undang No. 19 tahun 1960 tentang Perusahaan Negara dan melalui Peraturan Pemerintah RI No. 67 tahun 1961 dibentuklah Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU PLN), yang mengelola Sekilas Tentang Perusahaan
Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 32
semua Perusahaan Listrik Negara dan Gas berada dalam satu wadah Organisasi. Untuk mewujudkan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tersebut Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga pada saat itu menerbitkan Surat Keputusan Menteri PUT No. Ment.16/I/20 tanggal 20 Mei 1961 yang memuat arahan mengenai BPU. BPU sendiri adalah satu perusahaan Negara yang diserahi tugas mengurus perusahaan-perusahaan Listrik dan Gas yang berbentuk Badan Hukum. Di daerah dibentuk daerah eksploitasi yang terdiri atas: a. Sepuluh daerah eksploitasi listrik umum (Pembangkitan dan Distribusi). b. Organisasi BPU-PLN dipimpin oleh Direksi. c. Satu daerah eksploitasi khusus pembangkit listrik. d. Tiga belas PLN eksploitasi proyek-proyek kelistrikan. e. Daerah eksploitasi khusus distribusi dibagi lebih lanjut menjadi Cabang. f. Daerah eksploitasi khusus pembangkit dibagi lebih lanjut menjadi Sektor.
2.1.5 Periode Tahun 1967 - 1985 Dalam Kabinet Pembangiman I, Dirjen Tenaga Listrik (Dirjen Gatrik) dan Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK) dialihkan ke Departemen Pekerjaan Umum Tenaga Listrik (PUTL). LMK ditetapkan dalam pengolahan PLN melalui Peraturan Menteri PUTL No 6/PRT/1970. Tahun 1972, PLN ditetapkan sebagai Perusahaan Umum melalui Peraturan Perintah No. 18, pemerintah juga memberikan tugas-tugas pemerintah di bidang kelistrikan kepada PLN untuk pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan perencanaan umum di bidang kelistrikan Nasional di samping tugas-tugas sebagai perusahaan. Mengingat kebijakan energi dipandang perlu untuk ditetapkan secara nasional, maka pada Kabinet Pembangunan III dibentuk Departemen Pertambangan dan Energi, dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta Perusahaan Gas Negara (PGN) berpindah Lingkungan dari Departemen PUTL ke Departemen di bidang ketenagaan ditangani oleh Direktorat Jenderal Ketenagaan (1981). Sekilas Tentang Perusahaan
Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 33
Dalam Kabinet Pembangunan IV, Dirjen ketenagaan diubah menjadi Dirjen Listrik dan Energi (LEB), perubahan nama ini bertujuan untuk memperjelas tugas dan fungsi yaitu: a. Pembinaan program kelistrikan b. Pembinaan pengusahaan c. Pengembangan energi baru Terlihat bahwa tugas-tugas pemerintah yang semula dipikul oleh PLN secara bertahap dikembalikan ke Departemen sehingga PLN dapat lebih memusatkan fungsi sebagai perusahaan.
2.1.6 Periode Tahun 1985 - 1990 Mengingat tenaga kerja sangat penting bagi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara umum serta untuk mendorong peningkatan kegiatan ekonomi oleh karena itu, usaha penyediaan tenaga listrik, pemanfaatan dan pengelolaan perlu ditingkatkan agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup merata dengan mutu pelayanan yang baik. Kemudian dalam rangka peningkatan pembangunan yang berkesinambungan di bidang ketenagalistrikan diperlukan upaya secara optimal listrik, sehingga penyediaan tenaga listrik terjamin. Untuk mencapai maksud tersebut, Pemerintah Republik Indonesia menganggap bahwa ketentuan dan Perundang-undangan yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan pembangunan di bidang kelistrikan, maka bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia menetapkan undang-tmdang No. 15 tahun 1985 tentang penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik. Berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut ditetapkan bahwa PLN merupakan Pemegang Kuasa Usaha Ketenaga Listrikan.
Sekilas Tentang Perusahaan
Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 34
2.1.7 Periode Tahun 1990-Sekarang Tahun 1990 pemerintah mengubah status pendirian PLN dari PP No. 18 tahun 1990. Periode Juli 1994 sampai sekarang sesuai dengan PP No. 23 tahun 1994, maka PLN dialihkan menjadi perusahaan peseroan (Persero). Seperti disebutkan dalam PP No. 23 tahun 1994 sebagai PP yang terbaru dalam Bab III dijelaskan bahwa maksud dan tujuan Persero adalah sebagai berikut: 2.1.7.1 Penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. 2.1.7.2 Mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai dengan tujuan untuk : a. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi. b. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan penyediaan tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat. c. Merintis kegiatan-kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik. d. Penyelenggaraan usaha-usaha lain yang menunjang usaha penyediaan tenaga listrik sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Dengan dialihkan untuk umum PLN menjadi PT PLN (Persero), sehingga perusahaan umum listrik Negara dinyatakan bubar pada saat pendirian perseroan dengan ketentuan bahwa hak dan kewajiban beralih pada perusahaan persero yang bersangkutan. Berhubungan dengan itu maka agar di dalam pelaksanaan operasional sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan sesuai dengan makna yang terkandung di dalam undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut di atas. Pemerintah Republik Indonesia No.17 tahun 1990 tentang Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara dinyatakan tidak berlaku. Latar belakang Perum menjadi Persero adalah bahwa selama lima pelita (25 tahun) PLN hidup dan beroperasi atas bantuan anggaran pemerintah (APBN). Sehingga Sekilas Tentang Perusahaan
Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 35
ketergantungan sektor tenaga listrik ada APBN dan dana-dana lunak dari pinjaman Bank Dunia dan sangat besar. Maksud dan tujuan perubahan bentuk Perum dan Persero antara lain sebagai berikut: a. Agar perusahaan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. b. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha menyediakan tenaga listrik. c. Agar perusahaan dapat bergerak lebih lincah dan luwes dalam memobilisasi dana-dana dari masyarakat (swasta) selain dana-dana tradisional yang selama ini diperoleh. Selain dengan perkembangan pembangunan di segala bidang dan semakin banyak kebutuhan pemakaian listrik di Negara Indonesia, maka untuk dapat melayani masyarakat dan industri dalam pengadaan dan penyediaan tenaga listrik kemudian PLN dibagi menjadi 11 PLN Wilayah, 4 PLN Distribusi, 2 PLN Pembangkitan dan penyalur serta 12 wilayah induk. Adapun dari ke-11 PLN yang berstatus Wilayah antara lain: a. PLN Wilayah II di Medan b. PLN Wilayah III di Padang c. PLN Wilayah IV di Palembang d. PLN Wilayah V di Pontianak e. PLN Wilayah VI di Banjar Baru f. PLN Wilayah VII di Manado g. PLN Wilayah VIII di Ujung Pandang h. PLN Wilayah IX di Ambon i. PLN Wilayah X di Jaya Pura j. PLN Wilayah XI di Denpasar k. PLN Wilayah khusus di Batam Sedangkan PLN yang berstatus Distribusi, meliputi: a. PLN Distribusi Jawa Timur di Surabaya b. PLN Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Y di Semarang c. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten di Bandung d. PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang di Jakarta Sekilas Tentang Perusahaan
Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 36
PLN Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Y dibagi menjadi beberapa Area Pelayanan Jaringan yaitu: a. Area Semarang b. Area Surakarta c. Area Yogyakarta d. Area Tegal e. Area Purwokerto f. Area Magelang g. Area Kudus h. Area Salatiga i. Area Klaten j. Area Pekalongan k. Area Cilacap
2.2 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) RAYON Borobudur Sejarah PT PLN (Persero) Area Magelang dimulai dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 86 Tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958 tentang Nasionalisasi semua perusahaan Belanda dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi Pemsahaan Listrik dan Gas milik Belanda. Dengan demikian, maka seluruh Perusahaan Listrik Belanda berada di tangan bangsa Indonesia. Di Jawa Tengah setelah diambil alih dari kekuasaan Belanda Perusahaan Listrik yang semula namanya NV ANIEM berubah namanya menjadi PN Perusahaan Listrik Negara (PN PLN). Sesuai Surat Keputusan Direksi PLN pada tahun 1965 PN PLN Jawa Tengah berubah nama menjadi PLN Exploitasi X kemudian PLN Wilayah XIII. Pada tahun 1972 keluar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1972 dari PN PLN berubah nama menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara (Perum) dan pada tahun 1994 dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 Tanggal 16 Juni 1994 pengaiihan bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TENGAH. Sehubungan dengan adanya Restrukturisasi tahun 2000, sesuai Keputusan General Manager Nomor 038.K/021/PD.I/2001 tanggal 10 April 2001 PT PLN (Persero) Sekilas Tentang Perusahaan
Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 37
Area Pelayanan Pelanggan Magelang disingkat PT PLN (Persero) AP Magelang dan Ranting berubah menjadi Unit Pelayanan Pelanggan disingkat UP. Pada tahun 2003, melalui Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta Nomor 123.K/021/GM/2003 berubah struktur organisasi menjadi Area sedangkan unitnya menjadi RAYON. Sedangkan PT PLN (Persero) RAYON Borobudur merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengatur kerja pelayanan dan jaringan di wilayah Borobudur dan sekitarnya, dan memiliki kantor di Jl. Letnan Tukiyat, Kota Mungkid, Magelang, Telp: (0293) 789789, Kotak Pos: 56511, Faximile: (0293) 789785, Email : plnborobudur@plnmagelang.co.id, website: www.plnmagelang.co.id
2.3 Makna Lambang Perusahaaan Setiap perusahaan memiliki lambang yang mewakili karakter perusahaan. Setiap lambang perusahaan tersebut mengandung makna tersendiri selain itu lambang perusahaan juga dimaksudkan sebagai identitas suatu perusahaan. Berikut adalah lambang perusahaan PT PLN (Persero) dan maknanya. 2.3.1 Bentuk Lambang Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. 031/DIR/76 Tanggal 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.
Gambar 2.1 Lambang PLN 2.3.2 Element-element Dasar Lambang a. Bidang Persegi Panjang Vertikal
Gambar 2.2 Bidang Persegi Panjang Sekilas Tentang Perusahaan
Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 38
Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan berkarya di perusahaan ini. b. Petir atau Kilat
Gambar 2.3 Petir atau Kilat Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman. c. Tiga Gelombang
Gambar 2.4 Tiga Gelombang Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu, biru juga melambangkan Sekilas Tentang Perusahaan
Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 39
keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya. Adapun arti dari warna dalam logo tersebut antara lain : Kuning (Pantone 102c) Menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini. Merah (Pantone Warm Red) Melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman. Biru (Pantone Process Cyan) Biru, warna yang menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
2.4 Bidang Usaha Didalam penyelenggaraan dan pelayanan listrik negara untuk umum dalam negeri, PT PLN (Persero) RAYON Borobudur memberikan jasa pelayanan kepada pelanggan, yaitu: 2.4.1 Pelayanan pemberian informasi tata cara perhitungan besarnya biaya listrik. 2.4.2 Pelayanan pemberian informasi penyambungan tenaga listrik kepada calon pelanggan, pelanggan dan masyarakat. 2.4.3 Pelayanan permintaan penyambungan penyambungan sementara, perubahan tarif, balik nama pelanggan, dan pelayanan lainya serta pengendalian pelanggan. Sekilas Tentang Perusahaan
Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 40
2.4.4 Pelayanan pembayaran Biaya Penyambungan (BP), Uang Jaminan Pelanggan (UJL), Tagihan Susulan (TS), biaya sementara, biaya perubahan dan biaya lainya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2.4.5 Membuat kuitansi penerimaan pembayaran biaya penyambungan. 2.4.6 Membuat perintah kerja yang berhubungan dengan pelaksanaan pemasangan, perbaikan, perubahan penambahan atau pembongkaran sambungan tenaga listrik.
2.5 Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan Borobudur memiliki wilayah kerja yang meliputi : 2.5.1 Kecamatan Mungkid 2.5.2 Kecamatan Muntilan 2.5.3 Kecamatan Mertoyudan 2.5.4 Kecamatan Sawangan 2.5.5 Kecamatan Borobudur 2.6 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi adalah urutan atau tingkatan jabatan dalam suatu organisasi. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi. Agar dalam menjalankan tugas tiap anggota perusahaan tidak mengalami kebingungan, atau tumpang tindih dalam menjalankan suatu tugas, maka suatu perusahaan harus menyusun struktur organisasi perusahaan. Struktur organisasi mempermudah dalam pembagian tugas, kewajiban, dan wewenang serta tanggungjawab anggota. Selain itu penyusunan struktur organisasi juga dimaksudkan untuk mempermudah evaluasi kinerja suatu perusahaan, agar dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas efektifitas kerja. Agar setiap anggota perusahaan dapat bekerja dengan baik menjalankan tugas dan tanggung jawab, tiap pekerja PT PLN (Persero) RAYON Borobudur bekerja secara sinergi untuk menjalankan fungsinya secara terstruktur. Dari struktur organisasi inilah tugas, kewajiban dan wewenang tiap pekerja ditentukan. Berikut adalah gambar struktur organisasi PT PLN (Persero) RAYON Borobudur Sekilas Tentang Perusahaan
Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur Hal. 41
Struktur Organisasi PT PLN (Persero) RAYON BOROBUDUR Sumber : PT PLN (Persero) RAYON Borobudur
Gambar 2.5 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) RAYON Borobudur
2.7 Visi, Misi, Budaya dan Motto Perusahaan Visi PT PLN (Persero) yaitu diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuhkembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani. Misi PT PLN (Persero) dalam rangka mencapai visi tersebut sebagai berikut: a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang usaha lainya yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kehidupan masyarakat. c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. Budaya yang dilestarikan PT PLN RAYON Borobudur yaitu: a. Berdoa bersama sebelum melakukan kegiatan. b. Committed to Zero Anccident Motto PT PLN (Persero) yaitu Bekerja . Bekerja . Bekerja.