Anda di halaman 1dari 9

1.

LATAR BELAKANG
Dalam dunia medis, pelayanan prima terhadap pasien menjadi prioritas utama untuk
menunjang kesembuhan pasien. Berbagai upaya pengobatan terhadap pasien dilakukan demi
kesembuhan pasien. Pemberian obat terhadap pasien pun bervariasi mulai dari pemberian
obat telan, melalui media suntik dan dengan cairan infus. Cairan infus diberikan kepada
pasien yang mengalami kesulitan memasukkan obat melalui media telan maupun suntik.
Selain itu terdapat juga cairan infus yang mengandung cairan makanan untuk pasien yang
tidak dapat memperoleh makanan melalui usus. Untuk itu cairan infus sangat dibutuhkan oleh
pasien untuk mengganti asupan makanan maupun pengobatan. Setelah cairan infus habis,
selanjutnya akan digantikan dengan cairan infus yang baru oleh perawat agar pasien tetap
terjaga asupan makanannya maupun pengobatannya.
Kamar- kamar yang terdapat di rumah sakit kini dilengkapi dengan saklar pemanggil
yang terhubung dengan ruang perawat untuk memanggil perawat melalui media elektonik
apabila pasien membutuhkan bantuan, salah satunya ialah ketika cairan infus habis. Sistem
saklar pemanggil perawat yang diciptakan sekarang ini dirancang untuk memudahkan pasien
agar tidak perlu keluar ruangan untuk memanggi perawat.
Tujuan utama sistem ini dibuat adalah untuk memanggil perawat apabila cairan infus
telah habis dan dengan segala hambatan pasien tidak mampu menekan saklar pemanggil.
Dimana pada umumnya saklar pemanggil ditekan secara manual. Tentunya hal tersebut
meyulitkan apabila pasien dalam keadaan darurat
Dalam sistem ini, alat pemanggil akan beroperasi secara otomatis apabila cairan infus
telah habis. Sehingga dalam keadaan darurat pasien akan terbantu.

2. BATASAN MASALAH
Batasan masalah sangatlah diperlukan agar tidak terjadi kerancuan pembahasan.
Batasan masalah menitikberatkan pada photodioda, infrared, konversi arus dan tegangan,
sistem pembagi daya dan beberapa algoritma.

3. METODOLOGI
Rencana metodologi yang akan dibuat adalah sebagai berikut.
a. Studi Literatur
Mempelajari tentang karakteristik piranti alat seperti sensor dan mikrokontroler
b. Perancangan Sistem
Proses mendesain sistem mekanik dan elektronis dalam bentuk prototype.
c. Pembuatan Sistem
Proses pembuatan rancangan alat.
d. Tahap Pengujian
Sistem yang sudah terbentuk diujikan kehandalannya.

4. URAIAN SINGKAT TUGAS AKHIR


4.1 Deskripsi Sistem
Alat ini akan mendeteksi tetesan cairan infus kemudian menghidupkan saklar
pemanggil secara otomatis yang terhubung dengan alarm yang terdapat di ruangan perawat
menggunakan media wireless. Sebuah infus akan diberi sensos photodioda dan infrared.
Dimana sensor akan mendeteksi tetesan cairan infus yang melewatinya. Apabila tetesan
cairan infus terhenti, maka sensor yang dibaca oleh arduino uno akan mengaktifkan relay
yang terhubung dengan alarm di ruang perawat menggunakan media wireless. Gambar 4.1
menunjukkan blog diagram alarm tetes infus wireless.

Gambar 4.1 blog diagram alarm tetes infus wireless.


4.2 Teori Penunjang
1. Arduino Uno

Bagian pengendali alarm tetes infus wireless ini adalah arduino uno. Arduino UNO
adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan pada ATmega328. Arduino UNO
mempunyai 14 pin digital input/output (6 di antaranya dapat digunakan sebagai output
PWM), 6 input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah power
jack, sebuah ICSP header, dan sebuat tombol reset. Arduino UNO memuat semua yang
dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler, mudah menghubungkannya ke sebuah
computer dengan sebuah kabel USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC
atau menggunakan baterai untuk memulainya

Arduino Uno berbeda dari semua board Arduino sebelumnya, Arduino UNO tidak
menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur-fitur Atmega16U2
(Atmega8U2 sampai ke versi R2) diprogram sebagai sebuah pengubah USB ke serial. Revisi
2 dari board Arduino Uno mempunyai sebuah resistor yang menarik garis 8U2 HWB ke
ground, yang membuatnya lebih mudah untuk diletakkan ke dalam DFU mode. Gambar 4.2
menunjukkan pin-pin yang dimiliki arduino uno.

Gambar 4.2 pin-pin pada arduino uno.

Revisi 3 dari board Arduino UNO memiliki fitur-fitur baru sebagai berikut:

Pinout 1.0: ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin
baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF yang memungkinkan
shield-shield untuk menyesuaikan tegangan yang disediakan dari board. Untuk ke
depannya, shield akan dijadikan kompatibel/cocok dengan board yang menggunakan
AVR yang beroperasi dengan tegangan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi
dengan tegangan 3.3V. Yang ke-dua ini merupakan sebuah pin yang tak terhubung,
yang disediakan untuk tujuan kedepannya

Sirkit RESET yang lebih kuat

Atmega 16U2 menggantikan 8U2

Uno berarti satu dalam bahasa Italia dan dinamai untuk menandakan keluaran
(produk) Arduino 1.0 selanjutnya. Arduino UNO dan versi 1.0 akan menjadi referensi untuk
versi-versi Arduino selanjutnya. Arduino UNO adalah sebuah seri terakhir dari board Arduino
USB dan model referensi untuk papan Arduino, untuk suatu perbandingan dengan versi
sebelumnya.

2. Modul RF315/433MHz Transmitter dan Receiver

Paket 433Mhz RF link kit terdiri dari pemancar (Tx) dan penerima (Rx), yang secara
umum digunakan untuk remote control. Dengan frekuensi sebesar 433Mhz, Modulasi ASK,
keluaran data penerima : tinggi - 1/2 Vcc, rendah - 0.7v, Tegangan masukkan transmisi : 3-
12V (semakin tegangan masukannya tinggi maka kekuatan transmisi juga lebih baik,
Tegangan masukkan penerima : 3.3-6V (semakin tegangan masukannya tinggi maka kekuatan
penerimaan juga semakin baik). Gambar 4.3 menunjukkan bentuk fisik modul
RF315/433MHz transmitter dan receiver.

Gambar 4.3 Modul RF315/433MHz Transmitter dan Receiver


3. IR Detector Photomodules

Infra red (IR) detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang dapat
mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red, IR). Sensor infra merah atau detektor infra
merah saat ini ada yang dibuat khusus dalam satu modul dan dinamakan sebagai IR Detector
Photomodules. IR Detector Photomodules merupakan sebuah chip detektor inframerah digital
yang di dalamnya terdapat photodiode dan penguat (amplifier). Gambar 4.4 menunjukkan
Bentuk dan Konfigurasi Pin IR Detector Photomodules TSOP.

Gambar 4.4 IR Detector Photomodules

Konfigurasi pin infra red (IR) receiver atau penerima infra merah tipe TSOP adalah
output (Out), Vs (VCC +5 volt DC), dan Ground (GND). Sensor penerima inframerah TSOP
( TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules ) memiliki fitur-fitur utama yaitu
fotodiode dan penguat dalam satu chip, keluaran aktif rendah, konsumsi daya rendah, dan
mendukung logika TTL dan CMOS. Detektor infra merah atau sensor inframerah jenis TSOP
(TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules) adalah penerima inframerah yang
telah dilengkapi filter frekuensi 30-56 kHz, sehingga penerima langsung mengubah frekuensi
tersebut menjadi logika 0 dan 1. Jika detektor inframerah (TSOP) menerima frekuensi carrier
tersebut, maka pin keluarannya akan berlogika 0. Sebaliknya, jika tidak menerima frekuensi
carrier tersebut, maka keluaran detektor inframerah (TSOP) akan berlogika 1.

4. Relay

Relay merupakan saklar elekronik yang proses buka tutupnya digerakkan oleh arus
listrik. Relay terdiri dari coil dan contact. Coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus
listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya
arus listrik di coil. Skema susunan relay seperti pada Gambar 4.5 berikut ini :
Gambar 4.5 Skema susunan relay

Contact ada 2 jenis :


Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open)
Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close)

Secara prinsip kerja dari relay : ketika coil mendapat energi listrik (energized), akan timbul
gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan contact akan menutup.

5. LCD 16X2

LCD ( Liquid Crystal Display ) merupakan suatu media penampilan data yang sangat
efektif dan efisien dalam penggunaannya. Untuk menampilkan sebuah karakter pada layar
LCD diperlukan beberapa rangkaian tambahan.Untuk lebih memudahkan para pengguna,
maka beberapa perusahaan elektronik menciptakan modul LCD. Adapun bentuk fisik LCD
16x2 seperti pada Gambar 4.6 :

Gambar 4.6 LCD 16x2


LCD dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian depan panel LCD yang terdiri dari
banyak dot atau titik LCD dan mikrokontroler yang menempel pada bagian belakang panel
LCD yang berfungsi untuk mengatur titik-titik LCD sehingga dapat menampilkan huruf,
angka, dan simbol khusus yang dapat terbaca. Huruf, angka, dan simbol khusus yang akan
ditampilkan di LCD dikirim dalam bentuk kode ASCII. Konfigurasi pin LCD ASCII diterima
dan diolah LCD menjadi titik - titik LCD yang terbaca sebagai huruf, angka, dan simbol
khusus.
LCD 16x2 adalah tipe LCD yang terdiri dari dua baris dan dapat menampilkan 16
karakter untuk tiap barisnya, satu karakter ditampilkan pada dot matriks 5x8 pada LCD
dengan demikian LCD 16x2 terdiri dari 32 buah dot matriks 5x8. LCD 16x2 ini terdapat 16
pin yang memiliki fungsi yang berbeda yaitu sebagai VSS, VCC, V kontras, Rs, R/W, E,
D0...D7, V+BL dan V-BL.

6. Speaker Buzzer
Penggunaaan speaker buzzer pada alat ini dimaksudkan alarm pemberi tanda apabila
sensor bekerja. Gambar 4.7 menunjukkan bentuk fisik dari speaker buzzer.

Gambar 4.6 Speaker Buzzer

5. JADWAL KEGIATAN

Pembuatan tugas akhir ini memiliki rencana jadwal pelaksanaan sebagai berikut :

Bulan
No April Mei
Kegiatan
.
Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Study pustaka
2 Penulisan proposal
3 Perancangan sistem
4 Pembuatan perangkatan keras
5 Pengujian
6 Penulisan laporan dan pendadaran
6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Bejo, Agus., C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler
ATmega 8535, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008.
.

Anda mungkin juga menyukai