Anda di halaman 1dari 6

ELECTROSTATIC PRECIPITATORS (ESPs)

ESP adalah alat pengendalian pencemaran udara dengan memanfaatkan gaya


elektrostatik untuk mengendapkan partikel tersuspensi pada gas. Pada saat ini ESP
digunakan untuk mengontrol emisi fly ash dari emisi generator. ESP ini juga efektif
digunakan untuk mengontrol emisi partikel dari kiln semen, pabrik kertas, pabrik
asam, sintering operation dan banyak lainnya. ESP didesain untuk mengumpulkan
partikel dengan diameter 0,1 m sampai 10 m, dengan tingkat efisiensi mencapai
99%.
Kelebihan
Efisiensi mencapai 99% dalam penanganan partikel yang kecil
Dapat bekerja pada range temperature 175 700
o
C
Dapat menangani partikel yang kering maupun basah
Dapat menangani volume gas yang besar dengan kehilangan tekanan yang
rendah
Biaya operasional yang rendah, kecuali pada efisiensi yang tinggi
Kekurangan
Modal yang besar
Tidak dapat mengontrol gas emisi
Tidak fleksibel
Butuh area yang luas
Tidak dapat bekerja pada resistansi elektrik yang sangat tinggi






23MAR/11
Prinsip Kerja Pengendap Elektrostatik
(Electrostatic Precipitator/ESP)
inShare
Pendahuluan
Elektrostatik merupakan salah satu cabang fisika yang berhadapan
dengan gaya yang dikeluarkan oleh medan listrik statik (tidak berubah)
kepada sebuah objek yang bermuatan. Aplikasi elektrostatik dalam
dunia industri digunakan untuk mengatasi masalah limbah debu. Industri
yang banyak mengaplikasikannya yaitu seperti PLTU (Pembangkit
Listrik Tenaga Uap), pabrik gula, dan pabrik semen. Salah satu
penerapannya yaitu penggunaan electrostatic precipitator (ESP).
ElectroStatic Precipitator (ESP) adalah salah satu alternatif penangkap
debu dengan effisiensi tinggi (diatas 90%) dan rentang partikel yang
didapat cukup besar. Dengan menggunakan electrostatic
precipitator (ESP) ini, jumlah limbah debu yang keluar dari cerobong
diharapkan hanya sekitar 0,16% (dimana efektifitas penangkapan debu
mencapai 99,84%).
Salah satu komponen terpenting dalam proses produksi di Pabrik Gula
dan PLTU adalah boiler yang berfungsi sebagai tempat untuk
memanaskan air, sehingga menghasilkan uap yang nantinya akan
digunakan untuk proses selanjutnya. Pada PLTU, uap ini digunakan
untuk memutar turbin uap sebagai penggerak generator. Untuk
melakukan kerja, boiler membutuhkan adanya panas yang digunakan
untuk memanaskan air. Panas ini disuplai oleh bagian yang disebut
dengan ruang bakar atau furnace, dimana pada ruang bakar ini
dilengkapi dengan alat pembakaran atau burner. Hasil pembakaran di
ruang bakar tersebut akan mengandung banyak debu, mengingat bahan
bakar yang digunakan adalah batubara, kemudian debu tersebut akan
terbawa bersama gas buang menuju cerobong. Sebelum gas buang
tersebut keluar melalui cerobong, maka gas buang tersebut akan
melewati kisi-kisi suatu electrostatic precipitator (ESP).

Cara Kerja ElectroStatic Precipitator
Cara kerja dari electrostatic precipitator (ESP) yaitu sebagai berikut :
(1) Melewatkan gas buang (flue gas) melalui suatu medan listrik yang
terbentuk antara discharge electrode dengancollector plate, flue
gas yang mengandung butiran debu pada awalnya bermuatan netral dan
pada saat melewati medan listrik, partikel debu tersebut akan terionisasi
sehingga partikel debu tersebut menjadi bermuatan negatif (-).
(2) Partikel debu yang bermuatan negatif (-) selanjutnya menempel pada
pelat-pelat pengumpul (collector plate), lihatgambar 4. Debu yang
dikumpulkan di collector plate dipindahkan kembali secara periodik
dari collector plate melalui suatu getaran (rapping). Debu ini kemudian
jatuh ke bak penampung (ash hopper), lihat gambar 1 dan 2, dan
dipindahkan (transport) ke flyash silo dengan cara dihembuskan
(vacuum).


Gambar a

Gambar b

Gambar c

Gambar d

Proses Pembentukan Medan Listrik
(1) Terdapat dua jenis electrode, yaitu discharge electrode yang
bermuatan negatif (-) dan collector plate electrodebermuatan positif (+).
(2) Discharge electrode diletakkan diantara collector plate pada jarak
tertentu (jarak antara discharge electrode dengancollector plate).
(3) Discharge electrode diberi listrik arus searah (DC) dengan muatan
minus (lihat gambar 3), pada level tegangan antara 55 75 kV DC
(sumber listrik awalnya adalah 380 volt AC, kemudian dinaikkan oleh
transformer menjadi sekitar 55 75 kV dan dirubah menjadi listrik DC
oleh rectifier, diambil hanya potensial negatifnya saja).
(4) Collector plate ditanahkan (di-grounding) agar bermuatan positif.
(5) Dengan demikian, pada saat discharge electrode diberi arus DC,
maka medan listrik terbentuk pada ruang yang berisi tirai-tirai electrode
tersebut dan partikel-partikel debu akan tertarik pada pelat-pelat
tersebut, Gas bersih kemudian bergerak ke cerobong asap.
Pengendap Elektrostatik Sebagai Sebuah Solusi Ramah
Lingkungan
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara
yang kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor
udaranya adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan
udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif
bersih.
Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang
mempunyai tegangan antara 25 100 kv. Alat pengendap ini berupa
tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan di
tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar
dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan
yang cukup besar akan menimbulkan corona discharga di daerah sekitar
pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor seolah olah
mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negatif sedangkan udara
bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda
yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan ditarik oleh dinding
tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder
dan kemudian terhembus keluar.

Gambar (a) menunjukkan diagram skematik dari sebuah pengendap
elektroststik. Potensial listrik negatif yang tinggi tertahan pada kumparan
kawat yang ada di bagian tengah membentuk sebuah lompatan listrik di
sekitar kawat. Gambar (b) menunjukkan contoh aplikasi pengendap
elektrostatik, sedangkan gambar (c) adalah gambar cerobong tanpa
pengendap elektrostatik. Jika dibandingkan, gambar (c) akan
menghasilkan polusi udara lebih besar dibanding gambar (b). Jika
intensitas pembuangan gas (asap pabrik) terlalu banyak, maka akan
merusak lingkungan di sekitarnya. Hal terburuk yang akan terjadi secara
perlahan-lahan adalah rusaknya lapisan ozon di atmosfer yang
merupakan salah satu bentuk penyebab pemanasan global (global
warming).
Electrostatic precipitator merupakan salah satu cara agar industri yang
berpotensi menghasilkan limbah debu menjadi ramah lingkungan,
setidaknya dapat mengurangi kandungan polutan yang dibuang m

Anda mungkin juga menyukai