Anda di halaman 1dari 5

OLEH :

KELOMPOK 13
ANALISA STIGMA
MASYARAKAT TENTANG
ODHA
LATAR BELAKANG
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tampak terasing di
masyarakat. ODHA akan mengalami Berbagai masalah
akibat penyakitnya antara lain Masalah fisik, emosional,
dan psikososial (Bare & Smaltzer, 2003). Menurut WHO,
1993 ; Ross (1996, dalam Putra, 2011) Efek diagnosis
infeksi HIV pada individu mendorong reaksi penolakan
hingga syok yang berlangsung beberapa bulan hingga
tahun dan kondisi ini potensial semakin mendorong
progresivitas infeksi HIV ke AIDS. Lee (2009)
Menyebutkan bahwa ODHA cenderung untuk menutup diri
terhadap lingkungan luar karena merasa takut dan
dihakimi akibat stigma yang ada di masyarakat, oleh
karena itu stigma masyarakat terhadap ODHA belum dapat
dijelaskan.

Data WHO (2009) menunjukkan 33,4 juta orang
menderita HIV/AIDS, kemunculan infeksi baru
terjadi pada 2,7 juta orang dan kejadian kematian
akibat HIV/AIDS berjumlah 2 juta orang,
penyebaran kejadian 97% berada di wilayah
Miskin yang didominasi oleh wilayah Afrika, Asia,
dan wilayah Amerika Latin. adapun tiga propinsi
dengan jumlah ODHA tertinggi di Indonesia yaitu
Jawa Barat sejumlah 3.233 orang, Jawa Timur
3.133 orang, dan DKI Jakarta 2.811 orang
(Depkes RI, 2009).

ODHA mengalami gangguan psikososial yang disebabkan
oleh adanya anggapan masyarakat bahwa penyakit HIV/AIDS
ditularkan melalui hubungan seksual di luar nikah yang
dianggap tidak bermoral dan memalukan, anggapan tersebut
cenderung mendiskriminasi ODHA (Brown, Trujilo &
Macintyre, 2001). Stigmatisasi pada ODHA dianggap paling
mengganggu karena menyebabkan hilangnya sumber kasih
sayang dan dukungan sosial serta mengancam kebutuhan
untuk diakui menyebabkan karakter dari ODHA cenderung
menutup diri terhadap lingkungan luar baik keluarga, teman
dan masyarakat. ODHA juga sering diasingkan, mendapat
pandangan sinis dan menghindar jika bertemu orang lain,
semua itu menyababkan ODHA merasa tertekan, rendah diri
dan menyendiri. Dampak dari perilaku ODHA tersebut
menyebabkan penurunan imunitas dan mendorong
malignansi sebagai realisasi AIDS (Putra, 2011).
Apabila progresivitas infeksi HIV menuju AIDS
karena hebatnya pengaruh tekanan psikososial
tidak dihambat, jumlah penduduk akan semakin
menurun bukan keberhasilan program keluarga
berencana tetapi lebih oleh kematian akibat AIDS
yang cenderung meningkat. Dukungan psikososial
sangat menentukan perkembangan penyakit (Putra,
2011 : 158) dan dibutuhkan untuk
mempertahankan serta meningkatkan kualitas
hidup ODHA (Setyoadi & Triyanto, 2012).
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan adanya
perhatian untuk stigma masyarakat tentang ODHA
dan kondisi ODHA yang terasingkan.

Anda mungkin juga menyukai