Anda di halaman 1dari 10

Komplikasi Fraktur

Malunion
Malunion adalah
penyembuhan fraktur dalam
posisi yang tidak anatomis
(abnormal). Biasanya
disebabkan oleh
penanganan yang kurang
adekuat.
Beberapa contoh malunion
adalah malrotasi (terjadi
pada fraktur spiral atau
oblik), angulasi, dan
pemendekan (shortening).
Delayed Union
Delayed union adalah
keterlambatan
penyembuhan/penyatuan
fraktur. Tidak ada batasan
waktu yang jelas kapan
suatu penyembuhan
fraktur dikatakan delayed
union.
Beberapa penyebab
delayed union antara lain
infeksi dan suplai darah
yang inadekuat.
Compartment Syndrome
Sindroma
kompartemen adalah
suatu sindrom yang
terjadi karena
beberapa hal, bisa
disebabkan oleh
fraktur, di mana terjadi
peningkatan tekanan
intrakompartemen
sehingga terjadi
iskemia jaringan.
Compartment Syndrome
Secara umum terdapat beberapa tanda (sign)
untuk sindroma kompartemen, yang disingkat
menjadi 5P:
Pain (nyeri), yang sering ditemukan dan terjadi di awal
sindrom
Parestesia, yaitu gangguan pada saraf sensorik
Paralisis, yaitu gangguan motorik yang ditemukan
setelah beberapa waktu
Pallor, yaitu pucat pada kulit akibat berkurangnya
suplai darah
Pulselessness, yaitu kehilangan denyut arteri

Infeksi
Pada fraktur, infeksi dapat
terjadi melalui 3 jalur:
Fraktur terbuka yang
disertai luka yang terpajan
ke lingkungan luar
Fraktur yang disertai
hematoma, di mana
bakteri dibawa oleh aliran
darah
Infeksi pasca operasi

Osteonekrosis
Osteonekrosis (nekrosis
avaskular) adalah keadaan
yang terjadi di mana tulang
kehilangan suplai darah untuk
waktu yang lama/permanen.
Osteonekrosis paling sering
terjadi di tulang panggul,
terutama pada dislokasi
panggul posterior disertai
fraktur kepala femur. Koval et
al mengemukakan bahwa
sepuluh persen pasien
dislokasi panggul anterior
mengalami osteonekrosis.
Major blood loss (fraktur pelvis,
fraktur femur)
Fraktur dengan kehilangan darah (major blood
loss) paling sering terjadi pada fraktur pelvis
dan fraktur femur.
Hal ini disebabkan vaskularisasi yang ekstensif
pada kedua daerah tersebut. Apabila terjadi
perdarahan secara signifikan (lebih dari 1 liter)
dapat berakibat secara sistemik, seperti shock,
hipotensi, dan takikardia.
Cedera saraf perifer
(peripheral nerve injury)
Saraf yang rentan mengalami cedera adalah
saraf yang letaknya di dekat tulang/fascia.

Cedera saraf perifer
(peripheral nerve injury)
Berdasarkan struktur, fungsi, dan regenerasinya, cedera
saraf dapat dibagi menjadi beberapa golongan:
Neurapraxia, yaitu kehilangan fungsi dari sel saraf namun
tidak disertai oleh kelainan struktur.
Axonotmesis, yaitu kehilangan fungsi dari sel saraf dan
disertai oleh cedera akson, namun struktur inti beserta
selubung dan sel Schwann masih utuh. Pada cedera ini,
regenerasi aksonal dapat mengembalikan fungsi yang
hilang.
Neurotmesis, yaitu cedera saraf yang lebih berat dari
neurapraxia dan axonometsis. Pada neurotmesis, terjadi
kehilangn fungsi disertai cedera aksonal, selubung myelin
dan jaringan konektif sehingga penyembuhan
menghasilkan jaringan parut yang menghambat regenerasi
akson.

Anda mungkin juga menyukai