Anda di halaman 1dari 1

Memilih

A: Setelah lulus S1 rencananya apa? Mau kerja atau lanjut ke magister?


B: Belum tahu pak. Masih bingung.
Pernah percakapan tersebut terjadi di ruang kerja saya. Belum menentukan pilihan
, sulit menentukan pilihan dan lainnya adalah hal yang sering dialami oleh kita.
Keadaan untuk memilih dapat muncul dalam berbagai kondisi. Bisa saja memilih it
u untuk hal yang sepele seperti baju mana yang akan dipakai hari ini atau makana
n apa yang akan dipesan saat membaca menu. Bisa juga memilih itu untuk hal yang
serius dan penting. Tetapi biasanya memilih adalah hal yang harus dilakukan sebe
lum kita masuk dalam suatu tahapan baru dalam hidup, atau suatu situasi baru ata
u juga masa dan era baru. Kita memilih baju sebelum bepergian entah itu ke kampu
s, tempat pekerjaan atau sekedar bersantai di rumah. Kita harus memilih antara m
elanjutkan sekolah atau bekerja setelah kita lulus dan pada saat kita akan masuk
dalam tahapan berikutnya dalam hidup setelah lulus. Ini membuat memilih itu seo
lah berat karena dalam benak kita, karena kesalahan dalam menentukan pilihan aka
n berakibat pada kesulitan yang akan dialami dalam fasa kehidupan kita selanjutn
ya. Akan tetapi, karena memilih adalah fasa awal dalam memasuki masa atau era ba
ru, keputusan yang cepat juga diperlukan selain kecermatan agar kita dapat seger
a masuk ke fasa lain dalam kehidupan.
Memilih dengan cepat sebenarnya dapat dengan mudah dilakukan jika kita mengenali
diri kita sendiri dengan baik. Jika kita merasa dunia pekerjaan adalah dunia ya
ng cocok dengan diri kita tentu dengan cepat kita akan memilih untuk mencari pek
erjaan. Jika kita merasa kalau pengetahuan yang dimiliki kurang atau ingin mengg
abungkan bidang yang telah dipelajari dengan bidang lain, sehingga opsi untuk me
lanjutkan sekolah terlebih dahulu dapat diambil dengan cepat sebelum masuk ke du
nia pekerjaan. Mendasari pilihan pada diri sendiri selain dapat menghasilkan put
usan yang cepat, jika kita memperoleh keberhasilan perasaan bangga dan puas lebi
h besar terasa. Namun jika terdapat yang tidak sesuai harapan sepertinya lebih m
udah untuk menerimanya karena itu merupakan pilihan kita sendiri. Sehingga menge
nali diri sendiri dan mendasari pilihan pada diri sendiri adalah hal yang terpen
ting dalam memilih.
Ketika kita memilih, sebenarnya kita telah menempatkan harapan agar pilihan kita
terwujud. Namun sering, kita melepaskan diri dari pilihan dan tidak menjaganya. A
rtinya, ada proses lanjutan yang harus dilakukan agar harapan yang terdapat dala
m pilihan dapat terwujud. Jika kita telah memilih untuk bekerja, itu harus diiku
ti dengan bekerja yang sungguh-sungguh sehingga harapan yang ada saat kita memil
ih untuk bekerja tersebut terwujud. Jika kita memilih untuk melanjutkan kuliah l
agi, maka usaha juga harus dilakukan. Jika tidak proses memilih kita akan sia-si
a. Baik dengan bekerja atau melanjutkan kuliah orang dapat mendapatkan kebahagia
an dan kepuasan batin. Contoh lain barangkali adalah ketika kita telah memilih j
enis makanan tertentu di restoran misalnya, makanan tersebut tidak akan terasa e
nak dan menyenangkan kita jika kita tidak berusaha untuk menikmatinya atau jika
kita tergoda akan makanan lain. Sehingga pada pilihan selalu menyertai konsekwen
si dan konsistensi untuk menjaga dan melaksanakannya.
Beberapa saat lagi kita akan melakukan pilihan. Memilih apa yang disebut sebagai
pemimpin di negeri ini. Saya sebenarnya hanya ingin mengatakan 2 hal. Pertama,
apapun pilihannya sebaiknya didasari pada pertimbangan dari diri sendiri, Kedua,
setelah memilih, kita tidak bisa lepas dengan tanggung jawab atas pilihan kita.
Jika di kemudian hari mereka yang kita pilih terpilih dan melaksanakan hal yang
baik maka kita juga harus mendukung dan jika mereka melakukan kesalahan tentu k
ita sendiri yang harus mengkoreksi dan mengingatkannya. Tanpa tindakan seperti i
tu proses memilih kita sebelumnya akan sia-sia. Apapun pilihannya........ dan ha
silnya.............
Bambang Prijambudi
Bandung, Juli 2014

Anda mungkin juga menyukai