Anda di halaman 1dari 3

KEPADA : Frans Lebu Raya, Gubernur Nusa Tenggara Timur

DARI : Elice Kristiono, Mahasiswi Universitas Surya


TANGGAL : 4 Juli, 2014
PERIHAL : Konservasi Julang Sumba

Julang Sumba merupakan burung pemakan buah
berukuran 70cm. Burung ini memiliki bulu berwarna
hitam dan paruh berwarna kuning. Kepala dan leher
pejantan berwarna merah, sedangkan betina berwarna
hitam [1]. Julang Sumba tersebar dalam kawanan kecil di
daerah hutan primer dan sekunder yang hijau sepanjang
tahun dengan kanopi yang padat [2]. Julang Sumba
merupakan salah satu burung endemik Pulau Sumba yang
kini berjumlah <4000 ekor sehingga rentan terhadap
kepunahan [3]. Sejak tahun 1927, 60% hutan Sumba telah
hilang karena konversi lahan [4]. Ini adalah sebab utama
turunnya populasi Julang Sumba. Julang Sumba memiliki
peranan besar dalam kelangsungan hidup 20 jenis pohon
yang penting bagi ekonomi Pulau Sumba [5]. Karena itu
saya menulis memo ini dengan harapan dapat
dilaksanakannya konservasi Julang Sumba di Nusa Tenggara
Timur. Di dalam memo ini disertakan juga cara-cara
konservasi seperti penanaman pohon dan sarang.



Julang Sumba memiliki peranan yang signifikan dalam penyebaran biji pohon-pohon yang penting secara
finansial maupun terhadap ekologi Sumba, karena itu untuk jangka panjangnya penting untuk menjaga eksistensi
burung ini. Saat ini di Sumba telah dilakukan perlindungan terhadap Julang Sumba berupa pelarangan illegal logging
dan kerjasama dengan warga setempat untuk mengawasi perburuan dan perdagangan Julang Sumba [3]. Untuk
konservasi Julang Sumba sebaiknya tidak hanya kebijakan tersebut yang dikeluarkan tetapi juga dapat dilakukan
langkah-langkah berikut.
1. Menanam banyak pohon Tetrameles nudiflora, tempat bersarang yang digemari Julang Sumba [5]. Lebih
lanjutnya dapat dilakukan pemasangan sarang atau penggalian lubang sarang, pemasangan monitor,
serta pemberian pakan tambahan pada lingkungan ekstrim.
2. Menanam pohon pakan Julang Sumba seperti ara, lalang, uluketaka, dan sekitar 20 pohon lokal lainnya
[5]. Selain itu pohon ini juga nantinya dapat dijadikan sumber mata pencaharian warga.
3. Memasang transmitter pada Julang Sumba untuk mendapat informasi berupa posisi, status hidup atau
mati, lama waktu bersarang, perkawinan, lama waktu inkubasi, daerah jelajah, dan daerah pencarian
makanan. Data-data ini dibutuhkan agar dapat dibuat desain konservasi yang lebih baik lagi.
Gambar 1.2 Persebaran Julang Sumba:
sekarang <1950
Gambar 1.1 Julang Sumba Jantan
Sumber: http://www.besgroup.org/wp-content/uploads/22-
samba-hbill1.jpg
4. Mengamankan telur dari induk yang tidak mampu merawat anaknya (induk yang lemah atau memiliki
terlalu banyak anak) dan membesarkannya hingga dapat dikembalikan ke alam.
5. Pengetatan kebijakan perburuan Julang Sumba baik untuk dimakan atau dijual dan pelarangan
pembakaran hutan baik oleh pihak swasta maupun oleh warga setempat. Kerjasama dengan masyarakat
setempat dapat dilakukan dengan memberikan insentif bagi warga yang melaporkan terjadinya
pelanggaran bila disertai bukti.
Langkah-langkah diatas dapat dilaksanakan dengan mendirikan tim pemulihan yang akan bertanggung jawab
merawat, mengawasi, dan mengembangkan desain konservasi Julang Sumba.
Sampai saat ini belum banyak informasi yang dimiliki mengenai Julang Sumba. Diharapkan pemerintah Nusa
Tenggara Timur dapat melaksanakan atau memberikan peluang bagi pihak yang ingin melaksanakan penelitian
terhadap Julang Sumba. Dengan melakukan penanaman pohon tempat bersarang, pakan, dan pembentukan tim
pemulihan diharapkan Julang Sumba dapat terlepas dari ancaman punah.


Referensi
[1] TNMT (n.d.) Rhyticeros everetti (Julang Sumba) [Online]. Diambil dari:
http://tnmanupeu.blogspot.com/2011/02/rhyticeros-everetti-julang-sumba.html [Diakses 02/07/2014]
[2] BURUNG INDONESIA (2013). Julang Sumba [Online]. Diambil dari:
http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/julang-sumba/ [Diakses 02/07/2014]
[3] IUCN (n.d.) Aceros everetti (Sumba Hornbill) [Online] Diambil dari:
http://www.iucnredlist.org/details/22682535/0 [Diakses 14/06/2014]
[4] BIRDLIFE INTERNATIONAL (n.d.) Sumba Hornbill Aceros everetti [Online] Diambil dari:
http://www.birdlife.org/datazone/speciesfactsheet.php?id=971 [Diakses 14/06/2014]
[5] ATTACHED
WIHARDANDI, AJI (2013). Hutan Menyusut Kawasan Endemik Burung Pulau Sumba Terus Terkikis [Online]. Diambil
dari: http://www.mongabay.co.id/2013/10/21/hutan-menyusut-kawasan-endemik-burung-pulau-sumba-
terus-terkikis/ [Diakses 02/07/2014]

Anda mungkin juga menyukai