Anda di halaman 1dari 3

Analisis Teks Bom Waktu

Yogyakarat merupakan ibu kota Provinsi DI Yogyakarta, dimana kota ini menjadi
destinasi utama wisatawan lokal maupun mancanegara sebagai potensi wisata budaya di
Indonesia. Selain memiliki potensi wisata yang cukup member identitas negeri, kota ini pun
menjadi wadah menimba ilmu, mengingat banyaknya universitas negri dan swasta yang
berkualitas hingga memberikan identitasnya sebagai kota pelajar. Seiring dengan tingginya minat
para wisatawan maupun pelajar rantau dari seluruh sudut penjuru Indonesia kini, justru
memberikan perubahan situasi yang besar di kota Yogyakarta. Peningkatan kapasitas kendaraan
misalnya, sempitnya ruang kota Yogyakarta saat ini pun menjadi berbanding terbalik terhadap
situasi yang terjadi saat. Kepadatan terjadi di setiap sudut jalan kota Yogyakarta, dimana hal ini
sangat ironi terhadap situasi yang terjadi beberapa tahun sebelumnya. Ketika kepadatan hanya
terjadi dalam waktu dan lokasi jalan jalan tertentu saja.
Testimoni yang bertuliskan Bom Waktu di dalam sebuah mural, yang berada di sisi
pertigaan jalan K.H. Ahmad Dahlan kota Yogyakarta ini sebagai bentuk kritisi masyarakat
Yogya terhadap situasi yang terjadi saat ini. Bom waktu mengesensikan, perubahan situasi yang
terjadi saat ini sangat bertolak pada situasi beberapa waktu sebelumnya. Pertumbuhan yang
memberikan pengaruh kepadatan tidak di imbangi oleh sarana dan pra sarana yang
mendukung.
Analisis Gambar Mural
Dalam gambaran mural yang terpajang di sebrang jalan RS. PKU Muhammadiyah
Yogyakarta ini, terdapat bentukan ekpresi seseorang yang kaget ketika menyaksikan sesuatu.
Dimana gambar yang mendukung ekspresi tersebut kemudian ialah, kepadatan mobil di atas
jalan jalan raya yang tergambar di dalam tubuh seseorang yang kaget tersebut. Sebagai ulasan
gambaran mural secara keseluruhan, gambar tersebut mengekspresikan kekagetan dalam
menyaksikan situasi kepadatan jalan di Yogyakarta. Tingginya peminat para pengunjung kota
Yogyakarta saat ini justru membererikan faktor sebagai penyumbang kemacetan. Selain itu,
sarana transportasi yang belum optimal pun memberikan pengaruh kepadatan, seperti
pembangunan jalur Trans Jogja yang hingga kini hanya menjadi isu dan rencana pemerintah saja.
Sempitnya tata ruang kota Yogyakarta sendiripun justru tidak menjadi pertimbangan
pemerintah dalam aktivitas pemanfataannya. Hingga saat inipun upaya peminimalisir kepadatan
kota masih sangat minim, belum ada realisasi kebijakan terhadap pembatasan frekuensi
kendaraan yang harus beroperasi di Yogyakarta hingga terus meningkatkan kepadatan. Selain
itu, dalam harian wacana berita media online kompasiana pun terdapat opini yang
menyampaikan bahwa situasi kota kepadatan kendaraan yang meningkatkan kemacetan di kota
Yogyakarta akan mencapai persaingan terhadap situasi kemacetan yang di alami kota Jakarta
dalam satu tahun kedepan. Dan hingga saat ini pun implikasi negtaif atas perubahan kota
Yogyakarta pun dapat di katakana sebagai hasil pemanfaatan tata ruang oleh pemilik modal dan
borjuis lokal tanpa mempertimbangkan upaya yang mempengaruhinya.
Referensi
Nusantara, Mazda. Dampak Kepadatan Lalulintas Kota Yogyakarta terhadap Ekonomi
Masyarakat Kota Yogyakarta, dalam
https://www.academia.edu/4549655/Dampak_kepadatan_lalulintas_Kota_Yogyakarta_terhadap_
ekonomi_masyarakat_Kota_Yogyakarta, di akses Pada Tanggal 8 Juni 2014 Pukul 10.40 WIB.

Anda mungkin juga menyukai