Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merokok adalah kebiasaan buruk yang dapat merusak kesehatan diri
sendiri maupun orang lain, tidak dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat
mengetahui akan dampak negatif yang ditimbulkan oleh rokok. Faktanya
dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya di lingkungan
rumah, kantor, angkutan umum maupun di jalanan banyak orang merokok
(komalasari & Helmi, 2008).
Hampir 1 milyar laki-laki di dunia merokok, sekitar 50 % dari mereka
berada di negara berkembang, dan 50% berada di negara maju. Sekitar 250
juta perempuan di dunia adalah perokok. Sekitar 22% dari perempuan
tersebut berada di negara berkembang, dan 9% berada di negara maju. Jumlah
perokok di dunia terus bertambah terutama karena terjadi pertambahan
jumlah populasi. Diperkirakan ada sekitar 2 milyar orang di dunia yang
merokok pada 2030 (Eriksen, 2002).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2010, sebanyak 80
juta atau sekitar 34% penduduk indonesia adalah perokok. Dengan angka ini,
World Health Organization (WHO) mengurutkan indonesia ke peringkat tiga
dunia setelah cina dengan 390 juta perokok dan india dengan 144 juta
perokok. Prevelensi perokok saat ini menurut karakteristik usia >15 tahun
sebesar 26,6% sedangkan prevelensi merokok pada anak laki-laki meningkat
dari tahun ke tahun. Hal ini dibuktikan dengan prevelensi merokok anak laki-
laki pada tahun 2010 sebesar 65,9% meningkat dari 65,6% pada tahun 2007,
sedangkan jika berdasarkan karakteristik tempat tinggal maka prevelensi
merokok perkotaan 31,2% tahun 2007 meningkat menjadi 32,3% pada tahun
1
2
2010. Sedangkan prevelensi perokok di pedesaan meningkat dari 36,6% pada
tahun 2007 menjadi 37,4% pada tahun 2010. Berdasarkan data diatas
menunjukan bahwa jumlah perokok cenderung mengalami peningkatan setiap
tahunya (Riskesdas, 2010).
Berdasarkan data tersebut hal yang memprihatinkan adalah usia mulai
merokok yang setiap tahunya semakin muda. Bila dahulu orang berani
merokok biasanya ketika usia SMP maka sekarang dapat dijumpai pada anak-
anak usia sekolah dasar yang sudah berani merokok secara sembunyi-
sembunyi. Ditambah pula, saat ini semakin banyak orang tua dan saudara
yang merokok. Keinginan anak untuk merokok juga didorong anggapan
bahwa dengan merokok akan di terima kelompok tertentu (Bangun, 2008).
Menurut Leventhal & Chearly, ada 4 tahap hingga seorang dapat
memiliki ketergantungan terhadap rokok (pecandu rokok) yakni: 1) Tahap
pengenalan terhadap rokok (preparatory), Tahap ini adalah tahap dimana
seseorang mendapat gambaran yang menyenangkan terhadap rokok, seorang
dapat melihat, mendengar atau mungkin didapat karena melihat atau
membandingkan orang yang merokok dan tidak merokok, merokok lebih
macho, masculin dan lebih menggambarkan kelaki-lakian. 2) Tahap
pemutusan (initiation), tahap ini, dimana seseorang akan mencoba merokok,
dan memberikan penilaian. Dia akan meneruskan bila merokok dianggap hal
yang baik bagi dirinya. Tahapan ini adalah tahap mengambil keputusan
apakah dia akan terus merokok atau tidak. 3) Tahap menjadi seorang perokok
(become a smoker), tahap ini adalah tahap dimana seorang anak secara rutin
menghabiskan rokok 4 batang dalam sehari, maka bisa dikatakan dia adalah
seorang perokok dan kecenderungan meneruskan kebiasaan merokok. 4)
Tahap ketergantungan (maintenance of smoking), tahap ini seorang anak akan
menjadikan rokok menjadi bagian gari hidupnya (kepribadianya). Dia sudah
masuk dalah pengaturan diri (self regolation). Merokok sudah menjadi
3
ketergantungan karena mempunyai efek fisiologis yang menyenangkan
(Helmi, 2009).
Menurut Lawrence (Notoatmodjo, 2003), menjelaskan bahwa perilaku
seseorang dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yakni
faktor predisposisi (predisposing factor) meliputi pengetahuan (dapat
diperoleh melalui pendidikan, pemaparan media masa, hubungan sosial dan
pengalaman), sikap, kepercayaan, tradisi, nilai dan sebagainya, faktor yang
mendukung (enabling factor) meliputi ketersediaan sumber-sumber/fasilitas,
faktor pemerkuat atau pendorong (reinforcing factor) meliputi sikap dan
perilaku petugas atau tokoh masyarakat. Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan
sebagai faktor usaha untuk memberikan pengetahuan tentang bahaya
merokok harus diarahkan kepada tiga faktor pokok tersebut.
Menurut Charter yang dikotip dari notoatmodjo, pendidikan kesehatan
adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk meningkatkan
derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya,dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial, budaya, dan sebagainya).
Dapat disimpulkan bahwa peran pendidikan kesehatan adalah
melakukan intervensi faktor pengetahuan sehingga pengetahuan individu,
kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai kesehatan. Dengan kata lain,
pendidikan kesehatan adalau usaha untuk menyediakan kondisi psikologis
dari sasaran agar mereka memiliki pengetahuan sesuai dengan nilai-nilai
kesehatan. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok
diharapkan individu, kelompok atau masyarakat bisa berperilaku hidup sehat
dengan tanpa rokok.
4
Berdasarkan penelitian tahun 2012 di SD N 02 di kelurahan tawang
mas yang mencoba merokok, salah satunya yang mempengaruhi perilaku
tersebut adalah pengetahuan terhadap rokok itu sendiri. Pengetahuan ini dapat
dirubah dengan pemberian penyuluhan dan bimbingan melalui pendidikan
kesehatan. penelitian ini menggunakan rancangan pre-test post-test control
group design, sampel terdiri dari 32 responden, hasil penelitian menunjukan
adanya pengaruh signifikan antara pendidikan kesehatan pengetahuan
sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan dengan nilai (p=0,000) dari hasil
penelitian sebagian anak beleum mengetahui dan sebagian yang sudah
mengetahui dampak merokok bagi kesehatan, salah satunya adalah dapat
mengganggu pernafasan (Sayono, 2012).
RW 07 Kelurahan Sawah Besar terletak di daerah perkampungan yang
agak jauh dari kota dan tempetnya dikelilingi oleh tambak serta daerah yang
rawan banjir jika musim penghujan. Di RW 07 Kelurahan Sawah Besar
terdapat lapangan yang sering digunakan untuk berolahraga. Lapangan
tersebut juga sering dipakai anak-anak bermain, tidak jarang pula anak-anak
tersebut merokok disana.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan di RW 07 Kelurahan Sawah
Besar, Kota Semarang pada bulan maret 2013,terdapat 111 anak usia sekolah
dasar. Melalui tanya jawab terdapat 8 dari 10 responden anak usia sekolah
dasar yang mengaku sudah mulai merokok. Anak-anak tersebut antara kelas I
sampai kelas VI SD. Para responden tersebut menyatakan bahwa mereka
berani merokok secara diam-diam dalam setiap harinya, sepulang dari
sekolah maupun saat bermain di luar rumah dengan tema-temannya.
Masalah ini yang melatar belakangi peneliti untuk mengetahui
pengetahuan anak tentang merokok dengan melakukan penelitian Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Tentang Merokok Terhadap Pengetahuan Anak Usia
Sekolah Dasar di RW 07 Kelurahan Sawah Besar, Semarang
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan masalah
penelitian adalah Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Merokok
Terhadap Pengetahuan Anak Usia Sekolah Dasar di RW 07 Kelurahan Sawah
Besar, Semarang
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
merokok pada anak usia SD di RW 07 Kelurahan Sawah Besar,
Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengetahuan anak sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan tentang merokok di RW 07 Kelurahan Sawah Besar,
Semarang.
b. Mendeskripsikan pengetahuan anak sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan tentang merokok di RW 07 Kelurahan Sawah Besar,
Semarang.
c. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang merokok di
RW 07 Kelurahan Sawah Besar, Semarang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara
nyata yang memperkuat dan mengembangkan teori yang ada, serta
dapat memberikan sumbangan terhadap khasanah keilmuan,
khususnya bidang ilmu keperawatan yang berkaitan dengan
pengetahuan merokok pada anak usia Sekolah dasar.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Anak
Untuk meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah dasar
tentang bahaya merokok melalui pendidikan kesehatan, sehingga
anak usia sekolah dasar tidak merokok.
b. Bagi Orang Tua dan Masyarakat
Penelitian ini diharapkan agar orang tua, keluarga dan masyarakat
mampu memberikan perhatian yang lebih kepada anak-anak,
sehubungan denga pengetahuan merokok pada anak usia sekolah
dasar.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan
pengetahuan bagi peneliti, sehingga mampu mendiskripsikan
pengetahuan merokok pada anak usia sekolah dasar di RW 07
Kelurahan Sawah Besar, Semarang
d. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan pada penelitian
selanjutnya.
E. Bidang Ilmu
Penelitian ini merupakan bidang ilmu kesehatan keperawatan yang
difokuskan dalam bidang ilmu keperawatan anak dan keperawatan komunitas.
7
F. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
NO Judul Penelitian Nama Tahun dan
Tempat
Penelitian
Rancangan
Penelitian
Hasil
1 Hubungan
dukungan
keluarga,
pengetahuan, dan
sikap dengan
perilaku
ketergantungan
merokok pada
remaja di
kelurahan
kedungmundu
semarang
Mulyani
yamlea
2011,
kedungmundu
sematang
Desain
penelitian
menggunakan
pendekatan
cross sectional
Terdapat hubungan
dukungan keluarga
dengan perilaku
ketergantungan
merokok pada
remaja, terdapat
hubungan antara
sikap da perilaku
ketergantungan
merokok pada remaja
di kelurahan
kedungmundu
semarang
2 Hubungan tingkat
pengetahuan dan
sikap remaja
tentang bahaya
merokok dengan
frekuensi
merokok pada
remaja di desa
pojaksari
kecamatan
rowosari
kabupaten kendal
Rita adi
susanti
2010, desa
pojaksari
kecamatan
rowosari
kabupaten
kendal
Desain
penelitian
menggunakan
metode
diskriptif
korelasional
dengan
pendekatan
cross sectional
Terdapat hubungan
negatif antara
pengetahuan dengan
frekuensi merokok
terdapat hubungan
negatif antara sikap
dengan frekuensi
merokok
Perbedaan dalam penelitian terdahulu adalah variabel penelitian ini adalah
pengetahuan anak tentang merokok, perbedaan lain bila peneliti sebelumnya
menggunakan metode pendekatan cross sectional maka penelitian ini
menggunakan metode one group pre test dan post test desaign.

Anda mungkin juga menyukai