Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH



2. 1. Menetapkan Prioritas Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)
dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang
timbul harus dicarikan jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya,
dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan
sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas dengan
menggunakan scoring technique. Setelah pada tahap awal identifikasi masalah,
merumuskan masalah, lalu dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang
harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada
secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang
cukup.
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan
pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu
dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara
menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan
mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan
dalam penetapan prioritas masalah meliputi:
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah
2.1.1 Scoring technique
Dari hasil diskusi maka kelompok kami memilih Scoring Technique yaitu MCUA
(Multiple Criteria Utility Assesment) untuk menentukan prioritas masalah karena
kelebihan MCUA yaitu dapat memecahkan masalah dengan sempurna, lebih
mudah dilaksanakan, murah biaya sehingga terjangkau oleh puskesmas dan waktu
penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.
Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada
kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima
kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot
penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang
didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai
prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari:
- Emergency : Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian
- Greatest member : Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi
- Expanding scope : Mempunyai ruang lingkup besar di luar kesehatan
- Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan
- Policy : Kebijakan pemerintah daerah/nasional
METODE MCUA
Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan
prioritas masalah adalah :
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria
ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit.
Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan
parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat
ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Misalnya masalah K1, maka yang
digunakan sebagai parameter adalah angka kematian ibu, dan lain sebagainya.
2. Greatest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena
masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit,
maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk
masalah lain, maka greatest member ditentukan dengan cara melihat selisih antara
pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang
telah ditetapkan.
3. Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain
diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas
wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah
tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan
dengan masalah tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin
masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan
sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan
kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk
kegiatan tersebut.
5. Policy
Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah
kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat
memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah
mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan
apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap
permasalahan tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang
concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut
terpublikasi di berbagai media.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian
masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk
dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih
obyektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot
yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu
dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot
yang lebih tinggi. Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang
mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima,
dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.
- Bobot 5 : paling penting
- Bobot 4 : sangat penting sekali
- Bobot 3 : sangat penting
- Bobot 2 : penting
- Bobot 1 : cukup penting

2.1.1.1 Emergency
Menunjukkan besar kerugian yang timbul. Ini ditunjukkan dengan Case Fatality
Rate (CFR) masing-masing penyakit. Proxy CFR adalah suatu angka yang
digunakan untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit.
Penentuan score berdasarkan selisih target dan cakupan dibandingkan dengan
proxy yang sesuai dengan masalah. Nilai proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil
diskusi, argumentasi, serta justifikasi.





CFR DBD nasional tahun 2013 = 0,80 %,
Tabel 2.1. Skala Score Emergency
Score Range
5 1 5
10 6 10
15 11-15

Tabel 2.2. Skala Score Emergency DBD
NO PROGRAM DAN KEGIATAN
Besar
Masalah
(%)
CFR Proxy CFR SKOR
1
Angka bebas jentik di wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan
3 0,8 2,4 5
2
Angka penyelidikan epidemiologi di
wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan
12,7
0,8
10,16 15

2.1.1.2 Greatest Member
Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena
masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalence.
Semakin besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar
score yang didapatkan.
Tabel 2.3. Skala Score Greatest Member
Score Range
5 100.000-500.000
10 500.001-1.000.000
15 1.000.001-1.500.000
20 1.500.001- 2.000.000
25 2.000.001 2.500.000
Tabel 2.4. Daftar Masalah Greatest Member di Puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari Juni 2014
NO PROGRAM DAN KEGIATAN Selisih
Jumlah
penduduk
Proxy SKOR
1
Angka bebas jentik di wilayah
Puskesmas Kecamatan
Pademangan
3 162.857 488.571 5
2
Angka penyelidikan
epidemiologi di wilayah
Puskesmas Kecamatan
Pademangan
12,7
162.857 2.064.854 25


2.1.1.3 Expanding Scope
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan
terhadap sektor lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di
wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang
berkepentingan dengan masalah tersebut.
Lintas program Puskesmas kecamatan Pademangan yang terkait dalam
masalah DBD:
1. Kesehatan Lingkungan
2. PHBS
3. Pengobatan dasar
4. Promosi Kesehatan
Lintas sektor Puskesmas Kecamatan Pademangan yang terkait dalam
masalah DBD:
1. Rumah Sakit
2. Kecamatan
3. Kelurahan
4. Pendidikan





Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding ScopeBerdasarkan Keterpaduan Lintas
Program
No Jumlah lintas program yang
terlibat
Skor
1 4 5
2 3 10
3 2 15
4 1 20

Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding ScopeBerdasarkan Keterpaduan Lintas
Sektoral
No Jumlah lintas sektor yang
terlibat
Skor
1 4 5
2 3 10
3 2 15
4 1 20

Tabel 2.6 Penentuan Score Expanding Scope

No Range Skor
1 5 10 5
2 11-15 10
3 16 - 20 15
4 21 - 25 20
5 26 - 30 25
6 31 - 35 30



Tabel 2.9 Penentuan Score Expanding Scopepada Puskesmas di Wilayah Kecamatan Pademangan
Januari-Juni 2014
NO MASALAH
LINTAS
PROGRAM
LINTAS
SEKTOR
TOTAL SKOR
1
Angka bebas jentik di wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan
10

10 20 15
2
Angka penyelidikan epidemiologi
di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan
20

15 35 30



2.1.1.4 Feasibility
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin
suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria
kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian
terhadap kriteria ini menjadi obyektif.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat
diselesaikan meliputi :
a. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin
banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka
kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh
karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap
Puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran
program kesehatan di masing masing wilayah Puskesmas. Berikut adalah
rasio tenaga kesehatan di tiap Puskesmas terhadap jumlah penduduk
sasaran di wilayah Puskesmas tersebut :
b. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang
dibutuhkan untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu
masalah dan cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan
oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori
untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.
Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan obat dan
ketersediaan alat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi dan
tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila dari kegiatan pelaksanaan
program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia dan diberi nilai dua. Dan
tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai satu.





Tabel 2.11. Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan Di Puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode Januari-Juni 2014
Kategori Ketersediaan Score
Obat Tidak ada 1
Ada 2
Alat Tidak ada 1
Ada 2

Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap
kegiatan Puskesmas penilaian dibagi dua yaitu Ada dan Tidak
ada. Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program
dan kepala Puskesmas terkait.
Tabel 2.12. Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan Di Puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode Januari-Juni 2014
Dana Score
Ada 2
Tidak ada 1

Tabel 2.13. Penentuaan Score Feasibility Terhadap Kegiatan di Puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode Januari-September 2013
No MASALAH
FASILITAS
DANA JUMLAH
Obat Alat
1
Angka bebas jentik di wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan 2 2 2 14
2
Angka penyelidikan epidemiologi di
wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan
2 2 2 14

4. Policy

Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu
masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah
tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah
adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta
apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin
sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak memiliki
jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor untuk
Penyuluhan diberikan 5. Sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan nilai 10.
Begitupun dengan media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih luas
dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah
kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 15.
Tabel 2.14. Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan Puskesmas di
Kecamatan Pademangan Periode Januari-September 2013
Parameter
Penyuluhan
Media Cetak (Poster, Majalah,
leaflet dan Koran)
Media Elektronik (TV, radio,
internet)

Tabel 2.14. Scoring Parameter Penyuluhan Terhadap Kegiatan Di
Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari-Juni 2014
Penyuluhan Score
Ada 5
Tidak ada 10

Tabel 2.14. Scoring Parameter Media Cetak Terhadap Kegiatan Di
Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari-Juni 2014
Media Cetak Score
Ada 5
Tidak ada 10


Tabel 2.14. Scoring Parameter Media Elektronik Terhadap Kegiatan Di
Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari-Juni 2014
Media Elektronik Score
Ada 5
Tidak ada 10


Tabel 2.15. Penentuan Score Policy Terhadap Kegiatan Puskesmas di
Kecamatan Pademangan Periode Januari-September 2013
No Masalah Penyuluhan
Iklan Media
Cetak
Iklan
Media
Elektronik
Jumlah
2
Angka bebas jentik di wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan
5 5 10 20
5
Angka penyelidikan epidemiologi di
wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan
10 10 10 30

Setelah masing-masing masalah dilakukan Scoring, kemudian dibuat bobot untuk
masing-masing parameter dengan skala pemberian bobot 5 - 10 berdasarkan hasil
diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok. Alasan pemberian bobot :
- Emergency, mendapatkan bobot tertinggi, yaitu 5 ( paling penting ) dengan
alasan : angka bebas jentik dan Penyedikan epidemiologi memiliki pengaruh
yang besar dalam meningkatkan CFR dari DBD.
- Policy, mendapatkan bobot terendah, yaitu 1 ( cukup penting ) dengan alasan :
kebijakan pemerintah hanya sebagai regulator dalam suatu program, namun
dalam pelaksanaannya lebih dibutuhkan ketersediaan sumber daya.



Tabel 2.16. Penentuan Masalah Menurut Metode MCUA di Puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode Januari-Juni 2014
No Kriteria Bobot
MS-1 MS-2
N BN N BN
1 Emergency 5 5 25 15 75
2 Greetes Member 4 5 20 25 48
3 Expanding Scope 3 15 45 30 90
4 Feasibility 2 14 28 14 28
5 Policy 1 20 20 30 30
Jumlah 138 271

Keterangan :
1. MS-1 Cakupan angka bebas jentik diwilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari- Juni 2014 dibawah target sebesar 92,00% dari
target lebih besar dari 95%.
2. MS-2 Cakupan angka penyelidikan epidemiologi di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan dibawah target sebesar 82,30 % dari target lebih besar
dari 95%.

2.2 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah
Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada,
selanjutnya ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan
penyelesaian masalah yang ada terlebih dahulu. Pada tahap ini dicari apa yang
menjadi akar permasalahan dari setiap masalah yang telah diprioritaskan. Pada
tahap ini, digunakan diagram sebab akibat yang disebut juga dengan diagram
tulang ikan (fishbonediagram/Ishikawa). Dengan memanfaatkan pengetahuan dan
dibantu dengan data Puskesmas yang tersedia dapat disusun berbagai penyebab
masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input
yaitu sumber daya atau masukan yang diperlukan oleh suatu sistem. Sumber daya
sistem adalah: (Azwar Azrul, 1996).
1. Man : Sumber daya manusia
2. Money : Dana
3. Material : Sarana
4. Method : Cara

Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi output. Pada
proses, menurut George R. Terry, terdiri dari:
1. Planning (perencanaan):
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai
dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
2. Organizing (pengorganisasian):
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi)
yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk
mencapai tujuan organisasi.
3. Actuating (penggerak pelaksanaan):
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah
dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia.
4. Controlling (monitoring):
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi
penyimpangan.
Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari ke-10 masalah di atas diambil satu
sebagai prioritas masalah hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi karena
keterbatasan sumber daya, tenaga, waktu dan dana, yaitu :
1. Cakupan angka penyelidikan epidemiologi di wilayah puskesmas Kecamatan
Pademangan dibawah target sebesar 82,3% dari target lebih besar dari 95%.

Anda mungkin juga menyukai