Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN TEORITIS PROPOSAL SKRIPSI PENDEKATAN KUANTITATIF

Nama : Nurcholish Majid Ibrahim


NPM : 842020110062
Variabel Terikat : Kemampuan Komunikasi Matematis
Variabel Bebas : 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audio Visual
Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Audio Visual
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Rumusan masalah Tujuan
Instrumentasi Variabel
Definisi konsep Definisi Operasional
1. Apakah
pembelajaran
matematika yang
menggunakan
model
pembelajaran
kooperarif tipe
Student Team
Achievement
Division (STAD)
berbantuan media
audio visual dapat
mencapai tuntas?


2. Apakah
pembelajaran
matematika yang
menggunakan
model
pembelajaran
konvensional
dapat mencapai
tuntas?


3. Adakah
pengaruh
pembelajaran
matematika yang
menggunakan
model
pembelajaran
1. Untuk mengetahui
ketuntasan
pembelajaran
matematika yang
menggunakan
model pembelajaran
kooperarif tipe
Student Team
Achievement
Division (STAD)
berbantuan media
audio visual

2. Untuk mengetahui
ketuntasan
pembelajaran
matematika yang
menggunaka model
pembelajaran
konvensional


3. Untuk mengetahui
ada tidaknya
pengaruh
pembelajaran
matematika yang
menggunakan
model pembelajaran
kooperatif tipe
Student Team
Achievement
Division (STAD)
Kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan. (Ebta,
2013)

Menurut Naim yang dikutip Saleh Haji (2012:115) Komunikasi
adalah proses penyampaian makna dalam bentuk gagasan atau
informasi dari seseorang atau orang lain melalui media tertentu.

Matematis adalah sebagai alat komunikasi (mathematics is a
connection) diperlukan oleh baik semua ilmu pengetahuan maupun
dalam kehidupan sehari-hari. (Saleh Haji, 2012:115)

Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan dalam
menyampaikan ide-ide matematika, baik secara lisan, tulisan maupun
perbuatan. (Saleh Haji, 2012:115)

Menurut Greenes dan Schulman dalam Ansari yang dikutip Anggi
Maulana (2012:12), Kemampuan Komunikasi Matematis adalah
kemampuan:
a. Menyatakan ide matematis melalui ucapan, tulisan, demonstrasi
dan melukiskannya secara visual dalam tipe yang berbeda.
b. Memahami, menafsirkan, dan menilai ide yang disajikan dalam
lisan, tulisan, atau dalam bentuk visual.
c. Mengkonstruksi, menafsirkan, dan menghubungkan bermacam-
macam representasi ide dan hubungannya.

Dalam penelitian ini kemampuan komunikasi matematis adalah
kemampuan menggambarkan ekspresi matematis dalam bentuk
bahasa sendiri yang menunjang pada bidang pelajaran matematika.





Kemampuan komunikasi matematis
dalam penelitian ini adalah hasil posttest
pada materi bangun ruang sisi datar.

Standar Kompetensi : Memahami sifat-
sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya, serta menentukan
ukurannya.

Kompetensi Dasar :
Menghitung luas permukaan dan volume
kubus dan balok

Instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan komunikasi
matematis adalah tes uraian. Dalam
penelitian ini menggunakan indikator
kemampuan komunikasi matematis
tertulis, yaitu sebagai berikut:

1. Menggunakan bahasa matematika
secara tepat.
2. Menggambarkan situasi masalah
menggunakan bentuk gambar.
3. Menyatakan hasil pengamatan dalam
bentuk tertulis.
4. Menggunakan representasi menyeluruh
untuk menyatakan konsep matematika
dan solusinya.
5. Membuat situasi matematika dengan
menyediakan ide dan keterangan dalam
bentuk tertulis.

Rumusan masalah Tujuan
Instrumentasi Variabel
Definisi konsep Definisi Operasional
kooperatif tipe
Student Team
Achievement
Division (STAD)
berbantuan media
audio visual
terhadap
kemampuan
komunikasi
matematis siswa?
berbantuan media
audio visual
terhadap
kemampuan
komunikasi
matematis siswa
Indikator kemampuan komunikasi matematis yang dikembangkan
oleh Ross dalam Istiqomah yang dikutip Exsi Dainah (2012:11)
adalah sebagai berikut:
1. Menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah
menggunakan gambar, bagan, tabel, dan secara aljabar.
2. Menyatakan hasil dalam bentuk tertulis.
3. Menggunakan representasi menyeluruh untuk menyatakan konsep
matematika dan solusinya.
4. Membuat situasi matematika dengan menyediakan ide dan
keterangan dalam bentuk tertulis.
5. Menggunakan bahasa matematika dan simbol secara tepat.

Menurut Joyce dalam Trianto (2010:22), Model Pembelajaran
adalah suatu perencanan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran didalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum, dan lain-lain.

Menurut Hulukati yang dikutip Sandi Rudiansah (2011:15), Model
Pembelajaran konvensinal adalah pembelajaran yang biasa
dilakukan guru dengan menggunakan beberapa pendekatan seperti
pendekatan penjelasan langsung, pemberian contoh secara ekspositori
dan Tanya jawab.

Dalam penelitian ini model pembelajaran konvensional adalah model
pembelajaran yang berpusat pada guru dengan menggunakan metode
ceramah.

Strategi pembelajaran kooperatif atau gotong royong (cooperative
learning) adalah bentuk pengajaran yang membagi siswa dalam
beberapa kelompok yang bekerjasama antara satu siswa dengan
lainnya untuk memecahkan masalah. (Rudi Hartono, 2014:100)

Model Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Division (STAD) merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran
kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang
jumlah anggota tiap kelompok 4 5 siswa secara heterogen, diawali
dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,
kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. (Trianto,
2010:68)

6. Menggunakan simbol matematika
secara tepat.

Dalam penelitian ini memakai dua model
pembelajaran yaitu :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Division
(STAD)sebagai model pembelajaran
pada kelas eksperimen
2. Model pembelajaran konvensional
sebagai model pembelajaran pada
kelas kontrol

Dalam penelitian ini, pembelajaran
matematika menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD). Dengan
sistematika pembelajarannya seperti
berikut :
1. Siswa dibentuk kelompok yang
berjumlah 4-5 secara heterogen
2. Penyampaian tujuan pembelajaran
3. Penyampaian materi
4. Kegiatan kelompok
5. Kuis dan
6. Penghargaan kelompok

Media Pembelajaran dalam penelitian ini
yaitu :
1. Media audio visual
Yaitu media pembelajaran yang
berbentuk video pembelajaran
matematika. Kemudian diputar pada
laptop dan ditayangkan melalui
proyektor dan menggunakan sound
system sebagai alat bantu
pendengaranya. Video tersebut berisi
tentang materi kubus dan balok.
Digunakan untuk membantu proses
pembelajaran matematika


Rumusan masalah Tujuan
Instrumentasi Variabel
Definisi konsep Definisi Operasional
Media adalah perantara, pengantar (Zainal Aqib, 2013:50)
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar
pada si pembelajar. (Zainal Aqib, 2013 : 50)

Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pengajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar
yang dicapai (Sudjana dan Rivai, 2001:2). Selain itu, media
pembelajaran dapat menambah efektivitas komunikasi dan interaksi
antara pengajar dan siswa. (http://ejournal.undiksha.ac.id/index.
php/ JJPGSD/article/view/1399 /126)

Dalam penelitian ini, media pembelajaran adalah seperangkat
peralatan pendidikan dengan tipe media audio visual yang dapat
menyampaikan materi sehingga dapat dimengerti oleh siswa.

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan para siswa untuk mempelajari
bahan ajar. (Dr. Hamdani, M.A., 2011:248)

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indra pengelihatan. (Dr. Hamdani, M.A., 2011:248)

Media audio visual merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa
disebut media pandang-dengar. Audio visual akan menjadikan
penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal.
Selain itu, media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga
menggantikan peran dan tugas guru. . (Dr. Hamdani, M.A.,
2011:249)

Dalam penelitian ini media audio visual adalah seperangkat peralatan
pendidikan yang berbentuk video. Kemudian diputar pada laptop dan
ditayangkan melalui proyektor dan menggunakan sound system
sebagai alat bantu pendengaranya. Video tersebut berisi tentang
materi bangun ruang sisi datar dan digunakan untuk membantu
proses pembelajaran matematika.

Video, dilihat sebagai media penyampai pesan, termasuk media
audio-visual atau media pandang-dengar.(http://tmp.ittelkom.ac.id/
vide sebaga -medi -pembelajaran/)

Dalam penelitian ini, pembelajaran
matematika menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD), pada
penyampaian materinya berbantuan
dengan media pembelajaran yaitu media
audio visual yang berbentuk video.
Kemudian diputar pada laptop dan
ditayangkan melalui proyektor dan
menggunakan sound system sebagai alat
bantu pendengaranya. Video tersebut berisi
tentang materi bangun ruang sisi datar dan
digunakan untuk membantu proses
pembelajaran matematika


Rumusan masalah Tujuan
Instrumentasi Variabel
Definisi konsep Definisi Operasional
Menurut Nugent dalam Smaldino dkk., (2008:310) dan dikutip
kembali oleh Gst. Ngr. Wira Astra dkk mengatakan bahwa video
merupakan media yang cocok untuk berbagai aspek pembelajaran,
seperti kelas, kelompok kecil, bahkan satu siswa seorang diri
sekalipun.(http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/ article
/ view/1399 /1260)

Dalam penelitian ini, model pembelajaran kooperarif tipe Student
Team Achievement Division (STAD) berbantuan media audio visual
adalah salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan kelompok-kelompok kecil yang jumlah anggota tiap
kelompok 4 5 siswa secara heterogen, diawali dengan penyampaian
tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis,
dan penghargaan kelompok dan dalam pelaksanaan pembelajarannya
memakai alat bantu media audio visual yaitu video yang diputar pada
laptop dan ditayangkan melalui proyektor dan menggunakan sound
system sebagai alat bantu pendengaranya.

























Langkah-Langkah dan Desain Penelitian
A. Langkah-langkah Penelitian
1. Persiapan
a. Pengajuan masalah dan judul skripsi.
b. Membuat outline skripsi & instrument penelitian.
c. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.
d. Menentukan populasi dan sampel.
e. Seminar outline skripsi.
f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
g. Pengujian instrument.
h. Menganlisis instrument.
i. Merevisi dan menguji kembali instrument (jika terdapat instrument yang
tidak valid).
j. Pembuatan surat ijin penelitian.
2. Pelaksanaan
a. Observasi awal, konsultasi dengan dosen pembimbing dan guru mata
pelajaran.
b. Pelaksanaan pembelajaran pada kedua kelas sampel :
Kelas eksperimen pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)
berbantuan media audio visual
Kelas kontrol pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
konvensional
c. Memberikan posttest pada kedua kelas sampel.
3. Pengolahan Data
a. Mengumpulkan data.
b. Tabulasi data.
c. Menguji hipotesis.
4. Penyusunan Laporan


B. Disain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen dengan disain penelitian sebagai berikut:

Keterangan :
R : Random untuk menentukan sampel.

: Perlakuan untuk kelas eksperimen (Kelas yang dalam pembelajarannya


menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) berbantuan media audio visual

: Perlakuan untuk kelas kontrol (Kelas yang dalam pembelajarannya


menggunakan model pembelajaran konvensional
: Posttest.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP N 1 Sliyeg

Sampel dalam peneltian ini yaitu 2 kelas yang diambil dengan teknik sampling
purposive, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol






Disain Analisis

A B




Keterangan:
A : Kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperarif tipe Student Team Achievement Division (STAD)
berbantuan media audio visual
B : Kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional (kelas kontrol)

: Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperarif
tipe Student Team Achievement Division (STAD) berbantuan media audio visual

: Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran
konvensional
Hipotesis Penelitian Hipotesis Statistik
1. Pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperarif
tipe Student Team Achievement Division (STAD) berbantuan media audio
visual mencapai tuntas
2. Pembelajaran matematika dalam kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran konvensional mencapai tuntas
3. Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) berbantuan media audio visual terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa

1. Ho :

3.


Ha :



Ho :


Ha :



Keterangan :
: Rerata skor kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan
model pembelajaran kooperarif tipe Student Team Achievement Division
(STAD) berbantuan media audio visual
: Rerata skor kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan
model pembelajaran konvensional
Teknik Statistik
Untuk menjawab rumusan masalah menggunakan stastistik inferensi dengan
teknik statistik yang digunakan yaitu uji beda dua rata-rata dengan langkah
sebagai berikut :
Uji Prasyarat Analisis Uji Beda
1) Uji normalitas data post test kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
menggunakan uji chi kuadrat . (Sudjana, 2005: 273)
Kriteria : terima H
0
dan tolak Ha jika
2

hitung
<
2

tabel
tolak H
0
dan terima Ha jika
2

hitung

2

table

Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2 menggunakan uji proporsi satu
sampel (penarikan kesimpulan dari hasil analisis)
t
0

atau t
0



Kriteria: terima H
a
dan tolak H
0
jika t
hitung
> t
tabel

tolak H
a
dan terima H
0
jika t
hitung
t
tabel


Untuk menjawab rumusan masalah nomor 3 dilakukan uji selanjutnya, yaitu :

2) Uji homogenitas varian dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
menggunakan uji F. (Sudjana, 2005: 250)
Kriteria : terima H
0
dan tolak Ha jika F
hitung
< F
tabel

tolak H
0
dan terima Ha jika F
hitung
F
tabel

Kemudian,
Uji Alternatif Analisis Uji Beda (Parametrik)
1. Jika kedua data berdistribusi normal dan variannya homogen maka
menggunakan uji t. (Sudjana, 2005: 239)

Kriteria: terima H
a
dan tolak H
0
jika t
hitung
> t
tabel

tolak H
a
dan terima H
0
jika t
hitung
t
tabel












2. Jika kedua data berdistribusi normal tapi variannya tidak homogen maka
menggunakan uji t. (Sudjana, 2005: 241)


Kriteria : jika

maka H
0
ditolak dan Ha diterima
jika

maka H
0
diterima dan Ha ditolak

Uji Alternatif analisis Uji Beda ( Non Parametrik)
1. Jika salah satu atau kedua data tidak normal dilanjutkan dengan Uji Mann
Whitney.
dan
Kriteria : jika U
hitung
U
tabel
maka H
0
diterima dan Ha ditolak
jika U
hitung
< U
tabel
maka H
0
ditolak dan Ha diterima






Skenario Pembelajaran
Kelas eksperimen I (model pembelajaran kooperatif tipe STAD) Kelas Kontrol (model pembelajaran konvensional)
Tahap 1:
Pembentukan kelompok kecil secara heterogen yang terdiri dari 4 5 siswa tiap
kelompok

Tahap 2:
Penyampaian tujuan pembelajaran.

Tahap 3:
Penyampaian materi ajar. (Menggunakan media audio visual)

Tahap 4:
Memberikan lembar kerja siswa (LKS) untuk didiskusikan dan kemudian
dipresentasikan oleh masing-masing kelompok.

Tahap 5:
Memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu, para siswa tidak
diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Skor yang
diperoleh dari kuis akan dijadikan skor kelompok.

Tahap 6:
Memberikan penghargaan berupa pemberian sertifikat kepada kelompok yang
memperoleh skor tertinggi. Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata
skor yang diperoleh anggota kelompok.
Tahap 1 :
Menyampaikan tujuan - Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut.

Tahap 2 :
Menyajikan informasi - Guru menyajikan informasi kepada siswa secara tahap
demi tahap dengan metode ceramah.

Tahap 3 :
Memberikan tugas secara individu.

Tahap 4 :
Membahas secara bersama-sama.

Tahap 5 :
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik-Guru mengecek
keberhasilan siswa dan memberikan umpan balik.

Tahap 6 :
Memberikan kesempatan latihan lanjutan-Guru memberikan tugas tambahan
untuk dikerjakan di rumah.










DAFTAR PUSTAKA


Anggi Maulana. 2012. Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (Air) untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa. Skripsi UPI: tidak diterbitkan.
Aqib Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstektual (Inovatif). Bandung : Yrama Widya
Dr. Hamdani, M.A. 2011. Stategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Ebta Setiawan, 2013. Sofware Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) offline 1.5. http://ebsoft.web.id. Diunduh pada tanggal 3 april 2014
Exsi Dainah. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Bantuan Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematik Siswa SMA. Skripsi UPI: tidak diterbitkan.
Gst. Ngr. Wira Astra dkk.2013. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Berbantuan Media Video Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa IV Gugus IV Kecamatan Sukasada.Jurnal. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/ JJPGSD/article/view/1399/1260. diakses
tanggal 3 April 2014
Hartono Rudi, 2014. Rancangan Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta. DIVA Press.

http://tmp.ittelkom.ac.id/video-sebagai-media-pembelajaran/.diakses tanggal 3 April 2014. Telkom University
Rudiansah Sandi, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Sma Melalui Model Pembelajaran Connected Mathematics Project (Cmp). Skripsi
UPI : Tidak diterbitkan

Saleh Haji, 2012. Pengaruh Pembelajaran Konstektual terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Kota Bengkulu: Jurnal Exanta, Vol. X No.2
Desember
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media.





KISI-KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok
Indikator
Indikator
Kemampuan
Komunikasi
Matematika
No.
Soal
Intsrumen Penyelesaian Skor
Menentukan
rumus luas
permukaan
kubus atau
balok.
Menggunakan
bahasa
matematika
secara tepat.

1. Jika AB = p cm, BC = p + 1 cm, dan AE = p +
2 cm,
tentukan rumus volume balok ABCD. EFGH?


p(p + 1)(p + 2) cm
3
,
yaitu (p
3
+ 3p
2
+ 2p) cm
3

4
Menggambar-
kan situasi
masalah
menggunakan
gambar.
2. Lukislah diagonal bidang ACGE pada sebuah kubus
ABCD.EFGH?












H G


E F



D C


A B

4
Menyatakan
hasil
pengamatan
dalam bentuk
tertulis.

3. Diketahui sebuah balok dengan panjang AB = 24 cm,
AE = 8 cm dan FG = 6 cm. Hitunglah panjang diagonal
ruang HB?

H G


E F


D C

A B



4
Indikator
Indikator
Kemampuan
Komunikasi
Matematika
No.
Soal
Intsrumen Penyelesaian Skor
Menggunakan
representasi
menyeluruh
untuk
menyatakan
konsep
matematika
dan solusinya.
4. Jumlah panjang rusuk sebuah balok 120 cm. Apabila
perbandingan ukuram panjang : lebar : tinggi = 5 : 2 : 3 mka
volume balok tersebut adalah?

4
Membuat
situasi
matematika
dengan
menyediakan
ide dan
keterangan
dalam bentuk
tertulis.

5.
Diketahui volume balok sama dengan 750 cm
3
. Jika panjang
15 cm dan lebar 10 cm maka tinggi balok adalah?



4
Menggunakan
simbol
matematika
secara tepat.
6. Diketahui sebuah kubus yang panjang rusuknya 10 cm. Jika
kubus tersebut diperbesar 2 kali semula, maka perbandingan
volumenya adalah?

4
Skor Total
28

KRITERIA PENSKORAN UNTUK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS (THOMPSON)
SKOR KRITERIA
4 Respon (penyelesaian) diberikan secara lengkap dan benar.
3 Respon (penyelesaian) diberikan dengan satu kesalahan/kekurangan yang signifikan.
2
Respon (penyelesaian) benar secara parsial dengan lebih dari satu kesalahan/kekurangan yang
signifikan.
1
Respon (penyelesaian) tidak terselesaikan secara keseluruhan namun mengandung sekurang-
kurangnya satu argument yang benar.
0
Respon (penyelesaian) berdasarkan pada proses atau argument yang salah, atau tidak ada respon sama
sekali.


Dari instrumen kemampuan komunikasi matematis diperoleh:
Skor ideal minimum = 0
Skor ideal maksimum = 28

Anda mungkin juga menyukai