B. Disain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen dengan disain penelitian sebagai berikut:
Keterangan :
R : Random untuk menentukan sampel.
Keterangan:
A : Kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperarif tipe Student Team Achievement Division (STAD)
berbantuan media audio visual
B : Kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional (kelas kontrol)
: Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperarif
tipe Student Team Achievement Division (STAD) berbantuan media audio visual
: Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran
konvensional
Hipotesis Penelitian Hipotesis Statistik
1. Pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperarif
tipe Student Team Achievement Division (STAD) berbantuan media audio
visual mencapai tuntas
2. Pembelajaran matematika dalam kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran konvensional mencapai tuntas
3. Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) berbantuan media audio visual terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa
1. Ho :
3.
Ha :
Ho :
Ha :
Keterangan :
: Rerata skor kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan
model pembelajaran kooperarif tipe Student Team Achievement Division
(STAD) berbantuan media audio visual
: Rerata skor kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan
model pembelajaran konvensional
Teknik Statistik
Untuk menjawab rumusan masalah menggunakan stastistik inferensi dengan
teknik statistik yang digunakan yaitu uji beda dua rata-rata dengan langkah
sebagai berikut :
Uji Prasyarat Analisis Uji Beda
1) Uji normalitas data post test kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
menggunakan uji chi kuadrat . (Sudjana, 2005: 273)
Kriteria : terima H
0
dan tolak Ha jika
2
hitung
<
2
tabel
tolak H
0
dan terima Ha jika
2
hitung
2
table
Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2 menggunakan uji proporsi satu
sampel (penarikan kesimpulan dari hasil analisis)
t
0
atau t
0
Kriteria: terima H
a
dan tolak H
0
jika t
hitung
> t
tabel
tolak H
a
dan terima H
0
jika t
hitung
t
tabel
Untuk menjawab rumusan masalah nomor 3 dilakukan uji selanjutnya, yaitu :
2) Uji homogenitas varian dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
menggunakan uji F. (Sudjana, 2005: 250)
Kriteria : terima H
0
dan tolak Ha jika F
hitung
< F
tabel
tolak H
0
dan terima Ha jika F
hitung
F
tabel
Kemudian,
Uji Alternatif Analisis Uji Beda (Parametrik)
1. Jika kedua data berdistribusi normal dan variannya homogen maka
menggunakan uji t. (Sudjana, 2005: 239)
Kriteria: terima H
a
dan tolak H
0
jika t
hitung
> t
tabel
tolak H
a
dan terima H
0
jika t
hitung
t
tabel
2. Jika kedua data berdistribusi normal tapi variannya tidak homogen maka
menggunakan uji t. (Sudjana, 2005: 241)
Kriteria : jika
maka H
0
ditolak dan Ha diterima
jika
maka H
0
diterima dan Ha ditolak
Uji Alternatif analisis Uji Beda ( Non Parametrik)
1. Jika salah satu atau kedua data tidak normal dilanjutkan dengan Uji Mann
Whitney.
dan
Kriteria : jika U
hitung
U
tabel
maka H
0
diterima dan Ha ditolak
jika U
hitung
< U
tabel
maka H
0
ditolak dan Ha diterima
Skenario Pembelajaran
Kelas eksperimen I (model pembelajaran kooperatif tipe STAD) Kelas Kontrol (model pembelajaran konvensional)
Tahap 1:
Pembentukan kelompok kecil secara heterogen yang terdiri dari 4 5 siswa tiap
kelompok
Tahap 2:
Penyampaian tujuan pembelajaran.
Tahap 3:
Penyampaian materi ajar. (Menggunakan media audio visual)
Tahap 4:
Memberikan lembar kerja siswa (LKS) untuk didiskusikan dan kemudian
dipresentasikan oleh masing-masing kelompok.
Tahap 5:
Memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu, para siswa tidak
diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Skor yang
diperoleh dari kuis akan dijadikan skor kelompok.
Tahap 6:
Memberikan penghargaan berupa pemberian sertifikat kepada kelompok yang
memperoleh skor tertinggi. Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata
skor yang diperoleh anggota kelompok.
Tahap 1 :
Menyampaikan tujuan - Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut.
Tahap 2 :
Menyajikan informasi - Guru menyajikan informasi kepada siswa secara tahap
demi tahap dengan metode ceramah.
Tahap 3 :
Memberikan tugas secara individu.
Tahap 4 :
Membahas secara bersama-sama.
Tahap 5 :
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik-Guru mengecek
keberhasilan siswa dan memberikan umpan balik.
Tahap 6 :
Memberikan kesempatan latihan lanjutan-Guru memberikan tugas tambahan
untuk dikerjakan di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Anggi Maulana. 2012. Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (Air) untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa. Skripsi UPI: tidak diterbitkan.
Aqib Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstektual (Inovatif). Bandung : Yrama Widya
Dr. Hamdani, M.A. 2011. Stategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Ebta Setiawan, 2013. Sofware Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) offline 1.5. http://ebsoft.web.id. Diunduh pada tanggal 3 april 2014
Exsi Dainah. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Bantuan Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematik Siswa SMA. Skripsi UPI: tidak diterbitkan.
Gst. Ngr. Wira Astra dkk.2013. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Berbantuan Media Video Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa IV Gugus IV Kecamatan Sukasada.Jurnal. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/ JJPGSD/article/view/1399/1260. diakses
tanggal 3 April 2014
Hartono Rudi, 2014. Rancangan Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta. DIVA Press.
http://tmp.ittelkom.ac.id/video-sebagai-media-pembelajaran/.diakses tanggal 3 April 2014. Telkom University
Rudiansah Sandi, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Sma Melalui Model Pembelajaran Connected Mathematics Project (Cmp). Skripsi
UPI : Tidak diterbitkan
Saleh Haji, 2012. Pengaruh Pembelajaran Konstektual terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Kota Bengkulu: Jurnal Exanta, Vol. X No.2
Desember
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media.
KISI-KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok
Indikator
Indikator
Kemampuan
Komunikasi
Matematika
No.
Soal
Intsrumen Penyelesaian Skor
Menentukan
rumus luas
permukaan
kubus atau
balok.
Menggunakan
bahasa
matematika
secara tepat.
1. Jika AB = p cm, BC = p + 1 cm, dan AE = p +
2 cm,
tentukan rumus volume balok ABCD. EFGH?
p(p + 1)(p + 2) cm
3
,
yaitu (p
3
+ 3p
2
+ 2p) cm
3
4
Menggambar-
kan situasi
masalah
menggunakan
gambar.
2. Lukislah diagonal bidang ACGE pada sebuah kubus
ABCD.EFGH?
H G
E F
D C
A B
4
Menyatakan
hasil
pengamatan
dalam bentuk
tertulis.
3. Diketahui sebuah balok dengan panjang AB = 24 cm,
AE = 8 cm dan FG = 6 cm. Hitunglah panjang diagonal
ruang HB?
H G
E F
D C
A B
4
Indikator
Indikator
Kemampuan
Komunikasi
Matematika
No.
Soal
Intsrumen Penyelesaian Skor
Menggunakan
representasi
menyeluruh
untuk
menyatakan
konsep
matematika
dan solusinya.
4. Jumlah panjang rusuk sebuah balok 120 cm. Apabila
perbandingan ukuram panjang : lebar : tinggi = 5 : 2 : 3 mka
volume balok tersebut adalah?
4
Membuat
situasi
matematika
dengan
menyediakan
ide dan
keterangan
dalam bentuk
tertulis.
5.
Diketahui volume balok sama dengan 750 cm
3
. Jika panjang
15 cm dan lebar 10 cm maka tinggi balok adalah?
4
Menggunakan
simbol
matematika
secara tepat.
6. Diketahui sebuah kubus yang panjang rusuknya 10 cm. Jika
kubus tersebut diperbesar 2 kali semula, maka perbandingan
volumenya adalah?
4
Skor Total
28
KRITERIA PENSKORAN UNTUK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS (THOMPSON)
SKOR KRITERIA
4 Respon (penyelesaian) diberikan secara lengkap dan benar.
3 Respon (penyelesaian) diberikan dengan satu kesalahan/kekurangan yang signifikan.
2
Respon (penyelesaian) benar secara parsial dengan lebih dari satu kesalahan/kekurangan yang
signifikan.
1
Respon (penyelesaian) tidak terselesaikan secara keseluruhan namun mengandung sekurang-
kurangnya satu argument yang benar.
0
Respon (penyelesaian) berdasarkan pada proses atau argument yang salah, atau tidak ada respon sama
sekali.
Dari instrumen kemampuan komunikasi matematis diperoleh:
Skor ideal minimum = 0
Skor ideal maksimum = 28