Anda di halaman 1dari 19

32

BAB III
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

A. Identitas Pasien dan Keluarga
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. Maksun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 62 tahun
Alamat : Pabolan rt.006 rw.002 ngasinan, grabag
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : 1995 2005 sebagai tukang las
2005 2010 sebagai tukang becak

2010 sekarang tidak bekerja

2. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. Maksun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 62 tahun
Alamat : Pabolan rt.006 rw.002 ngasinan, grabag
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa


33

Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : SDA
B. Profil Keluarga
Tabel 4. Daftar Anggota Keluarga (yang tinggal 1 rumah)
No Nama
Kedudukan
dalam
Keluarga
JK
Umur
(th)
Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1 Tn. Maksun Kepala
Keluarga
L 62 Tidak Sekolah Tidak bekerja Sakit
2 Ny. Munirah Ibu Rumah
Tangga
P 62 Tidak sekolah Ibu rumah
tangga
Sehat














Gambar 1. Genogram Keluarga Penderita
Bentuk Keluarga : keluarga pasangan umur jompo
Siklus Keluarga : keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Keterangan

Laki-laki
Perempuan

Pasien (Asma)

Ibu Pasien (Asma)
+ meninggal
Mr

Mr
s














+
+












34

C. Resume Penyakit dan Penatalaksanaan Yang Sudah Dilakukan
1. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara allo anamnesis pada tanggal 16 Juni 2014, pukul 09.00
WIB.
2. Keluhan Utama
Pasien sedang mangalami batuk dan sesak.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum datang ke puskesmas, pasien mengalami batuk sejak 2 hari yang lalu,
batuk berdahak namun dahak sulit untuk dikeluarkan. Batuk paling sering terjadi pada
malam hari dan pasien mengalami sesak napas.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sudah menderita penyakit ini sejak usia 5 tahun. Dan pasien sudah menjalani
pengobatan sejak dahulu.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Terdapat riwayat asma di keluarga pasien, yaitu ibu pasien.
6. Pemeriksaan Fisik (16 Juli 2014, Pukul 09.00 WIB)
a. Keadaan Umum : Compos mentis
b. GCS : 15
a. Tanda Vital : Tensi : 120/80 mmHg RR : 25x/menit
Nadi : 90 x/menit Suhu : afebris
b. Status Antropometri :
BB : 55 kg BMI : 20 ( normo weight )
TB : 165 cm


35

c. Kepala : Normocephali
d. Mata : Conjungtiva palpebra anemis -/-, sklera ikterik -/-
e. Telinga : Normotia, serumen -/-, sekret -/-
f. Hidung : Sekret (+)
g. Mulut : Bibir kering (+), mukosa lembab (+), sianosis (-)
h. Tenggorok : Faring hiperemis (-)
i. Leher : Pembesaran KGB (-)
j. Thoraks :
1) Cor
a) Inspeksi : Iktus cordis tak tampak
b) Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
c) Perkusi : Dalam batas normal
d) Auskultasi : BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-),
2) Pulmo
a) Inspeksi : Gerak dinding dada simetris saat statis dan dinamis
b) Palpasi : Fremitus kanan = kiri
c) Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
d) Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, Wheezing +/+, Rhonki -/-
k. Abdomen
1) Inspeksi : Datar
2) Palpasi : Supel, hepar / lien tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)
3) Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
4) Auskultasi : Bising usus (+) normal


36

7. Pemeriksaan penunjang : (-)
8. Diagnosa kerja = Asma bronkhial persisten ringan-sedang dengan ISPA
9. Rencana penatalaksanaan
r/ Salbutamol tab 4 mg no.XIV
S 3 dd tab 1
r/ Ambroxol tab 30mg no.XXI
S 3 dd tab 1
r/ Amoxicilin tab 500 mg no. XXI
S 3 dd tab 1

10. Terapi Edukasi
a. Memberikan edukasi kepada pasien tentang Asma
b. Memberikan edukasi kepada pasien dan istri pasien untuk menjaga kebersihan
lingkungan rumah.
c. Menganjurkan aktivitas yang tidak terlalu berat dan menghindari faktor-faktor yang
memicu terjadinya serangan asma.
d. Jangan mandi terlalu pagi atau terlalu sore, atau boleh mandi pagi dan sore hari
dengan air hangat.
e. Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi, terutama dari asap rokok
f. Selalu membawa persediaan obat asma pada saat bekerja atau pergi.
g. Memberikan edukasi mengenai cara penangan serangan asma seperti pada saat
serangan pasien dianjurkan untuk duduk bersandar di kursi.



37

11. Hasil Penatalaksanaan Medis
Dari hasil kunjungan ke rumah pasien pada tanggal 19 Juni 2014 didapatkan
keterangan dari pasien bahwa keadaan pasien membaik setelah dilakukan pengobatan
tanggal 16 Juni 2014. Batuk dan sesak napas pasien berkurang.
Faktor pendukung :
Pasien meminum obat secara teratur sesuai anjuran dokter dan dianjurkan pasien
banyak beristirahat.
Faktor penghambat :
- Keadaan rumah yang masih tidak rapih dan kotor
- Paparan polusi asap rokok masih banyak disekitar pasien
Indikator keberhasilan :
Pasien sudah dapat melakukan aktifitas seperti biasanya.
D. Identitas Keluarga Pasien
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. Munirah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 62 tahun
Alamat : Pabolan rt.006 rw.002 ngasinan, grabag
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : 2010 Mei 2014 bekerja sebagai pembantu rumah tangga.


38

E. Resume Penyakit dan Penatalaksanaan Yang Sudah Dilakukan
1. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara allo anamnesis pada tanggal 16 Juni 2014, pukul 09.00
WIB. Pasien pada saat ini tidak mengeluhkan sakit apapun dan merasa sehat sehat
saja. Pasien termasuk wanita yang masuk masa menopouse sejak usia 56 tahun.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien hanya mengeluhkan dari sejak masih muda sakit batuk pilek biasa. Pasien
menyangkal menderita sakit hipertensi dan pada saat diperiksa pasien tekanan darahnya
dalam batas normal.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Terdapat riwayat Hipertensi pada ayahnya.
4. Pemeriksaan Fisik (16 Juli 2014, Pukul 09.30 WIB)
c. Keadaan Umum : Compos mentis
d. GCS : 15
l. Tanda Vital : Tensi : 110/70 mmHg RR : 18x/menit
Nadi : 86 x/menit Suhu : afebris
m. Status Antropometri :
BB : 50 kg BMI : 20,81 ( normo weight )
TB : 155 cm
n. Kepala : Normocephali
o. Mata : Conjungtiva palpebra anemis -/-, sklera ikterik -/-
p. Telinga : Normotia, serumen -/-, sekret -/-
q. Hidung : Sekret (-)


39

r. Mulut : Bibir kering (+), mukosa lembab (+), sianosis (-)
s. Tenggorok : Faring hiperemis (-)
t. Leher : Pembesaran KGB (-)
u. Thoraks :
3) Cor
e) Inspeksi : Iktus cordis tak tampak
f) Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
g) Perkusi : Dalam batas normal
h) Auskultasi : BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-),
4) Pulmo
e) Inspeksi : Gerak dinding dada simetris saat statis dan dinamis
f) Palpasi : Fremitus kanan = kiri
g) Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
h) Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, Wheezing -/-, Rhonki -/-
v. Abdomen
5) Inspeksi : Datar
6) Palpasi : Supel, hepar / lien tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)
7) Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
8) Auskultasi : Bising usus (+) normal
5. Pemeriksaan penunjang : (-)
6. Diagnosa kerja = -
7. Rencana penatalaksanaan
-


40

8. Terapi Edukasi
h. Memberikan edukasi kepada pasien tentang Faktor resiko terkena penyakit.
i. Memberikan edukasi kepada pasien dan istri pasien untuk menjaga kebersihan
lingkungan rumah.
j. Menganjurkan aktivitas yang tidak terlalu berat.
k. Jangan mandi terlalu pagi atau terlalu sore, atau boleh mandi pagi dan sore hari
dengan air hangat.
l. Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi, terutama dari asap rokok
9. Hasil Penatalaksanaan Medis
Dari hasil kunjungan ke rumah pasien pada tanggal 19 Juni 2014 didapatkan
keterangan dari pasien bahwa keadaan pasien baik.
Faktor pendukung :
Pasien mendengarkan dan menjalankan apa yang di edukasikan.
Faktor penghambat :
- Tingkat pendidikan yang kurang sehingga sulit untuk tanggap dalam
eduksi yang di berikan dan kurangnya kesadaran akan kesehatan.
- Keadaan rumah yang masih tidak rapih dan kotor
- Paparan polusi asap rokok masih banyak disekitar pasien
Indikator keberhasilan :
Pasien sudah dapat menjalankan edukasi yang diberitahukan dan menghindari faktor
faktor resiko yang dapat menyebabkan pasien menjadi sakit..




41

F. Identifikasi Fungsi-Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis
Pasien sering mengalami batuk dan sesak seperti sekarang ini sejak pasien usia 5
tahun. Pasien sudah mendapat pengobatan sejak dahulu. Ibu pasien memiliki riwayat
asma. Selain itu pasien juga memeiliki faktor resiko lainya yang dipengaruhi oleh umur
pasien dan istri pasien yaitu antara lain : Geriatric Giant ( Inkontinensia Urine,
Imcompeten/confusion, Impaired homeostasis, iatrogenic disorder, imobility/falls),
Osteoporosis, BPH, Hipertensi, Trauma.
2. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bersama istrinya. Hubungan antara pasien dengan istri pasien
terjalin dengan baik. Dalam menghadapi masalah eksternal dan internal dalam
keluarga proses pengambilan keputusan biasa dilakukan bersama dengan istri. Pasien
dan istrinya jarang bertemu dengan anak-anaknya, karena anak-anak pasien berada di
luar pulau jawa dan jarang menemui pasien. Orang tua pasien telah meninggal saat
pasien usia 40 tahun.
3. Fungsi Ekonomi
Pasien dan istri pasien tidak bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
pasien menggunakan uang tabungan dari hasil kerja istrinya sewaktu menjadi pembantu
rumah tangga. Uang tersebut dipakai untuk biaya makan, membayar listrik dan air.
4. Fungsi Pendidikan
Ayah dan Ibu pasien tidak bersekolah. Pasien dan istri pasien tidak sekolah. Ketiga
anak pasien sekolah hanya sampai tamat Mts. Di keluarga pasien tidak terdapat
perencanaan dalam biaya pendidikan.


42

5. Fungsi Religius
Pasien berasal dari keluarga muslim yang taat dan rutin menjalankan ibadahnya.
Terkadang keluarga pasien melakukan ibadah berupa sholat berjamaah dirumah
meskipun ruangan khusus untuk beribadah tidak ada. Pasien juga sering mengaji
bersama dengan para tetangga di masjid/mushola.
6. Fungsi Sosial Budaya
Dapat bersosialisasi dengan lingkungan rumah. Berperan aktif dalam setiap
kegiatan di lingkungan rumah.
7. Pola Konsumsi Makan Penderita
Frekuensi makan rata rata setiap harinya 3x/hari dengan variasi makanan sebagai
berikut : nasi, lauk (tempe/tahu/ikan), sayur (bayam, sayur asem, dan sayuran lainnya).
Pasien jarang makan telur maupun daging merah (3 minggu sekali) dan pasien jarang
mengkonsumsi buah.
Diet recall selama 3 hari sebelum dilakukan intervensi :
1. Senin
a. Nasi
b. Tumis kangkung
c. Tempe goreng
d. Sambal
2. Selasa
a. Nasi
b. Ikan goreng
c. Sayur bayam
d. Sambal




43

3. Rabu
a. Nasi
b. Tahu goreng
c. Sambal
G. Identifikasi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan
1. Faktor Perilaku
Istri pasien jarang membersihkan rumah, sehingga rumah terlihat kotor dan
berantakan dikarenakan penyusunan barang yang tidak teratur. Istri pasien juga jarang
mencuci seprei dan jarang menjemur kasur. Tersedia pendanaan kesehatan berupa
jamkesmas yang di miliki oleh pasien.
2. Faktor Non Perilaku
Bila ada anggota keluarga yang sakit yang pertama dilakukan adalah pergi ke
puskesmas, dikarenakan jarak rumah dengan puskesmas tidak terlalu jauh. Jendela di
dalam rumah dan di dalam kamar juga tidak dapat di buka, sehingga tidak ada
pertukaran udara di dalam ruangan.
H. Identifikasi Lingkungan Rumah
Rumah pasien terletak di perumahan biasa yang tidak terlalu padat dengan ukuran 8 m x
12 m, dengan bentuk bangunan 1 lantai. Secara umum gambaran rumah terdiri dari 1 kamar
tidur, 1 ruang dapur merangkap ruang makan, 1 kamar mandi tanpa pintu, 1 ruang tamu, 1
ruang barang, 2 kandang ayam. Lantai terbuat dari semen plester yang ditutupi oleh karpet
plastik, dinding terbuat dari tembok dan atap rumah terbuat dari genteng. Terdapat jendela
pada ruang tamu dengan ukuran 2x1 sebanyak 4 buah tetapi jendela tidak bisa dibuka.
Perbandingan luas lantai dengan jendela di ruang tamu > 25%. Penerangan dalam rumah


44

tidak cukup, karena tidak dapat membaca tanpa bantuan lampu listrik pada siang hari.
Rumah terasa lembab, dikarenakan ventilasi yang hanya terdapat pada ruang tamu.
Kebersihan dalam dan luar rumah kurang, letak barang-barang tidak rapih. Listrik 900 watt,
sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari dari PDAM, sedangkan untuk air minum
didapat dari air PDAM yang dimasak. Fasilitas MCK dengan model leher angsa, saluran
pembuangan kotoran (septitank) berjarak 12 meter, bak mandi dikuras 2 minggu sekali.
Kebersihan dapur kurang, pembuangan air limbah di salurkan ke got. Terdapatnya kandang
ayam di dalem rumah pasien. Istri pasien mnegaku membuang sampah di depan rumah dan
membakarnya. Jalan di depan rumah lebarnya 1.5 meter dan terbuat dari aspal. Kesan
kebersihan lingkungan pemukiman kurang baik

Kesimpulan

Bahwa rumah pasien tidak memenuhi syarat kedalam rumah sehat, dikarenakan banyak
indikator indikator yang belum terpenuhi yaitu ventilasi, sanitasi dasar, dan pencahayaan
yang kurang.









45

I. Denah Rumah

Kamar
Mandi












Gambar 2. Denah Rumah













Ruang Barang




Ruang Tamu

Ruang Tidur
D
a
p
u
r

d
a
n

r
u
a
n
g

m
a
k
a
n


R
u
a
n
g

K
e
l
u
a
r
g
a


U
Teras
Kandang Ayam
K
A
N
D
A
N
G

A
Y
A
M


46

J. Peta Rumah Dicapai dari Puskesmas








Gambar 3. Peta Jarak ke Pelayanan Kesehatan

K. Diagram Realita Yang Ada Pada Keluarga










BRI
Puskes
mas
Rumah
Pasien
Pasar
Jal
an
Pa
bol
an
Genetik
(Ibu pasien yang menderita asma)
Pelayanan
Kesehatan
Status
Kesehatan
Lingkungan
Perilaku
- Kebersihan rumah yang
kurang
- Paparan polusi asap rokok
masih banyak disekitar pasien
Sarana pelayanan
kesehatan cukup
terjangkau
- Istri pasien jarang membersihkan rumah
- Istri pasien jarang mencuci seprei dan jarang menjemur
kasur.
- Jendela di dalam rumah dan kamar juga tidak dapat di
buka, sehingga tidak ada pertukaran udara di dalam
ruangan.



47

L. Tabel Permasalahan Pada Pasien dan Keluarganya
Tabel 5. Permasalahan Pada Pasien dan Istrinya
No Risiko dan Masalah Kesehatan Rencana Pembinaan
1. Istri pasien yang jarang
membersihkan rumah dan mencuci
seprei, selimut sehingga banyak
debu yang dapat mencetuskan
timbulnya serangan asma pada
pasien.
Memberikan penjelasan kepada istri pasien
mengenai penyakit pasien, cara
pencegahannya, serta perilaku hidup bersih
yang dapat menghindari timbulnya penyakit.
2. Paparan polusi asap rokok masih
banyak disekitar pasien

Memberikan penjelasan kepada pasien
mengenai faktor pencetus penyakit asma.
3. Aktivitas pasien yang berlebihan Memberikan penjelasan kepada pasien dan
istri pasien bahwa apabila pasien terlalu
lelah, maka akan dapat mencetuskan
timbulnya penyakit yang diderita oleh
pasien.
4 Pasien sering mengkonsumsi tahu
tempe
Memberikan penjelasan kepada pasien dan
istri pasien jika tahu tempe pencetus
terjadinya penyakit asam urat






48

M. Diagnosis Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis
Pasien sering mengalami batuk dan sesak seperti sekarang ini sejak pasien usia 5
tahun. Pasien sudah mendapat pengobatan sejak dahulu. Ibu pasien memiliki riwayat
asma. Pasien dan istri pasien termasuk dalam kategori usia lanjut yang mempunyai
faktor faktor resiko Geriatric Giant.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan dengan anggota keluarga kurang baik.
3. Fungsi Religius dan Sosial Budaya
Tidak ada masalah.
4. Fungsi Ekonomi
Pasien termasuk kedalam keluarga dengan tingkat ekonomi rendah. Pasien dan
istri pasien tidak bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pasien menggunakan
uang tabungan dari hasil kerja istrinya sewaktu menjadi pembantu rumah tangga.
5. Faktor Perilaku
Istri pasien jarang membersihkan rumah, sehingga rumah terlihat kotor dan
berantakan dikarenakan penyusunan barang yang tidak teratur. Istri pasien juga jarang
mencuci seprei dan jarang menjemur kasur. Jendela di dalam rumah dan di dalam kamar
juga tidak dapat di buka, sehingga tidak ada pertukaran udara di dalam ruangan.
6. Faktor Non Perilaku
Tidak ada masalah






49

N. Pembinaan dan Hasil Kegiatan
Tabel 6. Pembinaan dan Hasil Kegiatan
Tanggal Kegiatan yang dilakukan
Keluarga
yang terlibat
Hasil kegiatan
20-06-2014

1. Memberikan pre test
tentang pengetahuan,
sikap, dan perilaku yang
berhubungan dengan
penyakit pasien (asma).
2. Memberikan penjelasan
tentang penyakit pasien
(asma). , meliputi gejala
dan tanda, penyebab,
faktor yang
mempengaruhi,
penatalaksanaannya,
serta cara
pencegahannya.
Istri pasien,
pasien





















1. Tingkat pengetahuan
pasien dan istri pasien
terhadap penyakit yang
diderita pasien masih
kurang.
2. Pasien dan istri pasien
memahami penjelasan
yang diberikan.


50

Tanggal Kegiatan yang dilakukan
Keluarga
yang terlibat
Hasil kegiatan
24-06-2014 Memberikan post test
tentang pengetahuan, sikap
dan perilaku.
Istri pasien,
pasien.
Pasien dan istri pasien
memahami penyakit pasien,
dapat menjawab pertanyaan
post test dengan lebih baik,
serta mampu mengajukan
pertanyaan.

Anda mungkin juga menyukai