Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTRUMENTASI DAN KONTROL I


PENGUKURAN BERAT
Abstrak
Praktikum bertujuan mempelajari cara mengkalibrasi, mengukur dan
menentukan kesalahan pengukuran. Percobaan dilakukan dengan fariasi rotor speed 2
dengan feder speed 1,2,3,4,5,6,7,,! dan "eeder #peed 2 dengan $otor speed
1,2,3,4,5,6,7,,!. Percobaan dilakukan dengan cara mensetting alat. %alu menampung
bahan pada suatu tempat. Pengambilan bahan dilakukan seiring dengan berjalann&a 'aktu.
(ari percobaan dapat disimpulan bah'a perubahan "eder speed sangat mempengaruhi
berat bahan &ang diperoleh, dimana semakin tinggi feder speed &ang dibuat maka berat
bahan &ang diperoleh semakin ban&ak juga.
Kelompok : II (DUA)
A!!ota : ANGRAEINI
ARI DESTRIO
ANDRI SA"PUTRA
Dose Pemb#mb#! : S$ams% "erma& MT
Ta!!al prakt#k%m : ' Apr#l ()*)
Ta!!al Pe$era+a : *, Apr#l ()*)
LAB DASAR PROSES - OPERASIONAL PABRIK
.URUSAN TEKNIK KIMIA /AKULTAS TEKNIK
UNI0ERSITAS RIAU
PEKANBARU
()*)
BAB I
PENDA"ULUAN
*1* Dasar Teor#
.e#s2.e#s T#mba!a
Pengukuran berat atau massa dari bahan)bahan &ang padat, cair atau berbentuk gas
dengan menggunakan timbangan *neraca+ disebut penimbangan. ,erbagi atas -
a. ,imbangan .a&a *misaln&a timbangan dengan kotak pengukur ga&a+ ditentukan ga&a
berat *ga&a gra/itasi+ &aitu ga&a tarik bumi terhadap massa dari suatu bahan.
b. ,imbangan 0assa *timbangan dengan anak timbangan &ang dapat digeser, timbangan
bertuas miring dan timbangan bertuas lainn&a+ dua ga&a berat dibandingkan pada suatu
pembanding, karena baik ga&a maupun massa mempun&ai percepatan jatuh &ang sama.
1lat ukur berat &ang digunakan dalam industri dikelompokkan berdasarkan
konstruksi dan cara kerjan&a, meliputi -
a. ,imbanagn #orong
b. ,imbangan 2ertuas 0iring
c. ,imbangan (engan 3otak Pengukur .a&a
,imbangan 3ontinu
a1 T#mba!a Soro!
2eban dibandingkan dengan anak timbangan &ang dapat digeser disepanjang rel
*tuas timbangan+. 1nak timbangan mempun&ai berat &ang tidak berubah. #ebagian besar
sistem timbangan ini tidak berada dalam tempat tertutup, sehingga timbangan ini sangat
sensitif terhadap angin, pengotoran dan korosi. (i pabrik, timbangan ini han&a digunakan
untuk barang)barang &ang perlu ditimbang sekali)sekali.
b. T#mba!a Bert%as M#r#!
,imbangan ini dapat menunjukkan hasil penimbangan dengan sendirin&a.
,imbangan disebut otomatis bila pemakaiann&a tidak memerlukan peletakan anak
timbangan atau penggeseran anak timbangan geser.
#eperti semua timbangan lain, timbangan bertuas miring juga merupakan instrumen
presisi. 4leh karena itu beberapa aturan berikut harus diperhatikan -
1. ,imbangan tidak boleh diberi beban secara berlebihan
2. ,imbangan harus dilindungi dari bahan kimia, air, kotoran
3. ,imbangan harus dilindungi terhadap benturan *beban tidak boleh dijatuhkan ke
atas timbangan+
4. ,imbangan tidak boleh dibebani terlalu lama *bukan tempat pen&impanan barang+
5. ,imbangan &ang ditanam tidak boleh dilindas
6. ,imbangan tidak boleh diperlakukan secara kasar
7. ,imbangan harus dikontrol secara berkala oleh ahli timbangan
c. T#mba!a De!a Kotak Pe!%k%r Ga$a
3otak pengukur ga&a merupakan instrumen pengukur ga&a dengan cara hidrolik,
pneumatik, elektrik atau magnetik. ,imbangan dengan kotak pengukur ga&a digunakan
untuk menentukan berat bahan padat atau cair, terutama dalam silo atau gudang
pen&impanan.
d. T#mba!a Kot#%
5ntuk menimbang secara kontinu bahan padat &ang dapat ditabur *misaln&a- tepung,
serbuk dan biji)bijian+ dapat digunakan timbangan sabuk *2elt 6on/e&or+. Pada proses)
proses penakaran *misaln&a pengemasan+ sering peralatan harus diisi bahan secara kontinu,
untuk itu digunakan timbang penakar *"ill 7eigher+. Pengukuran berat secara kontinu juga
dapat dilakukan dengan #cre' 6on/e&or, namun biasan&a hasil pengukurann&a kurang
akurat dan tidak cocok untuk bahan &ang lembab. #cre' 6on/e&or adalah suatu palung
&ang tertutup atau terbuka &ang akur.
Pengukuran adalah pencatatan suatu besaran fisik secara periodik atau kontinu.
0isaln&a pengukuran jumlah bahan dalam satuan kg. Pengukuran merupakan dasar untuk
tiap pengendalian atau pengaturan proses)proses kimia dan fisika. ,anpa pengukuran tidak
mungkin tercapai keselamatan, ekonomis dan mutu &ang cukup baik di industri kimia.
1lat ukur berat &ang digunakan dalam industri dikelompokkan berdasarkan
konstruksi dan cara kerjan&a, meliputi- timbangan sorong, timbangan bertuas miring,
timbangan dengan kontak pengukur ga&a dan timbangan kontinu. 5ntuk menimbang
secara kontinu bahan padat &ang dapat ditabur *misaln&a tepung, serbuk dan biji)bijian+
dapat digunakan timbangan sabuk *belt conveyor+. Pada proses)proses penakaran
*misaln&a pengemasan+ sering peralatan harus diisi bahan secara kontinu, untuk itu
digunakan timbangan penakar *fill weigher+. Pengukuran berat secara kontinu juga dapat
dilakukan dengan screw conveyor, namun biasan&a hasil pengukurann&a kurang akurat,
dan tidak cocok untuk bahan &ang lembab. Screw conveyor adalah suatu palung &ang
tertutup atau terbuka &ang ukur, penunjukkan analog+ atau oleh perubahan tekanan *harga
sin&al+.
Pe%3%k +ar!a %k%r se4ara 5#!#tal
Penunjukkan harga ukur secara digital adalah suatu cara penunjukkan &ang diskrit
dari harga &ang diukur, misaln&a penunjukkan harga dengan angka. Pada penunjukkan
harga secara digital, kesalahan membaca ebih kecil dibandingkan dengan cara penunjukkan
analog. #&arat untuk memperoleh nilai ukur lebih lanjut, misaln&a pada pencetak dan
computer, adalah bah'a nlai sin&al terdapat dalam bentuk digital *arus listrik &ang
berpulsa atau sin&al pneumatik+. 3arena keban&akan nilai ukur atau sin&al terdapat dalam
bentuk analog *kon/erter+ untuk mengubahn&a menjadi bentuk digital.
Ketepata 5a kesala+a1
3etepatan pengukuran adalah kecocokan nilai &ang ditunjukkan alat dengan nilai
&ang sebenarn&a. Perbedaan keduan&a disebut besar kesalahan. ,iap hasil pengukuran
selalu mengandung kesalahan. ,iap hasil pengukuran selalu mengandung kesalahan,
misaln&a diakibatkan karena tidak ketidaksempurnaan alat ukur dan cara pengukuran,
karena pengaruh lingkungan &ang tidak dikehendaki, pengaruh orang &ang mengukur
*men&impang dari cara pengukuran &ang telah ditentukan, kurang cermat pada 'aktu
membaca, kurang a'as melihat, cara pengukuran &ang dipilih kurang tepat+. 3esalahan
keseluruhan dari satu pengukuran merupakan jumlah dari masing)masing kesalahan &ang
terjadi. 3esalahan alat ukur dapat berubah dengan 'aktu. 4leh karena itu, alat ukur
tertentu perlu sering dikalibrasi.
Kal#bras#
(alam teknik pengukuran, mengkalibrasi berarti men&etel alatukur hingga
penunjukkann&a men&impang sesedikit mungkin dari nilai &ang sebenarn&a. 5ntuk
mengkalibrasi suatu alat digunakan alat kedua &ang biasan&a lebih teliti dari alat &ang
dkalibrasi. 2eberapa alat ukur dapat dikalibrasi dengan computer. #ecara umum,
engkalibrasi berarti pegujian resmi untuk menentukan bah'a alat ukur tersebut memenuhi
s&arat &ang ditentukan *misaln&a batas kesalahann&a+.
T%3%a Per4obaa
0empelajari cara mengkalibrasi,mengukur dan menentukan kesalahan pengukuran
pada pengukuran berat padatan &ang berbeda jenisn&a dan ukurann&a.
D#skr#ps# Alat
(iskripsi peralatan unruk percobaan pengukuran berat secara laboratorium,
disesuaikan dengan peralatan &ang ditentukan oleh dosen pembimbing praktikum.
BAB II
METODOLOGI PER6OBAAN
(1* Peralata 5a ba+a1
Peralatan &ang digunakan dalam praktikum ini adalah -
1+ solid-liquid extractor8
3+ timbangan digital8
4+ 'adah8
5+ stopwatch.
#edangkan bahan &ang digunakan berupa butir)butiran ber'arna putih &ang
terdapat dalam solid)li9uid e:tractor.
(1( Prose5%r Ker3a :
1. 7adah disiapkan seban&ak 1 *satu+ buah.
2. 7adah ditimbang dengan timbangan penakar dan hasil timbangan dicatat.
3. 1lat solid-liquid extractor dihidupkan.
4. 1tur kecepatan rotor speed 1 pada "eder speed juga 1
5. 2ahan ditampung dengan 'adah &ang pertama selama 1 menit.
6. 2ahan &ang telah ditampung diukur beratn&a dengan menggunakan timbangan
penakar dan timbangan digital.
7. Percobaan 5 dan 6 dilakukan kembali, dengan mem/ariasikan rotor speed terlebih
dahulu, dari 2 hingga 1;.
. #etelah /ariasi roror speed selesai dilakukan, maka selanjtn&a mem/ariasikan
feeder speed hal &ang sama seperti diatas.
!. 2andingkan hasil kedua percobaan diatas.
BAB III
"ASIL DAN PEMBA"ASAN
<asil &ang diperoleh dari percobaan pengukuran berat ini disajikan dalam tabel data
&ang terlihat pada tabel 3.1 berikut -
,abel 3.1 (ata hasil percobaan dengan =ariasi rotor speed.
"eeder #peed $otor #peed 2erat kotor *gr+ 2erat bersih *gr+ 3ecepatan *gr>s+
1 1 7,5 3, ;,;63
1 2 7,! 4,2 ;,;7
1 3 ,1 4,4 ;,;73
1 4 ,6 4,! ;,;16
1 5 ,! 5,2 ;,;6
1 6 ,6 4,! ;,;16
1 7 ! 5,3 ;,;
1 !,2 5,5 ;,;!16
1 ! !,3 5,6 ;,;!3
1 1; !,1 5,4 ;,;!
2erat 7adah - 3,7 gr
7aktu penampungan - 6; detik.
,abel 3.2 (ata hasil percobaan dengan =ariasi feeder speed.
"eeder #peed $otor #peed 2erat kotor *gr+
2erat bersih
*gr+
3ecepatan
*gr>s+
1 1 7,5 3, ;,;63
2 1 11,6 7,! ;,131
3 1 12,5 , ;,146
4 1 14 1;,3 ;,172
5 1 14,2 1;,5 ;,175
6 1 1,3 14,7 ;,245
7 1 2;, 17,1 ;,25
1 22,7 1! ;,316
! 1 25,3 21,6 ;,36
1; 1 2,5 24, ;,413
2erat 7adah - 3,7 gr
7aktu penampungan - 6; detik.
2erdasarkan percobaan &ang telah dilakukan, &akni pada rotor speed 2 dan pada "eder
speed 1,2,3,4,5,6,7, dan ! kenaikan berat bahan &ang ditimbang dipengaruhi oleh
perbedaan feder speed dan juga ukuran diameter bahan &ang digunakan tidak sama,
sehingga data &ang diperoleh tidak sesuai dengan teori. Pada gambar grafik di atas, terlihat
hubungan antara berat bahan terhadap feder speed 2erat bahan &ang diperoleh semakin
meningkat seiring dengan bertambahn&a rotor speed atau naikn&a rotor speed dimana,
semakin cepat rotor speed maka penampungan bahan maka semakin ban&ak pula bahan
&ang diperoleh. (an persamaan seperti di atas dengan membuat grafik menggunakan 0#)
?@6?%.
Gambar '17 Gra8#k "%b%!a Atara Rotor spee5 De!a Ke4epata Pro5%ks#
#ementar 2erdasarkan percobaan &ang dilakukan pada seting "eeder speed 2 dan
pada $otor speed 1,2,3,4,5,6,7, dan !. 2erat bahan &ang ditimbang mengalami penurunan.
Ani dipengaruhi oleh perbedaan $otor. #ehingga data &ang diperoleh tidak sesuai dengan
teori. Pada gambar 3.4, terlihat hubungan antara berat bahan terhadap $otorr speed 2erat
bahan &ang diperoleh semakin 0enurun seiring dengan bertambahn&a rotor speed. (ari
gambar 3.4 dapat dilihat bah'a grafik berbanding terbalik dengan hasil gambar 3.4.
(imana seharusn&a nilai kecepatan produksi cendrung naik. <asil &ang diperoleh dapat
disebabkan oleh ketidak samaan penekanan 'aktu dan pengambilan bahan.
BAB I0
KESIMPULAN
2erdasarkan percobaan &ang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bah'a
perubahan "eder speed sangat mempengaruhi berat bahan &ang diperoleh hal dapat di lihat
dari .ambar 3.1)3.4 dimana semakin tinggi feder speed &ang dibuat maka berat bahan
&ang diperoleh semakin ban&ak juga.
#etiap hasil pengukuran, cenderung melakukan kesalahan hal ini terjadi
diakibatkan karena ketidaksempurnaan alat ukur &ang tidak dikehendaki atau adan&a
pen&impangan dari cara pengukuran &ang telah ditentukan, dan juga oleh beberapa faktor
seperti terlambatn&a menarik sampel, ukuran diameter bahan &ang digunakan tidak sama
dan lain)lain. #ehingga 5ntuk melakukan percobaan ini hendakn&a dilakukan dengan teliti
saat terutama saat menarik sampel se'aktu menampung agar hasil &ang diperoleh akurat.
DA/TAR PUSTAKA
1ndre', 7... 1!74. Applied Instrumentation in The Process Industries, ol! I. .ulf
Publishing 6ompan&.
2ernasconi, ., dkk. 1!!5. "agian #, edisi 1. Bakarta- P,. Pradn&a Paramita.
6onsidine, (. 0. 1!74. Process Instruments and $ontrols %andboo&, ' nd
ed.0c.ra')<ill 2ook 6ompan&.
,im Pen&usun. 2;;!. Panduan Pra&ti&um Instrumentasi dan (ontrol. Pekanbaru-
%aboratorium Anstruksional (asar Proses dan 4perasi Pabrik 5ni/ersitas
$iau.

Anda mungkin juga menyukai