Metode Pelaksanaan yang akan kami uraikan dibawah ini adalah menjelaskan tahapan dan tata cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir, yang disusun berdasarkan Daftar Kuantitas dan Harga, Spesifikasi Teknis dan Gambar Teknis yang terdapat dalam Dokumen Lelang yang meliputi : I. Program Mobilisasi II. Pengendalian Mutu Pekerjaan III. Uraian tahapan pelaksanaan pekerjaan I. Program Mobilisasi Program Mobilisasi yang akan kami uraikan dalam bagian ini adalah untuk memberikan penjelasan dan penjabaran mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh CV. PUTRA CEMERLANG dalam masa Mobilisasi. Program Mobilisasi ini terdiri dari : a. Base camp dan Kantor Lapangan Barak Kerja dan Kantor Lapangan untuk memonitor jalannya pekerjaan kami akan menyewa Rumah penduduk setempat atau menyewa sebidang tanah untuk lokasi Barak Kerja dan kantor Lapangan. b. Papan Nama Kegiatan akan dipasang pada lokasi yang mudah kelihatan pada kedua ujung penanganan badan jalan. Bentuk dan format dari papan nama kegiatan disesuaikan dengan yang terdapat pada gambar teknis, atau sebagaimana yang diperintahkan direkdi pekerjaan c. Laboratorium, Untuk pengendalian mutu pekerjaan kami menggunakan/menyewa laboratorium pemerintah daerah kabupaten singingi (bidang alkal) yang terletak di Jln. Terminal - Sentajo d. Daftar Mobilisasi Personil. Pelaksanaan pekerjaan ini mengusulkan staff inti proyek yang terdiri dari : - Kepala Pelaksana - Pelaksana lapangan - Logistik - Administrasi - Petugas K3 Tenaga kerja yang akan dimobilisasi untuk pelaksanaan pekerjaan ini terdiri dari : - Mandor - Pekerja terlatih - Pekerja biasa Seluruh staff inti dimaksud beserta staff lainnya sesuai dengan usulan dalam struktur organisasi kerja akan dimobilisasi dalam kurun waktu 2 (dua) minggu setelah diterbitkannya SPMK, sedangkan mobilisasi tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan dari rencana kerja. e. Mobilisasi Peralatan Disesuaikan dengan kebutuhan tahapan pekerjaan, yaitu tahapan pekerjaan tanah, pekerjaan Beton dan Pekerjaan Aspal. f. Pengukuran Lapangan dan Shop Drawing Dalam priode mobilisasi ini akan dilakukan pengukuran berdasarkan data titik dasar dan titik tetap (bench mark) kerangka dasar existing, selanjutnya diikuti dengan pemasangan bench mark, pengukuran poligon, pengukuran sifat datar, pengukuran situasi detail dan staking out. Hasil dari pengukuran ini akan disajikan dalam bentuk gambar sesuai skala gambar yang ditentukan dalam spesifikasi teknis, yang akan menghasilkan gambar kerja (shop drawing) berupa gambar situasi, potongan memanjang dan usulan potongan melintang (profil design) Gambar kerja tersebut akan dimintakan persetujuannya dari direksi. Gambar kerja yang telah disetujui direksi tersebut akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan dilapangan (site execution). g. Sumber Material - Timbunan Biasa dan Timbunan Pilihan Timbunan biasa diambil dari quarry dengan jarak angkut 2 KM dari lokasi pekerjaan. Sedangkan untuk material timbunan pilihan akan diambil dari quarry yang berjarak 10 KM dari lokasi pekerjaan. - Agregat Klas A dan Aggregat Klas B Aggregat Klas A dan Aggregat Klas B didatangkan dari Sei. Langsat yang berjarak lebih kurang 95 KM dari lokasi pekerjaan. Aggregat Klas A dan Aggregat Klas B didatangkan berupa campuran yang homogeny sesuai dengan mix design yang diajukan. - Asphalt Treated Base (ATB) Asphalt treated base (ATB) didatangakan dari base camp PT. ARAS BANGUN UTAMA di Desa Pulau Padang Kabupaten Kuantan Singingi yang jaraknya dari lokasi pekerjaan lebih kurang 65 KM. - Pasir Beton dan Kerekel Beton Pasir beton diambil dari sungai kuantan - Semen dan Baja Tulangan Didatangkan oleh suplier dari Teluk Kuantan II. Pengendalian mutu pekerjaan Jika diperlukan, untuk memantau dan menjamin mutu dan hasil pekerjaan maka kami mengusulkan laboratorium pemerintah daerah kabupaten kuantan singingi yang terletak di jalan Terminal Sentajo yang telah diengkapi dengan minimal uji : a. Pemeriksaan Tanah - Kepadatan Laboratorium - CBR Laboratorium - Berat Jenis Tanah - Batas-batas attenberg - Analisa saringan - Kadar air - Kepadatan lapangan dengan metode kerucut (sand cone) b. Pemeriksaan/pengujian beton - Slump test - Cube/cylinder moulds c. Pemeriksaan Aspal - Pengujian metode marshal - Ekstraksi dengan metode sentrifugal - Ekstraksi dengan metode refluck - Berat jenis aggregate kasar - Berat jenis aggregate halus - Pengeboran benda uji inti (core drill) - Termometer logam - Penerrometer - Titik lembek - Dan perlengkapan/peralatan lain Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan dilapangan akan dilakukan dengan berpedoman pada beberapa referensi (standar rujukan) sebagai berikut : - Spesifikasi umum dan spesifikasi khusus (bila ada) - Standar Nasional Indonesia (SNI) - Gambar pelaksanaan (shop drawing) III. Uraian Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan 1. Timbunan Pilihan Pekerjaan urugan pilihan dilaksanakan pada saat cuaca cerah dan pada permukaan badan jalan yang kering. Pekerjaan timbunan pilihan adalah untuk melapis permukaan badan jalan pada daerah-daerah tertentu dalam proses penyiapan badan jalan atau sebagaimana diperintahkan direksi lapangan. Didatangkan material pilihan yang telah disetujui direksi pekerjaan, material pilihan diangkut dengan menggunakan dump truck. Material dihampar pada Badan Jalan yang telah disiapkan menggunakan Motor Grader dengan ketebalan yang merata lalu dipadatkan dengan menggunakan Vibro Roller. Vibro Roller melakukan pemadatan bergerak arah memanjang badan jalan, dimulai dari sisi tepi badan jalan bergerak perlahan kearah as jalan sehingga setiap ruas menerima usaha pemadatan yang sama. Pada area tikungan pemadatan dimulai dari sisi terendah badan jalan bergerak sedikit demi sedikit kearah yang paling tinggi dari penampang badan jalan. Dilakukan penggetaran secukupnya agar material pilihan menyatu dengan tanah dasar dibawahnya. Pemadatan mencukupi apabila roda alat pemadat tidak lagi meninggalkan bekas pada badan jalan, dan telah disetujui direksi lapangan. Selama pemadatan akan dilakukan penyiraman jika diperlukan kadar air. 2. Penyiapan Badan Jalan Motor gader menyiapkan badan jalan dengan melakukan pemotongan, penggaruan dan pembentukan pada permukaan jalan tanah atau kerikil sesuai lebar yang diperlukan untuk penghamparan lapis pondasi aggregat. Pemotongan/penggaruan dilakukan mulai dari lekukan paling dalam dari badan jalan, pada daerah tertentu dimana diperlukan dilakukan pengururan dengan urugan pilihan atau urugan biasa, lalu badan jalan dibentuk sesuai bentuk yang diperlukan untuk penghamparan aggregat. Vibro Roller melakukan pemadatan bergerak arah memanjang badan jalan, dimulai dari sisi tepi badan jalan bergerak perlahan kearah as jalan, sehingga setiap ruas menerima usaha pemadatan yang sama. Pada area tikungan pemadatan dimulai dari sisi terendah badan jalan bergerak sedikit demi sedikit kearah yang paling tinggi dari penampang badan jalan. Dilakukan penggetaran secukupnya agar gelembung-gelembung udara yang mungkin terdapat dalam tanah keluar seluruhnya. Pemadatan mencukupi apabila roda alat pemadat tidak lagi meninggalkan bekas pada badan jalan dan telah disetujui direksi lapangan. 3. Timbunan Biasa dari selain galian sumber bahan (untuk bahu jalan) Pekerjaan timbunan untuk bahu jalan ini dilaksanakan pada saat cuaca cerah dan pada permukaan badan jalan yang kering. Pekerjaan timbunan adalah untuk membentuk bahu jalan setelah selesai pekerjaan penghamparan lapis pondasi aggregat atau setelah selesai pekerjaan pengaspalan atau sebagaimana diperintahkan direksi lapangan. Didatangkan material timbunan yang telah disetujui direksi pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck. Material dibongkar pada kedua sisi luar badan jalan(bahu jalan) lalu diratakan dan dibentuk dengan motor grader. Motor grader melakukan penghamparan dengan hati-hati sehingga tidak merusak lapis pondasi aggregate atau lapis permukaan aspal Vibro Roller melakukan pemadatan bergerak arah memanjang badan jalan, dimulai dari sisi tepi paling luar dari badan jalan bergerak perlahan kearah as jalan. 4. Lapis Pondasi Aggregat Klas A Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah mutu lapis pondasi atas untuk suatu lapisan di bawah lapisan beraspal. Dalam hal ini adalah Aspahatl Treated Base (ATB). Aggregat Seluruh Lapis Pondasi Agregat bersih dari bahan-bahan yang tidak diperlukan, seperti bahan-bahan organik, tanah lempung dan kotoran-kotoran lainnya. Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan sesuai mix design akan dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau pencampur yang disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam hal ini pencampuran dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Tempat penumpukan campuran diberi alas pasir dengan merata sebelum meletakkan campuran dan diberi penutup untuk menghindari dari hujan. Lapis Pondasi Agregat dibawa ke badan jalan dari lokasi pencampuran sebagai campuran yang homogen dan merata, diangkut dengan menggunakan dump truck. Penghamparan Penghamparan dilakukan pada saat cuaca yang cerah atau permukaan badan jalan yang kering. Penghamparan dilakukan dengan cara mekanis dengan menggunakan motor grader. Lapis Pondasi agregat kelas A dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang homogen dan merata, dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan dan merata. Setiap lapis dihampar pada suatu sitem operasi dengan takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut diusahakan sama tebalnya. Lapis pondasi agregat dihampar dan dibentuk dengan menggunakan motor grader dengan metode yang disetujui yang tidak meyebabkan terjadi segregasi pada partikel (pemisahan agregat kasar dan halus). Bahan yang bersegregasi akan diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik. Pemadatan Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dalam hal ini adalah Vibro Roller. Kecuali diperintahkan lain oleh direksi pekerjaan Kontraktor dapat menggunakan mesin pemadat roda karet jika pemadatan dengan Vibro Roller menyebabkan terjadinya degradasi pada aggregate. Operasi penggilasan dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang bersuperelevasi, atau tikungan penggilasan dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan akan dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata. Perbaikan Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memenuhi ketentuan toleransi yang disyaratkan, atau yang permukaannya menjadi tidak rata baik selama pelaksanaan atau setelah pelaksanaan, akan diperbaiki dengan membongkar lapis permukaan tersebut dan membuang atau menambahkan bahan sebagaimana diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali. Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai dikerjakan akibat pengujian kepadatan atau lainnya segera ditutup kembali oleh Kontraktor dengan bahan Lapis Pondasi Agregat, diikuti pemeriksaan oleh direksi pekerjaan dan dipadatkan sampai memenuhi kepadatan dan toleransi permukaan. 5. Lapis Pondasi Aggregat Kelas B Lapis pondasi agregat kelas B digunakan untuk lapis pondasi bawah. Yaitu dihampar pada badan jalan yang telah dipersiapkan dan telah disetujui direksi pekerjaan. Aggregat Seluruh Lapis Pondasi Agregat bersih dari bahan-bahan yang tidak diperlukan, seperti bahan-bahan organik, tanah lempung dan kotoran-kotoran lainnya. Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan sesuai dengan mix design yang diajukan, dikerjakan di Quarryi instalasi pemecah batu atau pencampur yang telah disetujui direksi pekerjaan, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam hal ini pencampuran dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Dalam keadaan apapun tidak akan dilakukan pencampuran di lapangan. Tempat penumpukan campuran diberi alas pasir dengan merata sebelum meletakkan campuran dan diberi penutup untuk menghindari dari hujan. Lapis pondasi agregat dibawa ke badan jalan dari lokasi pencampuran sebagai campuran yang homogen dan merata dengan menggunakan dump truck. Penghamparan Penghamparan dilakukan pada saat cuaca yang cerah atau permukaan badan jalan yang kering. Penghamparan dilakukan dengan cara mekanis dengan menggunakan motor grader. Lapis pondasi agregat kelas B dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang merata dan dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan dan merata.. Setiap lapis dihampar pada suatu sitem operasi dengan takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut diusahakan sama tebalnya. Lapis Pondasi Agregat dihampar dan dibentuk dengan menggunakan motor grader dengan metode yang disetujui yang tidak meyebabkan terjadinya segregasi pada partikel (pemisahan antara agregat kasar dan halus). Bahan yang bersegregasi akan diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik. Pemadatan Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dalam hal ini adalah Vibro Roller. Kecuali diperintahkan lain oleh direksi pekerjaan Kontraktor dapat menggunakan mesin pemadat roda karet jika pemadatan dengan Vibro Roller menyebabkan terjadinya degradasi pada aggregate. Operasi penggilasan dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang bersuperelevasi, atau tikungan penggilasan dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan akan dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata. Perbaikan Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memenuhi ketentuan toleransi yang disyaratkan, atau yang permukaannya menjadi tidak rata baik selama pelaksanaan atau setelah pelaksanaan, akan diperbaiki dengan membongkar lapis permukaan tersebut dan membuang atau menambahkan bahan sebagaimana diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali. Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai dikerjakan akibat pengujian kepadatan atau lainnya segera ditutup kembali oleh Kontraktor dengan bahan Lapis Pondasi Agregat, diikuti pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan dan dipadatkan sampai memenuhi kepadatan dan toleransi permukaan. 6. Lapis Resap Pengikat Lapis Resap Pengikat adalah pemberian lapis aspal pada permukaan lapis pondasi jalan untuk pertama kali. Aspal yang digunakan adalah aspal cair dengan viscositas rendah dengan maksud lapis pondasi tersebut terlindungi sebelum pemberian lapis permukaan. Campuran adalah berupa aspal dan minyak tanah dengan perbandingan sebagaimana yang terdapat dalam dokumen penawaran. Tujuan dari pemberian lapis ini adalah : - Memberikan lapis kedap air pada permukaan lapis pondasi. - Menutup lubang-lubang kecil pada permukaan lapis pondasi. - Menutup/melapisi butir-butir batu yang lepas, sehingga butiran tersebut saling mengikat. - Membantu mengadakan ikatan yang baik antara lapis pondasi dan lapis permukaan. Campuran disemprotkan dengan menggunakan Asphalt Sprayer pada bidang lapis pondasi yang akan diaspal. Penyemprotan dilakukan dengan merata sesuai dengan lebar hamparan base A. Setelah itu cairan dibiarkan meresap paling kurang 24 Jam. 7. Asphalt Treated Base (ATB) Dalam pelaksanaan pekerjaan ini yang berupa pelapisan akan dirangkaikan dengan beberapa pekerjaan lainnya. Diantaranya adalah pengaturan lalu lintas, menjaga keselamatan umum dan memperlancar arus lalu lintas disekitar pekerjaan. Disamping itu akan dipasang rambu lalu lintas maupun fasilitas lainnya disetiap tempat dimana pelaksanaan konstruksi dapat mengganggu arus lalu lintas. Semua rambu-rambu dan rintangan akan dipasang garis-garis reflector atau semacamnya sehingga akan terlihat jelas pada malam hari. Peralatan yang digunakan berhubung dengan pekerjaan ini adalah : - AMP (asphalt mixing plant) alat untuk mencampur aspal - Dump Truck sebagai alat pengangkut aspal - Air Compressor alat pembersih existing jalan dari debu - Asphalt Finisher sebagai alat penghampar - Steel Wheel Roller dan Peneumatic Tire Roller sebagai alat pemadat Seluruh permukaan jalan yang akan dilapisi terlebih dahulu dibersihkan dengan air compressor agar debu-debu maupun kotoran lainnya dapat hilang sehingga pemukaan menjadi bersih. Lalu dipasang garis pembatas pada kedua sisi badan jalan yang akan diaspal sebagai acuan dalam pelaksanaan penghamparan. Segera setelah persiapan pelaksanaan selesai segera dilanjutkan dengan penghamparan dan pemadatan. Dalam proses penghamparam dan pemadatan ini ada beberapa hal yang akan menjadi perhatian lebih dan akan dijaga oleh kontraktor yaitu temperature, ketebalan dan jumlah lintasan. Pemadatan dilakukan dalam 3 (tiga) kali proses yaitu : - Pemadatan pertama (breakdown rolling) merupakan pemadatan awal segera setelah campuran aspal digelar (dibelakang finisher kurang lebih 50 M). suhu pemadatan adalah sekitar 115 0 C atau antara 0 10 menit setelah penghamparan, dengan menggunakan alat pemadat Tandem Roller yang berat serta jumlah lintasannya disesuaikan dengan persyaratan yang akan dicapai. - Pemadatan kedua (intermediate rolling) adalah pemadatan tengah setelah pemadatan pertama (berjarak kurang lebih 50 M) suhu pemadatan sekitar 100 0 C atau 10 20 menit setelah penghamparan, menggunakan alat pemadat Pneumatic Tire Roller. Maksud dari pemadatan ini adalah memberikan kepadatan yang lebih merata, memperoleh permukaan yang lebih baik dan merapatkan retak-retak rambut pada bagian permukaan dan memperbesar stabilitas lapisan. - Pemadatan terakhir (finishing rolling) dilakukan setelah pemadatan kedua sehingga masih memungkinkan dapat menghilangkan bekas roda dari penggilasan kedua. Suhu pemadatan sekita 75 0 C/80 0 C atau 20 40 menit setelah penghamparan, dengan alat pemadat Steel Wheel Roller. Hal-hal yang akan menjadi perhatian Kontraktor selama proses penggelaran dan pemadatan campuran aspal adalah : - Selama penggilasan roda alat pemadat selalu dalam keadaan basah agar permukaan selalu bersih dan tidak ada bahan yang terbawa roda. - Alat pemadat berjalan perlahan dengan kecepatan merata, untuk pemadat roda baja 3 - 4 KM/jam dan roda karet 7 8 KM/jam. Selama penggilasan roda gerak diletakkan didepan, alat pemadat tidak diletakkan diam/parkir pada lapisan yang telah dipadatkan tetapi belum dingin. Pemeliharaan Sebelum masuk masa pemeliharaan dilakukan pengecekan bersama antara Pengawas, Owner dan Kontraktor pada setiap bagian pekerjaan. Adapun hasil pengecekan bersama dituangkan dalam bentuk lembar defeklist pekerjaan guna mempermudah pelaksanaan perbaikan. Pemeliharaan badan jalan dilaksanakan setelah masa pelaksanaan dan pengecekan akhir semua pekerjaan selesai serta disetujui oleh owner dan Pengawas. Pada masa pemeliharaan secara periodic dilakukan pengecekan berkala terhadap sistem fungsi item pekerja yang dikerjakan. Masa pemeliharaan akan dilaksanakan oleh kontraktor sesuai masa kontrak yang ditentukan. Untuk lebih jelasnya kapan dilaksanakan kegiatan pemeliharaan dapat dilihat pada schedule A P D Sebagai gambaran, apabila dilakukan pekerjaan galian harus dilihat jenis tanahnya. Dari jenis tanah ini dibuatlah kemiringan galian yang dimungkinkan. Di sekitar keliling galian dibuatlah pengaman dan rambu-rambu peringatan. Rambu-rambu peringatan dapat berupa tulisan ataupun garis/tali batas aman dari bahan yang mudah dilihat (reflector) Untuk pekerja yang melaksanakan pekerjaan aspal diwajibkan memakai safety shoes dan sarung tangan yang sesuai. Untuk keselamatan selama alat berat bekerja diberi rambu-rambu peringatan dan terus menerus mewaspadai dan menjaga keselamatan pemakai jalan terutama anak-anak. Kesimpulan Dari metode pelaksanaan tersebut maka dapat diperkirakan waktu pelaksanaan tiap tiap pekerjaan dan dapat diperkirakan item item pekerjaan mana saja yang pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara bersamaan untuk kemudian dapat dibuat time schedule proyek secara keseluruhan yang seefisien mungkin sehingga tuntutan pekerjaan dapat terpenuhi khususnya mengenai ketepatan waktu. Demikian Metode pelaksanaan ini kami sampaikan sebagai kelengkapan dari dokumen penawaran.