pada Rhinitis Alergi bila penanganan dengan farmakoterapi telah gagal untuk mengontrol gejala atau telah terjadi toleransi Alergen diberikan secara bertahap dengan dosis yang makin mengingkat hingga dosis maintenance tercapai Mekanisme Kerja Induksi pembentukan IgG (blocking antibody) Penurunan produksi IgE Penurunan pengerahan sel efektor Perubahan keseimbangan sitokin (pergeseran dari Th2 ke Th1) Anergi sel T Induksi terjadinya Sel T regulator Indikasi Alergi pada pasien harus diketahui secara akurat, baik dari riwayat pasien maupun dari pemeriksaan skin test atau darah. Pasien harus kooperatif dan diedukasi bahwa imunoterapi dilakukan dalam jangka waktu yang panang dan tidak boleh terputus, serta sifatnya tidak kuratif.
Kontraindikasi Pasien yang menggunakan b-blockers. Pasien yang memiliki penyakit kronik yang dapat menyebabkan hipotensi, bronkospasme, imunodefisiensi, malignancy, penyakit autoimun. Hamil Pasien tidak kooperatif Pasien mengalami efek samping yang berat saat melakukan terapi sebelumnya Asma berat yang tidak terkontrol Anak usia <5 tahun KLASIFIKASI Subcutaneous Immunotherapy (SCIT) Sublingual Immunotherapy (SLIT) Subcutaneous Immunotherapy (SCIT) SCIT menggunakan ekstrak allergen yang disuntikkan secara subkutan, lokasi penyuntikan biasnaya dilakukan pada lengan atas Penyuntikkan awal dilakukan dengan dosis terendah yang kemudian akan dinaikkan. Penyutikan biasa dilakukan tiap minggu hingga tercapai dosis maintenance Bila dosis maintenance telah tercapai, penyuntikan bisa dilakukan tiap 2 minggu atau 4 minggu Sublingual Immunotherapy (SLIT) SLIT menggunakan ekstrak allergen yang diletakkan di bawah lidah sekitar 1-2 menit sebelum ekstrak allergen ditelan Penggunaan SLIT pada pasien Rhinitis Alergi terbukti mengurangi gejala Efek Samping 3 sampai 7% pasien dapat mengalami reaksi sistemik, dan dapat terjadi pada setiap 250 sampai 1600 penyuntikan dapat terbatas pada urtikaria, tetapi 40-70% dapat mengenai saluran pernafasan (stridor, rinitis, mengi) dan hampir 10% disertai hipotensi Efek samping yang fatal dapat terjadi pada 1:2 juta atau 1:3 juta suntikan Sering terjadi pada waktu pemberian dosis maintenance Efek samping sistemik SCIT>SLIT Efek samping lokal SCIT<SLIT lebih sering terjadi pada: anak remaja dan pada waktu pajanan terhadap alergen tinggi asma yang terkontrol buruk riwayat pernah timbul reaksi sistemik pada imunoterapi sebelumnya pemilihan pasien pada imunoterapi yang tidak selektif perubahan dari allergen satu ke yang lain pada pemberian dosis pertama tidak tersedianya peralatan resusitasi jantung paru MONITORING Tekanan darah dipantau sebelum dan selama 30-60 menit setelah penyuntikan Arus puncak ekspirasi dipantau sebelum dan selama 30-60 menit setelah penyuntikan Lihat respon pasien terhadap pajanan alergen, apakah ada kemerahan dan indurasi bahkan oedem selama satu jam saat uji alergi. Bila oedem dan kemerahan terlihat hebat maka perlu dipertimbangkan lagi dosis yang akan diberikan atau premedikasi sebelum penyuntikkan. Gejala pada mata, hidung berair, gatal, sensai hangat pada seluruh tubuh, urtikaria merupakan tanda awal terjadinya efek samping sistemik Bila terjadi hipotensi dan distress pernapasan, perlu diberikan adrenalin.