Anda di halaman 1dari 51

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA
AUSTRALIAN
INTERNATIONAL DEVELOPMENT
ASSISTANCE BUREAU
SISTEM MANAJEMEN JEMBATAN
PANDUAN
PROSEDUR
UM UM
IBMS
FEBRUARI 1993
SMEC Kinhill J o int Venture
SNOWMOUNTAINS ENGINEERING CORPORATION LIMITED KINHILL ENGINEERING PTY LTD
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
1.1 UMUM 1 - 1
1.2 TUJ UAN PANDUAN 1 - 1
1.3 BAGAIMANA MENGGUNAKAN PANDUAN INI 1-2
1.4 RUANG LINGKUP PANDUAN 1 - 2
1.5 SIAPA HARUS MENGGUNAKAN PANDUAN 1-2
2. PANDANGAN UMUM SMJ
2.1 TUJ UAN SMJ 2 -1
2.2 KEGIATAN SMJ 2- 2
2.2.1 Kerangka Kerja Kebijaksanaan 2-3
2.2.2 Pemeriksaan 2- 3
2.2.3 Tindakan Darurat 2-4
2.2.4 Tingkat Muatan Beban 2-4
2.2.5 Sistim Informasi Manajemen (SIM) 2-4
2.2.6 DataBase J embatan 2-4
2.2.7 Rencana dan Program 2-5
2.2.8 Penyelidikan J embatandan Perencanaan Teknik 2-5
2.2.9 Bahan J embatan 2-5
2.2.10 Pelaksanaan 2-5
2.2.11 Pemeliharaan dan Rehabilitasi 2-6
2.2.12 Pemantauan 2 -6
3. PROSEDUR UMUM SMJ
3.1 KERANGKA KERJ A KEBIJ AKSANAAN 3-7
3.2 PEMERIKSAAN J EMBATAN 3 -8
3.2.1 Umum 3 -8
3.2.2 Personil 3 -9
3.2.3 Perencanaan Umum dan Penganggaran untuk Pemeriksaan
J embatan 3 -10
3.2.4 Pemeriksaan Rutin dan Mendetail 3-10
3.2.5 PelaksanaanPemeriksaan 3 -10
3.2.6 Pelaporan, Masukan Data dan Audit Data 3-11
3.3 PEMERIKSAAN KHUSUS 3 -11
3.3.1 Umum 3 -11
3.3.2 Personil 3-12
3.4 TINGKAT MUATAN BEBAN J EMBATAN 3-12
3.5 TINDAKAN DARURAT 3-12
3.6 SPJ AW-SIM DAN DATABASE J EMBATAN 3-13
3.6.1 Umum 3 -13
3.6.2 Berhadapan dengan IRMS 3-14
3.6.3 Back-up Data 3-15
3.7 PENYARINGAN DAN TEKNIK PERINGKAT 3 -15
3.8 PENILAIAN EKONOMI DAN PERINGKAT 3-15
3.9 TAHUNAN WAKTU SEKARANG DAN RENCANA LIMA TAHUNAN 3-16
3.10 PEMERIKSAAN DATA, SURVAI LAPANGAN DAN PROGRAM
PENANGANAN 3 -16
3.11 PENYIAPAN PROGRAM PERENCANAAN TEKNIK 3-17
3.12 PENYIAPAN DAN MENINJ AU PROGRAM ANGGARAN 3-17
BMS1-M.1- Panduan Prosedur Umum IBMS
i
3.13 PENYELIDIKAN DAN PERENCANAAN TEKNIK 3-19
3.13.1 Umum 3-19
3.13.2 Penyelidikan 3-21
3.13.3 Perencanaan J embatan Untuk J embatan Baru atau
PenggantianJ embatan 3-22
3.13.4 Perencanaan J embatan untuk Rehabilitasi J embatan 3-23
3.14 PROSES PELELANGAN J EMBATAN 3-24
3.15 PELAKSANAAN J EMBATAN 3-24
3.16 MANAJ EMEN BAHAN J EMBATAN 3-25
3.17 PEMANTAUAN 3-25
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Panduan SMJ
LAMPIRAN 2 Organisasi J embatan dalam Lingkungan
Departemen Pekerjaan Umumdan
DepartemenDalamNegeri
LAMPIRAN 3 Tugas/Kewajiban:
- Pengawas SMJ
- Inspektur J embatan
BMS1-M.1- Panduan Prosedur Umum IBMS
ii
1. PENDAHULUAN
1. 1 UMUM
J embatan adalah penghubung yang penting pada J aringan J alan dan mewakili suatu
investasi yang besar. Indonesia mempunyai kurang Iebih 25.000 jembatan dan
penyeberangan lain pada jalan Nasional dan Propinsi, dan lebih dari 60.000 pada jalan lokal
dan jalan kota. Pengelolaan yang sehat jembatan ini dan penggunaan dana yang optimum
untuk pemeliharaan, perbaikan dan penggantian adalah penting untuk pembangunan
dan kelangsungan hidup transportasi dan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia.
Sistem Manajemen J embatan (SMJ ) membantu Pemerintah yang bergerak dalam
Pembangunan dan Desentralisasi. BMS memungkinkan membuat rencana dalam cara
sistimatis dan menyediakan prosedur seragam untuk semua aktivitas jembatan pada tingkat
Nasional dan Propinsi.
Adalah penting bahwa semua perencanaan umum didasarkan kepada data yang dapat
dipercaya dan prosedur yang seragam digunakan untuk penyiapan program pekerjaan
jembatan juga penting dalam pelaksanaan dan pemantauan pekerjaan jembatan
dilaksanakan untuk suatu perencanaan yang pantas sehubungan dengan standar yang
tinggi, dan teknik pelaksanaan untuk meyakinkan umur jembatan yang maksimum .
Agar supaya memenuhi persyaratan ini, Ditjen Bina Marga telah mengembangkan Sistem
Manajemen J embatan untuk memungkinkan merencanakan, melaksanakan dan memantau
semua aktivitas jembatan dalam suatu kebijaksanaan secara keseluruhan.
Khususnya dengan jumlah yang besar jembatan yang harus diganti sejak tahun 1970 - an,
Indonesia sekarang telah meningkatkan dana untuk Pemeliharaan dan Rehabilitasi
jembatan-jembatan yang ada, selama Penggantian J embatan perlu pengurangan. Dengan
SMJ memungkinkan DitJ en Bina Marga untuk mengidentifikasikan dan menyiapkan
penanganan yang diperlukan untuk mempertahankan jembatan tetap berfungsi dan
memperingkatnya sesuai dengan prioritas untuk program Pengerjaan.
Sistim Manajemen J embatan dikembangkan hingga kini adalah untuk jembatan-jembatan di
jalan-jalan antar wilayah Nasional dan Propinsi dan disebut Sistim Manajemen J embatan Antar
Wilayah =SMJ AW (Interurban BMS =IBMS).
Panduan ini menjelaskan prosedur secara keseluruhan untuk mengikuti pelaksanaan Sistim
Manajemen J embatan =SMJ (Bridge Management System=BMS) di Indonesia.
Sistem Manajemen J embatan (SMJ ) diterapkan untuk semua pelintasan pada jalan-jalan
Nasional dan Propinsi yang berbentang atau panjang yang lebih besar dari 2,0 m.
1. 2 TUJUAN PANDUAN
Tujuan Panduan Prosedur Umum ini untuk menyediakan prosedur umum yang sederhana
bagi untuk pekerjaan Sistim Manajemen J embatan (SMJ ) di Indonesia. Panduan ini
menyediakan suatu peninjauan luas pekerjaan SMJ dan mengacu kepada semua Panduan
SMJ yang lain untuk prosedur kerja secara rinci. Panduan ini menyediakan pedoman untuk
kerja SMJ secara keseluruhan.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
1-1
1. PENDAHULUAN
1. 3 BAGAIMANA MENGGUNAKAN PANDUAN INI
Panduan ini harus dibaca secara keseluruhan agar supaya pembaca memperoleh suatu
pengertian secara keseluruhan SMJ .
Keterangan dari pada Prosedur umum pada Panduan ini mengikuti dua buah bagan dalam
Gambar 1 dan 2 yang menunjukkan komponen SMJ (Gambar 1) dan bagan alir aktivitas
(Gambar 2) SMJ .
1. 4 RUANG LINGKUP PANDUAN
Panduanini terdiri dari 4Bagian:
Bagian 1 - PengenalanPanduan
Bagian 2 - Memberikan peninjauan luas SMJ
Bagian3 - Text utama Panduan, mengemukakan Prosedur Umum untuk pelaksanaan semua
aktivitas SMJ .
Bagian 4 - Berisi Lampiran yang memberikan keterangan terkait bahwa bukan bagian
Prosedur. Lampiran berisi:
Lampiran 1 Daftar Panduan SMJ
Lampiran2 Garis besar Ditjen Bina Marga dan DPUP yang berhubungan dengan
pekerjaan jembatan
Lampiran3 Tugas/Kewajiban Petugas SMJ di Propinsi.
1. 5 SIAPA HARUS MENGGUNAKAN PANDUAN
Panduan ini harus digunakan oleh semua petugas yang terlibat dalam aktivitas SMJ sehingga
mereka dapat memperoleh suatu pengertian yang jelas cara kerja SMJ dan bagaimana
aktivitas mereka yang siap dimasukkan kedalamSMJ .
Panduan harus dibaca oleh semua pimpinan di Ditjen Bina Marga dan Bina Marga di Propinsi yang
terlibat dengan perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan J alan danJ embatan.
Perhatikanlah bahwa semua acuan SMJ (BMS) dalam Panduan ini adalah untuk Sistim
Manajemen J embatan Antar Wilayah =SMJ AW(interurbanBMS =IBMS).
Apabila diperlukan keterangan Iebih lanjut pada aspek teknis atau aktivitas lain, pemakai harus
mengacu kepada Panduan yang telah ditulis untuk tiap komponen SMJ . Suatu daftar Panduan
dihasilkan untuk SMJ dimasukkandalam Lampiran 1.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
1-2
2. PANDANGAN UMUM SMJ
2.1 TUJUAN SMJ
Tujuan keseluruhan SMJ adalah memberikan kepada Ditjen Bina Marga dan Bina Marga
Propinsi suatu alat untuk :
mendukung Pembangunan dan Komunikasi Bangsa melalui suatu fungsi dan
jaringan jembatan yang aman dan untuk
pemanfaatan dana yang tersedia secara optimum untuk pekerjaan jembatan.
SMJ memberikan fasilitas untuk:
pencatatan inventarisasi semua jembatan
- SMJ termasuk Sistem Manajemen. Informasi (SMJ AW-SIM) dan suatu
"Database" untuk semua jembatan pada jalan Nasional dan Propinsi di
Indonesia yang memberikan akses yang mudah untuk informasi pada semua
jembatan.
kondisi, lalu lintas dan penilaian daya beban
- semua jembatan diinspeksi dan dinilai untuk Kondisi, Kapasitas Lalu Lintas
dan Daya Beban yang Dipikul.
identifikasi jembatan untuk penanganan:
- jembatan yang kondisinya rusak, terlalu sempit atau tidak cukup kuat untuk
memikul Ialu lintas normal disaring dan alternatif strategi penanganan
disiapkan untuk perbaikan, perkuatan, pelebaran, penggandaan atau
penggantian. Penanganan yang paling ekonomis dapat ditentukan.
peringkat prioritas pekerjaan jembatan :
- jembatan-jembatan yang diusulkan untuk ditangani dibuat peringkat dalam
urutan prioritas ekonomis untuk meyakinkan bahwa jembatan-jembatan
ditangani dalam suatu urutan yang bijaksana.
alokasi dana yang optimum:
- dengan menentukan strategi penanganan yang optimum (paling ekonomis)
untuk suatu jembatan, dan peringkat jembatan dalam urutan prioritas, adalah
meyakinkan bahwa dana dikeluarkan dalam suatu cara yang bijaksana.
prosedur standar untuk pelaksanaan semua pekerjaan jembatan:
- prosedur standar tersedia untuk setiap kegiatan utama penanganan
jembatan mulai dari survai pendahuluan sampai pada pelaksanaan
konstruksi jembatan dan pemeliharaan. Prosedur dijelaskan secara
lengkap dan berurutan dalam Panduan.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
2-1
2. PANDANGAN UMUM SMJ
2.2 KEGIATAN SMJ
Suatu bagan komponen SMJ yang utama ditunjukkan dalam Gambar 1.
KOMPONEN SMJ
Gambar 1
Keterangan Iebihlanjut mengenai setiap komponen ini diterangkan dalamBab berikut ini.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
2-2
2. PANDANGAN UMUM SMJ
2. 2. 1 Kerangka Kerja Kebijaksanaan
Kerangka Kebijaksanaan telah dikembangkan oleh Ditjen Bina Marga pada saat dimulainya periode
perencanaan umum, dan termasuk kebijaksanaan standar kondisi jembatan, standar lebar jalan,
ruas strategi, prioritas ruas, kapasitas beban dan sebagainya.
2. 2. 2 Pemeriksaan
Ada empat jenis pemeriksaanditetapkan didalamSMJ untukmengumpulkan data jembatan.
Pemeriksaan Inventarisasi
Pencatatan jembatan ini dalam database dan pencatatan administrasi, geometrik,
bahan,administrasi, dan data syarat umum.
Pemeriksaan Mendetail
Ini dilaksanakan pada jarak waktu 5 tahun maksimum untuk menilai kondisi detail jembatan dan
semua elemennya. Ada tingkat hirarki untuk elemen jembatan, untuk fasilitas inspeksi, dan
laporan yang dilaksanakan pada kemungkinan tingkat yang paling tinggi. Kondisi jembatan
dan elemen dicatat pada skala nol sampai lima, dengan tingkat nol adalah jembatan atau
elemen dalam kondisi 'baru' dan tingkat lima untuk masa pelayanan tidak lama. Nilai
Kondisi berasal dari suatu seri pertanyaan yang obyektif yang aslinya dikembangkan
oleh Sistem Manajemen J embatan Denmark dan telah dimodifikasi untuk kondisi
Indonesia. Prosedur ini membantu untuk menghilangkan subyektivitas dari asal mula Nilai
Kondisi.
Suatu Pemeriksaan Detail juga dilaksanakan pada kesimpulan semua pekerjaan jembatan
utama untuk mendapatkan data yang terbaru.
Selama suatu Pemeriksaan Detail, Inspektur J embatan memeriksa Data Inventarisasi dan ia
dapat membuat rekomendasi untuk penanganan dan Pemeriksaan Khusus.
Pemeriksaan Rutin
IN dilakukan tahunan untuk memeriksa bahwa Pemeliharaan Rutin sedang dilaksanakan
secara efektif dan untuk menemukan setiap keadaan yang tidak dilaporkan yang mungkin
memerlukan Tindakan Darurat.
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Khusus diperlukan sebagai hasil yang diperoleh dari Pemeriksaan Detail. Suatu
Pemeriksaan Khusus dapat juga diperlukan sebagai bagian pemeriksaan data sebelumnya
untuk pemrograman pekerjaan utama ditentukan dari proses penyaringan pada SMJ AW-
SIM.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
2-3
2. PANDANGAN UMUM SMJ
Suatu Pemeriksaan Khusus adalah penyelidikan detail kerusakan dan sifat material elemen
yang ditetapkan, seperti pengujian inti beton. Pemeriksaan Khusus dapat juga dilaksanakan
untuk menambah Pemeriksaan Detail dalam hal Inspektur J embatan tidak mempunyai
peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan inspeksi (misainya pemeriksaan dalam air), dan
untuk pemantauan berkala elemen jembatan yang ditetapkan.
2.2.3 Tindakan Darurat
Tindakan Darurat dilakukan apabila kondisi suatu jembatan tidak aman untuk kendaraan dan
pejalan kaki dan bila jembatan ada dalam bahaya yang segera runtuh. Tindakan ini harus
diberi prioritas jika ditentukan bahwa jembatan dalam resiko dan harus tetap berfungsi.
Tindakan yang diambil termasuk rehabilitasi, perbaikan ringan atau berat atau penggantian.
2.2.4 Ti ngkat Muatan Beban
Tingkat Muatan Beban adalah suatu ukuran beban yang mendukung kemampuan jembatan di
ukur terhadap truk standar untuk jalan (route) dimana jembatan itu berada. (Pada saat ini,
Modul Tingkat Muatan Beban tidak tersedia pada SPJ AW-SIM. Tetapi, prosedurnya
dijelaskan pada Peraturan Perencanaan J embatan).
2.2.5 Sistim Informasi Manajemen (SIM)
SMJ AW-SIM membentuk bagian Sistim Informasi Manajemen Ditjen Bina Marga secara
keseluruhan. SMJ AW-SIM berisi Database jembatan dan suatu deretan program komputer
yang membolehkan pemakai untuk.
memasukkan dan mendapatkan kembali data
menyiapkan laporan standar jembatan
menanyakan "database" bagi setiap kombinasi keterangan
Penyaringan, Peringkat dan penyiapan ProgramPenanganan
menyiapkan rencana umum Tahunan dan Lima Tahunan.
menentukan penanganan yang paling ekonomis untuk tiap jembatan.
SMJ AW-SIM diintegrasikan dengan Database J alan Interurban Road Management System
(IRMS ).
2.2.6 DataBase Jembatan
Semua data jembatan yang tersedia disimpan dalam suatu Database J embatan ditahan pada
tiap propinsi dan di Ditjen Bina Marga J akarta. Database J embatan terdiri dari:
- komputerisasi Database J embatan, dan
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
2-4
2. PANDANGAN UMUM SMJ
- arsip jembatan secara manual, terdiri dari data yang tidak dapat di masukkan
kedalam komputer, seperti bentuk pemeriksaan asli, foto, gambar dan
sebagainya.
2. 2. 7 Rencana dan Program
Perencanaan dan Pemrograman melibatkan penyiapan Program Kerja untuk Penggantian,
J embatan baru, Rehabilitasi, Pemeliharaan. SMJ memungkinkan menyiapkan Program
yang harus dilaksanakan dalam cara yang sistimatis dengan memanfaatkan SMJ AW-SIM
sebagai alat untuk penyaringan, penilaian ekonomi, peringkat dan penganggaran.
2. 2. 8 Penyelidikan Jembatan dan Perencanaan Teknik
Setelah program jembatan diselesaikan, penyelidikan lapangan, letak lapangan dan
perencanaan tehnik pendahuluan dilaksanakan sebelum menyelesaikan perencanaan tehnik
pekerjaan jembatan.
Penyelidikan jembatan termasuk
survai penjajakan
survai topografi
penyelidikan tanah
survai hidrologi
Mengikuti penyelidikan ini, perencanaan detail tehnik dan penyiapan dokumen tender
dilaksanakan.
SMJ mencakup peraturan dan prosedur untuk Perencanaan Tehnik J embatan, dan
Spesifikasi Standar untuk Konstruksi J embatan dan Rehablitasi.
2. 2. 9 Bahan Jembatan
SMJ mencakup prosedur untuk pengelolaan lapangan penyimpanan bahan jembatan utama dan
untuk mengalokasikan bentang jembatan dan komponen jembatan standar yang
disediakan menurut bermacam-macamKontrak.
2.2.10 Pel aksanaan
SMJ mencakup prosedur standar untuk pengawasan pelaksanaan jembatan dan Panduan
yang menjelaskan bermacam-macam tehnik pelaksanaan konstruksi jembatan.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
2-5
2. PANDANGAN UMUM SMJ
2. 2. 11 Pemeliharaan dan Rehabilitasi
Pemeliharaan dan Rehabilitasi jembatan yang ada diperlukan untuk mempertahankan fungsi
sebaik-baiknya dan untuk mencegah jembatan runtuh. SMJ mencakup prosedur untuk
Pemeliharaan dan Rehabilitasi jembatan.
2.2.12 Pemant auan
Pekerjaan jembatan dipantau dan data dimasukkan kedalam SMJ AW-SIM sehingga pada
setiap saat data yang terbaru yang disimpan didalam "Database" jembatan.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
2-6
3. PROSEDUR UMUM SMJ
Bab ini mengemukakan Prosedur Umum pekerjaan SMJ , termasuk peninjauan luas kerja
Sistem sehingga pembaca akanmengerti hubunganantara aktivitas, waktu dantanggung jawab.
Suatu Bagan Alir Umum ditunjukkan dalam Gambar 2.. Bagan Alir didasarkan pada aktivitas dari
pada komponen. Semua jembatan dipertimbangkan sebagai bagian bagan ini dan akan
mengalami satu jenis pekerjaan jembatan setiap tahun.
Uraian prosedur mengikuti bbagan alir, sehingga pembaca dapat dengan mudah melihat
dimana aktivitas berputar.
Guna mengidentifikasikan pertanggung jawaban secara umum untuk kerja SMJ , suatu
jadwal aktivitas dan pertanggung jawaban ditunjukkan dalam Gambar 3. Ini menunjukkan
aktivitas yang mengacu pada Bagan Alir, bersama-sama dengan organisasi yang
bertanggung jawab dan waktu yang direkomendasikan untuk melaksanakan aktivitas. Agar
supaya menyederhanakan bagan, sub aktivitas, khususnya untuk proses penganggaran
(penyiapan DUP, Satuan Ill, DIP dan lain-lain) tidak tercakup. Prosedur tersebut
didokumentasikan dalam Panduan Ditjen Bina Marga yang lain dan SMJ .
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-1
3. PROSEDUR UMUM SMJ
SMJ - BAGAN ALIR
Gambar 2
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-2
3. PROSEDUR UMUM SMJ
Gambar 3 - Kegiatan Umum Operasi SMJ
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-3
3. PROSEDUR UMUM SMJ
AKTIVITAS SMJ URAIAN DANA DARI
DILAKUKAN
OLEH
REFERENSI
BAHAN DAN
PERALATAN
PENGUMPULANDATA - PEMERIKSAAN
Persiapan Program
Pemeriksaan
Pada setiap akhir tahun program
pemeriksaan untuk tahun mendatang
harus ditentukan dengan menggunakan
SMJ AW-SIMdan dana pasti.
Rutin Pengawas SMJ Komputer SMJ
. PanduanIBMS MIS
. PanduanRencana&
Program IBMS
Pemeriksaan Inventarisasi Pemeriksaan pertama jembatan pada awal
SMJ .
PBO - APBN. Inspektur
J embatan
Propinsi
Panduan Pemeriksaan
SMJ Peralatan
Pemeriksaan
Pemeriksaan Inventarisasi -
setelah pekerjaan baser
Setelah jembatan baru dibangun atau
melaksanakan pekerjaan rehabilitasi.
Pengawas
J embatan
Inspektur
J embatan
Propinsi
Mobil SMJ Panduan
Pemeriksaan SMJ
Pemeriksaan Mendetail Merinci evaluasi kondisi jembatan dan
semua elemen. Termasuk memperbaharui
inventarisasi
PBO - APBN. Inspektur
Senior.
Panduan Pemeriksaan
SMJ
Pemeriksaan Rutin Pemeriksaan tahuan untuk melaporkan
kualitas dari pemeliharaan dan setiap
perbaikan darurat atau panting.
PBO atau
Proyek
Pemeliharaan
Inspektur
Cabang
Panduan Pemeriksaan
SMJ
Masukan data Inspeksi ke
Komputer
Cek dan masukkan data ke Komputer SMJ
di Propinsi
PBO. Operator atau
Inspektur PB
Komputer SMJ
Holding File SMJ
Laporan Pemeriksaan Rutin Laporan dikirim dari Cabang ke DBM.
Pemeliharaan Rutin dgn Kontrak: Laporan
di kirim ke Kepala Dines Bina Marge untuk
diambil tindakan melalui proyek.
Pemeliharaan Rutin dengan kontrak harian:
laporan diambil tindakan oleh Pengawas di
Cabang dan salinan ke Pengawas SMJ
PBO atau
Proyek
Pemeliharaan
Inspektur
Cabang.
Arsip Data Inspeksi. Buku data, photo dll di arsip din Arsip Data
SMJ .
PBO. Petugas Arsip
atau Inspektur
PB
Arsip Data SMJ
KirimData ke J akarta. Dikirim secara bulanan data SMJ ke
J akarta untuk dimasukkan ke Databas
jembatan pusat dikirim dengan disket
atau melalui modem
PBO. Pengawas SMJ Disket. modem
Penerimaan data yang
dikirim dari Propinsi dan
Pemasukkan Data
Penerimaan data SMJ dari Propinsi
dan dimasukkanke Database Pusat
SMJ .
Rutin Operator di
Bipran,
Kordinator SMJ
Komputer SMJ
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-4
3. PROSEDUR UMUM SMJ
AKTIVITAS SMJ URAIAN DANA DARI
DILAKUKAN
OLEH
REFERENSI
BAHAN DAN
PERALATAAN
RENCANA DAN PROGRAM
Pengoperasin Komputer SMJ Komputer SMJ berisi database jembatan
dan program yang dibutuhkan untuk
menjalankan Rencana dan Program SMJ
dan komponen Pemrograman. Ini adalah
pusat SMJ dan harus dioperasikan setiap
hari untuk perencanaan dan kontrol untuk
semua aktivitas jembatan
Dana Rutin den
PBO
Pengawas SMJ Komputer SMJ
Panduan IBMS-SIM
Panduan Rencana &
Program IBMS
Menggunakan Komputer
SMJ .
Pengoperasian Komputer SMJ Rutin. Pengawas SMJ
dan staff lain di
DBM Seksi
Perencanaan
Kepalan Seksi
Perencanaan
Meninjau ulang
kebijaksanaan perencanaan
dan kerangka kerja
Kebijaksanaan berhubungan dan
pembangunan Nasional dan Propinsi,
transportasi darat, kebijaksanaan
manajemen jembatan dan prioritas dan
membuat standar.
Rutin. Kebijaksanaan
Nasional -
BIPRAN dan
seksi J embatan
(sub-seksi
Perencanaan)
dikoordinasikan
oleh
BAPPENAS,
Dept.
Perhubungan
Darat dli.
Kebijaksanaan
Propinsi oleh
DBM seksi
Perencanaan di
koordinasikan
oleh BAPPEDA
dan dibawah
petunjuk
Bipran.
Laporan
Pembangunan,
BAPPENAS,
BAPPEDA,
Kebijaksanaan yang
sekarang dalam
pengembangan
Prioritas ruas jalan Siapkan prioritas untuk ruas jalan dan
desakan ruas
Desakan ruas akan diatur pada awal
periode perencanaan dan setelah ada
persetujuan antara Bipran dan Sub DBM.
Dokumen yang menjelaskan desakan ruas
untuk periods perencanaan akan dibuat
melalui Direktur Bipran setelah
berkonsultasi dengan Propinsi.
Rutin. J alan Nasional
Bipran yang
berhubungan
dengan DBM.
J alan Propinsi -
DBM meialui
Kepala sektor
Perencanaan ke
Pengawas SMJ
Pedoman
Kebijaksanaan SMJ -
SIM
Skrining. J alan program skrining untuk semua
jembatan di propinsi
Rutin. Pengawas SMJ
Engineer
Perencanaan.
SMJ -SIM
J alan modul R&P pada
komputer:
program tahunan program 5
tahunan
Siapkan program indikatif untuk
perencanaan jangka panjang
Rutin Pengawas SMJ
Engineer
Perencanaan.
Panduan Rencana &
ProgramIBMS
SMJ -SIM
Usulkan program untuk
melalukan Pemeriksaan
Khusus
Dari ranking teknis siapkan defter jembatan
dimana Pemeriksaan Khusus dibutuhkan
Survai
Konstruksi
Proyek
Rehabilitasi dan
Penggantian
Ahli
Penyelidikan
J embatan
SMJ -SIM
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-5
3. PROSEDUR UMUM SMJ
AKTIVITAS SMJ URAIAN DANA DARI
DILAKUKAN
OLEH
REFERENSI
BAHAN DAN
PERALATAAN
Pemeriksaan Khusus Dan Pemeriksaan Mendeteil dan skrining
dilakukan untuk pemeriksaan lebih lanjut
oleh ahli pada problemyang spesifik.
Survai Konstruksi
Proyek
Rehabilitasi dan
Pengantian
Seorang ahli
tergantung sifat
pemeriksaan
Pemasukan data ke Komputer
SMJ
Masukkan data Pemeriksaan Khusus ke
komputer di propinsi
Seperti diatas Operator untuk
Pengawas SMJ
SMJ AW-SIM
Laporan pemeriksaan khusus Laporan Pemeriksaan Khusus dikirim ke
Kepala seksi Sub-OBM bila dilakukan oleh
Cabang. Salinan dikirim ke Pelaksana dan
Bipran untuk review.
Seperti diatas Pengawas SMJ Laporan SMJ AW-
SIM
Pemeriksaan Lapangan J embatan Lakukan pemeriksaan lapangan jembatan
termasuk jembatan yang direkomendasi,
tipe dan benteng jembatan, tipe bangunan
bewah awal, lebar arus sungai dan
elevasi lentai luntuk jembatan barul. Ini
termasuk
pendahuluan
topografi
hidrologi
pemeriksaan tanah
PBO. Ahli Pemeriksaan
J embatan
Panduan
Pemeriksaan
J embatan SMJ
Peralatan
Laporan pada pemeriksaan
jembatan
Pengumpulan data dan layout dll dikirimke
Pelaksana yang terkait untuk di review
dengan konsultasi bersama Bipran
PBO. Ahli Pemeriksaan
J embatan
Laporan
Pemeriksaan
Pengumpulan data tambahan
untuk perencanaan
Pengumpulan data untuk perencanaan
termasuk:
pembenanan
lokasi gelian
data curah hujan
PBO. Ahli Perencanaan Kepala PBO.
Siapkan Strategi Penanganan Penanganan alternative disiapkan untuk
evaluasi ekonomi
PBO Pengawas SMJ
Pimpro Penggantian
J embatan
Panduan
Pemeliharaan dan
Rehabilitasi SMJ
Evaluasi Penanganan Analisa penanganan menggunakan
SMJ AW-SIM untuk menentukan
penanganan optimumsetiap jembatan
Rutin Pengawas SMJ SMJ AW-SIM
Ranking Lakukan ranking ekonomi dari jembatan
yang diusulkan
Rutin Pengawas SMJ SMJ AW-SIM
Perbaharui SMJ -SIM untuk proyek
berjalan dan jembatan yg dipilih
Perbaharui database dengan semua proyek
yg sedang berjalan dan biaya yg
dibutuhkan pade tahun mendatang
ditambah semua proyek jembatan yg
sedang dipilih karena alasan sosial atau
politis
Rutin Pengawas SMJ SMJ AW-SIM
Pendanaan Masukkan dana yang tersedia dan
tentuken programuntuk tahun mendatang
Rutin Pengawas SMJ SMJ AW-SIM
Kesimpulan Program Tahunan
(Propinsi)
Siapkan programakhir untuk Penggantian
dan Rehabilitasi
Tinjau Program Tahunan Ditinjau oleh Pelaksana &Bipran Rutin Pelaksana dan
Bipran Subdit.
J embatan
Usulan program
Propinsi
Kesimpulan Program Akhir Rutin Bipran Pelaksana
Sub Dines Sine
Marge
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-6
3. PROSEDUR UMUM SMJ
AKTIVITAS SMJ URAIAN DANA DARI
DILAKUKAN
OLEH
REFERENSI
BAHAN DAN
PERALATAAN
Siapkan Dokumen Satuan III
Pilih DIP
PELAKSANAAN
Pemantauan proses jembatan Laporan jembatan dalam
pembangunan atau rahabilitasi melalui
SIM.
Laporan diperbaharui pada akhir setiap
bulan
Rutin Pengawas SMJ
dan Pimpro
SMJAW-SIM
3.1 KERANGKA KERJA KEBIJAKSANAAN
Kerangka kerja kebijaksanaan menetapkan Standar yang dilakukan oleh SMJ . Ini
menetapkan kriteria yang pantas untuk parameter yang bersangkut paut (relevant) dalam
SMJ sebagai berikut: .
"discount rate" untuk analisa ekonomi
kapasitas beban pada setiap jalan
prioritas luas
tingkat kondisi jembatan yang dapat diterima
jembatan dan standar lebar jalan
pertanggung jawaban perencanaan teknik dan sebagainya
Pada tahun 1992 Standar adalah sebagai berikut:
"discount rate" 15
muatan beban - gandar 10 ton pada J alan Strategis
- gandar 8 ton pada J alan yang Tidak Strategis
prioritas ruas - Arteri Nasional tingkat 1
- Kolektor Nasional &Arteri Propinsi tingkat 2
- Kolektor Propinsi tingkat 3
Kondisi jembatan yang Iayak bernilai 2 atau Iebih baik, misalnya 0, 1, 2
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-7
3. PROSEDUR UMUM SMJ
Standar lebar jembatan dan jalan.
Lalulintas rata-rata tahunan (LLRT) Lebar iembatan/ialan minimum (meter)
< 3000 4,5
3000 - 8000 6,0
8000 - 20000 7,0
> 20000 14,0
Bertanggung jawab untuk perencanaan teknik (mengacu Bab 3.13.1 )
3.2 PEMERIKSAAN JEMBATAN
Ada 4 jenis Pemeriksaan J embatan yang dilakukan untuk menghimpun data yaitu
Inventarisasi, Detail, Rutin dan Khusus. Uraian singkat masing-masing diberikan dalam Bab
2.2.2.
3.2.1 Umum
Suatu Bagan Alir untuk Pemeriksaan ditunjukkan dalam Gambar 4.
Gambar 4 - Pandangan Umum Pemeriksaan Jembatan
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-8
3. PROSEDUR UMUM SMJ
Pemeriksaan Inventarisasi SMJ dilaksanakan pada awal SMJ untuk mencatat jembatan
dalamSMJ dengan data berikut:
data Administrasi
data Geometri
data Bahan
Data Kondisi Umum komponen utama
Pemeriksaan Inventarisasi juga dilaksanakan sebagai bagian dari Pemeriksaan Mendetail
setelah pekerjaanutamadiselenggarakan padasuatu jembatan untuk memperbaharui data umum.
Setelah semua jembatan didaftar, Pemeriksaan Inventarisasi hanya diperlukan setelah
pekerjaan jembatan utama, misalnya penggantian, pelebaran, perkuatan atau penggandaan.
Pemeriksaan ini harus membentuk bagian pemeriksaan akhir pekerjaan jembatan dan
dicakup oleh anggaran untuk. Pengawasan pelaksanaan jembatan.
Pemeriksaan Rutin dilaksanakan tahunan pada tiap jembatan untuk memeriksa bahwa
Pemeliharaan Rutin sedang dilaksanakan dan melaporkan setiap Tindakan Darurat yang
diperlukan, khususnya berkenaan dengan aliran air.
Pemeriksaan Mendetail dilaksanakan pada semua jembatan paling sedikit sekali setiap lima
tahun. Pemeriksaan Mendetail biasanya tidak dilaksanakan pada gorong-gorong yang kecil,
lintasan basah dan jembatan yang panjangnya kurang dari enam meter. Data Pemeriksaan
Detail digunakan untuk Menyaring dan Membuat Peringkat jembatan untuk prioritas
penanganan. (Pada awal SMJ , Pemeriksaan Mendetail dilakukan pada jembatan dengan
Nilai Kondisi 2 atau lebih tinggi, sehingga jembatan dalam hal ini memerlukan beberapa
penanganan telah diperiksa). Pemeriksaan Detail (termasuk memperbaharui Data
Invetarisasi), juga dilaksanakan setelah pekerjaan utama, sehingga Database diperbaharui
dengan data yang benar.
3.2.2 Personi l
Pemeriksaan Inventarisasi dilaksanakan sekarang oleh Inspektur J embatan Propinsi ketika
melakukan suatuPemeriksaan Detail pada penyelesaian pekerjaan utama pada jembatan.
Pemeriksaan Mendetail dilaksanakan oleh Inspektur J embatan Propinsi Dinas PU Bina Marga
atau Sub Dinas Bina Marga, dibawah pengawasan Pengawas SMJ .
Pemeriksaan Rutin umumnya dilaksanakan oleh inspektur cabang dari Kantor Cabang Dinas Bina
Marga, dibawah pengarahan Pengawas SMJ dan Inspektur Propinsi.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-9
3. PROSEDUR UMUM SMJ
3. 2. 3 Perencanaan Umum dan Penganggaran untuk Pemeriksaan Jembatan
Pemeriksaan jembatan harus direncanakan dan dana harus dialokasikan. Dana untuk
Pemeriksaan disediakan dari APBN dan IPJ P melalui P
3
TNas untuk pemeriksaan jembatan
pada J alan Nasional, dan P
3
TProp untuk jembatan pada J alan Propinsi.
3. 2. 4 Pemeriksaan Rutin dan Mendetail
Dalam bulan September tiap tahun Pengawas BMS harus menyiapkan suatu daftar
jembatan yang memerlukan Pemeriksaan Rutin dan Detail dalam tahun berikutnya. Daftar
Daftar ini disiapkan pada PSJ AW-SIM melalui modul "ProgramPemeriksaan".
Pengawas SMJ harus memperkirakan beaya pemeriksaan yang diperhitungkan
Beaya transport
- Operasi kendaraan dan pemeliharaan Biaya ferry
- Ongkos penerbangan
Beaya pemeriksaan
- Akomodasi
- Uang saku .
Biaya perangkat keras
- Beaya peralatan
- Pencetakan formulir
- Pengarsipan dan proses film
- Penggantian/perbaikan peralatan standar
Pengesahan data dan masukan.
Didalam perencanaan untuk Pemeriksaan, Pengawas SMJ harus mengizinkan 3 - 4
jembatan tiap hari diperiksa untuk Pemeriksaan Mendetail, dan 10 - 20 jembatan tiap hari
untuk Pemeriksaan Rutin.
Umumnya, kira-kira 20 - 25% jembatan dalam tiap propinsi harus mengalami suatu
Pemeriksaan Mendetail tiap tahun, kecuali lintasan basah, gorong-gorong dan jembatan
yang sedang berlangsung atau diprogramkan untuk pekerjaan dalam tahun berikutnya.
Semua jembatan yang lain (kecuali pekerjaan yang sedang berlangsung atau diprogram untuk
pekerjaan dalam tahun berikutnya) harus dilakukan Pemeriksaan Rutin tiap tahun.
Catatan: Pada saat ini BIPRAN mengkoordinasi penyiapan dan pelaksanaan Pemeriksaan
Mendetail sampai aktivitas menjadi institusional penuh pada DPUP.
3. 2. 5 Pelaksanaan Pemeriksaan
Semua pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan " Panduan Pemeri ksaan Jembatan"
SMJ .
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-10
3. PROSEDUR UMUM SMJ
3.2.6 Pelaporan, Masukan Data dan Audit Data
Semua Laporan Pemeriksaan J embatan harus diserahkan kepada Pengawas SMJ yang akan
menyelenggarakan pemasukan data kedalam SMJ AW-SIM.
Tiap Propinsi, ada arsip yang ditahan untuk Data Pemeriksaan J embatan " Arsip Yang
Ditahan Pemeriksaan Jembatan " . Laporan Pemeriksaan ditahan dalam arsip ini sampai
diperiksa dan dimasukkan kedalam SMJ AW-SIM.
Data harus diaudit lebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam SMJ AW-SIM, karena semua
aktivitas sub urutan tergantung kepada kebenarannya.
Pengawas SMJ bertanggung jawab harus meyakinkan bahwa Data Pemeriksaan J embatan
dimasukkan kedalam komputer dalamwaktu 14 hari setelah pemeriksaan dilaksanakan.
Setelah data dimasukkan kedalam SMJ AW-SIM, Pengawas BMS harus mengarsipkan
Laporan Pemeriksaan bersama dengan foto dan klise dalam" Arsip Data Jembatan" untuk
jembatan yang khusus.
Laporan Pemeriksaan Rutin dari Cabang Bina Marga harus dikirimkan tiap bulan kepada
Pengawas SMJ .
Salinan Laporan Pemeriksaan, bersama dengan turunan (copy) klise film dan satu set foto
harus dikirimkan kepada koordinator SMJ di BIPRAN.
3.3 PEMERIKSAAN KHUSUS
3.3.1 Umum
Pemeriksaan Khusus dapat dianjurkan oleh Inspektur selama suatu Pemeriksaan Mendetail
apabila:
Inspektur tidak dapat menyelesaikan sisa pemeriksaan karena kesulitan jalan
masuk (seperti dibawah lantai atau didalam air)
Peralatan khusus diperlukan untuk menyelidiki kerusakan yand dicurigai, seperti
pemeriksaan untuk inti beton
Pemantauan elemen yang ditetapkan diperlukan untuk mendapatkan
gerakan yang tidak dapat diidentifikasi selama suatu pemeriksaan
tunggal.
Ada tiga jenis Pemeriksaan Khusus:
Pemeriksaan Tambahan
Suatu pemeriksaan elemen jembatan lainnya yang tidak dapat dinilai atau
diperiksa selama suatu Pemeriksaan Mendetail kecuali menggunakan
peralatan khusus. Peralatan atau sumber daya yang diperlukan dapat
termasuk perancah untuk pemeriksaan lantai atau penyelaman untuk
pemeriksaan dalam air.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-11
3. PROSEDUR UMUM SMJ
Pemeriksaan Bahan
Suatu pemeriksaan dan penilaian kerusakan dan sifat bahan elemen yang
ditetapkan tidak dapat diperiksa secara visual atau yang memerlukan
penyelidikan seorang ahli. Contohnya adalah pemeriksaan beton dan
penaksiran masalah pengaman air dan penanganan.
Pemeriksaan Pemantauan
Pemantauan kondisi (biasanya geometri) dari elemen jembatan yang
ditentukan. Peralatan khusus untuk pengujian atau tingkat pengukuran
biasanya ditentukan.
3. 3. 2 Personil
Pemeriksaan khusus dilaksanakan oleh Ahli Tehnik dengan keahlian khusus tertentu dari
Pemeriksaan Khusus yang diperlukan..
Umpamanya, penyelidikan pengaman suatu jembatan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli
dari PUSLITBANG AIR. Penyelidikan Bahan harus dilaksanakan oleh Ahli Tehnik dari
PUSLITBANG J ALAN. Dalam beberapa kasus, Propinsi akan mempunyai peralatan
yang diperlukan dan personil di laboratorium Propinsi di KANWIL.
Petunjuk dari staff Sub Direktorat Perencanaan J embatan di BIPRAN harus di utamakan.
3. 4 TINGKAT MUATAN BEBAN JEMBATAN
Penetapan daya dukung beban suatu jembatan harus dilaksanakan pada jembatan apabila
rehabilitasi sedang dipertimbangkan dan ada keraguan tentang daya dukung beban
jembatan. Adalah tidak perlu untuk menilai beban jembatan yang akan diganti atau
jembatan dalamkondisi baik (kecuali ada keraguan daya beban).
Penilaian beban dilaksanakan sesuai prosedur pada " Peraturan Perencanaan Jembatan" .
Apabila ada keraguan tentang daya beban jembatan, Kepala Sub Direktorat Teknik
Perencanaan J embatan, Direktorat BIPRAN harus diberitahu, dan ia akan mengambil
tindakan yang diperlukan.
3.5 TINDAKAN DARURAT
Apabila Inspektur merekomendasikan Tindakan Darurat, hal ini harus dilaporkan oleh
Inspektur J embatan Propinsi atau Inspektur Cabang Iangsung kepada Pengawas SMJ , yang
akan mengambil tindakan yang tepat.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-12
3. PROSEDUR UMUM SMJ
J embatan yang memerlukan Tindakan Darurat harus diberikan prioritas tinggi. Pengawas
SMJ harus segera melaporkan kepada Kepala Seksi Perencanaan Umum, semua jembatan
memerlukan Tindakan Darurat dan mereka harus mendiskusikan Iaporannya dengan
Inspektur dan menentukan tindakan apa yang diperlukan. Tergantung kepada keadaan,
segera suatu kunjungan kelapangan harus dilakukan untuk memastikan kesulitan alam dan
perbaikan yang diperlukan.
Suatu keputusan harus dibuat apakah jembatan memerlukan perbaikan segera atau apakah
pekerjaan dapat ditunda sampai Proyek Rehabilitasi yang akan datang.
Dalam SMJ AW-SIM tercakup Laporan Tindakan Darurat No. IBMS-AR1 yang memuat
semua jembatan yang memerlukan Tindakan Darurat pada setiap saat. Laporan ini harus
diperiksa dan Data J embatan diperbarui setelah diambil tindakan.
Apabila dana darurat diperlukan, Propinsi akan menggunakan untuk penyediaan 'Bencana Alam'
dari Ditjen Bina Marga.
3.6 SMJAW-SIM DAN DATABASE JEMBATAN
3.6.1 Umum
Sistim Informasi Manjemen (SMJ AW-SIM) termasuk:
Database J embatan
suatu program SMJ untuk Pemasukan Data, manipulasi data dan analisa,
Pelaporan Standar, Pemantauan dan pertanyaan database.
SMJ AW-SIM adalah suatu alat dimana perencana jembatan dapat melakukan kewajiban
rutin mereka dengan efisiensi yang Iebih tinggi. SMJ AW-SIM adalah subsistemSIM Bina
Marga.
Database jembatan harus dipelihara dan diperbarui melalui Laporan Pemeriksaan dan
Pemantauan dari Proyek Penggantian dan'Rehabilitasi J embatan.
Di propinsi-propinsi, kerja harian komputer SMJ adalah tanggung jawab Pengawas SMJ
dibawah pengarahan Kepala Seksi Perencanaan.
SMJ AW-SIM dan Database J embatan menyediakan pemakai suatu variasi besar keterangan
yang berguna. Sebagian besar keterangan didapatkan kembali pada Laporan Standar, tetapi
fasilitas tersebut juga memberikan pertanyaan Database dalam suatu cara yang umum.
Prosedur untuk melaksanakan ini diberikan dalamPanduan Sistem Informasi Manajemen
/BMS.
Pekerjaan harian SMJ termasuk sebagai berikut :
tinjauan data jembatan
penyiapan programpemeriksaan
pelaporan kondisi jembatan
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-13
3. PROSEDUR UMUM SMJ
evaluasi strategi penanganan untuk jembatan
pelaporan jembatan yang memerlukan Tindakan Darurat
penyiapan Pekerjaan ProgramIndikatif
memantau kemajuan pelaksanaan.
Di Ditjen Bina Marga, kerja SMJ adalah tanggung jawab koordinator SMJ di Sub Direktorat
Perencanaan J embatan.
Kerja harian SMJ di Ditjen Bina Marga termasuk juga aktivitas semacam dengan Propinsi.
Kadangkala, operasi kerja lebih diarahkan kepada pemeriksaan data, perencanaan umum
jangka panjang, penyiapan Program Tahunan dan pengelolaan seluruh sistim. Petunjuk dan
pengarahan kerja SMJ tersedia diberikan melalui Kepala Sub Direktorat Perencanaan
J embatan dan Koordinator SMJ .
3. 6. 2 Berhadapan dengan IRMS
SMJ menggunakan data Iangsung dari IRMS (Interurban Road Management System). Data
dirubah di BIPRAN melalui jaringan Daerah Lokal yang menghubungkan kedua Sistim
tersebut.
SMJ AW-SIM menggunakan Data Program J alan dari IRMS untuk membuat prioritas
Program Pekerjaan J embatan.
Data berikut dari IRMS digunakan oleh SMJ :..
biaya operasi kendaraan (dengan jenis kendaraan)
data lalu lintas tiap luas dan ruas suffix
data titik acuan
perkiraan angka pertambahan lalu lintas
kondisi jalan
ebar jalan
program pekerjaan jalan
Di Propinsi, data diubah atas dasar bulanan oleh BIPRAN dengan "floppy disk". Prosedur
untuk pengubahan data diterangkan pada "Panduan Sistim Manajemen Informasi IBMS" .
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-14
3. PROSEDUR UMUM SMJ
3.6.3 Back-up Data
Data J embatan harus di backup setiap minggu oleh Pengawas SMJ . Setiap akhir bulan
"copy" data harus dikirimkan kepada Koordinator SMJ di BIPRAN untuk pembaruan
database pusat.
" Data disk" harus dialamatkan kepada :
Koordinator BMS
Sub Direktorat J embatan
Direktorat Bina Program J alan
Departemen Pekerjaan Umum
J I Pattimura 20
Kebayoran Baru - J akarta Selatan
3.7 PENYARINGAN DAN TEKNIK PERINGKAT
Penyaringan adalah memfilter jembatan yang memerlukan dasar penanganan berdasarkan
pada kebijaksanaan yang berlaku. Penyaringan dapat dilaksanakan setiap waktu, tetapi
harus dilaksanakan dalam bulan Agustus tiap tahun, sebagai persiapan untuk Program
Tahunan tahun berikutnya.
Tujuan penyaringan adalah untuk meng-identifikasi jembatan dengan:
kondisi rusak
kapasitas lalu lintas yang tidak memadai
kapasitas beban yang tidak mencukupi.
Model Penyaringan SMJ AW-SIM menggunakan data dalam data base jembatan untuk
menentukan penanganan indikatif untuk tiap jembatan. Penanganan ini harus ditegaskan
oleh Pengawas SMJ atau Ahli Teknik Perencanaan Umum dengan pemeriksaan lapangan,
sebelum jembatan dipilih
-
untuk pekerjaan besar.
J embatan yang disaring kemudian diberikan suatu Penilaian, yaitu suatu fungsi Nilai
Kondisi, kepentingan elemen, kepentingan jalan, Tanda Lalulintas dan Tanda Berat.
J embatan pada Daftar Ranking teratas adalah yang paling memerlukan penanganan dan
oleh karena itu yang harus menerima prioritas Program Pekerjaan jika secara ekonomi
penting.
3.8 PENILAIAN EKONOMI DAN PERINGKAT
Setelah proses Skrining pada Modul Rencana SMJ AW-SIM, jembatan harus diberi peringkat
dalam urutan prioritas ekonomi. Hal ini dapat dilaksanakan pada Modul Rencana dengan
menggunakan pilihan Peringkat Ekonomi.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-15
3. PROSEDUR UMUM SMJ
3.9 TAHUNAN WAKTU SEKARANG DAN RENCANA LIMA TAHUNAN
Setelah melakukan Penyaringan dan Evaluasi Ekonomi pada Modul Rencana, SMJ AW-SIM
menghasilkan suatu Draft Tahunan Waktu Sekarang dan Program Lima Tahunan. Program ini
adalah 'Waktu Sekarang', sampai data dimana penanganan dianjurkan dengan
penyaringan ditegaskan. (lihat Bab 3.10). Lebih lanjut biaya yang dihasilkan dalam
program ini, adalah biaya yang harus ditegaskan oleh Perencana J embatan, khususnya
untuk rehabilitasi. Adalah merupakan persyaratan SMJ bahwa penanganan jembatan harus
diperiksa dan harus mengalami suatu penilaian Strategi Penanganan pada Modul Program
SMJ AW-SIM.
3.10 PEMERIKSAANDATA, SURVAI LAPANGAN DAN PROGRAM PENANGANAN
Keluaran dari Penyaringan adalah suatu rekomendasi penanganan yang dianjurkan, seperti
Penggantian, Rehabilitasi atau Pelebaran, dan suatu biaya waktu sekarang untuk
penanganan.
Penanganan yang dianjurkan harus ditegaskan. Ini melibatkan:
memeriksa data dengan mengecek Laporan Pemeriksaan, foto
melaksanakan survey lapangan bila diperlukan untuk menegaskan
penanganan atau penanganan alternatif khususnya untuk pekerjaan utama.
penugasan Pemeriksaan Khusus bila diperlukan (khususnya untuk
perbaikan beton yang luas atau untuk pekerjaan pengaman sungai).
Acuan harus dibuat untuk semua Laporan yang didapat seperti Pemeriksaan Mendetail,
Pemeriksaan Khusus, Arsip Data J embatan dan foto, data jalan dan sebagainya.
Strategi Penanganan disiapkan mengguna
.
kan pilihan Strategi Penanganan pada Modul
Program SMJ AW-SIM. Pada dasarnya melibatkan pertimbangan 2 atau 3 penanganan
alternatif dan penentuan masing-masing Net Present Value (NPV), dan menyatukan dengan
N.P.V. yang terendah (lebih waktu 10 tahun). Biaya termasuk biaya pemilikan dan biaya
pemakai jalan.
Strategi Penanganan harus dipersiapkan untuk semua elemen dengan Nilai Kondisi 2 atau
lebih, sehingga elemen diperbaiki atau diganti untuk memperbaiki kondisi jembatan dan
semua komponennya sampai paling sedikit Nilai Kondisi 1. Sebuah Strategi dapat
mencakup beberapa penanganan lebih dari satu tahun. Sebuah jembatan harus mempunyai
sisa umur paling sedikit 10 tahun setelah penanganan. Apabila ini bukan halangan,
penanganan lain dalam waktu 10 tahun waktu perencanaan umum harus ditentukan dan
termasuk dianalisa dalam Strategi Penanganan.
J embatan kemudian di peringkat secara ekonomis dan menyelesaikan daftar usulan
jembatan.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-16
3. PROSEDUR UMUM SMJ
3.11 PENYIAPAN PROGRAM PERENCANAAN TEKNIK
SMJ AW-SIM digunakan untuk penyiapan program bagi perencanaan teknik jembatan.
Apabila mungkin, jembatan harus direncanakan satu tahun sebelum pelaksanaan
dijadwalkan. Ini khususnya untuk bentang panjang dan jembatan berbentang ganda,
apabila alternatif letak jembatan dan penyelidikan lapangan Iebih lanjut perlu dilakukan.
Dalam SMJ AW-SIM tercakup pilihan untuk menetapkan program perencanaan, didasarkan
mengikuti :
Tahun Kegi atan
1 Perencanaan umum dan Pemrograman Menyiapkan
program Penggantian untuk Tahun ke-2 dan program
Penggantian yang diusulkan untuk Tahun ke-3 dan
ke-4. Menyiapkan Program Perencanaan Tehnik
untuk tahun ke-2.
2 Perencanaan tehnik jembatan yang dilaksanakan
dalamTahun ke-3 dan 20 % pertama diperingkatkan
untuk Tahun ke-4, dan jembatan dimana perencanaan
tidak selesai untuk Tahun ke 2.
3 Penggantian jembatan dilaksanakan.
Tentunya aktivitas mengikuti putaran yang teratur, dana dilaksanakan setiap tahun.
Adalah penting bahwa petunjuk waktu untuk perencanaan teknik diperhitungkan bilamana
menyiapkan Program Pekerjaan Tahunan.
3.12 PENYIAPAN DAN MENINJAU PROGRAM ANGGARAN
Mengikuti Evaluasi Ekonomi dan Peringkat; Proyek J embatan didokumentasikan oleh Seksi
Perencanaan di Sub Dinas Bina Marga dan Dinas PU Bina Marga. Dokumen DPU menyusun daftar
proyekyang diusulkan untuk pendanaan dalam tahun fiskal bersamaan dengan draft program
jembatan lima tahunan, yang disiapkan sebelum pertengahan September tiap tahun sesuai
dengan jadwal perencanaan umum Departemen Pekerjaan Umum.
Usulan proyek jembatan pada J alan Nasional ditinjau ulang oleh DITPEL dan BIPRAN dan
proyek pada J alan Propinsi direviewoleh BAPPEDA, Gubernur dan Dep. Dalam Negeri.
Pertanggung jawaban diringkas sebagai berikut
(i) Program Pekerjaan disiapkan oleh Seksi Perencanaan Umum di Sub Dinas Bina
Marga, atau oleh Sub Dinas Bina Programdi Dinas PU Bina Marga.
(ii) Pemrograman dikoordinasi dan dibantuolehSub Direktorat Perencanaan Teknik.
(iii) Seksi Perencanaan Umum menyiapkan dokumen DUP dan Draft program
anggaran 5 di BIPRAN.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-17
3. PROSEDUR UMUM SMJ
(iv) DITPEL memeriksa usulan proyek untuk pendanaan APBN dan mengirimnya
kepada BIPRAN.
(v) Pencalonan proyek untuk pendanaan APBD Propinsi dikirim kepada kantor
Gubernur untuk diperiksa oleh Gubernur, BAPPEDA dan Departemen Dalam
Negeri.
Anggaran Nasional
Usulan pekerjaan jembatan dalam DraftTahunan dan Lima Tahunan program anggaran akan
diperiksa oleh DITPEL dan BIPRAN. Perbaikan Program Tahunan digabungkan dalam
dokumen SATUAN III yang mendaftar semua usulan Anggaran Tahunan untuk proyek yang
diadministrasikan oleh Ditjen Bina Marga.
Pemrograman untuk tahun kemudian dalam programLima Tahunan disesuaikan oleh Seksi
Perencanaan Umum Sub Dinas Bina Marga dan Dinas PU Bina Marga setelah Program
Tahunan diselesaikan.
Usulan SATUAN III dirundingkan oleh BIPRAN atas nama Ditjen Bina Marga dengan
BAPPENAS dan Direktorat J endral Anggaran Departemen Keuangan. Perundingan ini
biasanya selesai pada akhir Desember. Perubahan dokumen SATUAN III diajukan kepada
Menteri Pekerjaan Umumpada saat ini.
Proyek yang ditetapkan dalam SATUAN III didokumentasikan masing-masing dalam
dokumen DIP. Konsep dokumen DIP disiapkan oleh PERINTAL dan DITPEL. Dokumen DIP
yang terakhir dikeluarkan bersama oleh BAPPENAS dan Departemen Keuangan.
Anggaran Propinsi
Anggaran Propinsi dikerjakan dua tingkat. Beberapa Proyek Propinsi diberi dana dari
sumber pendanaan APBN dan Pinjaman Luar Negeri. Proyek ini harus ditinjau dan diproses
dengan cara yang sama dengan proyek Nasional. Proyek yang didanai sepenuhnya murni
dari sumber Propinsi ditinjau oleh Gubernur dan Menteri Dalam Negeri.
Pertanggung jawaban diringkas sebagai berikut
(i) BIPRAN mengkonsultasikan kepada BAPPENAS, Direktorat J enderal Anggaran
dan Departemen Dalam Negeri untuk menetapkan anggaran APBD dan IPJ P bagi
proyek yang tidak dapat dibiayai oleh APBN.
(ii) DITPEL dan PERINTAL menyiapkan konsep dokumen DIP untuk pendanaan proyek
IPJ P.
(iii) Kepala Sub Dinas Bina Marga atau Dinas PU Bina Marga menyiapkan konsep
dokumen DIP untuk proyek yang didanai APBD.
(iv) Dokumen DIP akhir untuk proyek yang didanailPJ P dikeluarkan bersama oleh
BAPPENAS dan Departemen Keuangan. Gubernur dan Departemen Dalam Negeri
mengeluarkan bersama dokumen DIP untuk Proyek yang didanai oleh APBD.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-18
3. PROSEDUR UMUM SMJ
J embatan harus dialokasikan untuk setiap keterangan dibawah ini pada proyek yang
terpisah
1. Penggantian, baru dan penggandaan jembatan
(dibawah Proyek Penggantian J embatan)
2. Rehabilitasi, pelebaran, perkuatan dan perbaikan berat jembatan
(dibawah proyek Rehabilitasi J embatan).
3. Pemeliharaan Rutin dan Berkala J embatan
(dibawah proyek Pemeliharaan J alan/J embatan)
4. Program perencanaan tehnik jembatan akan berada dibawah P
3
TNas untuk
jembatan pada J alan Nasional dan P
3
TProp untuk jembatan pada J alan
Propinsi.
3.13 PENYELIDIKAN DAN PERENCANAAN TEKNIK
3.13.1 Umum
Setelah jembatan dimasukkan dalam Program Tahunan Akhir, Penyelidikan J embatan dan
Perencanaan Teknik dilaksanakan dibawah pengawasan organisasi bertanggung jawab
untuk perencanaan teknik.
Pertanggung jawaban untuk kerangka kerja Perencanaan ditunjukkan pada tabel berikut.
dibawah ini :
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-19
3. PROSEDUR UMUM SMJ
Tanggung Jawab Penyelidikan Jembatan dan Perencanaan Teknik
Status J alan Tipe dan Bentang
Tanggung J awab Penyelidikan
dan Perencanaan Teknik
Nasional Standar
<100m
>100m
P
3
TNas
BIPRAN / BINKOT
Non-Standar
U<U 50 m
>50 m
P
3
TNas
BIPRAN / BINKOT
Propinsi Standar
<30 m
30-100 m
>100m
Cabang Dinas BM
P
3
TProp
BIPRAN/BINKOT
Non-Standar
U<U 50 m
>50 m
P
3
TProp
BIPRAN / BINKOT
Kabupaten Standar
<30 m
30-75 m
>75 m
DPUK/Kabupaten
DPUP/PBPJ K
BIPRAN/BINKOT
Non-Standar
<50m
>50 m
PBPJ K
BIPRAN / BINKOT
Kotamadya Standar
<30 m
30-75 m
>75 m
Kotamadya
PBPJ K
BINKOT
Non-Standar
<20 m
20-50 m
>50m
Kotamadya
PBPJ K
BINKOT
Desa Standar
<20 m
20-50 m
50-75 m
>75 m
Kabupaten
PBPJ K
P
3
TProp
BIPRAN
Non-Standar
<20 m
20-50 m
>50 m
Kabupaten
PBPJ K
BIPRAN
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-20
3. PROSEDUR UMUM SMJ
3. 13. 2 Penyelidikan
Penyelidikan jembatan dilaksanakan sesuai dengan Panduan Penyelidikan Jembatan SMJ.
Penyelidikan jembatan dilakukan sendiri atau oleh Konsultan. I'ni terdiri dari survai sebagai beri
kut:
Survai Penjajakan
Suatu survai penjajakan dilaksanakan untuk memperoleh suatu pengertian umum letak
jembatanyang diusulkan dan mengumpulkan data:
untuk menilai stabilitas letak dan Iingkungan untuk pekerjaan jembatan yang
diusulkan.
untuk memungkinkan menyiapkan perencanaan teknik yang ekonomis
dan memadai
untuk merencanakan cara pelaksanaan yang terbaik.
apabila ada alternatif, untuk menyarankan penyesuaian yang relative tiap
letak, atau bagian yang berbeda pada tempat yang sama.
Data yang diperlukan dikumpulkan sebagai berikut:
rincian penuh jembatan yang ada (bila ada) termasuk ukuran secara
menyeluruh dan bangunan atas, bangunan bawah dan jenis pondasi dan
bahan pelaksanaan.
jenis bahan pondasi dan suatu penilaian stabilitas lereng tanah.
karakteristik aliran sungai termasuk geometri, bahan dasar, bahan tebing
dan kecepatan aliran arus.
data hidrologi.
Didalam melaksanakan Survai Penjajagan J embatan, perhatian khusus harus diberikan
kepada letak lapangan jembatan dengan mematuhi kepada:
pengikisan yang potensial.
alinjemenjalan.
lokasi dan biaya bangunan bawah.
Survai Topografi
Suatu survai topografi dilaksanakan untuk mengumpulkan semua data topografi yang
ditetapkan untuk perencanaan akhir jembatan. Suatu peta dengan tran disiapkan dengan
skala 1 : 500 dengan 0,5 m trend meliputi 200 m hulu dan hilir letak jembatan dan 50 mdari
pinggir sungai tiap sisi sungai. Penampang melintang pada jarak 25m dan grafik kanal sungai
digambar pada skala 1 : 100.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-21
3. PROSEDUR UMUM SMJ
Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah melibatkan studi geologi awal, penyelidikan dibawah permukaan tanah
dan pengambilan contoh dan pengujian tanah dilapangan dan dilaboratorium.
Penyelidikan dibawah permukaan tanah dan pengambilan contoh biasanya dengan
menggunakan servai seismik (gempa), survai hambatan listrik, bor auger tangan atau
lubang (pit) dan pengeboran dengan auger mesin, pengeboran cuci, pipa tekan, pengeboran
inti.
Penyelidikan lapangan dilaksanakan dengan menggunakan pengujian penetrasi, pengujian
vane, pengukuran tinggi muka air, pengujian beban dilapangan, pengujian tekan bebas
dilapangan, dan pengujian kerapatan/kepadatan tanah di tempat.
Pengujian dilaboratorium dilaksanakan dengan menggunakan pengujian kotak geser,
pengujian triaksial, pengujian tekan bebas, pengujian konsolidasi dimensi satu, pengujian
kosolidasi, pengujian vane geser laboratorium, pengujian kepadatan dan pengujian
kiasifikasi tanah.
Penyelidikan Hidrologi
Penyelidikan hidrologi disya.ratkan dilaksanakan sebelum penyelidikan hidrolika aiiran
sungai jembatan dapat dimulai. Prosedur Penyelidikan melibatkan pengumpulan data
hidrologi, penggambaran daerah aliran dan perkiraan banjir rencana.
Penyelidikan Hidrolika
Penyelidikan hidrolika mensyaratkan perkiraan tinggi air tertinggi, keluarnya dan kecepatan
aliran untuk banjir rencana pada letak jembatan.
Penyelidikan Penggerusan Aliran Ai r
Penyelidikan penggerusan aiiran air mensyaratkan perkiraan penggerusan aliran air pada
lokasi jembatan dan perlindungan penggerusan bila diperlukan.
Laporan Penyelidikan
Hasil survai ini dihimpun menjadi Laporan yang kemudian digunakan para perencana untuk
melengkapi Perencanaan J embatan.
3.13.3 Perencanaan Jembatan Untuk. Jembatan Baru atau Pengganti an
Jembatan
Perencanaan jembatan dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perencanaan Jembatan dan
Panduan Perencanaan Jembatan dilakukan sendiri atau oleh Konsultan dibawah
pengawasan Ditjen Bina Marga atau P
3
T.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-22
3. PROSEDUR UMUM SMJ
Didalam penyiapan perencanaan jembatan perhatian harus diberikan kepada:
lokasi jembatan
letak dan pemilihan bangunan bawah
pusat perletakan dan Bangunan Atas Standar.
Perencanaanjembatan disajikan dalam gambar. Gambar terdiri dari:
Letak Besaran Umum
Rincian Kepala J embatan
Rincian Pilar
Rincian Dinding Sayap
Rincian Pekerjaan Baja
Rincian Lantai Beton
Rincian Sambungan Yang Bergerak
Perletakan Kepala J embatan dan Rincian Pengendali Gempa
RincianPagar Pengaman(guard rail) dan Sandaran (hand rail)
Diagram bentuk Batang Pembesian.
Ahli Perencanaan harus memperhatikan betul-betul untuk mengoreksi ukuran pada Gambar dan
harus meyakinkan bahwa semua keterangan ditunjukkan sehingga Kontraktor dapat
menawar dan kemudian melaksanakan jembatan dengan perbedaan yang seminimum
mungkin.
Perhatian khusus harus diambil untuk rnelihat letak pondasi dan bangunan bawah yang
benar untuk standar jembatan baja diperhitungkan pusat perletakan dan kemiringan
bangunan atas.
3.13.4 Perencanaan Jembatan untuk Rehabilitasi Jembatan
Perencana Rehabilitasi jembatan mensyaratkan suatu penilaian kerusakan jembatan, teknik
perbaikan harus ditrapkan dan mengangkut volume. Perencanaan konstruksi pada
bermacam-macam elemen dapat disyaratkan. Konsultan dapat digunakan untuk Perencanaan
Penanganan Rehabilitasi.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-23
3. PROSEDUR UMUM SMJ
3. 14 PROSES PELELANGAN JEMBATAN
Dokumen pelelangan jembatan yang disyaratkan adalah:
1 . Instruksi Kepada Peserta Lelang.
2. Syarat-syarat Umum Kontrak.
3. Syarat-syarat Teknik.
4. Daftar Kuantitas dan Harga (termasuk pekerjaan Harian).
5. Gambar Rencana.
6. Addenda.
Spesifikasi Umum untuk jembatan didasarkan kepada Panduan Spesifikasi Standar untuk
Pelaksanaan Jembatan yang dibuat oleh Ditjen Bina Marga.
Prakwalifikasi pelelangan, penerbitan Dokumen Lelang, pelelangan, analisa pelelangan dan
penunjukan kontrak dilaksakana sesuai dengan prosedur standar Ditjen Bina Marga.
3.15 PELAKSANAAN JEMBATAN
Pengawasan Proyek Pelaksanaan J embatan dilaksanakan menggunakan prosedur dalam
Panduan Pengawasan Pelaksanaan Jembatan.
Formulir pelaporan termuat didalam Panduan ini harus digunakan pengendalian mutu
pekerjaan dan pencatatan kemajuan pekerjaan.
Pelaksanaan jembatan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi yang bersangkut
paut. Cara yang digunakan untuk melaksanakan semua pekerjaan umumnya harus mengikuti
prosedur yang ada Panduan Pengawasan Pelaksanaan Jembatan dan Panduan Teknik
Pelaksanaan Jembatan., yang menjelaskan bermacam-macam cara yang didapat di
Indonesia untuk Pelaksanaanjembatan termasuk pekerjaan beton, pondasi dan pemasangan
jembatan baja.
Pengawasan pelaksanaanjembatan dilakukan dibawah pengawasan staf dari Kantor Proyek
atau Konsultan, dibawah pengarahan Pimpinan Proyek untuk proyek yang ditangani.
Setelah setiap Proyek telah selesai, Pemeriksaan Mendetail dari jembatan harus dilakukan
untuk memperbaharui Database J embatan pada SMJ AW-SIM.
Anggaran untuk pelaksanaan jembatan dari APBN, APBD, IPJ P atau Luar Negeri seperti
ADB, IBRD, OECF, Pinjaman Khusus.
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-24
3. PROSEDUR UMUM SMJ
3.16 MANAJEMEN BAHAN JEMBATAN
Ditjen Bina Marga mengawasi suatu jumlah besar bahan pelaksanaan dan peralatan yang
disediakan dari bermacam-macam sumber dan penyimpanan diberbagai depo diseluruh
Indonesia. Pengelolaan penerimaan, penyimpanan dan pengiriman bahan tersebut diuraikan
dalam" Pedoman Manaj emen Gudang" .
Komputerisasi Sistem Pengendalian Inventarisasi Gudang untuk penyimpanan telah diadakan
pada penyimpanan pusat di Citeureup, untuk penanganan volume yang besar bahan yang
disimpan ditempat penyiapan tersebut, khususnya komponen jembatan. Pelaksanaan
sistem ini diuraikan pada " Panduan Si stem Pengendal i an Inventari sasi Penyimpanan " .
Pemesanan bahan dan proses kontrak ada diluar lingkup SMJ .
Direktorat Peralatan J alan (PALAN) bertanggung jawab untuk semua penyimpanan dan
penanganan bahan. Alokasi bahan jembatan kelapangan pelaksanaan menggunakan " Si stem
Penyedi aan Bentang SMJ", dilaksanakan melalui Kepala Perencanaan Bangunan Atas Sub
Direktorat Perencanaan J embatan di BIPRAN.
3.17 PEMANTAUAN
Pekerjaan dalam kemajuan (progress) dimasukkan kedalam Sistem Pemantauan di SMJ AW SIM
dengan perbaruan yang teratur pada pengeluaran dana.
SMJ akan menggunakan sistem pemantauan yang sedang dilaksanakan oleh Ditjen Bina
Marga melalui PERINTEL. Data akan dimasukkan ke Database Pusat di J akarta pada BM-
SIM melalui Local Area Network SMJ AW-SIM.
SMJ AW-SIM Propinsi akan diperbaharui dengan Pemantauan data melalui pemindahan disk
(prosedur sedang dalampengembangan).
Pemantauan akan melibatkan pengumpulan data yang diperlukan seluruh Proyek Sistem
Pemantauan baik untuk Ditjen Bina Marga maupun SMJ . J embatan yang dimasukkan pada sistem
Pemantauan tidak termasuk dari semua yang disaring dan aktivitas perencanaan dan SMJ AW-
SIM akan menyoroti kebutuhan Pemeriksaan Mendetail dan pembaruan data setelah
penyelesaian pekerjaan.
Data yang diminta untuk pemantauan pekerjaan jembatan antara lain adalah:
Data Propinsi
Data Kontrak
Nama Kontraktor
Tanggal melepaskan Kontrak
Lamanya Kontrak
Nilai Kontrak
PerubahanKontrak/Adendum
J enis Proyek :
- Rehabilitasi
- Penggantian
- Pemeliharaan
Pembayaran
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-25
3. PROSEDUR UMUM SMJ
Nomor dan Nama jembatan setiap J embatan dalamKontrak
- Letak
- Lebar jembatan
- Panjang jembatan
- J enis Pekerjaan :
J embatan baru
Penggantian
Penggandaan
Pelebaran
Rehabilitasi/perbaikan besar
Perkuatan
BMS1-M.I Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
3-26
LAMPIRAN 1
Panduan SMJ
LAMPIRAN 1 PANDUAN SMJ
PANDUAN SMJ
Suatu daftar semua Panduan SMJ di sajikan dibawah.
Komponen J udul Panduan
Semua Panduan Prosedur Umum IBMS
Pemeriksaan Panduan Pemeriksaan J embatan
Tindakan Darurat Panduan Pemeliharaan dan Rehabilitasi
IBMS MIS Panduan Sistim Manajemen Informasi IBMS
Rencana dan Program Panduan Rencana dan ProgramIBMS
Penyelidikan J embatan
Perencanaan Teknik J embatan
Penyelidikan J embatan dan
Perencanaan Teknik
Peraturan Perencanaan Teknik
Spesifikasi Standar untuk Pelaksanaan
J embatan
Spesifikasi Standar untuk Rehabilitasi
J embatan
Dokumen Tender
Pedoman untuk Persiapan Spesifikasi
Proses Pelelangan Standar Pr,osedur DitjenBina Marga
Sistem Penyediaan Bentang J embatan
Manajemen Gudang
Manajemen Bahan J embatan
Sistem Pengawasan Inventarisasi
Penyimpanan Panduan Pemakai
Panduan Pengawasan Pelaksanaan
Pelaksanaan
Panduan Teknik Pelaksanaan
Pemeliharaan dan Rehabilitasi Panduan Pemeliharaan dan Rehabilitasi
Pemantauan Panduan Prosedur Umum/Panduan SIM-IBMS
Panduan ini berisi prosedur untuk melaksanakan aktivitas SMJ yang bersangkutan dengan
tiap komponen.
Lampiran 1 Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
A1-1
LAMPIRAN 2
Organisasi Jembatan dalam Lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum dan
Departemen dalam Negeri
LAMPIRAN 2 ORGANISASI JEMBATAN DALAM LINGKUNGAN DPU DAN DEPDAGRI
ORGANISASI JEMBATAN DALAM LINGKUNGAN
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DAN
DEPARTEMEN DALAM NEGERI
1. PENDAHULUAN
Bab ini memberikan garis besar Organisasi Bina Marga secara keseluruhan dan tanggung
jawab pada tingkat Nasional, Propinsi dan Kabupaten dalam administrasi negara jaringan
jalan dan jembatan. Ini menerangkan hubungan hirarkhi dan tanggung jawab untuk kedua
hal teknik dan administrasi.
2. POLA INSTITUSIONAL
Departemen Pekerjaan Umum
Departemen Pekerjaan Umum Pemerintah Indonesia adalah instansi pemerintah pusat untuk
segala hal-hal pekerjaan umum. Ada tiga Direktorat J enderal dalam Departemen Pekerjaan
Umum:
Direktorat J enderal Bina Marga
Direktorat J enderal Pengairan
Direktorat J enderal Cipta Karya
Direktorat Jenderal Bina Marga
Direktorat J enderal Bina Marga adalah penguasa jalan pemerintah pusat bertanggung jawab
untuk mengkoordinasi semua hal-hal jalan umum. Bina Marga langsung bertanggung jawab
untuk pelaksanaan dan pemeliharaan seluruh jalan Nasional dan Propinsi, jalan dan
jembatan dan administrasinya. Bagan Organisasi Departemen Pekerjaan Umum ditunjukkan
dalam Lampiran 3.
Bina Marga bertanggung jawab untuk mutu teknik semua jalan dan jembatan di Indonesia,
terlepas dari sumber dana dan tingkat pemerintahan. Direktorat J enderal Bina Marga
(Pimpinan Bina Marga) melapor langsung kepada Menteri Pekerjaan Umum.
Departemen Dalam Negeri
Di Propinsi Dinas Pekerjaan Umum berada dibawah Gubernur Propinsi dan seterusnya
bertanggung jawab kepada Menteri DalamNegeri.
Klasifikasi Jalan Dan Jembatan
J alan dan J embatan di Indonesia diklasifikasi menurut dua kriteria - fungsi dan status.
Fungsi adalah klasifikasi jalan menjadi arteri, kolektor, lokal. Status adalah tingkat tanggung
jawab pemerintah untuk jalan tingkat pemerintahan Nasional, Propinsi dan Kabupaten.
Lampiran 2 Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
A2-1
LAMPIRAN 2 ORGANISASI JEMBATAN DALAM LINGKUNGAN DPU DAN DEPDAGRI
Umumnya, jalan arteri adalah antara Ibukota Propinsi (Kota Tingkat Pertama) atau antara
Ibukota Propinsi dan Kota Besar (Kota Tingkat Dua). Ini diklasifikasi sebagai jalan Nasional dan
umumnya tanggung jawab organisasi Bina Marga Pusat, yang biasanya mendelegasikan
tanggung jawabnya untuk pelaksanaan pekerjaan kepada Propinsi.
J alan kolektor adalah jalan antara kota-kota Propinsi yang besar (Kota Tingkat Dua) dan
diklasifikasikan sebagai jalan Propinsi dan umumnya tanggung jawab pemerintah propinsi.
Adiministrasi jalan Propinsi menjadi dibawah hukum Dinas Pekerjaan Umum Propinsi
(DPUP).
J alan lokal adalah antara desa-desa kecil dan diklasifikasikan sebagai jalan Kabupaten dan
umumnya menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten. Administrasi jalan Kabupaten
menjadi dibawah Kantor Pekerjaan Umum Kabupaten (DPUK).
BAPPENAS
Koordinasi secara keseluruhan perencanaan transportasi menjadi dibawah hukum Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). BAPPENAS menetapkan prioritas antar
Sektoral dan menentukan menyediakan seluruh dana untuk jalan dalam Rencana
Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
BAPPEDA
Instansi perencanaan utama yang berhubungan dengan jalan di Propinsi dan tingkat
Kabupaten adalah BAPPEDA I dan BAPPEDA II berturutan.
Departemen Perhubungan
Peraturan operasi angkutan, termasuk angkutan jalan adalah sebagian besar tugas
Departemen Perhubungan.
Pendanaan Pekerjaan Jembatan
Pendanaan Pekerjaan J alan dan J embatan datang dari pendapatan dan anggaran nasional,
propinsi dan pemerintah kabupaten. Pemerintah Nasional bertanggung jawab untuk
penerimaan pinjaman luar negeri dan bantuan bilateral.
Anggaran Nasional disingkat APBN, anggaran propinsi APBD I, dan pemerintah Kabupaten
anggaran APBD II. Anggaran Nasional dapat juga ditrapkan ke Pekerjaan Propinsi dan ini
disebut IPJ P.
Lampiran 2 Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
A2-2
LAMPIRAN 2 ORGANISASI JEMBATAN DALAM LINGKUNGAN DPU DAN DEPDAGRI
3. DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
Tinjauan Luas
Bina Marga Pusat mempunyai tanggung jawab utama untuk sub sektor jalan dan jembatan
pada tingkat pusat termasuk perencanaan umum pembangunan jembatan, perencanaan
teknik dan pelaksanaan sebagian terbesar pekerjaan jembatan besar (kecuali jalan tol) dan
mengkoordinasi rehabilitasi, pemeliharaan dan programpelaksanaan kecil dikerjakan oleh
DPUP dengan dana dari pemeritah pusat.
Bina Marga juga menyelenggarakan suatu pool peralatan jalan nasional. Bina Marga
berfungsi dibawah Direktur J enderal, melalui tujuh Direktorat yang berwenang:
Administrasi (Sekretaris Direktorat J enderal)
Perencanaan Umum (BIPRAN)
Pelaksanaan (Barat, Pusat, Timur)
Peralatan (PALAN)
Pembinaan J alan Kota (Binkot)
Sebagai tambahan Bina Marga mengadakan kantor perwakilan Propinsi di pusat strategi
dinamakan Kantor Peningkatan Wilayah(KPW) direncanakan bertahap dan akan dihilangkan
pada akhir Pelita V dari persetujuan Kantor Peningkatan Propinsi (KPP) diletakkan ditiap
propinsi.
Struktur Organisasi Direktorat J enderal Bina Marga ditunjukkan dalam Lampiran 3.
Direktorat Bina Program Jalan (DIT. BIPRAN)
Direktorat Bina Program J alan bertanggung jawab untuk Perencanaan Umum dan
Perencanaan Teknik projek wilayah luar kota. BIPRAN, melalui Sub Direktorat Teknik
J embatan, adalah koordinator SMJ untuk seluruh Indonesia.
Direktorat Pelaksana (DIT. PEL)
Tiga Direktorat Pelaksana bertanggung jawab untuk pemantauan kemajuan pelaksanaan,
membantu perencanaan umum dan pemrograman, penyiapan dokumen lelang dan penilaian
pelelangan. Tiap DITPEL mempunyai Sub Direktorat Perencanaan Teknik (Bintek) dan suatu
seksi yang bertanggung jawab secara hukum tiap Propinsi.
Direktorat Pembinaan Jalan Kota (DIT. BINKOT)
Direktorat Pembinaan J alan Lokal bertanggung jawab untuk perencanaan umum dan
perencanaan teknik jalan kota.
Lampiran 2 Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
A2-3
LAMPIRAN 2 ORGANISASI JEMBATAN DALAM LINGKUNGAN DPU DAN DEPDAGRI
Direktorat Peralatan Jalan (DIT. PALAN)
Direktorat Peralatan J alan (PALAN) mempunyai tanggung jawab untuk mendapatkan dan
memelihara semua peralatan, pengadaan suku cadang ke gudang, pengelolaan gudang di
wilayah Direktorat J enderal Bina Marga dan mendapatkan bahan pelaksanaan dan jembatan.
Kantor Peningkatan Wilayah (KPW)
DitJ en Bina Marga menetapkan sembilan Kantor Peningkatan Wilayah (KPW) pada kota-kota
sebagai berikut:
Medan (Sumatera Utara)
Padang (Sumatera Barat)
Palembang (Sumatera Selatan)
Banjarmasin (Kalimantan Selatan)
Ujung Pandang (Sulawesi Selatan)
Semarang (J awa Tengah)
Surabaya (J awa Timur)
Bandung (J awa Barat)
J akarta.
KPW membantu Perencanaan teknik dan pelaksaan detail J alan Utama dan peningkatan
jembatan dan programrehabilitasi.
Fungsi utama KPW termasuk :
Penyiapan data untuk Studi Kelayakan
Enjinering Perencanaan dan Pengawasan
Ketetapan pelayanan laporan untuk Sub Dinas Bina Marga dan Dinas PU
Bina Marga
KPW di Bandung, Semarang, Surabaya, Palembang dan Banjarmasin diperkuat dengan
konsultan luar negeri dibawah "Asian Developmnet Bank Third, Six and Seventh Project".
Perbantuan semacam disediakan oleh "Canadian International Development Agency" (CIDA)
kepada KPW di Ujung Pandang dan "International Betterment Regional Development"
(IBRD) kepada semua KPW. KPW adalah perpanjangan BIPRAN yang efektif.
Lampiran 2 Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
A2-4
LAMPIRAN 2 ORGANISASI JEMBATAN DALAM LINGKUNGAN DPU DAN DEPDAGRI
4. ORGANISASI PROPINSI
Umum
Ada 27 Propinsi di Indonesia, masing-masing mempunyai Dinas Pekerjaan Umum Propinsi
(DPUP) yang bertanggung jawab untuk J alan, Pengairan dan Cipta Karya. DPUP
digabungkan pada administrasi propinsi, yang dikepalai oleh Gubernur Propinsi, yang melapor
kepada Departemen Dalam Negeri Pemerintah Pusat.
Berbagai fungsi Pekerjaan Umum Propinsi ditangani oleh bagian yang terpisah dalam DPU.
Dinas Bina Marga adalah bagianbertanggung jawab untuk jalan danjembatan pada Propinsi yang
besar, dan Sub Dinas Bina Marga bertanggung jawab pada Propinsi yang kecil.
DPUP juga mempunyai garis tanggung jawab kepada Instansi Pemerintah Pusat Departemen
Pekerjaan Umum, termasuk Direktorat J enderal Bina Marga. Departemen Pekerjaan Umum
menyediakan/melengkapi DPUP dengan pengarahan teknik dan beberapa pendukung
administrasi, dan DPUP bertindak sebagai instansi pelaksana untuk fungsi yang banyak dari
Departemen Pekerjaan Umum.
Mengenai jembatan, fungsi utama DPU termasuk tanggung jawab untuk pekerjaan yang
dibiaya oleh anggaran propinsi, biaya proyek yang dibiayai Ditjen Bina Marga (lain daripada
yang dilaksanakan Ditjen Bina Marga sendiri), pemeliharaan semua jembatan Nasional dan
Propinsi lain daripada jalan tol, dan membantu DPUK (Kabupaten).
SMJ akan bekerja dibawah Sub Dinas Bina Programdi Dinas PU Bina Marga atau Seksi
Perencanaan di Sub Dinas Bina Marga.
DPUP melaksanakan proyek perbaikan jalan dan jembatan yang dibiayai oleh pemerintah
demikian juga program rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan yang berskala besar.
Pekerjaan ini kebanyakan dilaksanakan dengan kontrak.
Organisasi Pemerintah Propinsi didalam proses perubahan dari Dinas Pekerjaan Umum ke
Dinas PU Bina Marga, Dinas PU Cipta Karya dan Dinas Pengairan. Bagan Organisasi kedua jenis
tersebut terlampir.
Departemen Pekerjaan Umum juga mempunyai perwakilan di Propinsi yang disebut Kepala
Kantor Wilayah (Kakanwil) dan melapor langsung kepada Menteri Pekerjaan Umum.
Di nas PU Bi na Marga dan Sub Di nas Bi na Marga (SDBM)
Bagian ini menguraikan secara singkat fungsi kantor Dinas Bina Marga dan Sub Dinas PU
Bina Marga.
Kantor Bina Marga disetiap Propinsi dikepalai oleh Kepala Sub Dinas Bina Marga yang
melapor kepada Kepala Dinas PU, atau Kepala Dinas PU Bina Marga yang melaporkan
langsung kepada Gubernur.
Dinas PU Bina Marga dan SDBM bertanggung jawab untuk semua jalan dan jembatan
Propinsi termasuk perencanaan, pelelangan dan pengawasan pelaksanaan. Staf Dinas Bina
Marga biasanya menyerahkan hal yang sama untuk melaksanakan jalan dan jembatan
Lampiran 2 Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
A2-5
LAMPIRAN 2 ORGANISASI JEMBATAN DALAM LINGKUNGAN DPU DAN DEPDAGRI
Nasional, bagaimanapun perencanaan, pelelangan dan laporan kemajuan pelaksanaan harus
disampaikan kepada Ditjen Bina Marga untuk pemantauan dan persetujuan.
Dinas Pekerjaan Umum Propinsi mempunyai gudang Propinsi yang dapat digunakan sebagai
gudang penyimpanan untuk bahan konstruksi dan peralatan.
Organisasi Bina Marga Propinsi juga merencanakan dan menyiapkan ProgramPekerjaan
Tahunan dan anggaran dan dapat memberi dana balk untuk anggaran Propinsi dan anggaran
Nasional sampai dengan batas Rp 200 juta. Sebagian besar staf profesional di kantor Bina
Marga Propinsi dipilih dan dibayar melalui Ditjen Bina Marga.
Kantor Bina Marga Propinsi mengatur pelaksanaan baru dan proyek pemeliharaan berat.
Pemeliharaan, Berkala dan Rutin biasanya menjadi tanggung jawab Kantor Cabang Dinas
yang umumnya terletak ditiap Kantor Kabupaten. Pada saat ini ada kira-kira 220 Cabang
Dinas dan 266 Kantor Kabupaten. Kantor Bina Marga Propinsi bertanggung jawab
menjamin pemenuhan teknik pekerjaan pemeliharaan tetapi tidak bertanggung jawab hal-hal
penganggaran Cabang Dinas Bina Marga.
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan melalui Kantor Proyek. Wilayah yang bersangkut paut
dengan pekerjaan jembatan adalah:
P
3
TNas dan P
3
TProp (Proyek Perencanaan dan Pengawasan Teknik)
Proyek Penggantian J embatan
Proyek Rehabilitasi J embatan
Proyek Pemeliharaan Rutin J alan dan J embatan
PBPJ K - Proyek Bantuan Peningkatan J alan Kabupaten
Cabang Di nas
Cabang Dinas bertanggung jawab untuk semua Rutin dan Berkala fungsi Departemen
Pekerjaan Umum termasuk Cipta Karya dan Pengairan. Kantor Cabang Dinas terletak
disebagian besar Kabupaten, dan bertanggung jawab untuk aktivitas daerah pemerintah
Propinsi tetapi tidak untuk aktivitas yang ada dibawah tingkat pemerintah Kabupaten,
seperti J alan Kabupaten. Seksi Bina Marga dalam Cabang Dinas bertanggung jawab untuk
pemeliharaan J alan dan J embatan dalam seksinya. Kepala Seksi Bina Marga melapor
langsung kepada Kepala Cabang Dinas yang meneruskan laporan kepada Kepala Dinas
Pekerjaan Umum Propinsi (DPUP).
Kecuali untuk proyek pemeliharaan berat yang didanai oleh Ditjen Bina Marga dengan
bantuan luar negeri, anggaran untuk pemeliharaan adalah dari Anggaran Propinsi (APBD.I).
(Cabang Dinas akan dihapuskan pada 1992, tetapi akan tetap beroperasi selama periode
peralihan).
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten (DPUK)
Masing-masing 226 Kabupaten di Indonesia mempunyai Kantor Pekerjaan Umum Kabupaten
(DPUK) yang dikepalai oleh Kepala DPUK yang melapor kepada Bupati (Kepala Administrasi
Kabupaten) meneruskan laporan kepada Gubernur.
Lampiran 2 Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
A2-6
LAMPIRAN 2 ORGANISASI JEMBATAN DALAM LINGKUNGAN DPU DAN DEPDAGRI
DPUK mempunyai seksi Bina Marga (J alan dan J embatan) yang bertanggung jawab untuk
perencanaan teknik, pelelangan, pelaksanaan dan pemeliharaan J alan dan J embatan
Kabupaten. Untuk pekerjaan yang besar/ berat dan komplek pada J alan Kabupaten, DPUK
kadang-kadang mendapat bantuan dari DPUP melalui PBPJ K.
P
3
TNAS, P
3
TPROP DAN PROYEK BANTUAN PENINGKATAN JALAN KABUPATEN
(PBPJK)
P
3
TNas dan P
3
TProp melaksanakan beberapa fungsi sebagai berikut :
mengumpulkan data perencanaan umum untuk Propinsi dalam sosial,
ekonomi, transportasi, pembangunan nasional wilayah dan sektoral J alan
Propinsi, Kabupaten dan Kotamadya
membantu fungsi perencanaan umum di kantor Bina Marga Propinsi
menyiapkan perencanaan tekniktermasuk studi kelayakan bila diperlukan
untuk Penggantian dan Rehabilitasi J embatan
menyiapkan dokumen pelelangan
mengatur pengawasan Proyek oleh Konsultan.
Proyek Bantuan Peningkatan Jalan Kabupaten (PBPJK)
menyediakan bantuan kepada kantor Kabupaten/Kotamadya di propinsi
di dalam hal perencanaan umum dan pemrograman, perencanaan teknik,
pengawasan dan pelaksanaan
mengawasi dan membuat pembangunan di Kabupaten/Kotamadya
mengorganisasi administrasi pelaksanaan pekerjaan jalan dan jembatan
Kabupaten/Kotamadya
membantu pelayanan konsultan pengawas.
Lampiran 2 Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
A2-7
LAMPIRAN 3
TUGAS / KEWAJIBAN :
Pengawas SMJ
Inspektur Jembatan
LAMPIRAN 3 TUGAS/KEWAJIBAN
PERSYARATAN TUGAS PENGAWAS SMJ
Kedudukan : Pengawas SMJ
Status : Staf Tetap (permanent)
Pertanggung Jawaban : Kepala seksi Perencanaan Umum, Sub Dinas Bina Marga, Kepala
Sub Dinas Bina Programdi Dinas PU Bina Marga
Lokasi : Seksi Perencanaan Umum, Sub Dinas Bina Marga, atau Sub
Dinas Bina Programdi Dinas PU Bina Marga
Kemampuan : 1. MinimumIr Teknik Sipil (paling rendah BE) dengan pengalaman4
tahun pada engineering jembatan
2. Telah mengikuti kursus pelatihan Pemeriksaan J embatan dan
Rencana dan ProgramSMJ
Tanggung Jawab
Untuk meyakinkan bahwa SMJ dilaksanakan dandikerjakan secara efektif ditiap Propinsi.
Menyediakan bantuan dan nasihat kepada Staf BM Propinsi untuk mencapai maksud
tersebut diatas.
Tugas
Membantu Staf Bina Marga Propinsi dengan:
1. Pemeriksaan J embatan
perencanaan umum dan pelaksanaan pemeriksaan Rutin dan Detail
jembatan
memeriksa pengumpulan data untuk ketepatan dan penyelesaian
2. Pemasukan Data
memasukandata kedalam komputer SMJ dan data manual keArsipData
J embatan
mengirim data dalam disket ke BIPRAN
3. Pekerjaan Komputer SMJ
mengoperasikan dan memelihara komputer SMJ dan Sistim
Informasi Manajemen SPJ AW termasuk membuat laporan SPJ AW.
Lampiran 3 Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
A3-1
LAMPIRAN 3 TUGAS/KEWAJIBAN
4. Perencanaan Umum dan Pemrograman
menyiapkan Program Kerja Tahunan dan Lima Tahunan untuk
Penggantian, Rehabilitasi dan Pemeliharaan jembatan.
5. Pemantauan
secara teratur memperbaharui data jembatan pada database yang
sesuai dengan kemajuan pekerjaan jembatan yang sedang
dilaksanakan di Propinsi.
6. Pelatihan
membantu mengadakan kursus latihan dalam komponen SMJ dan
latihan-kerja untuk peserta pada pekerjaan.
7. Mengadakan hubungan dengan Sub Direktorat Teknik J embatan di BIPRAN, Bina
Marga Pusat pada hal-hal SMJ .
8. Bertanggung jawa
-
b pada peralatan yang disediakan bagi Pemeriksaan J embatan
SMJ seperti umpama kamera; tas perlengkapan, pita meter dan sebagainya.
Lampiran 3 Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
A3-2
LAMPIRAN 3 TUGAS/KEWAJIBAN
PERNYATAAN TUGAS INSPEKTUR JEMBATAN
Kedudukan : Inspektur J embatan
St at us : Staf tetap (perencanaan) - 2 orang atau lebih tiap Propinsi.
Pertanggung Jawaban : Kepala Seksi Perencanaan Umum melalui Pengawas SMJ
Lokasi : Seksi Perencanaan UmumSub Dinas Bina Marga, atau Sub Dinas
Bina Programdi Dinas PU Bina Marga
Kemampuan : 1. BE Teknik Sipil dan paling sedikit berpengalaman 5 tahun
dalam bidang jembatan
2. Berijazah sebagai Inspektur J embatan oleh DitjenBina Marga
(ump. telah mengikuti pelatihan dan kelas formal dan ujian
lapangan).
Tanggung jawab
Merencanakan dan melaksanakan Pemeriksaan J embatan (Inventarisasi dan Mendetail)
sesuai dengan prosedur SMJ .
Meyakinkan bahwa data dari pemeriksaan tsb. diatas dimasukkan kedalam database
komputer SMJ dan diarsip pada Data Arsip SMJ .
Kewajiban
menyiapkan Program Pemeriksaan
mengadakan Pemeriksaan Inventarisasi seperti yang ditentukan
melaksanakan Pemeriksaan Mendetail seperti yang ditetapkan
memeriksa apakah Pemeriksaan Rutin dilaksanakan oleh Inspektur
Cabang Dinas
memasukkan atau mengawasi pemasukkan data pemeriksaan
kedalam komputer SMJ dan diarsipkan.
berhubungan dengan Staf Cabang untuk mendapatkan bantuan
selama pemeriksaan jembatan.
melatih Staf Cabang yang memenuhi syarat dan cakap sebagai
Inspektur J embatan di Propinsi.
Fasilitas
Menggunakan kendaraan SMJ (4 WD) dan peralatan yang disediakan untuk pemeriksaan.
Lampiran 3 Panduan Prosedur Umum IBMS 25 February 1993
A3-3

Anda mungkin juga menyukai