Anda di halaman 1dari 9

1

PENDAHULUAN

Pitriasis versikolor dapat dijabarkan menjadi dua kata yakni pitriasis yang artinya
penyakit dengan skuama halus seperti tepung dan versikolor yang dapat diartikan berbagai
macam warna sehingga pitriasis versikolor dapat berupa bercak berskuama halus yang berwarna
putih sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak,
lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut.
1-3
Pitiriasis
versikolor atau tinea versikolor memiliki sinonim seperti kromofitosis, dermatomikosis, tinea
flava, panu.
4

Epidemiologi pitriasis versikolor biasanya sering dijumpai pada daerah dengan iklim
tropis dengan kelembaban yang tinggi, bersifat menahun, ringan dan biasanya tanpa peradangan.
Pitiriasis versikolor dapat mengenai semua jenis usia, dan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Penyakit ini ditemukan diseluruh dunia dengan prevelensi 50 % terutama di daerah beriklim
tropis. Negara tropis memiliki frekuensi usia bervariasi. Sebagaian besar mengenai usia 10- 19
tahun.
4
Penularan pitriasis versikolor terjadi bila ada kontak dengan jamur penyebab oleh karena
itu kebersihan pribadi sangat penting.
1,5

Pitriasis versikolor adalah infeksi oleh jamur superfisial pada lapisan stratum korneum
kulit yang paling banyak disebabkan oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum orbicular. Pada
kulit terdapat flora normal yang berhubungan dengan timbulnya pitiriasis vesikolor ialah
Pityrosporum orbiculare yang berbentuk bulat atau Pityrosporum ovale yang berbentuk oval.
Keduanya merupakan organisme yang sama, dapat berubah sesuai dengan lingkungannya,
misalnya suhu, media, dan kelembaban. Kelembaban dan panas dapat berasal dari lingkungan,
pakaian ketat dan tak menyerap keringat, keringat berlebihan karena berolahraga atau karena
kegemukan, misalnya gesekan pada paha orang gemuk, keseimbangan flora tubuh normal
terganggu, antara lain karena pemakaian antibiotik. Kehamilan dan menstruasi juga dapat
menyebabkan Pitriasis versikolor, kedua kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon
dalam tubuh sehingga rentan terhadap jamur.
2,6

Malassezia furfur merupakan fase spora dan miselium. Faktor predisposisi menjadi
patogen dapat endogen atau eksogen. Endogen dapat disebabkan diantaranya oleh defisiensi
imun. Eksogen dapat kerena faktor suhu, kelembaban udara, dan keringat.
2,4
Kelainan kulit
pitiriasis versikolor terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni, bentuk tidak teratur sampai
2

teratur batas jelas sampai difus. Bercak-bercak tersebut berefluoresensi bila dilihat dengan lampu
wood. Bentuk papulo-vesikular dapat terlihat walaupun jarang. Kelainan biasanya asimtomatik
sehingga adakalanya penderita tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut. Kadang kadang
penderita dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan alasan berobat. tetapi biasanya
penderita datang berobat karena bercak hipopigmentasi.
1
Pada beberapa penderita, dapat
merasakan keluhan gatal ringan terutama bila berkeringat pada lokasi lesi
6

Diagnosis ditegakkan atas dasar gambaran klinis, pemeriksaan fluoresensi, lesi kulit
dengan lampu Wood, dan sediaan langsung. Fluoresensi lesi kulit pada pemeriksaan lampu
Wood berwarna kuning keemasan.
2
Diagnosis juga dapat dipastikan bila pada pemeriksaan
mikroskops terhadap kerokan kulit dalam campuran kalium hidroksida 10% dan tinta Parker
Quink dapat ditemukan gambaran yang khas berupa kumpulan spora yang bulat dan hifa yang
pendek gemuk (suatu gambaran yang dikenal sebagai spaghetti dan meat ball).
3
Penyakit ini
harus dapat dibedakan dengan dermatitis seboroika, eritrasma, sifilis II, achromia parasitic dari
Pardo-Castello dan Dominiquez, morbus Hansen, pitiriasis alba, serta vitiligo.
2
Obat-obatan yang dipakai misalnya: suspense selenium sulfide (selsun) dapat dipakai
sebagai shampo 2-3 kali seminggu. Obat digosokkan pada lesi dan didiamkan 15-30 menit,
sebelum mandi. Obat-obat lain adalah: salisil spiritus 10%; derivat azole, misalnya mikonazol,
klotrimazol, isokonazol dan ekonazol; sulfur presipitatum dalam bedak kocok 4-20%; tolsiklat;
tolnaftat, dan haloprogin. Larutan tiosulfas natrikus 25% dapat pula digunakan; dioleskan sehari
2 kali sehabis mandi selama 2 minggu. Jika sulit disembuhkan ketokonazole dapat
dipertimbangkan dengan dosis 1x200 mg sehari selama 10 hari.
2


Prognosis ptiriasis versikolor adalah baik, bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun
dan konsisten. Pengobatan harus diteruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan
pemeriksaan lampu Wood dan sediaan langsung negatif.
2




3

LAPORAN KASUS

IDENTITAS
Nama : Tn K. S
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tuminting
Pekerjaan : Pelajar SMA
Agama : Kristen Protestan
Tanggal Lahir : 21 Juni 1992
Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Tanggal Pemeriksaan : 5 Juli 2010

ANAMNESIS
Keluhan Utama
Bercak-bercak putih dan gatal di hampir seluruh badan.
Riwayat Penyakit Sekarang
Bercak-bercak putih timbul di badan sejak 3 tahun yang lalu. Awalnya bercak putih
disertai gatal timbul di bagian dada kemudian menyebar ke bahu ke lengan kiri dan kanan, perut
dan punggung. Bercak putih tersebut disertai rasa gatal yang bersifat hilang timbul, terutama
saat berkeringat. Penderita sudah pernah berobat ke dokter umum dan diberi obat minum
(penderita lupa nama obat tersebut). Penderita menyangkal adanya rasa tebal dan kram atau pun
nyeri di daerah bercak-bercak.
Riwayat Penyakit Dahulu
Penderita baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini.
Penyakit kencing manis, hipertensi, ginjal, dan jantung disangkal.
Riwayat Alergi
Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal penderita

4

Riwayat Atopi
Bersin-bersin pagi hari, asma, alergi dingin, alergi debu disangkal penderita.
Riwayat Penyakit Keluarga
Hanya penderita yang sakit seperti ini.
Riwayat Kebiasaan
Mandi 2 kali sehari, handuk dipakai sendiri, memakai sabun batang yang dipakai
bersama, ganti baju setiap kali penderita mandi.
Riwayat Sosial
Rumah beton, lantai tegel, atap seng, 3 kamar tidur, penghuni rumah 4 orang. Kamar
mandi dan WC di luar rumah.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : TD: 100/60 mmHg Nadi:64x/mnt Respirasi: 20x/mnt Suhu:36,2
0
C
Berat badan : 45 kg
Tinggi Badan : 164 cm
Kepala : Simetris, tidak ada kelainan
Thoraks : Jantung, paru dalam batas normal
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) normal
Ekstremitas : Hangat, tidak ada kelainan
Tes Sensitibilitas : Nyeri, suhu, raba normal

Status Dermatologis
Regio torakalis, regio brachialis D/S, regio abdominalis dan regio skapularis: makula
hipopigmentasi, batas jelas, ukuran bervariasi dari lentikular sampai plakat, ditutupi skuama
halus.
5




Diagnosis Banding
- Pitiriasis versikolor
- Vitiligo
- Pitiriasis alba
- Morbus Hansen

Pemeriksaaan Laboratorium
KOH Parker : spora berkelompok(+), hifa pendek (+)
6



Diagnosis
Ptiriasis Versikolor

Terapi
Non-medikamentosa
Memakai obat sesuai petunjuk dokter
Menjaga kebersihan diri , misalnya dengan mengganti baju jika berkeringat banyak
Menjaga agar tubuh tetap kering dengan untuk tidak memakai pakaian yang masih
lembab, misalnya belum kering benar, atau memakai pakaian pada saat tubuh belum
benar-benar kering sehabis mandi.
Mencuci pakaian, kain sprei, handuk dengan air panas.
Medikamentosa
Antihistamin: Cetirizine 10 mg 1 x 1 tab
Anti jamur :
Topikal : Ketokonazole cream 2 x app
Sistemik: Ketokonazole 200 mg/hari selama 10 hari.
7

PEMBAHASAN

Diagnosis Pitiriasis versikolor pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
Pada Pitiriasis versikolor kelainan biasanya asimtomatik sehingga seringkali penderita
tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut. Biasanya penderita datang berobat karena
bercak hipopigmentasi.
1
Pada beberapa penderita, keluhan gatal ringan pada lokasi lesi terutama
bila berkeringat.
6
Dari anamnesis pada kasus ini, penderita mengeluhkan adanya bercak-bercak
putih timbul di badan sejak 3 tahun yang lalu. Awalnya bercak di bagian dada dan lengan
kemudian menyebar ke seluruh badan. Gatal dialami penderita bersamaan dengan timbulnya
bercak dan terasa bila penderita berkeringat.
Kelainan kulit Pitiriasis versikolor berupa bercak putih sampai coklat, di atas lesi terdapat
sisik halus. Bentuk lesi tidak teratur, dapat berbatas tegas atau difus. Sering didapatkan bentuk
folikular atau lebih besar, atau bentuk numular yang meluas membentuk plakat. Kadang-kadang
dijumpai bentuk cmpuran.
1
Variasi lesi pada penyakit ini tergantung pada pigmen normal kulit
penderita, paparan sinar matahari dan lamanya penyakit.
1
Pada kulit yang terang, lesi berupa
makula cokelat muda dengan skuama halus di permukan, terutama terdapat di badan dan lengan
atas. Pada kulit gelap, penampakan yang khas berupa bercak-bercak hipopigmentasi.
3
Dari
pemeriksaan fisik pada pasien ini ditemukan makula hipopigmentasi, ukuran lentikuler, batas
jelas, konfluens, ada skuma halus di regio axillaris dextra et sinistra, regio scapularis dextra et
sinistra, regio brachii dextra et sinistra, regio antebrachii dextra et sinistra, regio femoralis dextra
et sinistra.

Diagnosis pitiriasis versikolor dapat dipastikan bila pada pemeriksaan mikroskopis
terhadap kerokan kulit dalam campuran kalium hidroksida 10% dan tinta Parker Quink dapat
ditemukan gambaran yang khas berupa kumpulan spora yang bulat dan hifa yang pendek gemuk
(suatu gambaran yang dikenal sebagai spaghetti dan bola-bola daging).
3
Pada pasien ini
dilakukan pemeriksaan KOH Parker, dengan hasil spora berkelompok dengan hifa pendek.
Penanganan Pitiriasis versikolor harus dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten. Obat-
obatan yang dipakai misalnya: suspense selenium sulfide (selsun) dapat dipakai sebagai shampo
2-3 kali seminggu. Obat digosokkan pada lesi dan didiamkan 15-30 menit, sebelum mandi. Obat-
obat lain adalah: salisil spiritus 10%; derivat azole, misalnya mikonazole, klotrimazole,
8

isokonazole dan ekonazole; sulfur presipitatum dalam bedak kocok 4-20%; tolsiklat; tolnaftat,
dan haloprogin. Larutan tiosulfas natrikus 25% dapat pula digunakan; dioleskan sehari 2 kali
sehabis mandi selama 2 minggu. Jika sulit disembuhkan ketokonazol dapat dipertimbangkan
dengan dosis 1x200 mg sehari selama 10 hari.
2
Pada pasien ini diberikan Cetirizine 1x1,
Ketokonazole 200 mg/hari selama 10 hari, Ketokonazole cream dioleskan dua kali sehari.
Selain pengobatan medikamentosa, pasien juga disarankan untuk menjaga agar tubuh
tetap kering, tidak memakai pakaian yang masih lembab, misalnya belum kering benar, atau
memakai pakaian pada saat tubuh belum benar-benar kering sehabis mandi. Hal ini perlu
diperhatikan karena kesembuhan dari Pitiriasis versikolor tidak lepas dari perilaku sehat dari
penderita itu sendiri.
6
Prognosis pada pasien ini baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh,
tekun dan konsisten.


9

DAFTAR PUSTAKA

1. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit.Penerbit Hipokrates. Jakarta. 2000
2. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2007
3. Brown-Graham R. Burns T . Lecture Notes:Dermatologi Edisi Kedelapan. Erlangga.
Jakarta. 2003
4. Anurogo D. Misteri Penyakit Panu yang Jarang Diketahui Manusia. Available from :
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn=20080801140129
5. Boel T. Mikosis superfisial . Available from :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pdf .2003
6. Bahaudin. Panu,Sepele tapi Mengganggu. Available from :
www.fajar.co.id/koran/1242695046FAJAR.UTM_19_7.pdf .2009

Anda mungkin juga menyukai