Kendari, KP Memberi pemahaman tentang etika akademik dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi khususnya di Unhalu, dilaksanakan seminar nasional yang bertajuk Pengembangan Soft Skill Civitas Akademika. Seminar yang bertujuan untuk mencapai tri sukses itu, berlangsung sehari pada tanggal 26 Agustus lalu di Auditorium Mokodompit Unhalu, dibuka Plt Rektor Unhalu, Prof Dr Usman Rianse MS dan dihadiri pemateri nasional, Prof Prayitno dari Universitas Negeri Padang (UNP). Menurut Prayitno, lima paradigma pendidikan yang terkait dengan soft skill yakni environmentalisme menyangkut peserta didik diibaratkan seperti kertas putih, nativisme terkait pembawaan peserta didik sebagai modal paling penting, pengembangan pembawaan perserta didik adalah mutlak. Demikian pula dengan naturalisme yang menggambarkan peserta didik dikaruniai alam pembawaan yang baik, konvergensi merupakan dua sisi peserta didik menyangkut pembawaan dan lingkungan, perkembangan peserta didik adalah konvergensi antara keduanya. Komprehensif-dinamik, peserta didik menjujung harkat dan martabat kemanusiaan (HMM), serta adanya pengembangan peserta didik didasarkan pada dan terarah pada harkat dan mastabat kemanusiaan. Hakikat manusia, sebagai mahluk yang bertakwa, paling sempurna dalam penciptaan, paling tinggi derajatnya, khalifah di muka bumi dan penyandang HAM. Dikatakan, pendidikan merupakan upaya pemuliaan kemanusiaan manusia melalui pengembangan pancadaya (daya takwa, cipta, rasa, karsa dan karya). Tentu ad aperangkat kehidupan yang terbagi dalam hard skill dan soft skill yang did alamnya menyangkut keterampilan, kompetensi dan tingkah laku. "Ada lima pendekatan soft skill (orientasi kemanusiaan), iman dan takwa, inisisatif, industrius, individual dan interaksi. Bagaimana pengembangan soft skill dalam bidang pembelajaran--melalui agama, bahasa dan kewarganegaraan . Pengembangan potensi mahasiswa tri sukses menyangkut akademik, persiapan karier dan sosial kemasyarakatan," tambah Prayitno. Ditamabhkan, sukses yang dimaksud pada mahasiswa adalah akademik (IPK, KUM dan waktu), karier (pilihan karier, masa tunggu) serta sosial masyarakat (antarpribadi, organisasi dan masyarakat luas). Rencana itu harus ditunjang dengan belajar yang baik dan mandiri atau lanjutan srta terencana. Dengan catatan, belajar bukan sekadar menghafal, menyontek, mengikuti orang lain dan hanya untuk nilai. Prof Usman menambahkan, hard skill dan soft skill merupakan tujuan pendidikan nasional. Faktanya, kemampuan soft skill di perguruan tinggi belum seimbang. Seseorang bisa sukses di dunia usaha ditentukan kemampuan 80 persen adalah soft skill dan selebihnya hard skill. Dijelaskan, pengembangan soft skill di Unhalu khususnya, melalui penyempurnaan kurikulum. Di Faperta diajar melalui mata kuliah agama, budipekerti, dinamika kelompok, organisasi dan kepemimpinan serta human relation. Ada pula penyempurnaan prose pembelajaran, setiap mata kuliah diselipkan materi soft skill misalnya dalam penugasan mahasiswa bisa berbetuk presentasi dan tugas kelompok. Peran dosen, membangun proses dialog, membangkitkan dinamika kelompok serta memotivasi pada mahasiswa. Ditambahkan, pengembangan soft skill didukung kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa, semisal pesantren kilat, kajian agama, bakti sosial mahasiswa, koperasi mahasiswa, pers mahasiswa, pramuka serta olahraga dan hal lainnya bersifat positif. Page 1 of 2 Kendari Pos : Aspirasi & Inspirasi Masyarakat Sultra : Mahasiswa Dibekali Pemaham... 30/08/2009 http://www.kendaripos.co.id/cetak.php?id=4954 Perlu dukungan sarana dan prasarana dalam pengembangan skill, seperti ruangan kuliah, laboratorium, tenaga pengajar, tempat ibadah, lembaga kosneling, ruang seminar, lembaga kemahasiswaan, dukungan dana dan komitmen pimpinan. (emi) Kendari Pos : Aspirasi & Inspirasi Masyarakat Sultra : http://kendaripos.co.id Versi Online : http://kendaripos.co.id/?pilih=news&aksi=lihat&id=4954 Page 2 of 2 Kendari Pos : Aspirasi & Inspirasi Masyarakat Sultra : Mahasiswa Dibekali Pemaham... 30/08/2009 http://www.kendaripos.co.id/cetak.php?id=4954