Silvie A.W Kelompok 4 LO I MM. Menjelaskan multiaksial Daftar Kategori Diagnosis F0 : Gangguan Mental Organik, Termasuk Gangguan Mental Simtomatik F00 : Demensia pada penyakit Alzheimer F01 : Demensia vaskuler F02 : Demensia pada penyakit lain YDK F03 : Demensia YTT F04 : Sindrom amnesik organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya F05 : Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya F06 : Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik F07 : Gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak F09: Gangguan mental organik atau simtomatik YTT
Daftar Kategori Diagnosis F1 : Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif F10 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol F11 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan opioida F12 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kanabinoida F13 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan sedativa atau hipnotika F14 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kokain F15 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulansia lain termasuk kafein F16 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan halusinogenika F17 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan tembakau F18 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan pelarut yang mudah menguap F19 : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multipel dan penggunaan zat psikoaktif lainnya
Daftar Kategori Diagnosis F21 : Gangguan skizotipal F22 : Gangguan waham menetap F22.0 : Gangguan waham F22.8 : Gangguan waham menetap lainnya F22.9 : Gangguan waham menetap YTT F23 : Gangguan psikotik akut dan sementara F23.0 : Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia F23.1 : Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala skizofrenia F23.2 : Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut F23.3 : Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham F23.8 : Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya F23.9 : Gangguan psikotik akut dan sementara YTT F24 : Gangguan waham terinduksi F25 : Gangguan skizoafektif F28 : Gangguan psikotik nonorganik lainnya F29 : Psikosis non organik YTT Daftar Kategori Diagnosis F3 : Gangguan Suasana Perasaan F30 : Episode manik F31 : Gangguan afektif bipolar F32 : Episode depresif F33 : Gangguan depresif berulang F34 : Gangguan suasana perasaan menetap F38 : Gangguan suasana perasaan lainnya F39 : Gangguan suasana perasaan YTT Daftar Kategori Diagnosis F4 : Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan yang berkaitan dengan Stres F40 : Gangguan anxietas fobik F41 : Gangguan anxietas lainnya F42 : Gangguan obsesif kompulsif F43 : Reaksi terhadap stres berat dan gangguan penyesuaian F44 : Gangguan disosiatif F45 : Gangguan somatoform F48 : Gangguan neurotik lainnya Daftar Kategori Diagnosis F5 : Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik F50 : Gangguan makan F51 : Gangguan tidur non organik F52 : Disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organik F53 : Gangguan jiwa dan perilaku yang berhubungan dengan masa nifas YTK F54 : Faktor psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit YDK F55 : Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan F59 : Sindrom perilaku YTT yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik Daftar Kategori Diagnosis F6 : Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa F7 : Retardasi Mental F8 : Gangguan Perkembangan Psikologis F9 : Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya pada Masa Kanak dan Remaja Diagnosis Multiaksial Tujuan dari diagnosis multiaksial :
Mencakup informasi yang komperhensif (gangguan jiwa, kondisi medik umum, masalah psikososial dan lingkungan, taraf fungsi secara global), sehingga dapat membantu dalam: perencanaan terapi memperkirakan outcome atau prognosis. Format yang mudah dan sistematik, sehingga dapat membantu dalam: Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis Menangkap kompleksitas situasi klinis Menggambarkan heterogenitas individual dengan diagnosis klinis yang sama Memacu penggunaan model bio-psiko-sosial dalam klinis. Pendidikan dan penelitian
Diagnosis Multiaksial Aksis I : gangguan klinis fungsi lain yang menjadi fokus perhatian klinis Aksis II : gangguan kepribadian retardasi mental Aksis III : kondisi medik umum Aksis IV : masalah psikososial dan lingkungan Aksis V : penilaian fungsi secara global CATATAN : Antara aksis I, II, III tidak selalu ada hub etiologik atau patogenesis Hub antara aksis I, II, III dan aksis IV dapat timbal balik saling mempengaruhi LO II MM. Teori psikotik dan skizofrenia Teori-Teori Mengenai Skizofrenia Emil Kraepelin (1856 1926) Demensia prekoks suatu istilah yang menekankan suatu proses kognitif yang jelas (demensia) dan onset yang awal (prekoks) / terjadi kemunduran inteligensi sebelum waktunya. Pasien dengan demensia prekoks mengalami perjalanan jangka panjang yang memburuk dan gejala klinis umum berupa halusinasi dan waham. Teori-Teori Mengenai Skizofrenia Kraepelin lebih lanjut membedakan pasien dengan demensia prekoks dari pasien dengan psikosis manik-depresif atau paranoia. Pasien dengan psikosis manik-depresif dibedakan dari pasien dengan demensia prekoks dengan adanya episode penyakit yang jelas yang dipisahkan oleh periode fungsi normal. Pasien dengan paranoia mempunyai waham persekutorik yang persisten sebagai gejala utamanya tetapi tidak mempunyai perjalanan demensia prekoks yang memburuk atau gejala psikosis manik-depresif yang intermiten.
Teori-Teori Mengenai Skizofrenia Eugen Bleuer (1857 1939) Dalam tahun 1911 Bleuer menganjurkan supaya lebih baik dipakai istilah skizofrenia (schizos = pecah-belah atau bercabang; phren = jiwa) jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan / disharmoni antara proses berpikir, perasaan, dan perbuatan. Demensia dalam demensia prekoks tidak dapat disamakan dengan demensia pada gangguan otak organik atau gangguan inteligensi pada retardasi mental dan pada skizofrenia perjalanannya tidak harus memburuk pada skizofrenia tidak terdapat demensia. Gejala fundamental Empat A: gangguan asosiasi, afektif, autisme, dan ambivalensi. Gejala pelengkap (sekunder) halusinasi & waham Teori-Teori Mengenai Skizofrenia Bleuer membagi gejala-gejala skizofrenia menjadi dua kelompok: Gejala-gejala primer: Gangguan proses berpikir Gangguan emosi Gangguan kemauan Otisme Gejala-gejala sekunder: Waham Halusinasi Gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain Teori-Teori Mengenai Skizofrenia Adolf Meyer Skizofrenia dan gangguan mental lainnya adalah reaksi terhadap berbagai stres kehidupan, yang dinamakannya sindroma suatu reaksi skizofrenik. Harry Stack Sullivan Pendiri bidang psikoanalitik internasional. Menekankan isolasi sosial sebagai penyebab dan gejala skizofrenia. Teori-Teori Mengenai Skizofrenia Gabriel Langfeldt Membagi pasien dengan gejala psikotik berat menjadi dua kelompok: skizofrenia sesungguhnya & psikosis skizofreniform. Skizofrenia sesungguhnya depersonalisasi, autisme, penumpulan emosi, onset yg perlahan, dan perasaan derealisasi Kurt Schneider Menggambarkan sejumlah gejala urutan pertama yang dianggap tidak spesifik untuk skizofrenia tetapi mempunyai nilai pragmatik dalam membuat diagnostik, juga dapat didiagnosis semata-mata atas dasar gejala urutan kedua dan gambaran klinis yang tipikal lainnya. LO III MM. Gangguan psikosis Definisi suatu gangguan jiwa yang serius, yang timbul karena penyebab organik ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan berpikir, bereaksi secara emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak sesuai dengan kenyataan itu, sedemikian rupa sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu. Pola Perasaan sedih, bersalah dan tidak mampu yang mendalam Keadaan terangsang yang tidak menentu dan tidak terorganisasi, disertai pembicaraan dan motorik yang berlebihan Regresi ke otisme (autism) manerisme pembicaraan dan perilaku, isi pikiran yang berwaham, acuh-tak-acuh terhadap harapan sosial Preokupasi yang berwaham, disertai kecurigaan, kecenderungan membela diri atau rasa kebesaran Keadaan bingung dan delirium dengan disorientasi den halusinasi
Klasifikasi Psikosa yang berhubungan dengan sindroma otak organik Psikosa fungsional Psikotik Sindrom otak organik Definisi Gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak Etiologi Otak: meningo-ensefalitis, gangguan pembuluh darah otak, tumor otak Di luar otak: tifus, endometritis, payah jantung, toxemia kehamilan, intoksikasi Kalsifikasi Akut: Kesadaran yang menurun dan sesudahnya terdapat amnesia Menahun: demensia F23 Gangguan Psikotik Akut & Sementara F23.0 GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT TANPA GEJALA SKIZOFRENIA
F23.1 GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT DENGAN GEJALA SKIZOFRENIA
F23.2 GANGGUAN PSIKOTIK LIR-SKIZOFRENIA AKUT
F23.3 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT LAINNYA DENGAN PREDOMINAN WAHAM
F23.8 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA LAINNYA
F23.9 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA YTT (Termasuk: Psikosis reaktif (singkat) YTT)
Gangguan psikotik akut dan sementara Definisi suatu perubahan dari keadaan tanpa gejala psikotik ke keadaan psikosis yang jelas abnormal yang terjadi dalam periode 2 minggu/kurang Etiologi Kesedihan Kehilangan mitra atau pekerjaan secara tak terduga Perceraian Trauma psikologis karena peperangan, terorisme dan penyiksaan.
Gejala Kebingungan Preokupasi Tiada perhatian terhadap wawancara Periode prodomal Anxietas Depresi Penarikan diri secara sosial Perilaku abnormal yang ringan
Prognosa Baik TL Rawat inap Farmakoterapi Psikoterapi (Psikoterapi individual, kelompok, dan keluarga, Mengatasi stresor dan episode psikotik,Mengembalikan harga diri dan kepercayaan)
F23.0 GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT TANPA GEJALA SKIZOFRENIA Definisi Suatu gangguan psikotik akut di mana jelas terdapat halusinasi, waham dan gangguan persepsi, tetapi bersifat sangat bervariasi dan berubah-ubah dari hari ke hari atau bahkan dari jam ke jam Gejala Gambaran klinis yg polimorfik dan tidak stabil serta yang selalu berubah, walaupun kadang-kadang ada gejala-gejala afektif/psikotik Kekalutan emosional Berbagai perasaan senang & ekstase atau anxietas Iritabilitas Gejala cepat mereda Onset Mendadak (dalam 48 jam) Pedoman diagnosa Onset harus akut Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yg berubah dalam jenis & intensitasnya dari hari ke hari/ dalam hari yang sama. Harus ada keadaan emosional yg sama beraneka ragamnya Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satu pun dari gejala itu ada secara cukup konsisten Jika gejala menetap >3bln mka kemungkinan diagnosa yg tetap: gangguan waham menetap dan psikotik nonorganik lainnya F23.1 GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT DENGAN GEJALA SKIZOFRENIA Definisi Suatu gangguan psikotik akut yang memenuhi kriteria deskriptif untuk gangguan psikotik polimorfik akut (F23.0), tetapi yang selalu disertai gejala skizofrenik yang khas Pedoman diagnosa Untuk diagnosis pasti, kriteria a, b, dan c yang khas pada F23.0 untuk gangguan psikotik polimorfik akut harus dipenuhi Tambahan: gejala-gejala yg memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak munculnya gambaran klinis psikotik itu secara jelas.
Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk > 1 bulan, maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia (F20.-) F23.2 GANGGUAN PSIKOTIK LIR-SKIZOFRENIA AKUT Definisi Suatu gangguan psikotik akut dengan gejala-gejala psikotik yang secara komparatif bersifat cukup stabil dan memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) tetapi hanya berlangsung < 1 bulan lamanya Pedoman diagnosa Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu/< dari suatu keadaan nonpsikotik menjadi keadaan yang jelas psikotik) Gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya gambaran klinis yang jelas psikotik Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi.
Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk waktu > 1 bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia (F20.-)
F23.3 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT LAINNYA DENGAN PREDOMINAN WAHAM Definisi Gangguan psikotik akut dengan waham dan halusinasi yang secara komparatif stabil merupakan gambaran klinis utama, tetapi tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-): Waham kejaran atau waham rujukan adalah lazim. Halusinasi biasanya audiotorik (suara-suara yang berbicara langsung dengan pasien).
Pedoma diagnosa Onset dari gejala psikotik harus akut (2 minggu/< dari keadaan nonpsikotik sampai jelas psikotik) Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar waktu sejak berkembangnya keadaan psikotik yang jelas. Baik kriteria untuk skizofrenia (F20.-) maupun untuk gangguan psikotik polimorfik akut (F23.0) tidak terpenuhi Kalau waham-waham menetap untuk > 3 bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah menjadi gangguan waham menetap (F22.-). Apabila hanya halusinasi yang menetap untuk > 3 bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah menjadi psikosis nonorganik lainnya (F28).
F23.8 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA LAINNYA DEFINISI: Gangguan psikotik akut lain yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori mana pun dalam F23. Seperti keadaan psikotik akut dengan waham dan halusinasi jelas ada, tetapi menetap hanya untuk sebagian kecil waktu Harus dimasukkan dalam kode ini. Keadaan-keadaan gaduh gelisah tak khas harus juga dimasukkan dalam kode ini kalau informasi yang lebih rinci tentang keadaan mental pasien tidak dapat diperoleh, dengan syarat bahwa tidak terdapat tanda-tanda suatu penyebab organik. Obat anti-psikosis Tipikal Phenothiazine - Rantai Aliphatic CHLORPROMAZINE - Rantai Piperazine PERPHENAZINE TRIFLUOPERAZINE FLUPHENAZINE - Rantai Piperidine THIORIDAZINE Butyrophenone HALOPERIDOL Diphenyl-butyl-piperidine PIMOZIDE Atipikal Benzamide SULPIRIDE Dibenzodiazepine CLOZAPINE, OLANZAPINE, QUETIAPINE, ZOTEPINE Benzisoxazole RISPERIDON, ARIPIPRAZOLE Gangguan WAHAM Definisi Kepercayaan yang salah terhadap obyek dan tidak konsisten dengan latar belakang intelektual dan budaya (Rawlin, 1993)
Kalsifikasi Waham kejaran Hipokondrik (waham kebesaran), berhubungan dengan: o Suatu perkara pengadilan o Kecemburuan o Keyakinan bahwa tubuh orang itu dibentuk secara abnormal o Keyakinan bahwa orang lain berpendapat dirinya berbau atau adalah homoseks
Gejala Tidak terdapat psikopatologi lain, tetapi gejala depresif dapat dijumpai secara intermiten Halusinasi olfaktorik atau taktil. Halusinasi audiotorik (suara) yang timbul sewaktu-waktu & bersifat sementara, terutama pada pasien lanjut Afek, pembicaraan & perilaku nya normal. Pedoman diagnosa Sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya Harus bersifat khas pribadi (personal) & bukan subkultural. Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang selengkapnya (F32) mungkin terjadi secara intermiten dengan syarat bahwa waham-waham tsb menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan suasana perasaan (mood). Tidak boleh ada bukti-bukti penyakit otak Tidak boleh terdapat halusinasi atau hanya kadang-kadang saja Tanpa ada riwayat gejala skozofrenik (waham dikendalikan, siaran pikiran (thought broadcasting)
TERMASUK TAK TERMASUK Paranoia Gangguan kepribadian paranoid (F60.0) Psikosis paranoid Psikosis paranoid psikogenik (F23.3) Keadaan paranoid Reaksi paranoid (F23.3) Parafrenia (lanjut) Skizofrenia paranoid (F20.0) Beziehungswahn yang lebih peka GANGGUAN WAHAM MENETAP LAINNYA Termasuk kategori residual untuk gangguan-gangguan waham menetap yang tidak memenuhi kriteria untuk gangguan waham (F22.0) Gangguan-gangguan dengan waham-waham disertai oleh suara-suara halusinasi yang menetap atau oleh gejala-gejala skizofrenik yang tidak cukup untuk memenuhi kriteria skizofrenia (F20.-) harus dimasukkan di sini. Gangguan waham yg berlangsung < 3 bulan lamanya harus, bagaimana pun juga, setidaknya untuk sementara, dimasukkan dalam kode F23.-. Termasuk: Dismorfofobia delusional Keadaan paranoid involusional Keluhan paranoia (querulans) Gangguan delusional Suatu gangguan psikiatrik dimana gejala yg utama adalah waham Waham pada gangguan delusional dapat bersifat kebesaran,erotik, cemburu, somatik, dan campuran Pasien dengan gangguan delusional mungkin memiliki suatu mood yg konsisten denagn isi wahamnya, mereka tidak memiliki bukti meresapnya gejala afektif yg terlihat pd gangguan mood Pasien delusional beda dengan skizofrenik dalam hal tidak kacaunya isi waham mereka, tidak ada halusinasi yg menonjol,pendataran afektif, dan gejala tambahan gangguan pikiran
LO IV MM. skizofrenia Definisi Sindrom klinis dengan variasi psikopatologi, biasanya berat, berlangsung lama dan ditandai oleh penyimpangan dari pikiran, persepsi serta emosi Gangguan jiwa yang termasuk dalam kelompok gangguan neurokognitif di mana terjadi gangguan dalam proses pikir dan persepsi Gangguan skizofrenik umumnya ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted) Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap dipertahankan, walaupun definisi kognitif dapat berkembang Epidemiologi Keterangan Umum DSM IV TR 0.5-5.0/10000/thn dg variasi geografik (area urban >>) US 0.05% dari total populasi per tahun skizo dg hanya 50% ps mendapat tx Gender & usia Pria = wanita berbeda di onset & course Puncak usia: pria (10-25 th), wanita (25-35 th) 90% ps skizo: 10-55 th sgt jarang < 10 th atau > 60 th Prognosis wanita > baik; pria > mudah impaired ok gejala negatif Keluarga 1 st degree relative 10x lipat risiko skizo Infeksi & Musiman Lahir di winter & early spring risiko >> dp late spring & summer Hipotesis: kaitan dg komplikasi gestasional/birth, epidemic flu, starvasi maternal, inkompatibilitas Rh msh belum dik sempurna malnutrisi pada masa perikonsepsi 2x risiko skizo infeksi flu t.u 3mester ke2 6 model hipotesis Substance Abuse banyak terjadi 50% ps : drug abuse (selain tobacco), alkohol (40%) cth: cannabis (6x risiko), amfetamin, kokain, dll nikotin (90% ps tergantung nikotin) dapat kadar antipsikotik nikotin efek ke nikotinic dapat mperbaiki kognitif, parkinson, gejala positif, persepsi stimulus luar t.u bising Kepadatan > tinggi pada area yg lebih padat Skizofrenia Etiologi Penyebab belum diketahui Namun ditemukan : Kelainan pada area otak tertentu, termasuk sistem limbik, korteks frontal, dan basal ganglia misalnya : Pelebaran sulkus, fisura, serta ventrikel lateral III dan IV Perubahan asimetri hemisfer serebri Gangguan densitas otak. Aktivitas dopamin yang berlebihan Kadar 5-hydroxyindoleacetic acid (5 HIAA) menurun pada skizofrenik kronik dan skizofrenik dengan pelebaran ventrikel Faktor genetik Seseorang mempunyai kecenderungan skizofrenia bila mempunyai keluarga seorang pasien skizofrenia. Demikian juga pada kembar monozigot Faktor lingkungan dan psikologis Skizofrenia Patofisiologi Pada Pemeriksaan pencitraan terdapat : 1. Ventrikulomegali bilateral 2. Penurunan volume otak pada temporal medial seperti hippocampus dan amygdala.
Hal yang mendasari terjadinya skizofrenia adalah 1. Stimulasi berlebihan dari receptor striatal dopamine (DA) D2. 2. Defisiensi stimulasi dari receptor prefrontal DA D1. 3. Perubahan konektivitas prefrontal yang melibatkan transmisi glutamate pada reseptror N-methyl-d- aspartate (NMDA).
Pedoman diagnostik (menurut PPDGJ-III) Harus ada setidaknya 1 gejala di bawah ini yang amat jelas Thought T.echo = isi pikiran diri sendiri yg berulan n bergema di kepala dengan isi yg sama dgn kualitas berbeda T.insertion or withdrawal= isi pikiran yang masuk dr luar ke dalam / pikiran dari dalam diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya T.broadcasting= isi pikiran yg tersiar di luar sehingga org lain tau Delusion D.of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu dari luar D.of influence = waham tentan dirinya dipengaruhi oleh sesuatu dari luar D.of passivity= waham tentag dirinya pasrah terhadap sesuatu dari luar D.perception= pengalaman inderawi yang tidak wajar yang bermakna khas bagi dirinya bersifat mistik / muksizat Halusinasi auditorik Suara halusinasi yg berkomentar secara terus menerus ttg dirinya Mendengar suara yg sedang berdikusi ttg perilaku dirinya Jenis suara halusinasi dr bag tubuhnya Waham lain yang menurut budaya setempat tidak wajar dan sesuatu yg mustahil (agama yang aneh / kekuatan yang aneh) Pedoman Diagnostik Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over- valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus; arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
Pedoman Diagnostik perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor; gejala-gejala negative, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
Pedoman Diagnostik Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial. SUBTIPE SKIZOFRENIA F20.0 Skizofrenia paranoid F20.1 Skizofrenia hebefrenik F20.2 Skizofrenia katatonik F20.3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated) F20.4 Depresi pasca-skizofrenia F20.5 Skizofrenia residual F20.6 Skizofrenia kompleks F20.8 Skizofrenia lainnya F20.9 Skizofrenia YTT F20.0 Skizofrenia paranoid Halusinasi / waham harus menonjol Suara halusinasi mengacam pasien/ memberi perintah / tidak ada suara verbal hanya bunyi2an Halusinasi pembauan / pengecapan/ bersifat seksual/ lain2 perasaan tubuh (visual ada tapi jarang) Waham bisa dari berbagai jenis tapi waham dikendalikan, dipengaruhi, passivity dan keyakinan yg dikejar2 biasanya paling khas Gangguan afektif, dorongan kehendak n pembicaraan , gejala katatonik tidak menonjol DD : Epilepsi n psikosis yg diinduksi oleh obat Paranoid involusional paranoia F20.1 Skizofrenia Hebefrenik Kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia harus dipenuhi. Biasanya diagnosis pertama kali pada saat usia remaja atau dewasa muda (15-25 tahun) Keadaan premobid = pemalu n penyendiri Gejala khas (bertahan 2-3 bulan) Tidak bertangung jawab Perilaku tidak bertujuan & hampa perasaan mannerisme Afek pasien dangkal & tidak wajar Cekikikan, senyum sendiri Perasaan puas diri & tinggi hati Kelainan hipokondriakal Pengulangan kata berulang2 Proses pikir mengalami disorganisasi Pembicaraan tidak menentu
F20.2 Skizofrenia katatonik Kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia harus dipenuhi. 1 / lebih perilaku di bwah harus mendominasi: Stupor Gaduh n gelisah Menampilkan n mempertahankan posisi tubuh yg aneh Negativisme Rigiditas Fleksibilitas cerea Gejala2 lain : Command automatism (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), Pengulangan kata & kalimat F20.3 Skizofrenia undifferentiated Tidak memenuhi kriteria dibawah ini: Skizofrenia paranoid Skizofrenia Hebefrenik Skizofrenia katatonik Skizofrenia residual Depresi pasca Skizofrenia F20.4 Depresi pasca Skizofrenia Mengalami Skizofrenia selama 1tahun Masih ada gejala Skizofrenia yg tertinggal dan menetap Gejala depresif menonjol dan memenuhi kriteria depresif selama 2 ming
NB Bila gejala sisa Skizofrenia telah hilang maka gejala diagnosis menjadi Episode depresif F20.5 Skizofrenia residual Sindrom negatif menonjol Ada riwayat episode Skizofrenia di masa lampau Minimal 1 tahun dimana halusinasi dan waham berkurang dan timbul sindrom negatif Tidak terdapat dimensia / ganguan otak lain / depresi yang dapat menjelaskan bagaimana sindrom negatif tersebut timbul
Sindrom negatif: Perlambatan psikomotorik Aktivitas menurun Afek menumpul Pasif n ketidakadaan inisiatif Kuantitas n isi pembicaraan kurang Ekspresi muka n kontak mata buruk Posisi tubuh buruk Perawatan diri n kinerja sosial buruk F20.6 Skizofrenia simpleks Gangguan ini memiliki gejala psikotik yg kurang jelas dibanding Skizofrenia yg lain Ditentukan berdasar perkembangan yg berjalan perlahan dan progesif dari: Sindrom negatif dr Skizofrenia residual tanpa didahului oleh halusinasi, waham / manifestasi psikotik lain Disertai perubahan perilaku pribadi yg bermakna Kehilangan minat Tidak berbuat sesuatu Tanpa tujuan hidup Penarikan diri dari lingkungan sosial F 20. 8 Skizofrenia Lainnya F 20. 9 Skizofrenia YTT
Diagnosa ANAMNESIS Fisik Status mental Laboratrium Radiologi Evalusi psikologik dll Alasan berobat Riwayat gangguan sekarang Riwayat gangguan terdahulu Riwayat perkembangan dri Latar belakang sosial, keluarga,dll PEMERIKSAAN DIAGNOSIS TERAPI TNDAK LANJUT Evaluai terapi Evaluasi diagnosis dll Farmakoterapi Psikoterapi Terapi sosial Terapi okupasional dll AKSIS I=klinis II=kepribadian III=kondisi medik IV=psiko-sosial V=taraf fungsi Pemeriksaan status mental Penjelasan umum Mood, perasaan, dan afek Gangguan persepsi Ilusi Pikiran Impulsivitas Sensorium dan kognisi Pertimbangan dan tilikan Reliabilitas Temuan neurologis Adanya tanda & gejala neurologis berhubungan dengan meningkatnya keparahan penyakit, penumpulan afektif dan prognosis yang buruk Stereotipik, seringai, gangguan keterampilan yang halus, tonus motorik abnormal, gerakan abnormal Pemeriksaan mata kecepatan kejap yang lebih tinggi dari normal, gangguan pada pengejaran okular yang halus Bicara ketidakmampuan untuk merasakan prosodi bicara atau untuk mengubah bicaranya sendiri Ketidakmampuan melakukan tugas(apraksia) Disorientasi kanan-kiri Tidak adanya keprihatinan terhadap gangguannya TES PSIKOLOGIS Tes neuropsikologis Hasilnya sering kali berguna secara klinis Pengukuran objektif kinerja neuropsikologis sering kali memberikan hasil yang abnormal Tes inteligensia Cenderung memiliki nilai yang lebih rendah dari orang normal Tes proyektif dan kepribadian dapat menyatakan gagasan yang kacau , dan penelitian kepribadian seringkali memberikan hasil yang abnormal Pemeriksaan Penunjang Tidak ada temuan laboratorium diagnostik tertentu skizofrenia CT, MRI, dan positron emisi tomografi (PET) scanning dapat mengungkapkan kelainan struktur otak dan fungsi dalam skizofrenia Tes psikologis dan neurobiologis : absence of smooth eye-tracking
Diagnosis banding Medis dan Neurologis Akibat zat-amfetamin,halusinogen, alkaloid beladona, halusinosis alkohol, putus barbiturat, kokain, phencyclidine (PCP) Epilepsi, terutama epilepsi lobus temporalis Neoplasma, penyakit serebrovaskular, atau trauma (terutama frontalis atau limbik) Kondisi lain : AIDS, porfiria intermiten akut, defisiensi B12, karacunan karbon monoksida, lipoidosis serebral, penyakit Creutzfeldt-Jakob, penyakit Fabry, penyakit Fahr, dll Psikiatrik Psikosis atipikal Gangguan autistik Gangguan psikotik singkat Gangguan delusional Gangguan buatan dengan tanda dan gejala psikologis yg menonjol Berpura-pura Gangguan mood Gangguan obsesif-kompulsif Gangguan kepribadian Gangguan skizoafektif Gangguan skizofreniform
TERAPI TERAPI SOMATIK Antipsikotik (antagonis resptor dopamin) Remoxipride Risperidone Clozapine Obat lain : Lithium Antikonvulsan Benzodiazepin Terapi somatik lainnya : ECT PRINSIP-PRINSIP TERAPETIK Klinisi harus secara cermat menentukkan gejala sasaran yang akan diobati Suatu antipsikotik yang bekerja dengan baik di masa lalu pasien, harus digunakan lagi , jika tidak ada informasi tersebut, pemilihan antipsikotik biasanya didasarkan pada sifat efek samping Lama minimal percobaan antipsikotik adalah 4-6 minggu pada dosis yang adekuat Penggunaan >1 antipsikotik pada satu waktu jarang diindikasikan Pasien harus dipertahankan pada dosis efektif yang serendah mungkin yang diperlukan untuk mencapai pengendalian gejala selama episode psikotik 3 HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA : Terapi harus disesuaikan dengan lingkungan yang mendukung pasien Strategis nonfarmakologik harus mengatasi masalah-masalah nonbiologik Terapi tunggal jarang memberi hasil yang memuaskan, karena gangguan skizofrenia adalah suatu gangguan yang kompleks
INDIKASI MASUK RUMAH SAKIT
Menstabilkan dosis obat Keamanan pasien ( sucide/homicide) Perilaku yang sangat kacau Perawatan diri yang buruk Keperluan diagnostik dan terapi Keamanan pasien karena ide-ide bunuh diri atau homosidial
TERAPI PSIKOSOSIAL Terapi perilaku Famili terapi Grup terapi Psikoterapi individual
Komplikasi Halusinasi dan delusi tindak kekerasan Tingkat bunuh diri 10% Harapan hidup << Morbiditas jangka panjang dapat dihasilkan dari penggunaan obat antipsikotik (misalnya, tardive dyskinesia, gejala parkinsonian) dan ketekunan gejala negatif meskipun peningkatan yang positif Skizofrenia Perjalanan Penyakit dan Prognosis Sindrom prodromal dapat berlangsung selama setahun atau lebih sebelum mula gejala psikotik yang jelas. Setelah episode psikotik pertama, pemulihan berjalan bertahap dan diikuti oleh lamanya periode fungsi yang berjalan normal. Biasanya terjadi relaps dan diikuti perburukan lebih lanjut dari fungsi dasar pasien. Sebagian besar pasien mempunyai prognosis buruk, namun sejumlah faktor telah dihubungkan dalam memperbaiki prognosis pasien. PROGNOSIS Periode 5-10 tahun setelah perawatan psikiatrik pertama kali di RS karena skizofrenia, hanya kira- kira 10-20% memiliki hasil yang baik > 50% memiliki hasil yang buruk, dengan perawatan RS yang berulang, eksaserbasi gejala, episode gangguan mood yang berat, usaha bunuh diri Prognosis pada pasien skizofrenik jauh lebih buruk dibandingkan pasien dengan gangguan mood LO V MM. Aspek etika Hukum Kedokteran Rahasia kedokteran di bidang psikiatri dikenal sebagai sesuatu yang sangat penting dan peka, sehingga penjagaan rahasia kedokteran pasien harus betul-betul diperhatikan. Kode etik kedokteran dengan jelas mewajibkan para anggotanya untuk menyimpan rahasia kedokteran; khususnya bagi para psikiater yang sifat keilmuannya telah mengakibatkan hubungan dokter-pasien harus didasarkan kepada saling percaya Pembukaan rahasia kedokteran tanpa alasan yang tepat kepada pihak ketiga adalah pelangaran etik, dan dapat diancam dengan pidana sebagaimana diatur dalam pasal 322 KUHP, dan juga dengan sanksi administratif sebagaimana diatur dalam PP 10 tahun 1966. American Psychiatric Association. Principles of Medical Ethics with Annotations especially applicable to Psychiatry (APA Press Washington, DC, 1985) Kode Etik Kedokteran Indonesia