Anda di halaman 1dari 18

RKS

1
SPESIFIKASI TEKNIS
PERBAIKAN HEADHOUSE CIKEUMEUH
Pasal 1
SYARAT -SYARAT TEKNIK UMUM
a. Umum
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mempelajari dengan benar dan berpedoman
kepada ketentuan-ketentuan yang tertulis pada gambar-gambar kerja dan RKS ini beserta
lampirannya.
2. Pemborong diwajibkan melapor kepada Direksi/Konsultan Pengawas setiap akan melakukan
kegiatan pekerjaan dilapangan.
3. Apabila terdapat perbedaan ukuran, kelainan-kelainan antara Gambar Kerja dan RKS serta
kesesuaiannya di lapangan maka Pemborong diharuskan melapor kepada Direksi/Konsultan
Pengawas untuk segera mendapatkan keputusan. Pemborong tidak dibenarkan memperbaiki sendiri
perbedaan dan kelainan tersebut. Akibat dari kelalaian Pemborong dalam hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Pemborong.
4. Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada Pemborong selama waktu pelaksanaan
pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan dianggap bahwa
Pemborong telah benar-benar mengetahui tentang :
Letak Bangunan yang akan direnovasi.
Batas Persil/Lahan maupun Kondisi pada saat itu.
Keadaan permukaan tanah/Kontur tanah.
5. Pemborong wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) set lengkap Gambar-gambar Kerja
dan RKS ditempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat dipergunakan setiap saat oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
6. Atas perintah Direksi/Konsultan Pengawas, Pemborong diminta untuk membuat Gambar-gambar
penjelasan (Shop Drawing) berikut perincian bagian-bagian khusus (Detail) yang biaya pembuatan
gambarnya menjadi tanggung jawab Pemborong. Gambar tersebut setelah disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas secara tertulis akhimya menjadi gambar pelengkap dari Gambar-
gambar Kerja yang ada.
b. Jadwal Pelaksanaan
Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah Pemborong dinyatakan sebagai pemenang lelang,
atau dengan lain cara ditunjuk oleh Pemberi Tugas sebagai pelaksana pembangunan, Pemborong harus
segera membuat :
1. Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara rinci yang digambarkan secara Diagram
Barchart dan Kurva-S
2. Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja
3. Jadwal Pengadaan Bahan/Material Bangunan.
4. Jadwal Pengadaan dan Pemakaian Peralatan
Bagan/Diagram tersebut diatas harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Direksi/Konsultan
Pengawas sebagai dasar/pedoman pemborong dalam melaksanakan pekerjaannya dan pemborong wajib
mematuhi dan menepatinya.
c. Gambar-gambar Kerja.
Yang dimaksud dengan Gambar-gambar Kerja adalah :
1. Gambar-gambar meliputi Gambar Arsitektur, Gambar Struktur, Gambar lnstalasi Listrik, Gambar
Pemipaan/Plumbing serta gambar perubahannya yang yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas. Gambar-gambar ini selain dari gambar-gambar yang dibuat Konsultan Perencana juga
gambar-gambar yang dibuat oleh Pemborong (Shop Drawing) yang telah disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
RKS
2
2. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan penjelasan atau ketidaksesuaian antara gambar yang
berlainan jenis dan lingkupnya maka dapat dipakai pedoman sebagai berikut :
Secara fungsi yang dipakai pedoman adalah Gambar Arsitektur.
Secara jenis dan kualitas yang menyangkut bahan dan perhitungan yang dipakai sebagai
pedoman adalah gambar yang sesuai jenis/lingkupnya diantaranya adalah : Gambar Struktur,
Gambar MekanikanlPlambing dan gambar lain dengan spesifikasi sesuai jenisnya.
3. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) harus dibuat oleh Pemborong dengan ketentuan sebagai
berikut:
Pembuatannya berdasar kepada Gambar Kerja dan disampaikan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas, untuk mendapat persetujuan.
Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum Gambar pelaksanaan tersebut disetujui
oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Persetujuan terhadap Gambar Pelaksanaan bukan berarti menghilangkan tanggung jawab
pemborong terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Keterlambatan atas proses pembuatan
Shop Drawing ini tidak berarti Pemborong mendapat perpanjangan waktu pelaksanaan.
Shop Drawing tersebut harus dibuat rangkap 3 (tiga) berikut aslinya/kalkimya dan semua
biaya menjadi tanggung jawab Pemborong.
4. Perubahan Gambar Kerja/Perencanaan hanya dapat dilakukan atas dasar perintah tertulis
Direksi/Pemberi Tugas berdasar pertimbangan Konsultan Pengawas dan konsultan Perencana
dengan ketentuan sebagai berikut :
Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan yang diperintahkan Pemberi
Tugas/Direksi dengan pengarahan Konsultan Perencana dan jelas memperlihatkan perbedaan
antara Gambar Pelaksanaan dan Gambar Perubahan Rencananya.
Gambar Perubahan dibuat oleh Pemborong atas Pengarahan Konsultan Perencana dan
disetujui oleh Pemberi Tugas kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah
Kurang.
5. Gambar sesuai terlaksana (As Build Drawing), harus dibuat oleh Pemborong dengan ketentuan
berikut:
Gambar Sesuai Terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir pekerjaan dan harus sesuai
dengan hasil pekerjaan terpasang.
Gambar Sesuai Terlaksana harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dan diserahkan
dalam rangkap 3 (tiga) berikut aslinya/kalkirnya dengan biaya keseluruhan ditanggung oleh
Pemborong.
d. Petunjuk-petunjuk/Instuksi Direksi/Konsultan Pengawas
1. Semua instruksi dari Direksi/Konsultan Pengawas harus dilaksanakan secara baik oleh Pemborong,
jika pemborong keberatan menerima petunjuk/instruksi Direksi/ Konsultan Pengawas tersebut,
maka harus mengajukan secara tertulis kepada Direksi/Konsultan Pengawas dalam waktu 7 (tujuh)
hari.
2. Apabila dalam batas waktu tersebut diatas Pemborong tidak mengajukan keberatan maka dianggap
telah menyetujui dan menerima petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas untuk segera dilaksanakan.
Pemborong diharuskan merekam atau dalam kata lain mencatat setiap petunjuk/instruksi
Direksi/Konsultan Pengawas dalam buku harian lapangan/pelaksanaan dan memintakan tanda
tangan atau sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Hasil Pekerjaan
Untuk menjamin mutu/kualitas hasil pekerjaan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka
Pemborong diharuskan menyediakan :
1. Pelaksana atau tenaga ahli yang mengerti dan berpengalaman tentang gambar kerja dan cara-cara
pelaksanaan.
2. Alat Bantu Kerja, Pompa Air untuk kerja, alat pemadat tanah, alat ukur waterpas, penyekat tegak
dan alat bantu pekerjaan lainya.
3. Bila diperlukan, sesuai dengan kondisi lapangan/situasi tempat kerja, maka sebelum melakukan
pekerjaan pembersihan, Pemborong maupun Pelaksana pembangunan, Pemborong diwajibkan
memasang alat-alat pengaman/pelindung/penyangga seperti jaring/lori/katrol.
RKS
3
f. Penetapan Ukuran.
1. Pemborong bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak boleh menambah
ukuran tanpa seijin Direksi/Konsultan Pengawas. Setiap ada perbedaan dengan ukuran-ukuran
yang ada harus segera memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk segera
ditetapkan sebagaimana mestinya.
2. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong wajib memberitahu Direksi/Konsultan Pengawas, bagian
pekerjaan yang akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketepatan ukuran-ukurannya.
3. Pemborong diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran satu dengan yang lain dalam setiap
bagian pekerjaan dan segera melapor kepada Direksi/Konsultan Pengawas setiap terdapat
selisih/perbedaan ukuran untuk diberikan keputusan pembetulannya.
4. Mengingat setiap kesalahan ukuran selalu mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan yang lainnya,
maka ketetapan akan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian
Pemborong terhadap hal ini tidak dapat diterima dan DireksiIKonsultan Pengawas berhak untuk
membongkar pekerjaan dan memerintahkan untuk menepati ukuran sesuai ketentuan.
5. Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh Pemborong sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Pemborong.
g. Buku Harian Lapangan
1. Pemborong diwajibkan menyediakan dan mengisi Buku Harian Lapangan yang berisi laporan
tentang jumlah tenaga/pekerja, bahan bangunan dan pekerjaan yang dilaksanakan, keadaan cuaca,
peralatan yang dipakai serta lain-lain hal yang dianggap perlu atas petunjuk dan persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
2. Buku Harian Lapangan harus disediakan oleh Pemborong sesuai jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan dan harus selalu berada ditempat pekerjaan, diisi oleh pemborong dan diketahui
Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Konsultan Pengawas mencatat instruksi-instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu
pada Buku Harian Lapangan dan merupakan petunjuk yang harus diperhatikan Pemborong.
4. Buku Harian Lapangan dibuat masing-masing 3 (tiga) rangkap.
h. Kebersihan dan Ketertiban.
1. Selama pelaksanaan Pekerjaan pembangunan berlangsung, Pemborong harus memelihara
kebersihan lokasi pembangunan maupun lingkunganya terutama jalan-jalan disekitar lokasi proyek,
Gudang, Los kerja, dan bagian dalam bangunan yang akan dikerjakan harus bebas dari bahan bekas,
tumpukan tanah dan lain-lain.
2. Untuk kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan disekitar lokasi proyek yang harus dibersihkan
adalah kotoran yang diakibatkan oleh keluar masuknya kendaraan proyek. Kelalaian dalam hal ini
dapat membuat Pemberi Tugas memberi perintah penghentian pekerjaan yang segala akibatnya
menjadi tanggung jawab Pemborong.
3. Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun dihalaman luar gudang harus diatur
sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum serta untuk memudahkan
penelitian yang dilakukan oleh Direksi /Konsultan Pengawas.
4. Pada Penyerahan Pekerjaan Pertama, situasi bangunan serta halamannya harus bersih dari sisasisa
kotoran kerja.
i. Air Kerja
1. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan secara sempuma dan effisien dan alat-alat lain sesuai dengan kegunaanya.
2. Bila sekiranya pekerjaan atau bagian pekerjaan telah selesai dan tidak lagi rnemerlukan peralatan
yang dimaksud, pemborong diwajibkan untuk menyingkirkan alat-alat tersebut dan memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pemakaian peralatan tersebut serta membersihkan
bekas-bekasnya.
3. Disamping menyediakan alat-alat seperti tersebut diatas, pemborong harus pula menyediakan alat
bantu yang diperlukan agar dalam situasi dan kondisi apapun pekerjaan tidak terganggu, misalnya
tenda-tenda kelengkapan pekerja dlsb.
RKS
4
j. Kecelakaan dan kesehatan.
1. Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dan menimpa pekerja maupun orang yang
terlibat dalam pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.
2. Pemborong diharuskan untuk menyediakan alat kesehatan/kotak PPPK yang terisi penuh dengan
obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas yang mengerti dalam
soal-soal penyelamatan pertama dan kesehatan.
3. Pemborong diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran jenis ABC (untuk segala jenis
api), pasir dalam bak, galah-galah dan alat-alat penyelamat kebakaran yang lain.
4. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka pemborong harus mengikuti semua ketentuan umum
yang berlaku dan dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah terutama tentang Undang-undang
Keselamatan Kerja termasuk segala kelengkapan dan perubahannya.
k. Keamanan
1. Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada dan terjadi didaerah kerjanya
terutama mengenai :
Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan baik disengaja ataupun tidak
disengaja.
Penggunaan sesuatu bahan yang keliru/salah
Kehilangan-kehilangan bahan, peralatan kerja.
Perkelahian antar pekerja maupun dengan pihak lainya.
2. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas, Pemborong harus melaporkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan
persoalannya lebih lanjut.
3. Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut diatas, Pemborong harus menyediakan
pengamanan antara lain Penjagaan, Penerangan yang cukup diwaktu malam hari, pemagaran
sementara di lokasi kerja dan lain sebagainya.
l. Penyediaan Material bahan Bangunan.
1. Bila dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik pebuat bahan/material, maka hal ini dimaksudkan
menunjukan standard minimal mutu/kualitas bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini.
2. Setiap bahan/material yang akan digunakan harus disampaikan kepada Direksi/ Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan. Waktu penyampaian contoh bahan harus sedemikian rupa
sehingga Direksi/Konsultan Pengawas dapat menilainya.
3. Contoh Bahan/Material yang akan digunakan harus diadakan atas tanggungan Pemborong, setelah
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas maka bahan/material tersebut harus ditandai dan
diadakan untuk dipakai dalam pekerjaan nantinya.
4. Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh Direksi/Konsultan Pengawas untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan/material yang dipakai tidak sesuai dengan contoh.
5. Dalam pengajuan harga penawaran, Pemborong harus menyertakan sejauh keperluan biaya untuk
pengujian berbagai bahan/material. Tanpa mengingat jumlah tersebut, Pemborong tetap
bertanggung jawab pula atas biaya pengujian bahan/material yang tidak memenuhi syarat atas
perintah Direksi/Konsultan Pengawas.
6. Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang tercantum dalam RKS ini atau melalui
contoh yang telah diberikan ternyata dalam pengadaannya tidak mencukupi dalam jumlahnya
(persediaan terbatas) maka penggantian bahan/material hanya dapat diberikan dengan ijin dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
7. Apabila Pemborong dalam penggunaan bahan/material tidak sesuai dengan ketentuan tanpa
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas maka Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk meminta
mengganti/membongkar bagian pekerjaan yang menggunakan bahan/material tersebut untuk diganti
dengan yang sesuai ketentuan kecuali terdapat alasan tertentu yang diketahui dan disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
m. Serah Terima Hasil Pekerjaan.
Pada akhir pekerjaan menjelang Penyerahan Hasil Pekerjaan tahap pertama :
1. Semua bangunan sementara harus dibongkar dan dibersihkan bekas-bekasnya.
2. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh, tanpa cacat.
RKS
5
3. Semua bagian yang bergerak harus dijaga kelancaran jalannya, misalnya pintu, jendela, pintu pagar
dll.
4. Semua anak kunci harus dikumpulkan dan diberi tempat yang baik dengan gambar penjelasan dan
masing-masing posisi diberi tanda yang jelas dan mudah dimengerti.
5. Barang/peralatan sanitair harus dijaga kebersihannya. Bila mana terdapat cacat dan kerusakan pada
bagian yang telah selesai, Pemborong harus memperbaiki / mengganti agar dapat berfungsi dengan
baik dan dapat diterima oleh pemberi Tugas.
6. Semua lnstalasi harus dapat berfungsi dengan baik dan benar. Untuk hal tersebut sebelum masa
penyerahan Pemborong bersama-sama dengan Direksi/Konsultan Pengawas. Harus melakukan uji
coba/test pada peralatan tersebut, hingga dapat diketahui bagian mana yang masih belum dapat
berfungsi dan apabila ditemukan hal yang demikian Pemborong harus segera
membetulkan/mengganti agar peralatan tersebut dapat berfungsi sesuai ketentuan.
7. Pemborong diwajibkan menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas berupa :
3 (tiga) set Gambar Instalasi Terpasang.
3 (tiga) set Gambar Sesuai Terlaksana (Asbuild Drawing) dari seluruh pekerjaan yang
dilaksanakannya termasuk gambar perubahannya.
3 (tiga) set Album Photo Proyek.
8. Pemborong harus membersihkan dan membuang sisa-sisa bahan/material, sampah, kotoran bekas
kerja dan baranglain yang tidak berguna akibat pekerjaan.
n. Photo Proyek
1. Photo Proyek harus dibuat oleh Pemborong sesuai pengarahan dari Direksi/Konsultan Pengawas
dengan ketentuan sebagai berikut :
Tahap I pada saat bobot pekerjaan 0% - 25%
Tahap II pada saat bobot pekerjaan 25% - 50%
Tahap III pada saat bobot pekerjaan 50% - 100%
Photo Proyek pada setiap tahap tersebut dibuat sebanyak 3 (tiga) set dilampirkan bersama
dengan laporan bulanan sesuai pencapaian bobot pekerjaan dan penagihan termyn.
2. Pengambilan titik pandang harus diusahakan tetap dari setiap tahap dan sesuai dengan pengarahan
dari Direksi/Konsultan Pengawas dilapangan.
3. Photo setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat dan penempatan dalam
album harus disetujui Pemberi Tugas serta teknis penempelannya dalam album ditentukan oleh
Direksi/konsultan Pengawas.
4. Untuk photo kondisi force majeure diambil sebanyak 3 (tiga) kali.
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi :
Pekerjaan Perbaikan Head House Cikeumeuh
Jl. Tentara Pelajar Bogor
b. Lokasi Pekerjaan
Lingkup pekerjaan seperti tersebut diatas harus dilaksanakan untuk lokasi yang ditunjuk sesuai Kontrak
yang telah ditandatangani yaitu :
Jl. Tentara Pelajar Bogor
c. Jenis Paket Pekerjaan.
Yang dimaksud dengan jenis paket pekerjaan adalah pengelompokan lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh Pemborong dan menjadi kewenangan Pemberi Tugas untuk menunjuk Pemborong
dalam melaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Pekerj aan Persiapan dan Sarana Kerja
2. Pekerjaan Arsitektur
3. Pekerjaan Sipil
4. Pekerjaan Mekanikal / Plumbing
5. Pekerjaan Elektrikal
RKS
6
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN UMUM
a. Pekerjaan Persiapan.
1. Pengukuran
Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis dasar yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran pengukuran yang
dibuatnya.
Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, termasuk juru-juru ukur
(Surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran untuk setiap bagian pekerjaan yang
memerlukannya.
2. DataUmumLapangan Kerja.
a. Titik-titik Ukur
Seluruh titik-titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran setempat, yaitu
titik-titik ukur yang ada di lapangan Proyek seperti yang direncanakan dalam gambar-
gambar grading dan seperti yang disetujui Ahli.
b. Data Fisik
Data sehubungan dengan kegiatan-kegiatan yang ada, dan lain-lain yang diterakan pada gambar-
gambar dimaksudkan sebagai informasi umum dan titik-titik tolak untuk pelaksanaan pekerjaan ini
oleh Kontraktor.
Penawaran yang diserahkan oleh Kontraktor, harus sudah meliputi semua biaya untuk
pelaksanaannya sesuai dengan ketinggian-ketinggian yang ditentukan pada gambar-gambar.
3. Papan NamaProyek
Papan nama proyek harus dibuat oleh Pemborong dengan ketentuan dan pengarahan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
Peletakan Papan Nama Proyek ditempat yang mudah dilihat oleh umum dan diletakan pada
saat dimulalinya pekerjaan serta harus dicabut kembali pada saat pekerjaan selesai.
Ukuran, Wama, Isi Tulisan, dan bentuk akan ditentukan kemudian berdasar arahan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
4. Air danListrik Kerja
Pemborong harus menyediakan alat-alat instalasi air/listrik kerja atas biaya sendili. Alatalat
tersebut selain untuk keperluan pekerjaan juga untuk fasilitas bagi pekerja.
PASAL 4
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM
1. PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
a.. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlicht seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor.
2. PERSYARATAN BAHAN
a.. Kusen alumunium yang digunakan :
RKS
7
- Bahan : Dari bahan alumunium framing system. Buatan Alcan, Intalan atau
setara.
- Bentuk Profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan Pengawas.
Untuk kusen jendela dan curtain wall luar dibuat dengan sistem frameless.
- Warna Profil : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor).
- Lebar Profil : 10 cm (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar).
- Pewarnaan : polos.
b. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan
alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
c. Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukurannya.
d. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesi-kuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
e. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus
diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi
dll, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang
sama..
Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran
sebagai beikut :
- Untuk tinggi dan lebar 1 mm
- Untuk diagonal 2 mm
f. Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat
alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus ditutup caulking dan sealant,
angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium terbuat dari steel plate tebal 2 - 3 mm, dengan
lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
g. Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan daun pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari
laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating war-nish seperti asphaltic
varnish atau bahan insulation lainnya.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi
dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail
sambungan dan profil alumunium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain).
b. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan Pengawas meliputi gambar denah,
lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
c. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan
teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.
d. Pemotongan alumunium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk mengerjakannya pada tempat
yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
e. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan
harus cocok.
Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan
gambar.
f.. Angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium terbuat dari steel plate setebal 2 - 3 mm dan
ditempatkan pada interval 600 mm.
g. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless steel,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi
syarat kekuatan terhadap air sebesar 1000 kg/m2.
Celah antara kaca dan sistem kusen alumunium harus ditutup oleh sealant.
h. Disyaratkan bahwa kusen alumunium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan sebagai
berikut:
1. Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
RKS
8
2. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dll.
3. Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
4.Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan secara
penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
5. Mempunyai accesories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
i. . Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen alumunium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus
diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.
j. Toleransi pemasangan kusen alumunium disatu sisi dinding adalah 10 - 25 mm yang kemudian
diisi dengan beton ringan/grout.
k. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber
atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan double door.
l. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya
kedap air dan kedap udara.
m. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
2. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA RANGKA ALUMUNIUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Bahan Rangka
- Dari bahan alumunium framing system, dari produk dalam negeri yang ex. Alcan, Intalan
atau setaraf disetujui Perencana/Konsultan Pengawas. Type yang dipergunakan untuk
rangka kaca luar adalah jenis frameless.
- Bentuk dan ukuran profil disesuaikan terhadap shop drawing yang telah disetujui
Perencana/Konsultan Pengawas.
- Warna profil alumunium polos
- Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai
dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang
disyaratkan oleh Perencana/Konsultan Pengawas.
- Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan aluumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
- Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka alumunium, seperti yang ditujukan dalam
gambar, termasuk bentuk dan ukurannya.
b. Penjepit Kaca
Digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang bermutu baik dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan dari pabrik, pemasangan disyaratkan hanya 1 (Satu) sambungan serta
harus kedap air dan bersifat structural seal.
c. Bahan Panil Kaca Daun Pintu dan Jendela
- Bahan untuk kaca interior dan exterior menggunakan :
Merk Tens type One Way tebal 5 mm Warna ditentukan kemudian oleh Perencana.
- Bahan untuk kaca pada lobby pintu masuk utama menggunakan merk Tens type clear glass
tebal 5 mm.
- Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak-bercak lainnya, dari produk Tens (ex. lokal) atau yang setara.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,
lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
RKS
9
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka alumunium dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
d. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
e. Daun pintu
1. Jika diper lukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Perencana /
Konsultan Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak.
2. Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak bergelombang dan
tidak melintir.
PASAL 5
PEKERJAAN KAYU HALUS
1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini mencakup hal-hal mengenai pengadaan dan pengerjaan kayu yang tampak seperti
pekerjaan kusen pintu dan rangkanya, jendela, konsol dan sebagainya.
2. BAHAN-BAHAN
1. Kayu pada umumnya harus kering, baik kering alami ataupun proses (dry kiln).
2. Kayu-kayu harus mempunyai 4 (Empat) sisi permukaan yang rata dan lurus dalam ukuran-
ukuran yang sesuai dengan persyaratan dalam gambar.
Kayu-kayu harus utuh, tanpa cacat atau cela seperti mata kayu, lubang-lubang dan sebagainya.
Kayu-kayu harus dikerjakan mengikuti pola-pola seperti yang tertera pada gambar-gambar atau
yang disyaratkan atau atas petunjuk ahli.
3. Kayu Kamper kering proses (dry kiln) dari kelas awet II, kelas kuat II.
4. Plywood Finish Standar
Dari ketebalan 4 mm sesuai persyaratan pada gambar-gambar.
Semua jenis plywood harus dari jenis yang menggunakan perekat tahan air/waterproof.
5. Perekat tahan air.
Dari jenis Rakoll, Herfein, Aica Aibon, dan lain-lain yang disetujui Direksi atau Konsultan
Pengawas.
6. Pengikat-pengikat
Pengikat berupa paku, mur baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir.
7. Contoh-contoh
Pemborong harus mengajukan contoh dari bahan yang akan dipakai untuk mendapatkan
persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas.
3. UKURAN-UKURAN DAN KONDISI
Kayu-kayu harus mempunyai 4 (Empat) sisi permukaan yang rata dan lurus-lurus dalam ukuran-
ukuran yang sesuai dengan persyaratan digambar-gambar.
Kayu-kayu harus utuh, tanpa cacat atau cela seperti mata kayu, lubang-lubang dan sebagainya.
Kayu-kayu harus dikerjakan mengikuti pola-pola seperti yang tertera pada gambar-gambar atau
yang dipersyaratkan atau atas petunjuk Ahli.
4. PERLINDUNGAN
Bahan cat yang dipakai sesuai Bab Pekerjaan Cat.
5. PENGERJAAN
Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang kayu terbaik dengan standard
pengerjaan yang disetujui Direksi atau Konsultan Pengawas.
Untuk profil panjang seperti kusen dan sebagainya mesin-mesin.
Rangka-rangka dibuat harus sesuai dengan gambar atau menurut kebiasaan yang baik disetujui
Direksi atau Konsultan Pengawas.
RKS
10
Semua lubang-lubang/cacat ditempat bekas paku, baut dan permukaan sambungan-sambungan
dan lain-lain harus ditutup dengan dempul/sealer hingga rapih kembali.
PASAL 6
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND
1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan langit-langit yang dipasang pada bangunan sesuai dengan
gambar-gambar.
2. BAHAN-BAHAN
1. Plat Gypsum
Plat Gypsum yang digunakan merupakan kualitas terbaik dengan ketebalan 9 mm produk setara
Gypsum Board.
2. Plat GRC
Plat GRC yang digunakan merupakan kualitas terbaik dengan ketebalan 4 mm produk setara
GRCBoard.
3. Rangka plafond
Bangunan Headhouse 1 : Rangka plafond menggunakan rangka hollow galvanized 40.40 dan
20.20 dengan ketebalan min 0,35 mm.
Bangunan Headhouse 2 dan 3 : Rangka plafond sesuai eksisting menggunakan rangka kayu
kamper.
3. PELAKSANAAN
Pemborong harus menyerahkan rencana langit-langit kepada Direksi atau Konsultan Pengawas untuk
persetujuannya. Pengerjaan plafond harus dilakukan oleh yang ahli dan berpengalaman. Sisi-sisi
pertemuan plat harus rapi dan rata.
Siapkan sambungan-sambungan lubang-lubang untuk pekerjaan lain (listrik, mekanikal) pada
pekerjaan langit-langit.
4. PEMASANGAN
Lembaran Gypsum/GRC yang cacat dan retak-retak tidak boleh digunakan, dan harus
disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
Rangka langit-langit dipasang tidak lebih besar dari 50x50 cm.
5. PENYIMPANAN
Letakkan lembaran-lembaran Gypsum/GRC yang akan dipakai di daerah yang terlindung baik dari
cuaca.Tumpukkan di atas tiga kayu penahan (alas) pada setiap panjang lembaran ini.
Tinggi tumpukkan lembaran-lembaran Gypsum/GRC tidak boleh lebih dari 2 meter.
Tempat tumpukkan harus jauh dari lalu lintas kendaraan-kendaraan proyek yang mungkin
mengganggu.
Pasal 7
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya dilaksanakan
dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar,
pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir.
RKS
11
Yang dicat adalah semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok, plafon, list plafon dan beton,
dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS. Pekerjaan ini meliputi
penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
2. Bahan-bahan
a. Umum
Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Pengawas, baik mengenai
kualitas maupun pabrik asalnya. Bahan-bahan yang didatangkan ketempat pekerjaan harus
diberikan kepada Pengawas Lapangan untuk contoh/pengujian. Pemakaian bahan-bahan
pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan Pengawas tidak diperbolehkan. Tempat-
tempat/kaleng-kaleng cat yang dimasukkan harus lengkap dengan merk, nomor spesifikasi dan
sebagainya. Pengawas Lapangan berhak menguji contoh-contoh sebelum memberikan
persetujuan. Warna-warna cat yang digunaan akan kemudian ditentukan oleh Konsultan
Perencana.
b. Cat dinding tembok
Cat yang digunakan adalah emulsion paint (setara Vinilex, Catilac). Bahan penutup (dempul)
yang digunakan merupakan campuran dari bahan cat yang sama. Untuk cat dasar harus
digunakan bahan cat dasar yang dikeluarkan dari pabrik yang sama.
c. Cat kayu
Cat yang digunakan untuk pengecatan permukaan kayu (bilamana tidak dipolitur) yang akan di-
expose harus mengandung bahan sintetis (synthetic resin) dari jenis yang baik (setara Seiv,
Glotex, Dulux). Bahan penutup (dempul) dan cat dasar atau meni harus dipakai produk yang
dikeluarkan oleh pabrik yang sama.
d. Cat meni
Kayu-kayu kaso dan reng harus dicat meni dari jenis yang baik.
3. Persetujuan Ahli
Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum boleh
dipakai didalam pekerjaan.
Cat didatangkan ke lapangan pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap dengan
label perusahaan, merk dan sebagainya.
4. Pelaksanaan
a. Sebelum pengecatan dilaksanakan, lantai harus dicuci dan dijaga agar debu tidak beterbangan.
Alat pembersih seperti lap harus disediakan dalam jumlah cukup. Sewaktu pelaksanaan
pengecatan lantai harus ditutupi sedemikian sehingga terhindar dari cipratan-
cipratan cat. Cipratan yang masih mengenai lantai dan bagian-bagian lain harus langsung
dibersihkan segera begitu pekerjaan cat pada bagian tertentu selesai.
b. Pengecatan dinding tembok
Semua bidang plesteran yang tidak ditutup dengan lapisan lain harus dicat dengan cat tembok.
Kontraktor tidak diperkenankan untuk mengecat sampai permukaan plesteran dinding benar-
benar kering. Permukaan plesteran yang belum rata tidak boleh dicat. Bidang
plesteran yang dicat harus diperbaiki dengan pendempulan/ plesteran yang sama. Retak-
retak harus ditambal dengan bahan penutup. Retak-retak yang lebar harus dipotong bersama-
sama dengan pinggirannya dan ditambal dengan plesteran yang baru. Sebelum diratakan dengan
bahan penutup, tembok harus digosok dengan batu kambang sampai rata dan halus.
Pengecatan harus dilakukan dengan baik sesuai dengan petunjuk dari pabrik cat yang
bersangkutan, sampai terdapat warna yang rata.
c. Pengecatan kayu
Yang dicat adalah semua kayu yang tidak dipertahankan corak naturalnya, termasuk semua
kusen kayu dan lisplang atap (dari kayu). Semua bagian kayu yang tertanam
dalam konstruksi dan yang berfungsi sebagai rangka langit-langit harus dicat meni. Bagian
rangka atap (kaso dan reng) sebelum ditutup dengan genteng harus dicat residu dan di ter.
Bagian yang akan dicat harus benar-benar kering. Semua retak, celah, lubang harus
dibersihkan, digosok/diampelas, lalu dicat dasar dan ditambal dengan bahan penutup (dempul).
Pengecatan dilakukan setelah seluruh permukaan yang akan dicat sudah didempul dan dimeni.
RKS
12
Pengecatan dilakukan lapis demi lapis sehingga didapat hasil akhir yang rata diseluruh
permukaan bidang pengecatan.
Pasal 8
PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
2. Persyaratan Bahan
1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai ketebalan
yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik
tembus cahaya, tarik, gilas dan pengambangan (float glass).
2. Toleransi lebar dan panjang
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
3. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata
dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
4. Cacat-cacat
- Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.
- Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat
pada kaca).
- Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan.
- Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
- Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah
luar/masuk).
- Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis timbul
yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan
mengganggu pandangan.
- Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
- Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
- Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan
oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.
5. Bahan Kaca
- Bahan kaca dari jenis Clear Glass dengan ketebalan 5 mm harus sesuai SNI 0047-1989-
A.Digunakan setaraf produk PT. ASAHI MAS.
- Untuk Kaca Rayben dengan ketebalan 5 mm, sesuai dengan luas bidang kaca dengan warna
yang ditentukan kemudian.
- Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan
dalam buku ini.
2. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
3. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk
mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari
potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus.
6. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam alur kaca
pada kusen.
7. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan
cairan pembersih kaca.
RKS
13
8. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen, harus diisi
dengan lem silikon warna transparan cara pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan harus
mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
9. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah
pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
Pasal 9
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Lingkup Pekerjaan
Semua daun pintu dan jendela dipasangi alat penggantung dan kunci yang sesuai.
Pekerjaan alat penggantung dan pengunci ini mencakup semua kegiatan pemasangan kunci dan alat-alat
penggantung pada daun pintu dan jendela, meliputi pengadaan bahan, tenaga dan peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan ini.
2. Bahan
Alat pengunci untuk :
Pintu swing kayu (biasa) : tipe silinder dobel load eks lokal setara (Royal atau yang setaraf)
warna ditentukan kemudian.
Espagnolet tanam (atas dan bawah) untuk pintu dua daun eks lokal setara (Royal atau yang
setaraf).
Engsel, grendel dan hak angin
1. Engsel untuk daun pintu menggunakan engsel stainless steel setara merek Stanley, ukuran 10
cm dengan warna yang sesuai dengan warna kusen alumunium. Masing-masing pintu
dipasang sebanyak 3 buah engsel. Untuk pemasangan engsel pada kusennya harus diberi klos
kayu.
2. Pada semua daun jendela dilengkapi dengan grendel, pegangan jendela dan windhaak kait.
Semua perlengkapan yang akan dipakai harus diberikan contohnya terlebih dahulu kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui bersama dengan Konsultan Perencana.
7.3. PELAKSANAAN
a. Pemasangan tarikan/kunci dan espagnolet.
Lubang untuk pemasangan kunci harus dibuat persis dan tidak boleh longgar. Semua alat
kunci harus dipasang dengan sekrup secara lengkap, tidak boleh memakai paku.
Espagnolet harus dipasang dengan rapih pada pintu dua daun di bagian atas dan bawah.
b. Pemasangan engsel pada pintu dan jendela.
Pada tiap daun pintu dipasang 3 (tiga) engsel, dan pada daun jendela 2 (engsel).
Sebelum engsel dipasang, Kontraktor harus yakin bahwa daun pintu/jendela telah dibuat
sesuai dengan ukuran dan bahwa pintu telah dipasang tegak lurus.
Tempat engsel pada kosen dan daun pintu/jendela harus ditatah dengan rapih setebal engsel,
sehingga bidang engsel benar-benar sebidang dengan permukaan kosen dan pintu/jendela.
Luas bidang tatahan harus persis dengan luas bidang engsel yang akan ditanam. Sekrup-
sekrup harus dipasang benar-benar tegak lurus pada bidang penyekrupan, dan pemasangannya
harus menggunakan obeng.
PASAL 10
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke lapangan, perangkaian (assembling) dan ereksi
(erection) seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam gambar kerja meliputi :
a. Pekerjaan rangka atap (Roof truss)
b. Pekerjaan reng (Batten)
c. Pekerjaan Jurai (Valley gutter)
RKS
14
Lingkup pekerjaan tidak meliputi:
a. Pemasangan atap
b. Pemasangan kap finishing atap
c. Talang selain talang jurai dalam
d. Assesoris atap
2. PERSYARATAN BAHAN
Material struktur rangka atap
a. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties):
Baja Mutu Tinggi G550
Tegangan Leleh minimum (Minimum Yield Strength) : 550 Mpa
Modulus Elastisitas : 2.1 x 10
5
Mpa
Modulus Geser : 8 x 10
4
Mpa
b. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) :
Lapisan pelindung seng dan alumunium (Zincalume) dengan komposisi sebagai berikut :
55 % Alumunium (al)
43.5 % Seng (Zinc)
1.5 % Silicon (Si)
Ketebalan pelapisan : 50 gr/m
2
150 gr/m
2
(AZ 50 AZ 150)
c. Profil Material :
Rangka Atap
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profillip-Channel.
a. C75.100 (Tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 1.00 mm), berat 1.29 kg/m
b. C75.75 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 0.75 mm), berat 0.97 Kg/m
c. C100.100 (tinggi profil 102 mm dan tebal dasar baja 1.00 mm), berat 1.7 Kg/m
C75 per 11m length Batten per 6.1 m length
Reng (Batten)
Profil yang digunakan reng adalah profil top hat (U terbalik).
a. TS.41.055 (tinggi profil 41 ,, dan tebal dasar baja 0.55 mm), berat 0.66 kg/m
b. TS. 61.100 (tinggi profil 61 mm dan tebal dasar baja 1.00 mm), berat 1,54 kg/m
c. TS. 1.75 (tinggi profil 61 mm dan tebal dasar baja 0.75 mm), berat 1.16 kg/m
Talang jurai dalam (Valley Gutter)
Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan dasar baja 0.45 mm dan
telah dibentuk menjadi talang lembah.
2. PERSYARATAN DESAIN
a. Desain rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta memenuhi kaidah-
kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard batas desain struktur baja cetak dingin (Limit
state Cold Formed Steel Structure Desain). Sebelum pemasangan kontraktor harus menyerahkan
analisis perhitungan desain struktur rangka atap.
b. Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari material baja yang akan
digunakan serta dokumen data-data produk.
c. Kontraktor wajib menyerahkan layanan purna jual/garansi resmi dari aplikator mengenai struktur
rangka yang terpasang dengan garansi minimal 15 tahun.
3. PERSYARATAN PRA KONSTRUKSI
RKS
15
a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gmbar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja adalah ukuran jadi finish.
b. Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang diakibatkan oleh
kekurangtelitian dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus diganti. Kewajiban yang sama juga
berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan
cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari Arsitek, Struktur, Mekanikal dan
Elektrikal. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya
kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai biaya tambah.
c. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan kepada Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua perubahan yang
disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali
untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang, kan diperhitungkan sebagai pekerjaan
tambah kurang
d. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan konstruksi baja ringan di pabrikasi di workshop, baik
workshop permanen atau workshop sementara. Kontraktor bertanggungjawab atas semua kesalahan
detail, pabrikasi dan ketetapan pemasangan semua komponen struktur konstruksi baja ringan.
4. PERSYARATAN KONSTRUKSI
a. Sambungan
Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk pabrikasi dan instalasi adalah
baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan spessifikasi sebagai berikut :
1. Kelas Ketahanan Minimum : Class 2
(Minimum Corrosion Rating)
2. Ukuran baut untuk struktur rangka atap (Truss Fastener) adalag type 12-14 x 20 dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Diamater ulir : 12 Gauge (5.5 mm)
b. Jumlah ulir per inchi (Threads per insh/TPI) : 14 TPI
c. Panjang : 5/16 (8 mm hex socket)
d. Material : AISI 1022 Heat Treated Carbon
Steel
e. Kuat Geser Rata-rata (shear, average) : 8.8 kN
f. Kuat tarik minimum (tensile, min) : 15.3 kN
g. Kuat Torsi minimum (torque,min) : 13.2 kN
3. Ukuran baut untuk struktur reng (batten fartener) adalah type 10-16 x 16, dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Diamater ulir : 10 Gauge (4.87 mm)
b. Jumlah ulir per inchi (Threads per insh/TPI) : 16 TPI
c. Panjang : 5/16 (8 mm hex socket)
d. Material : AISI 1022 Heat Treated Carbon
Steel
e. Kuat Geser Rata-rata (shear, average) : 6.8 kN
f. Kuat tarik minimum (tensile, min) : 11.9 kN
g. Kuat Torsi minimum (torque,min) : 8.4 kN
4. Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar kerja
5. Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan kemampuan alat
minimal 200o rpm
b. Sambungan
1. Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang sesuai, alat
potong listrik dan gunting dan telah ditentukan oleh pabrik
2. Alat potong harus dalam kondisi baik
3. Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja
4. Bagian bekas irisan harua benar-benar datar, lurus dan bersih
RKS
16
Pasal 11
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
a. Lingkup Pekerjaan.
Meliputi pemasangan penutup atap baru dan pemasangan genteng lama, dengan persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas. Juga pemasangan bubungan termasuk pemasangan bahan lain seperti
yang disebut/dinyatakan dalam Gambar kerja.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan Penutup Gedung Headhouse 1: menggunakan jenis Morando Glazur bermutu baik yang
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
2. Bahan Penutup Gedung Headhouse 2 da 3: menggunakan jenis seperti eksisting yaitu genteng kodok
yang bermutu baik yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pelaksanaan dimulai, Pemborong diwajibkan memeriksa gambar-gambar pelaksanaan
seperti yang dinyatakan dalam Gambar Kerja, serta melakukan pengukuranpengukuran setempat
yang diperlukan.
2. Pemborong atas dasar Gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan shop drawing yang
memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain, pengakhiranpengakhiran dan
lain-lain yang belum/tidak tercakup dalam Gambar kerja, namun memenuhi persyaratan pabrik.
3. Sebelum dimulai pemasangan, permukaan semua gording atau rangka bidang, jika perlu dengan
mengganjal atau menyetel bagian-bagian ini terhadap rangka penumpuknya.
4. Dalam keadaan apapun juga ganjal tidak boleh dipasang langsung dibawah plat kait untuk
mengatur kemiringan atas.
5. Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk menghindarkan
penggeseran pada pemasangan.
6. Semua sisa-sisa pekerjaan (serbuk gergaji, sisa potongan dan lain- lain yang berupa kotoran), harus
dibersihkan dari atas permukaan atap, agar tidak terjadi pengaratan.
7. Hasil pemasangan harus datar dengan kelandaian yang cukup agar tidak terjadi kebocoran.
Pasal 12
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
a. Keterangan
Meliputi pengadaan bahan, peralatan dan tenaga kerja, pemasangan, pengujian, perbaikan selama
pemeliharaan sehingga seluruh system elektrikal dapat beroperasi dengan sempurna antara lain meliputi
:
1. Pengadaan dan Pemasangan lampu penerangan baik didalam bangunan maupun diluar bangunan,
termasuk perawatan, titik nyala, armature sampai panel-panel penerangan.
2. Pengadaan dan pemasangan stop kontak termasuk perkawatannya (wairing) sampai ke panel-panel.
3. Pengadaan dan pemasangan panel distribusi sesuai dengan gambar rencana.
b. Gambar Kerja ( Shop Drawing )
1. Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan / ketidakcocokan baik dari
segi besaran besaran listriknya, fisik maupun pemasangan dan lain lain.
2. Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan, maka spesifikasi yang lebih mengikat.
3. Gambar - gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dan peralatan instalasi sedang
pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dilapangan.
4. Untuk bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan belum cukup memberikan petunjuk mengenai
cara mencapai keadaan terlaksana, Pemborong harus mngajukan gambar gambar kerja secara
terperinci kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
5. Setiap Shop Drawing yang diajukan Pemborong untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas dianggap
Pemborong telah mempelajari situasi dan berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi instalasi
lainnya.
RKS
17
c. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan Instalasi ini diperinci secara umum yang meliputi bagian bagian sebagai
berikut :
a. Listrik Penerangan dan Tenaga :
- Pekerjaan Penerangan dan Daya dalam bangunan,
- Pekerjaan Penerangan di luar bangunan,
- Pekerjaan Peralatan Pembantu.
b. Untuk lingkup pekerjaan bangunan pembagiannya adalah :
- Kabel ( Penghantar ) dan Pemipaan,
- Titik Lampu, Armateur dan lampu ( lampu pijar ),
- Saklar,
- Stop Kontak biasa dan Stop Kontak Tenaga,
- Penyambungan Terminal.
Juga termasuk Pengadaan dan Pemasangan seluruh peralatan dan assecoris yang mungkin secara detail
tidak tergambar atau tidak terspesifikasi dengan sempurna namun merupakan komponen Instalasi ini
sebagai suatu sistim yang bekerja / operasi dengan baik.
Pemborong wajib melengkapi seluruh bagian sistim sehingga secara keseluruhan dapat merupakan suatu
sistim yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
d. Kabel dan Kawat Tembaga untuk Tegangan Rendah.
a. Seluruh instalasi penerangan dan stop kontak didalam bangunan digunakan jenis NYM 3 x 2,5
mm2 dengan jumlah inti disesuaikan dengan gambar.
b. Kabel yang dipergunakan harus setara merk Supreme.
e. Konduit.
a. Konduit yang digunakan harus dari jenis PVC dia. 5/8 jenis khusus kecuali dinyatakan lain dalam
gambar.
b. Ukuran Konduit yang digunakan minimum .
c. Peralatan bantu untuk Konduit harus dilengkapi dan dipasang dengan cara yang sebenarnya.
d. Merk yang digunakan setara BROCO.
f. Instalasi Penerangan
a. Instalasi Penerangan dimaksud adalah titik lampu penerangan, saklar dan stop kontak sesuai dengan
petunjuk gambar.
b. Letak pasti dari lampu lampu, saklar dan stop kontak khusus tersebut, disesuaikan dengan
keadaan dilapangan.
c. Pada pemasangan diatas Plafond, kabel kabel tidak diperkenankan diklem ke dalam rangka
plafond, tetapi harus diklem ke lantai beton kecuali diatas plafond tidak ada lantai beton maka harus
menggunakan rak kabel.
d. Titik lampu kalau tidak dinyatakan dalam gambar, akan disesuaikan dengan keadaan lapangan.
Pemborong wajib memperhitungkan hal hal seperti itu.
e. Pada setiap percabangan titik lampu harus diberi doos / junction box.
f. Sambungan didalam junction box menggunakan isolasi PVC kemudian ditutup dengan las dop.
g. Kabel yang turun menuju saklar dan stop kontak didalam tembok harus menggunakan pipa PVC.
g. Saklar dan Stop Kontak.
a. Saklar.
- Saklar dibuat dari plastik putih untuk sambungan didalam tembok (recessed)
- Tinggi saklar pada umunya 1,5 monopoli dari lantai, kecuali ada permintaan dari Pemilik
yang menginginkan tinggi lain, dan tidak boleh tertutup pintu.
- Saklar dengan kemampuan 1 A / 200 V merk setara BROCO.
Letak pasti dari saklar harus disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
RKS
18
- Dimana ada lebih dari 5 ( lima ) saklar dinding atau receptacles ditunjuk pada tempat yang
sama, maka 2 ( dua ) deret kotak kotak tunggal, ganda atau multi yang sesuai dengan
kebutuhan harus dipasang 1 (satu) diatas yang lain, dan titik tengah deretan deretan
tersebut harus berada 1,45 monopoli diatas lantai.
- Kotak kotak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang kurang lebih 20 cm dari
pinggir kusen pada sisi kunci seperti ditunjukkan dalam gambar gambar arsitektur,
kecuali tunjukkan lain oleh ahli.
Bahan yang dipakai merk setara BROCO.
b. Stop Kontak.
- Stop kontak dibuat dari plastik putih untuk sambungan di dalam ( recessed ) untuk sistim 1
dan 2 phase dengan terminal untuk pentanahan indoor.
- Tinggi stop kontak 40 cm dari lantai, kecuali ada permintaan lain dari User.
- Stop kontak biasa yang terdiri dari 2 hubung yaitu positip dan netral dengan kemampuan
daya 300 Watt.
- Stop Kontak dengan kemampuan 1 A / 200 V merk setara BROCO.
h. Pengujian.
a. Konsultan berhak memerintahkan kepada Pemborong, setiap saat untuk melakukan pengujian
bila Konsultan merasa bahwa pekerjaan tersebut sudah dapat diuji.
b. Pengujian tahanan isolasi instalasi listrik didasarkan atas peraturan yang berlaku.
Pada saat pengujian semua titik lampu dan saklar harus dalam keadaan terbuka.
c. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti bukti hasil pemeriksaan baik
yang ditanda tangani bersama oleh Instalatir yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan
Konsultan Pengawas.
PENUTUP
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Pemborong tetapi tidak diuraikan dalam Rencna Kerja Dan Syarat-
syarat (RKS) harus dilaksanakan oleh Pemborong, seolah-olah pekerjaan tersebut telah diuraikan (lumpsum)
dalm kontrak, supaya tercapai penyelesaian pekerjaan dengan hasil yang baik dan memuaskan serta dapat
diterima baik oleh Pemberi Tugas.
Konsultan Perencana
CV. Gamma Nuansa
Rachmat Sugiarto
Direktur

Anda mungkin juga menyukai