Anda di halaman 1dari 3

1

Mencari Informasi Wajib Pajak dengan Mesin Pencari dan Media Sosial di Internet
Untuk mencapai target penerimaan pajak yang tertuang di APBN, Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) telah melakukan berbagai upaya ekstra antara lain melalui pemetaan potensi, pembuatan
profil, analisis risiko ketidakpatuhan Wajib Pajak, himbauan dan konseling, hingga upaya penegakan
hukum. Sebenarnya DJP sudah diberi perangkat sebagaimana tersebut pada pasal 35 dan 35A
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 s.d.t.d Undang Nomor 16 Tahun 2009 (UU KUP) untuk
mendukung upaya ekstra di atas. Pada prakteknya perangkat tersebut masih perlu terus
dikembangkan dan diperbaiki sehingga SPT yang disampaikan Wajib Pajak bisa diuji atau di-
crosscheck dengan data dan informasi lain untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam
menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan internet yang semakin pesat, fiskus
bisa memanfaatkan internet, khususnya Mesin Pencari dan Media Sosial, secara gratis untuk
mencari informasi terkait Wajib Pajak. Cara ini dilakukan sebagai pendukung perangkat-perangkat
yang sudah dibangun oleh Direktorat Jenderal Pajak, khususnya jika data dan informasi yang dimiliki
masih belum lengkap terkait Wajib Pajak. Informasi yang diperoleh dari sumber internet tersebut
mulai dari biodata, alamat rumah, alamat kantor, rekan kerja atau famili, hingga terkait pekerjaan,
usaha, dan laporan keuangan dari Wajib Pajak.
Jumlah pengguna internet di Indonesia menurut Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia
(APJII) pada tahun 2013 mencapai 71,19 juta, naik sekitar 13% dari tahun sebelumnya sebesar 63
juta. Penetrasi internet telah tumbuh sekitar 28% dari total populasi penduduk Indonesia yang
berjumlah 248 juta jiwa.
1
Sedangkan berdasarkan survei yang dilakukan Markplus Insight dan
majalah online Marketeers pada 2.150 responden di 10 kota besar di Indonesia pada Agustus-
September 2013, dikatakan Indonesia saat ini memiliki 74,6 juta pengguna internet dan Netizen
2

berjumlah 31,7 juta atau 42,49% dari total pengguna internet. Pengguna internet melakukan
aktivitas-aktivitas online mulai dari browsing informasi atau berita, menulis blog, jual beli produk,
sampai dengan mengakses sosial media seperti Facebook, Twitter, Google+, dan Instagram.
3

Mesin pencari dan Media Sosial di internet juga bisa digunakan untuk mencari informasi
terkait Wajib Pajak. Mesin pencari yang paling populer dengan berjuta-juta halaman web yang telah
terindeks adalah Google, tetapi Anda juga bisa mencoba mesin pencari yang lain seperti Yahoo, AOL,
Bing dari Microsoft, dan lain sebagainya sebagai pembanding. Dengan beberapa tips dan trik,
pencarian informasi tertentu bisa dilakukan lebih efektif dan efisien. Media Sosial yang saat ini
populer adalah Facebook, Twitter, dan Google+.
Tetapi perlu diingat tidak semua informasi terkait Wajib Pajak tersedia di internet. Pertama,
hanya Wajib Pajak yang melakukan aktivitas online yang kemungkinan besar bisa kita cari jejaknya
menggunakan mesin pencari atau media sosial online. Kedua, Kalau bukan Wajib Pajak sendiri yang
melakukan aktivitas online di internet mungkin ada pihak selain Wajib Pajak yang menyediakan

1
Lihat http://www.thejakartapost.com/news/2014/01/15/number-ri-internet-users-increases-7119-million-
2013-apjii.html

2
Netizen adalah istilah untuk orang yang mengakses internet rata-rata lebih dari tiga jam per hari
3
Lihat http://www.techinasia.com/indonesia-internet-users-markplus-insight/

2

informasi terkait Wajib Pajak sehingga bisa dimanfaatkan oleh fiskus. Tingkat ketersediaan informasi
di internet tergantung dari perkembangan penggunaan internet, tingkat kemelekan internet di
Indonesia, dan peran pihak-pihak yang menyediakan sarana dan prasarana terkait teknologi internet
tersebut.
Penulis ingin berbagi beberapa tips terkait penggunaan mesin pencari Google sebagai
berikut:
1. Tentukan objek informasi yang diingin dicari lalu bayangkan kira-kira kata-kata apa yang akan
ditulis orang di internet berkaitan dengan informasi tersebut. Mulai kata-kata pencarian (query)
dari yang lebih sederhana (dua-tiga kata), lihat hasil pencarian, lalu tambahkan kata lainnya
untuk mencari yang lebih spesifik. Urutan kata juga bisa berpengaruh ke hasil pencarian dan
peringkatnya.
2. Anda bisa menggunakan layanan Google Images, Maps, News, atau kategori pencarian lain yang
sesuai dengan kebutuhan.
3. Anda bisa menggunakan form Advanced Search (Pencarian Lanjutan) untuk mempersempit hasil
pencariaan. Selain menggunakan form tersebut Anda juga bisa menggunakan operator-operator
tertentu langsung di kotak pencarian. Operator-operator tersebut antara lain:
- OR (harus huruf besar)
- AND (harus huruf besar),
Secara default kata-kata yang tertulis di kota pencarian seluruh ada di halaman yang
terindeks oleh Google sehingga operator AND pada banyak kasus tidak perlu digunakan.
- - (minus) untuk negasi
- Tanda petik dua untuk mengapit suatu frase tertentu, .....
- * (asterisk) untuk mengganti satu kata yang tidak kita ketahui (wildcard)
- intitle:
- inurl:
- allintitle:
- allinurl:
- site:
untuk mecari informasi di website atau domain tertentu, misalnya:
site:pajak.go.id
site:go.id
undang nomor 28 tahun 2007 site:ortax.org
sukawi sutarip site:suaramerdeka.com
- filetype: atau ext:
misalnya, laporan keuangan bank mandiri filetype:pdf
- link:
- inanchor:
- angka1..angka2 untuk mencari suatu range angka
Untuk cara penggunaan lebih rinci bisa dicari di google dengan frase pencarian google search
operators.
3

4. Kata-kata pencarian memakai huruf besar atau kecil tidak berpengaruh.
4




4
Diketahui penulis dari berbagai sumber di internet, salah satunya buku berjudul Google Power Search oleh
Stephan Spencer

Anda mungkin juga menyukai