ENDOMETRIOSIS ENDOMETRIOSIS Adalah penyakit jinak dimana kelenjar dan stroma endometrium berada di luar rongga maupun dinding uterus.
Meskipun endometriosis merupakan penyakit yang sering ditemukan, pengetahuan mengenai penyakit ini amat terbatas. Masih banyak silang pendapat mengenai asal muasal, gambaran patologi, diagnosis dan prognosis endometriosis. ANGKA KEJADIAN Angka kejadian endometriosis Kira-kira 1 2% wanita usia reproduksi, akan tetapi angka kejadian endometriosis pada pasien dengan gangguan kesuburan 20 kali lebih besar. Penderita endometriosis umumnya berusia 30 tahun , nulipara dan infertile
PATOGENESIS Penyebab pasti endometriosis tidak jelas diketahui dan tidak ada satu penjelasan yang dapat menjelaskan semua gambaran endometriosis yang ada. Predisposisi genetik memainkan peranan penting. Terdapat 3 hipotesis yang digunakan untuk dapat menjelaskan berbagai manifestasi endometriosis dan lokasi penyakit yang berbeda
1.Teori menstruasi retrograde dari SAMPSON yang mempostulasikan bahwa terdapat fragmen endometriosis mengalir balik (retrograde) kedalam saluran indung telur (tuba falopii) selama menstruasi sehingga terjadi implantasi fragmen endometriosis pada rongga panggul. Dukungan terhadap teori ini adalah kenyatanaan bahwa kadang-kadang dokter dapat melihat adanya aliran darah yang keluar dari fimbriae saat pemeriksaan laparoskopi pasien yang sedang haid. Untuk menjelaskan adanya penyebaran endometriosis yang jauh ( di paru, kening atau ketiak ) diajukan teori penyebaran melaui aliran darah (hematogen) 2. Teori Metaplasia Mullerian dari MEYER , menyatakan bahwa endometriosis berasal dari tranformasi metaplastik dari mesotelium peritoneum kedalam endometrium dibawah pengaruh rangsangan tertentu. 3. Teori penyebaran melalaui saluran getah bening ( limfatogenik ) dari HALBUN yang memperkirakan bahwa jaringan endometriosis berasal dari aliran getah bening dari uterus yang mengalami transportasi keberbagai bagian di panggul. Jaringan endometriosis ditemukan dalam saluran limfe pelvik pada 20% penderita endometriosis. Pertanyaan penting yang sulit dijawab adalah mengapa endometriosis hanya terjadi pada wanita tertentu dan tidak pada semua wanita, untuk menjawab pertanyaan ini diajukan argumentasi adanya predisposisi genetik atau imunologi pada wanita-wanita tertentu sehingga rentan terhadap kejadian endometriosis. LOKASI ENDOMETRIOSIS 1. Ovarium 2. Cavum Douglassi 3. Ligamentum sacrouterina 4. Ligamentum latum 5. Tuba falopii 6. Plica vesicouterina 7. Ligamentum Rotundum 8. Apendik vermoformis 9. Vagina 10. Septum rectovagina 11. Colon rectosigmoid 12. Caecum 13. Ileum 14. Kanalis inguinalis 15. J aringan parut abdomen 16. Ureter 17. Vesica urinaria 18. umbilikus 19. vulva 20. Tempat yang jauh Gejala Klinis Nyeri haid Dyspare unia Infertilit as Ganggu an haid GAMBARAN KLINIK Pada sebagian besar kasus, gambaran klinik terjadi akibat adanya penyakit dalam panggul. Endometriosis seringkali menyebabkan dismenorea sekunder berupa nyeri mengejang yang terus menerus dan menjadi berat sebelum dan selama hari pertama menstruasi, bila perdarahan menstruasi banyak dan disertai dengan keluarnya gumpalan darah maka rasa nyeri akan menjadi lebih hebat Sebagai tambahan, terdapat pula keluhan dispareunia (nyeri saat sanggama ) yang terkait dengan deposit fragmen endometriotik dalam cavum Douglassi atau endometrioma dalam ovarium ( chocolate cyst ) Sebagian pasien juga mengeluhkan diskesia ( nyeri saat buang air besar ) akibat adanya lesi endometriosis pada ligamentum sacrouterina, cavum Douglassi, rectum, colong sigmoid. Rasa nyeri saat buang air besar terjadi akibat feces yang melintasi ligamentum sacro uterina
Kista cokelat yang pecah pada ovarium sebelah kiri Endometriosis dapat berupa suatu penebalan atau kista yang berisi darah baru, merah atau biru hitam. Semakin lama lesi-lesi tersebut berubah menjadi rata dan berwarna coklat tua. Struktur kista besar bisa tetap berisi darah tua dan disebut kista cokelat PEMERIKSAAN Diagnosa klinik endometriosis diperkuat dengan adanya temuan : 1. Penebalan ligamen panggul khususnya pada ligamentum sacrouterina 2. Uterus retroversi 3. Pembesaran uterus dan ovarium 4. Fornik lateral dan posterior kaku 5. Nyeri saat uterus ditekan ( seperti keluhan dispareunia ) Namun gambaran diatas tidak patognomonik untuk endometriosis dan sebaliknya tidak adanya gejala diatas tidak berarti bukan endometriosis.
DIAGNOSA BANDING Diagnosa banding utama pada endometriosis akut adalah : 1. Penyakit radang panggul menahun 2. Salpingitus akut berulang 3. Neoplasma ovarium jinak atau ganas 4. Kehamilan ektopik
ENDOMETRIOSIS dan INFERTILITAS Endometriosis seringkali ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan laparoskopi pasien infertiliti yang tidak memperlihatkan gejala endometriosis
Endometriosis berat dapat menyebabkan infertilitas akibat adanya perlekatan periovarian dan peritubuler atau kerusakan hebat pada indung telur. Secara teoritis, output prostaglandin yang tinggi akan menyebabkan gangguan motilitas tuba atau terganggunya spermatozoa akibat adanya reaksi imunologi.
Mekanisme endometriosis menyebabkan penurunan fertilitas (tabel) Sistem Mekanisme Fungsi koitus Dispareunia ( menurunkan frekuensi sanggama ) Fungsi sperma Inaktivasi sperma dengan antibodi tertentu Fagositosis sperma dengan makrofag Fungsi tuba falopii Kerusakan fimbriae Penurunan motilitas tuba akibat prostaglandin
Fungsi ovarium Anovulasi Sindroma akibat luteinisasi folikel yang tidak pecah Luetolisis akibat Prostaglandin F2 Pelepasan gonadotropin yang terganggu PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan endometriosis tergantung pada beberapa hal : 1. Kepastian diagnosis 2. Beratnya keluhan 3. Luasnya penyakit 4. Keinginan untuk mendapatkan anak 5. Usia pasien 6. Gangguan pada saluran pencernaan dan atau saluran air seni
Terapi endometriosis diberikan atas adanya rasa nyeri panggul, dismenorea, dispareunia, perdarahan abnormal, kista ovarium dan infertiliti akibat distorsi yang luas pada tuba falopii dan ovarium
Intervensi pembedahan diperlukan bila : 1. Ukuran endometrioma mencapai 3 cm 2. Distorsi anatomi yang luas 3. Menyangkut usus atau kandung kemih 4. Perlekatan hebat
Pembedahan mungkin dapat memperbaiki tingkat fertilitas pada penderita endometriosis. Terapi medik umumnya merupakan terapi lini pertama pada penderita endometriosis
TERAPI PEMBEDAHAN Pembedahan komprehensif yang sering dilakukan adalah histerektomi abdominal total, salfingo ovarektomi bilateral disertai dengan pengangkatan sarang-sarang endometriosis pada peritoneum dan pelepasan pelekatan ( lisis ) Akibat luasnya perlekatan, tehnik pembedahan menjadi sulit. Bila lesi endometriosis mengenai cavum Douglassi dan ligamentum sacrouterina, ureter proksimal, kandung kemih dan colon sigmoid maka pembedahan harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Bila ureter menjadi buntu, maka reseksi dan ureteroplasti harus dilakukan untuk mempertahankan fungsi ginjal. Obstruksi rectosigmoid atau obstruksi usus halus yang terjadi harus di reseksi untuk memulihkan fungsi saluran pencernaan. Kadang-kadang, masih diperlukan preservasi organ reproduksi. Pada situasi ini bedah laparoskopi atau bedah terbuka diperlukan untuk menghancurkan sarang-sarang endometriosis dan melepaskan perlekatan. Terapi pre operatif dengan GnRH agonis 3 6 bulan sebelumnya dapat memperbaiki keberhasilan pembedahan. Peranan terapi medis pasca pembedahan masih menjadi bahan perdebatan meskipun telah terdiagnosa adanya sisa-sisa penyakit saat pembedahan.
TERAPI MEDIK Terapi harus ditujukan untuk membebaskan pasien dari keluhan yang ada dan menurunkan resiko progresivitas penyakit. Dismenorea akibat endometriosis dapat diatasi dengan pemberian NSAID (non steroid anti inflamatory drug (asam mefenamat, ibuprofen) dan menurunkan jumlah darah haid dengan terapi hormonal Untuk mengatasi nyeri panggul, digunakan terapi jangka pendek berupa pemberian GnRH agonis atau Danazol.
Danazol adalah derivat androgen yang digunakan untuk menimbulkan pseudomenopause untuk menekan gejala endometriosis bila kesuburan (fertilitas) tidak menjadi pertimbangan. Obat ini diberikan selama 6 9 bulan dengan dosis 600 800 mg per hari untuk menekan menstruasi.
Kontrasepsi oral dan medroksiprogesteron acetat peroral lebih efektif pada kasus endometriosis yang disertai rasa nyeri dibandingkan pemberian plasebo.
Levonogestrel IUD dapat menurunkan keluhan dismenorea dan bermanfaat untuk menyebabkan regresi pada sarang endometriosis di cavum Douglass tanpa mempengaruhi kadar estrogen dalam serum
TERAPI FERTILITAS Tidak ada bukti bahwa terapi medik pada endometriosis bernilai pada kasus subfertilitas. Ablasi sirurgis pada kasus endometriosis ringan tidak memperbaiki fertilitas, namun manfaat tindakan tersebut untuk kasus fertilitas berat tidak diketahui secara pasti. Terapi pembedahan untuk kista endometriotik besar memperbaiki kemungkinan terjadinya kehamilan dan memungkinkan tindakan intervensi transvaginal bila akan dilakukan IVF sebagai bagian dari assisted reproductive technique
Daftar pustaka Diakses http://obfkumj.blogspot.com/search/label/Ginekolo gi