Bentuknya juga macam-macam. Yang jelas, bila ia tak dibantu mengatasi ketakutannya, bisa mengalami fobia. Ketakutan merupakan suatu keadaan alamiah yang membantu individu melindungi dirinya dari suatu bahaya sekaligus memberi pengalaman baru. Penyebab takut Yang kerap terjadi, ketakutan anak justru muncul karena ditularkan orang tuanya. Karena takut pada sesuatu atau kondisi tertentu, Tanpa sadar orang tua akan melarang anak dengan cara menakut-nakutinya. Misalnya, Awas ada kucing, nanti kamu dicakar! Akibatnya, anak merasa terancam alias tidak aman setiap kali melihat kucing. Padahal, umumnya kucing hanya akan marah dan mencakar jika diganggu. Bentuk ekspresi ketakutan Biasanya lewat tangisan, jeritan, bersembunyi atau tak mau lepas dari orang tuanya. Untungnya, rasa takut ini akan hilang dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu. Saat anak merasa aman dengan dirinya sendiri maupun lingkungannya, hilanglah rasa takut tadi. Tentu saja perlu dukungan orang tua. Yang jadi masalah adalah bila rasa takut mengendap dan tak teratasi sehingga berpengaruh pada aktivitas sehari-hari anak. Bahkan bisa mengarah jadi ketakutan yang bersifat patologis. Malah bisa fobia alias ketakutan berlebih karena pernah mengalami kejadian tertentu. TAKUT PADA DOKTER (gigi) Saat pertama kali diajak ke dokter gigi, mereka sudah mulai ketakutan begitu melihat kursi periksa gigi yang besar, lampu yang sedemikian terang dan dokter gigi yang berseragam putih lengkap dengan masker dan sarung tangan serta aroma yang khas
Rasa takut dan cemas pada perawatan gigi anak banyak dirasakan oleh anak- anak. Hal ini merupakan hambatan untuk mencapai keberhasilan perawatan secara optimal. Insidensi rasa takut dan cemas terhadap perawatan gigi sebanyak 16% ditemukan pada anak-anak usia sekolah. Hasil penelitian di Indonesia ditemukan sebanyak 22% menyatakan rasa takut dan cemas terhadap perawatan gigi.
Apabila seorang dokter gigi anak ingin memperoleh kenyamanan pada saat merawat pasien anak, maka ia harus berhasil menciptakan kerjasama dengan anak. Perlu memperhatikan faktor-faktor psikologis anak Tahapan perkembangan anak 15 -24 bulan Masa toddler adalah masa anak berusia 15-24 bulan. Pada masa ini, anak berkembang dengan cepat secara kognitif dan verbal dan kesadaran terhadap dirinya tumbuh dengan pesat. Anak belum mampu mengerti mengapa perawatan gigi harus dilakukan atau menyadari pentingnya perilaku kooperatif di klinik gigi. pemeriksaan gigi dilakukan pada anak yang dipangku oleh orangtuanya, sehingga anak merasa lebih nyaman dan aman Mungkin anak akan bergerak-gerak dan mengeluh, pada saat ini orangtua dapat memeluk dan memegang tangan dan kaki anak agar dokter gigi dapat memeriksa gigi dan mulut anak. Usia 2 6 tahun Mereka lebih terampil menggunakan kata-kata dan symbol serta lebih efektif dalam komunikasi interpersonal. Bila anak senang berbicara, maka hal ini harus dimanfaatkan oleh dokter gigi secara efektif. Usia 6 12 tahun Masa anak mulai kehilangan gigi sulung dan diganti gigi tetap. Pada masa ini anak belajar berkomunikasi lebih intensif, pemikiran mereka makin logis Anak sudah dapat menerima penjelasan dan kecemasan mudah diatasi, dengan demikian penerangan mengenai kedokteran gigi lebih mudah dilakukan. Memperhatikan sarana Berkomunikasi dengan bermain peran Menyediakan permainan dokter Buku cerita / dongeng berkaitan dengan dokter gigi
Dunia anak penuh dengan permainan Anak dengan gangguan tingkah laku ADHD Autis Karakteristik ADHD 1. Tidak bisa mempertahankan perhatian 2. Hiperaktif 3. Impulsif
Karakteristik Anak autis Hambatan dalam komunikasi, misal: berbicara dan memahami bahasa. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain atau obyek di sekitarnya serta menghubungkan peristiwa- peristiwa yang terjadi. Bermain dengan mainan atau benda-benda lain secara tidak wajar. Sulit menerima perubahan pada rutinitas dan lingkungan yang dikenali. Gerakkan tubuh yang berulang-ulang atau adanya pola-pola perilaku yang tertentu
Menangani anak autis Dibutuhkan kesabaran yang tinggi kendala yg dihadapi adalah anak autis tidak bisa mendengar suara bor biasanya akan berontak, ini bisa diatasi dengan melatih mendengar suara bor pada waktu kunjungan ber ulang ulang, dan mesti kita manfatkan kalau anak autis suka yg tindakan yg rutinitas Sebaiknya tidak pindah2 dokter gigi