Anda di halaman 1dari 24

Dampak Limbah Pabrik Karet bagi Tenaga

Kerja dan Lingkungan


Kelompok II :
Ayu Fadhilah
Agusdianto
Desti Enci Mayasari
Fathia Permata Sari
Inez Wijaya
Rizky An Nabil
Nora Budina Abdinesia Ritonga
Enggar Sari Kesuma Wardhani
Pembimbing :
Dr. Anita Masidin, MS, SpOK
Latar Belakang
Pembangunan Indonesia harus didasarkan pada konsep
pembangunan berkelanjutan dan perlindungan lingkungan
(GBHN)
IRSG: produksi karet alam Indonesia meningkat tiap tahun,
tak terlepas dari meningkatnya permintaan karet alam
sebagai bahan baku industri otomotif
Industri karet memiliki proporsi jauh lebih besar dari industri
lain pengendalian limbah pabrik perlu mendapat
perhatian serius
Tampubolon (1993) limbah cair yang dihasilkan dari proses
produksi pabrik karet mencapai 26,4m3/ton karet kering
Perlu pengetahuan dampak dan pendekatan penanganan
limbah
Tujuan
Mempelajari dan mengkaji potensi penerapan
produksi bersih pabrik karet tanpa mempengaruhi
mutu produk yang dihasilkan
Industri Karet
Pertambahan jumlah industri barang jadi yang berbahan baku
elastomer makin meningkat

Jenis Karet
Karet Alam (getah pohon)
100% cis-1,4-poliisoprena
Daya lengket > karet sintetik
Dapat mengkristal pada suhu rendah
Karet Sintetik
Bahan baku minyak bumi
Lebih tahan bahan kimia
Contoh: SBR (styrene butadiene rubber)
Proses Industri Karet
Bahan Baku
- industri: lateks
- perkebunan: koagulum yg
diawetkan dg as sulfit
Bahan baku dicuci dan
distabilkan menggunakan
air bersih cukup banyak.
Pemecahan
(breaker)
Pencacahan
(rextunder)
Mixing tank
Penggilingan di
crapper berulang-
ulang sampai
karet murni dan
stabil
Pengeringan 8
jam
Karet dipotong-
potong
Getah ditampung dlm mangkuk Pengumpulan getah Tangki penampung getah
Pencetakan & penggumpalan Pengepresan
Crumb rubber Pengeringan
Sisa lateks dikumpulkan Pencucian lateks
Sumber: IPB, 2008
Limbah Industri Karet
Jenis limbah: padat, cair dan gas
Makin kotor bahan baku makin banyak air yang diperlukan
untuk proses pembersihan debit limbah cair meningkat
Makin kotor dan makin tinggi kadar air dalam bahan baku
makin mudah terjadi pembusukan kuantitas limbah gas
meningkat
Bahan baku karet yang kotor kuantitas lumpur, tatal dan
pasir tinggi
Limbah Cair
Bahan baku olahan karet
rakyat
Berbentuk koagulum
(bongkahan) yg telah
dibubuhi asam semut,
banyak mengandung air &
unsur pengotor dari karet
Sumber limbah antara lain:
Penyimpanan koagulum
Pencacahan koagulum
lalu dicuci lagi
Peremahan dg hammer
mill
Bahan baku dari lateks
kebun
Dalam proses produksi
menggunakan air lebih
sedikit
Mempunyai bahan kimia
dalam air limbah
Sumber limbah dari
pencacahan dan
peremahan
Parameter Limbah Cair
BOD (Biological Oxygen Demand)
Makin tinggi BOD, makin besar O2 dibutuhkan mikroorganisme merubah
organik. Makin tinggi bahan organik, makin berkurangnya konsentrasi O2
terlarut.
COD (Chemical Oxygen Demand)
Kebutuhan O2 dalam air untuk mengoksidasi secara kimia bahan organik
menjadi senyawa lain seperti gas metan, amonia, CO2.
Padatan terendap
Jenis padatan yg terkandung dalam limbah yang mampu mengendap di
dasarcairan secara gravitasi dlm 1 jam
Padatan tersuspensi
Padatan yang membentuk suspensi atau koloid
Padatan terlarut
Pemisahan dilakukan dengan proses oksidasi biologis atau koagulasi kimia
Kandungan Nitrogen (Amonia, nitrit, nitrat)
Derajat Keasaman (pH)
Dampak Limbah Industri Karet
Limbah Cair
BOD COD
tinggi,
mengganggu
ekosistem
lingkungan
Padatan
tersuspensi
cenderung
membusuk bila
suhu meningkat
Limbah Padat
Tidak tergolong
beracun
Berupa tatal,
lumpur, pasir
rotan, kayu,
daun,plastik
bekas kemasan
Padatan dalam
jumlah besar
mengganggu
ekosistem,
pendangkalan
badan air
Limbah Gas
Pengolahan dg
asam cuka dan
amonia,
pengasapan dg
kayu bakar
Amonia dan
asam cuka
mudah
menguap
Kayubakar
menghasilkan
polutan (CO2,
NOx)
Pengolahan Limbah dari Sumber
Gudang penyimpanan bahan baku beratap, air dari
bahan baku dialirkan langsung ke IPAL
Limbah dari pencucian awal koagulum dan
pencacahan Pre Breaker &Hammer Mill diarahkan
langsung ke IPAL
Meminimalisasi limbah yang dihasilkan
Air bekas Creper masih dapat digunakan pencucian
tanpa pengolahan
Reuse
IPAL
Recycling
Pengelolaan Limbah Keluar dari Proses
Produksi
Bertujuan memisahkan zat atau
unsur padatan kasar air limbah
Terdiri dari: Penyaringan,
Sedimentasi, Netralisasi, Equalisasi
Pengolahan
limbah
pendahuluan
Secara kimiawi
Secara sistem kolam/flokulasi
Secara lumpur aktif
Secara permanen ganggang
Pengolahan
limbah
lanjutan
1. Pengolahan Secara Kimia
Penambahan bahan elektrolit yg
berlawanan muatan dengan koloid
Contoh: tawas/alum, FeSO4,
Fe2(SO4)3, FeCl3
Koagulasi
Pengadukan lambat terus menerus
terhadap air yang dikoagulasikan
dg tujuan membentuk flok
Flokulasi
2. Pengolahan secara Kolam Fakultatif
Kolam stabilisasi: berdasarkan konsep pemurnian di
alam
Kolam aerasi: pelarutan O2 dari alat mekanis
Bahan organik terlarut masuk ke sel secara absorpsi,
koloid berikatan adsorbsi
Proses aerob
Hidrolisis senyawa organik oleh enzim ekstraselular
menjadi organik terlarut
Reaksi aedogenesis produk hidrolisis oleh bakteri
fakultatif/obligat anaerob menjadi molekul-molekul
Proses anaerob
3. Pengolahan secara Lumpur Aktif
Banyak diterapkan karena efisiensi pengolahan tinggi dan
lahan yang diperlukan tidak seluas pengolahan sistem
kolam.
Biomassa lumpur dalam tangki sedimentasi akan terpisah
dengan cairan. Sebagian lumpur didaur ulang dan sisanya
dibuang
Perlakuan lumpur
Lumpur primer (hasil perlakuan fisika atau kimia)
Lumpur sekunder (biologi) : pemekatan & stabilisasi
Pemanfaatan slugde

Pengolahan Fisika, Kimia, Biologi?
Penyaringan
Flotasi
Adsorbsi
Fisika
Flokasi-koagulasi
Netralisasi
Oksidasi
Kimia
Reaktor pertumbuhan tersuspensi
Reaktor pertumbuhan lekat
Biologi
Kesimpulan

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai