Nama
: HERMAN
NIM
: 819835289
: herman819835289sah@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil observasi dilapangan, subjek penelitian
di SDN 2 Cibenda kelas V Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat.
Dengan Jumlah siswa 34 orang, bahwa pembelajaran IPA yang dikembangkan
oleh guru belum mampu menumbuhkan budaya belajar yang menekankan pada
bagaimana itu belajar, tetapi lebih banyak menekankan apa itu belajar.
Akibatnya, kegiatan belajar siswa menjadi rendah dan hasil belajar siswa pun
menjadi rendah pula. Selain itu metode pembelajaran yang dilakukan kurang
bervariasi sebagai akibat lemahnya keberanian guru untuk melakukan inovasi
dalam mengimplementasikan metode pembelajaran. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap Metode Demonstrasi dan
mengetahui peningkatan terhadap kegiatan dan hasil belajar peserta didik pada
pembelajaran IPA. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang terdiri atas dua siklus. Data diperoleh dengan melakukan tes formatif,
observasi siswa, dan wawancara, analisis data mengacu pada teori teruji. Hasil
penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa meningkat. Hasil siswa
mengalami peningkatan, terlihat dari nilai rata-rata, yaitu nilai rata-rata 47.64
pada siklus satu menjadi meningkat dengan nilai rata-rata menjadi 61.76, pada
siklus 2. dan ketuntasan belajar siswa pun meningkat (17 orang atau 50,00%
pada siklus 1 menjadi meningkat menjadi 31 orang atau 91.17% pada siklus
kedua) dan siswa menerima secara positif penggunaan Metode Demonstrasi
untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Kesimpulannya, metode
demonstrasi dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran ilmu pengetahuan
alam (IPA) untuk upaya meningkatan pemahan hasil belajar siswa.
I.
PENDAHULUAN
A.
Ilmu pengetahuan alam atau sains merupakan bidang studi yang mengkaji alam
semesta serta berbagai proses yang terjadi didalamnya sebagai objeknya. Oleh
karena itu, perkembangan ilmu pengetahuan alam erat kaitannya dengan
perkembangan teknologi, maka ilmu pengetahuan alam berkaitan pula dengan
perkembangan teknologi serta manfaatnya bagi masyarakat.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam semesta secara sistematis, sehingga IPA tidak hanya harus menguasai
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu IPA
sangat di perlukan dalam kehidupan sehari- hari karena dengan Ilmu
Pengetahuan Alam tersebut manusia bisa memenuhi kebutuhannya melalui
pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan, sehingga
pendidikan IPA di harapkan dapat menjadi bahan bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari (Sapriati., dkk.
2009 : 8.24 ).
Mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut (Sapriati, dkk. 2009:8.24).
1)
memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan ketraturan alam ciptaaan-Nya;
2)
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;
3)
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi
dan masyarakat;
4)
mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan;
5)
meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam;
6)
meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan
7)
memperoleh bekal pengetahuan konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Dari tujuan mata pelajaran IPA tersebut, memperoleh keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan cara memahami konsep-konsep IPA
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari merupakan tujuan yang
harus di capai terlebih dahulu agar tujuan yang berikutnya lebih mudah di capai.
Pemahaman konsep-konsep IPA akan tercermin dari hasil belajar peserta didik.
Konsep-konsep IPA yang harus dipahami oleh peserta didik sekolah dasar
meliputi makhluk hidup dan proses kehidupan, benda dan sifatnya, Energi dan
perubannya, dan bumi serta alam semesta (Sapriati., dkk. 2009 : 8.24).
Permasalahan lain yang muncul antara lain diskusi antara peserta didik dengan
guru atau antara peserta didik dengan peserta didik yang lain sangat jarang
terjadi. Sehingga, kelas menjadi pasif seolah olah takut sehingga tidak
menampakan keaktipan ketika pembelajaran berlangsung.
Strategi pembelajaran yang digunakan guru tidak selalu dapat mengurangi rasa
takut peserta didik, akibatnya peserta didik merasakan pembelajaran IPA sebagai
beban sehingga mengganggu pemahaman mereka. Pengamatan guru dalam
proses pembelajaran, guru cenderung untuk menjelaskan atau memberitahukan
segala sesuatu kepada peserta didik. Guru juga jarang menanyakan kesulitan
yang dialami oleh peserta didik dan jarang membantu mereka dalam
menyelesaikan tugas. Strategi yang digunakan guru ternyata tidak mendorong
peserta didik berani mengungkapkan apa yang mereka pikirkan, bahkan
terkesan membosankan, membuat mereka pasif dan mempertebal rasa takut
mereka terhadap mata pelajaran IPA. Sehingga peserta didik kurang
memperhatikan penjelasan guru pada waktu pembelajaran berlangsung. Guru
sering kali menegur peserta didik supaya memperhatikan. Tetapi, bila guru
mengajukan pertanyaan, peserta didik lebih sering tidak menjawabnya dengan
baik, bahkan tidak menjawab sama sekali.
Berdasarkan masalah diatas penulis menerapkan suatu metode untuk mengatasi
polemik tersebut, metode yang dimaksud adalah metode demonstrasi. Metode
demonstrasi merupakan suatu metode yang mempertunjukan tentang proses
terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku
yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara
nyata atau tiruannya. B.S. Bloom., dkk (1956) (dalam Sapriati, 2009:7.3) tujuan
dari metode ini menyangkut 3 ranah yaitu:
1)
ranah koognitif (ranah proses berpikir); 2) ranah pisikomotor (ranah
keterampilan fisik); dan 3) ranah afektif (ranah sikap hidup).
1.
Identifikasi Masalah
(3)
(4)
kurangnya guru bertanya mengenai kesulitan atau permasalahan peserta
didik; dan
(5)
strategi yang digunakan guru tidak memotivasi peserta didik untuk
mengungkapkan pemikiran peserta didik, membosankan dan menjenuhkan
sehingga peserta didik menjadi pasif.
Penyebab terjadinya hal-hal tersebut menandakan peserta didik kurang
termotivasi sehingga karena kurangnya termotivasi berpengaruh juga terhadap
hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran karena ketidak tepatan
guru menggunakan metode. Maka untuk menyelesaikan masalah ini dilakukan
perbaikan pembelajaran dengan memperhatikan hasil belajar peserta didik
sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenyenangkan. Pada kesempatan ini perbaikan pembelajaran IPA tentang
mengidentifikasi jenis-jenis pesawat sederhana di kelas V SDN 2 Cibenda
Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat melalui metode demonstrasi.
Setelah melakukan refleksi pembelajaran, penulis mengidentifikasi berbagai
permasalahan diantaranya:
1)
2)
3)
4)
kurangnya kreaktivitas guru dalam mengembangkan alat bantu
pembelajaran;
dan
5)
pemahaman hasil belajar peserta didik pada pembelajran masih kurang
maksimal.
Dari hasil evaluasi dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1)
2)
baru 7 orang siswa yang berhasil meraih nilai di atas KKM 63 dari 34 orang siswa
secara keseluruhan; dan
3)
peserta didik belum memahami konsep-konsep IPA berdasarkan masalah
realistik yang diberikan oleh guru.
2.
Analisis Masalah
b)
c)
penjelasan guru tidak disertai alat bantu pembelajaran atau contoh yang
konkrit, dan bersifat teoritis.
3.
B.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian tindakan kelas ini adalah ingin mendeskripsikan:
1)
prosedur penggunaan metode demontrasi untuk meningkatkan
pemahaman hasil belajar peserta didik tentang jenis-jenis pesawat sederhana
1.
a)
pembelajaran;
b)
c)
membiasakan penyelesaian masalah yang dihadapi peserta didik melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
2.
a)
mempebaiki pembelajaran yang dikelolanya,menambah wawasan guru
dalam memilih dan menggunakan metode/model pembelajaran yang tepat;
b)
mendapat kesempatan untuk berperan akatif mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan sendiri:
c)
mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dan peserta didik sekaligus
dapat mengetahui alternatif penyelesaiannya; dan
d)
meningkatkan minat untuk melakukan penelitian dalam upaya
meningkatkan profesionalisme.
3.
a)
b)
c)
d)
4.
a)
b)
c)
d)
II.
KAJIAN PUSTAKA
A.
Metode Demontrasi
a. Pengertian
Kata metode berasal dari bahasa Inggris, method berarti cara. Apabila kita
kaitan dengan pembelajaran, metode adalah cara guru membelajarkan siswa
karena metode lebih menekankan pada peran guru, istilah metode sering
digandengkan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar. Menurut Joni
(1992:1993) (dalam Sapriati, 2009:1.23) metode adalah berbagai cara kerja
yang relatif umum yang disesuaikan untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode demonstrasi hakikatnya untuk menyampaikan pembelajaran kepada
siswa dalam penguasaan proses objek tertentu atau lebih identik dengan dengan
metode modeling. Dalam pelaksanaannya metode demonstrasi, selain guru yang
akan menjadi model juga dapat mendatangkan nara sumber yang akan
mendemonstrasikan objek materi pelajaran, dengan syarat telah menguasai
materi yang di demonstrasikan, serta mengutamakan aktivitas peserta didik
dalam melakukan demonstrasi tersebut.
Metode demontrasi merupakan metode mengajar yang memyajikan pelajaran
dengan mempertanyakan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu
sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Salah satu yang perlu
diperhatikan (mengamati) objek yang akan di demontrasikan. Selama proses
demontrasi guru mempersiapkan alat-alat bantu yang akan digunakan dalam
demontrasi tersebut.
b.
2)
3)
pelaksanaan demontrasi bersama guru dengan perhatian dan peniruan
dari siswa;
4)
penguatan (ceramah, diskusi, tanya jawab, dan latihan) terhadap hasil
demontrasi; dan
5)
kesimpulan.
d.
Menurut Anitah, dkk (2009:5.26) kemapuan guru yang perlu diperhatikan dalam
menunjang keberhasilan demontrasi, di antaranya adalah:
1)
mampu secara proses dalam melaksanakan demontrasi materi atau teori
yang dipraktikan;
2)
mampu mengelola kelas dengan baik dan menguasai peserta didik secara
menyeluruh; dan
3)
3)
4)
siswa dapat mengetahuai hubungan yang struktural atau urutan objek
dengan baik; dan
5)
e.
2)
jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak biasa diatur maka metode
demontrasi tidak akan epektif;
3)
4)
sering terjadi siswa yang kurang berani dalam mencoba atau melakukan
praktik yang didemontrasikan.
B.
Pembelajaran IPA
a.
Tujuan
5)
menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
Tuhan; dan
6)
memiliki pengetahuan, konsep keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan jenjang pendidikan selanjutnya.
C.
Belajar
a.
Pengertian belajar
Menurut definisi lama, yang di maksud dengan belajar adalah menambah dan
mengumpulkan pengetahuan, yang di utamakan dalam definisi ini adalah
penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya untuk menjadi cerdas atau
membentuk intelektual, sedangkan sikap dan keterampilan diabaikan.
Sedangkan menurut pendapat modern seperti yang di nyatakan oleh Ernest R
Hilgart (1984) (dalam Anitah, dkk 2009:2.4) menyatakan bahwa
yang berarti bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang
diperoleh melelui latihan dan perubahan itu di sebabkan karena ada dukungan
dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif.
Dari uraian pernyataan dapat di simpulkan bahwa pengertian belajar adalah
suatu usaha yang di lakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu
sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
b.
Hasil Belajar
a.
Pengertian
5) kognitive strategies.
c.
2)
III.
A.
Subjek, Tempat dan Waktu Serta Pihak Yang Terlibat Dalam Penelitian
1.
Subyek Penelitian
Mata pelajaran yang dijadikan subjek penelitian adalah Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dengan materi mengidentifikasi jenis-jenis pesawat sederhana. Jumlah
siswa kelas V SD Negeri 2 Cibenda adalah 34 orang. Terdiri dari: Laki-laki 15
orang, dan perempuan 19 orang.
Yang beralamat jln. AMD Manunggal No.50 Kp. Pasirhuni Rt 02 Rw 04 mempunyai
tingkat kemampuan sedang standar tingkat Kecamatan Cipongkor, dengan ratarata nilai ulangan untuk semester I tahun pelajaran 2013/2014 mencapai 6,45.
Dari jumlah siswa sebanyak 34 orang hanya 48% yang memiliki kemampuan
diatas rata-rata sedangkan 34% termasuk kategori sedang, dan 18% orang
termasuk pengetahuannya masih kurang.
1)
Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Cibenda yang beralamat di jln. AMD
Manunggal No.50 Kp. Pasirhuni Rt 02 Rw 04 Desa Cintaasih Kecamatan
Cipongkor Kabupaten Bandung Barat.
2)
Waktu Penelitian
IPA
1 x 35 Menit
IPA
II
IPA
3)
x 35 Menit
a)
Universitas Terbuka sebagai penyelenggarakegiatan program
pembelajaran pusat;
b)
UPBJJ.UT Bandung, sebagai unit pelaksanaan kegiatan program
pembelajaran;
c)
Pokjar Sindangkerta-Cipongkor, sebagai kelompok belajar dalam
lingkungan;
d)
Supervisor 1, sebagai dosen sekaligus pembimbing 1 pada kegiatan
penelitian;
e)
Supervisor 2, sebagai pembimbing 2 pada kegiatan perbaikan
pembelajaran;
f)
dan
g)
a)
Tahap perencanaan
Tahap pelaksanaan
1)
Tahap refleksi
Pengertian
Mills (2000) (dalam IGAK Wardhani, 2011:5.4) analisis data adalah upaya yang
dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara
akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan
benar.
2)
Langkah-langkah
a)
menyeleksi dan memfokuskan serta mengorganisasikan data sesuai
pertanyaan penelitian (rumusan masalah);
b)
mendeskripsikan atau menyajikan data dalam bentuk narasi (uraian),
tabel atau grafik; dan
c)
3)
Tujuan
Anggoro, dkk (2011:6.4) meyebutkan bahwa tujuan analisis data yang dilakukan
guru sebagai peneliti bertujuan:
a)
menggambarkan hubungan (atau perbedaan) yang di harapkan antara
variable-variabel yang diteliti;
b)
c)
memberikan alasan atau rasionalisasi yang didasarkan pada suatu teori
atau hasil-hasil penelitian relevan sebelumnya; dan
d)
4)
a)
b)
IV.
A.
penelitian, hasil yang diperoleh dan implikasi tindakan yang dilakukan untuk
mengadakan peningkatan sebagai refleksi yang diperoleh dari analisis data.
1)
a)
Siklus 1
Tahap Perencanaan
Langkah-Langkah
1
Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang lengkap (RPP
terlampir)
2
Memberitahukan kepada peserta didik tentang target pencapaian KKM
pada perbaikan pembelajaran.
3
Menyiapkan media/alat bantu pelajaran untuk mendukung pelaksanaan
metode pembelajaran.
4
b) Tahap Pelaksanaan
(1)
pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini menggunakan
prinsipprinsip PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi; dan
(2) pelaksanaan perbaikan pembelajaran diamati oleh supervisor 2
menggunakan lembar pengamatan (lembar pengamatan terlampir), dalam
kegiatan pengamatan ini supervisor bertugas mengamati tentang penerapan
tindakan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama proses
perbaikan pembelajaran.
c) Prosedur perbaikan pembelajaran ditempuh dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
A. Kegiatan Awal ( 10 Menit )
1)
mengucapkan salam dan bertegur sapa mengenai keadaan peserta didik
(berdoa dan mengabsen kehadiran siswa);
2)
guru menyampaikan skenario dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai; dan
3)
melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan dengan alat
apakah kita dapat menggunting kertas?
B. Kegiatan Inti ( 20 Menit )
1.
Tahap Eksplorasi
Tahap Elaborasi
a)
menciptakan suasana yang kondusif agar siswa dapat mencermati
penjelasan guru melalui metode demontrasi (siswa diarahkan kedalam situasi
yang nyata) dalam menggunakan jenis-jenis pesawat sederhana;
b)
guru menarik perhatian peserta didik dengan cara memajangkan alat
peraga untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang pesawat sederhana;
c)
memotivasi dengan memberi pujian dan meminta salah satu peserta
didik untuk mendemontrasikan salah satu jenis pesawat sederhana; dan
d)
membimbing peserta didik untuk menjawab soal yang dibuat guru
dipapan tulis.
3.
Tahap Konfirmasi
a)
2)
2)
sementara itu aktivitas keterlibatan peserta didik selama mengikuti proses
perbaikkan pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar pengamatan
(observasi) keaktifan peserta didik (terlampir) yang diamati oleh guru sebagai
peneliti. Lembar pengamatan ini dirancang dalam bentuk cheklist () yang terdiri
dari 10 aspek pertanyaan; dan
3)
pada aspek keberhasilan siswa dalam mengiktui perbaikkan pembelajaran
dinilai guru pada akhir perbaikkan pembelajaran seperti soal yang tercantum
dalam rencana perbaikkan pembelajaran siklus 1 (butir soal, lembar jawaban dan
kriteria penilaian terlampir).
d)
Tahap Refleksi
Dalam kegiatan refleksi, didapat beberapa kekuatan dan kelemahan yang terjadi
pada perbaikan pembelajaran siklus 1, diantaranya:
(1)
Kekuatan:
(a)
penggunaan metode demontrasi sudah bisa meningkatkan kemampuan
hasil belajar dan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran; dan
(b)
penggunaan media/alat pembelajaran membantu peserta didik
memahami matri ajar yang diberikan.
(2)
Kelemahan:
2)
guru sebaiknya lebih berupaya dalam meningkatkan pemahaman hasil
belajar peserta didik dengan mempersiapkan perbaikkan pembelajaran siklus 2
dengan sebaik mungkin.
2)
a)
Siklus 2
Tahap Perencanaan
Perencanaan perbaikan pembelajaran ini betitik tolak dari hasil refleksi pada
kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 1. Refleksi tersebut ditunjukan untuk
menganalisis permasalahan, sehingga dapat dirumuskan upaya perbaikan pada
pembelajaran selanjutnya, dan akhirnya dengan bimbingan supervisor 2 diambil
langkah untuk lebih mengefektifkan metode pembelajaran pada kegiatan siklus
2, dengan langkah-langkah perencanaan seperti yang tertuang pada tabel
berikut:.
Langkah-Langkah
1
Menyusun rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang lengkap (RPP
terlampir)
2
Memberitahukan kepada peserta didik tentang target pencapaian KKM
pada perbaikan pembelajaran.
3
Mempersiapkan media/alat pembelajaran untuk lebih mengektifkan
penggunaan metode pembeajaran.
4
b)
Tahap Pelaksanaan
1)
pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 ini tetap
menggunakan prinsip-prinsi PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi;
2)
pelaksanaan perbaikan pembelajaran diamati oleh supervisor 2
menggunakan lembar pengamatan (lembar pengamatan terlampir), dalam
kegiatan pengamatan ini supervisor bertugas mengamati tentang penerapan
tindakan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama proses
perbaikan pembelajaran; dan
3)
prosedur perbaikan pembelajaran ditempuh dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
A.
1)
mengucapkan salam dan bertegur sapa mengenai keadaan peserta didik
(berdoa dan mengabsen kehadiran peserta didik);
2)
guru menyampaikan skenario dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai; dan
3)
melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan dengan alat
apakah kita dapat menggunting kertas?
B.
1).
Tahap Eksplorasi
Tahap Elaborasi
a)
menciptakan suasana yang kondusif agar peserta didik dapat mencermati
penjelasan guru melalui metode demontrasi (peserta didik diarahkan kedalam
situasi yang nyata) dalam menggunakan jenis-jenis pesawat sederhana;
b)
guru menarik perhatian peserta didik dengan cara memajangkan alat
peraga untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang pesawat sederhana;
c)
memotivasi dengan memberi pujian dan meminta salah satu peserta
didik untuk mendemontrasikan salah satu jenis pesawat sederhana; dan
d)
Membimbing peserta didik untuk menjawab soal yang dibuat guru dipapan
tulis.
3)
Tahap Konfirmasi
1)
merenungkan/mengkaji ulang materi pembelajaran yang diperoleh serta
memberikan kesempatan bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui peserta
didik; dan
2)
C.
1)
2)
c)
3)
dilihat dari kemampuan hasil belajar siswa, sebagian besar siswa sudah
mampu menguasai materi pelajaran dan presesntase ketuntasan hasil belajar
melebihi terget yang ditetatpkan pada langkah kegiatan perencaan siklus 2.
Berdasarkan tabel 4.8. Siswa yang belum tuntas sebanyak 3 orang (8.82%) dan
siswa yang sudah tuntas 31 orang (91.17%). Hal ini sudah dikatakan baik, karena
semua peseta didik yang mengalami ketuntasan belajar terdiri dari kelompok
pandai dan sedang, walaupun dari kelompok kurang hanya 3 orang yang belum
mengalami ketuntasan belajar.
d.
Tahap Refleksi
Hasil refleksi pada siklus 2 ini sudah menunjukan peningkatan dari siklus
sebelumnya, dengan rincian sebagai berikut:
(1)
terlihat dari kegiatan pembelajaran peserta didik secara keseluruhan dari
kegiatan pembelajaran dimana para peserta didik seluruhnya terlibat aktif;
(2)
penggunaan metode pembelajaran sudah maksimal dalam meningkatkan
pemahaman hasil belajar siswa; dan
(3)
aktivitas dan keikutsertaan peserta didik dalam perbaikan pembelajaran
sangat memuas.
B.
1) Siklus 1
Mengingat tujuan perbaikan pembelajaran yang penulis rumuskan pada RPP
perbaikan siklus 1 adalah penggunaan metode demontrasi pada pembelajaran,
penulis meminta kesediaan Supervisor 2 untuk menilai kelengkapan RPP dengan
menggunakan format observasi/penilaian terhada penyusunan RPP perbaikan
pembelajaran (instrumen penilain APKG 1 terlampir).
Berdasarkan penilaian Supervisor 2, diperoleh data bahwa secara
keseluruhan RPP yang telah dibuat mendapat skor 4,51 yang secara kualitatif
termasuk kategori baik.
Sementara itu, pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil
penilaian Supervisor selama proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran
(instrumen penilaian APKG-2 terlampir) diperoleh data yang secara keseluruhan
tidak jauh berbeda dengan hasil penilaian pada penyusunan rencana perbaikan
pembelajaran. Nilai yang diperoleh sebesar 4,43 termasuk kategori baik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, metode demontrasi yang
penulis gunakan pada perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dapat terlaksana
dengan baik meskipun masih ada beberapa hal yang masih perlu
disempurnakan.
Pada evaluasi yang dilaksanakan di akhir pelaksanaan perbaikan
pembelajaran, dari 5 (lima) soal yang diteskan 17 orang siswa sudah mencapai
KKM meskipun ada 17 orang siswa belum mencapai nilai diatas KKM yang telah
ditetapkan.
Perbandingan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dapat terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.9 data hasil belajar siswa prasiklu dan Siklus 1
No
Ket
Siklus 1
Adrian Renaldi
40
Akbar 80
Tuntas
Anggi Permana
40
40
Tidak Tuntas
Anggi Setiawan
40
80
Tuntas
Ani Nuraeni 40
40
Tidak Tuntas
Cahyana Nugraha 40
80
Tuntas
40
40
Tidak Tuntas
Daden40
80
Tuntas
Dede 40
40
Tidak Tuntas
10
Diki Nugraha40
40
11
Elan
Tidak Tuntas
12
Elsa Nurhayati
40
40
13
Euis Terlina 40
80
Tuntas
14
Fitriani Ulpah
40
40
15
Hendra
40
80
Tuntas
16
Ikbal 40
40
Tidak Tuntas
17
Indra Lesmana
40
80
18
Jaenul Alam 40
60
Tidak Tuntas
19
Jidan Permana
40
80
20
Kika Kamelia 40
40
Tidak Tuntas
21
Lia Rismawati
40
40
22
Liza Listiani 40
80
Tuntas
23
Lufi Iskandarsyah
40
80
24
Mariam
80
Tuntas
25
Mia Ismiayati
80
80
Tuntas
26
Miftahul Pariz
40
60
Tidak Tuntas
40
100
40
80
80
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
27
80
80
Tuntas
28
80
80
Tuntas
29
Neng Rindi
80
80
Tuntas
30
Nurul Pajar
40
40
Tidak Tuntas
31
Siti Saadah 20
20
Tidak Tuntas
32
Susan Melawati
20
60
Tidak Tuntas
33
Yovi Heliansyah
80
80
Tuntas
34
Yuni
Tidak Tuntas
40
40
63
47.64 61.76
63
Dari data ini pula dapat diperoleh gambaran bahwa nilai hasil belajar siswa
secara individu, adalah sebagai berikut
siswa yang memperoleh nilai 20,sebanyak 1 orang, siswa yang memperoleh
nilai 40,sebanyak 13 orang, siswa yang memperoleh nilai 60,sebanyak 3 orang
siswa yang memperoleh nilai 80, sebanyak 16 orang, siswa yang memperoleh
nilai 100 ,sebanyak 1 orang
Sementara perbandingan presentase ketuntasan KKM KD secara klasikal dapat
dilihat pada diagram batang dibawah ini:
Berikut adalah diagram perbandingan prosentase ketuntasan KKM pada kegiatan
pembelajaran Pra Siklus dan Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Siklus 1
Diagram 4.2
Diagram Perbandingan Prosesntase Ketuntasan KKM Pra Siklus dan Siklus 1
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa, presentase hasil belajar siswa
sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagaimana tertera pada
diagram di atas adalah sebesar 20.58% sedangkan setelah perbaikan sebesar
50.00%.
2)
Siklus 2
Ket
Siklus I
Siklus II
100
Tuntas
Adrian Renaldi
40
80
Akbar 80
100
Tuntas
Anggi Permana
40
40
80
Tuntas
Anggi Setiawan
40
80
80
Tuntas
Ani Nuraeni 40
40
80
Tuntas
Cahyana Nugraha 40
80
100
Tuntas
40
40
80
Tuntas
Daden40
80
100
Tuntas
Dede 40
40
80
Tuntas
10
Diki Nugraha40
40
80
11
Elan
80
Tuntas
12
Elsa Nurhayati
40
40
80
13
Euis Terlina 40
80
100
Tuntas
14
Fitriani Ulpah
40
40
60
15
Hendra
40
80
80
Tuntas
16
Ikbal 40
40
80
Tuntas
17
Indra Lesmana
40
80
80
18
Jaenul Alam 40
60
80
Tuntas
19
Jidan Permana
40
80
80
20
Kika Kamelia 40
40
80
Tuntas
21
Lia Rismawati
40
40
40
22
Liza Listiani 40
80
80
Tuntas
23
Lufi Iskandarsyah
40
80
80
40
100
40
Tuntas
Tuntas
TidakTuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
24
Mariam
25
80
80
Tuntas
Mia Ismiayati
80
80
100
Tuntas
26
Miftahul Pariz
40
60
80
Tuntas
27
80
80
80
Tuntas
28
80
80
100
Tuntas
29
Neng Rindi
80
80
100
Tuntas
30
Nurul Pajar
40
40
60
Tidak Tuntas
31
Siti Saadah 20
20
80
Tuntas
32
Susan Melawati
20
60
80
Tuntas
33
Yovi Heliansyah
80
80
100
Tuntas
34
Yuni
80
Tuntas
40
80
40
KKM
63
63
63
Presentase Ketidaktuntasan
3 Orang
Dari data ini pula dapat diperoleh gambaran bahwa nilai hasil belajar siswa
secara individu, adalah siswa yang memperoleh nilai 40, sebanyak 1 orang,
siswa yang memperoleh nilai 60, sebanyak 2 orang, siswa yang memperoleh
nilai 80, sebanyak 22 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 100, sebanyak 9
orang.
Berikut adalah diagram perbandingan presentase ketuntasan KKM pada kegiatan
pembelajaran Pra Siklus dan Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Siklus 1 dan
Siklus 2
Diagram 4.4 Perbandingan Presesntase Ketuntasan KKM Tiap Siklus
V.
A.
Kesimpulan
Prosedur
a)
penggunaan metode demontrasi terhadap peningkatan pemahaman hasil
belajar peserta didik tentang jenis-jenis pesawat sederhana pada pembelajaran
IPA di kelas V SD Negeri 2 Cibenda Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung
Barat semester 2 tahun pelajaan 2013-2014; dan
a.
mengetahui dan mendeskripsikan dampak hasil penggunaan metode
demontrasi untuk meningkatkan pemahaman hasil belajar peserta didik tentang
jenis-jenis pesawat sederhana pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Cibenda
Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat Semester 2 Tahun Pelajaan
2013-2014
2.
Tingkat Pemahaman
B.
VI.
DAFTAR PUSTAKA