Anda di halaman 1dari 8

INFEKSI SALURAN REPRODUKSI (ISR) DAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

Infeksi saluran reproduksi (ISR) adalah masuk dan berkembangbiaknya kuman penyebab
infeksi kedalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa bakteri,
jamur, virus dan parasit.
Perempuan lebih mudah terkena ISR dibandingkan laki-laki, karena saluran reproduksi
perempuan lebih dekat ke anus dan saluran kencing. ISR pada perempuan juga sering tidak
diketahui , karena gejalanya kurang jelas dibandingkan laki-laki.
Akibat ISR
Pada perempuan dapat menyebabkan kehamilan diluar kandungan, kemandulan, kanker leher
rahim, meningkatkan resiko HIV, kelainan pada janin (BBLR, infeksi bawaan sejak lahir, bayi
lahir mati dan bayi lahir belum cukup umur)
1. ISR endogen adalah jenis ISR yang paling umum di dunia. Timbul akibat pertumbuhan tidak
normal, organisme yang seharusnya tumbuh normal didalam vagina, antara lain vaginosis bakteri
dan kandidiasis yang mudah disembuhkan.
2. ISR iatrogenik atau yang berhubungan dengan prosedur medis adalah infeksi yang
disebabkan masuknya mikroorganisme kedalam saluran reproduksi melalui prosedur medis yang
kurang atau tidak steril, antara lain induksi haid, aborsi, pemasangan AKDR, peristiwa
persalinan atau apabila infeksi sudah ada dalam slauran reproduksi bagian bawah menyebar
melalui mulut rahim hingga ke saluran reproduksi bagian atas. Gejala yang mungkin timbul,
antara lain rasa sakit disekitar panggul, demam tinggi secara tiba-tiba, menggigil , haid tidak
teratur, cairan vagina yang tidak normal dan timbul rasa sakit saat berhubungan seksual.
3. PMS adalah sebagian ditularkan melalui hubungan seksual dengan pasangan yang telah
terinfeksi.
Pencegahan ISR
Mencegah infeksi baru dengan memutus jalur penularannya
ISR endogen dapat dicegah melalui peningkatan kebersihan individu, peningkatan
akses pada pelayanan kesehatan yang bermutu, promosi, mencari pengobatan ke
pelayanan kesehatan
ISR iatrogenik dapat dicegah melalui sterilisasi peralatan medis yang digunakan,
skrining atau pengobatan terhadap ISR sebelum melaksanakan prosedur medis.
PMS dapat dicegah dengan menghindari hubungan seksual atau dengan melakukan
hubungan seksual yang aman (monogami dan penggunaan kondom yang benar dan
konsisten
Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang cara penularannya terutama melalui
hubungan seksual, baik secara heteroseksual maupun homoseksual. PMS juga diartikan sebagai
penyakit kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual yang menyerang sekitar alat
kelamin.
Hubungan organ-organ reproduksi dengan PMS
pada wanita PMS mengahncurkan dinding vagina/leher rahim, dengan atau tanpa
gejala-gejala infeksi
pada pria, yang terinfeksi lebih dulu adalah saluran air kencing dan jika tidak diobati
akan menyebabkan keluarnya cairan dari penis dan berakibat sakit pada saat baung
air kecil
PMS yang tidak diobati akan dapat mempengaruhi organ-organ reproduksi bagian
dalam dan menyebabkan kemandulan baik pada pria maupun wanita
Bagian tubuh yang dapat terpengaruh PMS
Pada wanita, slauran indung telur, indung telur, rahim, kandung kemih, leher rahim,
vagina, saluran kencing (urethra), anus
Pada pria, kandung kemih, vas deferens, prostate, penis, epididimis, testis, urethra,
skrotum, seminal vesikel, anus
Alasan utama wanita lebih rentan tertular PMS dibanding pria
Saat berhubungan seksual, dinding vagina dan leher rahim langsung terpapar oleh cairan sperma,
jiak sperma terinfeksi dengan PMS maka wanita tersebut akan terinfeksi. Jika wanita terinfeksi
PMS, dia tidak selalu menunjukan gejala, namun besar kemungkinan infeksi meluas dan
menimbulkan komplikasi. Banyak orang khususnya wanita dan remaja yang enggan untuk
mencari pengobatan, karena mereka tidak ingin keluarga/masyarakat mengetahui jika mereka
menderita PMS, akibatnya PMS baru diketahui saat sudah stadium lanjut.
Pada sebagian PMS terdapat beberapa kemungkinan :
Penularan penyakit tidak selalui melalui hubungan seksual
Penyakit dapat timbul pada orang yang belum pernah melakukan hubungan seksual
Sebagian penderita adalah korban keadaan diluar kemampuan mereka
Organisme penyebab PMS
Bakteri : gonore, sifilis dll
Virus : herpes genitalia, kondilomata akuminata, hepatitis, AIDS dll
Protozoa : trikomoniasis dll
Jamur : kandidiasis vagina dll
Ektoparasit : kutu pubis
Keluhan/gejala PMS
Terdapat cairan nanah/keputihan yang tidak normal yang keluar dari saluran kencing
(urethra) laki-laki/ vagina perempuan
Pada perempuan terjadi peningkatan keputihan, warnanya bis amenjadi lebih putih,
kekuningan, kehijauan, kemerahmudaan dan bis aberbau tidak sedap/berlendir,
Pada pria rasa panas seperti terbakar atau sakit selama/sesudah BAK
Ulkus (borok) pada kelamin merupakan keluhan sekaligus gejala PMS yang umum
dijumpai
Terdapat tonjolan-tonjolan kecil (papules) disekitar alat kelamin
Kemerahan disekitar alat kelamin
Rasa sakit di perut bagian bawah yang muncul dan hilang dan tidak berhubungan
dengan menstruasi
Terdapat bercak darah setelah berhubungan seksual
Bahaya PMS
Morbiditas dan mortalitas
Infertilitas
Abortus
Kanker rahim
Merusak penglihatan, otak dan hati
Menular pada bayi
Rentan terhadap HIV/AIDS
Ada yang tidak dapat disembuhkan
Hal penting yang perlu diketahui
PMS dapat terjadi baik pada laki-laki ataupun perempuan
Penularan PMS dapat terjadi walaupun hanya sekali melakukan hubungan seksual
tanpa memakai kondom dengan penderita PMS
Tidak ada seorang pun yang kebal terhadap PMS
Perempuan lebih mudah terserang PMS dari pasangannya dibandingkan sebaliknya,
karena bentuk kelaminnya dan luasnya permukaan yang terpapar oleh air mani
pasangannya
Infeksi pada alat reproduksi perempuan sering tersembunyi dan tidak mudah terlihat
oleh petugas yang kurang terlatih. Disamping itu, keluhannya pun tidak jelas dan
perempuan sering merasa malu untuk menceritakan masalahnya dan diperiksa alat
kelaminnya
ISR meningkatkan resiko penularan PMS/HIV/AIDS pada perempuan 10x besarnya
Beberapa PMS mungkin tidak menimbulkan gejala yang berarti pada perempuan,
tetapi tetap dapat menularkan penyakit tersebut pada pasangannya
Tanda-tanda dan gejala PMS pada laki-laki biasanya tampak jelas sebagai luka atau
duh tubuh, sehingga pengobatan dapat dilakukan lebih awal
PMS sering tidak diobati dengan benar, sehingga mengakibatkan penularan dan
penderitaan yang berkepanjangan. Kebanyakan PMS dapat diobati bila
pengobatannya tepat dan pada saat yang tepat pula.
Komplikasi PMS seperti kemandulan sering dapat dicegah bila PMS segera diobati
Belum ada vaksin atau imunisasi untuk PMS
PMS memungkinkan kemungkinan tertular HIV/AIDS sebanyak 4x
Gonore
Etiologi : Infeksi ini disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, bakteri kokus, gram negatif
1. Anamnesis
Masa tunas 2-5 hari pada pria, pada wanita sulit ditentukan karena pada umumnya
tidak menimbulkan keluhan/gejala (5%)
Keluhan
Pria
Gatal, panas waktu BAK, dissuria (nyeri saat berkemih), sering BAK, keluar duh
putih atau kuning kehijauan dari ujung kemaluan yang kadang-kadang disertai darah,
dapat timbul nyeri waktu ereksi
Gonore faring, akibat kontak orogenital, umumnya asimptomatik, kadang mengeluh
nyeri tenggorokan
Infeksi rektum, pada hubungan seksual anus homoseksual, sering asimptomatik,
kadang terdapat gambaran proktitis (rabas anus, nyeri, perdarahan, tenesmus)
Epididimo-orkitis sebagai komplikasi sekitar 5% pada pria dengan gonore uretra
yang tidak diterapi
Wanita
Umumnya tanpa keluhan (80%), infeksi awal terutama mulut rahim. Bila ada
keputihan biasanya berwarna putih, kuning kehijauan, agak kental. Bila mengenai
saluran kemih timbul nyeri waktu BAK, dapat timbul bartholinitis. Infeksi lanjut
menimbulkan nyeri perut bagian bawah karena salpingitis atau adneksitis.
Infeksi kelenjar paraurethra dimanifestasi sebagai eksudat mukopurulen pada
pemijatan lembut urethra distal melalui vagina
Penyakit radang panggul (PRP)terjadi sebagai komplikasi sekitar 15% pada gonore
yang tidak diobati
Abses bartholinitis terjadi pada 10% wanita yang terinfeksi
2. Pemeriksaan Klinis
Pria : muara uretra kemerahan, bengkak, ektropion, disertai duh tubuh purulen
Wanita : serviks erosi dan sekret pururlen, kadang nyeri perut bagian bawah
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sediaan langsung duh tubuh yang diwarnai dengan pewarnaan gram. Bila
memungkinkan lakukan biakan pada media Thayer-Martin
Sifilis
Etiologi : infeksi disebabkan Treponema pallidum, bersifat kronis. Sering diperoleh melalui
hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi, dapat pula kongenital
1. Anamnesa
Masa tunas 10-90 hari
Stadium 1 : timbul ulkus di kemaluan, biasanya tunggal dan tidak nyeri
Stadium 2 : gejala prodromal, berupa nyeri sendi, sub febris, sukar menelan, bintik
merah di kedua telapak tangan dan kaki, tidak gatal
Stadium laten : tidak ada tanda-tanda laten
Stadium lanjut : kelainan ditemukan pada alat dalam atau susunan syaraf pusat
2. Pemeriksaan klinis
Stadium 1 : terdapat ulkus bulat/lonjong, tepi teratur, dinding tidak
bergaung, indoplen, teraba masa keras (indurasi), permukaan ulkus bersih,
pembesaran kelenjar getah bening (KGB) setempat tanpa tanda radang.
Stadium 2 : kulit kemerahan, papul, papuloskuamosa hampir diseluruh tubuh
terutama tangan dan kaki
3. Pemeriksaan penunjang
Menggunakan mikroskop lapangan gelap , bahan pemeriksaan dari lesi (serum) akan
tampak treponema
Pemeriksaan antibodi dalam serum dengan tes RPR(rapid plasma reagen)
/VDRL(veneral disease research laboratory) kemudian di konfirmasikan dengan
TPHA(treponema pallidum Haemagglutination Assay)
Klamidia
Pria
Masa inkubasi 3 minggu terdapat rabas mukopurulen pada uretra ,disuria, 25% tidak
ada gejala
Proktitis akibat penularan klamidia melalui hubungan seksual per anus
Epididimitis merupakan komplikasi tersering infeksi klamidia yang tidak terobati
Wanita
Sebagian besar tanpa gejala , sebagian kecil peningkatan rabas vagina , disuria
Endoservisivitis
Komplikasi penyakit radang panggul (PRP) (20%)
Kadang kompliasi perihepatitis , dengan gejala ,nyeri, mual,anoreksia,demam ringan
Diagnosis : Deteksi DNA spesifik dari sekresi genital
Vaginosis bakterialis
Belum terdapat bukti jelas ditularkan melalui hubungan seksual
Mungkin berkaitan dengan infeksi panggul pasca terminisasi infeksi luka
operasi, arbotus lanjut, KPD, Persalinan BBLR, infeksipostpartum.
Gambaran klinis
Peningkatan rabas vagina putih keabu-abuan bau seperti ikan
Pruritus bila terjadi candidiasis
Tidak terjadi vaginitis
Diagnosis : bersifat klinis yang diperkuat oleh beberapa uji mikrobiologis
Infeksi Protozoa (Trikomoniasis)
Penyebab trichomonas vaginalis , melalui hubungan seksual
Gambaran Klinis
Wanita
Rabas vagina kuning,encer,berbau,lecet vagina,disuria (nyeri berkemih),dispareunia
(nyeri saat berhubungan)
Serviks strawberry (bintik-bintik kemerahan)
25% tidak memperlihatkan gejala
Pria
Sebagian besar tanpa gejala
Protozoa ditemukan pada uretra dan urin
Diagnosis : pemeriksaan sediaan basah
Infeksi Jamur (kandidiasis)
Penyebab : Candida albicans, saprofit pada manusia, dapat menjadi patogen pada kehamilan,
diabetes melitus (DM) tidak terkontrol, penggunaan antimikroba spektrum luas, pemakaian obat
immunosuppresi, infeksi HIV
Gambaran klinis
Wanita
Pruritus vulva dan rasa terbakar, dispareunia
Eritema vulva dan sekitarnya
Edema labia minora
Jarang terjadi vaginitis
Pria
Nyeri dan gatal penis, rabas subpreputium
Preputium edematosa, fisura yang mengakibatkan fimosis
Diagnosis : secara mikroskopik sediaan dari forniks posterior vagina
Infeksi Virus
a. Herpes genitalis
Infeksi pada genital yang disebabkan oleh herpes simpleks virus (HSV) sering bersifat rekurens
1. Anamnesa
Masa tunas 3-7 hari, dapat lebih lama
Dimulai rasa terbakar dan gatal beberapa jam sebelum timbul lesi
Kadang disertai gejala konstitusi, lemas, demam, nyeri otot
Timbul gelembung cairan berkelompok, mudah pecah
Gejala lesi awal dapat lebih berat dan lama
Pada rekurens, biasanya didahului faktor pencetus (stress psikis, trauma, coitus yang
berlebihan, makanan yang merangsang, alkohol, obat-obatan)
2. Pemeriksaan Klinis
Pada daerah genital ditemukan vesikel/erosi/ulkus yang berkelompok dan nyeri
Pembesaran kelenjar getah bening yang regional
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Tzank : pewarnaan Giemsa atau Wrightt dari apusan vesikel/ulkus
tampak sel raksasa berinti banyak
b. Kondilomata akuminata
Adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV)
1. Anamnesa
Masa tunas 1-8 bulan (rata-rata 2-3 bulan)
Pada daerah yang sering terkena trauma saat berhubungan seksual, timbul bintil-
bintil seperti kutil, dapat membesar menyerupai jengger ayam di introitus atau di
labia mayor, labia minora, perineum, perianal, vagina, urethra, serviks
Pada pria sering ditemukan di frenulum, preputium, kulit batang penis, urethra distal,
perianal, skrotum. Sering ditemukan pada mereka yang tidak di sirkumsisi (sunat)
atau dengan imunitas terganggu
Pada wanita minimal 50% mengeluh pruritus, rasa terbakar, nyeri vulva. Sering
bersamaan dengan gejala keputihan
2. Pemeriksaan Klinis
Tampak papul vegetasi permukaan runcing seperti jari, atau papul dengan permukaan licin,
multipel, tersebar diskret
3. Pemeriksaan Penunjang
Pada lesi yang meragukan lakukan pembubuhan asam asetat 5% pada lesi yang
dicurigai. Setelah 5 menit lesi berwarna putih. Tes asam asetat
Bila ada fasilitas, lakukan kolposkopi atau histopatologi

Anda mungkin juga menyukai