Anda di halaman 1dari 20

PT PLN (PERSERO)

PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
1. PEMELIHARAAN KOMPONEN UTAMA GENERATOR
Pada umumnya pemeliharaan komponen generator di unit pembangkit termal dilakukan
dalam 2 katagori, yaitu :
- Pemeliharaan yang bersifat Rutin.
- Pemeliharaan yang bersifat Periodik.
Pemeriksaan yang bersifat rutin ialah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang
dengan periode waktu harian, mingguan dan bulanan dengan kondisi sedang beroperasi,
yaitu meliputi :
- Pemeriksaan temperatur belitan stator, bearing, air pendingin, dan sebagainya
dilakukan setiap hari.
- Pemeriksaan kebocoran pendingin minyak (khusus generator dengan
pendingin hidrogen) dalam sekali sebulan.
- Pemeriksaan ibrasi sekali sebulan.
- Pemeriksaan tekanan hidrogen, seal oil pump.
- Pemeriksaan fuse rotating rectifier (!rushless e"citation) atau pemeriksaan
sikat arang (#tatic $"citation % &' &inamic $"citation).
Pemeriksaan yang bersifat periodik ialah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan lama
operasi dari generator, yang diklasifikasikan :
- Pemeriksaan sederhana, setiap (.))) *am.
- Pemeriksaan sedang, setiap +,.))) *am.
- Pemeriksaan serius, setiap -2. ))) *am.
Pemeriksaan periodik kegiatan yang dilakukan meliputi pembongkaran (disassembly),
pemeriksaan (inspection) dan pengu*ian (testing). .egiatan pemeriksaan tersebut tidak
harus semua komponen dilakukan sama, melainkan tergantung dari klasifikasi
pemeriksaan periodiknya.
Pemeriksaan sederhana dan sedang, komponen yang diperiksa tidak seluruhnya
melainkan sebagian sa*a. /etapi pemeriksaan serius, kegiatan-kegiatan seperti tersebut
diatas dilakukan secara menyeluruh terhadap generator dan alat bantunya.
0leh sebab itu pada pembahasan ini diuraikain pemeriksaan serius sa*a, karena
pemeriksaan *enis lainnya secara keseluruhan sudah tercakup didalamnya. 1una
mendukung agar program pemeriksaan serius ini selesai tepat pada waktunya perlu
dibuat program terperinci yang meliputi *enis komponen 2 komponen dan kegiatannya,
serta waktu yang direncanakan sebagai contoh kegiatan pemeriksaan serius sebagai
berikut :
1.1. Pemeliharaan R!r
Pemeriksaan rotor dilaksanakan setelah rotor dikeluarkan dari statornya. 3dapun
konstruksi rotor adalah sebagai berikut :
Diklat Pembidangan EP & TPL 1
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
Gam"ar 1. Kn#!r$%#i R!r Genera!r
Diklat Pembidangan EP & TPL 2
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
4al-hal yang perlu diperiksa bagian Rotor 1enerator, meliputi :
- Periksa kebersihan dan perubahan bentuk kumparan serta kerusakan dan
penggeseran dari blok isolasinya.
- Periksa kekendoran beban penyeimbang (balance weight).
- 'ek u*ung komponen dibawah cincin penahan.
- Periksa kelonggaran rakitan penghantar radial.
- Periksa komponen-komponen rotor, seperti cincin penahan, pasok blower, dan
*ournal poros (komponen tersebut disarankan diperiksa dengan ultra sonic test
atau dye penetrant test untuk mengetahui keretakkan material-material tersebut).
- /eliti kelonggaran dari tiap-tiap baut dan plat alas.
- .erusakkan dan keausan dari *ournal rotor dan kopling, diteliti, pasak-pasak
rotor dan beban penyeimbangan diperiksa kelonggarannya.
- Perapat penekan dan cincin perapat harus diperiksa celahnya, kerusakan
perubahan bentuk. 'incin perapat harus diperiksa kelancaran geraknya.
- /iap labyrinth harus diperiksa kerusakkannya dan keadaan celahnya.
- Periksa keausan bahan bantalan.
- 5kur tahanan isolasi kumparan.
1.&. Pemeliharaan S!a!r
Pemeriksaan #tator dilakukan setelah rotor dikeluarkan , yang meliputi :
- !elitan stator diperiksa tentang kemungkinan ter*adinya kontaminasi,
kerusakan, retak, pemanasan lebih dan keausan.
- Pasak stator diperiksa kemungkinan ter*adinya pergeseran (kedudukan) dari
u*ung pasak dan penggan*al dibawah pasak, serta kelonggaran dari pasak-pasak
kumparan stator.
- Penyangga u*ung kumparan diperiksa, khususnya kelonggaran dari baut
pengikatnya.
- Pen*arak isolasi (insulation spacer) diperiksa kemungkinan merapatnya *arak
isolasi, kelonggaran dan keausan dari kain polyster, segmen penyangga
kumparan, tali pengikat dan panahan u*ung kumparan.
- 'incin phasa, diperiksa kerusakan % perubahan bentuknya.
- 1ulungan di dalam alur (slot) diteliti kelonggarannya dari terminal.
- 5*ung penghantar utama (main lead), diperiksa kerusakan dari porselin
bushing dan permukaan sambungan serta kondisi bagian dalam kotak saluran
dan netralnya.
- Pemeriksaan keadaan inti, yang meliputi kerapatan dan laminasi-laminasi,
tanda-tanda kerusakan mekanis, tanda-tanda pemanasan setempat dan
keadaan susunan pengikat inti.
- Periksa permukaan kumparan, pemukaan inti besi, benda-benda asing serta
kebocoran minyak dan air.
- 'ek pendeteksi temperatur inti stator (R/&), bila perlu ditest.
- Periksa klem kawat pentanahan dan bagian-bagiannya.
Diklat Pembidangan EP & TPL 3
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
1.'. Si#!em E%#i!a#i
Penguatan medan atau disebut eksitasi adalah pemberian arus listrik untuk
membuat kutub magnit pada generator. &engan mengatur besar kecil arus listrik
tersebut, kita dapat mengatur besar tegangan out put generator atau dapat *uga
mengatur besar daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang paralel
dengan sistem *aringan besar (infinite bus).
3da beberapa *enis sistem yaitu :
+. #istem Eksitasi Statik
2. #istem Eksitasi Dinamik
#istem $ksitasi #tatik adalah sistem eksitasi generator tersebut disuplai dari eksiter
yang bukan mesin bergerak, yaitu dari sistem penyearah yang sumbernya disuplai
dari output generator itu sendiri atau sumber lain dengan melalui transformator.
#ecara prinsip dapat digambarkan sebagai berikut :
Gam"ar &. Dia(ram Prin#i) Si#!em E%#i!a#i S!a!i%
#eperti pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa suplai daya listrik untuk eksitasi
mengambil dari output generator melalui e"citation transformer, kemudian
disearahkan melalui power rectifier dan disalurkan ke rotor generator untuk eksitasi
atau penguat medan dengan melalui sikat arang.
5ntuk pengaturan besaran tegangan output generator diatur melalui &' regulator
dan 3' regulator, sehingga besarnya arus eksitasi dapat diatur sesuai kebutuhan.
.emudian apabila generator tersebut pada waktu start awal belum mengeluarkan
tegangan, maka untuk suplai arus eksitasi biasanya diambil dari baterai.
Diklat Pembidangan EP & TPL 4
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
.omponen-komponen yang perlu diperiksa pada Si#!em E%#i!a#i S!a!i%, meliputi :
- Periksa sikat arang dan tekanannya.
- Periksa baut-baut terminal dari sikat arang.
- Periksa kekotoran pada dudukan sikat arang.
- Periksa slipring, apakah ada permukaan yang cacat dan cek kebersihhan
permukaannya.
- Periksa sistem penyearah (Rectifier).
- 5kur tahanan isolasi transformator dari rectifier.
- Periksa baut-baut terminal apakah ada bekas pemanasan lebih.
3dapun yang dimaksud dengan #istem $ksitasi &inamik adalah sistem eksitasi yang
sumber suplai arus eksitasi diambil dari mesin yang bergerak, dan mesin yang
bergerak tersebut disebut $ksiter. !iasanya eksiter tersebut sebagai tenaga
penggeraknya dipasang satu poros dengan generator.
#eperti kita ketahui bahwa untuk arus eksitasi adalah arus searah, maka sebagai
eksiternya adalah mesin arus searah (generator &') atau dapat *uga dengan mesin
arus bolak-balik (generator 3') kemudian disearahkan dengan rectifier.
Prinsip sistem eksitasi dengan menggunakan eksiter generator arus searah adalah
digambarkan sebagai berikut :
Gam"ar '. Dia(ram Prin#i) Si#!em E%#i!a#i Dinami%
*en(an E%#i!er Genera!r D+
Diklat Pembidangan EP & TPL 5
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
#eperti pada gambar diatas, bahwa sistem eksitasi dengan menggunakan eksiter
generator &' untuk menyalurkan arus eksitasi generator utama dengan media sikat
arang dan slip ring.serta output arus searah dari generator eksiter melalui sikat
arang.&itin*au dari segi pemeliharaan sistem ini kurang efektif, sehingga mulai
dikembangkan dengan sistem eksitensi tanpa sikat atau disebut 6 !rushless
$"citation7
Br$#hle## E,-i!a!in.
!rushless $"citation adalah sistem eksitasi tanpa sikat, yang maksudnya adalah
pada sistem tersebut untuk menyalurkan arus eksitasi ke rotor generator utama,
maupun untuk eksitasi eksiter tanpa melalui media sikat arang. 3dapun diagram
prinsip ker*anya adalah sebagai berikut :
Gam"ar .a
Gam"ar ."
Gam"ar .-
Gam"ar .. Dia(ram Si#!em E%#i!a#i Tan)a Si%a! (Br$#hle## E,-i!a!in)
Diklat Pembidangan EP & TPL 6
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
Pada gambar 8 a,b, dan c diatas dapat kita lihat bahwa untuk eksitasi generator
disuplai dari generator 3' eksiter dengan melalui penyearah (rectifier wheel) yang
terpasang pada poros, sehingga arus eksitasi langsung terhubung dengan rotor
generator. .emudian untuk eksitasi eksiter disuplai dari Pilot $"citer dengan
kemagnitan tetap atau biasa disebut P91 (Permanent 9agnet 1enerator).
0utput dari pilot eksiter tersebut adalah arus bolak balik - phasa, kemudian dengan
melalui penyearah pada regulator arus eksitasi eksiter diatur besar kecilnya,
sehingga dengan mengatur eksitasi eksiter, maka tegangan output generator utama
akan mengalami perubahan secara langsung.
.omponen-komponen yang perlu diperiksa pada sistem /E%#i!a#i *en(an
Genera!r D+0, meliputi :
- Periksa keadaan komutator, apakah ada yang cacat atau permukaan tidak
rata.
- Periksa keadaan sikat arang dan tekanannya.
- 'ek baut-baut pengikat.
- 5kur tahanan isolasi kumparan rotor dan stator generator &'.
- /es pendeteksi temperatur (R/&).
- 'ek sikat arang dan slipring pada sambungan ke eksitasi.
.omponen-komponen yang perlu diperiksa pada sistem /E%#i!a#i Tan)a Si%a!0
(!rushless e"citartion), meliputi :
- Periksa dioda penyearah putar (rotating diode rectifier), dari kotoran atau
bekas ter*adi pemanasan lebih dan kerusakan.
- Periksa :ekering, diganti bila ada yang putus.
- 'ek baut-baut terminal.
- ;akukan pengukuran tahanan isolasi.
- Periksa penghantar fleksibel dioda dari kerusakan dan kelonggaran.
- !ersihkan seluruh kumparan-kumparan dari kotoran.
1... Si#!em Pen*in(in Genera!r
1$n(#i Pen*in(in
/er*adinya panas pada generator % alternator disebabkan karena adanya Rugi
/embaga dan Rugi !esi. <ang dimaksud dengan rugi tembaga adalah panas
yang disebabkan karena adanya arus pembebanan yang mengalir melalui
penghantar tembaga stator dan rotor yang besaran dayanya dapat dihitung I
&
R.
#edangkan rugi besi adalah kerugian yang diakibatkan dari panas yang
ditimbulkan dengan adanya arus pusar (eddy current) yang ter*adi pada inti
stator maupun rotor. #elain panas yang diakibatkan seperti tersebut diatas, *uga
ter*adi panas yang diakibatkan dari gesekan dan angin (windange).
Diklat Pembidangan EP & TPL 7
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
Panas yang berlebihan diakibatkan dari seperti yang diuraikan diatas pada
generator perlu dicegah, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan isolasi
penghantar atau terbakar, oleh sebab itu perlu adanya pendinginan.
.erugian-kerugian yang menyebabkan panas tersebut harus diusahakan kecil
sehingga tidak lebih dari 2= dari output alternator.
Me*ia Pen*in(in
5ntuk menyerap dan membuang panas (disipasi) yang timbul didalam alternator
yang sedang beroperasi dapat menggunakan beberapa media pendingin.
3dapun *enis media pendingin yang biasa digunakan meliputi :
> 5dara
> 1as 4idrogen
> 3ir
#ecara alami, semakin besar kapasitas alternator maka panas yang ditimbulkan
semakin besar pula. 3dapun media pendingin yang paling efektif adalah air,
tetapi air banyak kendala yang harus ditangani, disamping instansinya mahal
pemeliharaannya pun susah, maka altenator yang media pendinginnya pada
bagian stator, sedangkan dibagian rotor menggunakan hidrogen.
.erapatannya cukup besar
&aya hantaran panas rendah
.oofisien perpindahan panas rendah
.ebersihannya kurang
Pendinginan dengan udara terbatas pada alternator yang berkapasitas kecil atau
untuk mesin e"citer. .emudian untuk alternator yang cukup besar kapasitasnya,
yang paling sederhana penanganannya tetapi bukan berarti paling mudah, dan
efektif dalam penyerapan panasnya dibanding dengan udara adalah dengan gas
hidrogen.
Pen*in(inan *en(an Ga# Hi*r(en
Pendingan alternator dengan gas hidrogen adalah yang paling efektif dibanding
dengan udara. /etapi 4idrogen sangat rentan terhadap bahaya ledakan bila
bercampur dengan udara pada kondisi 8= s.d ?@=, maka penanganannya harus
berhati-hati. 3dapun kelebihan gas hidrogen dibanding dengan udara dapat
dilihat pada karakteristik berikut :
#pesifik Panas .erapatan &aya 4antar
panas
.oefisien
Perpindahan
Panas
/ekanan
3/9
4idrogen
+.) +.) +.) +.)
).-8 b
+.) b
+8.-@
+8.-@
).)?
).+8
,.,A
,.,A
+.@@
+.,@
2.,@
Diklat Pembidangan EP & TPL 8
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
2.) b
-.) b
8.) b
+8.-@
+8.-@
+8.-@
).22
).-)
).-)
,.,A
,.,A
,.,A
8.8
8.(@
#eperti pada tabel diatas dinyatakan bahwa kerapatan udara biasa dibanding
hidrogen adalah +:).+8, daya hantar panas +:?, maka gas hidrogen dapat
digunakan untuk pendi-nginan alternator dengan efektifitas cukup baik. &ari
kelebihan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
+. .erapatan rendah sehingga kerugian gesekan, kebisingan berkurang dan
daya fan untuk mensirkulasikannya *uga rendah
2. .oofisien perpindahan panas tinggi dibanding udara sehingga dapat
menyerap panas lebih banyak.
-. &aya 4antar panas tinggi dibanding udara, sehingga dapat menghantarkan
panas lebih banyak.
8. /idak bersifat korosif.
@. Resiko kebakaran rendah, hidrogen murni tidak membantu ter*adinya
kebakaran.
,. !iaya pemeliharaan rendah, hal ini karena siklus gas tertutup sehingga
kebisingannya ter*aga.
5ntuk men*aga agar temperatur media pendingin tidak meningkat terus, maka
setelah menyerap panas, media pendingin ini harus didinginkan untuk
membuang panas yang di kandungnnya. 0leh karena itu media pendingin
harus didinginkan dan disirkulasikan.
#ebagai media pendingin hidrogen biasanya dengan menggunakan air dengan
melalui bo" cooler atau pipa-pipa air yang diletakkan didalam kerangka stator.
#ebagaimana untuk melewatkan gas hidrogen ke cooler bo" dan celah-celah
kumparan stator dan rotor maka perlu adanya sirkulasi dengan tekanan cukup.
5ntuk mensirkulasi hidrogen dengan menggunakan blower atau rotor maka
perlu adanya sirkulasi dengan tekanan cukup. 5ntuk mensirkulasi hidrogen
dengan menggunakan blower atau rotor blade yang terpasang pada poros
alternator.
#istem sirkulasi hidrogen didalam alternator secara konensional (conentional
hydrogen cooled) dengan menggunakan dua unit blower yang masing-masing
dipasang pada bagian u*ung-u*ung seperti pada gambar berikut :
Diklat Pembidangan EP & TPL 9
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
Gam"ar 5. Si#!em Sir%$la#i Hi*r(en Pen*in(in Al!erna!r Se-ara Kn2en#inal
&. +ara Pen(i#ian 3 Pen(#n(an Hi*r(en
#eperti kita ketahui bahwa gas 4idrogen sangat berbahaya sekali bila bercampur
dengan udara, dapat menimbulkan ledakan (e"plosif), oleh sebab itu perlu hati-
hati dalam penanganannya terutama bila kita akan melakukan pengosongan
(flashing) gas hidrogen dari ruang generator dan sebaliknya *uga harus kita
pahami cara pengisian kembali.
.arena hal tersebut, maka untuk pengisian dan pengosongan (pengeluaran)
dengan menggunakan gas perantara, yaitu gas '0
2
atau B
2
karena gas tersebut
bila tercampur hidrogen tidak eksplosif.
&alam pengisisan dan pengosongan perlu adanya alat deteksi untuk mengetahui
prosentase keberadaan gas diruang alternator. 3lat detektor (gas alternator) ini
biasanya dipasang hanya bersifat sementara. &engan mengetahui prosentase
keberadaan gas tersebut, maka proses selan*utnya dapat dilakukan.
3dapun proses pelaksanaan pengisian dan pengosongan adalah dengan
prosedur sebagai berikut :
Pr#e*$r Pen(i#ian
Pada kondisi ini berarti alternator berisi udara biasa (atmosfir). 'ara pengisian gas
hidrogen kedalam alternator dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara langsung
dan tak langsung.
+ara Lan(#$n( 4
yaitu dengan cara menghisap udara didalam alternator atau membuat acum ruangan
tersebut kemudian gas hidrogen diisikan langsung.
+ara Ti*a% Lan(#$n( 4
Diklat Pembidangan EP & TPL 10
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
cara tidak langsung pengisian dengan media perantara gas '0
2
.
9ula-mula gas '0
2
dimasukkan dengan melalui manifold bagian bawah ruangan alternator agar udara
bisa didorong keluar dengan melalui manifold bagian atas. .emudian setelah gas '0
2
mencapai C ?@= maka pengisiannya dapat dihentikan.
#elan*utnya langkah pengisian gas 4
2
, dengan proses pengisian melalui manifold
bagian atas, karena berat *enis gas '0
2
lebih besar dari gas 4
2
. &engan
memasukkan gas 4
2
tersebut maka gas '0
2
terdorong keluar melalui manifold bagian
bawah dan langsung keluar ke atmosfir. #etelah mencapai C A@= gas 4
2
didalam
ruangan alternator, maka enting gas '0
2
rnuiai ditutup dan dilan*utkan pengisian gas
4
2
sarnpai batas tekanan yang ditetapkan
Prosedur Pengosongan
Prosedur pengosongan gas 4
2
didalam alternator adalah kebalikan dari proses
pengisian, yaitu mula- mula gas 4
2
di enying keluar dan bersama 2 sama dengan
memasukkan gas '0
2
melalui manifold bagian bawah. .emudian setelah tercapai
prosentase gas '0
2
C A) = maka enting dihentikan.
3pabila alternator akan dihentikan lama untuk pemeliharaan, maka '0
2
didalam
harus dikeluarkan, caranya dengan mengalirkan udara kering melaluui manifold atas
dan membuang gas '0
2
ke atmosfir melalui manifold bawah.
Diklat Pembidangan EP & TPL 11
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
Gam"ar 5. Dia(ram #i#!em Ga# Pen*in(in Al!erna!r
'. TEKNIK MEMBONGKAR DAN MEMASANG KOMPONEN GENERATOR
'.1. Pr#e*$r )em"n(%aran
#ebelum peker*aan mengeluarkan rotor dimulai maka baigian-bagian yang harus
dilepas dahulu mempunyai urutan sebagai berikut :
;epas kopling antara generator dan turbine.
;epas kopling antara generator dan e"citer.
;epas pipa-pipa yang berhubungan dengan generator e"citer
baik itu pipa minyak Dumas, minyak perapat, pipa gas 4
2
yang perlu sa*a serta
alat-alat ukurnya.
;epas e".citer dari tempatnya.
;epas breaker (selubung) bagian atas generator berikut
bantalan bagian atas dan bawah dengan rnemasang suport untuk manahan
poros.
;epas pembatas antara kumparan dengan kipas penghembus
(blower shroud dengan blowernya).
Pasang penyangga khusus (remote support) pada u*ung sisi
e"citer.
;epas atau turunkan breaket (selubung) bagian bawah dengan
terlsbih dahulu roemasang penyangga (umumnya besi kanal 4) untuk menahan
rotor.
<ang penting untuk dicatat sebelum melepas peralatan diatas adaiah :
5kur kondisi penyebarisan (aligment centering) antara poros rotor generator dan
poros rotor e"citer.
5kur celah (clearance ) antara labirinth oil seal dengan poros generator dengan
menggunakan fuller gauge (thickness gauge).
Diklat Pembidangan EP & TPL 12
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
5kur celah (clearance ) antara bearing dengan rotor generator menggunakan
lead wire dan inside micro meter.
5kur celah antara cincin perapat minyak untuk gas hidrogen dengan fuller
gauge.
5kur celah antara blower (kipas penghembus).
EFkur celah antara rotor dengan stator dengan alat ukur fuller gauge yang agak
besar % khusus.
Pengukuran ataupun pemanasan lainnya yang dianggap perlu untuk masa
assembling kembali.
4aE - hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembongkaran :
/utupi 9an-4ole, u*ung breaket dan sebagainya dengan lembaran plastik
yang bersih, untuk mencegah masuknya benda - benda asing kedalam stator
generator.
5ntuk memudahkan waktu pemasangan kembali, beri tanda pada manhole
dan u*ung breaket saat sebelum dibuka.
Pastikan air pendingin 4
2
sudah kosong.
Peralatan yang harus dibawa kedalam stator generator harus sesedikit
mungkin, *angan rnernbawa benda-benda yang tak perlu.
Pada waktu memasuki stator generator, gunakan sepatu karet yang lunak
untuk rnenghindari kerusakan isolasi.
Pergunakan peralatan khusus pada waktu rnengeluarkan rotor.
Fangan rnengikat dengan tali kawat (sling) langsung pada poros maupun
badan rotor.
Pastikan bagian-bagian yang diambii sudah lepas dari pengikatnya, baut-
bautnya sudah dilepas demikian pula pasoknya.
Pergunakan baut mata (eye bolt) untuk mengangkat bantalan rotor dan
breaketbreaketnya.
&ata pengukuran dan penandaan ini sangat penting untuk nantinya disesuaikan
dengan standar pemasangan pada buku petun*uk pemeliharaan mesin yang
bersangkutan.
.hususnya untuk mesin-mesin yang sudah tua, biasanya standar yang diminta pada
buku petun*uk sulit diperoleh. Pada halaman berikut beberapa blangko yang dibuat
untuk data - data pembongkaran ataupun pemasangan kembali.
'ontoh 2 contoh pengukuran pada bagian - bagian tertentu sebelum dibongkar
antara lain :
Diklat Pembidangan EP & TPL 13
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
Gam"ar 6. Pen($%$ran Ga) a,ial an!ara Seal rin( *an Glan* #eal
'.&. Pr#e# Pen(el$aran R!r
#ebelum rotor dikeluarkan adalah peker*aan melepas bearing dan bracket
generator (lihat gambar berikut ) setelah selesai peker*aan pelepasan bagian-
bagian yang berhubungan dengan proses pengeluaran rotor, maka kegiatan
selan*utnya adalah mengeluarkan rotor. 3dapun gambaran konstruksi rotor
sebelum dikeluarkan adalah sebagai berikut :
Diklat Pembidangan EP & TPL 14
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR

Gam"ar 7. Kn#!r$%#i R!r Se"el$m Di%el$ar%an.
Untuk mengeluarkan rtr !erlu dilakukan !er"ia!an#!er"ia!an$ %ang meli!uti &
9emoles permukaan pada plat peluncur (skid plate), sepatu luncur (sliding
shoe), pelapis (shim) dan blok penopang rotor (rotor supporting block) dengan
perafin agar peralatan yang saling bergeseran saat rotor ditarik keluar dari stator
dapat meluncur dengan baik.
/akel beserta peralatannya untuk menarik rotor keluar, misalnya sling dan alat
penyambungannya (klem 5).
.apasitas takel tidak perlu harus melampui berat rotor, karena hanya digunakan
untuk menarik pada kumparan yang licin karena sudah dipoles dengan perafin.
.ran angkat (unit crane) yang biasanya selalu tersedia pada setiap P;/5,
lengkap dengan peralatannya misalnya sling besar dan kecil yang dilindungi kain
glass wool, potongan kayu kecil-kecil atau tali rami dan sebagianya untuk
melindungi permukaan rotor agar tidak luka atau cacat sewaktu diangkat dan
dipindahkan keluar.
Rotor support (penyangga rotor) untuk menempatkan rotor setelah keluar dari
stator generator, tempat ini harus sedemikian rupa agar rotor tidak mudah
tergelincir.
#elimut dari terpal atau plastik yang bersih dan tidak mudah terbakar untuk
menutupi rotor dan stator dari debu, kotoran atau benda asing yang masuk ke
dalamnya.
Pemanas (heater) atau lampu untuk men*aga kondisi stator atau rotor agar tidak
lembab sewaktu keadaan terbuka.
Diklat Pembidangan EP & TPL 15
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
5ntuk mengeluar rotor diperlukan peker*aan yang hati-hati, teliti dan dengan
perhitungan yang tepat. Penggunaan metode yang tepat akan memudahkan
pelaksanaan peker*aan tersebut dan mengurangi resiko-resiko yang mungkin ter*adi.
'elah udara antara rotor dan stator generator yang cukup sempit berkisar antara 2 -
- cm, dengan permukaan plat peluncur dan sepatu luncur yang licin karena parafin
kemungkinan ter*adinya pembelokan-pembelokan saat rotor ditarik keluar adalah
sangat besar dan apabila pelaksanaan kurang teliti bisa ter*adi geseran antara
permukaan rotor dan stator.
0leh sebab itu diperlukan cara dan urutan peker*aan yang sistematis untuk
memudahkan pelaksanaannya dan dengan resiko yang sekecil-kecilnya.
!erikut ini diuraikan cara dan urutan peker*aan untuk mengeluarkan rotor yang
sering dipakai disertai gambar dan petun*uknnya secara garis besar..

Gam"ar 8. Penem)a!an )ela)i# *an #e)a!$ l$n-$r )a*a r!r
Pasang plat peluncur dibawah rotor dengan mengangkat rotor sedikit ke atas
menggunakan kran angkat, kemudian letakkan sepatu luncur diantara plat
peluncur dan rotor dengan menggunakan kran angkat dan penopang rotor yang
dipasang pada sisi turbin. #epatu luncur dipasang pada sisi turbin dekat dengan
beban penyeimbang (lihat gambar A). &emikian *uga shim (pelapis) dipasang
sama seperti sepatu luncur tetapi pada sisi e"citer.
Pasang takel tarik pada sisi e"citer lurus dengan poros rotor dan pasang
perlengkapannya siap untuk menarik, perhatikan cara pemasangan tali dan posisi
untuk menarik rotor.
Diklat Pembidangan EP & TPL 16
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
/arik rotor perlahan-lahan, sedikit demi sedikit sambil teliti apakah pada waktu
menarik ada ge*ala rotor miring atau membelok. Fika terlihat ada ge*ala yang
demikian hentikan penarikan dan atur dahulu kedudukan rotor hingga lurus
kembali, tetapi *ika ge*ala demikian tidak ada penarikan bisa dilan*utkan.
Pada saat peker*aan ini dilakukan takel tarik merupakan fungsi yang
mengendalikan sedangkan crane angkat mengikutinya. Penarikan dihentikan bila
shim pada u*ung e"citer sudah tidak berfungsi lagi dan untuk setiap tahap
pemberhentian ini penyangga rotor (profil 4) digunakan menahan sementara
waktu untuk dilakukan perubahan penempatan sling dan pemasangan blok
penopang rotor seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut.

Gam"ar 19. Pemin*ahan )#i#i #lin( *an )ema#an(an "l% )en)an(
r!r.
Pemasangan blok penopang rotor baru dilakukan setelah poros *ournal sisi turbin
sudah melewati selubung (bracket) sisi turbin yang belum dilepas. #etelah posisi
sling dirubah dan blok penopang rotor dipasang penarikan bisa dilakukan kembali.
Penarikan berikutnya dilakukan setahap demi setahap.
'.'. Pr#e*$r Penan(anan.
#etelah proses pengeluaran rotor selesai maka kegiatan selan*utnya adalah
pemeriksaan dan diakhiri dengan penempatan sambil menunggu pemasangan
kembali. .egiatan pemeriksaan komponen-komponen telah diuraikan sebelumnya.
#etelah selesai diadakan pemeriksaan, maka generator, eksiter dan peralatannya
diusahakan dibungkus rapat atau kedap udara dan diberi bahan pengering (silica gel),
Diklat Pembidangan EP & TPL 17
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
agar belitan dan seluruh isolasinya tidak boleh menyerap kelembaban. Fika
diperlukan untuk penyimpanan dalam *angka waktu tertentu, kelembabannya dapat
dilihat pada warna bahan pengering. Fika kondisi kelembabannya tinggi maka perlu
diberikan alat pemanas (heater), dan diusahakan temperaturnya @' diatas
temperatur ruang (ambient temperatur), sehingga perembesan atau kondisi
kelembaban dapat dicegah.
5ntuk mengatasi ketentuan 2 ketentuan yang dipesyaratkan dalam pemasangan
generator, maka perlu diketahui hal 2 hal berikut :
/emperatur dan tahanan isolasi
/ahanan isolasi sangat dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban, tetapi
kelembaban dapat diperbaiki pada bagian-bagian tertentu dengan melakukan
pembersihan dan pengeringan, yang penting bahan isolasi bebas dari semua
retakan (flaws).
#ecara umum nilai tahanan akan dapat dikembalikan pada nilai @)= untuk
setiap kenaikan +)G' pada kasus isolasi kelas 3, tetapi pada isolasi kelas !
tahanan isolasi belitan stator akan bernilai @)= dari aslinya pada setiap
kenaikan temperatur +(G'. 9enurut catatan tahanan isolasi @)) 9H pada 2)G'
bernilai kira-kira +))) 9H pada temperatur -(G'.
Pada kasus belitan rotor, tahanan isolasi akan naik 2 kali untuk setiap kenaikan
temperatur +@G'. 4ubungan antara temperatur dan tahanan isolasi dapat
diterapkan hanya *ika bahan isolasi tidak kotor dan basah.
!erapa harga tahanan isolasi I
3dalah sangat sukar untuk menentukannya secara umum harga minimum
tahanan isolasi secara empiris tergantung ketetapan faktor, antara lain
tegangan, material isolasi dan structure mesin. .onsekuensinya diperlukan
catatan secara periodik yang diperoleh dari pengukuran tahanan isolasi dan
karakteristik isolasi dari mesin.
Jariasi persamaan hitungan untuk harga minmum tahanan isolasi untuk
keamanan diberikan oleh 3E$$ suatu standar rumus :
M
1000
100
KVA
E
=
+
(9eggering selama + menit)
!agaimanapu persamaan diatas memberikan tahanan isolasi minimum untuk
keamanan stator coil pada temperatur ?@G'.
'ontoh : untuk generator @).))) .J3K +-.()) J.
Diklat Pembidangan EP & TPL 18
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
M 2 , 9
500 . 1
800 . 13
1000
100
000 . 50
800 . 13
1000
100
KVA
E
= =
+
=
+
&engan harga diatas pada temperatur ?@G' nilai tahanan isolasi belitan stator
akan tambah naik.
Polari:ation Ende" (PE)
3dalah kemapuan maksimal isolasi menyerap air :
&engan menggunakan megger 2@)) J &'.
Persamaan diatas akan berlaku pada kondisi material isolasi basah. &an standar
persamaan kondisi material isolasi basah atau kering pada percobaan dengan
memberikan.
PE &i atas 2,@ +,@ 2 2,@ &i bawah 2,@
/egangan untuk menentukan selama test penyerapan &' biasanya tidak lebih
dari tegangan normal stator generator dan tidak lebih dari @)) J untuk belitan
rotor. Fika kondisi tempat penyimpanan baik, tidak perlu dilaksanakan
pengeringan.
Pemanasan 1enerator
Pemanasan generator dapat dilakukan *ika tahanan isolasi terlalu rendah, yaitu
dapat melakukan dengan cara :
9engaktifkan space heater pada bagian dalam generator
4eater 2 heater lain.
&ryer (blower set)
Pemanasan dengan pemberian tegangan &'.
Pemanasan dengan pemberian tegangan pada kumparan, sebaiknya dilakukan
secara bertahap, dengan kenaikan temperatur C +)G' untuk setiap satu *am, dan
diatur hingga mencapai temperatur ?@ 2 (@ G'.
'... Pr#e*$r Pema#an(an.
#ecara umum bahwa langkah-langkah pemasangan kembali komponen-komponen
generator adalah kebalikan dari prosedur pembongkaran % pelepasan. 3dapun hal-hal
yang perlu diketahui pada proses kegiatan pemasangan kembali, antara lain :
Diklat Pembidangan EP & TPL 19
PI :
Pen($%$ran me((erin( #elama 19 meni!
Pen($%$ran me((erin( #elama 1 meni!
; 1<5
PT PLN (PERSERO)
PUSDIKLAT
BID KITERM
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. GENERATOR
Pergunakan peralatan khusus pada waktu memasang kembali rotor dengan cara
kebalikan pada saat mengeluarkan.
Pastikan tidak ada benda-benda lain yang ketinggalan dalam stator.
Fangan mengikat dengan tali langsung pada poros rotor maupun badan rotor.
1anti semua gasket pada sambungan-sambungan dengan yang baru.
Pastikan dudukan bantalan dan perapat minyak telah bersih.
Pastikan semua baut tidak ada yang kendor.
'.5. Ali(nmen!.
Peker*aan alignment atau penyebarisan generator - e"citer dilaksanakan setelah
turbin - generator dikopel untuk mendapatkan hasil alignment yang baik ukuran-
ukuran standar yang dipakai ialah sesuai dengan petun*uk buku peralatan yang
bersangkutan.
9elakukan alignment antara 1enerator dan $"citer tidak semua unit pembangkit
sama, hal ini tergantung dari sistem eksitasinya. 'ontoh bila eksitasi statik maka tidak
ada peker*aan alignment generator dan eksiter. .ecuali peker*aan alignment antara
generator dan turbin.
!eberapa hal yang perlu diperhatikan dalam alignment kopling, antara lain :
Permukaan kopling harus bersih dari goresan-goresan agar permukaan dapat flat
dengan permukaan kopling rotor generator.
5ntuk meratakan permukaan kopling *angan sekali-kali menggunakan kikir, tetapi
gunakan scraper dan permukaan selalu dimonitor dengan alat pendeteksi kerataan
permukaan yang akurat. Fangan sampai permukaan kopling membentuk lekukan.
!ila antara dua kopling terdapat pasak, maka toleransi kelonggaran yang
diperbolehkan antara ),)+ mm - ),)2@ mm agar mudah pengaturannya.
Pengaturan alignment kopling e"citer disesuaikan dengan kondisi kopling rotor
generator dan kopling e"citer sedikit turun ( ),)8 - ),)? mm ) dan *arak ( gap ) piringan
kopling sebanding ( +mm ) diukur dari 8 posisi (atas bawah kiri kanan).
Diklat Pembidangan EP & TPL 20

Anda mungkin juga menyukai