Kata Pengantar
•Cellulose
•adalah salah satu komponen terpenting dalam kayu. Cellulose merupakan sebuah polimer yang
terbentuk dari jumlah besar senyawa glucose ( sugar ) yang tergabung bersama membentuk ikatan kimia
Berbeda dengan cellulose, Hemi cellulose adalah polimer dengan rantai yang
lebih pendek, bercabang, terbentuk dari beberapa jenis / type glucose ( sugar ).
Hemicellulose lebih rendah stabilitas kimianya, akan banyak mengalami
degradasi dan terbuang saat proses pulping dan bleaching bila dibandingkan
dengan cellulose.
Lignin adalah komponen non karbohidrat, terbentuk sebagai polimer yang sangat
kompleks, yang bersambungan secara bersilang.
Komponen Dasar Kayu
•Extractives adalah campuran senyawa yang sangat kompleks yang berada didalam
atau di sekitar pembuluh kayu. Berfungsi melindungi kayu dan merupakan racun bagi
jamur. Bahan tersebut sebagaian besar adalah : terpentine, asam-asam lemak, resin,
starch, phenol
Cellulose 45 42
Hemicellulose 30 27
Lignin 20 28
Extractives 5 3
Urutan Proses Pulp
Flow Sheet Sederhana PM 9
Digester Plant
Tipe Digester
Sejarah Digester Plant
Deskripsi Proses Pemasakan G2
Siklus Pabrik Pulp
Siklus Pabrik Pulp
Teory Dasar
Teory Dasar
Tipe Proses Kimia Pulp
Wood Preparation
• Prinsip dasar :
• Prinsip dasar :
• Menjaga kualitas pulp yang baik dan seragam
• Menghasilkan % yield yang tinggi
• Kebutuhan power dan steam yang rendah
• Ramah lingkungan
Flow Sederhana Pulp Making 9
Fungsi Utama
Cooking ( Pemasakan )
Tujuan : melarutkan komponen lignin dalam kayu dengan menggunakan
chemicals dan panas.
Untuk mendapatkan keseragaman kualitas pulp cooking, diperlukan
kualitas chip yang baik dan seragam.
White Liquor : cairan hasil caustisizing green liquor ( RC ) yang siap
digunakan sebagai cairan pemasak
Komposisi :
Sodium Hydroxide : NaOH
Sodium Sulfide : Na2S
Na2S ( % ) 23 - 30 20 - 27
Parameter Pengendali :
1. Derajat delignifikasi ( Kappa Number )
2. Yield
3. Residual Alkali
4. Viscosity
5. % Reject
“ Tingkat cooking ditentukan dengan jumlah lignin yang masih tertinggal
dalam pulp cooking, dan diukur sebagai harga Kappa Number “
“ Untuk tipe kayu tertentu, pada kondisi chemical concentration dan H factor
yang sama, pulp hasil cooking seharusnya mempunyai kualitas yang sama “
Parameter Proses
Umpan Alkali :
Sebagai ukuran jumlah chemicals ( cairan pemasak ) yang diumpankan dalam
proses cooking dalam digester. Biasanya dinyatakan dalam % AA atau % EA
berdasar berat kering ( ODT ) chip
Ratio Cairan Pemasak
Sebagai perbandingan volume cairan berat chip yang berada didalam digester.
Biasanya dinyatakan dalam m3/BDT atau % EA berdasar berat kering ( ODT ) chip
• 1. Kappa Number
• 2. Viskositas
• 3. Brightness Blow Line
• 4. Sodaloss Blow Line
Screening & MCO2
Pencucian
• Tujuan : secara ekonomis mengurangi jumlah maksimum zat Organik
dan an-Organik yang terlarut,
• Organik dibakar di dalam boiler untuk mendapatkan energi.
• An-Organik di daur ulang dan digunakan didalam pulping.
• Padatan-padatan terlarut yang dibawa bercampur dengan proses
bleaching
dan proses paper making.
3. Drainage rate
Kemampuan suspensi pulp untuk mengganti black liquor dengan air
pencuci dengan bantuan gaya gravitasi, vacum, atau tekanan.
4. Dilution factor
Jumlah kelebihan air pencuci yang digunakan padaproses pencucian
black liquordalam pulp, dan dinyatakan :
Dilution factor ( DF ) = laju air pencuci – air dalam pulp
Laju alir pulp
Pengertian Dasar
5. Soda Loss
Soda yang equivalent dengan consentrasi Na2SO4 yang masih
tertinggal dalam pulp atau sejumlah soda yang harus di”make up”
( dilakukan di Recovery Boiler section ) untuk menjaga keseimbangan
sodium ( Na ) dalam sistim Pulp Mill yang komplex
2. Displacement Washing
Pulp yang belum dicuci diendapkan di dalam pit ( kolam )
untuk membuang ( drain ) liquor. Dengan bantuan bahan
kimia tertentu ( sulfur ), maka pulp akan terapung bersama
air sehingga black liquor akan turun sampai tingkat
pencucian yang dikehendaki ( jumlah sisa black liquor pada
pulp ).
Mekanisme Pencucian
• Pulp yang masuk dan yang keluar dari Pressure Diffuser hampir sama
yaitu kira-kira 10%.
Prinsip pengoperasian :
1. Stock encer dari tangki pulp diumpankan masuk kedalam thickener.
2. Pulp mengalami pencucian oleh air pencuci melalui liquid distribution
boxes.
3. Press tadi mengentalkannya hingga konsistensi yang lebih tinggi. Press
yang terbaru dapat mencapai konsistensi discharge 28 – 35 %.
4. Pulp yang dihasilkan di encerkan pada konsistesi tertentu dengan
cairan
dari tahap sebelumnya untuk diumpankan ke proses selanjutnya.
Compact Press
Compact Press
1. Pekerjaan dengan pencairan dan pengkompresan
2. Konsistensi inlet 6 – 8 %
3. Konsistensi outlet 15 – 32 %
Prinsip pengoperasian :
1. Stock encer pulp diumpankan masuk kedalam Rotary Drum melalui 2
buah distribusi screw.
2. Pulp mengalami pencucian oleh air pencuci melalui liquid ditribution
boxes.
3. Pulp kemudian dipress oleh 2 rotary drum yang mengentalkannya hingga
konsistensi yang lebih tinggi. Press yang terbaru dapat mencapai
konsistensi discharge 28 – 32 %.
4. Pulp kemudian dipindahkan dari rotary drum oleh doctor blade dan
ditekan masuk ke discharge screw.
5. Pulp yang dihasilkan di encerkan pada konsistesi tertentu dengan cairan
dari tahap sebelumnya untuk diumpankan ke proses selanjutnya.
Wash Filter
Wash Filter
1. Permulaan Pembentukan Sheet
Cell yang terendam terisi dengan filtrat dengan maksud supaya suspensi
pulp yang memenuhi vat membentuk static pressure sehingga sheet bisa
terbentuk. Static pressure akan meningkat dari nol tergantung dari level
dalam vat. Kelebihan filtrat akan di drain ke cylcone.
2. Pembentukan Sheet Akhir
Lembaran pulp dibentuk oleh kevakuman filter saat drum berputar
3. Kenaikan Konsistensi
Cairan dalam pulp terus diekstrak dankosistensi naik oleh pengaruh
kevakuman filter.
4. Sektor pencucian
Pengekstrakan cairan dalam pulp terus berlangsung dan cairan pencuci
disemprotkan pada permukaan pulp sheet untuk menggantikan sebagian
cairan yang di ekstrak. Pada sector ini konsistensi akan naik dengan
cepat sehingga konsistensi yang diinginkan tercapai.
5. Pelepasan pulp sheet dari drum
Untuk pelepasan pulp pada akhir pencucian dibantu dengan udara tekanan
rendah dari blower.
Evaluasi peralatan pencucian
Untuk mengetahui performance dari peralatan
pencucian
biasanya dinilai dalam hasil analisa laboratory
dalam bentuk :
1. Soda loss
2. COD
3. BOD
4. TSS
5. Brightness MCO2
Di Pulp Making 9 hanya dicek item 1, 2 dan 5.
Pressure Screen
• 1.Serat dengan
konsistensi 1 – 3%
diumpankan ke dalam
screen
• Design Screen
1. konfigurasi aliran
2. jenis dari mekanisme pembersihan plate
3. jenis dari perforasi(lubang-lubang, celah
4. kecepatan rotor (rpm)
• Variabel-variabel pengoperasian
1. laju alir stock (penurunan tekanan disepanjang screen)
2. konsistensi umpan
3. laju reject
4. ukuran perforasi plate screen
5. temperatur stock
6. laju alir pengenceran ke penyaring
Delignifikasi
Delignifikasi Oksigen/Oxygen
Delignification
Jika diperlukan pengurangan bilangan kappa pada proses
bleaching hingga kappa 10, pilihan kita adalah :
Extended delignification
Oxygen delignification
2. Degradasi Karbohidrat
Viskositas
Kekuatan Pulp
3. Selektifitas
Viskositas/Kappa
Tujuan
Meningkatkan brightness pulp.
Meningkatkan kebersihan pulp.
Mengeluarkan kotoran.
Metode Bleaching:
Bahan kimia :
• Chlorine gas ( C ) – Chlorination
• NaOH ( E ) – Ekstraksi
• CLO2 ( D ) – Chlorine dioxida
• NaCLO / Ca(CLO)2 (H ) – Hypo chloride
• O2 (O ) – Oksigen
• H2O2 ( P ) - Peroxide
• O3 ( Z ) – Ozone
• EDTA ( Q) – Chelating agent
• Enzyme ( X )
• Peracid ( Pa ) – CH3COOH atau ( Px ) – H2SO5
Bleaching proses
Tahapan bleaching :
• Kraft Brightness
• CEDED 85 - 88
• CEHDED 88 - 92
• O ( CD ) ( EO ) D 85 - 90
• CEHH 70 - 80
• CEHD 85 – 88
Pada setiap tahap sering menggunakan :
• Mixer.
• Tower reaksi.
• Alat pencuci.
Bleaching proses
Chlorination
• Tujuan : Delignifikasi
• Kondisi proses :
» Temp 45 – 50 oC
» Konsistency 3 – 5% atau 10 – 12%
» PH 1 – 2
» Retention time 1 jam
Reaksi CL2 dalam air :
• CL2 + H2O HCLO2 + HCL PH = 4
• HCL H+ + CL- PH = 2
• HOCL H+ + OCL- PH = 8
• Pada PH < 2 CL2 dominan.
• Pada PH 4 – 8 Asam hypokhlorous dominan.
• Pada PH > 8 Hypokhlorit dominan.
• CL2 solubility = setiap temperatur turun 10 0C maka kelarutan CL2 gas naik 2x
lipat.
• Kesetimbangan CL2 dalam air pada berbagai pH
Bleaching Proses
Reaksi CL2 dengan lignin :
1. pH rendah
2. Temperatur rendah
• Tambahan senyawa radikal ClO2
Bleaching proses
Keuntungan :
1. Zat delignifikasi yang efektif.
2. Penghapus shieve dan kotoran.
3. Harga murah dibanding zat kimia lainnya.
Kerugian :
1. Menghasilkan dioxin dan organic chloride.
2. Konsistensi yang rendah menghasilkan volume limbah asam yang banyak.
3. Korosif dan biaya tinggi.
4. Bereaksi dengan serat.
5. Yield turun.
Ekstraksi Alkali :
Tujuan melarutkan ligni dan komponen warna yang terkhlorinasi dan teroksidasi
setelah bereaksi dengan pulp.
Variabel :
1. Temperatur 70 – 85 C.
• Retention time 1 jam.
1. Charge kaustic.
2. pH 10,5 – 11,0.
Bleaching proses
Ekstraksi oksidasi :
1. Zat pengoksidasi ditambahkan pada ekstraksi alkali.
2. Zat pengoksidasi yang digunakan adalah :
a. Oksigen ( EO )
b. Hidrogen peroksida ( EP )
c. Oksigen dan Peroksida ( EOP )
Tujuan :
1. Mengurangi pemakaian Cl2 dan ClO2.
2. Biaya rendah.
3. Mengurangi khlorin organik dan formasi dioxin.
4. Membutuhkan mixer dan tower up-flow atau tower up-flow down-flow.
5. Hidrogen peroksida ketika dipakai pada kondisi alkali akan bereaksi dengan lignin
dan menghasilkan zat tanpa warna dengan retention 15 menit.
6. Oksigen menghilangkan setengah sisa lignin dalam brown stock tanpa
mengakibatkan kehilangan strengh.
7. Oksigen dianggap sebagai reaksi delignifikasi dan degradasi karbohidrat.
Bleaching proses
Khlorin dioxida ( CLO2 )
pH adalah penting 3,5 sampai 3,8. Sebab jika pH diatas 4 maka ClO2 akan
Membentuk ClO3 ( khlorat ) yang tak aktif dengan lignin.
Kalau pH di bawah 3 maka terbentuk hypochlorous acid yang dapat
merusak
Serat.
Bleaching Proses
• Berat ekivalen :
• ClO2 + e- ClO2
• ClO2 + 3H+ + 2e- HClO + H2O
• HClO + H+ + 2e- Cl- + H20
• ClO2 + 4H+ + 5e- Cl- + 2H2O
• Pembentukan khlorat :
Kerugian :
1. Sifat eksplosif.
2. Biaya mahal.
3. Beracun.
4. Memerlukan peralatan dari titanium.
Bleaching proses
• TCF = Totally Chlorine Free.
CL2 CLO2
1. 0 100 Temp : 70 – 75 0C Brightness dan Viscosity naik.
2. 20 80 Temp : 40 – 45 0C Brightness naik
3. 60 40 Temp : 40 – 45 0C Brightness naik.
4. 50 50 Temp : 50 – 55 0C Brightness dan Viscosity naik
Penutup