Anda di halaman 1dari 8

Konsep Mol dan Hukum DasarKimia

Dalam tulisan ini, kita akan mempelajari konsep mol, konsep persamaan reaksi kimia,
menggunakan konsep mol dalam menentukan jumlah produk yang dihasilkan oleh suatu reaksi
kimia, menuliskan rumus empiris dan rumus molekul senyawa kimia, serta menggunakan
konsep pereaksi pembatas dalam menyelesaikan soal perhitungan kimia.
Dalam kimia, perhitungan jumlah partikel, seperti atom dan molekul, umumnya melibatkan
bilangan yang sangat besar. Untuk menghitungnya secara efisien dan cepat, kita perlu
mengetahui berapa bobot (massa) setiap atom dan molekul. Bobot (massa) setiap atom dapat
dilihat pada tabel periodik. Sementara, untuk menentukan bobot (massa) suatu molekul, dapat
dilakukan dengan menambahkan bobot (massa) setiap atom dalam senyawa tersebut. (lihat :
Massa Atom Relatif, Massa Molekul Relatif, dan Mol)
Bobot (massa) setiap atom dapat ditemukan dalam tabel periodik, sehingga massa suatu
molekul dapat diperoleh dengan cara menambahkan massa setiap atom di dalam senyawa
tersebut. Sebagai contoh, amonia, NH
3
, tersusun atas tiga atom hidrogen dan satu atom
nitrogen. Dengan melihat pada tabel periodik, kita dapat melihat bahwa massa satu atom
hidrogen sama dengan 1,008 sma dan massa satu atom nitrogen adalah 14,00 sma. Dengan
demikian, massa satu molekul amonia dapat diperoleh dengan menjumlahkan massa tiga atom
hidrogen dan massa satu atom nitrogen.
Mr NH
3
= 3 x Ar H + 1 x Ar N = 3 x 1,008 + 1 x 14,00 = 17,024 sma
Contoh lain, pada tabel periodik, kita dapat melihat bahwa massa satu atom tembaga adalah
63,55 sma dan massa satu atom belerang adalah 32,07 sma. Sementara, massa satu atom
oksigen adalah 16,00 sma, sedangkan massa satu atom hidrogen adalah 1,008 sma. Dengan
demikian, massa satu molekul CuSO
4
.5H
2
O adalah sebagai berikut:
Mr CuSO
4
.5H
2
O = 1 x Ar Cu + 1 x Ar S + 4 x Ar O + 5 x Mr H
2
O
= 1 x Ar Cu + 1 x Ar S + 4 x Ar O + 5 x (2 x Ar H + 1 X Ar O)
= 1 x 63,55 + 1 x 32,07 + 4 x 16,00 + 5 x (2 x 1,008 + 1 x 16,00)
= 249,700 sma
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan istilah tertentu untuk menyatakan jumlah.
Sebagai contoh, istilah sepasangmenyatakan jumlah sebanyak 2; satu lusin setara dengan 12;
dan satu rim sama dengan 500. Masing-masing istilah tersebut adalah satuan untuk
pengukuran dan hanya sesuai untuk benda tertentu. Tidak pernah kita membeli satu rim
anting-anting atau satu pasang kertas.
Demikian halnya dalam ilmu kimia. Ketika para ilmuwan membicarakan tentang atom dan
molekul, dibutuhkan satuan yang sesuai dan dapat digunakan untuk ukuran atom dan molekul
yang sangat kecil. Satuan ini disebut mol.
Kata mol mewakili suatu bilangan, yaitu 6,022 x 10
23
, yang umumnya disebut sebagai
bilangan Avogadro. Nama ini diberikan menurut nama Amedeo Avogadro, seorang ilmuwan
yang meletakkan dasar untuk prinsip mol. (lihat : Massa Atom Relatif, Massa Molekul Relatif,
dan Mol)
Bilangan Avogadromerupakan bilangan tertentu untuk sesuatu dan umumnya, sesuatu itu
adalah atom dan molekul. Dengan demikian, mol berhubungan dengan dunia mikroskopis atom
dan molekul. Mol juga berhubungan dengan dunia makroskopis, yaitu bobot (massa). Satu
mol adalah jumlah partikel yang terdapat dalam tepat 12 gram atom C-12. Jadi, 12 gram atom
C-12 tepat mengandung 6,022 x 10
23
atom C-12, yang juga merupakan satu mol atom C-12.
Untuk unsur lainnya, satu mol adalah bobot atom yang dinyatakan dalam gram. Untuk
senyawa, satu mol adalah bobot molekul (senyawa) dalam satuan gram. (lihat : Massa Atom
Relatif, Massa Molekul Relatif, dan Mol)
Massa molekul relatif (Mr) air adalah 18,015 sma. Oleh karena satu mol adalah bobot molekul
(senyawa) dalam satuan gram, maka dapat dikatakan bahwa satu mol air setara dengan 18,015
gram air. Kita juga dapat mengatakan bahwa di dalam 18,015 gram air terdapat 6,022 x
10
23
molekul air. Satu mol air tersusun oleh dua mol hidrogen dan satu mol oksigen.
Mol adalah jembatan yang menghubungkan antara dunia mikroskopis dan makroskopis.
Hubungan antara bilangan Avogadro, mol, dan bobot (massa) atom/molekul adalah sebagai
berikut :
6,022 x 10
23
partikel mol bobot (massa) atom atau molekul (gram)
Sebagai contoh, banyak molekul air yang terdapat di dalam 5,50 mol air adalah sebanyak 5,50
mol x 6,022 x 10
23
molekul/mol = 3,31 x 10
24
molekul air. Sementara, jumlah mol air di dalam 25
gram air adalah sebanyak 25 gram /18,015 gram.mol
-1
= 1,39 mol air.
Konsep mol dapat digunakan untuk menghitung rumus empiris suatu senyawa. Rumus empiris
adalah rumus yang menyatakan perbandingan paling sederhana mol unsur-unsur pembentuk
senyawa. Rumus empiris suatu senyawa dapat ditentukan melalui data komposisi persentase
tiap unsur yang menyusun senyawa tersebut. Komposisi persentase merupakan persentase
berdasarkan bobot (massa) setiap unsur dalam senyawa tersebut.
Penentuan komposisi persentase unsur merupakan salah satu dari analisis pertama yang
dilakukan oleh para kimiawan saat mempelajari senyawa baru. Sebagai contoh, suatu senyawa
mempunyai persentase massa unsur sebagai berikut : 26,4% Na, 36,8% S, dan 36,8% O. Kita
dapat mengasumsikan massa senyawa sebesar 100 gram (basis persentase adalah per 100),
sehingga persentase tersebut dapat digunakan sebagai massa unsur. Dengan demikian, mol
masing-masing unsur dapat ditentukan.
mol Na = 26,4 gram / 22,99 gram.mol
-1
= 1,15 mol Na
mol S = 36,8 gram / 32,07 gram.mol
-1
= 1,15 mol S
mol O = 36,8 gram / 16,00 gram.mol
-1
= 2,30 mol O
Rumus empirissenyawa tersebut adalah Na
1,15
S
1,15
O
2,30
. Angka subskrip pada rumus kimia
harus merupakan bilangan bulat. Dengan demikian, setelah masing-masing angka tersebut
dibagi dengan 1,15, akan diperoleh rumus NaSO
2
. Senyawa tersebut dikatakan memiliki rumus
empiris NaSO
2
. Massa molekul relatif (Mr) untuk rumus empiris tersebut adalah 22,99 + 32,07
+ 2(16,00) = 87,06 gram/mol.
Pada percobaan lain, telah diketahui berdasarkan analisis spektromassa, bahwa senyawa
tersebut memiliki bobot (massa) molekul sebesar 174,12 gram/mol. Bobot (massa) molekul
suatu senyawa menunjukkan jenis dan jumlah masing-masing unsur yang menyusun senyawa
tersebut, bukan perbandingan paling sederhana. Dengan demikian, rumus molekul (formula)
suatu senyawa merupakan kelipatan dari rumus empiris senyawa bersangkutan. Dengan
membagi 174,12 gram dengan 87,06 gram (membagi bobot (massa) molekul sesungguhnya
dengan bobot (massa) molekul relatif), diperoleh angka dua. Hal ini berarti, rumus molekul
(formula) adalah dua kali rumus empirisnya. Rumus molekul (formula) senyawa tersebut
sesungguhnya adalah (NaSO
2
)
2
= Na
2
S
2
O
4
.
Reaksi kimiaadalah proses perubahan dari suatu zat menjadi zat baru. Untuk mempelajari
perubahan yang terjadi di dalam reaksi kimia, para ahli kimia biasanya menggunakan notasi
(simbol) dan dinyatakan dalam persamaan reaksi kimia. Persamaan reaksi kimia menggunakan
notasi kimia (simbol kimia) untuk memperlihatkan proses yang terjadi selama reaksi kimia
berlangsung. Seorang kimiawan menggunakan sesuatu yang disebut reaktan dan membuat
sesuatu yang baru dari reaktan tersebut (disebut produk).
Sebagai contoh, reaksi yang terjadi pada Proses Haber, suatu metode untuk menghasilkan gas
amonia (NH
3
) dari gas nitrogen (N
2
) dan gas hidrogen (H
2
), adalah sebagai berikut :
N
2(g)
+ 3 H
2(g)
2 NH
3(g)
Reaksi tersebut dapat dibaca sebagai berikut : satu molekul gas nitrogen bereaksi dengan tiga
molekul gas hidrogen menghasilkan dua molekul gas amonia.
1 molekul N
2(g)
+ 3 molekul H
2(g)
2 molekul NH
3(g)
1 lusin molekul N
2(g)
+ 3 lusin molekul H
2(g)
2 lusin molekul NH
3(g)
1000 molekul N
2(g)
+ 3000 molekul H
2(g)
2000 molekul NH
3(g)
1 juta molekul N
2(g)
+ 3 juta molekul H
2(g)
2 juta molekul NH
3(g)
1 x 6,022 x 10
23
molekul N
2(g)
+ 3 x 6,022 x 10
23
molekul H
2(g)
2 x 6,022 x 10
23
molekul NH
3(g)
1 mol molekul N
2(g)
+ 3 mol molekul H
2(g)
2 mol molekul NH
3(g)
Ternyata koefisien reaksi pada persamaan reaksi kimia yang telah disetarakan tidak hanya
menyatakan jumlah atom dan molekul, tetapi ini juga menyatakan jumlah mol. Dengan
mengetahui massa molekul relatif (Mr) dari reaktan dan produk, jumlah reaktan yang
dibutuhkan dan jumlah produkyang dihasilkan dapat ditentukan. Sebagai contoh, lihatlah
kembali persamaan kimia pada Proses Haber.
N
2(g)
+ 3 H
2(g)
2 NH
3(g)
1 mol N
2(g)
+ 3 mol H
2(g)
2 mol NH
3(g)
1 mol N
2
= 1 mol x 28,00 gram/mol = 28,00 gram
3 mol H
2
= 3 mol x 2,016 gram/mol = 6,048 gram
2 mol NH
3
= 2 mol x 17,024 gram/mol = 34,048 gram
Dengan mengetahui hubungan massa antara reaktan dan produk, kita dapat mengerjakan soal-
soal stoikiometri. Stoikiometri adalah studi kuantitatif mengenai jumlah reaktan dan produk
yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri pada persamaan kimia menyatakan hubungan
massa.
Pada persamaan reaksi Proses Haber, terlihat bahwa satu mol gas nitrogen dapat bereaksi
dengan tiga mol gas hidrogen untuk menghasilkan dua mol gas amonia. Misalkan kita ingin
mengetahui jumlah gram gas amonia yang dapat dihasilkan dari reaksi 75 gram gas nitrogen
dengan gas hidrogen berlebih. Kuncinya adalah konsep mol. Koefisien pada reaksi yang telah
disetarakan tidak hanya menunjukkan jumlah setiap atom atau molekul saja, tetapi juga jumlah
mol.
Pertama, kita dapat mengubah 75 gram gas nitrogen menjadi mol gas nitrogen. Kemudian kita
dapat menggunakan nisbah (perbandingan) mol gas amonia terhadap mol gas nitrogen dari
persamaanreaksi yang telah disetarakan, untuk mendapatkan jumlah mol gas amonia.
Akhirnya, kita mendapatkan mol amonia dan mengubahnya menjadi bentuk gram.
Persamaannya adalah sebagai berikut :
Massa NH
3
= (75 gram N
2
/28,00 gram N
2
.mol
-1
N
2
) x (2 mol NH
3
/1 mol N
2
) x (17,024 gram
NH
3
/mol NH
3
)
= 91,2 gram NH
3
Nisbah (perbandingan) mol NH
3
terhadap mol N
2
disebut sebagai nisbah (perbandingan)
stoikiometri. Nisbah ini dapat digunakan untuk mengubah mol suatu bahan pada persamaan
reaksi menjadi mol bahan lainnya.
Secara umum, berikut ini adalah langkah-langkah dalam menyelesaikan soal stoikimoetri :
1. Tuliskan terlebih dahulu persamaan reaksi kimia yang telah disetarakan
2. Ubahlah satuan reaktandari gram atau satuan lainnya menjadi satuan mol
3. Gunakan nisbah stoikiometri untuk menentukan jumlah mol produk yang terbentuk
4. Ubahlah mol produk yang dihasilkan menjadi satuan gram atau satuan lainnya
Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi reduksi karat (Fe
2
O
3
) menjadi logam besi dengan
menggunakan karbon (kokas). Persamaan reaksi kimia setaranya adalah sebagai berikut :
2 Fe
2
O
3(s)
+ 3 C
(s)
4 Fe
(s)
+ 3 CO
2(g)
Pada contoh ini, bobot (massa) molekul relatif dari setiap bahan adalah sebagai berikut :
Fe
2
O
3
: 159,69 gram/mol
C : 12,01 gram/mol
Fe : 55,85 gram/mol
CO
2
: 44,01 gram/mol
Misalkan, kita ingin menentukan berapa gram karbon yang diperlukan untuk tepat bereaksi
dengan 1 kilogram karat besi. Langkah pertama yang harus dikerjakan adalah mengubah
kilogram karat besi menjadi gram karat besi, kemudian mengubahnya menjadi mol karat besi.
Langkah berikutnya, kita menggunakan nisbah stoikiometri untuk mengubah dari mol karat
besi menjadi mol karbon. Akhirnya, setelah mendapatkan mol karbon, massa karbon dapat
ditentukan dengan menggunakan massa atom relatif karbon.
1 kilogram Fe
2
O
3
= 1000 gram Fe
2
O
3
Mol Fe
2
O
3
= 1000 gram/159,69 gram.mol
-1
= 6,262 mol Fe
2
O
3
Nisbah stoikiometri C terhadap Fe
2
O
3
adalah 3 : 2
Mol Fe
2
O
3
: Mol C = Koefisien reaksi Fe
2
O
3
: Koefisien reaksi C
6,262 : Mol C = 2 : 3
Mol C = 3/2 x Mol Fe
2
O
3
= 3/2 x 6,262 mol = 9,393 mol C
Massa C = mol C x Ar C = 9,393 mol Cx 12,01 gram C/mol C = 112,8 gram C
Kita juga dapat menghitung jumlah atom karbon yang digunakan untuk bereaksi dengan 1
kilogram karat besi. Pada dasarnya, perhitungan yang digunakan sama, tetapi pada tahap
pengubahan mol karbon menjadi gram karbon, diganti dengan pengubahan mol karbon
menjadi atom karbon dengan menggunakan bilangan Avogadro.
Jumlah Atom C = mol C x Bilangan Avogadro = 9,393 mol C x 6,022 x 10
23
atom C/mol C
= 5,656 x 10
24
atom C
Selanjutnya, kita ingin menentukan berapa gram besi yang dihasilkan dari reaksi 1 kilogram
karat besi. Langkah pertama yang harus dikerjakan adalah mengubah kilogram karat besi
menjadi gram karat besi, kemudian mengubahnya menjadi mol karat besi. Langkah berikutnya,
kita menggunakan nisbah stoikiometri untuk mengubah dari mol karat besi menjadi mol besi.
Akhirnya, setelah mendapatkan mol besi, massa besi dapat ditentukan dengan menggunakan
massa atom relatif besi.
1 kilogram Fe
2
O
3
= 1000 gram Fe
2
O
3
Mol Fe
2
O
3
= 1000 gram/159,69 gram.mol
-1
= 6,262 mol Fe
2
O
3
Nisbah stoikiometri Fe terhadap Fe
2
O
3
adalah 4 : 2
Mol Fe
2
O
3
: Mol Fe = Koefisien reaksi Fe
2
O
3
: Koefisien reaksi Fe
6,262 : Mol Fe = 2 : 4
Mol Fe = 4/2 x Mol Fe
2
O
3
= 4/2 x 6,262 mol = 12,524 mol Fe
Massa Fe = mol Fe x Ar Fe = 12,524 mol Fe x 55,85 gram Fe/mol Fe = 699,47 gram Fe
Dengan demikian, kita dapat meramalkan bahwa pada akhir reaksi, 1 kilogram karat besi dapat
menghasilkan 699,47 gram logam besi. Namun, bagaimana jika setelah melakukan reaksi ini,
kita hanya mendapatkan 525 gram logam besi? Ada beberapa alasan sehingga kita
mendapatkan hasil yang jauh lebih kecil dari yang kita harapkan. Misalkan, reaktan yang
digunakan tidak murni. Atau mungkin saja teknik reaksi yang digunakan tidak begitu baik. Tidak
menutup kemungkinan, reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan (reversibel, lihat :
Kesetimbangan Kimia), sehingga kita tidak akan pernah memperoleh hasil 100% dari perubahan
reaktan menjadi produk.
Efisiensi suatu reaksi kimia dapat ditentukan melalui perhitungan persentase hasil. Hampir di
semua reaksi, kita akan mendapatkan hasil yang lebih sedikit dari yang diharapkan. Hal ini
terjadi karena sebagian besar reaksi merupakan reaksi kesetimbangan (lihat : Kesetimbangan
Kimia) atau karena adanya beberapa kondisi reaksi yang menyebabkan reaksi tidak berjalan
sempurna. Para kimiawan dapat memperoleh efisiensi reaksi dengan menghitung persentase
hasil sebagai berikut :
Persentase hasil =(hasil sesungguhnya/hasil teoritis) x 100%
Hasil sesungguhnya adalah berapa banyak produk yang diperoleh setelah reaksi selesai. Hasil
teoritis adalah berapa banyak produk yang diperoleh berdasarkan perhitungan stoikiometri.
Perbandingan dari kedua hasil ini memberikan penjelasan tentang seberapa efisien reaksi
tersebut. Pada contoh sebelumnya, hasil teoritis logam besi adalah 699,47 gram. Sedangkan
hasil sesungguhnya adalah 525 gram. Oleh karena itu, persentase hasilnya adalah :
% hasil = (525 gram/699,47 gram) x 100% = 75,05%
Persentase hasil 75% bukan merupakan hasil yang terlalu buruk. Akan tetapi, para kimiawan
dan insinyur kimia lebih senang mendapatkan hasil yang lebih besar dari 90%. Salah satu
industri yang menggunakan Proses Habermemiliki persentase hasil yang lebih dari 99%.
Pada beberapa reaksi kimia, reaktan yang disediakan tidak selalu sesuai dengan nisbah
stoikiometrinya. Hal ini berarti, kita akan kehabisan salah satu reaktandan masih menyisakan
reaktan lainnya. Reaktanyang habis terlebih dahulu dikenal dengan istilah pereaksi pembatas.
Pereaksi pembatas menentukan jumlah produk yang akan dihasilkan oleh suatu reaksi kimia.
Berikut ini kita akan membahas bagaimana cara menentukan pereaksi pembatas melalui
contoh berikut :
4 NH
3(g)
+ 5 O
2(g)
4 NO
(g)
+ 6 H
2
O
(l)
Kita mulai dengan 100 gramgas amonia yang direaksikan dengan 100 gram gas oksigen.
Reaktan manakah yang merupakan pereaksi pembatas? Berapakah gram gas nitrogen
monoksida (NO) yang dapat dihasilkan?
Untuk menentukan reaktanmana yang merupakan pereaksi pembatas, kita dapat
menggunakan nisbah (perbandingan) mol terhadap koefisien reaksinya. Kita menghitung
jumlah mol masing-masing dan kemudian dibagi dengan koefisien reaksinya masing-masing
berdasarkan persamaan reaksi kimia yang telah disetarakan. Nisbah mol terhadap koefisien
yang terkecil merupakan pereaksi pembatas.
Mol NH
3
= 100 gram/17,024 gram.mol
-1
= 5,874 mol
Mol NH
3
/koefisien NH
3
= 5,874/4 = 1,468
Mol O
2
= 100 gram/32,00 gram.mol
-1
= 3,125 mol
Mol O
2
/koefisien O
2
= 3,125/5 = 0,625
Gas amonia mempunyai nisbah mol terhadap koefisien sebesar 1,468. Sementara, gas oksigen
mempunyai nilai nisbah 0,625. Dengan demikian, gas oksigen merupakan pereaksi pembatas.
Perhitungan produk yang akan dihasilkan bergantung pada mol gas oksigen.
Nisbah stoikiometri NO terhadap O
2
adalah 4 : 5
Mol O
2
: Mol NO = Koefisien reaksi O
2
: Koefisien reaksi NO
3,125 : Mol NO = 5 : 4
Mol NO = 4/5 x Mol O
2
= 4/5 x 3,125 mol = 2,5 mol NO
Massa NO = mol NO x Ar NO = 2,5 mol NO x 30,00 gram NO/mol NO = 75,00 gram NO
Nilai 75,00 gram NO merupakan hasil teoritis. Jika hasil sesungguhnya adalah 70,00 gram,
persentase hasil reaksi tersebut adalah sebesar (70,00 gram/75,00 gram) x 100 % = 93,33%.
Kita juga dapat menghitung berapa banyak gas amonia yang tersisa. Perhitungan mol gas
amonia yang digunakan dalam reaksi bergantung pada mol gas oksigen sebagai pereaksi
pembatas.
Nisbah stoikiometri NH
3
terhadap O
2
adalah 4 : 5
Mol O
2
: Mol NH
3
= Koefisien reaksi O
2
: Koefisien reaksi NH
3
3,125 : Mol NH
3
= 5 : 4
Mol NH
3
= 4/5 x Mol O
2
= 4/5 x 3,125 mol = 2,5 mol NH
3
Massa NH
3
= mol NH
3
x Ar NH
3
= 2,5 mol NH
3
x 17,024 gram NH
3
/mol NH
3
= 42,56 gram NH
3
Dengan demikian, jumlah gas amonia yang tersisa (tidak digunakan) adalah sebanyak 100 gram
- 42,56 gram = 57,44 gram.

Anda mungkin juga menyukai