Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan masalah kesehatan
yang sedang berkembang di dunia. Yang merupakan tingkat ke enam
terbanyak yang menyebabkan kematian pada tahun 1990. Dan lobal burden
of disease study memperkirakan bah!a peringkat ini akan terus meningkat
men"adi peringkat yang ke # pada tahun $0$0.( %arnes &P'$00()
)tudi pre*alensi PPOK pada tahun 19+, di -nggris dari $(+( pria dan
#0.# !anita yang berumur 1+/.( tahun dengan nilai 01P1 berada $ simpang
baku di ba!ah 01P prediksi' dimana "umlahnya meningkat seiring usia'
khususnya pada perokok. Di 2merika kasus kun"ungan pasien PPOK di
instalasi ga!at darurat men3apai angka 1'4 "uta' ,$..000 memerlukan
pera!atan rumah sakit dan 119.000 meninggal selama tahun $000. )ebagai
penyebab kematian' PPOK menduduki peringkat ke empat setelah penyakit
"antung' kanker' dan penyakit serebro*askular.( )udoyo 5.2' $010)
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang
ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran napas yang tidak
sepenuhnya re*ersible. 6ambatan aliran udara ini bersifat progresif dan
berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang
bera3un7 berbahaya. -stilah penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau
Chronic Obstructif Pulmonary Disease (8OPD) ditu"ukan untuk
mengelempokkan penyakit/penyakit yang mempunyai ge"ala berupa
terhambatnya arus udara pernapasan. -stilah ini mulai dikenal pada akhir
1940an dan permulaan tahun 19.0an. ( )lamet. 6 $00.)
9asalah yang menyebabkan terhambatmya arus udara tersebut bisa
terletak pada saluran pernapasan maupun pada parenkim paru. Kelompok
1
penyakit yang dimasksud adalah %ronkitis Kronik (masalah dalam saluran
pernapasan)' emfisema (masalah dalam parenkim). ()lamet. 6 $00.)
BAB II
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK
2
2.1. Definisi
Penyakit Paru Obstrutif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik
yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat
progressif nonre*ersibel atau re*ersibel parsial.' bersifat progresif' biasanya
disebabkan oleh proses inflamasi paru yang disebabkan oleh pa"anan gas
berbahaya yang dapat memberikan gambaran gangguan sistemik. angguan
ini dapat di3egah dan dapat diobati. Penyebab utama PPOK adalah rokok'
asap polusi dari pembakaran' dan partikel gas berbahaya.( %arnes. &p $000)
2.2 Epidemioloi
%adan Kesehatan dunia ( 56O) memperkirakan bah!a men"elang
tahun $0$0 pre*alensi PPOK akan meningkat seingga sebagain penyebab
kematian akan meningkat peringkatnya dari . ke peringkat ke #. Pada 1$
negara 2sia pasifik' 56O menyatakan angka pre*alensi PPOK sedang berat
pada usia #0 tahun keatas' dengan rata/rata sebesar .'# : dimana hongkong
dan singapura dengan angka pre*alensi terke3il #'4 :.( %arnes.&p' $000)
-ndonesia sendiri belum memiliki data/data pasti mengenai PPOK'
hanya )ur*er Kesehatan ;umah <angga Depkes ;- 199$ menyebubtkan
bah!a PPOK bersama/sama asma bron3hial menduduki peringkat ke . dari
penyebab kematian di -ndonesia. ()udoyo.52 $010)
2.! E"ioloi
3
)etiap orang dapat terpapar dengan berbagai ma3am "enis yang
berbeda dari partikel yang terinhalasi selama hidupnya' oleh karena itu lebih
bi"aksana "ika kita mengambil kesimpulan bah!a penyakit ini disebabkan oleh
iritasi yang berlebihan dari partikel/partikel yang bersifat mengiritasi saluran
pernapasan. )etiap partikel' bergantung pada ukuran dan komposisinya dapat
memberikan kontribusi yang berbeda' dan dengan hasil akhirnya tergantung
kepada "umlah dari partikel yang terinhalasi oleh indi*idu tersebut.()lamet 6'
$00.)
2sap rokok merupakan satu/satunya penyebab terpenting' "auh lebih
penting dari faktor penyebab lainnya. =aktor resiko genetik yang paling sering
di"umpai adalah defisiensi alfa/1 antitripsin' yang merupakan inhibitor
sirkulasi utama dari protease serin.( 2ntonio et all' $00,)
=aktor resiko PPOK bergantung pada "umlah keseluruhan dari partikel/
partikel iritatif yang terinhalasi oleh seseorang selama hidupnya >
a. 2sap rokok
Perokok aktif memiliki pre*alensi lebih tinggi untuk mengalami ge"ala
respiratorik' abnormalitas fungsi paru' dan mortalitas yang lebih tinggi dari
pada orang yang tidak merokok. ;esiko untuk menderita PPOK
bergantung pada ?dosis merokok@nya' seperti umur orang tersebut mulai
merokok' "umlah rokok yang dihisap per hari dan berapa lama orang
tersebut merokok.( 2ntonio et all $00,)
1n*iromental toba33o smoke (1<)) atau perokok pasif "uga dapat
mengalami ge"ala/ge"ala respiratorik dan PPOK dikarenakan oleh partikel/
partikel iritatif tersebut terinhalasi sehingga mengakibatkan paru/paru
?terbakar@.
9erokok selama masa kehamilan "uga dapat me!ariskan faktor resiko
kepada "anin' mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan paru/paru
dan perkembangan "anin dalam kandungan' bahkan mungkin "uga dapat
mengganggu sistem imun dari "anin tersebut.
4
b. Polusi tempat ker"a (bahan kimia' Aat iritan' gas bera3un)
3. -ndoor 2ir Pollution atau polusi di dalam ruangan
6ampir # milyar orang di seluruh dunia menggunakan batubara' arang'
kayu bakar ataupun bahan bakar biomass lainnya sebagai penghasil energi
untuk memasak' pemanas dan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya.
)ehingga -2P memiliki tanggung "a!ab besar "ika dibandingkan dengan
polusi di luar ruangan seperti gas buang kendaraan bermotor. -2P
diperkirakan membunuh $ "uta !anita dan anak/anak setiap tahunnya.
d. Polusi di luar ruangan' seperti gas buang kendaraan bermotor dan debu
"alanan.
e. -nfeksi saluran nafas berulang
f. &enis kelamin
Dahulu' PPOK lebih sering di"umpai pada laki/laki dibanding !anita.
Karena dahulu' lebih banyak perokok laki/laki dibanding !anita. <api
de!asa ini pre*alensi pada laki/laki dan !anita seimbang. 6al ini
dikarenakan oleh perubahan pola dari merokok itu sendiri. %eberapa
penelitian mengatakan bah!a perokok !anita lebih rentan untuk terkena
PPOK dibandingkan perokok pria.
g. )tatus sosio ekonomi dan status nutrisi
h. 2sma
i. Bsia
Onset usia dari PPOK ini adalah pertengahan
(2ntonio et all $00,)
2.# P$"ofisioloi
Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ire*ersibel dan ter"adi
karena perubahan stru3tural pada saluran napas ke3il yaitu > inflamasi'
fibrosis' metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama
5
obstruksi "alan napas. ambar 1 memperlihatkan perbedaan lumen saluran
pernafasan orang normal dan PPOK.( Barnes.JP, 2000)
%$m&$' 1. %$m&$'$n p$"oloi s$l('$n n$f$s o'$n no'm$l den$n PPOK.
) S(m&e': Barnes.JP, 2000 )
)eperti telah di"elaskan sebelumnya' bah!a faktor resiko utama dari
PPOK ini adalah merokok. Komponen/komponen asap rokok ini merangsang
perubahan/perubahan pada sel/sel penghasil mukus bronkus dan silia. )elain
itu' silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional
serta metaplasia. Perubahan/perubahan pada sel/sel penghasil mukus dan sel/
sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan
penumpukan mukus kental dalam "umlah besar dan sulit dikeluarkan dari
saluran nafas. 9ukus berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme
penyebab infeksi dan men"adi sangat purulen. <imbul peradangan yang
menyebabkan edema dan pembengkakan "aringan. 0entilasi' terutama
ekspirasi terhambat. <imbul hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang
6
meman"ang dan sulit dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya
peradangan.( 2ntonio et all' $00,)
Komponen/komponen asap rokok tersebut "uga merangsang ter"adinya
peradangan kronik pada paru. 9ediator/mediator peradangan se3ara progresif
merusak struktur/struktur penun"ang di paru. 2kibat hilangnya elastisitas
saluran udara dan kolapsnya al*eolus' maka *entilasi berkurang. )aluran
udara kolaps terutama pada ekspirasi karena ekspirasi normal ter"adi akibat
pengempisan (re3oil) paru se3ara pasif setelah inspirasi. Dengan demikian'
apabila tidak ter"adi re3oil pasif' maka udara akan terperangkap di dalam paru
dan saluran udara kolaps. (2ntonio et all' $00,)
2da beberapa karakteristik inflamasi yang ter"adi pada pasien PPOK'
yakni > peningkatan "umlah neutrofil (didalam lumen saluran nafas)' makrofag
(lumen saluran nafas' dinding saluran nafas' dan parenkim)' limfosit 8D +C
(dinding saluran nafas dan parenkim) terlihat pada gambar $. Yang mana hal
ini dapat dibedakan dengan inflamasi yang ter"adi pada penderita asma.
(8or!in 1&.$001)

7
%$m&$' 2. *e+$nisme infl$m$si p$d$ PPOK )S(m&e', B$'nes.-P.2.../
2.0 Di$nosis
Diagnosis PPOK dimulai dari anamnesis' pemeriksaan fisik' dan
pemeriksaan penun"ang. Diagnosis berdasarkan anamnesis' pemeriksaan fisik
dan foto toraks dapat menentukan PPOK Klinis. 2pabila dilan"utkan dengan
pemeriksaan spirometri akan dapat menentukan diagnosis PPOK sesuai
dera"at penyakit. ( ;ani. 22'$00.)
1. An$mnesis
a. 2da faktor risiko
=aktor risiko yang penting adalah usia (biasanya usia pertengahan)'
dan adanya ri!ayat pa"anan' baik berupa asap rokok' polusi udara' maupun
polusi tempat ker"a. Kebiasaan merokok merupakan satu / satunya penyebab
kausal yang terpenting' "auh lebih penting dari faktor penyebab lainnya.
Dalam pen3atatan ri!ayat merokok perlu diperhatikan apakah pasien
merupakan seorang perokok aktif' perokok pasif' atau bekas perokok.
Penentuan dera"at berat merokok dengan -ndeks %rinkman (-%)' yaitu
perkalian "umlah rata/rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama
merokok dalam tahun. -nterpretasi hasilnya adalah dera"at ringan (0/$00)'
sedang ($00/.00)' dan berat ( D.00) ()lamet.6' $00#).
b. e"ala klinis
e"ala PPOK terutama berkaitan dengan respirasi. Keluhan respirasi
ini harus diperiksa dengan teliti karena seringkali dianggap sebagai ge"ala
yang biasa ter"adi pada proses penuaan. %atuk kronik adalah batuk hilang
timbul selama # bulan yang tidak hilang dengan pengobatan yang diberikan.
8
Kadang/kadang pasien menyatakan hanya berdahak terus menerus tanpa
disertai batuk. )elain itu' )esak napas merupakan ge"ala yang sering
dikeluhkan pasien terutama pada saat melakukan akti*itas. )eringkali pasien
sudah mengalami adaptasi dengan sesak napas yang bersifat progressif lambat
sehingga sesak ini tidak dikeluhkan. Bntuk menilai kuantitas sesak napas
terhadap kualitas hidup digunakan ukuran sesak napas sesuai skala sesak
menurut British Medical Research Council (9;8) (<abel. 1) (2ntonio et all'
$00,)
<abel.1. skala sesak menurut British Medical Research Council (9;8)
)umber> 2ntonio et all' $00,
2. Peme'i+s$$n Fisi+
<emuan pemeriksaan fisik mulai dari inspeksi dapat berupa bentuk
dada seperti tong (barrel chest)' terdapat 3ara bernapas urse lis breathin!
(seperti orang meniup)' terlihat penggunaan dan hipertrofi otot/otot bantu
napas' pelebaran sela iga' dan bila telah ter"adi gagal "antung kanan terlihat
distensi *ena "ugularis dan edema tungkai. Pada perkusi biasanya ditemukan
adanya hipersonor. Pemeriksaan auskultasi dapat ditemukan fremitus
melemah' suara napas *esikuler melemah atau normal' ekspirasi meman"ang'
ronki' dan mengi. ()lamet 6' $00.)
9
!. Peme'i+s$$n Pen(n1$n
a. )pirometri (01P1' 01P1 prediksi' K0P' 01P17K0P)
Obstruksi ditentukan oleh nilai 01P1 prediksi (:) dan atau
01P17K0P (:). 01P1 merupakan parameter yang paling umum dipakai
untuk menilai beratnya PPOK dan memantau per"alanan penyakit. 2pabila
spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan' 2P1 meter !alaupun
kurang tepat' dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau *ariabilitas
harian pagi dan sore' tidak lebih dari $0:. (P% P2PD-' $00.)
Dilakukan dengan menggunakan spirometri' bila tidak ada gunakan
2P1 meter. )etelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak + hisapan' 14 /
$0 menit kemudian dilihat perubahan nilai 01P1 atau 2P1' perubahan 01P1
atau 2P1 E $0: nilai a!al dan E $00 ml. B"i bronkodilator dilakukan pada
PPOK stabil. (P% P2PD-' $00.)
b. ;adiologi (foto toraks)
6asil pemeriksaan radiologis dapat ditemukan kelainan paru berupa
hiperinflasi atau hiperlusen' diafragma mendatar' 3orakan bronko*askuler
meningkat' "antung pendulum' dan ruang retrosternal melebar. 9eskipun
kadang/kadang hasil pemeriksaan radiologis masih normal pada PPOK ringan
tetapi pemeriksaan radiologis ini berfungsi "uga untuk menyingkirkan
diagnosis penyakit paru lainnya atau menyingkirkan diagnosis banding dari
keluhan pasien (OFD' $009).
3. Faboratorium darah rutin
d. 2nalisa gas darah
e. 9ikrobiologi sputum (P% P2PD-' $00.)
%erdasarkan ge"ala klinis dan pemeriksaan spirometri dapat ditentukan
klasifikasi (dera"at) PPOK' yaitu di"elaskan pada table $. (2ntonio et all'
$00,)
10
T$&el 2 . Klasifikasi PPOK
2.2 Di$nosis B$ndin
Diagnosis %anding PPOK adalah
2sma
)OP< ()indroma Obstruksi Pas3atuber3ulososis) adalah penyakit
obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita
pas3atuber3ulosis dengan lesi paru yang minimal.
agal "antung kronik
Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misal >
bronkiektasis' destroyed lun!. ()lamet 6.$00.)
11
T$&el .!. Pe'&ed$$n +linis p$d$ PPOK3 $sm$ &'on+i$l d$n $$l 1$n"(n
+'oni+
2.4. PPOK E+s$se'&$si A+("
1ksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Definisi eksaserbasi akut pada
PPOK adalah ke"adian akut dalam per"alanan alami penyakit dengan
karakteristik adanya perubahan sesak napas yang semakin bertambah' batuk
produktif denga perubahan *olun atau purulensi sputum atau dapat "uga
12
mempunyai ge"ala yang tidak khas seperti malaise' fatigue' dang gangguan
susah tidur. ( )udoyo 52' $010).
Penyebab eksaserbasi akut dapat primer yaitu infeksi trakeobronkial
(biasanya karena *irus)' atau sekunder berupa pneumonia' gagal "antung'
aritmia' emboli paru' pneumotoraks spontan' penggunaan oksigen yang tidak
tepat' penggunaan obat/obatan (obat antidepresan' diuretik) yang tidak tepat'
penyakit metabolik (diabetes melitus' gangguan elektrolit)' nutrisi buruk'
lingkungan memburuk atau polusi udara' aspirasi berulang' serta pada stadium
akhir penyakit respirasi (kelelahan otot respirasi). ()lamet 6' $00.).
e"ala eksaserbasi utama berupa peningkatan sesak' produksi sputum
meningkat' dan adanya perubahan konsistensi atau !arna sputum. 9enurut
2nthonisen dkk. (19+,)' eksaserbasi akut dapat dibagi men"adi tiga tipe' yaitu
tipe - (eksaserbasi berat) apabila memiliki # ge"ala utama' tipe -- (eksaserbasi
sedang) apabila hanya memiliki $ ge"ala utama' dan tipe --- (eksaserbasi
ringan) apabila memiliki 1 ge"ala utama ditambah adanya infeksi saluran
napas atas lebih dari 4 hari' demam tanpa sebab lain' peningkatan batuk'
peningkatan mengi atau peningkatan frekuensi pernapasan D $0: baseline'
atau frekuensi nadi D $0: baseline ()in DD' $00#)
2.5 Pen$"$l$+s$n$$n PPOK
2dapun tu"uan dari penatalaksanaan 8OPD ini adalah > ()lamet.
6'$00.) antara lain>
9en3egah progesifitas penyakit
9engurangi ge"ala
9eningkatkan toleransi latihan
9en3egah dan mengobati komplikasi
13
9en3egah dan mengobati eksaserbasi berulang
9en3egah atau meminimalkan efek samping obat
9emperbaiki dan men3egah penurunan faal paru
9eningkatkan kualitas hidup penderita
9enurunkan angka kematian
Program berhenti merokok sebaiknya dimasukkan sebagai salah satu
tu"uan selama tatalaksana 8OPD. <u"uan tersebut dapat di3apai melalui (
komponen program tatalaksana' yaitu >( )lamet 6' $00.)
1. E6$l($si d$n moni"o' pen7$+i"
PPOK merupakan penyakit yang progresif' artinya fungsi paru akan
menurun seiring ber"alannya !aktu. Oleh karena itu' monitor merupakan
hal yang sangat penting dalam penatalaksanaan penyakit ini. 9onitor
penting yang harus dilakukan adalah e1$l$ +linis dan f(nsi p$'(.
;i!ayat penyakit yang rin3i pada pasien yang di3urigai PPOK atau pasien
yang telah di diagnosis PPOK digunakan untuk e*aluasi dan monitoring
penyakit >
Pa"anan faktor resiko' "enis Aat dan lamanya terpa"an
;i!ayat timbulnya ge"ala atau penyakit
;i!ayat keluarga PPOK atau penyakit paru lain' misalnya asma' tb
paru
;i!ayat eksaserbasi atau pera!atan di rumah sakit akibat penyakit
paru kronik lainnya
Penyakit komorbid yang ada' misal penyakit "antung' rematik' atau
penyakit/penyakit yang menyebabkan keterbattasan aktifitas
;en3anakan pengobatan terkini yang sesuai dengan dera"at PPOK
14
Pengaruh penyakit terhadap kehidupan pasien seperti keterbatasan
aktifitas' kehilangan !aktu ker"a dan pengaruh ekonomi' perasaan
depresi 7 3emas
Kemungkinan untuk mengurangi faktor resiko terutama berhenti
merokok
Dukungan dari keluarga
2. *en('(n+$n f$+"o' 'esi+o
%erhenti merokok merupakan satu/satunya inter*ensi yang paling
efektif dalam mengurangi resiko berkembangnya PPOK dan
memperlambat progresifitas penyakit. ( )lamet. 6' $00.)
)trategi untuk membantu pasien berhenti merokok G 4 2 >
1/. As+ (<anyakan)
6al ini bertu"uan untuk mengidentifikasi semua perokok pada setiap
kun"ungan
2/. Ad6ise (Hasehati)
9emberikan dorongan kuat untuk semua perokok untuk berhenti
merokok
!/. Assess (Hilai)
9emberikan penilaian untuk usaha berhenti merokok
#/. Assis" (%antu)
9embantu pasien dengan ren3ana berhenti merokok' menyediakan
konseling praktis' merekomendasikan penggunaan farmakoterapi
0/. A''$ne (2tur)
&ad!al kontak lebih lan"ut
15
!. T$"$l$+s$n$ PPOK s"$&il
<erapi =armakologis
a. %ronkodilator
)e3ara inhalasi (9D-)' ke3uali preparat tak tersedia 7 tak
ter"angkau
;utin (bila ge"ala menetap) atau hanya bila diperlukan (ge"ala
intermitten)
# golongan >
o 2gonis /$> fenopterol' salbutamol' albuterol'
terbutalin' formoterol' salmeterol
o 2ntikolinergik> ipratropium bromid' oksitroprium
bromid
o 9etilIantin> teofilin lepas lambat' bila kombinasi
/$ dan steroid belum memuaskan
Dian"urkan bronkodilator kombinasi daripada meningkatkan dosis
bronkodilator monoterapi
b. )teroid
/ PPOK yang menun"ukkan respon pada
u"i steroid
/ PPOK dengan 01P1 E 40: prediksi
(dera"at --- dan -0)
/ 1ksaserbasi akut
3. Obat/obat tambahan lain
9ukolitik (mukokinetik'
mukoregulator) > ambroksol' karbosistein' gliserol iodida
2ntioksidan > H/2setil/sistein
-munoregulator
(imunostimulator' imunomodulator)> tidak rutin
16
2ntitusif > tidak rutin
0aksinasi > influenAa'
pneumokokus
<erapi Hon/=armakologis
a. ;ehabilitasi > latihan fisik' latihan endurance'
latihan pernapasan' rehabilitasi psikososial
b. <erapi oksigen "angka pan"ang (D14 "am sehari)>
pada PPOK dera"at -0' 2DJ
PaO$ E 44 mm6g' atau )O$ E
++: dengan atau tanpa hiperkapnia
PaO$ 44/.0 mm6g' atau )aO$
E ++: disertai hipertensi pulmonal' edema perifer karena gagal
"antung' polisitemia
Pada pasien PPOK' harus di ingat' bah!a pemberian oksigen
harus dipantau se3ara ketat. Oleh karena' pada pasien PPOK
ter"adi hiperkapnia kronik yang menyebabkan adaptasi
kemoreseptor/kemoreseptor 3entral yang dalam keadaan normal
berespons terhadap karbon dioksida. 9aka yang menyebabkan
pasien terus bernapas adalah rendahnya konsentrasi oksigen di
dalam darah arteri yang terus merangsang kemoreseptor/
kemoreseptor perifer yang relatif kurang peka. Kemoreseptor
perifer ini hanya aktif melepaskan muatan apabila PO$ lebih dari
40 mm6g' maka dorongan untuk bernapas yang tersisa ini akan
hilang. Pengidap PPOK biasanya memiliki kadar oksigen yang
sangat rendah dan tidak dapat diberi terapi dengan oksigen tinggi.
6al ini sangat mempengaruhi koalitas hidup. 0entimask adalah
17
3ara paling efektif untuk memberikan oksigen pada pasien PPOK.
(5edAi3h' $00.)
3. Hutrisi
d. Pembedahan> pada PPOK berat' (bila dapat
memperbaiki fungsi paru atau gerakan mekanik paru)
T$&el.#. Pen$"$l$+s$n$$n men('(" de'$1$" PPOK ) R$ni.AA3 2..2/
DERA-AT KARAKTERISTIK REKO*ENDASI PEN%OBATAN
)emua
dera"at
6indari faktor pen3etus
Dera"at -
(PPOK
;ingan)
01P1 7 K0P E ,0 :
01P1 +0: Prediksi
a. %ronkodilator ker"a singkat ()2%2'
antikolinergik ker"a pendek) bila perlu
b. Pemberian antikolinergik ker"a lama
sebagai terapi pemeliharaan
Dera"at --
(PPOK
sedang)
01P1 7 K0P E ,0 :
40: 01P1 +0:
Prediksi dengan atau
tanpa ge"ala
1. Pengobatan reguler
dengan bronkodilator>
a. 2ntikoliner
gik ker"a lama
sebagai terapi
pemeliharaan
b. F2%2
3. )imptomati
k
$. ;ehabilitasi
Kortikosteroid
inhalasi bila u"i
steroid positif
Dera"at ---
(PPOK
%erat)
01P1 7 K0P E ,0:K
#0: 01P1 40:
prediksi
Dengan atau tanpa
ge"ala
1. Pengobatan reguler
dengan 1 atau lebih
bronkodilator>
a. 2ntikoliner
gik ker"a lama
sebagai terapi
pemeliharaan
b. F2%2
3. )imptomati
k
$. ;ehabilitasi
Kortikosteroid
inhalasi bila u"i
steroid positif
atau eksaserbasi
berulang
Dera"at -0
(PPOK
sangat
berat)
01P1 7 K0P E ,0:K
01P1 E #0: prediksi
atau gagal nafas atau
gagal "antung kanan
1. Pengobatan reguler dengan 1 atau
lebih bronkodilator>
a. 2ntikolinergik ker"a lama
sebagai terapi pemeliharaan
18
b. F2%2
3. Pengobatan komplikasi
d. Kortikosteroid inhalasi bila
memberikan respons klinis atau
eksaserbasi berulang
$. ;ehabilitasi
#. <erapi oksigen
"angka pan"ang bila gagal nafas
pertimbangkan terapi bedah
#. T$"$l$+s$n$ PPOK e+s$se'&$si
Penatalaksanaan PPOK eksaserbasi akut di rumah > bronkodilator
seperti pada PPOK stabil' dosis (/. kali $/( hirup sehari. )teroid oral
dapat diberikan selama 10/1( ahri. %ila infeksi> diberikan antibiotika
spektrum luas (termasuk ".neumonie, # influen$ae, M catarrhalis).
( )udoyo 5a' $010)
<erapi eksaserbasi akut di rumah sakit>
<erapi oksigen terkontrol' melalui kanul nasal atau *enturi mask
%ronkodilator> inhalasi agonis $ (dosis L frek!ensi ditingkatkan) C
antikolinergik. Pada eksaserbasi akut berat> C aminofilin (0'4
mg7kg%%7"am)
)teroid> prednisolon #0/(0 mg PO selama 10/1( hari.
)teroid intra*ena> pada keadaan berat
2ntibiotika terhadap " neumonie, # influen$a, M catarrhalis.
0entilasi mekanik pada> gagal akut atau kronik
-ndikasi ra!at inap >
1ksaserbasi sedang dan berat
<erdapat komplikasi
-nfeksi saluran napas berat
19
agal napas akut pada gagal napas kronik
agal "antung kanan
-ndikasi ra!at -8B >
)esak berat setelah penanganan adekuat di ruang ga!at darurat atau ruang
ra!at.
Kesadaran menurun' letargi' atau kelemahan otot/otot respirasi
)etelah pemberian oksigen tetapi ter"adi hipoksemia atau perburukan
PaO$ D 40 mm6g memerlukan *entilasi mekanik (in*asif atau non
in*asif)
2.8 P'onosis
Dubia' tergantung dari stage 7 dera"at' penyakit paru komorbid'
penyakit komorbid lain. ( Pb' P2PD-' $00.)
2.1.. Kompli+$si
Komplikasi yang dapat ter"adi pada PPOK adalah gagal napas kronik'
gagal napas akut pada gagal napas kronik' infeksi berulang' dan kor
pulmonale. agal napas kronik ditun"ukkan oleh hasil analisis gas darah
berupa PaO$E.0 mm6g dan Pa8O$D40 mm6g' serta p6 dapat normal. agal
napas akut pada gagal napas kronik ditandai oleh sesak napas dengan atau
tanpa sianosis' *olume sputum bertambah dan purulen' demam' dan kesadaran
menurun. Pada pasien PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan
terbentuk koloni kuman' hal ini memudahkan ter"adi infeksi berulang. )elain
itu' pada kondisi kronik ini imunitas tubuh men"adi lebih rendah' ditandai
dengan menurunnya kadar limfosit darah. 2danya kor pulmonale ditandai
oleh P pulmonal pada 1K' hematokritD40 :' dan dapat disertai gagal
"antung kanan (PDP-' $00#).
20
BAB III
KESI*PULAN
Penyakit Paru Obstrutif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik
yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat
progressif nonre*ersibel atau re*ersibel parsial.' bersifat progresif' biasanya
disebabkan oleh proses inflamasi paru yang disebabkan oleh pa"anan gas
berbahaya yang dapat memberikan gambaran gangguan sistemik. angguan
ini dapat di3egah dan dapat diobati.
%adan Kesehatan dunia ( 56O) memperkirakan bah!a men"elang
tahun $0$0 pre*alensi PPOK akan meningkat seingga sebagain penyebab
21
kematian akan meningkat peringkatnya dari . ke peringkat ke #. )edangkan di
-ndonesia sendiri belum memiliki data/data pasti mengenai PPOK' hanya
)ur*er Kesehatan ;umah <angga Depkes ;- 199$ menyebutkan bah!a PPOK
bersama/sama asma bron3hial menduduki peringkat ke . dari penyebab
kematian di -ndonesia.
=aktor yang sangat berperan untuk ter"adinya PPOK adalah rokok
diasamping polusi dan inhalasi gas/gas lain bisa "uga memepengaruhi.
Patogenesis dari PPOK dia!ali ter"adinya inflamasi yang diperkuat oleh
iritan rokok yang kronik menyebabkan ter"adinya kerusakan "aringan paru
sehingga menyebabkan desktruksi parenkim paru' hipersekresi mu3us'
kerusakan pada mukosilia pada saluran pernafasan yang bersifat irre*ersible
yang menyebabkan ter"adinya gangguan aliran udara yang dapat
menyebabkan obstruksi saluran nafas.
DAFTAR PUSTAKA
1. 2ntonio et all $00,. lobal )trategy for the Diagnosis' 9anagement' and
Pre*ention of 8hroni3 Obstru3ti*e Pulmonary Disease. B)2' p. 1./19
$. %arnes &.Peter $000. 8hroni3 Obstru3tif Pulmonary disease. <he He! 1ngland
&ournal of 9edi3ine. 0olume #(#
#. &ames'8. 6ogg 9D et all. $00(. <he Hatural of small/air!ay obstru3tion in
3hroni3 obstru3ti*e pulmonary disease. <he He! 1ngland &ournal of 9edi3ine.
0ol. #40K$.. P. $.(4/$.4#.
(. 8or!in 1& $001. %uku )aku Patofisiologi. &akarta> 18' p. (#,/+.
22
4. Drummond 9%' Dasenbrook 18' PitA 95' et all $011. -nhaled 8orti3osteroids
in Patients 5ith )table 8hroni3 Obstru3ti*e Pulmonary Disease. &ournal of
2meri3an 9edi3al 2sso3iation' p. $(0+/$(1..
.. ;ani 22 $00.. Panduan Pelayanan 9edik. &akarta> Pusat Penerbitan Departemen
-PD =KB-' p. 104/+
,. )udoyo 5 2' )etiyohadi.%' et all.$010. Obstruksi )aluran Pernafasan 2kut.
%uku 2"ar -lmu Penyakit Dalam 1disi 0. &akarta> Pusat Penerbitan Departemen
-PD =KB-' p. $$1..
+. ;oberto ;; et all $00,. Po3ket uide to 8OPD Diagnosis' 9anagement and
Pre*ention. B)2.
9. )in DD' 932lister =2' Paul )=' et all $00#. 9anagement of 3hroni3 obstru3ti*e
pulmonary disease (8OPD). &ournal of 2meri3an 9edi3al 2sso3iation' p $#0$/
$#1$.
10. )lamet 6 $00.. PPOK Pedoman Praktis Diagnosis L Penatalaksanaan di
-ndonesia. &akarta>. p. 1/1+.
11. 5edAi3ha &2' $011. %eon3hodilator therapy for 8OPD. He! 1ngland &ournal
9edi3ine.
1$. P% P2PD-. Panduan Pelayanan 9edik. &akarta> Pusat Penerbitan Departemen
-PD =KB-' $00.. p. 104/
23

Anda mungkin juga menyukai