Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Definisi
Menurut Sarwono (2008), remaja atau adolescence adalah
tumbuh kearah kematangan fisik, soial mau!un !sik!logis, !erioede
!erkembangan selama indi"idu mengalami !erubahan dari masa
kanak#kanak menuju dewasa. Sedangkan menurut $urlok (1%%%)
remaja adalah usia dimana indi"idu berintegrasi dengan mas&arakat
dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang#
orang &ang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan &ang sama,
sekurang#kurangn&a dalam masalah hak, integrasi dalam mas&arakat,
mem!un&ai ban&ak efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa
!uber. 'ermasuk juga !erubahan intelektual &ang menolok,
trans!ortasi &ang khas dari ara ber!ikir remaja memungkinkan untuk
mena!ai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, &ang
ken&ataann&a meru!akan iri khas &ang umum dari !eriode
!erkembangan. Di (ndonesia, batasan remaja &ang mendekati batasan
)** tentang !emuda adalah kurun usia 1+ , 2+ tahun.hal ini
dikemukakan dalam sensus !enduduk 1%80. Menurut mas&arakat
(ndonesia, batasan usia remaja adalah 11 , 2+ tahun dan belum
menikah dengan berbagai !ertimbangan (Sarwono, 2008).
Dalam bahasa latin, remaja diseebut adolescence &ang
berasal dari kata adolesere &ang menjadi tumbuh menjadi dewasa.
Seara )sikologis, masa remaja ialah dimana indi"idu berintegrasi
dengan mas&arakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa
dibawah tingkat orang tua , orang &ang lebih tua, melainkan berada
8
%
dalam tingkatan &ang sama, sekurang , kurangn&a dalam masalah hak
(Sof&an, 200-).
.emaja menurut /$0 adalah remaja lebih konse!tual.
Dalam definisi tentang remaja lebih konse!tual, definisi tersebut
dikemukakan 1 kriteria &aitu biologis, !sikologis dan sosial ekonomi
(Sarwono, 2008).
.emaja menurut Muangman (1%80) sebagaimana dikuti!
oleh Sarwono (2008), adalah suatu masa dimana2
a. (ndi"idu berkembang dari saat !ertama kali ia menunjukkan tanda#
tanda seksual sekundern&a sam!ai ia mena!ai kematangan
seksual.
b. (ndi"idu mengalami !erkembangan !sikologis dan !ola identifikasi
dari kanak#kanak menjadi dewasa.
. 'erjadi !eralihan dari ketergantungan sosial#ekonomi &ang !enuh
ke!ada keadaan &ang relati"e mandiri.
2. 3iri , iri remaja
Menurut $urlok (1%80) sebagaimana dikuti! oleh Sof&an
(200-), masa , masa remaja memiliki iri , iri tertentu &ang
membedakann&a dengan !eriode sebelumn&a. 3iri , iri tersebut
antara lain 2
a. Masa remaja sebagai masa &ang !enting.
$al ini karena !erkembangan fisik &ang e!at dan juga
!erkembangan mental, terutama !ada masa awal memasuki usia
remaja. 0leh karena itu, !erkembangan tersebut menimbulkan
kebutuhan akan !en&esuaian mental dan !erlun&a membentuk
sika!, nilai dan minat baru.
b. Masa remaja sebagai masa !eralihan
10
Dalam !eriode !eralihan, status indi"idu tidak jelas dan terda!at
keraguan akan !eran &ang harus dilakukan. )ada masa ini, remaja
bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Status &ang
tidak jelas ini menguntungkan karena status memberi waktu
ke!adan&a untuk menoba ga&a hidu! &ang berbeda dan
menentukan !ada !erilaku, nilai dan sifat &ang !aling sesuai bagi
dirin&a.
. Masa remaja sebagai masa !erubahan
'ingkat !erubahan dalam sika! dan !erilaku selama masa remaja
sejajar dengan tingkat !erubahan fisik. Selama awal masa remaja,
ketika !erubahan fisik terjadi dengan !esat, !erubahan !erilaku dan
sika! juga berlangsung !esat. 4alau !erubahan fisik menurun,
maka !erubahan sika! dan !erilaku juga menurun.
d. Masa remaja sebagai masa bermasalah
Setia! !eriode, remaja mem!uan&ai berbagai maam masalah,
namun masalah !ada saat usia remaja mereka sulit mengatasin&a.
'erda!at dua alasan bagi kesulitan tersebut, &ang !ertama !ada
masa kanak , kanak setia! masalah selalu dibantu oleh orang tua
dan guru , gurun&a sehingga keban&akan remaja tidak mem!un&ai
!engalaman dalam mengatasi masalah. Masalah &ang kedua karena
!ara remaj merasa dirin&a mandiri sehingga mereka ingin
mengatasi masalahn&a sendiri dan menolak bantuan dari orang
lain.
e. Masa remaja sebagai masa menari identitas diri
Se!anjang usia geng !ada akhir masa kanak#kanak,!en&esuian diri
dengan standar kelom!ok adalah jauh lebih !enting bagi anak &ang
lebih besar dari!ada indi"idualitas. Se!erti &ang telah di tunjukan
dalam hal ber!akaian,berbiara,dan !erilaku anak &ang lebih besar.
11
5adi (dentitas dirin&a &ang di ari remaja beru!a usaha untuk
menjelaskan sia!a diri dan a!a !eranan&a dalam mas&arakat.
f. Masa remaja sebagai masa &ang menimbulkan kekhawatiran
*an&ak angga!an !o!ular tentang remaja &ang mem!un&ai arti
&ang bernilai dan sa&angn&a ban&ak di antaran&a &ang bersifat
negati"e. 6ngga!an stereoatif!buda&a bahwa remaja adalah anak#
anak &ang tidak ra!ih,&ang tidak da!at di !era&a dan enderung
merusak. Men&ebabkan orang dewasa &ang harus membimbing
dan mengawasi kehidu!an remaja muda takut bertanggung jawab
dan bersifat tidak sim!atik terhada! !erilaku remaja &ang normal.
g. Masa remaja sebagai ambang menuju masa dewasa
Semakin mendekati usia kematangan, !ara remaja menjadi gelisah
untuk meninggalkan stereoti! balasan tahhun dan untuk
memberikan kesan bahwa mereka sudah ham!ir dewasa. 0leh
karena itu remaja memusatkan diri !ada status dewasa misaln&a
merokok,minum#minuman keras,menggunakan obat#obatan dan
terlibat dalam !erbuatan seks.
1. )erkembangan remaja
Menurut Sarwono (2008), !roses !en&esuaian diri remaja menuju
kedewasaan ada tiga taha! !erkembangan &aitu 2
a. .emaja 6wal (Early Adolescence)
Seorang remaja !ada taha! ini masih terheran#heran akan
!erubahan#!erubahan &ang terjadi !ada tubuhn&a sendiri dan
dorongan#dorongan &ang men&ertai !erubahan itu. Mereka
mengembangkan !ikiran#!ikiran baru, tertarik !ada lawan jenis,
dan mudah terangsang seara erotis. Dengan di!egang
bahun&asaja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi eroti. 4e!ekaan
&ang berlebih#lebihan ini ditambah dengan berkurangn&a kendali
12
terhada! 7ego8. $al ini men&ebabkan !ara remaja awal sulit
mengerti dan dimengerti orang dewasa.
b. .emaja Mad&a (Middle Adolescence)
)ada taha! ini remaja sangat membutuhkan kawan#kawan. (a
senang kalau ban&ak teman &ang men&ukain&a. 6da
keenderungan 7naristi8, &aitu menintai diri sendiri, dengan
men&ukai teman#teman &ang mem!un&ai sifat#sifat &ang sama
dengan dirin&a. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan
karena ia tidak tahu harus memilih &ang mana2 !eka atau tidak
!eduli, ramai#ramai atau sendiri, o!timis atau !esimis, idealis atau
materialis, dan sebagain&a. .emaja !ria harus membebaskan diri
dari oedi!oes om!le9 (!erasaan inta !ada ibu sendiri !ada masa
kanak#kanak) dengan mem!ererat hubungan dengan kawan#kawan
dari lain jenis.
. .emaja 6khir (Late Adolescence)
'aha! ini adalah masa konsolidasi menuju !eriode dewasa dan
ditandai dengan !ena!aian lima hal di bawah ini.
1) Minat &ang makin manta! terhada! fungsi#fungsi intelek.
2) :gon&a menari kesem!atan untuk bersatu dengan orang#orang
lain dan dalam !engalaman#!engalaman baru.
1) 'erbentuk identitas seksual &ang tidak akan berubah lagi.
+) :gosentrisme (terlalu memusatkan !erhatian !ada diri sendiri)
diganti dengan keseimbangan antara ke!entingan diri sendiri
dengan orang lain.
;) 'umbuh 7dinding &ang memisahkan diri !ribadin&a (private
self) dan mas&arakat umum (The public)
11
B. Miras
1. Definisi
Miras atau minum , minuman keras &ang beralkohol adalah
jenis <6=6 dalam bentuk minuman &ang mengandunng alohol tidak
!eduli bera!a kadar alohol didalamn&a. Majelis >lama (ndonesia
(M>() sudah mengeluarkan fatwa bahwa setetes alohol saja dalam
minuman hukumn&a haram ($awari, 200?).
Minum , minuman keras !ada !eminum alkohol disebut
6lkoholisme adalah keadaan !en&alah gunaan serta ketergantungan
alohol. Sedangkan menurut <ational 3ounil on 6loholism tahun
1%%2 mendefinisikan bahwa alkoholism adalah suatu !en&akit kronis
!rogresi! &ang ditandai dengan hilangn&a ontrol akibat memakai
alohol dengan konsekuensi timbuln&a masalah soial, hukum,
!sikologik dan juga fisik.gangguan !sikriatri aa! kali timbul selama
dalam keadaan keraunan alkohol mau!un selama dalam keadaan
!utus alkohol (Soetjiningsih, 200+).
2. Maam *entuk Miras
6lkohol di !eroleh dari hasil !eragian @ fermentasi madu, gula,
sari buah atau ubi , ubian. Dari !eragian tersebut di !eroleh alohol
sam!ai 1;A, teta!i dengan !roses !en&ulingan (destilasi) da!at
dihasilkan kadar alohol &ang lebih tinggi bahkan mena!ai 100A
(Sanita, 2008).
Dikenal tiga golongan minuman berakohol &aitu golongan 6
berkadar etanol 1A # ;A, misaln&a minuman birB golongan * berkadar
etanol ;A # 20A, se!erti anggurB dan golongan 3 berkadar etanol 20A
1+
# +;A, ontohn&a whiske&, "odka, Mantion $ouse, 5hon& /alker, dan
kam!ut (Sanita, 2008).
:tanol adalah bentuk molekul sederhana dari alohol &ang
sangat mudah disera! dalam saluran !enernakan mulai dari mulut,
eso!hagus, lambung, sam!ai usus halus. Daerah saluran !enernaan
&ang !aling ban&ak men&era! alohol adalah bagian !roksimal usus
halus, disini juga disera! "itamin * &ang larut dalam air, kemudian
dengan e!at beredar dalam darah. 6nggur, be, wiski, gin, dan "odka
adalah jenis , jenis minuman dengan kandungan alkohol sekitar 1A
sam!ai 20A (Soetjiningsih, 200+).
6lkohol meru!akan de!resan Sistem S&araf )usat (SS)),
namun !ada dosis rendah da!at bersifat sebagai stimulant. )ada dosis
sedang da!at men&ebabkan sedasi, eu!horia, mudah terangsang dan
gangguan koordinasi. 6!abila dosis di naikan akan terjadi ataksia,
emosi labil, dan biara &ang kaau. Sedangkan !ada dosis &ang tinggi
da!at men&ebabkan !enurunan kesadaran, gagal nafas, koma dan
kematian (Soetjiningsih, 200+).
6lkohol termasuk Cat adiktif, &aitu Cat tersebut da!at
menimbulkan adiksi (addiction) &aitu ketagihan dan de!endensi
(ketegantungan). )en&alahgunaan <6=6 jenis alohol ini da!at
menimbulkan gangguan mental organi &aitu gangguan dalm fungsi
berfikir, ber!erasaan dan ber!erilaku. Dangguan mental organi ini
disebabkan reaksi langsung alohol !ada neuro tranmiter sel , sel saraf
!usat ($awari, 200?).
1. 'oleransi !eningkatan alkoholik
Mengkonsumsi alkohol setia! hari dan dalam jumlah &ang
makin meningkat maka akan terjadi toleransi, &ang dibagi dalam 1
bentuk &aitu beha"ioral tolerane &aitu refleksi kemam!uan seseorang
1;
unntuk belajar dalam tugas afektifoleh alohol, 'olerans
farmakokinetik &aitu !roduksi dehidrogenese alohol dan mikrosom
s&stem retiulum endo!lasmikk meningkat. 'olerans seluler &aitu
ada!tasi s&stem neuron akibat !eningkatan jumlah konsumsi alohol
(Soetjiningsih, 200+).
)enelitian membuktikan bahwa !en&alahgunaan <6=6 jenis
alohol ini tidak han&a menimbulkan gangguan mental dan !erilaku,
teta!i dalam jangka !anjang da!at menimbulkan gangguan !ada organ
otak, li"er, alat !enernaan, !anreas, otot, janin, endokrin, nutrisi,
metabolism dan resiko kanker ($awari, 200?).
+. :fek dari alkohol
a. Menghilangkan !erasaan &ang menghambat atau mengurangi
b. Merasa lebih tegar berhubungan seara soial
. Merasa senang dan ban&ak tertawa
d. Menimbulkan kebingungan
e. 'idak mam!u berjalan
C. Perilaku
1. Definisi
Menurut !akar , !akar !sikolog mengatakan bahwa !erilaku
manusia berasal dari dorongan &ang ada dalam diri manusia dan
dorongan itu meru!akan salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan
&ang ada dalam diri manusia. Dengan adan&a dorongan tersebut,
menimbulkan seseorang melakukan sebuah tindakan atau !erilaku
khusus &ang mengarah !ada tujuan (Sudarman, 2008)
Menurut 4urt Eewin (1%-0) sebagaimana dikuti! oleh
<otoatmodjo (2001), !erilaku manusia adalah suatu keadaan &ang
seimbang antara kekuatan , kekuatan !endorong (driving forces)
kekuatan , kekuatan !enahan (restining forces). )erilaku ini da!at
berubah a!abila terjadi ketidak seimbangan antara kedua kekuatan
1?
tersebut didalam diri seseorang. Sementara itu menurut Skiner (1%18)
sebagaimana dikuti! oleh <otoatmodjo (2001), !erilaku didefinisikan
sebagai res!on atau reaksi seorang terhada! stimulus rangsangan &ang
datang dari luar.
Dari uraian ini da!at disim!ulkan bahwa &ang dimaksud
!erilaku manusia adalah semua kegiatan atau akti"itas manusia, baik
&ang da!at diamati langsung, mau!un &ang tidak da!at diamati dari
luar, &ang berasal dari dorongan res!on seseorang &ang beraktifitas
guna untuk memenuhi kebutuhan.
2. )embentukan !erilaku
*erdasarkan bentuk res!on terhada! stimulus, !erilaku da!at
dibedakan menjadi dua &aitu !erilaku tertutu! (covert behavior) dan
!erilaku terbuka (overt behavior) <otoatmodjo (2001). )erilaku
tertutu! meru!akan res!on seseorang terhada! stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutu! (o"ert). .es!ons atau reaksi terhada!
stimulus ini masih terbatas !ada !erhatian, !erse!si,
!engetahuan@kesadaran, dan sika! &ang terjadi !ada orang &ang
menerima stimulus tersebut, dan belum da!at diamati seara jelas oleh
orang lain. Sementara !erilaku terbuka meru!akan res!on seseorang
terhada! stimulus dalam bentuk tindakan n&ata atau terbuka. .es!ons
terhada! stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
!raktek, &ang dengan mudah da!at diamati atau dilihat oleh orang lain.
Sebagian besar !erilaku manusia adalah operant respons.
4arena itu, untuk membentuk jenis res!on atau !erilaku ini !erlu
dii!takan adan&a suatu kondisi tertentu &ang disebut operant
conditioning. )rosedur !embentukan !erilaku dalam operant
conditioning ini menurut Skinner (1%18) sebagaimana dikuti! oleh
<otoatmodjo (2001), adalah melalui taha! sebagai berikut 2
1-
a. Melakukan identifikasi tentang hal , hal &ang meru!akan !enguat
atau reinfore beru!a hadiah , hadiah atau rewords bagi !erilaku
&ang akan dibentuk.
b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi kom!onen , kom!onen
keil &ang membentuk !erilaku &ang dikehendaki. 4emudian
kom!onen , kom!onen tersebut disusun dalam urutan &ang te!at
untuk menunjuk ke!ada terbentukn&a !eriilaku &ang dimaksud.
. Dengan menggunakan seara urut kom!onen , kom!onen itu
sebagai tujuan , tujuan sementara, mengidentifikasi reinfore atau
hadiah untuk masing , masing kom!onen tersebut.
d. Melakukan !embentukan !erilaku dengan menggunakan urutan
kom!onen &ang telah tersusun itu. 6!abila kom!onen !ertama
telah dilakukan, maka hadiahn&a diberikan, hal ini akan
mengakibatkan kom!onen atau !erilaku (tindakan) tersebut
enderung akan sering dilakukan. 4alau !erilaku ini sudah
terbentuk, kemudian dilakukan kom!onen (!erilaku) &ang kedua
&ang diberi hadiah (kom!onen utama tidak memerlukan hadiah
lagi), demikian berulang , ulang, sam!ai kom!onen kedua
terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan kom!onen ketiga,
keem!at, dan selanjutn&a sam!ai seluruh !erilaku &ang dihara!kan
terbentuk.
1. )erubahan !erilaku
)erubahan !erilaku umumn&a terjadi melalui tiga ara &aitu
karena ter!aksa (compliance) menghara!kan mem!eroleh imbalan
baik materi mau!un non materi, mem!eroleh !engakuan dari
kelom!ok, terhindar dari hukuman, dan teta! ter!elihara hubungan
baik dengan orang lain, karena ingin meniru atau ingin di!ersamakan
18
(identification), dan karena men&adari manfaatn&a (<otoatmodjo,
2001).
+. Faktor &ang mem!engaruhi !erilaku
Faktor &ang da!at mem!engaruhi !erilaku seseorang menurut
Dreen dalam <otoatmodjo (2001) dibedakan atas2
1). Faktor#faktor !redis!osisi (Predisposing factors)
Faktor#faktor ini menaku!, !engetahuan dan sika! mas&arakat
terhada! kesehatan, tradisi dan ke!era&aan mas&arakat terhada! hal#
hal &ang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai &ang dianut
mas&arakat, tingkat !endidikan, dan tingkat sosial ekonomi.
2). Faktor#faktor !emungkin (Enabling factors)
Faktor#faktor ini menaku! ketersedian sarana dan
!rasarana atau fasilitas kesehatan bagi mas&arakat, misaln&a2 air
bersih, tem!at !embuangan tinja, tersedian&a makanan &ang bergiCi,
kamar mandi &ang bersih dan sebagain&a. 'ermasuk juga fasilitas
!ela&anan kesehatan se!erti !uskesmas, rumah sakit, !oliklinik,
!os&andu, !olindes, !os obat desa, dokter atau bidan !raktek suasta
(*)S), dan sebagain&a. >ntuk ber!erilaku sehat, mas&arakat
memerlukan sarana dan !rasarana !endukung &ang beru!a fasilitas
&ang !ada hakikatn&a mendukung untuk atau memungkinkan
terwujudn&a !erilaku kesehatan.
$al &ang termasuk dalam faktor !emungkin (enabling
factors) adalah keteram!ilan, sumber !ela&anan kesehatan,
lingkungan, dan sebagain&a. Seseorang atau mas&arakat !erlu
mengu!a&akan sejumlah ketram!ilan untuk men&elesaikan semua hal
&ang berhubungan dengan !erilaku. 4etram!ilan &ang dimaksud di
1%
sini adalah keteram!ilan &ang !erlu dikembangkan, bukan
keteram!ilan &ang sudah dikuasai. 4arena ketram!ilan &ang dikuasai
da!at dimasukkan dalam faktor !redis!osisi (predisposing factors).
)erubahan !erilaku akan lebih mudah jika ada as!ek
lingkungan &ang mendukung. Sumber da&a mas&arakat, meli!uti
ketersediaan jasa !ela&anan kesehatan mas&arakat, sarana trans!ortasi,
dan sebagain&a termasuk as!ek lingkungan &ang mem!engaruhi
!erilaku seseorang atau mas&arakat.
1). Faktor#faktor !enguat (Reinforcing factors)
Faktor#faktor !enguat ini terwujud dalam sika! dan
!erilaku orang lain misaln&a orang tua, tokoh mas&arakat, !etugas
kesehatan, atau !etugas &ang lain, &ang meru!akan kelom!ok
referensi dari !erilaku mas&arakat. Sebagai ontoh, seseorang akan
mau melakukan suatu hal tertentu a!abila ada !ihak lain &ang
menontohkan, menganjurkan, memberikan moti"asi sehingga orang
tersebut mau untuk melaksanakann&a.
D. Perilaku Miras pada Remaja
1. Definisi
)en&alahgunaan alkohol untuk minum , minuman keras !ada
remaja adalah suatu bentuk tindakan remaja &ang mengkonsumsi
alkohol &ang mem!un&ai dam!ak terhada! sistem s&araf &ang
menimbulkan berbagai !erasaan bisa meningkatkan gairah keberanian,
sebagian juga bisa men&ebabkan ngantuk, tenang, nikmat sehingga
bisa melu!akan segala kesulitan sesaat. )ada keadaan ini timbuln&a
masalah soial, hukum, !sikologik dan juga fisik.gangguan !sikriatri
aa! kali timbul selama dalam keadaan keraunan alkohol mau!un
selama dalam keadaan !utus alkohol (Soetjiningsih, 200+).
2. Dejala gangguaan mental organik alkoholik
20
Menurut Dadang $awari (200?) Dangguan mental organi
&ang terjadi !ada diri seorang !eminum ditandai dengan gejala , gajala
sebagai berikut 2
a. 'erda!at dam!ak beru!a !erubahan !erilaku, misaln&a
!erkelahian, dan tindakan kekerasan lainn&a, ketidak mam!uan
menilai realitas dan gangguan dalam fungsi sosialdan !ekerjaan
(!erilaku maladaktif). 'erda!at gejala fisiologik sebgai berikut 2
1) )embiaraan adel (slurred s!ek)
2) Dangguan koordinasi
1) 3ara jalan &ang tidak manta!
+) Mata jereng (nistakmus)
;) Muka merah
b. 'am!ak gejala , gejala !esikologik sebagai berikut 2
1) )erubahan alam !erasan (afek @ mood), misaln&a eu!horia atau
disforia.
2) Mudah marah dan tersinggung (iritabi litas).
1) *an&ak biara (melantur).
+) $enda&a atau gangguan !erhatian@konsentrasi. $enda&a ini
sangat besar !engaruhn&a terhada! keelakan lalulintas.
1. 4riteria diagnostik kraunan minum alkohol
Menurut Soetjiningsih (200+), gejala akibat minum alkohol antara
lain &aitu 2
1. Dejala terjadi setelah minum alohol
2. )erubahan dalam tingkah laku dan !sikologis beru!a tingkah laku
agresif, emosi labil, ganggguan dalam !ertimbangan, gangguan
fungsi soial dan !ekerjaan.
1. Dejala tingkahlaku biara kaau @ adel, nistagmus, jalan terhu&ung
, hu&ung, gangguan koordinasi, gangguan !emusatan dan memori,
stu!or atau koma.
+. Dejala diatas bukan oleh karena tindaakan medis lain.
21
E. Faktr dampak !a"# Ber$u%u"#a" de"#a" Perilaku Miras
Masalah &ang berhubungan dengan !erilaku !enggunaan miras
adalah keelakaan lalu lintas !ada remaja &ang mengendarai mobil atau
motor dalam keadaan mabuk. Masalah lainn&a berkaitan dengan
!enggunaan alohol adalah sering bolos di sekolah, !erobaan bunuh diri,
!erkelahiaan dan !en&akit menular seksual (Soetjiningsih, 200+).
)erilaku alkoholik !ada remaja bisa menimbulkan gangguan
tidur, e!at tertidur ta!i tidur tidak n&en&ak. <euro!ati !erifer &ang sering
terjadi !ada !enderita minum alohol karena !enurunan fungsi s&araf di
lengan dan kaki, dan keadaan ini di !erberat dengan keadaan kekurangan
Gitamin *1 dengan gejala kesemutan. Degenerasi Serebelum (otak keil)
sehingga menimbulkan ga&a berjalan se!erti ataksia, gangguan
keseimbangan, dan nistagmus ringan. 4eadaan lainn&a beru!a keraunan
alohol dan keadaan !utus alohol &ang men&ebabkan gangguan !sikiatri
se!erti de!resi, keemasan berat, dan sewaktu , waktu da!at terjadi
!sikosis (Soetjiningsih, 200+).
6da!un !en&ebab seseorang menjadi alkoholik ban&ak fator
&ang terlibat. Dari faktor !sikologis bahwa alkohol dalam jumlah sedikit
da!at mengatasi keadaan emas, gelish, ketegangan, merasa kuat, dan
!era&a diri, dan bisa juga mengurangi rasa n&eri dan mam!u mengatasi
rasa stres sewaktu hari (Soetjiningsih, 200+). Menurut $ermawan (1%8?)
sebagaimana dikuti! oleh 6fiatin (2008), menerangkan bahwa alasan
remaja menggunakan narkoba termasuk di dalamn&a &aitu alohol antara
lain untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan berbaha&a
atau riskan se!erti berkelahi dan ngebut motor, untuk menantang atau
melawa otoritas, misaln&a dari orang tua, guru mau!un hokum, untuk
mem!ermudah !en&aluran dan !erbuatan seks, untuk mele!askan diri dari
kese!ian dan mem!eroleh !engalaman , !engalaman emosional, berusaha
menemukan arti hidu!, untuk mengisi kekosongan !erasaan bosan karena
22
kurang kesibukan, untuk menghilangkan rasa fustasi dan kegelisahan &ang
di sebabkan karena !roblem, dan akibat adan&a dorongan dari teman
seba&a, serta rasa ingin tahu.
F. Duku"#a" Keluar#a
1. Definisi
Dukungan keluarga adalah !erse!si seseorang bahwa dirin&a
menjadi bagian dari jaringan sosial &ang didalamn&a tia! anggotan&a
saling mendukung (4unoro, 2002). Dukungan keluarga didefinisikan
oleh Dottlieb dalam =aenuddin (2002), &aitu informasi "erbal atau non
"erbal, saran, bantuan &ang n&ata atau tingkah laku &ang diberikan
oleh orang#orang &ang akrab dengan sub&ek didalam lingkungan
sosialn&a atau &ang beru!a kehadiran dan hal#hal &ang da!at
memberikan keuntungan emosional atau ber!engaruh !ada tingkah
laku !eneriman&a. Dalam hal ini orang &ang merasa mem!eroleh
dukungan sosial, seara emosional merasa lega karena di!erhatikan,
menda!at saran atau kesan &ang men&enangkan !ada dirin&a.
Menurut Saurasan dalam =aenuddin (2002), dukungan
keluarga adalah keberadaan, ke!edulian, dari orang#orang &ang da!at
diandalkan, menghargai dan men&a&angi kita. )andangan &ang sama
juga dikemukakan oleh 3abb dalam =aenuddin (2002), mendefinisikan
dukungan keluarga sebagai adan&a ken&amanan, !erhatian,
!enghargaan atau menolong orang dengan sika! menerima kondisin&a,
dukungan keluarga tersebut di!eroleh dari indi"idu mau!un kelom!ok.
*erdasarkan bebera!a definisi tersebut, maka da!at
disim!ulkan bahwa dukungan keluarga adalah suatu bentuk ke!edulian
dari keluargan&a &aitu orang tua, saudara, kerabat, bahkan teman dekat
21
&ang saling menghargai, men&a&angi, dan menerima kondisin&a dalam
bentuk !enghargaan, materi, informasi, dan seara emosional.
2. *entuk Dukungan 4eluarga
Menurut 4unoro (2002), bentuk dukungan keluarga terdiri dari
em!at maam dukungan &aitu2
a. Dukungan !enghargaan (Appraisal Support)
Meru!akan suatu dukungan sosial &ang berasal dari keluarga atau
lembaga atau instansi terkait dimana !ernah berjasa atas
kemam!uann&a dan keahliann&a maka menda!atkan suatu
!erhatian &ang khusus.
b. Dukungan materi (Tangible Assistance)
6dalah da!at beru!a ser"is (!ela&anan), bantuan keuangan dan
!emberian barang#barang. )emberian dukungan materi da!at
diontohkan dalam sebuah keluarga atau !ersahabatan.
. Dukungan informasi (Information Support)
Meru!akan dukungan &ang beru!a !emberian informasi, saran dan
um!an balik tentang bagaimana seseorang untuk mengenal dan
mengatasi masalahn&a dengan lebih mudah.
d. Dukungan emosional (Emosional Support)
4eluarga sebagai tem!at &ang aman dan damai untuk istirahat dan
!emulihan serta membantu !enguasaan terhada! emosi.meru!akan
dukungan emosional &ang menaku! ungka!an em!ati, ke!edulian
dan !erhatian terhada! orang &ang bersangkutan misaln&a
!enegasan, reward, !ujian, dan sebagain&a.
1. Sumber Dukungan 4eluarga
Menurut .ook H Doole& dalam 4unoro (2002), ada dua
sumber dukungan keluarga &aitu sumber natural dan sumber artifisial.
Dukungan keluarga &ang natural diterima seseorang melalui interaksi
sosial dalam kehidu!ann&a seara s!ontan dengan orang#orang &ang
berada di sekitarn&a misaln&a anggota keluarga (anak, istri, suami, dan
2+
kerabat) teman dekat atau relasi. Dukungan keluarga ini bersifat non
formal sementara itu dukungan keluarga artifisial adalah dukungan
sosial &ang di ranang kedalam kebutuhan !rimer seseorang misaln&a
dukungan keluarga akibat benana alam melalui berbagai sumbangan
sosial.
Sehingga sumber dukungan keluarga natural memiliki
berbagai !erbedaan jika dibandingkan dengan dukungan keluarga
artifiial. )erbedaan tersebut terletak !ada2
a. 4eberadaan sumber dukungan keluarga natural bersifat a!a adan&a
tan!a dibuat#buat sehingga lebih mudah di!eroleh dan bersifat
s!ontan.
b. Sumber dukungan keluarga &ang natural memiliki kesesuaian
dengan nama &ang berlaku tentang ka!an sesuatu harus diberikan.
c. Sumber dukungan keluarga &ang natural berakar dari hubungan
&ang telah berakar lama.
d. Sumber dukungan keluarga &ang natural memiki keragaman dalam
!en&am!aian dukungan sosial, mulai dari !emberian barang n&ata
hingga sekedar menemui seseorang dengan men&am!aikan salam.
e. Sumber dukungan keluarga &ang natural terbebas dari bebas dan
label !sikologis.
&. Duku"#a" Keluar#a De"#a" Perilaku Miras
Dukungan keluarga adalah informasi atau nasihat "erbal,
bantuan n&ata, atau tindakan &ang diberikan oleh keakraban keluarga atau
dida!at karena kehadiran mereka dan mem!un&ai manfaat emosional atau
efek !erilaku bagi !ihak dan !enerima. Dukungan sosial &ang diberikan
ke!ada !ara !en&alahguna <6)=6 &ang termasuk didalamn&a miras
akan da!at mem!engaruhi !en&alahgunaan alkohol. Dukungan keluarga
tersebut berasal dari orang#orang disekitar remaja tersebut &aitu orang tua,
saudara, teman, kerabat dan lain#lain (=aenuddin, 2002).
2;
Di dalam keadaan &ang normal, lingkungan !ertama &ang
berhubungan dengan anak adalah orang tuan&a, saudaran&a, serta mungkin
kerabat dekatn&a &ang tinggal satu rumah. Melalui lingkungan se!erti
itulah remaja akan mengenal dunia sekitarn&a dan !ola !ergaulan hidu!
serta !ola ber!erilaku sehari#hari. Melalui lingkungan itulah remaja
mengalami !roses sosialisasi awal. 0rang tua, saudara, mau!un kerabat
terdekat laCimn&a menurahkan !erhatiann&a untuk mendidik anak,
su!an&a anak mem!eroleh dasar#dasar !ola !ergaulan hidu! &ang benar
dan baik, melalui !enanaman serta !en&aringan (Soekanto, 1%%0).
Menurrut Siregar (1%%;) dan $awari (1%%?) sebagaimana dikuti!
oleh 6fiatin (2008), keluarga &ang mem!un&ai masalah !en&alahgunaan
narkoba jenis alohol ditandai oleh karakteristik se!erti a&ah tidak mau
terlibat dalam kehidu!an keluarga, ibu &ang dominan o"er!rotektif, sering
terjadi konflik di keluargan&a, orang tua terlalu menuntut keberhasilan
anak sehingga mendorong anak melarikan diri kealam im!ian melalui
minum alohol. 4eluarga &ang mem!un&ai keterikatan keluarga nilai
tradisional &ang kuat dan ada hubungan kasih sa&ang &ang kuat antara
orang tua dan anak, maka dalam keluarga ini memiliki resiko rendah
terhada! !en&alahgunaan narkoba termasuk miras !ada remaja.
2?
'. Kera"#ka Teri
Skema (. Kera"#ka Teri Pe"elitia"
Sumber 2 Dreen dalam <otoatmodjo (2008) &ang dimodifikasi
I. Kera"#ka K"sep
Duku"#a" Keluar#a Meliputi )
# Dukungan )enghargaan
# Dukungan Materi
# Dukungan (nformasi
# Dukungan :mosional
Faktor !emungkin (enabling factors)
4etersediaan sarana atau fasilitas
Faktor !enguat (reinforcing factors)
Dukungan sosial2
Duku"#a" keluar#a
Dukungan tokoh mas&arakat
Dukungan !etugas kesehatan
Faktor !redis!osisi (predisposing factors)
Pe"#eta$ua"
Sikap
Ti"#kat pe"didika"
psikl#i
<ilai#nilai
4e!era&aan
Perilaku Miras
*Mi"um alk$l+
2-
Skema ,. Kera"#ka K"sep Pe"elitia"
J. -aria%el Pe"elitia"
Gariabel#"ariabel &ang diteliti meli!uti 2
1. Gariabel (nde!enden (bebas)
Meru!akan suatu "ariabel &ang menjadi sebab atau timbuln&a "ariabel
de!endent@terikat, atau "ariabel &ang nilain&a menentukan "ariabel
lain ($ida&at, 200-). Gariabel (nde!enden dalam !enelitian ini adalah
dukungan keluarga.
2. Gariabel De!enden (terikat)
Meru!akan "ariabel &ang di!engaruhi atau akibat "ariabel
inde!endent@bebas ($ida&at, 200-). Gariabel dalam !enelitian ini
adalah !erilaku miras di kalangan remaja di desa Sambirejo,
keamatan )lu!uh, Sragen.
K. 'iptisis
$i!otesis dalam !enelitian ini adalah2
$a2 6da hubungan antara dukungan keluarga dengan !erilaku miras
dikalangan remaja Desa Sambirejo, 4eamatan )lu!uh, Sragen.
Perilaku Miras *Mi"um
alk$l+ pada remaja
28

Anda mungkin juga menyukai